BAB I

7
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, perdarahan, hepatomegali, dan tanda – tanda kegagalan sirkulasi (Oktry H, 2008). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung semakin luas penularannya. Penyakit ini sering menimbulkan kekhawatiran masyarakat karena perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat serta merupakan penyakit menular yang dapat menimbulkan kejadian wabah (Depkes RI, 1997). Penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan, syok, demam bahkan kematian. DBD masih menjadi penyebab kematian tertinggi dan nomer satu di Indonesia. 1

description

makalah bab 1

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh

empat serotipe virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu

demam yang tinggi, perdarahan, hepatomegali, dan tanda – tanda kegagalan

sirkulasi (Oktry H, 2008). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan

salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung semakin

luas penularannya. Penyakit ini sering menimbulkan kekhawatiran masyarakat

karena perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam

waktu singkat serta merupakan penyakit menular yang dapat menimbulkan

kejadian wabah (Depkes RI, 1997). Penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan,

syok, demam bahkan kematian. DBD masih menjadi penyebab kematian tertinggi

dan nomer satu di Indonesia.

DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sebetulnya

mudah untuk mencegahnya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah

penyakit DBD, antara lain : fogging, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),

pencegahan gigitan nyamuk dan lain - lain. Diantara berbagai cara tersebut, cara

untuk mencegah penyebaran nyamuk DBD yang paling efektif yaitu dengan

melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yaitu kegiatan

memberantas jentik ditempat berkembang biaknya  dengan cara 3M ( menguras,

menutup dan mengubur).

1

Page 2: BAB I

2

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Riau (2009) menerangkan bahwa

pencegahan dan penanggulangan (P2) DBD yang tepat di tingkat masyarakat

adalah pemutusan mata rantai penularan DBD tersebut melalui gerakan 3M plus.

Bentuk kegiatan ini hendaknya di mulai dari lingkungan mikro dari rumah ke

rumah. Dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan gotong royong bersama-

sama masyarakat sekitar. Kegiatan 3M plus ini adalah suatu bentuk kegiatan

mandiri yang dilatarbelakangi oleh semangat partisipasi masyarakat dalam

berperan serta penanggulangan penyakit DBD dan penyakit yang ditularkan oleh

nyamuk lainnya. Namun, meskipun hal ini mudah untuk dilakukan, tetapi perilaku

3M plus oleh masyarakat masih kurang.

Sebagian besar masyarakat kota semarang yaitu sekitar 85 % pengetahuan

masyarakat atau responden terhadap pencegahan penyakit DBD masih kurang

baik. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan pada

dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang

untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang

(overt behavior) (Amiruddin & Wantikirmanti, 2007).

Perilaku 3M Plus yang dilaksanakan oleh masyarakat masih terdapat sekitar

39 % perilaku yang kurang baik. Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus atau rangsangan dari luar, oleh karena perilaku ini terjadi

melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme

tersebut merespons. Gerakan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) merupakan

Page 3: BAB I

3

salah satu gerakan masyarakat yang benar-benar perlu untuk terus didukung,

diadakan dan ditingkatkan, namun hal lain yang mendukung untuk melaksanakan

kegiatan tersebut adalah kurangnya pengetahuan mengenai DBD (Amiruddin &

Wantikirmanti, 2007).

Kementerian Kesehatan mencatat terdapat 77.489 kasus Demam Berdarah

Dengue (DBD) di seluruh Indonesia selama tahun 2009 dan menyebabkan angka

kematian mencapai 585 orang. Dinas Kesehatan Kota Malang (2009) menyatakan,

“ di Jawa Timur pada tahun 2006 - 2007 angka kesakitan DBD meningkat dari

3,39 % menjadi 6,35 %, namun pada tahun 2008 – 2009 angka kesakitan DBD

sudah mulai menurun yaitu dari prosentase 5,92 % menjadi 4,7 %.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Malang menyebutkan bahwa

selama bulan Januari sampai bulan November tahun 2014, secara berturut – turut

3 kelurahan yang tertinggi kasus DBDnya adalah Kelurahan Sawojajar (103),

Kelurahan Lowokwaru (58), dan Kelurahan Sukorejo (58). Kelurahan Sawojajar

menduduki peringkat pertama yang menderita kasus DBD. Berdasarkan latar

belakang tersebut, maka peneliti ingin meneliti tentang hubungan tingkat

pengetahuan keluarga tentang DBD dengan perilaku 3M Plus di Kelurahan

Sawojajar.

1.2. Rumusan Masalah

Penyakit DBD merupakan masalah kesehatan yang cenderung semakin

luas penyebarannya dengan angka kematian tertinggi atau nomer satu di

Indonesia. Sebetulnya untuk mencegah penyebaran penyakit DBD ini sangat

mudah. Banyak hal untuk mencegahnya, antara lain : fogging, PSN, mencegah

gigitan nyamuk, 3M plus, dan lain – lain. Berbagai cara yang bisa dilakukan, akan

Page 4: BAB I

4

tetapi yang paling mudah untuk dilaksanakan masyarakat dan tidak mengeluarkan

biaya yang banyak adalah 3M plus. Namun, perilaku 3M plus dilingkungan

masyarakat masih kurang dan belum bisa dilaksanakan secara maksimal.

Sehubungan dengan adanya fenomena seperti di atas maka peneliti ingin meneliti

“Adakah hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang DBD dengan

perilaku 3M plus di Kelurahan Sawojajar Kecamatan Sawojajar ?“

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum :

Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang DBD

dan perilaku 3 M Plus

1.3.2. Tujuan khusus :

a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan keluarga tentang DBD.

b. Mendeskripsikan perilaku 3M Plus.

c. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang DBD

dan perilaku 3 M Plus.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan antara

tingkat pengetahuan dan perilaku 3M plus dalam mencegah DBD.

1.4.2. Bagi tempat penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi puskesmas untuk

melakukan peningkatan dalam pencegahan DBD dengan perilaku 3M Plus

dengan cara penyuluhan.

Page 5: BAB I

5

1.4.3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan

Dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi perkembangan dunia

pendidikan ilmu keperawatan, khususnya untuk asuhan keperawatan pada

anak.