BAB I

6
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Organogenesis adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal dari tiga lapisan germinal embrio yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi. Masing- masing lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung yang akan berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang lain (Surjono, 2001). Pada organogenesis juga terjadi tahap pertumbuhan akhir embrio yaitu penyelesaian bentuk definitif menjadi ciri suatu individu. Lapisan-lapisan tersebut berkembang menjadi turunan jaringan dan organ masing-masing pada saat dewasa. Menurut Lestari, dkk (2013) Lapisan endoderm memiliki dua funsi utama, pertama berfungsi menginduksi terbentuknya beberapa organ turunan mesoderm misalnya jantung, notokorda, peredaran darah, dan lapisan germinal. Kedua berfungsi membentuk dua tabung sepanjang tubuh hewan. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Pada perkembangannya seringkali terjadi kesalahan atau kelainan dalam perkembangan turunan endoderm yang disebabkan oleh berbagai macam faktor salah satunya kekurangan nutrisi saat perkembangannya.

description

SPH

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Organogenesis adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal dari tiga lapisan

germinal embrio yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi. Masing- masing

lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung yang akan

berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang

lain (Surjono, 2001). Pada organogenesis juga terjadi tahap pertumbuhan akhir embrio yaitu

penyelesaian bentuk definitif menjadi ciri suatu individu. Lapisan-lapisan tersebut

berkembang menjadi turunan jaringan dan organ masing-masing pada saat dewasa.

Menurut Lestari, dkk (2013) Lapisan endoderm memiliki dua funsi utama, pertama berfungsi

menginduksi terbentuknya beberapa organ turunan mesoderm misalnya jantung, notokorda,

peredaran darah, dan lapisan germinal. Kedua berfungsi membentuk dua tabung sepanjang

tubuh hewan. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar

pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Pada perkembangannya seringkali terjadi

kesalahan atau kelainan dalam perkembangan turunan endoderm yang disebabkan oleh

berbagai macam faktor salah satunya kekurangan nutrisi saat perkembangannya.

Page 2: BAB I

Kelainan dan gangguan pada proses organogenesis turunan endoderm

Atresia Ani

Dalam istilah kedokteran, atresia ani adalah suatu keadaan tidak adanya atau tertutupnya

lubang yang normal. Atresia ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus

imperforata meliputi anus, rektum, atau batas di antara keduanya (Betz,2002). Atresia ani

merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus. Atresia ani

adalah tidak lengkapnya perkembangan embrionik pada distal anus atau tertutupnya anus

secara abnormal (Robbins, dkk. 1995). Atresia ani atau anus imperforata adalah tidak

terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian endoterm mengakibatkan

pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung ke

dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan rektum

(Ronna, 2003).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, atresia ani adalah kelainan kongenital dimana anus tidak

mempunyai lubang untuk mengeluarkan feses karena terjadi gangguan pemisahan kloaka

yang terjadi saat kehamilan.

Kelainan Atresia ani dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Putusnya saluran pencernaan dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur.

2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan

3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum

bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam

usia kehamilan.

4. Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena

gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik.

Gambar 10. Kelainan Atresia ani

Page 3: BAB I

Atresia Esophagus

Atresia esoofagus adalah esophagus (kerongkongan) yang tidak terbentuk secara sempurna.

Pada atresia esophagus, kerongkongan menyempit atau buntu; tidak tersambung dengan

lambung. Kebanyakan Bayi yang menderita atresia esophagus juga memiliki fistula

trakeoesofageal (suatu hubungan abnormal antara kerongkongan dan trakea/pipa udara)(Betz,

2002).

 Atresia esophagus merupakan suatu kelainan bawaan pada saluran pencernaan. Terdapat

beberapa jenis atresia, tetapi yang sering ditemukan adalah kerongkongan yang buntu dan

tidak tersambung dengan kerongkongan bagian bawah serta lambung. Atresia esophagus dan

fistula ditemukan pada 2-3 dari 10.000 bayi (Betz, 2002). Atresia esofagus dengan fistula

distal akibat dari invaginasi ventral yang berlebihan pada lipatan faringo-esofagus atau gagal

berdeferensiasi dengan tepat selama perkembangan embrio.

Gambar 11. Kelainan Atresia esophagus

Page 4: BAB I

Daftar pustaka

Betz, Cecily L.2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik.Edisi 3.Jakarta : EGC.

Surjono, T.W. 2001. Perkembangan Hewan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Lestari, U., Tenzer, A., Handayani, N., Gofur, A. 2013. Struktur dan Perkembangan Hewan

II. Malang: Universitas Negeri Malang

Robbins & Kumar. 1995. Patologi. Jakarta: ECG

Ronna, L.W. 2003. Keperawatan Pediatric. Jakarta: Buku Kedokteran, ECG