BAB I
-
Upload
andri-fardiansyah -
Category
Documents
-
view
216 -
download
1
description
Transcript of BAB I
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut King, interaksi adalah proses persepsi dan komunikasi antara
individu dan lingkungan dan antara individu dan individu, yang direpresentasikan
oleh perilaku verbal dan non-verbal yang diarahkan untuk mencapai tujuan
(Asmadi, 2008). Komunikasi merupakan suatu proses interaksi yang bertujuan
untuk memberitahu dan manyampaikan ide, gagasan, maupun pesan atau
informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan, baik secara individual atau
kelompok yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung
menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suarra, atau kode tulisan
(Asmuji, 2012). Perawat dalam tugas sehari-harinya akan selalu berinteraksi
dengan berbagai macam pasien. Pada saat berinteraksi tidak hanya diperlukan
sebuah komunikasi tetapi penampilan fisik juga perlu di perhatikan yang tanpa
kita ketahui sangat banyak pengaruhnya terhadap interaksi seorang perawat
dengan pasien.
Penampilan merupakan salah satu hal paling diperhatikan dalam proses
komunikasi. Karakter fisik, cara berpakaian, dan pemakaian perhiasan
merefleksikan penampilan fisik yang baik dari seseorang, di samping kepribadian,
status sosial, pekerjaan, agama, kebudayaan, dan konsep diri (Arwani, 2003).
Penampilan fisik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penampilan luar seseorang yang mudah diamati dan dinilai oleh orang
sekelilingnya. Penampilan fisik secara disadari atau tidak, dapat menimbulkan
2
respon atau tanggapan tertentu dari orang lain. Sekalipun, dalam kenyataannya
banyak ahli yang tidak setuju jika penilaian akan seseorang di dasarkan pada
penampilan luarnya saja (Arwani, 2003).
Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan
citra diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik perawat mempengaruhi
persepsi klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap
klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat.
Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat,
tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya
terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra klien (Arwani,2003).
Saat ini, penampilan fisik yang menarik sudah dijadikan sebagai syarat
tidak resmi di beberapa lapangan pekerjaan. Beberapa lapangan pekerjaan telah
menuntut para pegawainya untuk berpakaian dan berpenampilan baik dalam
menerima konsumen. Peran dari penampilan fisik adalah untuk memberikan
deskripsi atau gambaran singkat akan diri orang tersebut untuk membangun rasa
percaya terhadap klien sehingga akan memberikan kepuasan tersendiri kepada
pasien sebagai konsumen pengguna jasa Puskesmas.
Pasien sebagai konsumen dari pengguna jasa Puskesmas berhak menerima
pelayan yang layak dan semestinya sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Pasien berhak mendapatkan pelayanan yang tidak hanya disertai keramahtamahan
tetapi juga dengan penampilan yang menarik dari petugas kesehatan salah satunya
perawat. Oleh karena itu perawat mempunyai peranan yang sangat besar, baik
dilihat dari penampilannya saat interaksi dengan pasien dan keluarga pasien
maupun dari keterlibatan pelayanan secara langsung kepada pasien.
3
Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan baik di Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya. Pelayanan keperawatan yang berkualitas merupakansalah satu indikator
untuk menilai mutu pelayanan kesehatan. Salah satu indikator penting mutu
pelayanan kesehatan adalah komunikasi baik verbal maupun non verbal perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan ang langsung ditujukan kepada pasien.
Selain itu dalam komunikasi seorang perawat harus mempunyai penampilan yang
menarik dimana penampilan merupakan salah satu hal paling diperhatikan dalam
proses komunikasi.
Pelayanan keperawatan masih sering mendapatkan keluhan dari
masyarakat baik dari segi sikap dan kemampuan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien khususnya penampilan perawat saat
melakukan komunikasi dengan pasien ataupun keluarga pasien. Tidak jarang
terjadi konflik antara perawat dengan pasien sebagai akibat dari komunikasi yang
tidak jelas atau tidak komunikatif sehingga menimbulkan kekecewaan dan
ketidakpuasan serta kepercayaan yang rendah dari pasien. Kepercayaan yang
rendah dari pasien ini bisa diakibat dari penampilan perawat yang tidak menarik
dan penampilan yang tidak meyakinkan sebagai seorang perawat. Hal ini sesuai
dengan teori pencapaian tujuan King bahwa komunikasi mendukung penetapan
bersama antara perawat dan pasien dalam mencapai kepuasan. Kepuasan.
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu
produk dan harapan-harapannya (Kotler, 2004, dalam Nursalam, 2011)
4
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Putrianti (2012) tentang
tingkat kepuasan pasien terhadap penampilan perawat pada saat berkomunikasi
interpersonal di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD Gunung Jati Cirebon 71,4%
menyatakan tidak puas.
Berdasarkan wawancara dengan pasien di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Rambipuji tanggal 10 Juni 2014 dari 10 pasien diperoleh 6 pasien (60%)
mengatakan penampilan perawat tidak baik, 3 pasien (30%) mengatakan baik, dan
1 pasien (10%) mengatakan cukup baik. Hal ini karena perawat kurang
memperhatikan penampilannya seperti, nada bicara, kerapian, dan sebagainya saat
melakukan interaksi dengan pasien sehingga terjadi kurangnya kepercayaan
pasien kepada perawat.
Penampilan perawat yang kurang menarik dapat menimbulkan
ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan, karena
pasien tidak hanya menilai pelayanan perawat dari segi kemampuan perawat saat
melakukan tindakan keperawatan tetapi juga penampilan perawat saat berinteraksi
dengan pasien. Dengan mengetahui tingkat kepuasan pasien pihak manajemen
Puskesmas dapat meningkatkan mutu pelayanan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penampilan perawat
saat berinteraksi dengan pasien sangatlah penting. Peneliti tertarik untuk
mengetahui hubungan penampilan perawat saat fase interaksi dengan tingkat
kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap puskesmas rambipuji jember.
5
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan Masalah
Perawat dalam tugas sehari-harinya akan selalu berinteraksi dengan
berbagai macam pasien. Pada saat berinteraksi tidak hanya diperlukan
sebuah komunikasi tetapi penampilan fisik juga perlu di perhatikan yang
tanpa kita ketahui sangat banyak pengaruhnya terhadap interaksi seorang
perawat dengan pasien. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya
dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik
perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan asuhan
keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra bagaimana
seharusnya penampilan seorang perawat. Penampilan perawat yang kurang
menarik dapat menimbulkan ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan yang diberikan, karena pasien tidak hanya menilai pelayanan
perawat dari segi kemampuan perawat saat melakukan tindakan
keperawatan tetapi juga penampilan perawat saat berinteraksi dengan
pasien.
2. Pertanyaan Masalah
Bagaimana hubungan penampilan perawat saat fase interaksi dengan
tingkat kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Puskesmas Rambipuji
Kabupaten Jember?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
6
Mengetahui hubungan penampilan perawat saat fase interaksi
dengan tingkat kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Puskesmas Rambipuji
Jember.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi penampilan perawat saat fase interaki di Ruang
Rawat Inap Puskesmas Rambipuji Jember.
b. Mengidentifikasi tingkat kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap
Puskesmas Rambipuji Jember.
c. Menganalisis hubungan penampilan perawat saat fase interaksi
dengan tingkat kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Rambipuji Jember.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Layanan dan Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak manajemen
Puskesmas untuk bahan pembinaan kinerja perawat dalam rangka
peningkatan kualitas mutu pelayanan keperawatan, khususnya dalam hal
penampilan perawat.
2. Bagi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikakn masukan dalam
pengembangan studi ilmu komunikasi keperawatan khususnya penampilan
seorang perawat sebagai komunikator
3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
7
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan terapan, khususnya yang berkaitan dengan penampilan
perawat saat fase interaksi dan sebagai bagan pertimbangan dalam penelitan
selanjutnya.