BAB I

26
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di bidang obat, perkembangan obat menjadi sangat pesat dan memberikan kontribusi signifikan dalam perbaikan pelayanan kesehatan di banyak negara, termasuk Indonesia. Obat-obat baru yang ditemukan selain untuk memperbaiki kinerja obat yang sudah beredar, juga guna menanggulangi penyakit yang belum ada obatnya. Di lain pihak, obat dapat juga menimbulkan efek yang tidak diinginkan apabila penggunaannya tidak tepat. Efek yang tidak diinginkan dari obat antara lain dapat disebabkan karena adanya interaksi obat. Interaksi obat (reaksi saling mempengaruhi antara beberapa macam obat yang dikonsumsi secara bersamaan) merupakan salah satu kesalahan pengobatan yang paling banyak dilakukan saat ini. Selain interaksi obat dengan obat, hal lain yang patut diperhatikan adalah kemungkinan terjadinya interaksi obat yang diminum pasien dengan makanan atau minuman. Berbagai macam pertanyaan dapat timbul dari seorang pasien yang sedang mengkonsumsi obat, baik itu merupakan obat yang diberikan dokter maupun obat yang dapat dibeli bebas di apotek. Satu prinsip yang harus menjadi perhatian utama. Saat mendapat obat dari dokter, pastikan untuk mengikuti petunjuk yang 1

description

interaksi obat dengan makanan

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di bidang obat, perkembangan obat menjadi

sangat pesat dan memberikan kontribusi signifikan dalam perbaikan pelayanan kesehatan di

banyak negara, termasuk Indonesia. Obat-obat baru yang ditemukan selain untuk memperbaiki

kinerja obat yang sudah beredar, juga guna menanggulangi penyakit yang belum ada obatnya.

Di lain pihak, obat dapat juga menimbulkan efek yang tidak diinginkan apabila

penggunaannya tidak tepat. Efek yang tidak diinginkan dari obat antara lain dapat disebabkan

karena adanya interaksi obat. Interaksi obat (reaksi saling mempengaruhi antara beberapa macam

obat yang dikonsumsi secara bersamaan) merupakan salah satu kesalahan pengobatan yang

paling banyak dilakukan saat ini. Selain interaksi obat dengan obat, hal lain yang patut

diperhatikan adalah kemungkinan terjadinya interaksi obat yang diminum pasien dengan

makanan atau minuman.

Berbagai macam pertanyaan dapat timbul dari seorang pasien yang sedang

mengkonsumsi obat, baik itu merupakan obat yang diberikan dokter maupun obat yang dapat

dibeli bebas di apotek. Satu prinsip yang harus menjadi perhatian utama. Saat mendapat obat dari

dokter, pastikan untuk mengikuti petunjuk yang diberikan agar dapat memperoleh manfaat yang

maksimal dengan resiko yang terendah dari obat yang anda minum. Sebab, perubahan yang

disebabkan interaksi obat dengan makanan/minuman dapat sangat bermakna, namun demikian

masih banyak faktor individu yang memberikan pengaruh misalnya dosis obat, usia, berat badan,

jenis kelamin dan status kesehatan pasien tersebut secara keseluruhan.

Perhatian harus diberikan terutama jika obat dikonsumsi dengan makanan/minuman yang

mengandung kafein dan alcohol.

1

Page 2: BAB I

I.2 Tujuan Makalah

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui interaksi obat dengan

makanan, dan agar penulis maupun pembaca mengerti reaksi-reaksi yang terjadi apabila obat

diminum bersama makanan. selain itu penulisan makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi

tugas dari Mata Kuliah interaksi obat.

I.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah :

1. Apakah defenisi atau penjelasan mengenai Interaksi Obat dengan Makanan ?

2. Bagaimana makanan dan obat Berinteraksi ?

3. Apa saja Interaksi Obat dengan Makanan yang umum terjadi ?

4. Apa saja contoh-contoh Interaksi Obat dengan Makanan ?

I.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang dipakai yaitu menggunakan metode literature dari internet

sebagai sumber makalah.

2

Page 3: BAB I

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Interaksi Obat

Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai modifikasi efek satu obat atau akibat obat lain

yang diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan, atau bila dua atau lebih obat berinteraksi

sedemikian rupa sehingga keefektifan atau toksisitas satu obat atau lebih berubah.

Mekanisme interaksi obat secara garis obat dapat dibedakan atas 3 mekanisme, yakni:

1. Interaksi farmasetik atau inkompatibilitas

Interaksi farmasetis adalah interaksi fisiko-kimia yang terjadi pada saat obat

diformulasikan / disiapkan sebelum obat digunakan oleh penderita. Misalnya interaksi 

antara obat dan larutan infus IV yang dicampur bersamaan dapat menyebabkan

pecahnya emulsi atau terjadi pengendapan.

2. Interaksi farmakokinetik

Pada interaksi ini obat mengalami perubahan pada proses absorbsi, distribusi,

metabolisme, dan ekskresi yang disebabkan karena adanya obat atau senyawa lain.

3. Interaksi farmakodinamik

Interaksi ini terjadi bila sesuatu obat secara langsung merubah aksi molekuler atau kerja

fisiologis obat lain.

Interaksi obat dapat membahayakan, baik dengan meningkatkan toksisitas obat atau dengan

mengurangi khasiatnya. Namun, interaksi beberapa obat dapat menguntungkan, sebagai contoh,

efek hipotensif diuretik bila dikombinasikan dengan beta bloker dapat berguna dalam

pengobatan hipertensif.

3

Page 4: BAB I

II.2 Mekanisme Interaksi Obat dengan Makanan

Dasar yang menentukan apakah obat diminum sebelum, selama atau setelah makan

tentunya adalah karena absorpsi, ketersediaan hayati serta efek terapeutik obat bersangkutan,

yang amat tergantung dari waktu penggunaan obat tersebut serta adanya kemungkinan interaksi

obat dengan makanan itu sendiri. Cukup banyak usaha-usaha yang dilakukan untuk menyelidiki

hal ini. Kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan dapat terjadinya interaksi obat dengan

makanan adalah :

Perubahan motilitas lambung dan usus, terutama kecepatan pengosongan lambung dari

saat masuknya makanan

Perubahan pH, sekresi asam serta produksi empedu

Perubahan suplai darah di daerah splanchnicus dan di mukosa saluran cerna

Dipengaruhinya absorpsi obat oleh proses adsorpsi dan pembentukan kompleks

Dipengaruhinya proses transport aktif obat oleh makanan

Perubahan biotransformasi dan eliminasi. (Widianto, 1989)

Dari semua pengaruh ini, ada beberapa factor yang mempengaruhi interaksi obat dan

makanan antara lain:

a. Pengosongan lambung

Pada kasus tertentu misalnya setelah pemberian laksansia atau penggunaan

preparat retard, maka di usus besarpun dapat terjadi absorpsi obat yang cukup besar.

Karena besarnya peranan usus halus dalam hal ini, tentu saja cepatnya makanan masuk ke

dalam usus akan amat mempengaruhi kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi.

Peranan jenis makanan juga berpengaruh besar di sini. Jika makanan yang dimakan

mengandung komposisi 40% karbohidrat, 40% lemak dan 20% protein maka walaupun

pengosongan lambung akan mulai terjadi setelah sekitar 10 menit. Proses pengosongan

ini baru berakhir setelah 3 sampai 4 jam. Dengan ini selama 1 sampai 1,5 jam volume

lambung tetap konstan karena adanya proses-proses sekresi.

Tidak saja komposisi makanan, suhu makanan yang dimakanpun berpengaruh

pada kecepatan pengosongan lambung ini. Sebagai contoh makanan yang amat hangat

atau amat dingin akan memperlambat pengosongan lambung. Ada pula peneliti yang

4

Page 5: BAB I

menyatakan pasien yang gemuk akan mempunyai laju pengosongan lambung yang lebih

lambat daripada pasien normal. Nyeri yang hebat misalnya migren atau rasa takut, juga

obat-obat seperti antikolinergika (missal atropin, propantelin), antidepresiva trisiklik

(misal amitriptilin, imipramin) dan opioida (misal petidin, morfin) akan memperlambat

pengosongan lambung. Sedangkan percepatan pengosongan lambung diamati setelah

minum cairan dalam jumlah besar, jika tidur pada sisi kanan (berbaning pada sisi kiri

akan mempunyai efek sebaliknya,) atau pada penggunaan obat seperti metokiopramida

atau khinidin. Jelaslah di sini bahwa makanan mempengaruhi kecepatan pengosongan

lambung, maka adanya gangguan pada absorpsi obat karenanya tidak dapat diabaikan.

b. Komponen makanan

Efek perubahan dalam komponen-komponen makanan :

1) Protein (daging, dan produk susu)

Sebagai contoh, dalam penggunaan Levadopa untuk mngendalikan tremor pada

penderita Parkinson. Akibatnya, kondisi yang diobati mungkin tidak terkendali

dengan baik. Hindari atau makanlah sesedikit mungkin makanan berprotein tinggi

(Harknoss, 1989).

2) Lemak

Keseluruhan dari pengaruh makan lemak pada metabolisme obat adalah bahwa

apa saja yang dapat mempengaruhi jumlah atau komposisi asam lemak dari

fosfatidilkolin mikrosom hati dapat mempengaruhi kapasitas hati untuk

memetabolisasi obat. Kenaikan fosfatidilkolin atau kandungan asam lemak tidak

jenuh dari fosfatidilkolin cenderung meningkatkan metabolism obat (Gibson, 1991).

Contohnya : Efek Griseofulvin dapat meningkat.interaksi yang terjadi adalah interaksi

yang menguntungkan dan grieseofluvin sebaiknya dimakan pada saat makan

makanan berlemak seperti daging sapi, mentega, kue, selada ayam, dan kentang

goring (Harkness, 1989).

3) Karbohidrat

Karbohidrat tampaknya mempunyai efek sedikit pada metabolism obat, walaupun

banyak makan glukosa, terutama sekali dapat menghambat metabolism barbiturate,

dan dengan demikian memperpanjang waktu tidur. Kelebihan glukosa ternyata juga

mengakibatkan berkurangnya kandungan sitokrom P-450 hati dan memperendah

5

Page 6: BAB I

aktivitas bifenil-4-hidroksilase (Gibson, 1991). Sumber karbohidrat: roti, biscuit,

kurma, jelli, dan lain-lain (Harkness, 1989).

4) Vitamin

Vitamin merupakan bagian penting dari makanan dan dibutuhkan untuk sintesis

protein dan lemak, keduanya merupakan komponen vital dari system enzim yang

memetabolisasi obat. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa perubahan dalam

level vitamin, terutama defisiensi, menyebabkan perubahan dalam kapasitas

memetabolisasi obat. Contohnya :

Vit A dan vit B dengan antacid, menyebabkan penyerapan vitamin berkurang.

Vit C dengan besi, akibatnya penyerapan besi meningkat.

Vit D dengan fenitoin (dilantin), akibatnya efek vit D berkurang.

Vit E dengan besi, akibatnya aktivitas vit E menurun. (Harkness, 1989)

5) Mineral

Mineral merupakan unsur logam dan bukan logam dalam makanan untuk menjaga

kesehatan yang baik. Unsur – unsure yang telah terbukti mempengaruhi metabolisme

obat ialah: besi, kalium, kalsium, magnesium, zink, tembaga, selenium, dan iodium.

Makanan yang tidak mengandung magnesium juga secara nyata mengurangi

kandungan lisofosfatidilkolin, suatu efek yang juga berhubungan dengan

berkurangnya kapasitas memetabolisme hati. Besi yang berlebih dalam makanan

dapat juga menghambat metabolisme obat. Kelebihan tembaga mempunyai efek yang

sama seperti defisiensi tembaga, yakni berkurangnya kemampuan untuk

memetabolisme obat dalam beberapa hal. Jadi ada level optimum dalam tembaga

yang ada pada makanan untuk memelihara metabolism obat dalam tubuh (Gibson,

1991).

c. Ketersediaan hayati

Penggunaan obat bersama makanan tidak hanya dapat menyebabkan perlambatan

absorpsi tetapi dapat pula mempengaruhi jumlah yang diabsorpsi (ketersediaan hayati

obat bersangkutan). Penisilamin yang digunakan sebagai basis terapeutika dalam

menangani reumatik, jika digunakan segera setelah makan, ketersediaan hayatinya jauh

lebih kecil dibandingkan jika tablet tersebut digunakan dalam keadaan lambung kosong.

6

Page 7: BAB I

Ini akibat adanya pengaruh laju pengosongan lambung terhadap absorpsi obat (Gibson,

1991).

Interaksi antara obat dan makanan disini dapat dibagi menjadi :

Obat-obatan yang dapat menurunkan nafsu makan, mengganggu

pengecapan dan mengganggu traktus gastrointestinal atau saluran

pencernaan.

Obat-obatan yang dapat mempengaruhi absorbsi, metabolisme dan eksresi

zat Gizi

Obat dan penurunan nafsu makan

Efek samping obat atau pengaruh obat secara langsung, dapat mempengaruhi nafsu

makan. Kebanyakan stimulan CNS dapat mengakibatkan anorexia. Efek samping obat yang

berdampak pada gangguan CNS dapat mempengaruhi kemampuan dan keinginan untuk makan.

Obat-obatan penekan nafsu makan dapat menyebabkan terjadinya penurunan berat badan yang

tidak diinginkan dan ketidakseimbangan nutrisi (Mahan, 2002).

Obat dan perubahan pengecapan atau penciuman

Banyak obat yang dapat menyebabkan perubahan terhadap kemampuan merasakan

dysgeusia, menurunkan ketajaman rasa hypodysgeusia. Gejala-gejala tersebut dapat

mempengaruhi intake makanan. Obat-obatan yang umum digunakan dan diketahui menyebabkan

hypodysgeusia seperti: obat antihipertensi (captopril), antriretroviral ampenavir, antineoplastik

cisplastin, dan antikonvulsan phenytoin (Mahan, 2002).

Obat dan gangguan gastrointestinal

Obat dapat menyebabkan perubahan pada fungsi usus besar dan hal ini dapat berdampak

pada terjadinya konstipasi atau diare. Obat-obatan narkosis seperti kodein dan morfin dapat

menurunkan produktivitas tonus otot halus dari dinding usus. Hal ini berdampak pada penurunan

peristaltik yang menyebabkan terjadinya konstipasi (Lulukria, 2010).

7

Page 8: BAB I

Absorbsi

Interaksi dalam proses absorpsi dapat terjadi dengan berbagai cara misalnya,

Perubahan (penurunan) motilitas gastrointestinal oleh karena obat-obat seperti morfin

atau senyawa-senyawa antikolinergik dapat mengubah absorpsi obat-obat lain.

Kelasi yakni pengikatan molekul obat-obat tertentu oleh sen/.zyawa logam sehingga

absorpsi akan dikurangi, oleh karena terbentuk senyawa kompleks yang tidak diabsorpsi.

Misalnya kelasi antara tetrasiklin dengan senyawa-senyawa logam /berat akan

menurunkan absorpsi tetrasiklin.

Makanan juga dapat mengubah absorpsi obat-obat tertentu, misalnya: umumnya

antibiotika akan menurun absorpsinya bila diberikan bersama dengan makanan

(Grahame, 1985)

Obat-obatan yang dikenal luas dapat mempengaruhi absorbsi zat gizi adalah obat-obatan

yang memiliki efek merusak terhadap mukosa usus. Antineoplastik, antiretroviral, NSAID dan

sejumlah antibiotik diketahui memiliki efek tersebut. Mekanisme penghambatan absorbsi

tersebut meliputi: pengikatan antara obat dan zat gizi (drug-nutrient binding) contohnya Fe, Mg,

Zn, dapat berikatan dengan beberapa jenis antibiotik; mengubah keasaman lambung seperti pada

antacid dan antiulcer sehingga dapat mengganggu penyerapan B12, folat dan besi; serta dengan

cara penghambatan langsung pada metabolisme atau perpindahan saat masuk ke dinding usus

(Lulukria, 2010).

Metabolisme

Interaksi dalam proses metabolisme dapat terjadi dengan dua kemungkinan, yakni

Pemacuan enzim (enzyme induction) suatu obat (presipitan) dapat memacu metabolisme

obat lain (obat obyek) sehingga mempercepat eliminasi obat tersebut. Obat-obat yang

dapat memacu enzim metabolism obat disebut sebagai enzyme inducer. Dikenal beberapa

obat yang mempunyai sifat pemacu enzim ini yakni Rifampisin; Antiepileptika: fenitoin,

karbamasepin, fenobarbital.

Penghambatan enzim, Obat-obat yang punya kemampuan untuk menghambat enzim yang

memetabolisir obat lain dikenal sebagai penghambat enzim (enzyme inhibitor). Akibat

8

Page 9: BAB I

dari penghambatan metabolisme obat ini adalah meningkatnya kadar obat dalam darah

dengans egala konsekuensinya, oleh karena terhambatnya proses eliminasi obat. Obat-

obat yang dikenal dapat menghambat aktifitas enzim metabolisme obat antara lain

kloramfenikol, isoniazid, simetidin, propanolol, eritromisin, fenilbutason, alopurinol,dan

lain-lain. (Grahame, 1985)

Obat-obatan dan zat gizi mendapatkan enzim yang sama ketika sampai di usus dan hati.

Akibatnya beberapa obat dapat menghambat aktifitas enzim yang dibutuhkan untuk

memetabolisme zat gizi. Sebagai contohnya penggunaan metotrexate pada pengobatan kanker

menggunakan enzim yang sama yang dipakai untuk mengaktifkan folat. Sehingga efek samping

dari penggunaan obat ini adalah defisiensi asam folat (Lulukria, 2010).

Ekskresi

Obat-obatan dapat mempengaruhi dan mengganggu eksresi zat gizi dengan mengganggu

reabsorbsi pada ginjal dan menyebabkan diare atau muntah. Sehingga jika dirangkum, efek

samping pemberian obat-obatan yang berhubungan dengan gangguan GI (gastrointestinal) dapat

berupa terjadinya mual, muntah, perubahan pada pengecapan, turunnya nafsu makan, mulut

kering atau inflamasi/ luka pada mulut dan saluran pencernaan, nyeri abdominal (bagian perut),

konstipasi dan diare. Efek samping seperti di atas dapat memperburuk konsumsi makanan si

pasien. Ketika pengobatan dilakukan dalam waktu yang panjang tentu dampak signifikan yang

memperngaruhi status gizi dapat terjadi (Bruyne, 2008)

II.3 Interaksi Makanan Dan Obat Yang Umum Terjadi

Makanan yang mengandung zat Tyramine (seperti bir, anggur, alpukat, beberapa jenis

keju, dan berbagai daging olahan) memperlambat kerja enzim yang memetabolisme obat

penghambat MAO (kelompok obat antidepresi) dan dapat menyebabkan efek yang berbahaya,

termasuk tekanan darah tinggi yang serius. Beberapa jenis makanan dapat mencegah obat

tertentu untuk diserap ke dalam darah setelah ditelan, dan yang lain sebaliknya dapat

meningkatkan penyerapan obat.

9

Page 10: BAB I

Contohnya, jika meminum segelas susu ketika menggunakan obat antibiotik tetrasiklin,

calcium yang ada dalam susu akan mengikat tertrasiklin, membentuk senyawa yang tidak

mungkin dapat diserap oleh tubuh ke dalam darah. Sehingga efek yang diharapkan dari obat

tetrasiklin tidak akan terjadi. Di sisi lain, meminum segelas jus citrus bersamaan dengan

suplemen yang mengandung zat besi akan sangat bermanfaat karena vitamin C yang ada dalam

jus akan meningkatkan penyerapan zat besi. Akhirnya, beberapa makanan benar-benar bisa

mengganggu efek yang diinginkan dari obat. Contohnya, orang yang menggunakan obat

pengencer darah warfarin seharusnya tidak mengkonsumsi secara bersamaan dengan makanan

yang banyak mengandung vitamin K seperto brokoli, atau bayam. Vitamin K membantu

pembekuan darah, sehingga melawan efek dari obat warfarin. Efek yang sebaliknya, terjadi

dengan vitamin E, bawang dan bawang putih, karena bahan-bahan ini menghaslkan efek yang

mirip dengan efek warfarin. Konsumsi dalam jumlah besar dari makanan ini dapat menyebabkan

efek warfarin menjadi terlalu kuat makanan.

II.4 Beberapa Contoh Interaksi Obat Dan Makanan

Tidak semua obat berinteraksi dengan makanan. Namun, banyak obat-obatan yang

dipengaruhi oleh makanan tertentu dan waktu Anda memakannya. Berikut adalah beberapa

contohnya:

Jus jeruk menghambat enzim yang terlibat dalam metabolisme obat sehingga

mengintensifkan pengaruh obat-obatan tertentu. Peningkatan pengaruh obat mungkin

kelihatannya baik, padahal tidak. Jika obat diserap lebih dari yang diharapkan, obat

tersebut akan memiliki efek berlebihan. Misalnya, obat untuk membantu mengurangi

tekanan darah bisa menurunkan tekanan darah terlalu jauh. Konsumsi jus jeruk pada saat

yang sama dengan obat penurun kolesterol juga meningkatkan penyerapan bahan aktifnya

dan menyebabkan kerusakan otot yang parah. Jeruk yang dimakan secara bersamaan

dengan obat anti-inflamasi atau aspirin juga dapat memicu rasa panas dan asam di perut.

Kalsium atau makanan yang mengandung kalsium, seperti susu dan produk susu lainnya

dapat mengurangi penyerapan tetrasiklin.

10

Page 11: BAB I

Makanan yang kaya vitamin K (kubis, brokoli, bayam, alpukat, selada) harus dibatasi

konsumsinya jika sedang mendapatkan terapi antikoagulan (misalnya warfarin), untuk

mengencerkan darah. Sayuran itu mengurangi efektivitas pengobatan dan meningkatkan

risiko trombosis (pembekuan darah).

Kafein meningkatkan risiko overdosis antibiotik tertentu (enoxacin, ciprofloxacin,

norfloksasin).Untuk menghindari keluhan palpitasi, tremor, berkeringat atau halusinasi,

yang terbaik adalah menghindari minum kopi, teh atau soda pada masa pengobatan.

Adapun Makanan Yang Meningkatkan Efek Beberapa Obat

Obat yang efeknya dapat ditingkatkan oleh makanan dn biasanya harus digunakan

bersamaan dengan makanan agar didapatkan efek yang tetap :

Obat Jantung pemblok beta : Digunakan untuk mencegah angina ,untuk menormalkan

kembali denyut jantung yang tidak beraturan,dan untuk menanggulangi tekanan darah

tinggi. Nama paten pemblok beta :

- Blocadren,Corgard,Inderal,Lopressor,Ternomin,Visken.

- Karbamazepin (Tregretol) – Antikolvusan yang digunakan untuk mencegah serangan.

- Diazepam (Valium) –Suatu Trankuilansia Diuretika-Digunakan untuk mrngobati

tekanan darah tinggi dan layu jantung .

Nama paten Diuretika yang berinteraksi :

- Anhydron,Aquatag,Aquatensin,Diucardin,Diulo,Diuril,Enduron,Esidrix,Exna,Hydrodi

uril,Hydromox,Hygroton,Metahydrin,Naqua,Naturetin,Oretic,Ranese,Saluron,Zaroxyl

yn.

- Hidralazin (Apresoline) – Digunakan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi

- Nitrofurantoin (Furadantin,Macrodantin) – Suatu antimikroba,digunakan untuk

mengobati infeksi saluran kemih.

- Fenitoin (Dilantin) – Suatu antikonvulsan yang digunakan untuk mencegah serangan

- Spironolakton (Aldactazide, Aldactone) – Suatu diuretika,digunakan untuk

menanggulangi tekanan darah tinggi dan layu jantung.

Makanan Yang dapat Menurunkan Efek Beberapa Obat

11

Page 12: BAB I

Gunakan obat berikut ini satu jam sebelum atau dua jam sesudah makan untuk mencegah

interaksi yang mungkin menurunkan efek obat :

- Kaptopril (Capoten) – Digunakan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi dan layu

jantung.

- Makanan beralkali – Metenamin (Hiprex,Mandelamine,Urex)

Efek metenamin dapat berkurang ,Metenamin digunakan untuk mengobati infeksi saluran

kemih (kandung kemih dan ginjal). Akibatnya : Infeksi mungkin tidak terobati dengan

baik.

Hindari makanan beralkali seperti ; Amandel,susu mentega,kastanye,sari buah

jeruk,kelapa,kepala susu, buah-buahan (kecuali berry,prem,buah prem yang dikeringkan), susu,

sayuran (kecuali jagung)

12

Page 13: BAB I

BAB III

PEMBAHASAN

III.I Interaksi Obat dengan Makanan

No.

Obat objek Obat

PrasipitanMekanisme

InteraksiEfek

Pemecahan Masalah

1. - Lorazepam(ativan)Midazolam(dormicum)-Diazepam(cetalgin)- Trizolam (Halcion)

Jus anggur *Lorazepam : Berinteraksi dengan reseptor penghambat neurotransmiter yang diaktifkan oleh GABA*Jus anggur: Mengandung senyawa yang disebut dengan furanokumarin yang dapat mengganggu hati dan menyerap enzim sitokrom P450 isoform CYP3A4 di dinding usus kecil.*Interaksi : jus anggur akan menginhibisi metabolism pertama dari benzodiazepine pada CYP3A4

Mengganggu hati dan

menyerap enzim

sitokrom P450 isoform

CYP3A4 di dinding usus

halus

Hindari konsumsi jus anggur saat

sedang mengkonsumsi

obat yang mengandung lorazepam

(contoh obat : Ativan)

2. Obat-obat Hormon (mis : kontrasepsi oral, steroid)

Makanan asin /

makanan yg kaya iodium

Makanan asin meningkatkan retensi cairan tubuh. Obat ini mengurangi absorpsi asam folat, vit. B6 dan zat gizi lain. Konsumsi

Meningkatkan retensi cairan dalam tubuh

Perbanyak konsumsi

makanan kaya Ca, vit K untuk

menghindari defisiensi

13

Page 14: BAB I

makanan dengan kadar zat-zat ini yang cukup tinggi untuk menghindari defisiensi

3. Obat antikoagulan (contoh : warfarin)

makanan kaya vit K (brokoli, kacang hijau,

selada, hati sapi, bayam,

dll)

antikoagulan oral berkompetisi dengan suplai normal vit.K untuk mengurangi sintesis faktor pembekuan darah oleh hati. Jika asupan vit K tinggi maka sintesis faktor pembekuan normal sehingga mengakibatkan penurunan efek antikoagulan.

Mengakibatkan penurunan

efek dari obat antikoagulan tersebut, dan

meningkatkan resiko

thrombosis (pembekuan

darah)

Tingkatkan dosis antikoagulan atau kurangi asupan vit K

4. Isoniazid (INH) Keju, ikan (tuna,

makarel, salmon

yang tidak segar)

makanan tersebut atas kaya akan histidin, pada penyimpanan diubah menjadi histamin oleh bakteri. Oleh karena itu, Pada kondisi normal histamin diuraikan di tubuh oleh histaminase, tapi pada peminum INH (suatu inhibitor enzim) pada aktivitas enzim akan dihambat sehingga kadar histamin akan tinggi dapat menyebabkan toksisitas histamin

Resiko toksisitas histamin (sakit kepala hebat, gatal & kemerahan pada kulit, nyeri abdomen, takikardi, mata kabur, sesak nafas, diare, muntah , dsb)

Hindari makanan-makanan

tersebut jika sedang

mengkonsumsi INH

5. Antasid jeruk Jeruk jika dikonsumsi bersama antasid yang mengandung

Meningkatkan absorbsi

Hindari makanan tersebut jika

sedang mengkonsumsi

14

Page 15: BAB I

Al akan meningkatkan absorpsi Al

antacid

6. Obat MAOI (mono amin oksidase inhibitor) missal : parstelin

Keju, daging asap,

yogurt, coklat, kecap

Tiramin adalah asam amino yang ditemukan dalam bermacam makanan di atas, yang merupakan senyawa simpatomimetik tak langsung à dapat menyebabkan hipertensi pada pasien yang menerima MAOI

wajahnya memerah, kepala & jantung

berdenyut cepat & nafas

tersengal-sengal,

berulang kali muntah à palpitasi

Hindari makanan tersebut jika

sedang mengkonsumsi

obat MAOI

7. MAOI ( contoh : fenelzin, mebanazin, paargilin)

Ekstrak ragi, saus

kedelai, hati ayam, hati

sapi, anggur tua

Tiramin terbentuk dalam berbagai makanan di atas melalui degradasi susu atau protein oleh bakteri, mula-mula menjadi tirosin dan asam amino lain (interaksi tidak terjadi pada makanan segar).Tiramin adalah suatu amin simpatomimetik tak langsung yang dapat melepaskan NE dari neuron adrenergik à vasokonstriksi à TD >>

wajahnya memerah, kepala & jantung

berdenyut cepat & nafas

tersengal-sengal,

berulang kali muntah à palpitasi

Hindari makanan tersebut jika

sedang mengkonsumsi

obat MAOI

8. Obat asma (turunan teofilin)

Sate sapi, hamburger

Efek obat asma dapat berkurang .Obat asma membuka jalan udara di paru-paru dan mempermudah pernapasan

asma tidak terkendali

dengan baik

Hindari makanan tersebut saat

sedang penggunaan obat

asma

15

Page 16: BAB I

penderita asma9. Digoksin (Lanoksin) makanan

berserat banyak ( sereal beras, sayuran mentah, buah-buahan)

Efek digoksin dapat berkurang,Digoksin digunakan untuk mengobati layu jantungan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan.sehingga dapat mengakibatkan Kondisi yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik

Kondisi yang diobati

mungkin tidak terkendali

dengan baik, karena denyut jantung yang tak beraturan.

Gunakan digoksin satu jam sebelum atau dua jam

sesudah menyantap

makanan yang beserat banyak

10. Antibiotika Tetrasiklin Susu dan produk yang mengandun

g susu

Tetrasiklin dapat membentuk senyawa kompleks dengan beberapa logam seperti ca,mg. dan fe sukar larut dan sukar diabsorbsi karena itu tidak dianjurkan untuk diminum dengan makanan kaya logam. Kemudian untuk Efek tetrasiklin itu sendiri dapat berkurang . Tetrasikilin adalah antibiotika yang digunakan untuk melawan infeksi, sehingga jika adanya interaksi antara susu dan antibiotic ini maka infeksi yang diobati tidak terkendali dengan baik.

sukar doabsorbsi

didalam tubuh, menurunkan

efek obat antibiotik

Untuk mencegah interaksi,gunakan tetrasiklin satu

jam sebelum atau dua jam

sesudah minum susu atau produk

susu.

16

Page 17: BAB I

BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Beberapa obat menyebabkan perubahan status nutrisi seseorang (interaksi obat terhadap

makanan). Selain itu, faktor nutrisi yang terkandung dalam makanan memiliki pengaruh yang

signifikan pada efikasi terapi suatu obat (interaksi makanan terhadap obat). Interaksi makanan-

obat atau obat-makanan sangat penting diperhatikan anggota tim pelayanan kesehatan agar

tercapai terapi obat yang optimal tanpa merugikan status nutrisi seorang pasien.

Pengaruh makanan terhadap efek obat sering tidak diperhatikanàdapat menimbulkan

efek merugikanàefek samping atau berkurangnya efek. Secara umum makanan dapat

berinteraksi dengan : obat, lemak, karbohidrat, protein, asam, alkohol, dsb.

Beberapa obat yang strukturnya mirip asam amino à berkompetisi pada absorpsi

gastrointestinal. Makanan berlemak à meningkatkan absorpsi obat yang larut dalam lemak.

Makanan yang bersifat asam à menguraikan obat yang tidak tahan asam. Obat analeptik dapat

meningkat efeknya dengan minum kopi

Makanan dapat mempengaruhi obat pada tahap ADME. Kekurangan protein à

berpengaruh pada biotransformasi dan toksisitas obat. Umumnya interaksi obat-makanan berupa

turunnya derajat absorpsi à melalui pembentukan kompleks, perubahan pH, perubahan

motilitas, perubahan fungsi mukosa dan perubahan mekanisme transport. Pencegahan à

gunakan obat saat lambung kosong (kecuali obat yang mengiritasi lambung à gunakan saat

lambung isi)

17

Page 18: BAB I

IV.2 SARAN

Karena kebanyakan interaksi obat memiliki efek yang tak dikehendaki, umumnya

interaksi obat dihindari karena kemungkinan mempengaruhi prognosis.

18