BAB I

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lahan adalah wilayah dipermukaan bumi yang dicirikan oleh suatu kumpulan sifat dan proses yang terkait didalam ruang dan waktu dari bahan tanah, air dan atmosfir, vegetasi, populasi binatang, serta aktifitas manusia. Lahan dalam pengertian yang lebih luas, termasuk kegiatan manusia baik di masalalu maupun yang sedang berlangsung, seperti reklamasi lahan pantai atau rawa pasang surut, penebangan hutan atau tindakan konservasi tanah, akan memberikan karakteristik lahan yang spesifik. Termasuk dalam hal ini adalah akibat yang merugikan, seperti terjadinya erosi dan salinitas, yang kesemuanya ini berpengaruh terhadap pemanfaatan sumberdaya lahan. Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah- daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Sumberdaya lahan (land resources) didefinisikan sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan (Sastrwijaya 2000:8). Penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual. Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu : 1. pengunaan lahan pertanian dan 1

description

Desain

Transcript of BAB I

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah Lahan adalah wilayah dipermukaan bumi yang dicirikan oleh suatu kumpulan sifat dan proses yang terkait didalam ruang dan waktu dari bahan tanah, air dan atmosfir, vegetasi, populasi binatang, serta aktifitas manusia. Lahan dalam pengertian yang lebih luas, termasuk kegiatan manusia baik di masalalu maupun yang sedang berlangsung, seperti reklamasi lahan pantai atau rawa pasang surut, penebangan hutan atau tindakan konservasi tanah, akan memberikan karakteristik lahan yang spesifik. Termasuk dalam hal ini adalah akibat yang merugikan, seperti terjadinya erosi dan salinitas, yang kesemuanya ini berpengaruh terhadap pemanfaatan sumberdaya lahan.Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Sumberdaya lahan (land resources)didefinisikan sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan (Sastrwijaya 2000:8).Penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual.Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu :1. pengunaan lahan pertanian dan 2. Penggunaan lahan bukan pertanian. Lahan yang digunakan untuk lahan pertanian seperti persawahan, perkebunan, pertambakan.Adapun lahan yang di gunakan untuk lahan bukan pertanian seperti pemukiman, perindustrian, fasilitas umum, dan tempat rekreasi.Penggunaan lahan suatu daerah dengan daerah lainnya berbeda, hal ini di karenakan oleh :1. kebutuhan dan keinginan manusia.2. pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.3. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat.4. tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.Di Indonesia,pemanfaatanlahan antara satu daerah dengan daerah lain jelas berbeda,hal ini dikarenakan umumnya daerah-daerah di Indonesia berkembang menjadi sebuah kota di latarbelakangi bukan hanya dari sektor pertanian saja, tapi juga ada yang berkembang dari sektor pertambangan seperti Pangkal Pinang dan Dumai (Sastrawijaya 2000:38).Begitu juga halnya di Palu Sulawesi Tengah,pemanfaatanlahan antara satu wilayah dengan wilayah lain berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik dan topografi serta ekonomi masyarakatnya. Atas dasar latar belakang itulah penulis ingin mengadakan penelitian dengan judulPemanfaatanlahan di Desa Toaya Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanapemanfaatanlahan di Desa Toaya Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala1.3 Tujuan dan Manfaat Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipemanfaatanlahan di Desa Toaya Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. Adapun hasil dari penelitian ini sangat besar manfaaatnya bagi semua pihak terutama bagi masyarakat yang mendiami Desa Toaya Kecamatan Sindue Kabupaten DonggalaAdapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Bagi penulis sendiri dalam penulisan ini dapat mengetahuipemanfaatanlahan di Desa Toaya.2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat khususnya masyarakat di Desa Toaya.3. Sebagai masukan bagi pemerintah setempat dalam melakukan perencanaan penggunaan lahan di Desa Toaya.4. Dapat menjadi referensi penulis dalam melakukan penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN TEORETIS

2.1 Lahan Konsep lahan mengandung pengertian yang berbeda dari tanah maupun medan. Lahan mencakup panjang dan lebar, sedangkan tanah mencakup panjang, lebar, dan volume. Lahan merupakan bagian dari daerah yang mencakup lingkungan fisik termasuk iklim, topografi, tanah, hidrologi, dan vegetasi alami yang semuanya mempengaruhi potensi penggunaannya.Menurut FAO dalamRahim(1995:10) menyatakan: Lahan adalah wilayah dipermukaan bumi yang dicirikan oleh suatu kumpulan sifat dan proses yang terkait dalam ruang dan waktu dari bahan tanah, air, atmosfer, populasi binatang serta aktivitas manusia baik dimasa lalu, maupun yang sedang berlangsung, seperti reklamasi lahan pantai atau rawa pasang surut, penebangan hutan, atau tindakan konservasi tanah, akan memberikan karakteristik lahan yang lebih spesifik. Termasuk juga dalam hal ini adalah akibat yang merugikan, seperti terjadinya erosi dan salinitas tanah.Sejalan dengan itu pengertian yang luas tentanglahan adalah suatu daerah permukaan daratan bumi yang ciri-cirinya mencakup segala tanda pengenal, baik yang bersifat cukup mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur, dari biosfer, atmosfer, tanah, geologi, hidrologi, dan populasi tumbuhan hewan serta hasil kegiatan manusia pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang (FAO 1977). Dengan demikian, pengertian lahan tidak hanya di mulai dari proses pembentukannya tapi juga dari semua aspek yang berkaitan dengan lahan serta penggunaan lahan yang dilakukan manusia baik di masalalu maupun yang sedang berlangsung.2.2 Penggunaan Lahan Penggunaan lahan(land use)adalah setiap bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual. Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu (1) pengunaan lahan pertanian dan (2) penggunaan lahan bukan pertanian (Ahmad 1998:25).

Penggunaan lahan bukan untuk pertanian diantaranya: (1) pusat perdangangan; (2) perkantoran; (3) pemukiman; (4) pusat pendidikan; (5) fasilitas umum; (6) jalan raya; (7) kawasan industri.1). Pusat perdagangan Lahan yang digunakan sebagai pusat perdagangan umumnya berada di inti kota. Pada inti kota umumnya dibangun pusat perbelanjaan seperti kompleks pertokoan dan pasar. Di kota-kota besar banyak juga terdapat plaza-plaza, bank pemerintah dan swasta, perhotelan dan sebagainya.2). Perkantoran Kota-kota yang terencana dengan baik, lahan untuk perkantoran khususnya kantor-kantor pemerintah biasanya ditempatkan pada kawasan di luar pusat perbelanjaan dan pemukiman penduduk. Hal ini untuk kenyamanan bagi pekerja-pekerja kantor, ada kalanya perkantoran bercampur dengan bangunan-bangunan lain.3). Pemukiman Sebagian besar lahan di perkotaan digunakan untuk pemukiman. Hal ini karena jumlah penduduknya besar sehingga memerlukan lahan yang lebih luas untuk pemukiman. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung dan sebagainya, lahan pemukiman semakin sulit diperoleh karena padatnya bangunan. Untuk mengatasi hal ini, ada kalanya perluasan pemukiman sulit dilakukan. Usaha mengatasinya membangun rumah-rumah susun yang di buat bertingkat (secara vertikal ) yang dapat dihuni oleh puluhan keluarga.4 ). Pusat pendidikan Setiap orang membutuhkan pendidikan, untuk itulah setiap desa dan kota memerlukan lahan untuk pembangunan sekolah sebagai pusat pendidikan. Jumlah sekolah di kota jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan desa sehingga lahan yang diperlukan untuk pendidikanpun lebih luas pula. Di kota-kota besar, demikian banyaknya jumlah dan jenisnya, baik negeri maupun swasta.5). Fasilitas umum Kota walaupun padat, masih menyediakan lahan untuk fasilitas umum berupa ruang terbuka seperti lapangan olah raga, tempat-tempat rekreasi taman-taman kota, dan sebagainya. Di kota-kota besar, fasilitas seperti ini lebih banyak terdapat karena jumlah orang yang membutuhkannya lebih banyal pula.6). Jalan raya Jalan merupakan kebutuhan vital bagi kota. Tanpa kota mobilitas penduduk tidak mungkin terjadi. Penduduk kota yang padat dengan mobilitas tinggi, memerlukan jaringan jalan yang lebar dan rapat. Di kota-kota besar, banyak jalan-jalan yang dibuat dua jalur, bahkan ada pula lahan yang luas. Banyak lahan-lahan masyarakat yang sebelumnya telah didirikan rumah, atau lahan pertanian, terpaksa dibebaskan untuk pelebaran dan pembuatan jalan baru.7). Kawasan industri Industri menjadi salah satu daya tarik kota yang menimbulkan urbanisasi (pemindahan penduduk dari desa ke kota). Dalam rangka penataan kota dan keserasian lingkungan pemerintah kota menyediakan lahan khusus yang digunakan menjadi kawasan industri terutama industri pengolahan dalam skala besar. Lahan yang dipergunakan untuk kawasan industri harus luas supaya dapat menampung bermacam-macam kegiatan industri di tempat tersebut.8. Lahan pertanian Kota yang demikian padat dengan lahan yang terasa semakin sempit, masih terdapat lahan yang digunakan untuk pertanian. Lahan dipinggiran kota masih ada yang digunakan untuk lahan pertanian seperti untuk tanaman sayur-sayuran, buah-buahan dan adapula digunakan untuk sawah yang merupakan sawah tadah hujan. Penduduk yang tinggal di pinggiran kota sebagian diantaraannya masih ada mata pencahariaanya sebagai petani.Penggunaan lahan secara umum tergantung pada kemampuan lahan dan pada lokasi lahan. Untuk aktivitas pertanian, penggunaan lahan tergantung pada kelas kemampuan lahan yang dicirikan oleh adanya perbedaan pada sifat-sifat yang menjadi penghambat bagi penggunaannya seperti tekstur tanah, lereng permukaan tanah,kemampuan menahan air dan tingkat erosi yang telah terjadi.Sejalan dengan itu Andianto (1999:45) menyatakan bahwa: faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan adalah faktor fisik dan biologis, faktor pertimbangan ekonomi dan faktor institusi (kelembagaan). Faktor fisik dan biologis mencakup kesesuaian dari sifat fisik seperti keadaan geologi, tanah, air, iklim, tumbuh-tumbuhan, hewan dan kependudukan. Faktor pertimbangan ekonomi dicirikan oleh keuntungan, keadaanpasar dan transportasi. Faktor institusi dicirikan oleh hukum pertanahan, keadaan politik, keadaan sosial dan secara administrasi dapat dilaksanakan.2.3. Perubahan Penggunaan Lahan Perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan pembangunan tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.Oleh karena itu, Andianto (1999:67) menyatakan: Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda.Dari kutipan di atas dapat dinyatakan bahwa suatu penggunaan lahan akan beralih fungsi sejalan dengan kebutuhan manusia. Hal ini dapat ditinjau dari banyaknya penggunaan lahan dari lahanpertanian menjadi pemukiman, perkantoran, perdagagangan dan jaringan jalan. Sehubungan dengan hal tersebut tipe penggunaan lahan yang kurang mempertimbangkan aspek lingkungan akan berdampak pada ketahanan pangan yang terus berkurang. Selanjutnya pertumbuhan ekonomi, perubahan pendapatan dan konsumsi juga merupakan faktor penyebab perubahan penggunaan lahan.

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 SEJARAH SINGKAT DESADesa Toaya mulai berdiri sejak zaman penjajahan Belanda. Awal berdirinya Desa Toaya ketika kerajaan Sindue dibagi menjadi beberapa bagian yakni kerajaan Sindue induk, kerajaan Sindue Sabora, kerajaan Sindue Tobata, dan kerajaan Sindue Sirenja.1. Kerajaan Sindue Induk, dibagi menjadi beberapa desa yaitu: Desa Dalaka, Desa Lero, Desa Toaya, Desa Masaingi, Desa Marana, Desa Karumba, dan Desa Enu. Dan Kerajaan Sindue Induk ibukotanya di Desa Toaya.1. Kerajaan Sindue Sabora dibagi menjadi beberapa desa yaitu: Desa Tibo, Desa Kaleburu, Desa Toaya. Dan kerajaan Sindue Sabora ibukotanya di Desa Tibo.1. Kerajaan Sindue Tobata dibagi menjadi beberapa desa yaitu: Desa Oti, Desa Alindau, Desa Sikara, Desa Ombo, dan di kerajaan Sindue Tobata ibukotanya di Desa Oti.1. Kerajaan Sindue Sirenja dibagi menjadi beberapa Desa yaitu: Desa Tondo, Desa Dampal, Desa Tanjung Padang, Desa Balintuma, Desa Tompe, Desa Lompio, dan Desa Lende. Dan kerajaanSindue Sirenja Ibukotanya di Desa Tondo.Pembagian tersebut dilakukan berdasarkan atas persetujuan para tokoh adat yang kemudian diputuskan oleh Bapak Karama, Bapak Didi Ponegau, Bapak Rinda Makalaya. (dokumen dari Kantor Desa Toaya tahun 2012).Pengertian dari Desa Toaya sendiri adalah sebuah Desa yang dimana itu merupakan tempat penangkapan hewan dengan tali atau dengan serantai jalak, yang diartikan dengan bahasa Kaili ditangkap dengan Paya, dan dari arti poaya itulah disebut Toaya dan jadilah sebuah kampung Poaya dan disederhanakan menjadi desa Toaya, yang menunjukan bahwa Desa Toaya ini dulu adalah tempat penggembalaan hewan/tempat penangkapan hewan (sapi).Arti Nama Toaya yaitu:-To = Orang. Aya = Menjerat (jerat) menangkap hewan dengan tali jeratan. Ini berarti menunjukkan bahwa Desa Toaya ini dulu adalah tempat pengembalaan hewan/ penangkapan hewan (sapi).- To = Orang. Aya = Laki-laki. Ini berarti bahwa Desa Toaya dulunya tempat orang yang perkasa dan berani (Dokumen dari kantor Desa Toaya, tahun 2012).Ketika desa Toaya terbentuk yang dulunya masih disebut sebagai kepala kampung. Dan kepala kampung yang pertama dipegang oleh Bapak DG. Boneyang kemudian berlanjut terus sampai saat ini, yaitu sampai pada kepemimpinan yang ke 13.3.2 KONDISI GEOGRAFISDesa Toaya berada di sebelah Utara Kota madya Palu yang berjarak sekitar 30 km dan Desa Toaya merupakan Ibu Kota kecamatan. Desa Toaya mempunyai luas wilayah sekitar 750 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut:1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Masaingi1. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lero1. Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Pasifik1. Sebelah Timur berbatasab dengan Desa Sumari3.3 KONDISI DEMOGRAFISPenduduk Desa Toaya adalah mayoritas penduduk asli suku kaili dengan menggunakan bahasa dialek Rai. Bahasa ini digunakan sebagai alatkomunikasi masyarakat dalam berinteraksi dengan masyarakat lain disekitarnya. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk Desa Toaya berdasarkan jenis kelamin dapatdilihat pada tabel berikut:Tabel 1 Komposisi Penduduk Desa Toaya berdasarkan jenis kelaminNOJENIS KELAMINJUMLAHPERSENTASE

1.2.Laki_lakiPerempuan2115177451,72%48,27%

Jumlah4089100%

Sumber: Data Profil Desa Toaya 2013Tabel diatas menggambarkan bahwa jumlah yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 2115 jiwa atau 51,72%, sedangkan jumlah berjenis kelamin perempuan berjumlah 1974 jiwa atau 48,27%. Dengan melihat perbandingan jumlah di atas dapat didimpulkan bahwa jumlah laki-laki lebih banyak dari pada jumlah perempuan.Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk Desa Toaya menurut angka umur dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2: Komposisi Penduduk Desa Toaya Menurut Umur dan Jenis KelaminNoGolongan UmurJenis KelaminJumlahPersentase

LP

123456789101112130-1 tahun2-4 tahun5-6 tahun7-12 tahun13-15 tahun 16-18 tahun19-25 tahun26-35 tahun36-45 tahun46-50 tahun51-60 tahun67-75 tahunLebih dari 75 tahun1102151253352792472221691591336937181152501053252512212171361231246731922546523066053046843930528225713668275,5011,375,6916,1412,9611,4410,737,456,826,283,321,660,66

Jumlah2.1151.9744.089100%

Sumber: Data SekunderPenduduk yang berumur 7-12 tahun, kemudian menyusul kelompok umur 13-15 tahun dengan persentase 12,96% dan persentase yang terkecil 0,66% adalah kelompok ddi atas 75 tahun.Perkembangan penduduk Desa Toaya dipengaruhi oleh tingkat kelahiran dan tingkat kematian, dari data statistik desa menunjukkan bahwa tingkat kelahiran berjumlah 5 orang per tahun dan tingkat kematian 7 orang per tahun, namun dengan adanya kesadaran masyarakat untuk mengikuti program pemerintah khususnya ibu-ibu yang suda mengikuti program keluarga berencana (KB) maka tingkat kelahiran di desa ini mulai menurun sedangkan tingkat kematian bagi masyarakat desa umumnya yang meninggal adalah mereka yang sudah usia lanjut.

3.4. KONDISI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMIPendidikan merupakan salah satu faktor yang turut menentukan bagi penongkatan sumber daya manusia, mengingat laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) membuat segala sesuatunya dapat berubah dengan begitu cepat sehingga segalanya dapat lebih mudah, apabila hal tersebut diimbangi dengan keinginan mempelajari perkembangan melalui proses pendidikan terutama pendidikan yang dilakukan secara formal.Pendidikan juga merupakan salah satu bagian integral dalam masyarakat, oleh sebab itu pembangunan tidak dapat dilakukan tanpa mengikut sertakan pembangunan dibidang pendidikan dalam arti perbaikan dan peningkatan mutu serta taaraf akan ikut sendiri dalam suatu proses yang utama dalam menyentuh perbaikan dan keberhasilan pembangunan pada umumnya.Selain itu bagi suatu masyarakat merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan suatu daerah. Artinya semakin tinggi perkembangan tingkat pendidikan masyarakat suatu daerah maka semakin besar pula kemungkinan daerah tersebut dapat berkembang. Perkembangan terrsebut dapat terjadi pada sektor perkembangan fisik berupa sarana dan prasarana yang diperlukan manusia dalam berbagai aktivitasnya, dan disamping itu dapat pula terjadi perkembangan dalam segi sikap serta perilaku seseorang dalam suatu lingkungan masyarakat yang heterogen. Ukuran dan kunci untuk melihat serta meraih kesuksesan dalam suatu masyarakat terletak pada sektor pendidikan yang memadai, apalagi dalam mengelola dan menjaga keseimbangan lingkungan alam maupun lingkungan sosial sehingga kehidupan masyarakat atau manusia dapat lestari secara dinamis dalam mengisi pembangunan.Begitu penting pendidikan bagi suatu masyarakat maka dalam pembahasan ini penulis merasa perlu untuk menemukan keadaan atau lokasi masyarakat dalam hal ini tingkat pendidikan khususnya masyarakat yang ada di Desa Toaya, wilayah Kecamatan Sindue. Sebagaimana data yang diperoleh dilokasi penelitian penulis hanya menguraikan tingkat pendidikan masyyarakat Desa Toaya yang termasuk golongan usia dini sampai usia remaja antara 7-30 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3 : Tingkat pendidikan Masyarakat Desa ToayaNoTingkat PendidikanJumlahPersentase

12345Taman Kanak-kanakSekolaslh DasarSLTPSLTASarjana2878971.1671.0243617,7223,6431,3827,549,70

Jumlah3.718100%

Sumber: Data Profil Desa Toaya 2013Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persentase terbesar 31,38% adalah penduduk dengan tingkat pendidikan di Sekolah Lanjutan tingkat pertama dengan jumlah 1.167 jiwa. Sedangkan persentase terkecil 7,72 adalah penduduk dengan tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak dengan jumlah 287 jiwa.Melalui data yang digambarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan masyarakat Desa Toaya relatif maju. Hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk kebutuhan pendidikan. Adapun sarana pendidikan yang ada di Desa Toaya meliputi Sekolah Taman Kanak-kanak 3 buah, Sekolah Dasar 3 buah, SMP 1 buah, SMA 1 buah, dan sekolah Muhammadiah 1 buah.Dengan adanya fasilitas pendidikan tersebut, menunjukkan bahwa perhatian pemerintah terhadap masalah pendidikan cukup baik, sehingga masyarakat di Desa Toaya tidak sulit mendapatkan pendidikan anak-anak, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.AgamaAgama merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan dalam pembentukkan akhlak dan moral yang baik, khususnya pendidikan akhlak bagi setiap individu dalamsuatu kelompok masyarakat. Oleh karena itu, usaha secara terpadu dan berkesinambungan dalam pembinaannya memerlukan perhatian yang sangat positif dari unsur pemerintah, tokoh-tokoh agama sehingga dapat menciptakan kerukunan hidup beragama dan antar umat beragama.Kehidupan antar umat beragama adalah saling menghargai dan menghormati. Agama adalah merupakan sesuatu yang suci dan sakral dan dianggap benar oleh pemeluk-pemeluknya. Hal ini ditegaskan dalam pasal 29 ayat 1 dan Undang_Undang Dasar 1945, yang berbunyi:1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa1. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.Dengan demikian, pernyataan ini menegaskan kepada segenap rakyat Indonesia untuk memeluk agama dan kepercayaannya sesuai dengan pilihannya masing-masing tanpa ada rasa tekanan dari pihak manapun. Kenyataan ini dapat dilihat dari kehidupan beragama pada masyarakat yang ada di Desa Toaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 4: Komposisi Penduduk Menurut Agama Yang DianutNoAgamanJumlah Penganutpersentase

12345IslamKristen ProtestanKristen KatolikHinduBudha4.04548---99,9600,04---

Jumlah4.039100%

Sumber: Data Profil Desa Toaya 2013Berdasarkan tabel di atas, dapat digambarkan bahwa penduduk yang beragama Islam berjumlah 4.045 jiwa penganut atau 99,96 dari jumlah penduduk, agama Kristen Protestan sebanyak 48 orang atau 00,04, sedangkan penganut agama Khatolik, Hindu, Budha tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa mayoritas penduduk Desa Toaya memeluk agama Islam. Adapun jumlah fasilitas keagamaan yang ada di Desa Toaya meliputi mesjid sebanyak 6 buah dan musallah sebanyak 1 buah.Dalam usaha untuk mempertinggi tingkat kesehatan masyarakat diperlukan perhatian dan peranan dari pemerintah serta partisipasinya masyarakat dalam pemenuhan gizi dan perawatan kesehatan, baik perawatan kesehatan secara modrn maupun perawatan secara tradisional. Dalam konnteks kehidupan sekarang, ada penyakit yang bisa disembuhkan ilmu kedokteran dan adapula penyakit yang bisa disembuhkan melalui pengobatan tradisional. Menurut pandangan masyarakat awam, bahwa semua jenis penyakit diorientasikan kepada sesuatu yang bersifat gaib yang disebabkan oleh gangguan-gangguan makhluk halus.Kenyataan ini dapat dilihat pada sebagian masyarakat yang ada di pedesaan yang cara atau prosesnya pengobatan penyakit dilakukan dengan cara tradisional, namun penyakit itu harus ditangani oleh dokter, maka mereka mendatangi tempat pengobatan seperti puskesmas dan sarana pengobatan modern yang lain. Untuk mengetahui sarana dan prasarana kesehatan yang ada di Desa Toaya dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 5: Sarana dan Prasarana KesehatanNoFasilitasJumlah Keterangan

1234PuskesmasPosyanduDokter PraktekBidan Terlatih1 buah4 buah2 orang4 orangBerfungsih baikBerfungsih baikAktif bertugasAktif bertugas

Sumber: data Profil Desa Toaya 2013

Dengan adanya fasilitas kesehatan yang terdapat di Desa Toaya ini, diharapkan dapat membantu pelayanan perawatan kesehatan penduduk. Namun hal tersebut tidak dapat menjamin kesehatan penduduk seutuhnya, tanpa adanya partisipasi masyarakat dan perhatian pemerintah. Perawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan secara tradisional menjadi tantangan yang berat dalam peningkatan mutu pelayanan ;medis modern, karena masih banyak masyarakat yang yakin akan pengobatan yang mereka lakukan tersebut walaupun sifatnya naturalistik. Ini adalah bagian dari budaya masyarakat yang perlu dihargai keberadaanya.Mata PencaharianPenduduk Desa Toaya sebagian besarnya adalah hidup dari mata pencaharian sebagai petani. Pengolahan untuk tanaman padi dilakukan sebagai sistem irigasi, dan pada musim kemarau lahan yang ada biasanya dimanfaatkan untuk tanaman palawija lainnya. Dan tanah perkebunan yang ada sebagian besar dimanfaatkab penduduk desa untuk ditanami beberapa jenis tanaman tertentu seperti jenis tanaman kelapa dan coklat dimana kedua tanaman inilah dibudidayakan oleh penduduk Desa Toaya. Adapun mata pencaharian penduduk Desa Toaya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6: Komposisi Penduduk Desa Toaya Berdasarkan Mata PencaharianNoJenisMata PencaharianJumlahPersentase

12345678910Pegawai Negeri Sipil Pegawai SwastaTNI/POLRIJasaGuruPetaniPedagangPeternakTukang KayuTukang Batu22846161411202.6306454120305,941,180,323,673,1268,671,6614,120,540,78

Jumlah3.835100%

Sumber: Data Profil Desa Toaya 2013Tabel di atas menunjukkan, bahwa mata pencaharian yang memiliki persentase terbesar (68,67) adalah petani yaitu 2.630 jiwa, hal ini didukung olehkeadaan tanah penduduk desa yang subur dan mempunyai potensi untuk lahan yang baik untuk pertanian.

Adat IstiadatPada hakekatnya masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dalam kehidupan masyarakat sangat diperlukan adanya nuansa keharmonisan antar warga serta terjalinnya kerja sama yang baik, yang nantinya akan membentuk kesatuan yang kokoh. Kesatuan masyarakat minimal harus memiliki interaksi antar warga, dimana dalam setiap kehidupan masyarakat harus mempunyai adat istiadat yang khas yang memiliki aturan atau norma-norma yang dapat mengatur seluruh pola tingkah laku pada masyarakat yang bersangkutan.Dalam konteks kehidupa sosial budaya masyarakat Desa Toaya, penulis akan membahas tentang adat istiadat pengobatan penyakit, yaitu Upacara Pengobatan pada Penyakit Mantaogana. Upacara ini dilaksanakan ketika ada salah satu keluarga yang sudah banyak melakukan rujukan dari rumah sakit dan tidak ada perubahan dalam mencapai kesembuhan. Ciri-ciri dari penyakit ini adalah orang yang sudah berperilaku lain terhadap dirinya sendiri tanpa ia sadari, dimana terus menerus berbicara sendiri, ketika menjelang malam ia sering kemasukan serta merasakan keadaan panas dan dingin dalam tubuhnya. Hal ini sudah menjadi kepercayaan dan diyakini bagi masyarakat Desa Toaya yang dapat dilihat dari norma adat yang berlaku dalam upaya pengobatan tradisional.

BAB IV METODOLOGI PENELITAN

4.1 Metode PenelitianPenelitian pada dasarnya merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam periode tertentu yang bersamaan (Winarno Surachmad, 1972:11). Dan dalam penelitian digunakan metode tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menuntut adanya rancangan penelitian yang menspesifikasikan obyeknya secara eksplisit dieliminasikan dari obyekobyek lain yang tidak diteliti. Metode penelitian kuantitatif membatasi sejumlah tata fikir logis tertentu, yaitu korelasi, kausalitas dan interaktif, sedangkan obyek data ditata dalam tata fikir katagorisasi, interfalisasi dan kontinuitas (Noeng, Muhadjir, 2000:12)Lebih jauh lagi Noeng Muhadjir menjelaskan bahwa metode penelitian kuantitatif dengan penetapan obyek studi yang spesifik, dieliminasikan dari totalitas atau konteks besarnya, sehingga jelas obyek studi spesifiknya. Dari sinidimunculkan hipotesis atau problematik penelitian, intsrumenisasi pengumpulandata, dan teknik penyesuaian bila ada kekurangan atau kekeliruan dalam hal data, administrasi, analisis dan semacamnya. Noeng Muhadjir menjelaskan bahwa sebagai konsekuensi mendasar dalam metode penelitian kuantitatif adalah kerangka teori dirumuskan sespesifik mungkin, dan menolak suatu ulasan yang meluas yang tidak langsung relevan.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Toaya Kecamatan Sindue, Kabupten Donggala. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2013 25 Agustus 2013. Jadi, dalam pelaksanaan penelitian ini penulis menghabiskan waktu selama Empat belas hari untuk mengumpulkan data.4.3 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Moh. Nazir (1983:54) menjelaskan bahwa Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.. Selanjutkan dijelaskan, tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.Selanjutnya, metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Metode ini lebih umum diberi nama metode survei, dimana metode survei ini adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi. Lebih lanjut dijelaskan dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau yang dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperimen. Sehubungan dengan hal ini, Arikuto (2006:78) mengatakan bahwa:Walaupun hipotesis sangat penting sebagai pedoman kerja dalam penelitian, namun tidak selalu semua penelitian harus berorientasikan hipotesis. Jenis penelitian eksploratif, survei, atau kasus dan penelitian development biasanya justru tidak berhipitesis. Tujuan penelitian jenis ini bukan untuk menguji hipotesis tapi mempelajari tentang gejala-gejala sebanyak-banyaknya.4.4 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka dapat dilakukan secara rinci semua pengumpulan data dengan cara-cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara Teknik ini dilakukan dengan cara mewawancarai beberapa orang informan yang dianggap mampu memberikan atau keterangan yang akurat sesuai dengan yang dibutuhkan peneliti. Observasi Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan penelitian langsung di lapangan, sehingga penulis dapat mengamati kondisi sesungguhnya di lapangan tempat diadakan penelitian tersebut. Dokumentasi Dokumentasi adalah kegiatan pengumpulan data yang diperlukan dari instansi terkait. Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berisi tentang deskripsi-deskripsi, penjelasan-penjelasan, daftar-daftar dan contoh-contoh objek dari sistem informasi.

Studi Kepustakaan Teknik ini dilakukan dengan cara menelaah sejumlah literatur atau buku-buku penunjangyang berkaitan dengan masalah yang diteliti guna memperdalam masalah yang akan dibahas penulis sebelum melakukan penelitian ke lapangan.

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pemanfaatan Lahan di Desa Toaya Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui instrumen: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah semua data penelitian, baik yang bersifat primer maupun sekunder terkumpul, maka penulis melakukan langkah-langkah penting yang diperlukan, yaitu mengedit, memilah-milah dan mendistribusikannya agar mudah dianalisis dan dipahami maknanya. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan ditampilkan datapemanfaatan lahan di Desa Toaya Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala.Dilihat berdasarkan pemanfaatan lahan di Desa Toaya sebagian besar lahan dimanfaatkan sebagai lahan terbangun yaitu pemukiman, koridor campuran, sedangkan penggunaan lainnya berupa pertanian dan perkebunan, serta pemanfaatan lain. Pola perkembangan pemukiman yang cenderung linier menyebabkan tumbuhnya pembangunan yang tidak teratur, terdapat di sepanjang jalan Terans Palu-Sabang yang melintasi Desa Toaya Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. Pengembangan sistem permukiman pedesaan di Desa Toaya diarahkan untuk mencapai peningkatan hubungan fungsional antar unsur-unsur transportasi, lingkungan alam, dan sebagainya.Luas lahan di Toaya 750 Ha, dan dimanfaatkan untuk fasilitas umum, pemukiman warga, pekebunan dan perdagangan, begitu luas dan masi ada yang belum dapat di manfaatkan semaksimal mungkin.

5.2 Fasilitas Lahan Desa ToayaFasilitas yang terdapat antara satu daerah dengan daerah lain berbeda hal ini dikarenakan oleh letak daerah, topografi, kebutuhan masyarakat serta tuntutan kehidupan. Pemanfaatan lahan suatu daerah juga merupakan salah satu cerminan tingkat mutu kehidupan di daerah tersebut. Adapun penggunaan lahan di Desa Toaya Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala sudah di manfaatkan secara optimal dan semua fasilitas umum yang bersifat dasar juga sudah tersedia seperti sarana pendidikan Sekolah Dasar (SD), pelayanan kesehatan, tempat ibadah, Perpustakaan dan juga beberapa tempat lainnya, berikut akan dijelaskan lebih terperinci.a. Pemukiman Pola pemukimanpenduduk yang terdapat di Desa Toaya Kecamatan Sindue cenderung bersifat linear hal ini dikarenakan oleh letak desa yang memanjang mengikuti arah jalan yang melintasi daerah ini. Luas lahan yang dimanfaatkan untuk areal pemukiman. Dilihat dari bangunanya umumnya perumahan yang terdapat di DesaToayabesifatpermanen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.1Gambar 5.1 Perumahan di Desa Toayab. Perkebunan Lahandi Desa Toaya yang dimanfaatkan untuk areal perkebunan tidak begitu luas. Perkebunan di desa ini umumnya ditanami tumbuhan keras seperti kelapa, coklat maupun tanaman tahunan lainnya. Aktifitas penduduk akan terlihat ramai di kebun pasca panen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.2.

Gambar 5.2 Perkebunan Kelapa di Desa Toayac. Jaringan jalanPrasarana trasportasi yang terdapat di Desa Toaya terdiri dari jaringan jalan Terans Palu-sabang, yang membelah Desa Toaya. Adapun jaringan jalan lainnya di tata dengan bagus, mulai dari pengerasan tanah, kerikil, sampai dengan pengerasan aspal. Berdasarkan survei lapangan masih terdapat beberapa ruas jalan yang belum memadai tapi sudah dalam tahap pembangunan maupun perbaikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.3 dan 5,4

(Sumber: Dok KKN-PPM angkatan 67 2013) Gambar 5.3 & 5.4 Kondisi Jaringan Jalan Desa Toayad. Jaringan drainase Saluran drainase berfungsi untuk mengalirkan limpasan air hujan secara cepat. Saluran drainase yang ada di Desa Mesjid Baro sampai saat ini sudah memadai. Hal ini dikarenakan banyaknya aliran sungai yang mengalir di daerah ini sehingga saluran pembuangan air terutama limpasan air hujan berjalan lancar juga di tunjang oleh baiknya sistem irigasi Batee Iliek di daerah ini. Jenis saluran drainase yang ada di Desa Mesjid Baro pada umumnya berupa saluran terbuka dan sudah memiliki kontruksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.5 dan 5.6

(Sumber: Dok KKN-PPM Angkatan 67 2013) Gambar 5.5 &5.6 Saluran Drainase di Desa Toayae. Jaringan listrik Kebutuhan listrik di Desa Toaya sepenuhnya dilayani oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), sistem jaringan listrik ini sudah terintegrasi dalam sistem jaringanlistrik dalam skala kecamatan yaitu Kecamatan Sindue. Keberadaan sistem jaringan listrik sudah sepenuhnya tersedia dan terlayani dengan baik, karena Desa Toaya merupakan kawasan pemukiman, pedagangan, dan layanan kesehatan disamping itu juga Desa Toaya merupakan ibu kota kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.7

(Sumber: Dok KKN-PPM Angkatan 67 2013)Gambar 5.7 Kantor PLN di Desa Toayaf. Fasilitas peribadatan Fasilitas peribadatan merupakan sarana mendekatkan diri kepada Allah S.W.T. Fasilitas peribadatan yang terdapat di Desa Toaya berupa mesjid Al-Ikhlas, Tempat peribadatan ini sering digunakan sebagai pusat kegiatan keagamaan masyarakat Desa Toaya. Berdasarkan hasil survei, masyarakat Desa Toaya sangat mengutamakan kebersihan tempat ibadah mereka, selain di lakukannya gotong royong seminggu sekali di sekitar tempat ibadah, tiap harinya penduduk setempat juga mengangkat seorang yang disebut bilalmesjid untuk mengontrol kebersihan tempat ibadah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.8 Mesjid Al-Ikhlas dan 5.9 Mesjid Jami.

(Sumber: Dok KKN-PPM Angkatan 67 2013)Gambar 5.8 & 5.9 Fasilitas Peribadatan Desa Toaya.g. Fasilitas kesehatan Ketersediaan sarana kesehatan dalam satu wilayah sangat diperlukan, terutama untuk desa yang jauh dari pusat kota. Ketersedian sarana kesehatan disuatu daerah sudah merupakan suatu kebutuhan, sarana kesehatan yang terdapat di Desa Toaya yaitu Puskesmas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.10

(Sumber: Dok KKN-PPM Angkatan 67 2013)Gambar 5.10 Fasilitas Kesehatan yang Ada di Desa Toaya (Puskesmas)h. Fasilitas pendidikan Melalui data yang digambarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan masyarakat Desa Toaya relatif maju. Hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk kebutuhan pendidikan. Adapun sarana fasilitas pendidikan yang ada di Desa Toaya meliputi Sekolah Taman Kanak-kanak 4 unit, Sekolah Dasar 3 unit, SMP 1 buah, SMA 1 buah, dan sekolah Muhammadiah 1 buah. Lihat pada gambar 5.11a, 5.11b, dan 5.11c.

(Sumber: Dok KKN-PPM Angkatan 67 2013)Gbr 5.11a Fasilitas Pendidikan di Desa Toaya (SMA N 1 Sindue)

(Sumber: Dok KKN-PPM Angkatan 67 2013)Gbr 5.11b Fasilitas Pendidikan Di Desa Toaya (SMP N 1 Sindue)

(Sumber: Dok KKN-PPM Angkatan 67 2013)Gbr 5.11c Fasilitas Pendidikan Di Desa Toaya (SD N 2 Toaya)

i. Fasilitas pemerintahan dan balai umum Untuk saat ini fasilitas yang terdapat di Desa Toaya Kecamatan Sindue berupa kantor Kecamatan, balai nikah, Kantor kepala desa, Kantor PLN, dan masi banyak kantor-kantor lainya yang terletak ditengah-tengah desa toaya, hal ini di karenakan desa toaya merupakan ibu kota Kecamatan Sindue. Dan Semunaya kondisinya sudah sangat memadai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.12, 5.13, dan 5.14

(Sumber: Dok KKN-PPM Angkatan 67 2013)Gambar 5.12 Fasilitas Pemerintahan Desa Toaya (Balai Desa Toaya)

(Sumber: Dok KKN-PPM Angkatan 67 2013)Gambar 5.14 Fasilitas Pemerintahan Desa Toaya (Kantor Camat)

(Sumber: Dok KKN-PPM Angkatan 67 2013)Gambar 5.13 Fasilitas Pemerintahan Desa Toaya (Balai Nikah)j. Perpustakaan Desa Toaya Sejalan dengan marak dan gencarnya perhatian pemerintah terhadap minat baca masyarakatnya, maka tiap kabupaten maupun desa mendapat alokasi dana maupun buku-buku yang khusus ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat desa setempat. Dalam hal ini, tidak terkecuali Desa Toaya juga mendapatkan perhatian yang sama. Perpustakaan Desa Toaya terletak dalam lingkungan balai desa. Dalam pemanfaatannya perpustakaan ini dikelola oleh para remaja putri yang sebelumnya sudah mendapat bimbingan khusus dari para perangkat desa. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 5.15.

(Sumber: Dok KKN-PPM Angkatan 67 2013)Gambar 5.15 Fasilitas Perpustakaan Desa Toaya5.3.3 Rumah toko (Ruko) Polaperkembangan permukiman desa mesjid baro yang cenderung linier (memanjang mengikuti arah jalan) menyebabkan tumbuhnya pembangunan Ruko yang terdapat di sepanjang jalan utama Desa Toaya. Secara tidak langsung menyebabkan terjadinya aktivitas perdagangan didaerah tersebut. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 5.16

(Sumber: Dok KKN-PPM Angkatan 67 2013)Gbr 5.16 Bangunan Ruko di Desa ToayaBAB VI PENUTUP6.1 Kesimpulan Konsep lahan mengandung pengertian yang berbeda dari tanah maupun medan. Lahan mencakup panjang dan lebar, sedangkan tanah mencakup panjang, lebar, dan volume. Lahan merupakan bagian dari daerah yang mencakup lingkungan fisik termasuk iklim, topografi, tanah, hidrologi, dan vegetasi alami yang semuanya mempengaruhi potensi penggunaannya.a. Ditinjau dari letak geografisnya Desa Toaya terletak di bagian Utara Kota Palu, dan berjarak 30 Km dari titik 0 Km Kota Palu, dan terdiri atas 5 Dusun.b. Lahan di Desa Toaya sebagian besar dimanfaatkan sebagai bahan terbagun yaitu pemukiman, tanah perkebunan, dan Fasilitas umum dari Luas wilayah 750 Ha.c. Desa Toaya sebagai salah satu desa yang terletak dilintas jalan Trans Sulawesi Palu-Sabang pada dasarnya pola pemukiman cenderung linier (mengikuti arah jalan) 6.2 Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:1. Pemanfaatan lahan di Desa Toaya masih bisa dimaksimalkan lagi dengan sebaik mungkin baik itu untuk pemukiman, ruko maupun untuk fasilitas lain seperti ruang terbuka hijau. 2. Desa Toaya yang terletak dilintas jalan Terans Sulawesi Palu-sabang mempunyaipeluang yang sangat besar untuk menjadi desa yang lebih maju dan berkembang terutama dalam hal perdagangan, namun semua ini harus ditunjang oleh keinginan dan kesadaran masyarakat serta perangkat desa dalam upaya pengembangan desa.

DAFTAR PUSTAKAAhmad, F, 1998.Dasar-Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang.Arikunto, Suharsimi. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT. Bina AksaraHaryoko. Andianto, 1999,Aplikasi PJ dan SIG dalam Evaluasi Lahan Untuk Permukiman,Tesis,Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM.Rahim.SE. 1995.Kiat Pengelolaan Ekologis Lahan. Bandung: Rhenika Cipta.Sastrawijaya tresna, 2000.Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rhineka Cipta.

1