BAB I

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada sistem pendidikan tinggi para lulusan dituntut memiliki kemampuan untuk menerapkan materi yang sudah dipelajari di lapangan atau menggunakannya untuk mendalami materi lebih lanjut. Kompetensi ini dapat diwujudkan apabila pembelajar melakukan belajar sendiri secara langsung sampai memahami apa yang dipelajarinya. Kegiatan laboratorium akan membawa pembelajar kepada pembentukan suatu sikap, keterampilan, kemampuan bekerja sama, dan kreativitas dalam menerima pengetahuan. Dengan melaksanakan kegiatan laboratorium yang baik dan sesuai dengan prosedur dan tata tertib laboratorium, maka hal tersebut secara tidak langsung dapat menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Pada kurikulum D.III Kebidanan mata kuliah asuhan kebidanan II (Persalinan) diberikan sebanyak 4 SKS (2

description

skripsi

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada sistem pendidikan tinggi para lulusan dituntut memiliki kemampuan

untuk menerapkan materi yang sudah dipelajari di lapangan atau

menggunakannya untuk mendalami materi lebih lanjut. Kompetensi ini dapat

diwujudkan apabila pembelajar melakukan belajar sendiri secara langsung

sampai memahami apa yang dipelajarinya. Kegiatan laboratorium akan

membawa pembelajar kepada pembentukan suatu sikap, keterampilan,

kemampuan bekerja sama, dan kreativitas dalam menerima pengetahuan.

Dengan melaksanakan kegiatan laboratorium yang baik dan sesuai dengan

prosedur dan tata tertib laboratorium, maka hal tersebut secara tidak langsung

dapat menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Pada

kurikulum D.III Kebidanan mata kuliah asuhan kebidanan II (Persalinan)

diberikan sebanyak 4 SKS (2 teori, 2 praktek). Praktik 2 SKS dianggap masih

belum cukup untuk menyiapkan mahasiswa agar kompeten dalam menolong

persalinan di lahan praktek. Pendidikan kebidanan membuat kebijakan untuk

melaksanakan pembelajaran laboratorium skill menolong persalinan bagi

semua mahasiswa yang telah lulus mata kuliah Askeb II Persalinan.

Pendidikan kebidanan merupakan salah satu unit pelaksana teknis di

bidang pendidikan kesehatan. Pendidikan kebidanan diharapkan mampu

mencetak lulusan yang kompeten dan dapat membantu memecahkan masalah

kesehatan di masyarakat dengan pendekatan ilmiah. Menurut standar

Page 2: BAB I

2

pendidikan yang ada sekarang ini, lulusan diploma kebidanan dapat

dikategorikan sebagai tenaga profesional disebabkan pendidikan vokasi

kebidanan yang tertinggi di Indonesia baru tingkat diploma. Pemikiran dasar

jenjang pendidikan ini adalah untuk membantu menekan Angka Kematian Ibu

(AKI) dan Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia yang masih tinggi.

Dengan bertambahnya tenaga yang berpendidikan profesional diharapkan

prevalensi kematian ibu dan anak dapat menurun.

Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan DIII Kebidanan

memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian, diperlukan

pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. Untuk

kepentingan tersebut Departemen Kesehatan memprogramkan ujian

kompetensi sebagai acuan dan pedoman bagi pengembangan potensi bidan

dalam meningktakan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Hal diatas telah

mendorong perlunya keterampilan laboratorium yang harus diadakan dalam

mata kuliah kebidanan seperti Asuhan Kebidanan atau Askeb, karena

pembelajaran berbasis kompetensi memberikan rangsangan yang tepat bagi

mahasiswa untuk membangkitkan keterampilan, imajinasi dan daya cipta

sehingga setiap individu mempunyai kemampuan menganalisis sampai dengan

kreativitas yang meningkat, maka setiap pemecahan masalah menjadi produktif

dan berguna. (Trianto R, 2007 : 40-50).

Laboratorium skill yang ada sekarang masih kurang memberikan

kesempatan pada mahasiswa untuk dapat mengembangkan kemampuannya

menjadi terampil secara akademis dan cerdas pula pada wilayah perasaan.

Page 3: BAB I

3

Terbukti kecerdasan akademik yang diseimbangkan dengan kemampuan

wilayah perasaan akan menciptakan individu yang siap menghadapi setiap

gejolak yang ditimbulakan oleh lingkungan, terciptanya keseimbangan antara

kecerdasan akademis dan wilayah perasaan akan mengembangkan individu

yang cakap terhadap pengetahuan, keterampilan dan keahliannya. (Trianto R.

2007; 40-50).

Permenkes 369 Th. 2007 tentang standar kompetensi Bidan, dalam

kompetensi yang ke-empat (Asuhan selama persalinandan kelahiran) : Bidan

memberikan asuhan yang bermutu tinggi , tanggap terhadap kebudayaan

setempat selama persalinan, memimpin persalinan yang bersih dan aman,

menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan

wanita dan bayinya yang baru lahir. Dalam kompetensi ini seorang bidan

dituntut untuk memiliki pengetahuan dasar dan keterampilan dasar.

Laporan MDG’s tahun 2008 menyebutkan setiap tahun sekitar 20.000

perempuan di Indonesia meninggal akibat komplikasi dalam persalinan.

Melahirkan seyogyanya menjadi peristiwa bahagia tetapi seringkali menjadi

tragedi. Sebenarnya hampir semua kematian tersebut dapat dicegah, karena itu

tujuan kelima MDG’s difokuskan pada kesehatan ibu untuk mengurangi

kematian ibu. Dari laporan tersebut disebutkan pada tahun 1990 angka

kematian ibu berada pada angka 390 per 100.000 kelahiran hidup dan saat ini

menjadi 307 per kelahiran hidup, sedangkan target yang ingin dicapai 110

perkelahiran hidup, dengan demikian status Indonesia dalam pencapaian

MDG’s masih perlu kerja keras.

Page 4: BAB I

4

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal

dalam kehidupan. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi

baik pada ibu maupun pada janin. (Saifuddin;2008.P.10). Proses persalinan

terbagi atas kala I (pembukaan), kala II (Pengeluaran), Kala III (Pelepasan uri),

dan kala IV (Pengawasan). Selama proses persalinan berlangsung, seorang

bidan diwajibkan menunjukkan kompetensinya dengan memiliki pengetahuan

dan keterampilan dasar seperti yang telah dijelaskan dalam permenkes tentang

standar kompetensi bidan. Oleh karena itu, setiap mahasiswa kebidanan

diharapkan mampu memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sesuai

dengan standar kompetensi sebagai seorang bidan.

Untuk menghasilkan tenaga bidan yang bermutu harus memiliki

kemampuan komprehensif, profesional, melalui instansi pendidikan tenaga

kesehatan yang berkualitas dilihat dari tersedianya dosen (SDM), kualitas

sarana dan prasarana, kurikulum pembelajaran kelas laboratorium dan praktek

klinik serta keadaan lahan praktek (Depkes, RI, 2004).

Dengan demikian, penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan yang

menggunakan pendekatan yang tepat sangat diperlukan sekali sehingga dapat

menciptakan lulusan yang kualitas dan kuantitasnya sesuai harapan masyarakat

dan pemerintah. Keterampilan persalinan adalah inti dari bidan dan saat-saat

persalinan merupakan saat yang sangat mencemaskan, sehingga membutuhkan

Page 5: BAB I

5

pendampingan dan asuhan dari tenaga yang kompeten. (Departemen

Kesehatan.2001).

Skill laboratorium mahasiswa akademi kebidanan sandi karsa Makassar

mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya baik secara kualitas

maupun kuantitas. Dari data yang diperoleh jumlah mahasiswa yang mengikuti

skill laboratorium hampir mencapai angka 100 %. Hal ini tidak terlepas dari

rasa tanggungjawab para pengelola Akbid Sandi Karsa Makassar yang terus

berusaha untuk meningkatkan kualitas akademik dan keterampilan setiap

mahasiswa. Adanya ujian laboratorium yang dilakukan oleh pengelola

laboratorium untuk menentukan apakah mahasiswa layak atau belum layak

untuk melaksanakan praktik di lapangan (Rumah sakit atau puskesmas),

menjadi motivasi tersendiri bagi setiap mahasiswa kebidanan sandi karsa

Makassar untuk mengikuti skill laboratorium.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti hubungan

antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan keterampilan kala II Persalinan

pada mahasiswa D.III Akademi Kebidanan Sandi Karsa Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas penulis merumuskan masalah dengan

pertanyaan sebagai berikut : Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dan

sikap mahasiswi kebidanan dengan keterampilan kala II persalinan pada skill

laboratorium di Akademi Kebidanan Sandi Karsa Makassar.

Page 6: BAB I

6

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu :

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswi

kebidanan dengan keterampilan kala II persalinan di Akademi Kebidanan

Sandi Karsa Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi

terhadapketerampilan kala II persalinan di Akademi Kebidanan Sandi

Karsa Makassar.

b. Untuk mengetahui sikap mahasiswi terhadap keterampilan Kala II

persalinan di Akademi Kebidanan Sandi Karsa Makassar.

c. Untuk mengetahui keterampilan kala II persalinan pada mahasiswi di

Akademi Kebidanan Sandi Karsa Makassar.

d. Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan mahasiswi

dengan keterampilan kala II persalinan di Akademi Kebidanan Sandi

Karsa Makassar.

e. Untuk menganalisis hubungan antara sikap mahasiswi dengan

keterampilan kala II persalinan di Akademi Kebidanan Sandi Karsa

Makassar.

Page 7: BAB I

7

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan ini yaitu :

1. Bagi institusi pendidikan setempat

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan informasi bagi

institusi pendidikan setempat dalam peningkatan mutu pendidikan.

2. Manfaat bagi ilmu pengetahuan

Diharapkan penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

dan menjadi bahan bacaan tentang hubungan tingkat pengetahuan dan

sikap mahasiswi kebidanan dengan keterampilan kala II persalinan di

Akademi Kebidanan Sandi Karsa Makassar.

3. Manfaat bagi peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

peneliti tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap

mahasiswi kebidanan dengan keterampilan kala II persalinan di

Akademi Kebidanan Sandi Karsa Makassar.