BAB I

download BAB I

of 2

description

BAB I

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN

Herpes Zoster (HZ) merupakan manifestasi sekunder dari infeksi varicela zoster terdahulu yang menetap dorman pada ganglia dorsalis dan bermanifestasi pada satu dermatom atau lebih. Insidensinya bervariasi antara 2,2 hingga 3,4 per 1000 orang tiap tahunnya.1,2 Reaktivasi virus varicela zoster (VZV) terkait dengan usia, virus spesifik, dan imunitas seluler. Reaktivasi VZV lebih sering terjadi pada orang dengan usia tua. Orang dengan status imunocompromis juga memiliki risiko yang tinggi dalam terjadinya reaktivasi VZV. 1 Orang yang memiliki faktor risiko dalam reaktivasi VZV yakni orang dengan usia tua, imunosupresi, paparan varicela intrauterin, dan menderita varicela pada umur kurang dari 18 bulan.3 Manifestasi klinis HZ pada stadium prodromal berupa demam, malaise, nyeri kepala. Stadium tersebut kemudian akan diikuti oleh munculnya erupsi kulit dalam beberapa hari. Neuralgia preherpetic dapat berupa rasa panas, gatal, atau hipersensitivitas yang terlokalisasi pada dermatom yang terkena.2 Nyeri yang dirasakan dapat bertambah berat seiring perjalanan penyakitnya. Erupsi kulit biasanya hanya terjadi pada satu dermatom, dermatom yang paling sering terkena adalah regio tharakolumbar dan wajah. Lesi juga dapat mengenai lebih dari satu dermatom dan terkadang dapat menyebrangi garis tengah. Ruam yang pertama kali muncul berupa ruam kemerahan dengan lesi makulopapular multipel yang kemudian berubah menjadi vesikel.2 Vesikel yang baru terbentuk dapat bertahan hingga 7 hari. Setelah beberapa hari, cairan dalam vesikel akan berubah menjadi keruh. Setelah itu, lesi-lesi akan berubah menjadi krusta yang dapat terlepas setelah 2-3 minggu. Lesi ini dapat mengakibatkan terbentuknya luka dan perubahan pigmentasi. 1,2HZ merupakan penyakit yang tidak berbahaya, namun tidak jarang HZ dapat meninggalkan berbagai komplikasi, terutama jika terjadi pada orang dengan status kekebalan yang relatif rendah, seperti orang tua dan imunosupresi. Salah satu komplikasi HZ yakni neuralgia postherpetic (NPH). NPH biasanya didefinisikan sebagai rasa nyeri pada bagian dermatom yang terlibat yang bertahan hingga 1 bulan setelah onset manifestasi kulit terjadi. Terkadang pada beberapa orang rasa nyeri tersebut dapat bertahan hingga 3 bulan lamanya.4,5 Sebuah studi prospektif mengidentifikasikan 4 prediktor independen dari NPH, yakni : usia tua, nyeri berat yang akut, rash yang berat, dan pendeknya durasi rash sebelum pasien berkonsultasi. 6 NPH dapat hilang setelah beberapa bulan, tetapi dapat juga berkembang menjadi sindrom nyeri yang persisten menetap. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang tepat untuk kasus HZ, terutama yang terjadi pada orang dengan risiko berkembangnya NPH, seperti orang dengan usia tua. 5,6 Pada makalah ini akan dibahas mengenai penanganan dan pemilihan obat yang tepat pada kasus HZ pada pasien berusia 60 tahun.2