BAB I

download BAB I

of 38

description

,

Transcript of BAB I

BAB ILATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Umum Desa1.1.1 Gambaran Secara GeografisDesa Tanjung Pasir adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir pantai, mempunyai luas wilayah 564,25 hektar dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian satu meter dari permukaan laut dengan suhu udara 30-37C. Luas wilayah terdiri dari sawah seluas 79 hektar, daratan seluas 108.185 hektar dan empang seluas 377.065 hektar. Pada daratan terdiri dari 2 hektar pemakaman umum. Batas-batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar 1.1 adalah sebagai berikut :1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Laut Jawa atau DKI Jakarta.2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang atau Kecamatan Neglasari.3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi.4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sepatan atau Pakuhaji.

Gambar 1.1 Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir Tahun 2012

Jarak Desa Tanjung Pasir 29 km dari kota Tangerang atau 25 km dari pintu keluar M-1 (west gate) Bandara Soekarno Hatta melalui jalan Marsekal Surya Darma (Jalan Selapanjang). Transportasi untuk mencapai wilayah Desa Tanjung Pasir sebagian besar dapat ditempuh dengan angkutan umum baik sepeda motor maupun mobil. Namun demikian, sebagian kecil wilayah hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Perbaikan sistem transportasi seperti perbaikan jalan dan penyediaan sarana angkutan umum akan mempermudah akses masyarakat ke tempat pelayanan kesehatan. Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir dalam melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah secara berjenjang sebagai berikut:1. Dengan kantor kecamatan berjarak : 12 km2. Dengan ibukota kabupaten berjarak : 54 km3. Dengan ibukota provinsi berjarak : 72 kmSuasana sebelum memasuki Desa Tanjung Pasir melewati daerah Kampung Melayu Teluk Naga, sekitar 200 meter mengambil arah kanan. Setelah itu akan melewati Desa Tegal Angus sebelum sampai ke Desa Tanjung Pasir. Kondisi fisik jalan menuju Desa Tanjung pasir dari arah Bandara Soekarno Hatta maupun ke arah Tanjung Burung sudah menggunakan aspal.Mayoritas masyarakat Tanjung Pasir bersuku bangsa Betawi dan beragama Islam. Mata pencaharian utama penduduk desa Tanjung Pasir adalah nelayan dan sebagian wiraswasta. Kepadatan jumlah penduduk desa Tanjung Pasir 1,625 penduduk/km2, yang rata-rata penduduk tinggal di daerah pesisir pantai. Jumlah penduduk miskin masih cukup besar menunjukan kondisi ekonomi di wilayah desa Tanjung Pasir masih rendah. Masih banyaknya penduduk miskin di desa Tanjung Pasir dapat menjadi hambatan dalam pembangunan di bidang kesehatan. Tingkat pendidikan masyarakat desa Tanjung Pasir juga masih sangat rendah sehingga kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat masih kurang.Desa Tanjung Pasir ini terdapat pelayanan kesehatan seperti Posyandu, Poskesdes, beberapa bidan dan Puskesmas yang terletak di Desa Tegal Angus. Posyandu di Tanjung Pasir berjumlah sembilan dengan jadwal kegiatan sebulan sekali. Satu buah Poskesdes terletak di dalam area TNI Angkatan Laut dengan jadwal kegiatan dua kali dalam seminggu. Masyarakat Tanjung Pasir juga memiliki pelayanan kesehatan berupa Puskesmas di wilayah Tegal Angus yang berjarak sekitar 7 km yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Di Puskesmas terdapat 2 dokter umum, 1 dokter gigi dan 17 bidan desa.Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu Puskesmas yang terletak di wilayah Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 ha (47,631 km2). Terdiri dari luas daratan 2.170.120 ha dan sawah 2.593.078 ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2 - 3 meter dengan curah hujan rata-rata 24 mm/tahun. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang sekitar 47 km.Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah Kecamatan Teluk Naga bagian utara yang terdiri dari enam desa binaan yaitu desa Pangkalan, Tanjung Burung, Tegal Angus, Tanjung Pasir, Muara dan Lemo.

Gambar 1.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013 Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

Puskesmas Tegal Angus terdapat di : Desa Tegal Angus.Jl. Raya Tanjung Pasir.Kode Pos 15510. Status kepemilikan tanah : Tanah Pemkab. Batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa. Batas wilayah sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi. Batas wilayah sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kampung Melayu. Batas wilayah sebelah Barat dengan Desa Pakuhaji.Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga dihubungkan oleh:1. JalanPanjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108 km, dengan klasifikasi sebagai berikut :a. Berdasarkan status Jalan Propinsi: 9,5 km. Jalan Kabupaten: 5 km. Jalan Desa: 93,5 km.b. Berdasarkan kondisi fisik Jalan hotmik: 17,5 km. Jalan aspal: 67 km. Jalan tanah: 14,5 km.2. Jembatana. Jembatan besi: 1 km.b. Jembatan beton: 7 km.3. Sungai atau kaliSungai atau kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sungai Cisadane dengan panjang saluran sejauh 12 km.a. Irigasi atau PengairanPengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 ha.b. Bendungan air atau Dam Bendungan dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang menjadi salah satu sumber air bersih yang dimanfaatkan masyarakat.

1.1.2 Gambaran Secara Demografi1.1.2.1 Jumlah PendudukBerdasarkan data dari Kecamatan Teluk Naga pada tahun 2013 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 53.444 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti yang tercantum dalam tabel 1.1 di bawah ini:Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga Dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tanjung Pasir Tahun 2013NoDesa/KelLuas Wilayah (km2)JumlahRata-Rata Jiwa/ RumahKepadatanPenduduk (km2)

Penduduk(Jiwa)Penduduk Miskin (Jiwa)RTRWKKRumah

1Lemo3,616,68273432151,408140810.311850.97

2Muara5,143,5664902267937937.19693.77

3Pangkalan7,5416,8881,49535113,22932294.082239.79

4Tanjung Burung5,247,6997401681,48415723.101463.55

5Tanjung Pasir5,649,5131,34831181,93623195.321686.70

6Tegal Angus2,839,5131,0812371,89518953.303361.48

Jumlah30,0253,8315,8891394510,74510,7454.331794

Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskemas Tegal Angus dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini :

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012NO.KELOMPOK UMUR (TAHUN)JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKIPEREMPUANLAKI-LAKI + PEREMPUAN

12345678910111213141516

0-45-910-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-6465-6970-7475+

2,7022,6572,8962,9802,9102,8772,3361,9941,7041,4011,1357415463372522032,5052,5112,5632,8952,9602,7902,1531,8881,6131,2629256565333182813075,2075,1685,4595,8755,8705,6674,4893,8823,3172,6632,0601,3971,079655533510

JUMLAH27,67126,16053,831

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang Tahun 2012

1.1.2.2 Lapangan Pekerjaan PendudukLapangan peekrjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cukup beragam, hal ini berhubungan dengan geografis kecamatan Teluk Naga dimana terdapat persawahan dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan akses ke daerah Jakarta.

Tabel 1.3 Lapangan Pekerjaan PendudukNo.Mata PencaharianJumlah Penduduk

1.Buruh industry13.757

2.Industri rakyat 13.536

3.Petani pemilik13.316

4.Pedagang6.373

5.Petani penggarap6.063

6.Buruh4.592

7.Pertukangan 4.109

8.Pengangguran4.004

9.Nelayan386

10.PNS222

11.Perangkat desa141

12.TNI/POLRI65

13.Pensiunan PNS45

14.Pensiunan TNI/POLRI43

Sumber : Profil Puskesmas Tegal Angus, 2013

Sarana perekonomian dan perdagangan di Desa Tanjung Pasir antara lain:Tabel 1.4 Sarana Perekenomian dan Perdagangan Desa Tanjung PasirNo. SaranaJumlah (unit)

1.Warung/kedai100

2.Toko20

3.Swalayan8

4.Bengkel8

5.Kios kelontong5

6.Toko Bangunan5

7.Pegadaian 3

8.Bank Swasta2

Tabel 1.4. Sarana Perekenomian dan Perdagangan Desa Tanjung Pasir (lanjutan)No.SaranaJumlah (Unit)

9.Pasar2

10Koperasi1

11.Percetakan1

12.Bank BRI1

13.Pos Giro1

14.Supermall-

Berdasarkan topografi, Desa Tanjung Pasir adalah kawasan pantai yang landai sehingga di Desa Tanjung Pasir terdapat tambak yang luasnya mencapai 570 hektar. Walaupun demikian, pada awalnya lahan di Tanjung Pasir tidak cocok untuk kegiatan budidaya karena kurang baiknya sistem irigasi yang ada. Baru setelah adanya perbaikan irigasi oleh pemerintah, kegiatan budidaya dapat berkembang lebih baik. Sedangkan berdasarkan kepemilikan tambak, dari total luas tambak yang ada di Desa Tanjung Pasir hanya sekitar 20% saja yang dimiliki oleh penduduk desa setempat, selebihnya merupakan milik warga Jakarta dan sekitarnya. Komoditas budidaya tambak utama yang ada di Desa Tanjung Pasir adalah ikan bandeng, mujair dan kakap.Desa Tanjung pasir juga merupakan daerah pariwisata yang biasanya di akhir minggu atau hari libur banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Tempat pariwisata yang terdapat di desa Tanjung Pasir adalah taman buaya, resort, serta wisata pantai Tanjung Pasir. Tempat yang paling banyak dikunjungi biasanya adalah kawasan pantai. Namun keadaan pantai di Tanjung Pasir tidak terawat dengan baik. Banyak sampah yang tidak terurus dan air pantai yang terlihat bewarna kecoklatan. Hal ini mungkin dapat juga disebabkan karena masih banyaknya warga setempat yang membuang sampah rumah tangganya ke pantai. Selain memancing dan bermain di pantai, Desa Tanjung Pasir juga merupakan salah satu tempat yang bisa dimanfaatkan untuk para wisatawan menyeberang ke kawasan Pulau Seribu.

1.1.2.3 Tingkat PendidikanAspek pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi kualitas kehidupan penduduk di wilayah Kecamatan Teluk Naga. Dari jumlah 53.444 penduduk hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan seperti terlihat pada diagram dibawah ini: Diagram 1.1 Diagram Pie Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013.

1.1.2.4 Sarana dan Prasarana1. Gedung Puskesmas yang terdiri dari : Ruang Kepala Puskesmas: 1 Ruang Ruang TU: 1 Ruang Ruang Dokter: 1 Ruang Ruang Aula: 1 Ruang Ruang Imunisasi: 1 Ruang Ruang Loket: 1 Ruang Ruang Apotik: 1 Ruang Ruang BP umum: 1 Ruang Ruang BP Anak: 1 Ruang Ruang BP Gigi: 1 Ruang Ruang KIA dan KB: 1 Ruang Ruang Gizi: 1 Ruang Ruang Gudang Obat: 1 Ruang Ruang TB: 1 Ruang Ruang Lansia: 1 Ruang Ruang Kesling: 1 Ruang Ruang Perpustakaan: 1 Ruang Ruang Mushola: 1 Ruang Ruang Bidan: 1 Ruang Dapur: 1 Ruang Ruang Gudang Perkakas: 1 Ruang WC: 5 Ruang2. Bidan di Desa : 6 Orang3. Posyandu 45 buah, terdiri dari : Tegal Angus: 7 Posyandu Pangkalan: 10 Posyandu Tanjung Burung: 7 Posyandu Tanjung Pasir: 9 Posyandu Lemo: 6 Posyandu Muara: 6 Posyandu4. Pembinaan UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) Jumlah Posyandu: 45 buah Jumlah Kader Posyandu dibina: 225 orang Jumlah kader dasa wisma dibina: 34 orang Jumlah TOMA (Tokoh Masyarakat) dibina : 60 orang5. Sarana Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus.

Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal AngusNoNAMA DESAJUMLAH SEKOLAH

PAUDTKRASDMISMPMTSSMASMKMA

1Pangkalan1205121010

2Tanjung Burung1002100000

3Tegal Angus0102221100

4Tanjung Pasir0202101000

5Muara0003000000

Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus (lanjutan)NoNAMA DESAJUMLAH SEKOLAH

PAUDTKRASDMISMPMTSSMASMAMA

6Lemo0003000000

PUSKESMAS13012422100

Sarana pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus Tabel 1.6 Sarana Pelayanan Kesehatan Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012NoSarana Pelayanan KesehatanJumlah

1Apotik 0

2Balai Pengobatan Swasta2

3Gudang Farmasi0

4Laboratorium Klinik Swasta0

5Optikal0

6Pos UKK0

7Polindes 0

8Posbindu 1

9Poskesdes1

10Posyandu 45

11Praktek Bidan Swasta8

12Praktek dokter (perorangan)

Dokter umum5

Dokter gigi0

Dokter spesialis0

13Puskesmas1

14Puskesmas pembantu (pustu)1

15Rumah Sakit Bersalin0

16Rumah Sakit Pemerintah0

17Rumah Sakit Swasta0

18Toko obat2

1.1.2.5 Kesehatan DasarA. Pelayanan Kesehatan Dasar1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan AnakUpaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir untuk menurunkan angka kematian ibu dengan instansi terkait, dalam hal ini Puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain:a. Kunjungan Ibu Hamil K1.Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan. Cakupan K1 di Puskesmas Tegal Angus tahun 2012 adalah 96,4% dengan cakupan pemberian Fe1 sebesar 96,4%.b. Kunjungan Ibu Hamil K4.Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali selama masa kehamilan, minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada triwulan ketiga kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe. Cakupan kunjungan K4 di Puskesmas Tegal Angus tahun 2012 adalah 90% dengan cakupan pemberian Fe3 90%.c. Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan.Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Tegal Angus tahun 2012 adalah 90,5%.d. Penanganan Bumil (ibu hamil) dan Neonatal Risiko Tinggi (risti).Deteksi dini kelompok bumil dan neonatal risti. Jika ditemukan lebih awal dapat dilakukan intervensi untuk menangani risiko tersebut. Penemuan bumil risti dan neonatal risti di Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2012 yaitu 173 bumil risti dari 215 sasaran bumil resti (80,5%) dan 113 neonatal risti dari 165 sasaran neonatal risti (68,4%).e. Pelayanan Neonatal.Pelayanan kesehatan neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.2. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pemeriksaan kesehatan anak sekolah.Puskesmas Tegal Angus melakukan deteksi tumbuh kembang balita dan pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI. Upaya yang dilakukan antara lain penyuluhan di posyandu dan pembentukan kelas ibu balita.3. Keluarga berencana.a. Peserta KB Baru.Puskesmas Tegal Angus melakukan edukasi melalui penyuluhan terus menerus.b. Peserta KB Aktif.4. Imunisasia. Desa UCIDesa binaan di wilayah Puskesmas Tegal Angus ada 6 desa. Upaya yang dilakukan sweeping imunisasi.b. Drop Out imunisasi Campak-Polio.Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi lengkap pada balita, sweeping imunisasi campak dan meningkatkan cakupan imunisasi di posyandu.5. Gizia. Penanganan balita BGM dan gizi burukPenanganan balita gizi buruk dengan diberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pemulihan di klinik gizi dan MP-ASI untuk perawatan di rumah dan kegiatan kunjungan rumah untuk pemantauan pemberian PMT serta rujukan untuk balita gizi buruk.b. ASI (Air Susu Ibu) EksklusifASI merupakan makanan penting untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian makanan hanya ASI sampai bayi berumur 6 bulan. Zat gizi yang terkandung dalam ASI cukup memenuhi kebutuhan nutrisi untuk bayi sampai berumur 6 bulan. Keuntungan dari ASI adalah ASI mengandung zat kekebalan tubuh, mengandung protein yang mudah diserap oleh tubuh bayi, mudah dan murah diberikan untuk bayi serta membangun ikatan kasih sayang antara ibu dan anak. Jumlah bayi yang diberikan ASI eksklusif di Puskesmas tegal angus pada tahun 2012 ini adalah 719 bayi dari 976 bayi (73,7%), meningkat dari tahun lalu yang hanya sebesar 44, 53%.c. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)Program penanggulangan kekurangan vitamin telah dimulai sejak lama namun sampai saat ini masalah KV masih menjadi salah satu masalah gizi utama di Indonesia. KVA tingkat berat (Xeroptalmia) yang dapat menyebabkan kebutaan sudah jarang ditemui, tetapi KVA tingkat sub - klinis yaitu KVA yang belum menampakkan gejala nyata masih diderita oleh sekitar 50% di Indonesia.B. Pelayanan Kesehatan PengembanganPelayanan Kesehatan Usia LanjutPelayanan kesehatan salah satunya ditujukan terhadap kelompok usia lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan fungsi tubuh lainnya. Dalam upaya meningkatkan status kesehatan usia lanjut telah dilaksanakan program pelayanan kesehatan usia lanjut.

C. Perilaku MasyarakatPembinaan Perilaku Hidup Bersih (PHBS) dan Sehat di Puskesmas dilakukan melalui program promosi kesehatan yaitu penyebarluasan informasi kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah tersebut, hal ini dapat disajikan dengan indikator PHBS, adapun dari hasil kajian PHBS di wilayah Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2012 dapat digambarkan sebagai berikut :1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan(90,5%)2. Rumah yang bebas jentik(72,8%)3. Penimbangan bayi dan balita(100%)4. Memberikan ASI ekslusif(73,6%)5. Menggunakan air bersih(99,3%)6. Menggunakan jamban sehat(15,7%)7. Olahraga atau melakukan aktifitas fisik setiap hari(10,1%)8. Mengkonsumsi makanan seimbang(23,5%)9. Tidak merokok dalam rumah(23,5%)10. Penduduk miskin yang dicakup JPKM(96,8%)

D. Kesehatan LingkunganKesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting di bidang kesehatan, upaya peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah yang tepat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan keluarga yang lebih baik. Berikut ini merupakan upaya-upaya peningkatan kualitas lingkungan bagi kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Tegal Angus : Penyehatan PerumahanRumah merupakan tempat berkumpul atau beristirahat bagi semua anggota keluarga dan untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya. Rumah sehat adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, hasil pemantauan selama tahun 2012 menunjukkan dari 12.415 rumah yang diperiksa sebanyak 11,4% yang memenuhi syarat kesehatan.

Tabel 1.7 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

Kecamatan PuskesmasRumah

Jumlah yang AdaJumlah yang Diperiksa% DiperiksaJumlah yang Sehat% Rumah Sehat

12345678

1PangkalanTegal Angus 4.132 90 2,2 10 11,1

2Tanjung Burung 2.473 71 2,9 7 9,9

3Tegal Angus 2.879 61 2,1 7 11,5

4Tanjung Pasir 1.787 346 19,4 37 10,7

5Muara 496 32 6,5 6 18,8

6Lemo 648 40 6,2 6 15,0

Jumlah (Kab/Kota) 12.415 640 5,2 73 11,4

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan,P2PL Puskesmas Tegal Angus, 2012

Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi DasarPemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar di wilayah Puskesmas Tegal Angus sangat kurang sekali seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1.8 Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar di Wilayah Puskesmas Tegal AngusTahunTempat SampahSPALSAB

20105321882245

201135795783877

2012608608650

Tabel 1.9 Kepemilikan Sanitasi Dasar (Akses Jamban) di Wilayah Puskesmas Tegal Angus Triwulan I Tahun 2014DESA PENDUDUKKK

AKSES JAMBAN

JML KK MEMILIKI

JML KK DIPERIKSAJML SEHATJML AKSES PEMAKAI JAMBAN (JIWA)% KK MEMILIKI% KK DIPERIKSA% SEHAT% AKSES JAMBAN

TANJUNGBURUNG76752685989sw989Sdsdcs28Asasaa248088880553333336,83222222,83 %83.3385,71 104,95

PANGKALAN16755536216111165533333333333330222222144830,8730,87111111,999099990,9112111128,01

TEGAL ANGUS935529001111111522222222111111811111116003333339,72111111,918888881,8212411124,00

TANJUNG PASIR9595111111823777777152222220111677772729233333339,22222222,808088880.007777776,00

Tabel 1.9 Kepemilikan Sanitasi Dasar (Tempat Sampah dan Sarana Pembuangan Air Limbah) di Wilayah Puskesmas Tegal Angus Triwulan I Tahun 2014DESATEMPAT SAMPAH

JML KK MEMILIKIJML KK DIPERIKSAJUMLAH SEHAT% KK MEMILIKI% KK DIPERIKSA% SEHAT

TANJUNGBURUNG141516171819

PANGKALAN618242462.494.0596.00

TEGAL ANGUS1035303062.543,0993.75

TANJUNG PASIR720191862.502.6494.74

DESASARANA PEMBUANGAN AIR LIMBAH

JML KK MEMILIKIJML KK DIPERIKSAJUMLAH SEHAT% KK MEMILIKI% KK DIPERIKSA% SEHAT

TANJUNGBURUNG202122232425

PANGKALAN22525248.3811,1196.00

TEGAL ANGUS655323012,224,8993.75

TANJUNG PASIR535191818.453,5594.74

Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang diperiksa mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya sanitarian di Puskesmas Tegal Angus sehingga kurang tenaga untuk memeriksa sanitasi dasar. Berbagai faktor seperti tingkat pengetahuan, pendidikan, ekonomi, sosial dan kesadaran penduduk yang lebih rendah menyebabkan sulitnya meningkatkan kesehatan sanitasi masyarakat. Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU)Pengawasan terhadap TTU dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan lingkungan TTU secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan sarana perbaikan. Tidak adanya tenaga sanitarian dan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan di TTU tidak dapat dilakukan. Penyehatan Makanan dan MinumanMakanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia dan sumber utama kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi sumber media yang sangat efektif di dalam penularan penyakit saluran pencernaan. Upaya Puskesmas Tegal Angus adalah pemeriksaan tempat pengelolaan air bersih, pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempattempat umum pengelolaan makanan. Tidak hanya tenaga sanitarian melainkan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan penyehatan makanan dan minuman tidak dapat dilakukan.1.1.2.6 Ketersediaan PekaranganPada saat ini, desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai percontohan dan pembelajaran agar budi daya sayuran dapat dilakukan juga di tingkat rumah tangga untuk mengurangi pengeluaran akan kebutuhan pangan serta meningkatkan pendapatan keluarga.

1.1.2.7 Situasi Derajat KesehatanBerdasarkan hasil laporan bulanan penyakit (LB1) Puskesmas Tegal Angus didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2014.

Tabel 1.10 Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014NoPenyakitJumlah

1ISPA1.533

2Demam yang sebabnya tidak diketahui1.468

3Cephalgia1.098

4Batuk923

5Dermatitis884

6Hipertensi esensial526

7Gastritis dan Duodenitis yang disertai perdarahan lambung499

8Konjunctivitis385

9Diare dan Gastroenteritis314

10Tuberkulosis Paru Klinis302

1.2 Gambaran Keluarga BinaanKeluarga binaan kelompok kami terdiri dari 5 keluarga, yaitu :1. Keluarga Ny. Armah2. Keluarga Tn. Asmat3. Keluarga Tn. Djuanta4. Keluarga Tn. Caca

Keluarga binaan bertempat di Kampung Tanjung Pasir Barat RT. 04 RW. 02 Desa Tanjung Pasir. Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Diagnosis komunitas dilaksanakan dari tanggal 19 Agustus - 30 Agustus 2014. Keempat keluarga binaan tersebut tinggal berdekatan. Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan kami adalah sebagai berikut :

100 mTn. CacaTn. AsmatNy.ArmahTn. DjuantaSumurLAUT

Gambar 1.3. Denah Rumah Keluarga Binaan

1.2.1. Keluarga Ny. Armaha. Data Dasar Keluarga Ny. YuliKeluarga Ny. Yuli tinggal di Kampung Tanjung Pasir Pangkalan RT. 02 RW. 04 Desa Pangkalan. Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Ny. Yuli memiliki satu orang anak. Anak Ny. Yuli bernama Melda. Anaknya lahir di dukun beranak karena pada waktu itu jarak antara puskesmas dengan rumahnya jauh dan pada waktu itu mengaku sudah merasa mulas. Saat ia hamil, Ny. Yuli mengaku selalu rutin mengontrol kandungannya ke bidan. Untuk imunisasi, Ny. Yuli rutin membawa anaknya ke bidan. Menurut Ny. Yuli anaknya telah dilakukan imunisasi lengkap. Suami Ny. Yuli, yang bernama Tn. Sudirman. Tn. S bekerja di pasar kampung melayu sebagai pedagang. Ny. Yuli mengatakan beliau warga asli Kampung Suka Sari dan sudah tinggal di desa ini sejak lahir. Ny. Yuli mengaku hanya menempuh pendidikan sekolah dasar.

NamaStatus KeluargaJenis KelaminUsiaPendidikanTerakhirPekerjaanPenghasilan

Tn. SSuamiLaki-laki40 th-PedagangRp. 50.000/ hari

Ny. YuliIstriPerempuan22 thSDIbu Rumah Tangga-

An. MeldaAnakPerempuan3 th---

Tabel 1.11. Data Dasar Keluarga Ny. Armah

b. Bangunan Tempat TinggalNy. Yuli tinggal di rumah milik sendiri dengan luas tanah seluas 30 m2 dan luas bangunan seluas 24 m2. Dinding rumah terbuat dari sebagian batu bata dan sebagian bilik, berlantaikan keramik dan pada dapur berlantaikan semen. Atap rumah terbuat dari asbes yang disusun dengan plafon.Rumah Ny. Yuli terdapat satu pintu utama yang selalu terbuka pada pagi hingga sore hari. Rumah Ny. Yuli terdiri dari sebuah ruang tamu yang dipakai sebagai ruang keluarga dan 1 buah kamar tidur. Ruang keluarga beserta ruang tamu berukuran 4 x 2 meter, beralaskan keramik, tidak terdapat kursi dan terdapat sebuah TV, serta terdapat 1 buah lubang berukuran 70 x 50 sentimeter di ruang tamu, namun jendela tersebut jarang dibuka. Ruang keluarga digunakan sebagai tempat menonton TV dan tempat berkumpul keluarga. Di samping kanan ruang keluarga terdapat 1 buah kamar tidur dengan ukuran 2 x 2 meter. Pada kamar tidak terdapat jendela dan terdapat satu kasur serta lemari. Di bagian belakang rumah tersebut terdapat dapur dan kamar mandi. Di dapur terdapat satu meja dengan kompor gas di atasnya. Di dapur terdapat pintu tetapi tidak pernah dibuka. Di kamar mandi berlantaikan semen dan didalamnya terdapat bak penampungan air serta jamban. Di depan rumah Ny. Yuli terdapat kandang ayam. Pada sisi depan rumah Ny. Armah terdapat tempat duduk yang terbuat dari bambu yang berukuran 100 x 75 cm yang digunakan untuk duduk-duduk santai.Di dalam rumah Ny. Armah terdapat 4 buah lampu dengan daya masing-masing 10 watt, 1 buah lampu di ruang tamu, dan masing-masing 1 buah di kamar tidur, 1 buah lampu berada di bagian kamar mandi dan 1 buah lampu untuk bagian belakang rumah dan ruang tamu . Sehingga rumah Ny. Armah kurang cukup dalam pencahayaan. Ny. Armah membayar sendiri listrik rumahnya Rp. 50.000 perbulan. Di rumah Ny. Armah terdapat kamar mandi, WC (jamban) dan dapur. Kamar mandi rumah terdiri tembok semen dan sumber air didapat dari sanyo namun menurut Ny. Yuli sanyo yang dimilikinya sudah rusak sehingga saat ini ia akan mengambil air di sumur yang letaknya dibelakang rumahnya. Ny. Armah memiliki 1 kompor gas yang terletak di dapurnya. Kompor tersebut digunakan untuk memasak sehari-hari. Sumber air bersih didapatkan dari air gallon isi ulang Rp. 4000,- yang digunakan untuk masak, dan minum.

wcDapur

Ruang Tamu dan KeluargaKamar 1

Kandang ayam1 meter

Selokan Gambar 1.4. Denah Rumah Ny. Yulic. Lingkungan PemukimanRumah keluarga Ny. Yuli terletak di lingkungan yang padat penduduk, rumah Ny. Yuli merupakan satu rumah yang dibagi menjadi tiga rumah. Sebelah kanan dan kiri merupakan rumah saudaranya. Di depan rumahnya terdapat kandang ayam dan saluran air limbah yang alirannya menggenang serta menimbulkan bau yang tidak sedap. Batas depan rumahnya tepat berbatasan dengan rumah kedua orangtua Ny. Yuli. Pada bagian belakang rumah berjarak 1,5 meter dari rumah tetangga. Keluarga Ny. Yuli dan warga sekitar memiliki kebiasaan membuang sampah ke kali yang tidak jauh dari rumah Ny. Yuli kemudian apabila sudah banyak, sampah tersebut dibakar dan sisa pembakarannya dibuang ke laut. Pembuangan air sisa mandi dan mencuci mengalir begitu saja ke belakang rumah dan alirannya menuju sawah yang terdapat di belakang rumahnya.

d. Pola MakanNy. Yuli mempunyai pola makan sebanyak 2-3 kali dalam sehari. Ny. Armah. Makanan yang disajikan merupakan hasil masakannya sendiri berupa makanan sederhana seperti nasi dengan lauk tahu atau tempe, sayur mayur dan ikan.

e. Kebisaan BerobatDalam segi kesehatan, Ny. Yuli mengaku anaknya saat berusia sepuluh bulan mendapatkan pengobatan TB paru. Anaknya mendapatkan pengobatan di rumah sakit daerah Tangerang selama enam bulan dan telah dinyatakan sembuh oleh dokter. Menurut Ny. Yuli, dirinya dan suaminya telah melakukan pemeriksaan TB dan dari hasil pemeriksaan mereka tidak terdiagnosis TB paru. Ny. Yuli mengatakan pada saat itu sauran sepupunya tengah melakukan pengobatan TB, sehingga kemungkinan besar anaknya tertular oleh saudara sepupunya. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya adalah batuk dan pilek terutama pada musim peralihan serta pusing dan biasanya hanya meminum obat warung tapi terkadang sembuh sendiri tanpa meminum obat. Saat ini anak Ny. Yuli terdaftar pada program peningkatan gizi. Menurut Ny. Yuli, ia rajin datang setiap kali dilakukanya program tersebut.

f. Riwayat PenyakitAnak Ny. Yuloi pernah mengalami penyakit TB Paru kurang lebih 2 tahun yang lalu dan rutin datang ke Dokter dekat rumahnya serta sudah dinyatakan sembuh oleh dokter. Menurut Ny. Yuli, ia dan suaminya tidak mengalami keluhan yang sama dengan anaknya saat itu tetapi pada tetangga ada yang mengalami hal yang serupa.

h. Perilaku dan Aktivitas Sehari-hariMenurut pengakuan Ny. Yuli, suaminya Tn. Sudirman mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumahnya sedangkan Ny. Yuli bukan seorang perokok. Tn. Sudirman bekerja sebagai pedagang di pasar kampung melayu. Tn. S berangkat bekerja pukul 8 pagi dan pulang keesokan harinya pukul 6 pagi. Hal ini dilakukan setiap hari. Menurut Ny. Yuli suaminya tidak ada waktu untuk libur bekerja, karena di akhir pekan toko akan ramai. Ny. Yuli dan Tn. S jarang melakukan olahraga. Ny. Yuli jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah makan ataupun sebelum dan sesudah membersihkan rumahnya dengan menggunakan air dari tempat penampungan air menggunakan sabun. Ny. Yuli mengaku mandi sehari 2x. Ny. Yuli tidak memiliki tabungan di Bank, apabila ada uang lebih, Ny. Armah hanya menyimpannya sendiri di rumah.

1.2.2. Keluarga Tn. Asmata. Data Dasar Keluarga Tn. AsmatKeluarga Tn. Asmat bertempat tinggal di Kampung Tanjung Pasir Barat RT 04 RW 02, Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Asmat (62) sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny Kartini (57) dan lima orang anak, yang terdiri dari satu anak laki laki dan empat anak perempuan. Anak pertama bernama Firman (32) yang sudah berkeluarga, anak kedua bernama Siti (29) yang juga sudah berkeluarga, anak ketiga bernama Nurlela (26) yang juga sudah berkeluarga dan baru melahirkan anak pertamanya 2 bulan yang lalu, anak keempat bernama Ida (23) yang direncanakan menikah pada tanggal 27/08/2014, dan anak terakhir bernama Titin (21). Anak pertama, kedua dan ketiga yang telah berkeluarga sudah tidak tinggal bersama dengan Tn. Asmat dan Istrinya. Saat ini Tn. Asmat tinggal dirumah bersama istri, anak keempat dan anak bungsunya. Keluarga Tn. Asmat tinggal di daerah ini sejak turun temurun dan merupakan penduduk asli dari Tanjung Pasir.Tn. Asmat berusia 62 tahun, tidak mampu membaca dan menulis karena ia tidak sempat mengenyam pendidikan hingga lulus Sekolah Dasar (SD). Istrinya, Ny Kartini berusia 57 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ny. Kartini juga tidak tamat Sekolah Dasar (SD). Tn. Asmat bekerja sebagai nelayan di daerah Tanjung Pasir dengan penghasilan sekitar Rp. 1.500.000,00 per bulan. Tn. Asmat biasanya pergi ke laut saat subuh dan kembali ke daratan saat sore hari menjelang magrib. Dikarenakan anak pertama Tn. Asmat telah berkeluarga dan tidak tinggal satu rumah lagi, hal ini menjadikan Tn. Asmat sebagai tulang punggung keluarga. Pendapatan Tn. Asmat tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti untuk membeli makanan, membayar iuran listrik, membeli air, pengobatan, dan lain-lain.

Tabel 1.12. Data Dasar Keluarga Tn. AsmatNamaStatus KeluargaJenis KelaminUsiaPendidikanTerakhirPekerjaanPenghasilan

Tn. AsmatKepala RTLaki-laki62 thTidak tamat SDNelayan Rp 1.500.000/bln

Ny. Kartini

IstriPerempuan57 thTidak tamat SIbu rumah tangga-

IdaAnak KeempatPerempuan23 thTidak tamat SD--

TitinAnak KelimaPerempuan21 th

Tidak tamat SDPegawai SalonRp. 800.000/bln

b. Bangunan Tempat TinggalKeluarga Tn. Asmat tinggal di rumahnya sendiri dengan luas tanah sekitar 60 m2 dan luas bangunan berukuran 8 m x 6 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat, berlantaikan sebagian keramik dan beratapkan plafon serta asbes pada beberapa ruangan. Ruang tamu berukuran 3 m x 3 m berlantaikan keramik dan beratap plafon, berdinding bata dan dicat warna biru. Pada ruang tamu terdapat 1 pintu dan 1 ventilasi. Ruang tamu berhubungan dengan ruang keluarga yang biasanya dipakai untuk makan bersama keluarga berukuran 3 m x 3,5 m, berlantaikan sebagian keramik yang lebih banyak, beratapkan plafon, tidak terdapat ventilasi apapun pada ruangan ini. Pada ruang keluarga tidak terdapat meja makan, keluarga biasanya makan dilantai. Terdapat juga beberapa lemari untuk menyimpan barang-barang yang menumpuk, terlihat berdebu dan kusam. Ruang keluarga berhubungan dengan 2 kamar tidur. Satu kamar tidur utama dan satu kamar tidur tamu. Kamar tidur utama berukuran 3 m x 3 m berdinding bilik yang biasa dipakai oleh Tn. Asmat dan Istri beristirahat. Pada kamar tidur utama terdapat dua pintu, satu menuju pekarangan dan yang lainya menuju dapur. Terdapat dua lubang angin kecil yang terletak diatas kedua pintu tersebut. Lantainya berkeramik dengan beratapkan asbes. Ny. Kartini menambahkan bila hujan kadang air sering masuk dari sela-sela bilik dan atap kamar. Kamar tidur tamu berukuran 3 m x 2,5 m berdinding bata yang di cat biru, beratapkan plafon dan berlantai keramik. Terdapat 1 jendela, namun jendela ini selalu tertutup karena dihalangi oleh kasur yang diletakkan di depannya. Di belakang ruang keluarga dan kamar utama terdapat dapur dengan ukuran 4 m x 2 m berdinding bilik. Pada ruangan ini juga terdapat sumur yang biasa dipakai untuk mandi dan mencuci pakaian. Ruangan ini berlantaikan keramik dan beratapkan asbes. Tidak terdapat ventilasi apapun pada ruangan ini, hanya satu pintu yang menuju pekarangan belakang rumah. Ny. Kartini menambahkan bila ia memasak sering membuka pintu ini agar asap dari masakannya tidak mengepul di dalam rumah. Terdapat satu kamar mandi yang berhubungan dengan dapur. Kamar mandi berukuran 2 m x 2 m berdinding bilik dan berlantaikan keramik. Di dalam kamar mandi terdapat kloset jongkok yang digunakan keluarga Tn. Asmat untuk buang air, terdapat pula sebuah baskom besar untuk menampung air yang ditimba dari sumur. Kamar mandi ini juga sering digunakan sebagai tempat mencuci baju. Pekarangan rumah Tn. Asmat berbentuk L yang terdapat pada sisi timur dan selatan dari rumahnya. Pekarangan rumahnya tidak terlalu luas, hanya berjarak 1 m dari tanah tetangganya. Pekarangannya ini biasa digunakan untuk menjemur pakaian. Sebagian besar rumah Tn. Asmat tidak mendapatkan sirkulasi udara dengan baik dikarenakan minimnya ventilasi udara. Rumah Tn. Asmat hanya mempunyai 1 jendela yang selalu tertutup dan beberapa ventilasi kecil (lubang angin) pada ruangan tertentu. Penerangan pada rumah Tn. Asmat sebagian besar diterangi oleh lampu bahkan di siang hari. Hanya ruang tamu saja yang mendapatkan sinar matahari langsung karena pintunya selalu terbuka saat pagi dan siang hari. Oleh karena itu suasana di dalam rumah Tn. Asmat dirasakan lebih lembab.Keluarga Tn. Asmat mendapatkan kebutuhan listriknya dengan membayar sewa sebesar Rp 40.000 /bulan ke tetangganya.

RT

KT T

RK/l7

KM

WCDapur

Gambar 1.5. Denah Rumah Tn. Asmat

c. Lingkungan PemukimanRumah Tn. Asmat terletak dipemukiman yang padat penduduk. Dibagian depan terdapat jalan, bagian belakang terdapat rumah warga yang dibatasi oleh pekarangan rumah dan terdapat empang tak jauh dari rumahnya, bagian kanan terdapat pekarangan yang biasa dipakai untuk menjemur pakaian pada rumah warga dan dibagian kiri berbatas dengan dinding rumah tetangga. Limbah cair dan sampah rumah tangga dibuang di empang yang terdapat dibelakang rumahnya sehingga apabila hujan deras hal ini mengakibatkan banjir.

d. Pola MakanKeluarga Tn. Asmat memiliki kebiasaan makan teratur tiga kali sehari. Ny. Kartini memasak sendri untuk keluarganya dan memasak makanan dengan menu yang disajikan sehari-hari adalah nasi, tahu, tempe, dan ikan hasil tangkapan suami atau ayam bila uang mencukupi. Masakan dimasak dengan menggunakan gas 3 kilogram (kg) yang merupakan jatah pemerintah tiap bulannya. Menurut penuturan Ny. Kartini semua makanan dimasak sampai matang. Karena keluarga Tn. Asmat tidak memiliki ruang makan, keluarga ini biasanya makan di ruang keluarga. e. Kebiasaan BerobatPada keluarga Tn. Asmat ketika terdapat anggota keluarga yang sakit, biasanya berobat ke Puskesmas Tegal Angus, apabila puskesmas telah tutup keluarga Tn. Asmat berobat ke Bidan terdekat. Keluarga Tn. Asmat tidak pernah memiliki asuransi jaminan sosial dari pemerintah seperti Jamkesmas ataupun BPJS di karenakan kesulitan untuk mendapatkan informasi cara pembuatan kartu asurasnsi tersebut.

g. Riwayat Penyakit Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Asmat belum pernah mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya adalah Asma, batuk dan pilek. Anak ke empat Tn. Asmat sering terkena asma yang terkadang membutuhkan pertolongan dokter. Hal seperti ini sudah sering sekali dirasakan oleh keluarga Tn. Asmat dan dapat berlangsung selama beberapa jam. Dalam satu bulan keluhan ini bisa timbul lebih dari satu kali. Riwayat hipertensi awalnya tidak diketahui, namun setelah peneliti memeriksa tekanan darah, didapatkan tekanan darah yang tinggi pada Tn. Asmat dan Ny. Kartini.

h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-HariDikeluarga Tn. Asmat tidak ada yang merokok selain Tn. Asmat. Tn. Asmat sudah merokok sejak usia muda, sebelum ia menikah. Beliau dapat menghabiskan 1 bungkus rokok lebih dalam sehari. Keluarga Tn. Asmat tidak rutin mencuci tangan dengan sabun. Mereka mengaku mencuci tangan dengan air mengalir sebelum dan sesudah makan, BAK maupun BAB dan jika tangan tampak kotor keluarga Tn. Asmat baru menggunakan sabun untuk cuci tangan. Kebiasaan berolahraga tidak ada. Ny Kartini jarang membersihkan isi rumahnya maupun pekarangan rumahnya. Kebiasaan menabung tidak rutin dan dilakukan dengan cara menyimpan uang di lemari baju di dalam rumah. Keluarga Tn. Asmat tidak memiliki tabungan apapun di Bank.

1.2.3. Keluarga Tn. Djuanta a. Data Dasar Keluarga Tn. DjuantaKeluarga Tn. Djuanta tinggal di Kampung Tanjung Pasir Barat RT. 04 RW. 02 Desa Tanjung Pasir. Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Di rumah ini Tn. Djuanta (59 th) tinggal bersama 8 orang keluarganya yang terdiri dari 1 kepala keluarga, 1 istri, 3 orang anak, 1 menantu, dan 2 cucu. Tn. Djuanta tinggal di rumah miliknya sendiri sejak 23 tahun yang lalu. Anak pertama Tn. Djuanta bernama Ny. Anita (27 th), anak kedua bernama Tn. Heriyanto (24 th), dan anak ketiga bernama An. Julia (10 th).Istri Tn. Djuanta, yang bernama Ny. Tuni (45 th) bekerja sebagai guru ngaji di Tanjung Pasir dengan penghasilan sebulan Rp. 500.000 / bulan yang digunakan untuk kebutuhan sehari hari seperti membeli bahan makanan dan lauk pauk. Ny. Anita (anak pertama) menikah dengan Tn. Rasyid berusia 35 tahun (menantu) selama 9 tahun dan mereka mempunyai 2 orang anak. Anak pertama Ny. Anita bernama An. Muhammad Fadillah (8 th) dan anak kedua bernama bayi Lala (2 bulan). Tn. Djuanta bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan sebulan Rp. 1.000.000 / bulan. Bersama dengan menantu dan anak pertama Tn. Djuanta ikut serta membantu membayar PAM, listrik, gas, biaya sekolah, jajan anak dan untuk kebutuhan lainnya. Latar belakang pendidikan Tn. Djuanta dan istri ( Ny. Tuni ) adalah tamat SD.

Tabel 1.13. Data Dasar Keluarga Tn. Djuanta NamaStatus KeluargaJenis KelaminUsiaPendidkan TerakhirPekerjaanPenghasilan

Tn. Djuanta Ny. Tuni

Ny. Anita

Tn. HeriyantoAn. Julia

An. M. fadillah Bayi LalaTn. Rasyid Ayah

Ibu

Anak pertamaAnak kedua

Anak ketiga

Cucu I

Cucu IIMenantuLaki-laki

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki

PerempuanLaki-laki59 th

45 th

27 th

24 th

10 th

8 th

2 bln35 thSD

SD

SD

SD

-

-

-SDNelayan

Guru ngaji

IRT

-

-

-

-NelayanRp. 1 Juta/bulan

Rp. 500.000/bln

-

-

-

-

-Rp. 800.000/bln

b. Bangunan Tempat TinggalKeluarga Tn. Djuanta tinggal di rumah milik sendiri dengan luas tanah seluas 42 m2 dan luas bangunan berukuran 7 m x 6 m. Seluruh dinding rumah terbuat dari bilik, dan berlantaikan keramik. Atap rumah terbuat dari asbes yang disusun tanpa plafon. Bila hujan datang rumah ini akan masuk air hujan yang merembes dari celah-celah dinding bilik dan dari asbes namun rumah tidak pernah rubuh.Rumah Tn. Djuanta terdiri dari sebuah ruang keluarga yang dipakai juga sebagai ruang tamu, 2 buah kamar tidur. Ruang keluarga beserta ruang tamu berukuran 3 m x 1,5 m, beralaskan keramik, terdapat sebuah lemari pajangan, lemari pakaian dan sebuah TV, serta terdapat 3 buah pintu : 1 pintu bagian depan, 1 pintu bagian samping untuk menuju ke bagian belakang rumah dan 1 pintu untuk menuju bagian dapur. Pintu tersebut selalu terbuka disaat waktu pagi hingga magrib namun bila sudah malam hari pintu tersebut tertutup. Ruang keluarga digunakan sebagai tempat menonton TV dan tempat berkumpul keluarga. Di samping kanan dan di belakang ruang keluarga terdapat masing-masing 1 ruang kamar tidur berukuran 3 m x 2 m. Di sebelah dapur terdapat ruangan untuk mandi dan mencuci yang tidak terdapat pintu berukuran 2 m x 1 m. Keluarga Tn. Djuanta memiliki 1 kompor gas yang terletak di dapur yang digunakan untuk menggoreng makanan dan merebus air hangat.Rumah Tn. Djuanta tidak terdapat jamban, jendela serta ventilasi. Keluarga ini bila ingin BAB harus keluar rumah menuju ke laut dengan jarak 15 meter atau ke empang dengan jarak 3 meter dari belakang rumahnya. Ia mengatakan tidak dapat pergi ke jamban umum karena letaknya yang terlalu jauh dari rumah dan keluarga Tn. Djuanta tidak dapat BAB di kamar mandi yang ada di rumah tetangga yang terletak di sebelah dan belakang rumahnya dikarenakan licin dan takut bila terjatuh. Sumber air didapatkan dari sumur yang terletak di depan halaman rumah sehingga bila ingin mandi, dan mencuci harus mengambil air dengan cara menimba dari sumur. Untuk mengkonsumsi air minum dan masak sebagai kebutuhan sehari-hari didapatkan dengan cara membeli air yang di jual pedagang air keliling bersumber dari PAM. Keluarga Tn. Djuanta memiliki pekarangan/halaman. Keluarga dalam membuang limbah rumah tangga (sampah), apabila sudah menumpuk sampah tersebut dibakar lalu dibuang keluarga ini sering membuang dan mengumpulkan sampah ke empang atau ke laut.Di dalam rumah keluarga ini terdapat 2 buah lampu dengan daya masing-masing 10 watt dan 5 watt, 1 buah lampu di ruang tamu/keluarga di bagian depan rumah , dan 1 buah di ruang kamar tidur bagian belakang rumah sehingga rumah Tn. Djuanta kurang cukup dalam pencahayaan. Daya listrik didapatkan dari tetangga dengan biaya Rp. 30.000/bulan.

15 meter ( laut )

sumur Bale

pintu I

Ruang Tamu dan Keluarga

Kamar 1

1 meter Pintu II

Kamar 2 Dapur pintu III

3 meter

Musholla umum

Gambar 1.6. Denah Rumah Tn. Djuanta

d. Lingkungan PemukimanRumah keluarga Tn. Djuanta terletak di lingkungan yang padat penduduk, sebelah barat dan timur berjarak 1 m dari rumah tetangga , bagian utara berjarak 15 m dari laut Tj. Pasir dan bagian selatan berjarak 3 m dari mushola umum.Keluarga Tn. Djuanta dan warga sekitar memiliki kebiasaan membuang sampah ke laut yang ada di bagian utara rumah Tn. Djuanta karena tidak terdapat tempat penampungan sampah. Apabila musim hujan tiba, halaman di depan rumah Tn. Djuanta selalu kotor dan banjir setinggi mata kaki orang dewasa tetapi terkadang sampai masuk ke dalam rumah.

e. Pola MakanKeluarga Tn. Djuanta mempunyai pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari. Makanan yang disajikan berupa makanan sederhana seperti nasi dengan lauk tahu atau tempe, sayur mayur dan ikan. Keluarga ini untuk sarapan pagi sering membeli makanan gado-gado dan nasi uduk yang dibeli dari tetangga, siang/sore hari terkadang memasak makanan sendiri atau membeli lauk pauk yang sudah jadi yang dibeli dari tetangga dan untuk malam hari mengkonsumsi ikan hasil dari nelayan. Terkadang Tn. Djuanta mendapat makanan dari menantunya yang merupakan suami dari Ny. Anita (anak pertama).

g. Kebisaaan BerobatDalam segi kesehatan, keluarga Tn. Djuanta mengaku keluarganya tidak ada yang mengalami masalah kesehatan dalam beberapa bulan terakhir ini. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya adalah batuk dan pilek serta ISPA terutama pada musim hujan dan kadang sembuh sendiri tanpa meminum obat. Keluarga Tn. Djuanta jarang berobat ke Puskesmas, karena merasa sakitnya sudah sembuh dengan obat-obatan dari warung. Apabila sudah di obati dengan obat warung dan keluhan penyakit tersebut tidak membaik keluarga Tn. Djuanta biasanya langsung berobat ke dokter/bidan di desa Tanjung Pasir karena jaraknya dekat dari rumah serta murah. Keluarga Tn. Djuanta tidak memiliki kartu jamkesmas ataupun kartu jaminan kesehatan lainnya.h. Riwayat PenyakitKeluarga Tn. Djuanta tidak pernah mengalami sakit berat. Namun menurut pengakuan Tn. Djuanta, dirinya sering sekali mengeluhkan batuk,pilek dan terkadang sesak. Anak dan istri pun juga mengelukan batuk dan pilek. Riwayat gatal-gatal, penyakit asma, DM, dan pengobatan paru selama 6 bulan disangkal keluarga ini. Riwayat hipertensi disangkal, namun setelah peneliti melakukan pemeriksaan fisik didapatkan hipertensi pada istri Tn. Djuanta (Ny. Tuni).i. Perilaku dan Aktivitas Sehari-hariKeluarga Tn. Djuanta tidak suka melakukan aktivitas berolahraga. Tn. Djuanta tidak suka melakukan aktivitas olahraga dikarenakan beliau lelah dengan pekerjaannya sebagai nelayan yang bekerja dari malam hingga pagi, sehingga beliau lebih memilih waktu yang ada dipergunakan untuk tidur. Begitu juga dengan istri Tn. Djuanta yang bekerja sebagai guru ngaji. Kebiasaan merokok dalam keluarga ini dilakukan oleh Tn. Djuanta dan menantu Tn. Djuanta menghabiskan rokok 1-2 bungkus batang rokok/hari. Keluarga ini sering mencuci kedua tangan sebelum dan sesudah makan ataupun melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kebersihan. Selain itu Tn. Djuanta mengatakan anak ketiga dan cucu-cucunya bila berpergian keluar rumah tidak beralaskan sandal/sepatu. Keluarga Tn. Djuanta tidak memiliki kebiasaan untuk menabung di Bank, beliau hanya menyimpan uang di rumahnya.

1.2.4. Keluarga Tn. Cacaa. Data Dasar Keluarga Tn. CacaKeluarga Tn. Caca bertempat tinggal di Kampung Tanjung Pasir Barat RT. 04 RW. 02 Desa Tanjung Pasir, Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Caca sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Empit dan 2 orang anak. Satu anak laki-laki bernama An. Rizki berusia 10 tahun dan 1 anak perempuan bernama By. Cahaya berusia 7 bulan.Tn. Caca, berusia 37 tahun, bekerja sebagai Porter (pengantar) wisatawan menuju pulau wisata di daerah Tanjung Pasir dengan penghasilan berkisar Rp. 1.000.000,00 per bulan. Pendapatan Tn. Caca digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air PAM, membayar listrik, pengobatan dan lain-lain.Tn. Caca berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai kelas 6, sehingga ia masih mampu dapat membaca dan menulis. Istrinya, Ny. Empit yang berusia 28 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga, selain itu Ny. Empit juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai pedagang keliling di sekitar kampungnya. Ny. Empit berpendidikan SD kelas 6. Saat ini An. Rizki sedang duduk dibangku SD kelas 5. Pasangan ini menikah saat Tn. Caca berumur 24 tahun dan Ny. Empit berusia 15 tahun.Tabel 1.14. Data Dasar Keluarga Tn. CacaNamaStatus KeluargaJenis KelaminUsiaPendidikanTerakhirPekerjaanPenghasilan

Tn. CacaKepala RTLaki-laki37 thSDPengantar wisatawan Rp 1 Juta/bln

Ny. Empit

IstriPerempuan28 thSDPedagangRp. 400.000/bln

An. RizkiAnak Laki-laki10 thSDPelajar-

By. CahayaAnakPerempuan7 bln---

b. Bangunan Tempat TinggalKeluarga Tn. Caca tinggal di rumah sendiri, dengan luas tanah sekitar 42 m2 dan luas bangunan berukuran 7 m x 6 m2. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat, sebagian berlantaikan semen dengan alas, sebagian tanpa alas, berdinding bilik dan beratapkan asbes, terdiri dari satu ruang tamu berukuran 5 m x 3 m karena Ny. Empit khawatir By. Cahaya akan jatuh bila tidur di atas tempat tidur. Pada ruang tamu terdapat tv yang di belakangnya terdapat kulkas dan di depannya diletakan springbed yng biasa digunakan Ny. Empit dan By. Cahaya untuk tidur. Di samping kanan ruang tamu terdapat dua ruangan tanpa pintu, hanya di tutupi dengan kain, yaitu ruang penyimpanan berukuran 2,5 m x 3 m untuk menyimpan sepatu dan barang-barang lainnya. Satu kamar tidur berukuran 2,5 m x 3 m yang terdiri dari tempat tidur yang dilengkapi dengan kelambu. Ruang dapur yang menyatu dengan kamar mandi dan berukuran 2 m x 6 m. Keluarga ini tidak mempunyai jamban di dalam kamar mandi. Sehingga kamar mandi hanya untuk mandi, buang air kecil, dan mencuci baju serta mencuci piring. Bila buang air besar keluarga ini selalu menggunakan jamban di laut yang berjarak kurang lebih 100 meter. Limbah cair dan padat rumah tangga dialirkan ke empang yang berada dibelakang rumah.Sebagian besar ruangan di dalam rumah ini berlantaikan semen dan beratapkan asbes. Dinding rumah terbuat dari bilik. Untuk ventilasi, rumah ini tidak memiliki jendela di seluruh ruangan, cahaya matahari hanya bisa masuk melalui pintu depan apabila dibuka, sehingga tidak semua ruangan terkena sinar matahari yang menimbulkan sirkulasi udara di dalam rumah tersebut tidak baik.Di dalam rumah Tn. Caca terdapat 4 buah lampu dengan daya masing-masing 10 watt, 2 buah lampu di pertengahan ruang tamu, kamar dan ruang penyimpanan, dan 1 buah di dapur dan kamar mandi. Satu buah lampu berada di bagian depan rumah, sehingga rumah Tn. Caca kurang cukup dalam pencahayaan. Daya listrik didapatkan keluarga Tn. Caca dari saluran yang disewakan oleh tetangganya, biaya yang dikeluarkan untuk listrik Rp 40.000,00/bulan.Keluarga Tn. Caca tidak memiliki pekarangan. Dalam membuang limbah rumah tangga dialirkan ke belakang rumah ke dalam sebuah empang. Tn. Caca dan keluarga sering membuang dan mengumpulkan sampah di belakang rumah, jika dirasa sampah sudah menumpuk Ny. Empit akan membuang sampah ke empang belakang rumah atau ke laut.

Kamar tidurRuang penyimpananRuang keluargaDapur, kamar mandi, ruang cuciSumurBale-bale

Gambar 1.7 Denah Rumah Tn. Caca

c. Lingkungan PemukimanRumah ini terletak di pemukiman yang padat. Dibagian depan rumah terdapat sumur sebagai sumber air bagi beberapa rumah yang berdekatan. Dibagian belakang terdapat sumur untuk keperluan mandi dan MCK, dibagian kanan dan kiri terdapat rumah warga. Apabila hujan, air hujan akan masuk ke dalam rumah melalui celah-celah dari bilik.d. Pola MakanKeluarga Tn. Caca memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari (sarapan pagi, makan siang dan makan malam). Setiap pagi keluarga Ny. Empit sarapan gado-gado atau mie instan yang dijual tetangganya, siang hari makan dengan nasi dengan lauk tahu/tempe pada malam hari makan dengan lauk serta sayur-mayur. Keluarga ini hanya mampu memasak daging ayam sebulan/ seminggu sekali. Menurut penuturan Ny. Empit semua makanan dimasak sampai matang. Ny. Empit biasa memasak makanan menggunakan kompor dengan gas 3 kg yang dibagikan oleh pemerintah. Asap makanan dari kompor tersebut sering terperangkap di dalam rumah karena tidak adanya ventilasi pada rumah ini.

f. Kebiasaan Berobat Keluarga Tn. Caca mempunyai kebiasaan berobat dengan membeli obat di warung di dekat rumah mereka atau ke puskesmas tegal angus bila merasa keluhan tidak kunjung membaik bila salah satu anggota keluarganya ada yang sakit. Keluarga ini tidak memiliki kartu jamkesmas ataupun kartu jaminan kesehatan apapun. g. Riwayat PenyakitTn. Caca pernah mengalami sakit TB paru selama 1 tahun dan dirawat di RSUD Tangerang. Saat ini pasien sudah tidak lagi mengkonsumsi obat TB. Sebelumnya pasien pernah mengalami putus obat TB dikarenakan ketidakmampuan untuk membeli obat TB. Penyakit yang paling sering diderita oleh keluarga Tn. Caca berupa batuk pilek, namun sembuh sendiri atau hanya membeli obat warung.h. Perilaku dan Aktivitas Sehari-hariTn. Caca mempunyai kebiasaan merokok di luar dan di dalam rumah. Keluarga Tn. Caca sering menggunakan air PAM sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari yang dibeli nya seharga Rp. 1000,- rupiah per derigen. Air PAM ini di gunakan untuk air minum dan memasak. Untuk mandi dan mencuci keluarga ini menggunakan air sumur di depan/di belakang rumahnya. Menurut pengakuan Ny. Empit anggota keluarganya mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, namun jarang memakai sabun. Bahkan An. Rizki sering mencuci tangan tidak menggunakan sabun setelah buang air besar. An. Rizki mempunyai kebiasaan tidak memakai alas kaki bila didalam dan diluar rumah. Keluarga Ny. Empit biasa menyimpan uang di dalam rumah, keluarga ini bukan merupakan nasabah bank. Ny. Empit dan Tn. Caca tidak memiliki kebiasaan olahraga secara tertentu, sedangkan An. Rizki hanya berolahraga di sekolahnya seminggu sekali.

1.3. Penentuan Area MasalahBerdasarkan wawancara dan observasi pada keempat keluarga binaan di Kampung Suka Sari RT/RW 02/04 Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan berbagai macam permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu: Masalah Medis1. ISPA.2. Asma.3. Riwayat TB Paru.4. Diare.

Masalah Non Medis1. Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah yang memadai sehingga sampah dibuang dan di tumpuk di lapangan bersama dengan sampah warga sekitar, lalu dibakar, sisa dari pembakaran tersebut dibuang ke laut atau ke empang.2. Saluran pembuangan limbah rumah tangga yang tidak memadai.3. Kurangnya pencahayaan di dalam rumah.4. Kurangnya pengetahuan dan ketersediaan ventilasi udara yang cukup di dalam rumah.5. Kurangnya kesadaran akan kesehatan.6. Kurangnya pengetahuan akan kartu jaminan kesehatan.7. Kurang sadarnya akan perilaku olahraga dan cuci tangan.8. Keadaan rumah yang kurang bersih.9. Tidak tersedianya jamban di dalam rumah pada sebagian keluarga binaan.10. Kebiasaan merokok di dalam atau di luar rumah.

Terdapat 2 metode yang dapat di gunakan untuk menentukan area masalah yaitu metode delbeq dan metode delphi. Metode Delbeq adalah penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang tidak sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta. Peserta lalu di minta untuk mengemukakan beberapa masalah. Masalah yang banyak di kemukakan adalah prioritas.Metode Delphi adalah suatu metode dimana dalam proses pengambilan keputusan melibatkan beberapa pakar. Dalam pengambilan sebuah masalah, kami menggunakan Metode Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang di buat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan di putuskan.

Berikut ini merupakan proses Metode Delphi :

Gambar 1.8 Proses Metode Delphi

Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan tersebut, melalui metode yang digunakan, diputuskan untuk mengangkat permasalahan Pengetahuan Penggunaan Ventilasi Pada Keluarga Binaan Kampung Tanjung Pasir Barat RT/RW 04/02 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Pemilihan area masalah ini didasarkan atas berbagai pertimbangan yaitu :1. Tingkat pendidikan rata-rata kec. Tegal Angus masih rendah (yang belum tamat SD 35%, tamat SD 43%).2. Dari rata-rata Puskesmas tahun 2012 menunjukan dari 12.415 rumah yang diperiksa, hanya sebanyak 11,4% yang memenuhu syarat kesehatan.3. Sebagian besar keluarga binaan tidak cukup memiliki saluran pembuangan air limbah dalam rumahnya.4. Dari pengamatan langsung yang kami lakukan pada kelima keluarga binaan di Desa Pangkalan didapatkan kurangnya pengetahuan mengenai saluran pembuangan air limbah rumah tangga.5. Pada seluruh keluarga binaan pada saat air laut pasang, kali yang ada di depan rumah akan meluap dan mengakibatkan banjir.6. Kuranganya informasi dari media cetak maupun elektronik mengenai pentingnya saluran pembuangan air limbah yang baik.7. Rendahnya tingkat pendidikan keluarga binaan sehingga menyebabkan kurangnya kesadaran akan pengetahuan saluran pembuangan air limbah.8. Rendahnya kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

Dengan adanya pembahasan permasalahan ini, diharapkan masyarakat dapat mengetahui pentingnya penggunaan dan merawat ventilasi yang sudah ada sehingga dapat mencegah terjadinya masalah-masalah kesehatan terutama TB Paru, Asma, dan ISPA yang dapat disebabkan oleh hal tersebut.23