BAB I

22
BAB I PENDAHULUAN Kandidiasis atau kandidosis merujuk pada berbagai bentuk infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans atau oleh anggota lain dari genus Candida. Organisme ini umumnya menginfeksi kulit, kuku, membrane mukosa, dan traktus gastrointestinal namun mereka juga dapat menyebabkan penyakit sistemik. 1 Infeksi Candida pertama kali didapatkan di mulut sebagai thrush yang dilaporkan oleh Francois Valleix (1836). Langerbach (1839) menemukan jamur penyebab thrush, kemudian Berhout (1923) memberi nama organisme tersebut sebagai Candida. 2 Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai saprofit. Infeksi kandida dapat terjadi apabila ada faktor predisposisi baik edogen maupun eksogen. 2 Berdasarkan tempat yang terkena kandidosis dibagi menjadi kandidosis selaput lendir, kandidosis kutis dan kandidosis sistemik. 2 Kandidosis kutis dapat berupa kandidosis intertriginosa, kandidosis perianal maupun kandidosis kulit generalisata. Candida albican memiliki predileksi berkoloni di daerah lipatan kulit yang lembab dan terdapat maserasi. Lokasi utama intertriginosa pada lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis dan umbilikus. 1,2 1

description

tinea

Transcript of BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

Kandidiasis atau kandidosis merujuk pada berbagai bentuk infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans atau oleh anggota lain dari genus Candida. Organisme ini umumnya menginfeksi kulit, kuku, membrane mukosa, dan traktus gastrointestinal namun mereka juga dapat menyebabkan penyakit sistemik.1 Infeksi Candida pertama kali didapatkan di mulut sebagai thrush yang dilaporkan oleh Francois Valleix (1836). Langerbach (1839) menemukan jamur penyebab thrush, kemudian Berhout (1923) memberi nama organisme tersebut sebagai Candida.2

Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai saprofit. Infeksi kandida dapat terjadi apabila ada faktor predisposisi baik edogen maupun eksogen.2

Berdasarkan tempat yang terkena kandidosis dibagi menjadi kandidosis selaput lendir, kandidosis kutis dan kandidosis sistemik.2 Kandidosis kutis dapat berupa kandidosis intertriginosa, kandidosis perianal maupun kandidosis kulit generalisata. Candida albican memiliki predileksi berkoloni di daerah lipatan kulit yang lembab dan terdapat maserasi. Lokasi utama intertriginosa pada lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis dan umbilikus.1,2Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis keluhan, pemeriksaan fisik yang seksama dan pemeriksaan penunjang.1,2,3.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefinisiKandidosis adalah penyakit jamur, yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis atau meningitis.2,42.2 Epidemiologi

Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan.2 Di Amerika spesies kandida merupakan penyebab umum kandidosis intertrigo pada orang tua dan pasien diabetes. Spesies kandida merupakan penyebab keempat infeksi aliran darah pada usia diatas 65 tahun. Di Jepang, Nishimoto mendapatkan bahwa kandidosis kutis terdapat pada 1% pasien rawat jalan. Dimana paling banyak menderita kandidosis intertriginosa.3 2.3 Etiologi

Genus kandida merupakan grup heterogen kurang lebih 200 spesies ragi. Banyak spesies Kandida adalah pathogen oportunistik, walaupun sebagian besar tidak menginfeksi manusia. Beberapa spesies candida menyebabkan manifestasi klinis karena beberapa kondisi seperti imunosupresi, hospitalisasi yang lama, dan penggunaan antibiotic sebelumnya.1 Yang paling sering sebagai penyebab adalah Candida albicans yang dapat diisolasi dari kulit, mulut, selaput mukosa vagina, dan feses orang normal. Sebagai penyebab penyebab endocarditis kandidosis adalah C. parapsilosis dan penyebab kandidosis septicemia adalah C.tropicalis.2 2.4 Klasifikasi Kandidosis2Berdasarkan tempat yang terkena Conant dkk (1971), membaginya sebagai berikut:1. Kandidosis selaput lendira. Kandidosis oral (thrush)b. Perlechec. Vulvovaginitisd. Balanitis atau balanopositise. Kandidosis mukokutan kronikf. Kandidosis bronkopulmonar dan paru2. Kandidosis Kutisa. Lokalisata: - daerah intertriginosa Daerah perianalb. Generalisatac. Paronikia dan onikomikosis

d. Kandidosis kutis granulomatosa3. Kandidosis Sistemika. Endokarditisb. Meningitisc. Pielonefritisd. Septicemia4. Reaksi id (kandidid)2.5 Patogenesis

Candida albicans biasanya ditmukan sebagai saprofit dan berkolonisasi pada membrane mukosa hewan berdarah panas.1 Infeksi Candida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen.21. Faktor endogen

a. Perubahan fisiologik

Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina

Kegemukan, karena banyak keringat

Debilitas Iatrogenik: radiasi, obat-obatan (glukokortikoid, antibiotic spectrum luas, tranquilizer, colchicines, kontrasepsi oral)

Endokrinopati: diabetes mellitus, cushing disease, hipoadrenalisme, hipotiroidismehipoparatiroidisme.

Penyakit kronik: tuberculosis, lupus eritematosus dengan keadaan umum yang buruk, uremia.

b. Umur: orang tua dan bayi lebih mudah terkena karena status imunologiknya tidak sempurna.c. Imunologik: HIV/AIDS, penyakit genetikd. Faktor nutrisi: avitaminosis, defisisensi besi, malnutrisi secara general

2. Faktor eksogen:a. Iklim panas dan lembab menyebabkan perspirasi meningkat

b. Kebersihan kulit

c. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menyebabkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur.

d. Kontak dengan penderita.2.6 Manifestasi KlinisKandidosis kutis

a. Kandidosis intertriginosaCandida albicans memiliki predileksi berkoloni pada lipatan kulit yang lembab dan lecet yaitu di wilayah intertriginosa.1,2,3,5 Lokasi yang umum yaitu pada area genitokrural, ketiak, pantat, antar jari, dan dibawah payudara. Faktor predisposisi antara lain kegemukan, menggunakan pakaian yang ketat, dan diabetes mellitus. Kandidosis kutis tampak sebagai kulit gatal yang eritema dan terdapat maserasi pada area intertriginosa dengan lesi satelit berupa vesikopustul. Pustule ini pecah dan meniggalkan dasar yang eritema dengan keloret yang epidermisnya mudah terlepas.1 Gambar 2.1 Kandidosis intertriginosa: A pada area inframama, B lesi di bawah ketiakVarian dari kandidosis intertriginosa pantas disebutkan secara khusus, antara lain candidal diaper dermatitis yang disebabkan oleh kolonisasi ragi dari traktus gastrointestinal. Oklusi kronis oleh diaper basah mempermudah terjadi infeksi. Lesi muncul pertama kali di area perianal dan meluas ke perineum dan lipat inguinal yang tampak sangat eritema.1 Sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti yang dapat menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita neonates sebagai gejala sisa dermatitis oral dan perianal.2 Erosio interdigitalis blastomycetica merujuk pada kandida interdigital atau infeksi polimokroba dari tangan dan kaki biasanya pada sela jari 3 dan 4. Candida miliaria sering mengenai punggung pasien yang berbaring lama. Lesi awal berupa vesikopustul yang mengandung sel ragi. Candida juga bisa berkolonisasi dan menginfeksi kulit di sekitar luka yang ditutup dengan ketat. Antibiotic topical spectrum luas juga memberi kontribusi tehadap infeksi luka oleh candida.1

b. Kandosis perianal

Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini menimbulkan pruritus ani.2c. Kandidosis kutis generalisata

Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga di lipat payudara, intergluteal dan umbilicus. Sering disertai glositis, stomatitis dan paronikia.2Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vsikel dan pustul-pustul. Penyakit ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidosis vagina atau mungkin karena gangguan imunologik.2d. Paronikia dan onikomikosis

Umum pada individu yang tangannya digunakan untuk bekerja di tempat basah (bartender, nelayan).1,2,5 Terdapat kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada area paranichial dengan retraksi dari kutikula ke lipatan kuku proksimal. Perubahan kuku sekunder antara lain onycholisis dan depresi tranversal dari lempeng kuku (Beaus line) dengan perubahan warna menjadi kecoklatan atau kehijauan sepanjang tepi lateral.1 Lesi juga tidak mengandung nanah, kuku tidak rapuh, tetap berkilat dan tidak terdapat sisa jaringan di bawah kuku seperti pada tinea unguium.2

Gambar 2.3 Paronikia dan onikomikosis2.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan langsung

Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dalam larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan Gram, terlihat sel ragi, blastospora atau hifa semu.1,2,62. Pemeriksaan biakan

Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 370 , koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony.2 Koloni berwarna putih dan berbentuk mukoid.1 Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkannya pada corn meal agar. 2Pada kandidiasis sistemik dengan lesi kulit, diagnosis biasanya dapat dibuat dengan pemeriksaan histopatologi dan kultur biopsi kulit. Hasil kultur darah biasanya negatif.1 3. Pathologi

Kandidiasis superfisial memiliki karakteristik pustul sub korneal. Organismenya kadang terlihat di dalam pustul namun dapat dilihat di dalam stratum korneum dengan bantuan pewarnaan Periodik Acid- Schiff (PAS). Pemeriksaan histologik dari granuloma kandida memperlihatkan papilomatosis dan hiperkeratosis dan infiltrat dermal yang terdiri dari limfosit, granulosit, sel plasma dan multinukleated giant cell.1 2.8 Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari kandidiasis oral yang paling mendekati yaitu lichen planus, infeksi herpes, eritema multiforme dan pernisius anemia. Perlu dipertimbangkan kemungkinan mukositis karena kemoterapi, lupus eritematosus, histoplasmosis dan toksisitas salisilat.1

Kandidosis lokalisata dengan:

a. Eritrasma: lesi di lipatan, lesi lebih merah, batas tegas, kering tidak ada satelit, pemeriksaan dengan sinar wood positif.1,2b. Dermatitits intertriginosa2c. Dermatofitosis (tinea) 1,2d. Psoriasis1e. Dermatitis seboroik1Diagnosis banding paronichia karena kandida antara lain paronichia bakterial, paronichia yang berasosiasi dengan hipoparatiroidisme, celiac disease, acrodermatitis enteropatica,sindrom artritis reaktif, akrokeratosis paraneoplastica dan terapi retinoid.1Kandidosis vulvovaginitis didiagnosis banding dengan trikomonas vaginalis, gonore akut, leukoplakia, liken planus.22.9 Penatalaksanaan

1. Menghilangkan atau menghindari faktor predisposisi.1,2,3,4,52. Topikala. Larutan ungu gentian 0,5-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari. 2b. Nistatin: berupa krim, salep, emulsi.2 Pada kandidiasis oral tanpa komplikasi diberikan 400 ribu sampai 600 ribu unit 4 kali sehari.1 Nistatin merupakan obat antifungal polyene untuk beberapa infeksi jamur dan ragi yang sensitif, termasuk candida. Nystatin berikatan dengan ergosterol ( komponen utama dinding sel jamur), menyebabkan lubang dan terjadi kebocoran ion kalium.7c. Amfoterisin B2. Memiliki cara kerja yang sama dengan nistatin, selain memiliki efek anti fungi juga memiliki efek antiprotozoa.8d. Grup azol antara lain2:

Mikonazol 2% berupa krim atau bedak

Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim

Tiokonazol, bufonazol, isokonazol Siklopiroksolamin 1%larutan, krim

Golongan azol memiliki spektrum aktivitas antijamur yang luas. Mekanisme kerja primer sebagai antijamur ialah menghambat sintesis ergosterol membran sel jamur dengan cara mengikat enzim sitokrom P-450, yaitu enzim yang mengkatalisis sintesis ergosterol.93. Sistemik

Obat anti jamur oral diindikasikan untuk infeksi jamur di kulit yang luas, tinea pedis, onikomikosis dan tinea kapitis.10 a. Golongan alinamin

Terbinafin merupakan salah satu derivat antijamur yang termasuk golongan alinamin.9,10 Bersifat fungisidal terhadap dermatofita, jamur dimorfik dan filamentosa akan tetapi bersifat fungistatik terhadap candida.9 memiliki efektifitas yang baik terhadap dermatofita namun kurang efektif untuk ragi.10 Bekerja menghambat epoksidasi skualen pada pembentukan ergosterol. Terjadi akumulasi skualen yang menyebabkan peningkatan permeabilitas membran.9,10b. Golongan triazol

Obat ini merupakan obat antimikotik berspektrum luas. Memiliki cara kerja yang sama dengan golongan azol.9,10 Jenisnya antara lain itrakonazol dan flukonazol. Itrakonazol memiliki efektifitas melawan dermatofita, ragi dan jamur dimorfik. Diindikasikan untuk vaginal candidosis, kandidosis orofaring dan esofageal. Sering digunakan pada onikomikoziz oleh candida, infeksi kutaneus dan mukokutan kronik oleh kandida.10 c. Golongan imidazol.Ketokonazol diperkenalkan tahun 1971 sebagai anti fungal golongan azol pertama yang efektif. Namun karena efek samping, keamanan dan dan efisasi pengobatan, tidak digunakan sebagai lini pertama melawan dermatofita dan candida.102.10 PrognosisUmumnya baik, bergantung pada berat ringannya faktor predisposisi.2BAB IIILAPORAN KASUS

3.1 Identitas Penderita

Nama

: R.R.S

Umur

: 43 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Suku

: Jawa

Alamat

: Desa Sangalangit, Kecamatan Grokgak Kabupaten Buleleng.

Agama

: Islam

Status perkawinan: Kawin

Pekerjaan

: Pegawai administrasi

Pendidikan

: SMA

Tanggal Pemeriksaan: 5 Juli 20103.2 Anamnesis

Keluhan Utama

Timbul bintik-bintik merah di lipatan ketiak, lipatan payudara dan lipatan paha.Perjalanan penyakit

Pasien mengeluh muncul bintik-bintik merah di lipatan ketiak, lipatan payudara dan lipatan paha sejak ( 1 minggu yang lalu. Awalnya berupa bercak-bercak kemerahan di daerah lipatan ketiak. Kemudian muncul bintik-bintik di tempat tersebut yang semakin menyebar ke daerah payudara. Bercak dan bintik merah juga muncul di daerah lipatan paha. Bintik-bintik dirasakan panas dan perih terutama saat pasien berkeringat. Keluhan rasa gatal dirasakan oleh pasien terutama ketika siang hari dan saat pasien berkeringat. Keluhan panas badan disangkal. Riwayat pengobatan

Pasien belum sempat mencari pengobatan untuk keluhannya ini. Riwayat alergi

Alergi obat dan makanan disangkal oleh pasien, Asma (-), Rhinitis alergi (-)Riwayat penyakit terdahulu

Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama dengan keluhannya saat ini. Pasien memiliki badan yang agak gemuk. Pasien tidak sedang hamil. Riwayat penyakit diabetes melitus, batuk-batuk lama dan penyakit jantung disangkal. Riwayat penyakit dalam keluarga

Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama, riwayat alergi dalam keluarga juga disangkal.Riwayat sosial

Penderita sudah menikah dan bekerja sebagai pegawai administrasi di tambak ikan di kecamatan gerokgak. Pasien mengatakan dirinya senang berolah raga dan sering berkeringat. Selain itu tempat tinggalnya juga merupakan daerah yang panas karena dekat pantai. Riwayat merokok dan minum minuman keras disangkal.

3.3 Pemeriksaan Fisik

Status Present

KU : BaikStatus General

Mata:Dalam batas normal

THT:Kesan tenang

Thoraks:Tidak dievaluasi

Abdomen: Tidak dievaluasi

Ekstremitas: Akral hangat +/+, Edema -/-Status Dermatologis

Lokasi: lipat ketiak kanan dan kiri, lipatan di bawah payudara, lipatan paha.Eff. : makula eritema berbatas tegas, bentuk tidak teratur, multiple, beberapa berkonfluen, diatasnya terdapat erosi multiple dengan lesi satelit vesikopustul beberapa telah mengalami erosi.

Gambar 3.1 Foto pasien dengan lesi pada ketiak3.4 Diagnosis Banding1. Kandidosis intertriginosa

2. Dermatofitosis (tinea)

3. Dermatitis intertriginosa4. Eritrasma

3.5 Diagnosis Kerja

Kandidosis Intertriginosa

3.6 Usulan Pemeriksaan Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10%3.7 Penatalaksanaan Pengobatan medikamentosa

Topikal : kombinasi ketokonazol krim dan hidrokortison krim 2,5% 2:1Sistemik: interhistin 3xI tablet

Ketokonazol 1x200gr selama 15 hari KIE

1. Menjelaskan tentang penyakitnya, faktor predisposisi dan penyebabnya

2. Menjaga kebersihan kulit.

3. Segera mengeringkan badan setelah olah raga atau berkeringat.

4. Menurunkan berat badan agar tidak obesitas.

3.8 Prognosis

Dubius ad bonam

BAB IV

PEMBAHASANDiagnosis kandidosis kutis ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik kulit, dan pemeriksaan penunjang kerokan kulit. Kandidosis kutis tampak sebagai kulit gatal yang eritema dan terdapat maserasi pada area intertriginosa.1 Pasien datang mengeluhkan gatal, rasa perih, atau karena muncul ruam kemerahan atau bintik pada kulit.3 Lesi berupa eritema dan terdapat maserasi pada area intertriginosa dengan lesi satelit berupa vesikopustul. Pustule ini pecah dan meniggalkan dasar yang eritema dengan keloret yang epidermisnya mudah terlepas. Lokasi yang umum yaitu pada area genitokrural, ketiak, pantat, antar jari, dan dibawah payudara. Untuk memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan langsung kerokan kulit atau usapan mukokutan. 1 Spesimen diperiksa dalam larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan Gram, terlihat sel ragi, blastospora atau hifa semu. 1,2

Pasien ini datang dengan keluhan muncul bintik-bintik merah di lipatan ketiak, lipatan payudara dan lipatan paha sejak ( 1 minggu yang lalu. Awalnya berupa bercak-bercak kemerahan di daerah lipatan ketiak. Kemudian muncul bintik-bintik di tempat tersebut yang semakin menyebar ke daerah payudara. Bercak dan bintik merah juga muncul di daerah lipatan paha. Bintik-bintik dirasakan panas dan perih terutama saat pasien berkeringat. Keluhan rasa gatal dirasakan oleh pasien terutama ketika siang hari dan saat pasien berkeringat.

Dari pemeriksaan fisik kulit yang dilakukan pada pasien didapatkan makula eritema berbatas tegas, bentuk tidak teratur, multiple, beberapa berkonfluen, diatasnya terdapat erosi multiple dengan lesi satelit yang telah mengalami erosi pada daerah lipat ketiak kanan dan kiri, lipatan di bawah payudara, dan lipatan paha.

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik di atas sangat menunjang diagnosis kita ke arah suatu kandidosis kutis yang dalam hal ini adalah suatu kandidosis intetriginosa. Adanya lesi satelit yang khas dengan predileksi di daerah yang lembab yaitu pada lipatan ketiak lipatan di bawah payudara dan lipatan paha. Untuk memastikan dan menyingkirkan diagnosis banding suatu kelainan yang disebabkan oleh organisme lain selain Candida maka diusulkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10% untuk diamati di bawah mikroskop dan melihat organisme penyebabnya.

Infeksi Candida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen.2 Faktor endogen dapat berupa perubahan fisiologik seperti kehamilan (karena perubahan pH dalam vagina), kegemukan (karena banyak keringat), debilitas, iatrogenik: radiasi, obat-obatan (glukokortikoid, antibiotic spectrum luas, tranquilizer, colchicines, kontrasepsi oral), endokrinopati: diabetes mellitus, cushing disease, hipoadrenalisme, hipotiroidisme, hipoparatiroidisme serta penyakit kronik: tuberculosis, lupus eritematosus dengan keadaan umum yang buruk, dan uremia. Faktor endogen lainnya yaitu umur (orang tua dan bayi lebih mudah terkena karena status imunologiknya tidak sempurna), Imunologik (HIV/AIDS, penyakit genetik), faktor nutrisi (avitaminosis, defisisensi besi, malnutrisi secara general).1,2Faktor eksogen antara lain iklim panas dan lembab menyebabkan perspirasi meningkat, kebersihan kulit, kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menyebabkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur, serta kontak dengan penderita.

Pada pasien ini didapatkan faktor predisposisi endogen berupa kegemukan sehingga pasien sangat mudah berkeringat. Pasien menyangkal memiliki penyakit diabetes mellitus dan penyakit sistemik lainnya. Juga terdapat faktor predisposisi eksogen berupa tempat tinggal yang beriklim panas sehingga pasien selalu berkeringat. Riwayat keluhan yang sama di keluarga disangkal.

Kandidosis kulit didiagnosis banding dengan eritrasma, dermatitits intertriginosa, dermatofitosis (tinea), psoriasis, dermatitis seboroik. Eritrasma adalah penyakit bakteri kronik pada stratum korneum yang disebabkan oleh Corynebacterium minitussismum, ditandai dengan adanya lesi berupa eritema dan skuama halus terutama di ketiak dan lipat paha. Lesi kulit eritroskuamosa, berskuama halus kadang-kadang dapat terlihat merah kecoklatan. Lesi tidak menimbulkan vesikulasi. Pada pemeriksaan dengan lampu wood lesi tampak merah membara (coral-red).2 Dermatitis intertriginosa merupakan merupakan peradangan kulit sebagai respon terhadap faktor eksogen dan atau faktor endogen, yang menimbulkan kelainan klinis berupa efluoresensi polimorfik pada area intertriginosa. Lesi bersifat polimorfik dapat berupa eritema, edema, papul, vesikel, skuama, dan likenifikasi. Dermatofitosis merupakan penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk yang disebabkan golongan jamur dermatofita. Kelianan yang tampak berbatas tegas, terdiri dari bermacam-macam efluoresensi. Bagian tepi lesi tampak lebih aktif dari pada bagian tengah. Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan, disertai dengan fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Dermatitis seboroik merupakan segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempat-tempat seboroik. Kelainan kulit terdiri dari eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang tegas.2

Penangan kandidosis kulit mencakup menghilangkan atau menghindari faktor predisposisi dan pemberian obat topikal.2 Kandidosis intertrigo dapat disembuhkan dengan baik dengan pemberian antijamur topikal termasuk nistatin dan imidazol krim. Bedak mikonazol dapat digunakan untuk mengeringkan daerah intertriginosa yang lembab.1 Pemberian obat topikal antara lain larutan ungu gentian 1-2% untuk kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari. Nistatin: berupa krim, salep, emulsi.2 Amfoterisin B, Grup azol antara lain: Mikonazol 2% berupa krim atau bedak, Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim, Tiokonazol, bufonazol, isokonazol, Siklopiroksolamin 1% larutan atau krim.2 Golongan azol memiliki spektrum aktivitas antijamur yang luas. Mekanisme kerja primer sebagai antijamur ialah menghambat sintesis ergosterol membran sel jamur dengan cara mengikat enzim sitokrom P-450, yaitu enzim yang mengkatalisis sintesis ergosterol.9Pada pasien ini diberikan pengobatan medikamentosa topikal yaitu kombinasi ketokonazol krim dan hidrokortison krim 2,5% 2:1. Sistemik diberikan interhistin 3xI tablet dan ketokonazol 1x200gr selama 15 hari. Ketokonazol merupakan golongan imidazol yang efektif untuk melawan kandida. Pemberian steroid topical bertujuan untuk mengurangi peradangan yang terjadi karena pasien dalam kondisi akut namun yang dipilih harus kortikosteroid dengan potensi lemah. Ketika peradangan mereda penggunaannya dihentikan. Interhistin merupakan antihistamin yang digunakan untuk mengurangi keluhan gatal pada pasien. Karena jika keluhan gatal tidak ditangani, pasien akan cenderung menggaruk lesi kulitnya yang dapt menyebabkan ekskoriasi dan mempermudah infeksi sekunder.Selain pengobatan, KIE kepada pasien dan keluarga juga sangat penting. Pasien diberikan penjelasan tentang penyakitnya disebabkan oleh jamur dan dapat menular kepada orang lain. Pasien diberikan penjelasan tentang faktor predisposisi infeksi kandida dan disarankan untuk menjaga kebersihan kulit, segera mengeringkan badan setelah olah raga atau berkeringat, menjaga berat badan agar tidak obesitas, kontrol kembali setelah obat habis untuk evaluasi pengobatan.

Prognosis kandidosis kutis umumnya baik, bergantung pada berat ringannya faktor predisposisi.2 Pada pasien ini memiliki prognosis yang baik karena tidak ditemukan predisposisi berupa penyakit sistemik yang berat.

BAB V

K ESIMPULANKandidosis kutis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur genus Candida pada kulit. Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai saprofit. Infeksi kandida dapat terjadi apabila ada faktor predisposisi baik edogen maupun eksogen.

Kandidosis kutis dapat berupa kandidosis intertriginosa, kandidosis perianal maupun kandidosis kulit generalisata. Candida albican memiliki predileksi berkoloni di daerah lipatan kulit yang lembab dan terdapat maserasi. Lokasi utama intertriginosa pada lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis dan umbilicus. Faktor predisposisi antara lain kegemukan, menggunakan pakaian yang ketat, dan diabetes mellitus. Kandidosis kutis tampak sebagai kulit gatal yang eritema dan terdapat maserasi pada area intertriginosa dengan lesi satelit berupa vesikopustul. Pustule ini pecah dan meniggalkan dasar yang eritema dengan keloret yang epidermisnya mudah terlepas.

Penangan kandidosis kulit mencakup menghilangkan atau menghindari faktor predisposisi dan pemberian obat topikal.A

B

Gambar 2.2 Diaper-rash

6