BAB I agro
-
Upload
agung-ndaru -
Category
Documents
-
view
4 -
download
1
description
Transcript of BAB I agro
Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten MalakaPenyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka
BABBAB IIPENDAHULUANPENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANGPembangunan ekonomi yang sentralistis dimasa lalu, mengakibatkan
terjadinya krisis multidimensi yang dialami bangsa Indonesia, khususnya krisis
dibidang ekonomi. Krisis ekonomi yang terjadi merupakan akibat dari masalah
fundamental dan keadaan khusus. Masalah fundamental adalah tantangan internal
berupa kesenjangan yang ditandai oleh adanya pengangguran dan kemiskinan,
sedangkan tantangan eksternal adalah upaya meningkatkan daya saing menghadapi
era perdagangan bebas. Keadaan khusus adalah bencana alam yang datang
bersamaan dengan krisis moneter. Hal tersebut bukan saja menyebabkan kegagalan
membangun perekonomian nasional yang kokoh, tetapi justru telah menciptakan
disparitas ekonomi antar daerah dan antar golongan masyarakat di Indonesia.
Disparitas ekonomi yang terjadi sudah sangat mengkhawatirkan, karena selain telah
memicu kecemburuan dan kerusuhan sosial, juga telah menimbulkan gejala
disintegrasi berbangsa dan bernegara.
Kenyataan telah membuktikan dan menyadarkan akan pentingnya peran
strategis sektor pertanian sebagai pilar penyangga atau basis utama ekonomi nasional
dalam upaya penanggulangan dampak krisis. Disamping pendekatan kemitraan dan
penguatan jaringan, akan disinergikan pula dengan pendekatan peningkatan nilai
tambah produksi pada usaha-usaha kecil yang berorientasi pada pasar/ekspor sesuai
kompetensi ekonomi lokal daerahnya.
Sudah saatnya pembangunan ekonomi daerah yang menyangkut sebagian
besar kepentingan ekonomi rakyat banyak tidak berhenti pada retorika saja, melainkan
harus sesegera mungkin diwujudkan dalam aksi nyata dan dukungan kebijaksanaan
makro ekonomi. Hal ini antara lain diwujudkan melalui penerapan konsep
pengembangan agropolitan dan agribisnis dalam pembangunan daerah atau
pengembangan ekonomi lokal. Rapuhnya perekonomian nasional dan disparitas
Laporan AntaraLaporan Antara I - 1
Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten MalakaPenyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka
ekonomi antar daerah mencerminkan bahwa perekonomian Indonesia di masa lalu
tidak berakar kuat pada ekonomi daerah.
Saat ini, sumber daya ekonomi yang dikuasai oleh rakyat di setiap daerah
adalah sumber daya agribisnis yang berbasiskan tanaman pangan, hortikultura,
perikanan, perkebunan, peternakan, dan kehutanan. Oleh karena itu, cara yang paling
efektif untuk mengembangkan perekonomian daerah adalah melalui pengembangan
agribisnis.
Untuk mentafsirkan ide dari strategi pembangunan perdesaan yang dipercepat
maka disusun suatu konsep yang disebut Konsep Agropolitan, yaitu konsep
pembangunan yang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat perdesaan,
membagi manfaat ekonomi secara lebih adil dan meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan.
1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARANMaksud dan tujuan yang hendak dicapai dari pengembangan kawasan
Agropolitan adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
melalui pencepatan pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan
kota dengan mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya
saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi di kawasan.
1.2.1 MAKSUDMaksud dari pekerjaan “Penyusunan Master Plan Kawasan Agropolitan
Kabupaten Malaka” ini adalah untuk Memberi informasi kepada seluruh pemangku
kepentingan tentang peluang Kabupaten Malaka dalam membangun Kawasan
Agropolitan dalam rangka akselerasi pembangunan Ekonomi melalui Pembangunan
Agribisnis dengan pendekatan Perwilayahan.
1.2.2 TUJUANTujuan dari pekerjaan “Penyusunan Master Plan Kawasan Agropolitan
Kabupaten Malaka” ini mendapatkan dukungan kongkrit baik dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, Pemangku kepentingan, serta kalangan swasta dalam rencana
Pengembangan Agribisnis dengan cakupan :
Tujuan lainnya, adalah :
1. Terwujudnya rencana jangka menengah dan rencana jangka panjang
pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka agar sesuai dengan
fungsi-fungsi kegiatan yang dapat dijabarkan kedalam program kegiatan tahunan
Laporan AntaraLaporan Antara I - 2
Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten MalakaPenyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka
dan lima tahunan dari semua sektor yang terkait, sesuai dengan RTRWK
(Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota) dan Renstra (Rencana Strategis)
Wilayah Kabupaten Malaka;
2. Optimalisasi sumber daya pertanian, melalui pemanfaatan lahan pertanian yang
ada dengan membentuk sentra pengembangan komoditas unggulan pertanian;
3. Mendorong berkembangnya sistem usaha agrobisnis yang berdaya saing dan
berbasis kerakyatan;
4. Mewujudkan pengembangan berbagai subsistem secara terpadu dalam sistem
agribisnis.
1.2.3 SASARANSasaran yang akan dicapai dalam pekerjaan “Penyusunan Master Plan
Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka” adalah tersusunnya Instrumen Perencanaan
Pembangunan Kawasan Agropolitan yang meliputi :
1. Rencana Dasar Pengembangan Kawasan Agropolitan;
2. Rencana Pengembangan Komoditas Unggulan Kawasan Agropolitan;
3. Rencana Infrastruktur dan Suprastruktur Kawasan Agropolitan;
4. Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Agropolitan;
5. Rencana Manajemen dan Pengusahaan Kawasan;
6. Rencana Pengembangan Sarana Kawasan Agropolitan.
Untuk mencapai sasaran tersebut diatas maka diperlukan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi permasalahan tata ruang kawasan eksisting (tata guna tanah);
b. Mengidentifikasi potensi kawasan dan komoditi unggulan;
c. Mengidentifikasi sebaran pusat-pusat kegiatan (pusat produksi, permukiman,
pusat perdagangan/pemasaran dan sebagainya);
d. Mengidentifikasi aliran barang dan manusia;
e. Mengidentifikasi sistem jaringan infrastruktur (jalan, irigasi, listrik, telepon, air
bersih, dan sebagainya);
f. Mengidentifikasi sarana-sarana kegiatan ekonomi dan sosial (pusat perdagangan,
pendidikan, peribadatan, pusat industri, pasar, bank, koperasi, lembaga-lembaga
keuangan lainnya);
g. Menyusun struktur pemanfaatan tata ruang eksisting
h. Penyusunan Master Plan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka (kegiatan
ekonomi, sosial, permukiman), sistem pusat-pusat produksi, pusat-pusat
pemasaran dan sistem prasarana (transportasi, sumber daya air, kelistrikan,
komunikasi dan drainase);
Laporan AntaraLaporan Antara I - 3
Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten MalakaPenyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka
i. Masyarakat pelaku agribisnis;
j. Kelembagaan sistem agribisnis;
k. Lembaga penyuluhan pembangunan terpadu.
1.3 RUANG LINGKUP1.3.1 RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan “Penyusunan Master Plan Kawasan Agropolitan Kabupaten
Malaka” meliputi :
1. Identifikasi kesesuaian lahan kawasan agropolitan untuk komoditas unggulan dan
jenis aktivitas yang akan dikembangkan dan kebijakan rencana pemanfaatan
ruang pada lingkup yang lebih luas seperti RDTRK, RTRWK, dan RTRWP;
2. Kajian potensi dan masalah kawasan serta orientasi kawasan ditinjau dari :
a. Kondisi fisik dasar kawasan yang meliputi keadaan topografi/kemiringan
tanah, geologi/ struktur batuan/tanah, hidrologi/sumber-sumber air, iklim.
Informasi tersebut perlu dilengkapi peta dengan kedalaman skala 1 : 10.000;
b. Tata guna lahan eksisting yang meliputi pola pemanfaatan lahan (lahan
budidaya dan non budidaya) yang disajikan dalam peta dengan kedalaman
1 : 10.000;
c. Aspek kependudukan yang meliputi jumlah penduduk 5 tahun terakhir,
distribusi penduduk, data penduduk berdasarkan usia kerja dan jenis struktur
tenaga kerja;
d. Kondisi fungsi-fungsi kawasan yang meliputi fungsi kawasan pertanian
(pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan) dan non pertanian
fungsi ekonomi meliputi pusat perbelanjaan/kios saprotan, perdagangan,
pelayanan pergudangan, fungsi sosial yang meliputi fasilitas pendidikan,
kesehatan, rekreasi dan sebagainya) disajikan dalam peta dengan kedalaman
1 : 10.000;
e. Kondisi prasarana kawasan yang meliputi panjang dan lebar jalan menurut
fungsinya, jenis dan kondisi perkerasan jalan, disajikan dalam bentuk peta
dengan kedalaman 1 : 10.000, sistem distribusi dan kapasitas irigasi, sumber
air bersih dan air baku, sistem distribusi jaringan listrik dan jaringan
telekomunikasi, sistem pembuangan air limbah dan pembuangan sampah;
3. Melakukan analisis berdasarkan potensi dan masalah kawasan. Adapun tahapan
analisis tersebut meliputi :
a. Proses penentuan jenis kawasan berdasarkan kegiatan dominan yang
ditetapkan berdasarkan :
Laporan AntaraLaporan Antara I - 4
Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten MalakaPenyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka
Rencana penggunaan lahan yang telah ditetapkan berdasarkan
RTRWP, RTRWK, dan RDTRK;
Analisis persebaran kegiatan dalam kawasan;
Analisis kemudahan pencapaian antar bagian dalam kawasan.
b. Proses penentuan struktur pengembangan tata ruang kawasan berdasarkan :
Analisis kecenderungan perkembangan fisik dasar kawasan;
Analisis tingkat pelayanan sarana dan prasarana kawasan;
Analisis hubungan fungsional antar kegiatan-kegiatan dalam kawasan.
c. Proses penentuan jenis dan intensitas prasarana dan sarana utama bagian
wilayah kawasan :
Analisis daya tampung ruang (land capability);
Analisis kebutuhan jenis sarana dan prasarana berdasarkan pada
fungsi dan daya tampung kawasan/bagian kawasan;
Pemahaman dan penafsiran standar teknis dan identifikasi keinginan
masyarakat guna menghitung besarnya kebutuhan ruang bagi
prasarana dan sarana untuk setiap bagian atau wilayah kawasan.
4. Melakukan perumusan rencana dengan tahapan sebagai berikut :
a. Identifikasi kebijaksanaan dasar rencana yang mencakup :
Penentuan fungsi kawasan;
Penentuan kebijakan kependudukan, dalam jumlah dan kepadatan;
Pengembangan tata ruang, dalam hal penetapan secara intensitas dan
ekstensifikasi;
Penentuan strategi dasar pengembangan kegiatan-kegiatan kawasan;
Pengembangan sarana dan prasarana dalam kaitannya dengan fungsi-
fungsi kawasan yang akan ditingkatkan.
b. Selanjutnya rumusan kebijaksanaan rencana tersebut dijabarkan dalam
rencana-rencana fisik kawasan, meliputi :
Pengembangan konsep kawasan agropolitan yang direncanakan pada
masa datang yang memberikan gambaran sketsa lokasi kegiatan-
kegiatan utama seperti pusat-pusat produksi, pemasaran, permukiman,
dan jaringan jalan utama;
Konsep kawasan ini harus menggambarkan sistematika fungsi-fungsi
kawasan dan hubungan antar fungsi kawasan;
c. Pengembangan rencana struktur tata ruang kawasan yang
mengatur/mengarahkan penempatan dan intensitas tiap jenis penggunaan
seperti :
Rencana pengembangan pemukiman;
Laporan AntaraLaporan Antara I - 5
Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten MalakaPenyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka
Rencana pengembangan pusat-pusat produksi;
Rencana pengembangan pusat-pusat pemasaran;
Rencana pengembangan sistem transportasi;
Rencana prasarana dan sarana yang meliputi :
- Jenis-jenis sarana untuk kegiatan sosial ekonomi;
- Penempatan lokasi prasarana dan sarana;
- Jenis-jenis prasarana menurut sistem jaringan kapasitasnya.
5. Setelah dijabarkan dalam merumuskan pokok-pokok pelaksanaan
pembangunannya antara lain meliputi :
a. Tahapan pelaksanaan, yaitu mengatur prioritas pelaksanaan pembangunan
pada tiap jangka waktu pendek, menengah dan panjang, disusun beserta
program-program pembangunan yang meliputi jenis dan besar setiap
program;
b. Penetapan pembiayaan pembangunan yaitu menetapkan sumber-sumber
pembiayaan untuk pelaksanaan pembangunan yang meliputi APBD I/II,
bantuan pusat, bantuan luar negeri, pelibatan swasta dan BUMN/D;
c. Pengorganisasian aparatur pelaksanaan pembangunan kawasan baik
organisasi fungsional dan kewenangan-kewenangan tata kerja sesuai dengan
peraturan perundang undangan yang berlaku.
Adapun jenis informasi penunjang yang menyangkut tahapan identifikasi,
analisis dan rencana meliputi :
1. Fasilitas pelayanan lainnya untuk mendukung kegiatan di kawasan agropolitan
yang meliputi kondisi fisik (topografi, tata guna lahan, iklim, hidrologi), kondisi
sosial (meliputi : jumlah dan persebaran penduduk) dan ekonomi kawasan
(kegiatan pertanian dan non pertanian, kegiatan industri dan jasa), prasarana dan
sarana kawasan (sistem jaringan jalan, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi,
sistem jaringan irigasi dan air bersih, permukiman, sarana perdagangan dan jasa,
keuangan dan sebagainya);
2. Penatapan jenis kegiatan yang akan dikembangkan dan penetapan jenis komoditi
yang akan dikembangkan pada kawasan agropolitan;
3. Kajian tentang aturan atau peraturan yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan
kawasan agropolitan;
4. Kajian tentang pengembangan sistem dan usaha agribisnis dalam suatu
kesisteman yang utuh dan menyeluruh, yang meliputi :
a. Pengembangan sub-sistem budidaya (on-farm agribisnis);
b. Sub-sistem agribisnis hulu;
Laporan AntaraLaporan Antara I - 6
Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten MalakaPenyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka
c. Sub-sistem agribisnis hilir; dan
d. Pengembangan jasa-jasa penunjang.
5. Kajian tentang pengembangan kelembagaan kawasan agropolitan;
6. Kajian tentang pengembangan perkreditan dan permodalan;
7. Kajian tentang kebutuhan prasarana dan sarana dan menyusun kebutuhan
tersebut menjadi program-program pembangunan, yaitu :
a. Prasarana dan sarana untuk menunjang sub-sistem agribisnis hulu (up
stream agribusiness) untuk kelancaran aliran barang masuk dari kota ke
kawasan agropolitan berupa :
Jalan penghubung antar desa-kota;
Gudang penyimpanan saprotan (sarana produksi pertanian);
Tempat bongkar muat saprotan.
b. Prasarana dan sarana untuk menunjang sub-sistem usaha tani/pertanian
primer (on-farm agribusiness) untuk peningkatan usaha budidaya pertanian
(tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan) berupa :
Jalan usaha tani dari desa pusat ke desa hinterland maupun antar desa
hinterland yang menjadi pemasok hasil pertanian;
Penyediaan sarana air baku melalui pembuatan embung-embung
sumur;
Dermaga, tempat pendaratan ikan, dan tambatan perahu;
Sub-terminal pengumpul pada desa- desa hinterland.
c. Prasarana dan sarana untuk menunjang sub-sistem agribisnis hilir (down
stream agribusiness) berupa industri pengolahan hasil pertanian sebelum
dipasarkan berupa :
Sarana pengeringan hasil pertanian;
Gudang penyimpanan hasil pertanian, termasuk pengawetan/
pendinginan;
Sarana pengolahan hasil pertanian;
Terminal, pelataran, tempat parkir serta bongkar muat;
Kelembagaan perekonomian seperti bangunan koperasi, perbankan,
balai pelatihan;
Jalan antar desa-kota, antar desa, poros desa, lingkar desa;
Sarana penunjang seperti pembangki listrik, telepon, air bersih dan
pembuangan limbah
Laporan AntaraLaporan Antara I - 7
Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten MalakaPenyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka
Secara ringkas lingkup pekerjaan ini, meliputi :
1. Identifikasi existing pengunaan lahan dan kesesuaian peruntukan lahan Kawasan
Agropolitan Kabupaten Malaka Malaka dan jenis aktifitas yang akan
dikembangkan dan kebijakan rencana pemanfaatan ruang;
2. Kajian potensi dan masalah Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka, serta
orientasi kawasan;
3. Melakukan analisis berdasarkan potensi dan masalah kawasan;
4. Melakukan perumusan masalah;
5. Pembuatan peta rencana yang dituangkan pada skala 1 : 10.000;
6. Penyusunan matriks kebijakan, strategi, indikasi program pengembangan
komoditas;
7. Penyusunan matriks kebijakan strategis, indikasi program tata ruang.
1.3.2 RUANG LINGKUP LOKASILokasi pelaksanaan pekerjaan “Penyusunan Master Plan Kawasan Agropolitan
Kabupaten Malaka” ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Malaka (12 Kecamatan dan
127 Desa), Provinsi Nusa Tenggara Timur wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, meliputi :
1) Kecamatan Kobalima Timur (4 Desa);
2) Kecamatan Laenmanen (9 Desa);
3) Kecamatan Io Kufeu (7 Desa);
4) Kecamatan Kobalima (8 Desa);
5) Kecamatan Malaka Timur (6 Desa);
6) Kecamatan Rinhat (20 Desa);
7) Kecamatan Wewiku (12 Desa);
8) Kecamatan Botin Leobele (5 Desa);
9) Kecamatan Sasitamean (9 Desa);
10) Kecamatan Malaka Barat (16 Desa);
11) Kecamatan Weliman (14 Desa);
12) Kecamatan Malaka Tengah (17 Desa).
1.4 DASAR HUKUM PERENCANAAN KAWASAN AGROPOLITANDasar hukum yang digunakan dalam Penyusunan Kawasan Agropolitan
Kabupaten Malaka adalah:
1. Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Laporan AntaraLaporan Antara I - 8
Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten MalakaPenyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak Tanah dan
Benda-Benda yang Ada Diatasnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1961 Nomor 288, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2324);
4. Undang-Undang No. 23 tahun 1983 tentang Budidaya Tanaman yang
memberikan kebebasan pada petani untuk menentukan komoditas yang ditanam
sepanjang komoditas tersebut menguntungkan.
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3274);
6. Undang-Undang No. 25 Tahun 2000 tentang propenas menyusul Undang-undang
No. 7 1996 tentang pangan yang menyebutkan perlunya dibangun ketahanan
pangan yang meliputi ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerawanan pangan jika dikaitkan dengan
peningkatan laju pertumbuhan penduduk (LPP).
7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4247);
8. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4377);
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir
kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
10. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4444);
11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
Laporan AntaraLaporan Antara I - 9
Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten MalakaPenyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka
12. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4851);
13. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4966);
14. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
15. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5052);
16. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
17. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5168);
18. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
19. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5214);
20. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5280);
21. Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
22. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan hak dan
kewajiban serta bentuk dan tatacara peran serta masyarakat dalam penataan
ruang.
23. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);
Laporan AntaraLaporan Antara I - 10
Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten MalakaPenyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka
24. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4242);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4655);
28. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
29. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
30. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);
31. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);
32. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan
Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004);
33. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
34. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara
Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5160);
35. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 tahun 2011 tentang Pedoman
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi untuk Kabupaten / Kota.
Laporan AntaraLaporan Antara I - 11
Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten MalakaPenyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka
36. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5230);
37. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5292);
38. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Tingkat Ketelitian Peta
Rencana Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5393);
39. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan
Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;
40. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2011 tentang Kebijakan Nasional
Pengelolaan Sumber Daya Air;
41. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 179 Tahun 2014 Tentang Rencana
Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Kabupaten Malaka).
42. Keputusan Presiden Nomor 3 tahun 1989 tentang Pengelolaan Kawasan
Budidaya;
43. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
44. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis
Sempadan Sungai;
45. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Persyaratan
Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;
46. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang;
47. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Kriteria Teknis Kawasan Budidaya;
48. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2007 tentang Kerjasama
Pembangunan Perkotaan;
49. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 74 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pemberian Kemudahan Perizinan dan Insentif dalam Pembangunan Rumah
Susun Sederhana di Kawaan Perkotaan;
50. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman
Perencanaan Kawasan Perkotaan;
Laporan AntaraLaporan Antara I - 12
Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten MalakaPenyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka
51. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
52. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 11/PERMEN/M/2008
tentang Pedoman Keserasian Kawasan Perumahan dan Permukiman;
53. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008 tentang
Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan
Toko Modern;
54. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) di Wilayah
Perkotaan/Kawasan Perkotaan;
55. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 81 Tahun 2011 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota;
56. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
57. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Pemanfaatan Ruang Di Dalam Bumi;
58. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana Dan Sarana Jaringan
Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan;
59. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837/KPTS/UM/1980 dan Nomor
683/KPTS/UM/II/1998 tentang Klasifikasi Kemampuan Lahan;
60. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib di lengkapi dengan analisis
mengenai dampak lingkungan hidup;
61. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 2004 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
62. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1989 tentang Pengaturan dan
Pengendalian secara Proporsional Pembangunan Rumah Tinggal di Wilayah
Perkotaan.
1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dalam buku Laporan Antara
Penyusunan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka, disusun materi pembahasan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Laporan AntaraLaporan Antara I - 13
Penyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten MalakaPenyusunan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Malaka
Berisikan latar belakang penyusunan rencana pengembangan kawasan
agropolitan Kabupaten Malaka, pengertian dasar agropolitan, prinsip dasar
penyusunan kawasan agropolitan, maksud, tujuan, serta sasaran
penyusunan rencana pengembangan kawasan agropolitan, dasar hukum,
tahapan pekerjaan perencanaan, dan sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KEBIJAKANPada bab ini menguraikan review kebijakan dari produk-produk dokumen
perencanaan yang mendukung dalam kegiatan nyusunan Kawasan
Agropolitan Kabupaten Malaka.
BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALAKABab ini menjelaskan tentang gambaran umum kawasan meliputi kondisi
geografi, sosial dan ekonomi Kabupaten Malaka, juga menjelaskan
gambaran umum Kecamatan yang terpilih sebagai Kawasan Agropolitan.
BAB IV ANALISA KABUPATEN MALAKABab ini memuat proses analisa pengembangan Kawasan Agropolitan mulai
dari analisa kebijakan tata ruang yang ada, analisa kesesuaian dan
kemampuan lahan, analisa sub sistem agropolitan, analisa keterpaduan,
analisa kelembagaan, analisa lingkage antar sektor, sampai dengan analisa
SWOT.
BAB V KONSEP PENGEMBANGAN KABUPATEN MALAKABab ini memuat visi dan misi pengembangan agropolitan di Kabupaten
Malaka serta konsep umum kawasan agropolitan dan konsep rencana
struktur ruang kawasan.
Laporan AntaraLaporan Antara I - 14