BAB I

9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang cukup berat pada 10-20 tahun mendatang akan dihadapi oleh pelayanan kesehatan dunia karena peningkatan prevalensi penderita muskuloskeleteal yang cukup drastis. Menurut WHO, peningkatan angka tersebut diperhitungkan dengan peningkatan jumlah penduduk lansia (Syafei, 2010). Lansia dapat dijumpai baik dalam sebuah keluarga maupun komunitas tertentu. Tipe keluarga yang memiliki lansia biasanya merupakan tipe keluarga besar. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, terdiri dari ayah, ibu dan anak, apabila di dalam keluarga tersebut terdapat orang tua dari ayah maupun ibu, maka disebut keluarga besar. Jika di dalam keluarga tersebut terdapat lansia, maka perlu perhatian dan perawatan khusus karena lansia mengalami banyak perubahan dan penurunan fungsi tubuhnya baik fisik maupun psikologis. Lansia membutuhkan perawatan dan pengawasan kesehatan agar mereka mampu mandiri dan memenuhi kebutuhan mereka sendiri tanpa bergantung pada orang lain (Widyanto, 2014). Jika seseorang telah mengalami penuaan atau sudah berusia lanjut, maka akan terjadi banyak perubahan struktur dan fungsi pada sistem tubuhnya, yang

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan yang cukup berat pada 10-20 tahun mendatang akan

dihadapi oleh pelayanan kesehatan dunia karena peningkatan prevalensi penderita

muskuloskeleteal yang cukup drastis. Menurut WHO, peningkatan angka tersebut

diperhitungkan dengan peningkatan jumlah penduduk lansia (Syafei, 2010).

Lansia dapat dijumpai baik dalam sebuah keluarga maupun komunitas

tertentu. Tipe keluarga yang memiliki lansia biasanya merupakan tipe keluarga

besar. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, terdiri dari ayah, ibu

dan anak, apabila di dalam keluarga tersebut terdapat orang tua dari ayah maupun

ibu, maka disebut keluarga besar. Jika di dalam keluarga tersebut terdapat lansia,

maka perlu perhatian dan perawatan khusus karena lansia mengalami banyak

perubahan dan penurunan fungsi tubuhnya baik fisik maupun psikologis. Lansia

membutuhkan perawatan dan pengawasan kesehatan agar mereka mampu mandiri

dan memenuhi kebutuhan mereka sendiri tanpa bergantung pada orang lain

(Widyanto, 2014).

Jika seseorang telah mengalami penuaan atau sudah berusia lanjut, maka

akan terjadi banyak perubahan struktur dan fungsi pada sistem tubuhnya, yang

dampaknya akan menganggu homeostasis tubuh sehingga lanjut usia mudah

terkena penyakit yang terkait dengan usianya, salah satunya yaitu Arthtritis

Reumatoid (Padila, 2012).

Penderita Artritis rheumatoid di seluruh dunia telah mencapai angka 355

juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita rheumatoid. Sampai tahun

2025 diperkirakan angka ini terus meningkat dengan indikasi lebih dari 25% akan

mengalami kelumpuhan. Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa

20%, penduduk dunia terserang penyakit arthritis rheumatoid. Dimana mereka

yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010).

Prevalensi penyakit sendi secara nasional mengalami penurunan di

Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi

nasional penyakit sendi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 14,0%,

1 Poltekkes Kemenkes Palembang

Page 2: BAB I

2

dan prevalensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau dengan gejala sebesar

30,3%. Kemudian pada tahun 2013 prevalensi nasional penyakit sendi mengalami

penurunan, berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 11,9% dan

berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau dengan gejala sebesar 24,7%

(Riskesdas, 2007 dan Riskesdas, 2013).

Prevalensi penyakit sendi di Sumatera Selatan juga mengalami penurunan.

Tahun 2007, prevalensi penyakit sendi di Provinsi Sumatera Selatan sebesar

19,3% dan prevalensi penyakit persendian di kota Palembang sendiri sebesar

16,2% (Riskesdas, 2007). Pada tahun 2013, prevalensi ini mengalami penurunan

sebesar 10,9% dari tahun 2007, dari data Riskesdas menunjukkan bahwa

Sumatera Selatan memiliki prevalensi penyakit rematik sebesar 8,4%. Jika

dibandingkan dengan provinsi DI Yogyakarta, prevalensi penyakit sendi di

Sumatera Selatan masih dianggap tinggi (Riskesdas, 2013).

Adapun program yang telah dicanangkan pemerintah yaitu POSBINDU ()

untuk mengatasi lansia beserta masalah-masalah yang dihadapi lansia. Seperti

penyakit menahun yang lain, rematik sering menyebabkan kecacatan, dapat

memberikan dampak yang memberatkan baik bagi penderita sendiri maupun bagi

keluarganya. Adanya atau timbulnya kecacatan dapat mengakibatkan penderita

mengeluh terus-menerus, timbul kecemasan, ketegangan jiwa, gelisah, sampai

mengasingkan diri karena rasa rendah diri dan tak berharga terhadap masyarakat.

Bagi keluarga penderita, sering menyebabkan cemas, bingung dan kadang-

kadang merasa malu bahwa ada anggota keluarganya yang sakit, dengan demikian

timbul beban moril dan gangguan sosial di lingkungan keluarga. Dampak beban

ekonomi bagi keluarga maupun masyarakat juga ditimbulkan dari penyakit ini,

karena kronisitas dan kecacatannya karena banyak pengeluaran tanpa ada

produktivitasnya dalam arti banyaknya jam kerja yang hilang; atau bahkan

penderita tidak dapat mengurus dirinya sendiri sehingga timbul ketergantungan

dengan konsekuen (Syafei, 2010).

Dalam menanggulangi dampak tersebut, peran perawat sebagai pemberi

asuhan keperawatan dan fasilitator bagi kliennya dapat menjadi tempat mencari

informasi dan solusi dalam merawat anggota keluarga dengan Artritis Reumatoid

Poltekkes Kemenkes Palembang

Page 3: BAB I

3

ini sehingga keluarga mampu menjalankan 5 tugas kesehatan keluarga dengan

baik sehingga upaya pencegahan maupun pengobatan dapat berjalan dengan baik.

Tingginya prevalensi penyakit Artritis Reumatoid di Sumatera Selatan

dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia, dan dampak bagi penderita

maupun keluarga yang memiliki anggota keluarga yang sakit atau menderita

artritis reumatoid ini, maka penulis merasa perlu untuk melakukan pemberian

asuhan keperawatan keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit

Artritis Reumatoid sehingga dapat mengaplikasikan asuhan yang diberikan dalam

kehidupan sehari-hari.

1.2 Ruang Lingkup Penulisan

Ruang lingkup permasalahan dalam penulisan proposal ini dibatasi pada

Konsep Penyakit Artritis Reumatoid dan Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

dengan masalah utama Artritis Reumatoid. Pemberian asuhan keperawatan

keluarga ini akan dilakukan pada keluarga Tn. X di wilayah kerja Puskesmas

Sukarami Palembang tahun 2014.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pemberian asuhan keperawatan ini yaitu :

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang memiliki

anggota keluarga dengan penyakit Artritis Reumatoid, sehingga keluarga

mampu meningkatkan kesehatan pada anggota keluarganya .

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mampu mengetahui dan memahami Konsep Asuhan Keperawatan

keluarga pada klien dengan Artritis Reumatoid

b. Mampu melakukan Pengkajian Keperawatan pada Keluarga Tn. X

dengan kasus Artritis Reumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas

Sukarami Palembang Tahun 2014

Poltekkes Kemenkes Palembang

Page 4: BAB I

4

c. Mampu merumuskan Diagnosa Keperawatan pada Keluarga Tn. X

dengan kasus Artritis Reumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas

Sukarami Palembang Tahun 2014

d. Mampu menyusun Rencana Keperawatan pada Keluarga Tn. X

dengan kasus Artritis Reumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas

Sukarami Palembang Tahun 2014

e. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada Keluarga Tn. X

dengan kasus Artritis Reumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas

Sukarami Palembang Tahun 2014 sesuai dengan rencana yang

telah disusun

f. Mampu mengevaluasi hasil Asuhan keperawatan Keluarga Tn. X

dengan kasus Artritis Reumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas

Sukarami Palembang Tahun 2014

1.4 Manfaat Penulisan

a. Manfaat Teoritis

Untuk menerapkan teori-teori yang telah penulis peroleh tentang asuhan

keperawatan keluarga dengan Artritis Reumatoid pada kasus yang nyata.

b. Manfaat Aplikatif

Menjalin kerjasama dengan pihak puskesmas dalam upaya memberi

asuhan keperawatan keluarga yang berkualitas pada klien rawat jalan dan

diharapkan dapat mengembangkan program yang ada di puskesmas

khusunya di bidang keperawatan serta sebagai informasi pelaksanaan

asuhan keperawatan keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan

Artritis Reumatoid.

1.5 Metode Penulisan

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara/Anamnesa

Bentuk komunikasi dengan cara menanyakan atau tanya jawab

dengan klien dan keluarga klien dan berkaitan dengan masalah

yang dihadapi.

Poltekkes Kemenkes Palembang

Page 5: BAB I

5

b. Observasi dan Pengukuran

Pengamatan yang dilakukan terhadap keluarga baik secara

langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data dimana

penulis mengamati perilaku dan keadaan komunitas untuk

memperoleh data yang berkaitan dengan masalah kesehatan dan

keperawatan.

c. Pemeriksaan Fisik (head to toe)

Data penunjang untuk menemukan kebutuhan komunitas.

d. Penelusuran Data sekunder (Rekam Medik)

Menggunakan data puskesmas dan data dinas kesehatan.

Digunakan secara luas dalam penelitian kesehatan komunitas

(Widyanto, 2014)

1.5.2 Sistematika Penulisan

Penyusunan proposal ini terdiri dari lima bab yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas mengenai latar belakang, ruang lingkup penulisan,

tujuan, manfaat penelitian, metode penulisan, teknik pengumpulan data, dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas mengenai konsep perilaku, konsep keluarga, konsep

asuhan kepearawatan keluarga dan konsep dasar tentang Artritis Reumatoid

dan konsep dasar tentang asuhan keperawatan keluarga dengan masalah

Artritis Reumatoid

BAB III TINJAUAN KASUS

Pada bab ini yang dibahas meliputi pengkajian, analisa data, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

Poltekkes Kemenkes Palembang

Page 6: BAB I

6

BAB IV PEMBAHASAN

Merupakan uraian proses pelaksanaan asuhan keperawatan. Dalam bab ini

juga dibahas mengenai kesenjangan yang ada antara teori dengan kenyataan

yang ditemui di lapangan pada saat melaksanakan asuhan keperawatan pada

klien dengan Artritis Reumatoid.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi :

a. Kesimpulan, hasil dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah

dilakukan

b. Saran-saran, yang berkaitan dengan asuhan keperawatan yang telah dibuat

Poltekkes Kemenkes Palembang