BAB-I

36
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ujung tombak dari program PDBK adalah Puskesmas dan salah satu dari upaya kesehatan wajib Puskesmas yang harus ditingkatkan kinerjanya adalah promosi kesehatan. Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114 /MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Promosi kesehatan juga merupakan proses pendidikan yang tidak lepas dari proses belajar. Seseorang dapat dikatakan belajar bila dalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu. Di dalam kegiatan belajar terdapat tiga unsur pokok yang saling berkaitan, yakni masukan (input), proses, dan keluaran (output). Dalam proses belajar, terjadi pengaruh

description

k

Transcript of BAB-I

Page 1: BAB-I

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ujung tombak dari program PDBK adalah Puskesmas dan salah satu dari upaya

kesehatan wajib Puskesmas yang harus ditingkatkan kinerjanya adalah promosi

kesehatan. Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114

/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di

Daerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar

mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber

daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan.

Promosi kesehatan juga merupakan proses pendidikan yang tidak lepas dari

proses belajar. Seseorang dapat dikatakan belajar bila dalam dirinya terjadi

perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan sesuatu

menjadi dapat mengerjakan sesuatu. Di dalam kegiatan belajar terdapat tiga unsur

pokok yang saling berkaitan, yakni masukan (input), proses, dan keluaran (output).

Dalam proses belajar, terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor, antara lain

subjek belajar, pengajar atau fasilitator belajar, metode yang digunakan dan materi

atau bahan yang dipelajari. Sedangkan keluaran merupakan hasil belajar itu sendiri,

yang terdiri dari kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar

(Notoatmodjo, 2005).

Freira (dalam Hubley 2002) mengatakan, bahwa pemberdayaan adalah suatu

proses dinamis yang dimulai dari dimana masyarakat belajar langsung dari tindakan.

Pemberdayaan masyarakat biasanya dilakukan dengan pendekatan pengembangan

masyarakat. Pengembangan masyarakat biasanya berisis bagaimana masyarakat

mengembangkan kemampuannya serta bagaimana masyarakat mengembangkan

1

Page 2: BAB-I

2

kemampuannya serta bagaimana meningkatkan peran serta masyarakat dalam

pengambilan keputusan.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah pemberdayaan masyarakat berperan dalam penanggulangan masalah

kesehatan.

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui peran pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan

masalah kesehatan.

1.4 Hipotesa

Pemberdayaan masyarakat berperan dalam penanggulangan masalah kesehatan.

Page 3: BAB-I

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan mempunyai pengertian sebagai upaya pemberdayaan

masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan

lingkungannya melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar

dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya

masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan (Depkes, 2005).

2.1.1 Tujuan Promosi Kesehatan

Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan, yaitu :

a. Tujuan program

Merupakan pernyataan tentang apa yang dicapai dalam periode waktu

tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.

b. Tujuan pendidikan

Merupakan deskripsi perilaku yang dicapai dapat mengatasi masalah

kesehatan yang ada.

c. Tujuan perilaku

Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang

diinginkan). Oleh karena itu tujuan perilaku berhubungan dengan

pengetahuan dan sikap.

2.1.2 Strategi Promosi Kesehatan

Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara global

terdiri dari tiga hal, yaitu :

a. Advokasi (advocacy)

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain

tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam

3

Page 4: BAB-I

4

konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat

keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sector, dan diberbagai tingkat,

sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang

diinginkan.

Kegiatan advokasi ada bermacam-macam bentuk baik secara formal maupun

secara informal. Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar

tentang isu atau usulan program yang ingin dimintakan dukungan dari para pejbat

yang terkait. Kegiatan advokasi secara informal misalnya berkunjung kepada

para pejabat relevan dengan program yang diusulkan untuk secara informal minta

dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau dalam bentuk dana atau fasilitas

lain.

b. Dukungan social (Social Support)

Strategi dukungan social adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan

social melalui tokoh-tokoh formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini

adalah agar tokoh masyarakat sebagai jembatan antara sector kesehatan sebagai

pelaksana program kesehatan dengan masyarakat penerima program kesehatan.

Bentuk kegiatan dukungan social antara lain pelatihan-peatihan para tokoh

masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat. Dengan

demikian maka sasaran utama dukungan social atau bina suasana adalah para

tokoh masyarakat diberbagai tingkat sasaran sekunder.

c. Pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada

masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka

sendiri.

Bentuk kegiatan ini antara lain penyuluhan kesehatan, keorganisasian dan

pengembangan masyarakat dalam bentuk koperasi, pelatihan-pelatihan untuk

kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (Notoatmodjo, 2005).

Page 5: BAB-I

5

2.1.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

a. Promosi kesehatan pada tingkat promotif

Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayan promotif adalah

kelompok orang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu

meningkatkan kesehatannya.

b. Promosi kesehatan pada tingkat preventif

Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini selain pada orang yang

sehat juga bagi kelompok yang beresiko. Misalnya, ibu hamil, para

perokok, para pekerja seks dan sebagainya. Tujuan utama dari promosi

kesehatan pada tingkat ini adalah untuk mencegah kelompok-

kelompok tersebut agar tidak jatuh sakit (primary prevention).

c. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif

Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita

penyakit, terutama yang menderita penyakit kronis seperti asma,

diabetes militus, tuberculosis, hipertensi. Tujuan dari promosi pada

tingkat ini agar kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak

menjadi lebih parah (secondary prevention).

d. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif

Sasaran pokok pada promosi tingkat ini adalah pada kelompok

penderita atau pasien yang baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuan

utama promosi kesehatan pada tingkat ini adalah mengurangi

kecacatan seminimal mungkin. Dengan kata lain, promosi kesehtan

pada tahap ini adalah pemulihan dan mencegah kecacatan akibat dari

suatu penyakit (tertiary prevention) (Notoatmodjo, 2005).

Page 6: BAB-I

6

2.1.4 Sasaran Promosi Kesehatan

Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi

dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :

a. Sasaran Primer (primary target)

Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi,

kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak

untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk

kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan

strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).

b. Sasaran Sekunder (secondary target)

Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat,

tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta

berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah

diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali

memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan

masyarakat sekitarnya.

Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan

pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat

sekitarnya.

c. Sasaran Tersier (tertiary target)

Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah

pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker).

Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan

yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta

pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan

dengan strategi advokasi (advocacy) (Hery, 2009).

Page 7: BAB-I

7

2.2 Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat ialah upaya atau proses untuk menumbuhkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,

memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri

(Notoatmodjo, 2007).

2.2.1 Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

a. Menumbuhkan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan

kesehatan individu, kelompok, dan masyarakat. Pengetahuan dan

kesadaran tentang cara-cara memelihara dan meningkatkan kesehatan

adalah awal dari keberdayaan kesehatan. Kesadaran dan pengetahuan

merupakan atahp awal timbulnya kemampuan, karena kemampuan

merupakan hasil proses belajar.

b. Menimbulkan kemauan yang merupakan kecenderungan untuk

melakukan suatu tindakan atau sikap untuk meningkatkan kesehatan

mereka.

c. Menimbulkan kemampuan masyarakat untuk mendukung terwujudnya

tindakan atau perilaku sehat (Notoatmodjo, 2007).

2.2.2 Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat

A. Menumbuhkembangkan potensi masyarakat

Didalam masyarakat terdapat berbagai potensi yang dapat mendukung

keberhasilan program-program kesehatan. Potensi dalam masyarakat dapat

dikelompokan menjadi potensi sumber daya manusia dan potensi sumber

daya alam.

B. Mengembangkan gotong royong masyarakat

Potensi masyarakat yang ada tidaka akan tumbuh dan berkembang

dengan baiak tanpa adanya gotong royong dari masyarakat itu sendiri.

Perna petugas kesehatan atau provider dalam gotong royong dimasyarakat

Page 8: BAB-I

8

adalah memotivasi dan memfasilitasinya, melalui pendekatan para tokoh

mayarakat sebagai penggerak kesehatan dalam masyarakatnya.

C. Menggali kontribusi masyarakat

Menggali dan mengembangkan potensi masing-masing anggota

masyarakat agar dapat berkontribusi sesuai dengan kemampuan terhadap

program atau kegiatan yang direncanakan bersama. Kontribusi masyarakat

merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga, pemikiran

atau ide, adan, bahan bangunan dan fasilitas-fasilitas lain utnuk menunjang

usaha kesehatan.

D. Manjalin kemitraan

Jalinan kerja antara bebagai sector pembangunan, baik pemerintah,

swasta dan lembaga swadaya masyarakat, serta individu dalam rangka

untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati (Notoatmodjo, 2007).

2.2.3 Ciri-ciri Pemberdayaan Masyarakat

a. Community Leader: Petugas kesehatan melakukan pendekatan kepada

tokoh masyarakat agar pemimpin terlebih dahulu. Misalnya camat, lurah,

kepala adat, ustad.

b. Communty Organization: Organisasi seperti PKK, karang taruna, majlis

taklim, dan lainnya merupakan potensi yang dapat dijadikan mitra kerja

dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

c. Community Fund: Dana sehat atau jaminan pemeliharaan kesehatan

masyarakat (JPKM) yang dikemangkan dengan prinsip gotong royong

sebagai salah satu prinsip pemberdayaan masyarakat.

d. Communty Material: Setiap daerah memiliki potensi tersendiri yang dapat

digunakan untuk memfasilitasi layanan kesehatan. Misalnya desa dekat

kali penghasil pasir memiliki potensi untuk melakukan pengerasan jalan

untuk memudahkan akses ke puskesmas.

Page 9: BAB-I

9

e. Communty Knowledge: Pemberdayaan bertujuan meningkatkan

pengetahuan masyarakat dengan berbagai penyuluhan kesehatan yang

menggunakan pendekatan community based healt education.

f. Community Technology: Tekhnologi sederhana di komunitas di gunakan

untuk pengembangan program ksehatan misalnya p

2.2.4 Peran petugas kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat

a. Memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan maupun

program-program pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan dan

pengorganisasian masyarakat.

b. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam

melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau

berkontribusi terhadap program tersebut.

c. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi kepada

masyarakat dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang bersifat

vokasional (Notoatmodjo, 2007).

2.2.5 Prinsip Pemberdayaaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat pada prinsipnya menumbuhkan kemampuan

masyarakat dari dalam masyarakat itu sendiri. Pemberdayaan masyarakat

bukan sesuatu yang di tanamkan atau dicangkokkan dari luar masyarakat yang

bersangkutan.pemberdayaan masyarakat adalah proses memampukan

masyarakat dari,oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Secaa lebih terinci

prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat,khususnya dibidang kesehatan

dapat di uraikan sebagai berikut:

• Menumbuhkembangkan potensi masyarakat

Page 10: BAB-I

10

Potensi adalah suatu kekuatan dan kemampuan yang masih

terpendam.baik individu,kelompok maupun masyarakat mempunyai potensi

yang berbeda satu dengan yang lainnya.dalam suatu masyarakat terdapat

berbagai potensi,yang pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua,yakni :

potensi sumber daya manusia (penduduknya) dan potensi dalam bentuk

sumber daya alam atau kondisi geografis masyarakat setempat.

• Mengembangkan gotong royong masyarakat

Peran petugas atau provider dalam rangka gotong royong masyarakat

adalah memotivasi dan memfasilitasi,agar gotong royong tersebut terjadi di

masyarakat.agar gotong royong tersebut tumbuh dari masyarakat sendiri maka

pendekatan herus dilakukan melalui para tokoh masyarakat untuk mau

berpatisipasi dan berkontribusi terhadap kegiatan yang direncanakan bersama.

• Menggali kontribusi masyarakat

Kontribusi masyarakat adalahmerupakan bentuk partisipasi

masyarakat antara lain ; dalam bentuk tenaga,pimikiran,atau ide ide,dan,bahan

bangunan dan sebagainya.seorang petugas dan provider kesehatah bersam-

sama dengan tokoh masyarakat setempat harus mampu menggali kontribusi

sebagai bentuk partisipasi masyarakat.

• Menjalin kemitraan

Petugas atau provider kesehatan adalah memotivasi memfasilitasi masyarakat

untuk menjalin kemitraan dengan pihak-pihak yang lain.

• Desentralisasi

Upaya pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya memberikan

kesempatan kepada masyarakat local untuk mengenbangkan potensi daerah

atau wilayahnya.oleh sebab itu,segala bentuk pengambilan keputusan harus di

Page 11: BAB-I

11

serahkan ke tingkat operasional yakni masyarakat setempat,sesuai kultur

masing masing komunitas.

2.2.6 Sasaran pemberdayaan masyarakat

1. Sasaran utama dari gerakan pemberdayaan adalah individu dan keluarga,

serta kelompok masyarakat, terutama masyarakat yang terkena masalah

maupun beresiko terkena masalah, baik dikota maupun didesa. Contoh:

ditatanan rumah tangga adalah para ibu, ditatanan institusi pendidikan

adalah murid-murid disarana pelayanan adalah petugas kesehatan.

2. Tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan serta organisasi profesi

3. Lintas sektor

4. Petugas kesehatan

2.2.7 Masyarakat yang mampu atau masyarakat yang mandiri di bidang

kesehatan

Kemampuan masyarakat dalam bidang kesehatan sesungguhnya

mempunyai pengertian yang sangat luas. Masyarakat yang mampu atau

masyarakat yang mandiri di bidang kesehatan apabila

1. Mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi masalah-masalah kesehatan, terutama di lingkungan atau

masyarakat setempat. Agar masyarakat mampu mengenali masalah

kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, masyarakat harus

mempunyai pengetahuan kesehatan yang baik (health litarasi).

Pengetahuan kesehatan dan faktor–faktor yang mempengaruhinya yang

harus dimiliki oleh masyarakat, sekurang-kurangnya sbb :

Page 12: BAB-I

12

a. Pengetahuan tentang penyakit.

b. Pengetahuan tentang gizi dan makanan, yang harus dikonsumsi agar

tetap sehat sebagai faktor penentu kesehatan seseorang.

c. Perumahan sehat dan sanitasi dasar yang diperlukan untuk menunjang

kesehatan keluarga atau masyarakat.

d. Pengetahuan tentang bahaya-bahaya merokok, dan zat-zat lain yang

dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau kecanduan yakni narkoba.

2. Mampu mengatasi masalah – masalah kesehatan mereka sendiri secara

mandiri.Masyarakat mampu menggali potensi – potensi masyarakat

setempat untuk mengatasi masalah kesehatan mereka.

3. Mampu memelihara dan melindungi diri, baik individual, kelompok, atau

masyarakat dari macam – macam ancaman kesehatan. Pengetahuan

masyarakat akan kesehatan yang tinggi, masyarakat mampu memelihara

dan melindunginya dari ancaman kesehatan, menganantisipasi dengan cara

pencegahan.

4. Mampu meningkatkan kesehatan, baik individual, kelompok, maupun

masyarakat.

2.2.8 Langkah –Langkah Pemecahan Masalah Kesehatan

a. Identifikasi masalah kesehatan

Mengidentifikasi masalah kesehatan dapat diperoleh dari berbagai cara

antara lain :

1. Laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada

2. Surveilance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit

Page 13: BAB-I

13

3. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan

perencanaan kesehatan

4. Hasil kunjungan lapangan surervisi

b. Menetapkan priorotas masalah

Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan banyak masalah

kesehatan yang menunggu untuk ditangani. Karena keterbatasan sumber

daya baik biaya, tenaga dan teknologi, maka tidak semua masalah

tersebut dapat dipecahkan sekaligus (direncanakan pemecahannya).

Untuk itu maka harus dipilih masalah mana yang “feasible” untuk

dipecahkan.

c. Merencanakan Perawatan

Rencana perwatan adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

d. Advokasi

e. Pelaksanaan

Melaksanakan semua kegiatan yang sudah direncanakan untuk

mencapai tujuan yang telah disepakati

f. Evaluasi

Rencana evaluasi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan

dilakukan untuk menilai sejauh mana tujuan-tujuan yang telah di tetapkan

tersebut telah tercapai (Istiarti, 2006).

2.3 Advokasi

Upaya pendekatan erhadap otang lain yang dianggap mempunyai pengaruh

terhadap keberhasilan suatu kegiatan yang dilaksanakan. Istilah advocacy (adpokasi)

mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada

Page 14: BAB-I

14

tahun 1984, sebagai salah satu strategi global pendidikan atau promosi kesehatan

(Notoatmodjo, 1990). WHO merumuskan, bahwa dalam mewujudkan visi dan misi

pendidikan/promosi kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi pokok, yaitu:

a. Advocacy (advokasi).

b. Social support (dukungan social).

c. Empowerment (pemberdayaan masyarakat) (Notoatmodjo, 1990).

2.3.1 Tujuan Advokasi

a. Komitmen politik ( Political commitment )

Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan sangat penting

untuk mendukung atau mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan

kesehatan masyarakat,misalnya untuk pembahasan kenaikan anggaran

kesehatan,contoh konkrit pencanangan Indonesia Sehat 2010 oleh

presiden.Untuk meningkatkan komitmen ini sangat dibutuhkan advokasi yang

baik.

b. Dukungan kebijakan ( Policy support )

Adanya komitmen politik dari para eksekuti,maka perlu ditindaklanjuti

dengan advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program

yang telah memperoleh komitmen politik tersebut.

c. Penerimaan sosial ( Social acceptance )

Penerimaan sosial artinya diterimanya suatu program oleh masyarakat.Suatu

program kesehatan yang telah memperoleh komitmen dan dukungan

kebijakan,maka langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan program tersebut

untuk memperoleh dukungan masyarakat.

d. Dukungan sistem ( System support )

Agar suatu program kesehatan berjalan baik maka perlunya sistem atau

prosedur kerja yang jelas mendukung. Mengingat bahwa masalah kesehatan

merupakan dampak dari berbagai sektor, maka program untuk pemecahanya atau

penangulanganya harus bersama-sama dengan sektor lain (Karen, 1990).

Page 15: BAB-I

15

2.3.2 Kegiatan Advokasi

a. Lobi Politik (political lobbying)

Lobi adalah berbincang-bincang secara informal kepada para pejabat untuk

menginformasikan dan membahas masalah dari program kesehatan yang akan

dilaksanakan.

b. Seminar atau presentasi

Seminar atau presentasi yang dihadiri oleh para pejabat lintas program dan

lintas sektor. Petugas kesehatan menyajikan masalah kesehatan di wilayah

kerjanya, lengkap dengan data dan ilustrasi yang menarik, serta rencana program

pemecahannya, diperoleh komitmen dan dukungan terhadap program yang akan

dilaksanakan.

c. Media advokasi (media advocacy)

Advokasi media adalah melakukan kegiatan advokasi dengan menggunakan

media khususnya media massa. Melalui media cetak maupun media elektronik

permasalahan kesehatan disajikan baik dalam bentuk lisan, artikel, berita,

diskusi, penyampain pendapat, dan sebagainya.

d. Perkumpulan (asosiasi) peminat

Asosiasi atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat atau

keterkaitan terhadap masalah terntu atau perkumpulan profesi adalah juaga

merupakan bentuk advokasi (Karen, 1990).

2.3.3 Prinsip advokasi

• Tujuan advokasi dari batasan advokasi,secara inksklusif terkandung tujuan-

tujuan yakni : komitmen politik,dukungan kebijakan,dukungan masyarakat dan

dukungan system.

Page 16: BAB-I

16

• Kegiatan advokasi

Lobi politik. Lobi adalah berbincang bincang secara informal dengan para

pejabat untuk menginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan

yang akan dilaksanakan. o Seminar atau presentasi o Media o Perkumpulan

peminat

• Argumentasi untuk advokasi.

2.4 Kemitraan

` Adalah suatu kerjasama formal antara individu-individu,kelompok-kelompok

atau organisasi-organisasi unuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.

Dalam kerjasama tersebut ada kesepakatan tentang komitmen dan harapan

masing-masing,tentang peninjauan kembali terhadsp kesepaakatan yang telah dibuat

dan saling berbagi,baik dalam resiko maupun dalan keuntungan yang diperoleh.

1. Adanya interaksi dua pihak atau lebih, dimana kedua belah pihak merupakan mitra

atau partner.

2. Penggabungan dari berbagai unsur untuk mencapai sesuatu sasaran/ tujuan yang

tidak dapat sepenuhnya dicapai secara efektif dan efisien hanya oleh salah satu

unsur saja.

3. Hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih berdasarkan kesetaraan,

keterbukaan dan saling menguntungkan ( memberi manfaat ).

4. Upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok, masyarakat,

lembaga pemerintah atau non pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan

bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing-masing.

Page 17: BAB-I

17

5. Suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi untuk bekerja

sama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi tugas,

menanggung bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau

ulang hubungan masing-masing secara teratur dan memperbaiki kembali

kesepakatan bila diperlukan

6. Adalah suatu bentuk ikatan bersama antara dua atau lebih pihak yang bekerjasama

untuk mencapai tujuan dengan cara berbagi kewenangan dan tanggung jawab

dalam bidang kesehatan, saling mempercayai, berbagi pengelolaan, investasi dan

sumber daya untuk program kesehatan, memperoleh keuntungan bersama dari

kegiatan yang dilakukan.

2.4.1 Tujuan kemitraan

Tujuan umum kemitraan adalah : 1. Meningkatkan percepatan upaya 2.

Efektivitas dan efisiensi dalam berbagai upaya termasuk upaya kesehatan

Tujuan khusus kemitraan adalah : 1. Saling pengertian 2. Saling percaya

3. Saling kedekatan 4. Saling bantu 5. Saling mengharagai 6. Saling Memerlukan

7. Saling mendorong kemampuan

2.4.2 Prinsip kemitraan

a . Saling menguntungkan (mutual benefit)

Saling menguntungkan disini bukan hanya materi tetapi juga non materi,

yaitu dilihat dari kebersamaan atau sinergisme dalam mencapai tujuan

b. Pendekatan berorientasi hasil

Tindakan kemanusiaan yang efektif harus didasari pada realitas dan

berorientasi pada tindakan. Hal ini membutuhkan koordinasi yang berorientasi

Page 18: BAB-I

18

hasil dan berbasis pada kemampuan efektif dan kapasitas operasional yang

konkrit

c. Keterbukaan (transparansi)

Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota mitra

harus diketahui oleh anggota yang lain. Transparansi dicapai melalui dialog

(pada tingkat yang setara) dengan menekankan konsultasi dan pembagian

informasi terlebih dahulu. Komunikasi dan transparansi, termasuk transparansi

finansial, membantu meningkatkan kepercayaan antar organisasi

d. Kesetaraan

Masing-masing pihak yang bermitra harus merasa duduk sama rendah dan

berdiri sama tinggi, tidak boleh satu anggota memaksakan kehendak kepada yang

lain. Kesetaraan membutuhkan rasa saling menghormati antar anggota kemitraan

tanpa melihat besaran dan kekuatan. Para peserta harus saling menghormati

mandat kewajiban dan kemandirian dari anggota yang lain serta memahami

keterbatasan dan komitmen yang dimiliki satu sama lain. Sikap saling

menghormati tidak menghalangi masing-masing organisasi untuk terlibat dalam

pertukaran pendapat yang konstruktif

e. Tanggung Jawab

Organisasi kemanusiaan memiliki tanggung jawab etis terhadap satu sama

lain dalam menempuh tugas-tugasnya secara bertanggung jawab dengan

integritas dan cara yang relevan dan tepat. Organisasi kemanusiaan harus

meyakinkan bahwa mereka hanya akan berkomitmen terhadap sesuatu kegiatan

ketika mereka memang memiliki alat, kompetensi, keahlian dan kapasitas untuk

mewujudkan komitmen tersebut. Pencegahan yang tegas dan jelas terhadap

penyelewengan yang dilakukan oleh para pekerja kemanusiaan harus menjadi

usaha yang berkelanjutan f. Saling Melengkapi

Page 19: BAB-I

19

Keragaman dari komunitas kemanusiaan adalah sebuah aset bila dibangun

atas kelebihan-kelebihan komparatif dan saling melengkapi kontribusi yang satu

dengan yang lain.

Kapasitas lokal adalah salah satu aset penting untuk ditingkatkan dan

menjadi dasar pengembangang. Ketika memungkinkan, organisasi-organisasi

kemanusiaan harus berjuang untuk menjadikan aset lokal sebagai bagian integral

dari tindakan tanggap darurat dimana hambatan budaya dan bahasa harus diatasi

Page 20: BAB-I

20

BAB III

CONCEPTUAL MAPPING

Promosi Kesehatan

AdvokasiDukungan Sosial Pemberdayaan Masyarakat

Status Kesehatan

Perilaku Masyarakat

Masalah Kesehatan

Penanggulangan dan Pencegahan

KebijakanTokoh Masyarakat Masyarakat

20

Page 21: BAB-I

21

BAB IV

PEMBAHASAN

Promosi kesehatan adalah suatu proses membantu individu masyarakat

meningkatkan kemampuan dan keterampilannya mengontrol berbagai faktor yang

berpengaruh pada kesehatan,sehigga dapat meningkatkan derajat kesehatan nya.

Strategi dari promosi kesehatan adalah advokasi, dukungan sosial dan

pemberdayaan masyarakat. Yang dimaksud dengan advokasi adalah upaya

meyakinkan para pengambil kebijakan agar memberikan dukungan berbentuk

kebijakan terhadap suatu program. Dukungan social adalah suatu kegiatan untuk

mencari dukungan social melalui tokoh-tokoh formal maupun informal. Adapun

pemberdayaan berarti upaya meningkatkan kemampuan kelompok sasaran sehingga

kelompok sasaran mampu mengembangkan tindakan tepat atas berbagai

permasalahan yang dialami.

Pemberdayaan sebagai proses menunjuk pada serangkaian tindakan yang

dilakukan secara sistematis dan mencerminkan pentahapan kegiatan atau upaya

mengubah masyarakat yang kurang atau belum berdaya, berkekuatan, dan

berkemampuan menuju keberdayaan. Makna "memperoleh" daya, kekuatan atau

kemampuan menunjuk pada sumber inisiatif dalam rangka mendapatkan atau

meningkatkan daya, kekuatan atau kemampuan sehingga memiliki keberdayaan. Kata

"memperoleh" mengindikasikan bahwa yang menjadi sumber inisiatif untuk berdaya

berasal dari masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, masyarakat harus menyadari akan

perlunya memperoleh daya atau kemampuan. Makna kata "pemberian" menunjukkan

bahwa sumber inisiatif bukan dari masyarakat. Inisiatif untuk mengalihkan daya,

kemampuan atau kekuatan adalah pihak-pihak lain yang memiliki kekuatan dan

kemampuan, misalnya pemerintah atau agen-agen pembangunan lainnya .

21

Page 22: BAB-I

22

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk

membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi

kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.

Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat

yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu

yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan

mempergunakan daya / kemampuan yang dimiliki.

Pemberdayaan sebagai proses menunjuk pada serangkaian tindakan yang

dilakukan secara sistematis dan mencerminkan pentahapan kegiatan atau upaya

mengubah masyarakat yang kurang atau belum berdaya, berkekuatan, dan

berkemampuan menuju keberdayaan. Makna "memperoleh" daya, kekuatan atau

kemampuan menunjuk pada sumber inisiatif dalam rangka mendapatkan atau

meningkatkan daya, kekuatan atau kemampuan sehingga memiliki keberdayaan. Kata

"memperoleh" mengindikasikan bahwa yang menjadi sumber inisiatif untuk berdaya

berasal dari masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, masyarakat harus menyadari akan

perlunya memperoleh daya atau kemampuan. Makna kata "pemberian" menunjukkan

bahwa sumber inisiatif bukan dari masyarakat. Inisiatif untuk mengalihkan daya,

kemampuan atau kekuatan adalah pihak-pihak lain yang memiliki kekuatan dan

kemampuan, misalnya pemerintah atau agen-agen pembangunan lainnya .

Page 23: BAB-I

23

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pemberdayaan masyarakat merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan

yang bertujuan untuk memandirikan masyarakat agar mampu memelihara dan

meningkatkan status kesehatannya menjadi lebih baik dengan menggunakan prinsip

pemberdayaan dimana petugas kesehatan berperan untuk memfasilitasi masyarakat

dalam meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuannya untuk memlihara

dan meningkatkan status kesehatannnya.

5.2 Saran

Untuk petugas-petugas kesehatan sebaiknya melakukan promosi kesehatan di

setiap masyarakatnya terutama pada tokoh masyarakat itu sendiri agar masyarakat

sadar dan tahu pentinganya kesehatan.

23

Page 24: BAB-I

24

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan R.I. (2005). Rencana Strategi Departemen Kesehatan. Jakarta:

Depkes RI

D. J Maulana, hery. 2009. Promosi Kesehatan EGC : Jakarta

Glenz, Karen. 1990. Health Behavior and Health Education, Theory Research and

Practice. San Francisco,oxford: Joosey-Bas Publiser.

Green, Lawrence, 1980. Health Education Planning, a diagnostic Approach.

California:Mayfield Publishing Company.

Notoatmodjo, soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta:

Jakarta

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta : Jakarta

Notoatmodjo, soekijo. 1990. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.