BAB I

4
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Blefaritis adalah istilah medis untuk peradangan pada kelopak mata. Kata "blefaritis" berasal dari kata Yunani blepharos, yang berarti "kelopak mata," dan akhiran itis Yunani, yang biasanya digunakan untuk menunjukkan peradangan dalam bahasa Inggris. Peradangan adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan proses dimana sel-sel darah putih dan zat kimia yang diproduksi dalam tubuh melindungi kita dari zat-zat asing, cedera, atau infeksi. Respon tubuh normal dalam peradangan melibatkan berbagai derajat pembengkakan, kemerahan, nyeri, panas, dan perubahan dalam fungsi. Blefaritis kronik merupakan paling umum pada pasien saat pemeriksaan klinis mata seperti iritasi. Berdasarkan gejala klinis yang paling sering adalah blefaritis posterior 24%, mata kering 21% dan blefaritis anterior 12%. Hasil survei Amerika Serikat prevalensi gejala blefaritis selama 12 bulan terakhir adalah terasa gatal dan terbakar, iritasi setelah menggunakan komputer selama lebih dari 3 jam, kelopak mata terasa berat dan bengkak, serpihan bulu mata, mata kering atau iritasi, mata 1

description

bab i

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Blefaritis adalah istilah medis untuk peradangan pada kelopak mata.

Kata "blefaritis" berasal dari kata Yunani blepharos, yang berarti "kelopak

mata," dan akhiran itis Yunani, yang biasanya digunakan untuk

menunjukkan peradangan dalam bahasa Inggris. Peradangan adalah istilah

umum yang digunakan untuk menggambarkan proses dimana sel-sel darah

putih dan zat kimia yang diproduksi dalam tubuh melindungi kita dari zat-

zat asing, cedera, atau infeksi. Respon tubuh normal dalam peradangan

melibatkan berbagai derajat pembengkakan, kemerahan, nyeri, panas, dan

perubahan dalam fungsi.

Blefaritis kronik merupakan paling umum pada pasien saat

pemeriksaan klinis mata seperti iritasi. Berdasarkan gejala klinis yang

paling sering adalah blefaritis posterior 24%, mata kering 21% dan blefaritis

anterior 12%. Hasil survei Amerika Serikat prevalensi gejala blefaritis

selama 12 bulan terakhir adalah terasa gatal dan terbakar, iritasi setelah

menggunakan komputer selama lebih dari 3 jam, kelopak mata terasa berat

dan bengkak, serpihan bulu mata, mata kering atau iritasi, mata terasa berair

terutama di pagi hari dan mata merah. 79,3% melaporkan memiliki gejala

paling sedikit satu gejala selama 12 bulan dan 63% melaporkan memiliki

gejala lebih dari satu.4

Berdasarkan penelitian Werdich et al 2011 melaporkan survei pasien

blefaritis menunjukkan prevalensi yang sama tinggi masing-masing 86%

dan 94%. Prevalensi temuan klinis sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan

gejala yang dilaporkan sendiri. Empat belas persen dari total pasien

melaporkan tidak ada gejala dan enam persen tidak memiliki tanda-tanda

klinis blefaritis. Data normalisasi menunjukkan bahwa kebanyakan pasien

memlikiki penyakit ringan sampai sedang berdasarkan kedua gejala dan

temuan pemeriksaan klinis. Insidensi adalah 50% dan 36% untuk ringan,

1

Page 2: BAB I

2

32% dan 50 % sedang, dan hanya 4% dan 8% untuk gejala yang parah dan

tanda blefaritis masing-masing.5

Secara demografis, kecenderungan lebih tinggi penularan blefaritis

ditemukan pada populasi kelas sosial ekonomi rendah, dan penduduk yang

tinggal di daerah perkotaan. Terdapat hubungan antara blefaritis dengan

beberapa penyakit inflamasi (gastritis, ulkus peptikum, asma, atrophy, dan

colitis ulseratif), kondisi psikologis (kecemasan, sindrom iritasi usus,

neurosis dan depresi), hormonal (hipotiroidi dan hipertrofi prostat), penyakit

kardiovaskular (arteri koronaria, hiperlipidemia, hipertensi dan penyakit

jantung iskemik)dan kondisi mata lainnya (kalazion dan pterygium).

Berdasarkan data diatas blefaritis masih menjadi salah satu penyakit

mata yang masih sering dijumpai. Untuk itu penulis merasa tertarik untuk

membahas lebih lanjut mengenai blefaritis.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana anatomi palpebra?

2. Bagaimana definisi blefaritis?

3. Bagaimana etiologi blefaritis?

4. Bagaimana klasifikasi blefaritis ?

5. Bagaimana patofisiologi blefaritis?

6. Bagaimana manisfestasi klinis blefaritis?

7. Bagaimana penatalaksanaan blefaritis?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui anatomi palpebra

2. Untuk mengetahui definisi blefaritis

3. Untuk mengetahui etiologi blefaritis

4. Untuk mengetahui klasifikasi blefaritis

5. Untuk mengetahui patofisiologi blefaritis

6. Untuk mengetahui manisfestasi klinis blefaritis

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan blefaritis

Page 3: BAB I

3

1.4. Manfaat Penulisan

Diharapkan dapat menambah pengetahuan serta informasi mengenai

blefaritis.