BAB I Aktivitas Fisik vs Fungsi Kognitif

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan dan kesejahteraan berdampak pada peningkatan usia harapan hidup. Hal ini menyebabkan meningkatnya proporsi lansia dari seluruh populasi dunia. Dalam lima tahun mendatang, baru pertama kalinya dalam sejarah, populasi lansia lebih banyak dibandingkan dengan populasi usia muda. Peingkatan populasi lansia ini terjadi di semua negara, baik di negara maju maupun negara berkembang, namun lebih banyak berada di negara berkembang (World Health Organization, 2013). Dalam situasi global, populasi lansia diprediksikan akan terus meningkat. Populasi lansia di dunia antara tahun 2000 sampai tahun 2050 diperkirakan akan mengalami peningkatan presentase dari 11% menjadi 22%. Sedangkan, untuk jumlahnya diperkirakan akan meningkat dari 605 juta menjadi 2 milyar pada periode tersebut (World Health 1

description

ferere

Transcript of BAB I Aktivitas Fisik vs Fungsi Kognitif

Page 1: BAB I Aktivitas Fisik vs Fungsi Kognitif

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan pembangunan dan kesejahteraan berdampak pada

peningkatan usia harapan hidup. Hal ini menyebabkan meningkatnya proporsi

lansia dari seluruh populasi dunia. Dalam lima tahun mendatang, baru pertama

kalinya dalam sejarah, populasi lansia lebih banyak dibandingkan dengan

populasi usia muda. Peingkatan populasi lansia ini terjadi di semua negara, baik

di negara maju maupun negara berkembang, namun lebih banyak berada di

negara berkembang (World Health Organization, 2013).

Dalam situasi global, populasi lansia diprediksikan akan terus meningkat.

Populasi lansia di dunia antara tahun 2000 sampai tahun 2050 diperkirakan akan

mengalami peningkatan presentase dari 11% menjadi 22%. Sedangkan, untuk

jumlahnya diperkirakan akan meningkat dari 605 juta menjadi 2 milyar pada

periode tersebut (World Health Organization, 2012). Berdasarkan keterangan

dari World Health Organization, pada tahun 2013 di Asia Tenggara populasi

lansia mencapai sekitar 8% atau 142 juta jiwa dan pada tahun 2050 mendatang

akan meningkat 3 kali lipat dari populasi tahun 2013 (Kementrian Kesehatan RI,

2013).

DI Indonesia, populasi lansia pada tahun 2008, 2009, dan 2012 telah

mencapai di atas 7% dari keseluruhan penduduk. Dari presentase tersebut,

penduduk lansia yang paling banyak adalah yang berjenis kelamin perempuan.

1

Page 2: BAB I Aktivitas Fisik vs Fungsi Kognitif

2

Di Indonesia pada tahun 2000 populasi lansia adalah 7,4%, yaitu sekitar

5.300.000, sedangkan pada tahun 2010 populasi lansia adalah 9,77% yaitu

sekitar 24.000.000 juta jiwa, dan pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia

mencapai 2.,800.000 (11,34%) dari total populasi (Kementrian Kesehatan RI,

2013).

Proses penuaan merupakan proses alami yang harus terjadi pada setiap

makhluk hidup. Seiring dengan perkembangan usia, kondisi fisik dan fungsional

manusia akan semakin mengalami penurunan. Contohnya pada lansia adalah

penurunan sistem pertahanan tubuh (sistem imun) sehingga menyebabkan

lansia rentan terserang berbagai penyakit, adanya perubahan pada struktur

fisiologis tubuh seperti pada pembuluh darah sehingga lansia rentan mengalami

hipertensi dan stroke, juga penyakit-penyakit lainnya seperti diabetes, rematik,

demensia, dan parkinson. Keluhan-keluhan tersebut lebih banyak diakibatkan

karena adanya proses degenerasi (penuaan), tetapi juga didukung oleh faktor-

faktor lain (Kementrian Kesehatan RI, 2013).

Penurunan fisiologis tubuh pada lansia terjadi pada semua struktur tubuh.

Tak terlepas juga otak. Otak sebagai pusat utama fungsi tubuh manusia dan

pusat kognitif juga akan mengalami kemunduran seiring dengan bertambahnya

usia menjadi lansia. Kemunduran ini berhubungan dengan kondisi-kondisi

maupun penyakit-penyakit yang bisa timbul, yang biasanya dikenal dengan

penyakit degeneratif (Turana, 2013). Sebenarnya, kemampuan belajar dan

memori pada lansia itu ada tetapi mengalami penurunan (Maryam dkk, 2008).

Kemampuan kognitif merupakan suatu kemampuan yang didapatkan dari

perkembangan informasi dalam otak, sistem saraf, dan kejadian-kejadian yang

dialami oleh individu tersebut dalam hidupnya sehingga nantinya akan

Page 3: BAB I Aktivitas Fisik vs Fungsi Kognitif

3

menciptakan suatu kemampuan dalam pemecahan masalah, adaptasi dengan

lingkungan, proses berpikir dan memori. Fungsi kognitif yang baik sangat

diperlukan agar seseorang dapat meningkatkan kulaitas hidup terutama

optimalisasi status fungsional, keadaan umum, pemulihan produktivitas,

kreativitas, dan perasaan bahagianya (Santoso & Rohmah, 2011).

Penurunan fungsi kognitif yang sebelum waktunya akan menimbulkan

masalah yang serius (Santoso & Rohmah, 2011). Penurunan fungsi kognitif ini

akan berakibat pada aktivitas dalam kehidupan sehari-hari lansia. Penurunan

kemampuan kognitif ini misalnya sering lupa terhadap hal-hal yang ditemuinya

atau apa yang akan dilakukannya, terjadinya kemunduran orientasi terhadap

waktu dan tempat seperti tidak mengetahui sekarang hari apa dan tanggal

berapa. Lansia yang mengalami kemunduran fungsi kognitif dapat mengalami

kesulitan dalam kehidupannya, padahal pada usianya tersebut lansia seharusnya

menikmati kehidupan masa tuanya dengan bahagia dan berguna baik bagi diri

sendiri maupun orang lain (Maryam dkk, 2008).

Prevalensi penurunan kemampuan kognitif termasuk demensia

mengalami peningkatan sejalan dengan bertambahnya usia, kurang dari 3%

terjadi pada usia 65-70 tahun dan lebih dari 25% terjadi pada usia 85 tahun ke

atas (WHO, 1998 dalam Santoso & Rohmah, 2011). Sedangkan, pada

penelitian yang dilakukan oleh Sidhi (2014) menyatakan bahwa prevalensi

gangguan kognitif (Mild Cognitive Impairment) pada lansia nondemensia dengan

usia lebih dari 60 tahun sebesar 89,6% dan bagian yang paling banyak

terganggu adalah memori kognisi serta fungsi eksekutif.

Faktor-faktor gaya hidup seperti stimulasi intelektual yang berkaitan

dengan kognitif, status sosial, dan aktivitas fisik dapat menurunkan risiko untuk

Page 4: BAB I Aktivitas Fisik vs Fungsi Kognitif

4

terjadinya gangguan yang berhubungan dengan usia seperti Alzheimer’s disease

dan demensia. Banyak studi yang menjelaskan bahwa aktivitas fisik dapat

mencegah kemunduran fungsi kognitif (Prasetyo, 1998 dalam Muzamil, Afriwardi,

& Martini, 2014). Aktivitas fisik merupakan pergerakan tubuh yang menggunakan

otot dan membutuhan energi. Berjalan, berlari, menari, dan berkebun merupakan

beberapa contoh dari aktivitas fisik. Aktivitas fisik sangat baik untuk kesehatan

tubuh (National Heart, Lung, and Blood Institute, 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Alosco dkk (2014) menunjukkan bahwa

penurunan aktivitas fisik menjadi prediktor bagi fungsi kognitif yang buruk pada

lansia dengan gagal jantung. Mekanisme yang mungkin terjadi adalah terjadinya

hipoperfusi serebral akibat kurangnya aktivits fisik. Aktivitas fisik membantu

mempertahankan autoregulasi serebral melalui proses fisiologis, misalnya

memperbaiki endotel vaskular, meningkatkan fungsi jantung, dan menurunkan

proses infalamasi (Garcia dkk, 2013; Hambrect dkk, 2003; Andersen dkk, 2006;

Loncar dkk, 2011 dalam Alosco dkk, 2014).

Sehubungan dengan fenomena diatas,maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian pada lansia untuk mengetahui hubungan antara aktivitas

fisik dengan fungsi kognitif pada lansia.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan fungsi kognitif pada

lansia?

Page 5: BAB I Aktivitas Fisik vs Fungsi Kognitif

5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan fungsi kognitif pada

lansia.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi aktivitas fisik sehari-hari pada lansia.

2. Mengidentifikasi fungsi kognitif pada lansia.

3. Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dengan fungsi kognitif pada

lansia.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi

pengembangan ilmu keperawatan gerontik mengenai aktivitas fisik terhadap

fungsi kognitif lansia.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti

Sebagai landasan bagi peneliti dalam mengaplikasikan ilmu

pengetahuan pada praktik klinis, khususnya mengenai pentingnya

aktivitas fisik yang adekuat untuk memelihara fungsi kognitif pada lansia.

2. Bagi praktik klinis

Meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan mengenai pentingnya

memberikan informasi atau pendidikan kesehatan tentang aktivitas

fisik yang adekuat bagi fungsi kognitif pada lansia, baik di institusi

lansia (panti werdha) maupun di masyarakat.

Page 6: BAB I Aktivitas Fisik vs Fungsi Kognitif

6

Lansia dapat meningkatkan atau mempertahankan aktivitas fisiknya

sehari-hari secara adekuat sesuai dengan yang dianjurkan agar

dapat mempertahankan fungsi kognitifnya.

Page 7: BAB I Aktivitas Fisik vs Fungsi Kognitif

7

DAFTAR PUSTAKA

Alosco, dkk. (2014). Decreased physycal activity predicts cognitive dysfunction

and reduced cerebral blood flow in heart failure. Journal of Neurological

Sciences, 339, 169-175.

Kementrian Kesehatan RI. (2013). Populasi lansia diperkirakan terus meningkat

hingga tahun 2020, (Online),

(http://www.depkes.go.id/article/view/13110002/populasi-lansia-

diperkirakan-terus-meningkat-hingga-tahun-2020.html, diakses tanggal 26

September 2014).

Kemntrian Kesehatan RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia,

Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Semester I, Pusat Data

dan Informasi, Jakarta, hal. 9-10.

Maryam, R. Siti, Ekasari, Mia Fatma, Rosidawati, Jubaedi, Ahmad, & Batubara,

Irwan. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:

Salemba Medika.

Muzamil, M. S., Afriwardi, & Martini, R. D. (2014). Hubungan antara tingkat

aktivitas fisik dengan fungsi kognitif pada usila di Keluraha Jati

Kecamatan Padang Timur. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(2), 202-205.

National Heart, Lung, and Blood Institue. (2011). What is physical activity?,

(Online), (http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/phys/,

diakses tanggal 1 Oktober 2014).

Santoso, Totok Budi & Rohmah, Alfina Shofia Nur. (2011). Gangguan Gerak dan

Fungsi Kognitif Pada Wanita Lanjut Usia. Jurnal Kesehatan, 4(1), 41-57.

Page 8: BAB I Aktivitas Fisik vs Fungsi Kognitif

8

Sidhi, Purnama. (2006). Gambaran gangguan kognitif pada lanjut usia

nondemensis di Puskesmas Tebet dan Pasar Minggu. Thesis. (Abstrak).

Tidak diterbitkan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Turana, Yuda. (2013). Simulasi Otak pada Kelompok Lansia di Komunitas.

Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Semester I, Pusat Data

dan Informasi, Jakarta, hal. 19.

World Health Organization. (2012). Ageing and Life Course, (Online),

(http://www.who.int/ageing/about/facts/en/, diakses tanggal 11 Mei 2014).

World Health Organization. (2013). World population ageing 2013. United

Nations: Departement of Economic and Social Affairs, Population Divison.