BAB I. PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67181/potongan/S2-2013... · dan Anestesi;...
-
Upload
nguyenhanh -
Category
Documents
-
view
230 -
download
1
Transcript of BAB I. PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67181/potongan/S2-2013... · dan Anestesi;...
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan perawatan pasien. Proses
perawatan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi kesehatan serta
dapat melibatkan pelbagai jenis perawatan, departemen, dan layanan. Integrasi
dan koordinasi kegiatan perawatan pasien akan menghasilkan proses-proses
perawatan yang efisien, penggunaan sumber daya manusia dan lainnya yang
efektif, serta kemungkinan kondisi akhir pasien yang lebih baik. Oleh karena itu,
pemimpin menerapkan pelbagai sarana dan teknik untuk mengintegrasi dan
mengkoordinasikan perawatan pasien dengan lebih baik misalnya, perawatan
diberikan oleh tim, kunjungan terhadap pasien dilaksanakan oleh pelbagai
departemen, formulir perencanaan perawatan bersama, rekam medis yang
terintegrasi, manajer-manajer kasus (Frelita et al., 2011)
Rekam medis memfasilitasi dan mencerminkan integrasi dan koordinasi
perawatan. Secara khusus, setiap praktisi kesehatan: perawat, dokter, ahli terapi,
ahli gizi dan professional kesehatan lainnya mencatat pengamatan, pengobatan,
hasil atau kesimpulan dari pertemuan/ diskusi tim perawatan pasien dalam catatan
perkembangan yang berorientasi masalah dalam bentuk SOAP (IE) dengan
formulir yang sama dalam rekam medis, dengan ini diharapkan dapat
meningkatkan komunikasi antar professional kesehatan (Frelita, Situmorang, &
Silitonga, 2011;Iyer Patricia and Camp Nancy, 2004).
Suatu rencana perawatan tunggal dan terintegrasi yang mengidentifikasi
perkembangan terukur yang diharapkan oleh masing-masing disiplin adalah lebih
baik daripada rencana perawatan terpisah yang disusun oleh masing-masing
praktisi. Rencana perawatan pasien harus mencerminkan sasaran perawatan yang
khas untuk masing-masing individu, objektif, dan realistis sehingga nantinya
penilaian ulang dan revisi rencana dapat dilakukan. Untuk mencapai hal tersebut
harus memenuhi elemen-elemen sebagai berikut:
2
1. Perawatan pasien direncanakan oleh dokter, perawat dan profesional
kesehatan lainnya yang bertanggung jawab dalam waktu 24 jam setelah pasien
masuk sebagai pasien rawat inap.
2. Perawatan yang direncanakan bersifat khas untuk masing-masing pasien dan
berdasarkan data penilaian awal pasien.
3. Perawatan yang direncanakan didokumentasikan dalam rekam medis dalam
bentuk perkembangan (sasaran) terukur.
4. Perkembangan (sasaran) yang diantisipasi diperbarui atau direvisi jika
diperlukan berdasarkan penilaian ulang pasien oleh praktisi perawatan
kesehatan.
5. Perawatan yang direncanakan untuk setiap pasien ditinjau dan diverifikasi
oleh dokter yang bertanggung jawab dengan notasi dalam catatan
perkembangan.
6. Perawatan yang direncanakan tersedia.
7. Perawatan yang diberikan untuk setiap pasien ditulis dalam rekam medis oleh
profesional kesehatan yang memberikan perawatan (Frelita, Situmorang &
Silitonga, 2011).
Dokumentasi dalam rekam medis merupakan sarana komunikasi antar profesi
kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Komunikasi yang
dimaksud adalah komunikasi antar profesi yang bertujuan untuk mencegah
kesalahan informasi, koordinasi interdisipliner, mencegah informasi berulang,
membantu perawat dalam manajemen waktunya (Klehr et al., 2009)
Menurut panduan rekam medis disebutkan ada 3 prinsip utama dalam
dokumentasi rekam medis yaitu: komprehensif dan lengkap, berpusat pada pasien
dan kolaborasi serta menjamin dan menjaga kerahasiaan pasien (WHO, 2007).
Banyak kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit disebabkan karena
masalah komunikasi termasuk di bagian keperawatan. Data dari hasil RCA salah
satu rumah sakit di Amerika menunjukkan: 65% sentinel event, (90%
3
penyebabnya adalah komunikasi dan 50% terjadi pada saat serah terima informasi
pasien (JCI, 2006).
Satu tanda kurangnya komunikasi antara berbagai profesi kesehatan adalah
terus digunakannya catatan medis yang terpisah dengan catatan perawatan dan
catatan profesi kesehatan lain untuk merekam kondisi pasien. Catatan yang dibuat
kurang menggambarkan informasi mengenai respon pasien dan hal-hal yang
dirasakan pasien, bahkan banyak pengamatan yang tidak dicatat dalam rekam
medis. Untuk meningkatkan kualitas catatan medis adalah dengan
mengintegrasikan catatan professional kesehatan menjadi satu catatan pasien yang
terintegrasi (Moss, 1994).
RSUP Dr. Sardjito merupakan rumah sakit tipe A pendidikan dan rujukan
untuk DIY dan Jawa Tengah bagian selatan, memberikan pelayanan spesialis dan
subspesialistik dengan 724 tempat tidur dan terbagi dalam 41 ruang rawat inap.
Kondisi saat ini di RSUP Dr. Sardjito, masing-masing profesi melakukan
pendokumentasian catatan perkembangan pada formulir yang terpisah, sehingga
kurang efektif dalam berkomunikasi, masing-masing menulis untuk kebutuhan
profesi sendiri dan kadang-kadang tidak dibaca oleh profesi lain. Ditinjau dari
segi efisiensi, dirasakan kurang efisien karena banyak formulir yang harus diisi
tetapi pengisiannya kurang optimal. Variasi dokumentasi di RSUP Dr Sardjito
terdiri dari dokumentasi untuk rawat jalan, UGD, Hemodialisa, Kamar Operasi
dan Anestesi; rawat inap terdiri dari rawat inap dewasa, anak dan VIP, Ruang high
Care: Stroke, Bedah, Anak; dan Rawat Intensif: dewasa, anak, bayi dan intensif
jantung. Dari beberapa jenis ruang perawatan, yang sudah menerapkan
dokumentasi catatan perkembangan terintegrasi adalah di area Ruang Intensif
dengan menggunakan flowchart khusus.
Kelengkapan dan ketepatan dokumentasi rekam medis di RSUP Dr. Sardjito
dirasa masih belum baik. Hasil wawancara dengan petugas sub komite Forensik
Medik pada tanggal 17 Oktober 2012, yang mempunyai tugas menyiapkan alat
bukti hukum dan permintaan surat keterangan medis didapatkan data 142 rekam
4
medis dari 142 rekam medis yang memerlukan surat keterangan medis selama 10
bulan mulai bulan Januari sampai Oktober 2012 semuanya tidak lengkap/ tidak
sesuai standar.
Pelayanan yang berfokus pasien membutuhkan dokumentasi terintegrasi yang
mewajibkan setiap profesi melakukan pencatatan pada dokumen yang sama.
Metode ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi yang efektif antar profesi,
pencatatan dapat dilakukan lebih optimal karena semua profesi menulis pada
dokumen yang sama, meminimalkan mis komunikasi, menurunkan angka
kejadian tidak diharapkan dan pada akhirnya itu semua bertujuan untuk
meningkatkan keselamatan pasien dan berdampak pada peningkatan mutu
pelayanan (Frelita, Situmorang, & Silitonga, 2011; Iyer Patricia & Camp Nancy,
2004)
Untuk memulai pelaksanaan dokumentasi terintegrasi di RSUP Dr Sardjito
diawali oleh tim standar Care of Patients JCI mengajukan usulan format rekam
medis terintegrasi pasien rawat inap sesuai pada lampiran tabel 11 halaman 80.
Pelaksanaan catatan dokumentasi terintegrasi di RSUP Dr. Sardjito sudah
dimulai sejak 3 September 2012, oleh karena itu perlu dilakukan suatu evaluasi
terhadap pelaksanaan dokumentasi terintegrasi tersebut dari berbagai profesi
sesuai petunjuk teknis yang ada dan persepsi profesi terhadap dokumentasi
terintegrasi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini
adalah: Bagaimanakah keberhasilan pelaksanaan pendokumentasian rekam medis
terintegrasi untuk mengatasi ketidaklengkapan dokumen rekam medis di Instalasi
rawat inap RSUP Dr. Sardjito?
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
Tujuan umum: mengetahui keberhasilan pelaksanaan rekam medis terintegrasi
untuk mengatasi ketidaklengkapan rekam medis rawat inap RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui kelengkapan dan komprehensif pengisian rekam medis,
kegiatan yang berpusat pasien dan kolaborasi antar profesi kesehatan
serta kerahasiaan dokumentasi rekam medis setelah implementasi rekam
medis terintegrasi.
2. Mengidentifikasi persepsi dokter/ perawat/ ahli gizi terhadap manfaat
implementasi rekam medis terintegrasi di RSUP Dr. Sardjito.
3. Mengidentifikasi persepsi dokter/ perawat/ ahli gizi terhadap adanya
hambatan dalam implementasi rekam medis terintegrasi di RSUP Dr.
Sardjito.
4. Mengidentifikasi persepsi dokter/ perawat/ ahli gizi terhadap dukungan
dalam implementasi rekam medis terintegrasi di RSUP Dr. Sardjito.
D. Manfaat Penelitian
Hasil akhir yang diperoleh dari penelitian implementasi rekam medis
terintegrasi ini bermanfaat untuk:
1. Mengatasi ketidaklengkapan rekam medis.
2. Mengetahui faktor penghambat/ pendukung dalam pelaksanaan sehingga
dapat menjadi pembelajaran jika diimplementasikan di tempat lain
3. Manfaat praktis yang dirasakan pasien, petugas kesehatan dan rumah sakit
a. Pasien lebih diperhatikan sehingga pelayanan menjadi lebih optimal
b. Catatan perkembangan pasien lebih mudah dilihat dari satu formulir dapat
mencakup tindakan berbagai profesi kesehatan.
c. Menghindari adanya data ganda.
6
d. Petugas merasa lebih ringan dalam melakukan pencatatan dokumentasi
karena tidak menulis berulang-ulang tentang hal yang sama di berbagai
formulir yang berbeda.
e. Efisiensi jenis formulir dokumentasi rekam medis sehingga anggaran
biaya untuk pengadaan formulir bisa ditekan
E. Keaslian Penelitian
Peneliti telah melakukan penelusuran terhadap penelitian serupa, ternyata
masih sangatlah terbatas penelitian mengenai rekam medis terintegrasi di rumah
sakit. Penelitian serupa belum pernah dilakukan di Indonesia.
Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain adalah:
7
Tabel 1. Keaslian Penelitian
Judul Tujuan Lokasi Peneliti Hasil Persamaan PerbedaanEvaluasiImplementasiRekam Medisdi InstalasiRawat InapRumah SakitPKUMuhammadiyahYogyakarta
Mengidentifikasikarakteristik rekammedisMengidentifikasimanfaat dan hambatandalam implementasirekam medisMengevaluaiimplementasi rekammedis menurutdimensi teknologi,SDM RS, danorganisasi di instalasirawat inap.
RS PKUMuh.Yogyakarta
(Mikrajab,2011)
Delapan respondenmenyatakan kontenrekam medis tidak sesuaikebutuhan, 10 respondenmenyatakan SDM RSkurang mengetahuikomponen, 7 repondenmasih resisten terhadapsistem dan 5 respondenmenyatakan pola kerja diRS tidak mendukungpeningkatan kinerja dibidang teknologiinformasi kesehatan
Menelitievaluasirekammedis danlokasipenelitianstudi kasusdi RS
Evaluasiimplementasirekam medisterintegrasi,subyekpenelitiandokter,perawat danahli gizi
Pengaruhpengetahuandan motivasiperawatterhadapmotivasiperawatterhadapkelengkapandokumentasiasuhankeperawatan
Menganalisispengaruh pengetahuandan motivasiperawat terhadapkelengkapan pengisiandokumentasi asuhankeperawatan padarekam medis di ruangrawat inap RumahSakit Haji Medan.Jenis penelitian surveiexplanatory. Populasi
RumahSakitHajiMedan
(Nelfiyanti,2009)
Variabel pengetahuandan motivasi perawatberpengaruh signifikanterhadap kelengkapanpengisian dokumentasiasuhankeperawatan pada rekammedis (p<0,05),sedangkan variabelhubungan antar pribaditidak berpengaruh(p>0,05). Kelengkapan
Penelitiandokumentasi diRumahsakit,sampelperawat
Evaluasiimplementasirekam medisterintegrasi,subyekpenelitianyaitu dokter,perawat danahli giziMetodepenelitianstudi kasus
8
di ruangrawat inaprumah sakitHaji Medan.
dalam penelitianseluruh perawat diruang rawat inap.Datadiperoleh denganwawancaradan observasi tentangkelengkapan pengisandokumentasi asuhankeperawatan padarekam medis,dianalisis denganregresi bergandaα=0.05.
pengisian dokumentasiasuhan keperawatan padarekam medis (30,4%)kategori cukup lengkap.Variabel gajimemberikan pengaruhyang paling dominanterhadap kelengkapandokumentasi asuhankeperawatan.
eksplanatory.
Perbaikanmutu rekammedismelaluipenerapanprosedur dantambahanpengetahuandi rawat inapRSDKabupatenBekasi
Untuk melihatpengaruh intervensipenggunaan SOPrekam medis,pelatihan, pemantauanterhadap mutu rekammedis di RSDKabupaten Bekasi
RSDkabupatenBekasi
(Rahayu,2009)
Dengan intervensisosialisasi penerapanSOP dan penambahanpengetahuan dapatmeningkatkanpengetahuan, sikap danmutu rekam medis SDM(dokter) secara signifikan(p<0,05)
RancanganpenelitianQuasiEksperimental dengandesignpretest danpostest
Evaluasiimplementasirekam medisterintegrasidenganmetode studikasusdiskriptifeksplanatory
Quality inHealth Care1993;2: 73-
Quality in HealthCare
MorristonHospital,
(Williams et al.,1993)
Patient focus care,Integrated medicalrecord;
Prinsippenerapannya sama
Evaluasimenggunakan panduan
9
74Integratedpatientrecords:another movetowardsquality forpatients
KeeleUniversity
An adequatelysummarised patientrecord on paper isa prerequisite for thesuccessful transfer ofinformation."problemoriented patient record."Above all, sharing ofrecords of the progressof care and of thepatient's response areself evident in improvingthe quality of that care.The goal of seamlesscare,2' with diversedisciplines focusing onoptimum, efficient, andeffective health caredelivery to each andevery patient implies aseamless patient record
tetapi belumdilakukanpenelitiansecara rinci
rekam medisWHO