BAB I
-
Upload
dwi-junita-sari -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
description
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Organogenesis adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal dari tiga lapisan
germinal embrio yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi. Masing- masing
lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung yang akan
berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang
lain (Surjono, 2001). Pada organogenesis juga terjadi tahap pertumbuhan akhir embrio yaitu
penyelesaian bentuk definitif menjadi ciri suatu individu. Lapisan-lapisan tersebut
berkembang menjadi turunan jaringan dan organ masing-masing pada saat dewasa.
Menurut Lestari, dkk (2013) Lapisan endoderm memiliki dua funsi utama, pertama berfungsi
menginduksi terbentuknya beberapa organ turunan mesoderm misalnya jantung, notokorda,
peredaran darah, dan lapisan germinal. Kedua berfungsi membentuk dua tabung sepanjang
tubuh hewan. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar
pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Pada perkembangannya seringkali terjadi
kesalahan atau kelainan dalam perkembangan turunan endoderm yang disebabkan oleh
berbagai macam faktor salah satunya kekurangan nutrisi saat perkembangannya.
Kelainan dan gangguan pada proses organogenesis turunan endoderm
Atresia Ani
Dalam istilah kedokteran, atresia ani adalah suatu keadaan tidak adanya atau tertutupnya
lubang yang normal. Atresia ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus
imperforata meliputi anus, rektum, atau batas di antara keduanya (Betz,2002). Atresia ani
merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus. Atresia ani
adalah tidak lengkapnya perkembangan embrionik pada distal anus atau tertutupnya anus
secara abnormal (Robbins, dkk. 1995). Atresia ani atau anus imperforata adalah tidak
terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian endoterm mengakibatkan
pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung ke
dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan rektum
(Ronna, 2003).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, atresia ani adalah kelainan kongenital dimana anus tidak
mempunyai lubang untuk mengeluarkan feses karena terjadi gangguan pemisahan kloaka
yang terjadi saat kehamilan.
Kelainan Atresia ani dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Putusnya saluran pencernaan dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur.
2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan
3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum
bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam
usia kehamilan.
4. Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena
gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik.
Gambar 10. Kelainan Atresia ani
Atresia Esophagus
Atresia esoofagus adalah esophagus (kerongkongan) yang tidak terbentuk secara sempurna.
Pada atresia esophagus, kerongkongan menyempit atau buntu; tidak tersambung dengan
lambung. Kebanyakan Bayi yang menderita atresia esophagus juga memiliki fistula
trakeoesofageal (suatu hubungan abnormal antara kerongkongan dan trakea/pipa udara)(Betz,
2002).
Atresia esophagus merupakan suatu kelainan bawaan pada saluran pencernaan. Terdapat
beberapa jenis atresia, tetapi yang sering ditemukan adalah kerongkongan yang buntu dan
tidak tersambung dengan kerongkongan bagian bawah serta lambung. Atresia esophagus dan
fistula ditemukan pada 2-3 dari 10.000 bayi (Betz, 2002). Atresia esofagus dengan fistula
distal akibat dari invaginasi ventral yang berlebihan pada lipatan faringo-esofagus atau gagal
berdeferensiasi dengan tepat selama perkembangan embrio.
Gambar 11. Kelainan Atresia esophagus
Daftar pustaka
Betz, Cecily L.2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik.Edisi 3.Jakarta : EGC.
Surjono, T.W. 2001. Perkembangan Hewan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Lestari, U., Tenzer, A., Handayani, N., Gofur, A. 2013. Struktur dan Perkembangan Hewan
II. Malang: Universitas Negeri Malang
Robbins & Kumar. 1995. Patologi. Jakarta: ECG
Ronna, L.W. 2003. Keperawatan Pediatric. Jakarta: Buku Kedokteran, ECG