BAB I

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kesehatan di Indonesia demam atau febris dapat ditemukan sepanjang tahun dan insiden tertinggi terjadi pada anak-anak. Pengaruh peraturan autonomy akan mengakibatkan terjadinya vaso konstriksi perifer sehingga pengeluaran (dissipation) panas menurun dan penderita meresa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurangnya dekuat penyalurannya kepermukaan maka rasa demam bertambah pada penderita. Menurut WHO keadaan tubuh sehat suatu harga mutlak yang harus dimiliki oleh seorang manusia. Manusia dapat melaksanakan segala aktivitasnya dalam 1

description

skm

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan kesehatan di Indonesia demam atau febris dapat ditemukan

sepanjang tahun dan insiden tertinggi terjadi pada anak-anak. Pengaruh peraturan

autonomy akan mengakibatkan terjadinya vaso konstriksi perifer sehingga

pengeluaran (dissipation) panas menurun dan penderita meresa demam. Suhu

badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas metabolisme

yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurangnya

dekuat penyalurannya kepermukaan maka rasa demam bertambah pada penderita.

Menurut WHO keadaan tubuh sehat suatu harga mutlak yang harus

dimiliki oleh seorang manusia. Manusia dapat melaksanakan segala aktivitasnya

dalam keadaan sehat.Keadaan sehat juga dapat mempengaruhi kondisi psikis

seorang manusia, sehingga keadaan sehat juga berpengaruh dalam jasmani dan

rohani manusia dalam hidup.Namun dalam kodrat yang asalnya dari TUHAN

sang pencipta manusia tidaklah selalu merasakan sehat dalam tubuhnya. Keadaan

sakit dapat menerpasi apapun manusia tersebut.

Penyakit dapat didefinisikan sebagai perubahan pada individu-individu

yang menyebabkan parameter kesehatan mereka berada dikisaran normal. Dalam

1

Page 2: BAB I

kisaran yang sebenarnya penyakit tidaklah melibatkan perkembangan suatu

bentuk kehidupan yang benar-benarbaru.Penyakit merupakan suatu bentuk

kehidupan dari agenluar yang akan menganggu kehidupan manusia. Terdapat

macam-penyakit di dunia ini. Bermacam-macam pula gejala yang menandai

tubuh terinfeksi oleh suatu penyakit salah satunya demam (Aziz, S, 2011).

Demam adalah suatu bagian penting dari mekanisme pertahan tubuh

melawan infeksi.Oleh karena itu adanya demam inilah tubuh dapat secara pelan-

pelan mencoba untuk menghancurkan agen-agen patogen yang akan menginvasi

tubuh (Anonim, A., 2011).

Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang

penderita mengalami demam terus-menerus selama 1 minggu dengan suhu diatas

38,3 o C dan belum ditemukan penyebabnya walaupun telah diteliti selama 1

minggu secara intensif dengan menggunakan sarang laboratorium dan penunjang

lainya (Soeparman, 2002). Salah satu kondisi tersebut yaitu demam/febris

adakalanya demam ringan hingga demam panas sekali, sehingga usaha

mengobatinya pun bermacam-macam, mulai dari cara sederhana sampai ada yang

pergi kedokter , /Rumah sakit ,namun jarang orang mengetahui apa penyebabnya.

Beberapa hal yang mempercepat penyebaran demam dinegara urbanisasi

kepadatan penduduk .Sumber air minum dan standar hygiene industry pengolahan

makanan yang masih rendah.(Soegijanto, 2002).

2

Page 3: BAB I

Demam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkan

dian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termogulasi yang

terletak dalam hipotalamus anterior” (Isselbacher, 2004).

Terjadinya Demam biasanya terjadi akibat tubuh terpaparinfeksi

mikroorganisme (virus, bakteri, parasit).Demam juga bisa disebabkan oleh faktor

non infeksi seperti kompleksimun, atau inflamasi (peradangan) lainnya.Ketika

virus atau bakteri masuk kedalam tubuh, berbagai jenis sel darah putih atau

leukosit melepaskan “zat penyebab demam (pirogen endogen)” yang selanjutnya

memicuproduksi prostaglandin E2 di hipotalamus anterior, yang

kemudianmeningkatkannilai-ambang temperature dan terjadilah demam. Selama

demam, hipotalamus cermat mengendalikan kenaikan suhu sehingga suhu tubuh

jarang sekali melebihi 41ºC.(Soeparman, 2002).

Demam atau febris merupakan pengeluaran panas yang tidak mampu

untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas yang

mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal. Demam yang berhubungan

dengan infeksi kurang lebih hanya 29-52% sedangkan 11-20% dengan keganasan,

4% dengan penyakit metabolik dan 11- 12% dengan penyakit lain Dampak

demam jika tidak mendapatkan penenganan lebih lanjut antara lain dehidrasi

sedang hingga berat, kerusakan neurologis dan kejang demam (Febrile

Convulsion). Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengetahui perbedaan

penurunan suhu yang sigifikan pada klien febris antara diberikan kompres hangat

3

Page 4: BAB I

dengan tanpa kompres hangat padareseptor suhu.Jenis penelitian yang digunakan

adalah true eksperimental dengan pretest posttest control group design. Sampel

yang digunakan purposive sampel dengan kriteria inklusi antara lain klien dengan

peningkatan suhu tubuh( suhu diatas 37,50C), klien mendapat terapi farmakologi

(antipiretik), klien tidak mengalami dehidrasi sedang atau berat, tidak mengalami

demam siklik (tyfoid fever).

Pengambilan data dengan cara observasi dan eksperimen dengan

pemberian kompres hangat pada reseptor suhu pada klien febris. Berdasarkan hal

tersebut di atas disusunlah karya tulis ini yang lebih lanjutankan menguraikan

penanganan dan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan termoregulasi pada

pasien dengan gangguan febris.

Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang

penderita mengalami demam terus-menerus selama 1 minggu dengan suhu diatas

38,3 o C dan belum ditemukan penyebabnya walaupun telah diteliti selama 1

minggu secara intensif dengan menggunakan sarang laboratorium dan penunjang

lainya (Soeparman, 2010).

Berdasarkan data dari Poskesdes Labuan Toposo, febris termasuk kedalam

sepuluh besar penyakit yang ada dengan posisi keempat. Pada tahun 2015 terjadi

peningkatan kasus febris, yang sebelumnya pada tahun 2015 berjumlah 31 kasus.

4

Page 5: BAB I

Berdasarkan data tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis

ilmiah dengan judul Epidemiologi Penderita Febris di Desa Labuan Toposo

Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Tahun 2015.

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penulisan ini adalah bagaimana epidemiologi penderita febris di Desa

Labuan Toposo Kecamatan Labuan Kabupaten DonggalaTahun 2015?

C. Tujuan

Untuk mengetahui epidemiologi penderita febris di Desa Labuan Toposo

Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Tahun 2015.

D. Manfaat

1. Bagi Instansi

Karya tulis ini dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi

pihak yang terkait dalam hal ini, yaitu petugas kesehatan Poskesdes Labuan

Toposo dalam upaya menanggulangi penyakit Febris.

2. Bagi Institusi

Menambah referensi bacaan maupun literature ilmiah bagi mahasiswa

dalam meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya yang

berkaitan dengan masalah penyakit Febris.

5

Page 6: BAB I

3. Bagi Penulis

Karya ilmiah ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan

memiliki manfaat sehingga dapat memberikan pengalaman dalam mengenal

penyakit.

6

Page 7: BAB I

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Febris

1. Pengertian

Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang

penderita mengalami demam terus – menerus selama 3 minggu dengan suhu

tubuh diatas 38,3 oC dan tetap belum ditemukan penyebabnya walaupun telah

diteliti selama 1 minggu secara intensif dengan menggunakan sarang laboratorium

dan penunjang medis lainnya (Soeparman, 2002 ). Febris adalah keadaan dimana

seorang individu mengalami atau beresiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh

terus menerus lebih tinggi dari 37,8 oC peroral atau 38,8oC perektal karenafaktor

eksternal.” (Carpenito, 2002).

Febris (demam belum terdiagnosa) adalah suatu keadaan seorang pasien

mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dengan suhu badan diatas

38,3 oC dan tetap belum ditemukan penyebabnya walaupun telah diteliti selama

satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan

penunjang medis lainnya”(Nelwan, 2003). Demam adalah kenaikan suhu tubuh

diatas variasi sirkaian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat

termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior.

7

Page 8: BAB I

Hipertermia merupakan kenaikan suhu tubuh diatas titik penyetelan (set

poin) hipotalamus sebagai akibat dari kalangan panas yang tidak memadai

(misalnya seperti yang terlihat pada waktu latihan jasmani, minum obat yang

menghambat perpirasi, lingkungkungan yang panas dari lain – lain)

(Iseelbechtter, 2004).

Demam adalah peningkatan titik patokan (set poin) suhu di hipotalamus.

Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal

untuk meningkatkan suhu tubuh, tubuh berespon dengan menggigil dan

meningkatlkan metabolisme basal. Demam atau febris adalah keadaan dimana ter

adi kenaikan suhu hingga 37 0 C atau lebih. Ada uga yang yang mengambil

batasan lebih dari 37,5 0C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40 0C disebut

demam tinggi (hiperpireksia) (Julia, 2003).

Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan pengertian demam adalah

peningkatan suhu tubuh diatas penyetelan set poin di hipotalamus yang terus –

menerus dan diteliti selama 1 minggu ditemukan penyebabnya. Dari pengertian di

atas dapat disimpulkan bahwa febris adalah suatu keadaan dimana seorang

individu mengalami kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkandian yang normal

(lebih tinggi 37,8 oC peroral atau 38,8 oC perektal) sebagai akibat dari perubahan

pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior. ( Carpenito,

2002).

8

Page 9: BAB I

2. Penyebab

Demam biasanya disebabkan oleh infeksi selain itu juga disebabkan oleh

keadaan toksemia, karena keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat.

Gangguan pada pusat regulasi suhu sentral dapat meninggi dan temperatur seperti

pada head stroke, peredaran otak, atau gangguan sentral lainnya. Pada perdarahan

internal pada saat ter adinya reabsorbsi darah dapat pula menyebabkan

peningkatan temperatur (Soeparman, 2002 ). Demam terjadi bila pembentukan

panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit

kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain (Julia, 2003).

Demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat

toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri,

tumor otak atau dehidrasi ( Guyton,2002).

3. Patofisiologi Febris

Demam ini terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang

sebelumnya telah terangsang oleh pirogen oksigen yang dapat berasal dari

mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologi yang tidak

berdasarkansuatu infeksi. Dewasa ini diduga bahwa pirogen adalah suatu protein

yang identik denganinterleukin 1.Didalam hipotalamus zat ini merangsang

pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan sintetis

prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan pireksia.

9

Page 10: BAB I

Pengaruh autonom akan mengakibatkan terjadinya vasokontriksi perifer

sehingga pengeluaran ( dissipasion) panas menurun dan penderita merasa demam.

Suhu badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas

metabolisme yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena

kurang adekuat penyalurannya kepermukaan, maka rasa demam bertambah pada

seorang penderita (Soeparman, 2002 ). Demam timbul sebagai respon terhadap

pembentukan interleukin 1 yang disebut pirogen endogen. Interleukin 1

disebabkan oleh neurotrofil akif, makrofag dan sel – sel yang mengalami cidera.

Interleukin 1 tampaknyamenyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin

yang merangsang hipotalamus. Apabila sunber interleukin 1 dihilangkan

(misalnya setelah sistem imun berhasil mengatasi mikroorganisme), maka

kadarnya akan turun. Hal ini akan mengembalikan titik patokan suhu ke normal.

Untuk jangka waktu singkat, suhu tubuh akan tertinggal dari pengembalian titik

patokan tersebut dan hipotalamus akan menganggap bahwa suhu tubuh terlalu

tinggi. Sebagai responnya hipotalamus akan merangsang berbagai respon

misalnya berkeringat untuk mendinginkan tubuh (Corwin, 2010).

4. Manifestasi Klinis Febris

Gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia

dan somnolen. Batasan mayornya yaitu suhu lebih tinggi dari 38,70C sampai

400C. Kulit hangat, takichardi, sedangkan batas karakteristik minor yang muncul

kulit kemerahan, peningkatan kedalam pernapasan, mengigil/merinding perasaan

hangat dan dingin, nyeri dan yang spesifik atau umum misalnya : sakit kepala,

10

Page 11: BAB I

keletihan, kelemahan dan berkeringat. Banyak gejala yang menyertai demam

yaitu :

1. Demam

2. Suhu meningkat

3. Menggigil

4. Lesu, dan gelisah

5. Berkeringat, wajah merah

6. Selera makan turun

7. Peningkatan frekuensi pernafasan

8. Dehidrasi

9. Hangat pada sentuhan

5. Pengobatan Febris

Pengobatan febris atau demam dapat menggunakan obat diantaranya yaitu

sebagai berikut :

1. Paracetamol (para acetoaminophenol)

Suatu obat untuk mengurangi demam (antipiretik) dan nyeri

(analgetik). Obatini aman untuk bayi dan anak sesuai kebutuhan, karena itu

dapat dibeli bebas. Obat ini dimetabolisme di hati sehingga bila dosis berlebih

dapat menimbulkan gangguan fungsi hati. Efek samping obat (ESO) bersifat

reversible, penghentian obat dapat memperbaiki keadaan umum anak dan

ESO akan berangsur-angsur hilang sehingga kondisi anak kembali normal.

Parasetamol dapat diberikan setiap 6 jam sesuai kebutuhan.

11

Page 12: BAB I

Dosis parasetamol berdasarkan BB. Jenis obat yang mengandung

parasetamol sangat banyak seperti Tempra, Sanmol, Praxion, Naprex,

Bodrexin sirup, Dumin, Termorex, dll. Dosis 10-15 mg/kg berat badan (BB)

per kali pemberian, maksimal 60 mg/kg BB per hari. Apabila orang tua

kesulitan dalam menghitung dosis hendaknya berkonsultasi dengan dokter atau

apoteker.

Sediaan drop diberikan pada bayi dengan BB dibawah 10 kg atau pada

anak dengan kesulitan minum obat karena volume pemberian relatif sedikit.

Pada anak dengan BB diatas 10 kg dapat diberikan sirup. Tablet diberikan

pada anak usia diatas 12 tahun. Dari penelitian terbukti bahwa pemberian oral

dan suppositoria sama efektifnya. Sediaan suppositoria (melalui dubur)

diberikan bila pemberian oral tidak memungkinkan, contohnya anak dengan

muntah profuse, anak tidur, atau tidak sadar.

2. Ibuprofen

Ibuprofen dapat diberikan pada kondisi demam yang tinggi (>40 C),

demam membandel yang tidak responsif terhadap pemberian Parasetamol, atau

demam yang disertai dengan peradangan. Dosis obat ini adalah: 5-10 mg/kg

BB setiap kali pemberian, maksimal 40mg/kg BB/hari. Contoh obat yang

mengandung ibuprofen antara lain Proris,Rhelafen, Fenris, Bufect, dll

(Anonim, 2009). Dalam memilih obat demam, pilih obat yang tidak

mengandung alkohol,karena beberapa produk sirup juga ada yang

menggunakan alkohol sebagai campurannya (Anonim, 2009).

12

Page 13: BAB I

6. Pencegahan Febris

Ada beberapa pencegahan febris yaitu :

a. Menjaga asupan makanan

b. Menghangatkan diri bila cuaca dingin atau hujan

c. Menjaga lingkungan rumah agar terhindar dari virus dan bakteri

d. Membersikan rumah serta lingkungannya.

e. Menjaga kebersihan tempat pembuangan sampah

f. Menyediakan air yang memenuhi syarat

B. Epidemiologi Febris

Menurut badan kesehatan dunia (WHO) mngemukakan demam (febris)

seluruh dunia mencapai 18-34 juta anak. Retan anak usia 5-19 tahun.

Menurut Survailans departemen kesehatan RI kejadian febris atau demam

di frekuensi menjadi 15,4 per 10000 penduduk.

13

Page 14: BAB I

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Labuan Toposo merupakan salah satu desa dari 6 (enam) Desa

yang ada di Kecamatan Labuan, merupakan desa terkecil dengan luas 6060

Ha, yang terdiri dari 5 (Lima) Dusun.

Menurut sejarahnya Desa Labuan Toposo telah ada sejak tahun 1993,

dengan Motto berdirinya Desa adalah Roso, Risi, Rasa bersama tokoh-tokoh

masyrakat pada masa itu.

Nama Labuan Toposo diambil dari Bahasa Kaili yang berasal dari dua

kata “Labuan dan Toposo” kata Labuan diambil dari nama kecamatan yang

artinya satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan dari 6 desa, kemudian kata

yang kedua adalah ‘Toposo” berarti “Terbelah”. Desa Labuan Toposo

mempunyai jumlah penduduk 2700 jiwa.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintah Daerah pada Tahun 2009 Desa Labuan Toposo melaksanakan

pemekaran Dusun Simou menjadi 2 Dusun sehingga wilayah Desa Labuan

Toposo bertambah menjadi 5 dusun yaitu :

1. Dusun Pado dengan jumlah penduduk 601 jiwa dan 154 KK

2. Dusun Dalika dengan jumlah penduduk 1004 jiwa dan 272 KK

3. Dusun Simou dengan jumlah penduduk 398 jiwa dan 98 KK

14

Page 15: BAB I

4. Dusun Sisere dengan jumlah penduduk 455 jiwa dan 102 KK

5. Dusun Mavusu dengan jumlah penduduk 241 jiwa dan 56 KK

Adapun batas Desa Labuan Toposo terdiri dari :

a. Sebelah Utara : Desa Siniu / Silanga Kecamatan Ampibabo

b. Sebelah Selatan : Labuan Panimba Kecamatan Labuan

c. Sebelah Barat : Desa Tatari Kecamatan Sindue

d. Sebelah Timur : Desa Labuan Kungguma Kecamatan Labuan

2. Idetifikasi Masalah

Dalam pelaksanaan kegiatan KKP – Kes di Desa Labuan Toposo,

setelah melakukan observasi selama 7 hari, maka hasil yang di dapatkan pada

wilayah kerja puskesmas Labuan dalam program Epidemiologi yaitu masih

tingginya kasus Febris seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.110 Penyakit Terbanyak di Poskesdes Labuan ToposoTahun 2015

No. Nama Penyakit Jumlah Kasus1 ISPA 161 Kasus2 Gastristis 105 Kasus3 Diare 55 Kasus4 Febris 31 Kasus5 Hipertensi 30 Kasus6 Hipotensi 30 Kasus7 Anemia 27 Kasus8 Alergi 19 Kasus9 Colic Abdomen 10 Kasus10 Hiperemesis 10 Kasus

Sumber: Data Primer, 2015

15

Page 16: BAB I

Berdasarkan data dari Poskesdes Desa Labuan Toposo, kasus Febris

menempati urutan keempat dari 10 penyakit terbesar di Poskesdes Desa

Labuan Toposo, yaitu 31 kasus pada tahun 2015.

Tabel 3.2

Jumlah Penyakit Febris Pada Dusun di Desa Labuan Toposo Tahun 2015

No. Nama Dusun Jumlah Kasus

1 Pado 3 Kasus2 Dalika 6 Kasus3 Simou 7 Kasus4 Sisere 9 Kasus5 Mavusu 6 Kasus

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan hasil dari tabel 3.2 menunjukkan jumlah penderita Febris

terbanyak yaitu berada di dusun Sisere banyak 9 kasus, sedangkan yang terendah

berada di dusun Simou yaitu 3 kasus.

16

Page 17: BAB I

Tabel 3.3

Jumlah Penyakit Febris Di Dusun Sisere Desa Labuan ToposoTahun 2015

Bulan Kasus Jenis Kelamin UmurL P ¿5 ¿5

Januari 2 1 1 2 -Februari 2 2 - 1 1Maret 6 2 4 5 1April 3 1 2 2 1Mei 2 1 1 - 2Juni 3 1 2 2 1Juli 3 1 2 2 1Agustus 2 - 2 2 -September 3 1 2 1 2Oktober 2 2 - 2 -November 2 1 1 2 -Desember 1 - 1 1 -Jumlah 31 13 18 22 9

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan hasil dari tabel 3.3 menunjukkan jumlah penderita Febris yang

berada di dusun Sisere lebih banyak dialami oleh perempuan sebanyak 18 orang

sedangkan laki-laki berjumlah 13 orang. Jika dilihat dari segi umur, yang paling

banyak menderita penyakit ini adalah mereka yang berumur < 5 tahun.

B. Pembahasan

Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan, epidemiologi penderita Febris di

Desa Labuan Toposo dilihat dari waktu dan tempatnya banyak terjadi pada bulan

Maret dengan jumlah 6 kasus dengan kasus terbanyak berada di dusun Sisere, yaitu 9

kasus dan banyak dialami oleh perempuan sebanyak 18 orang yang berumur < 5

tahun. Hal ini terjadi karena secara garis besar penyakit infeksi penyebab demam

17

Page 18: BAB I

pada anak yaitu infeksi virus seperti pilek, batuk, flu, diare dan infeksi bakteri. Selain

itu pergantian cuaca mengakibatkan suhu tubuh diatas batas normal biasa yang dapat

menyebabkan kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi

pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. Dengan

meningkatkan suhu tubuh, akan membuat bakteri dan virus menjadi susah untuk

bertahan hidup dalam tubuh manusia.

18

Page 19: BAB I

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil observasi yang dilakukan selama satu minggu dalam kegiatan KKP-

Kes, ditemukan masalah kesehatan yang berhubungan dengan bidang

Epidemiologi yaitu tingginya penyakit Febris di Desa Labuan Toposo yang

berjumlah 31 kasus.

Kasus penyakit Febris tertinggi paling banyak terjadi pada bulan Maret yaitu 6

kasus dan paling banyak diderita oleh para warga yang berada di dusun Sisere

sebanyak 9 kasus. Hal ini terjadi karena pada bulan tersebut para warganya yang

mayoritas bekerja sebagai petani mulai sibuk mengurusi perkebunan mereka,

sehingga waktu untuk sarapan kadang tidak sempat dilakukan, dan

mengakibatkan pola makan mereka terganggu.

Penyakit Febris lebih banyak diderita oleh perempuan dengan usia <5 tahun.

Perempuan lebih banyak menderita Febris karena perempuan rentan secara psikis

untuk mengalami demam. Bagi orang yang terinfeksi virus dan bakteri pada usia

< 5 tahun rentan terkena penyakit.

19

Page 20: BAB I

B. Saran

1. Bagi Instansi

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan informasi bagi

masyarakat melalui penyuluhan yang dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait

agar dapat menekan angka kesakitan penyakit febris dengan melakukan

pencegahan.

2. Bagi Institusi

Melalui karya tulis ilmiah ini diharapkan bagi institusi, dalam hal ini

yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu dapat

bekerjasama dengan instansi kesehatan untuk menyelenggarakan kegiatan

penyuluhan mengenai pencegahan penyakit Febris di masyarakat.

3. Bagi Penulis

Setelah mengetahui epidemiologi penderita Febris, kiranya dapat

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai epidemilogi penyakit Febris di

masyarakat agar semakin dapat menambah wawasan.

20