BAB I

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah penanaman dana dalam jumlah tertentu yang ditentukan oleh kemampuan dalam memprediksi masa depan. Kebutuhan untuk mempersiapkan masa depan sedini mungkin melalui perencanaan kebutuhan mendorong manusia untuk melakukan investasi. Dewasa ini banyak sekali pilihan untuk berinvestasi, diantaranya dengan tabungan, deposito, maupun investasi melalui pasar modal. Masing-masing pilihan investasi tentu memiliki profil hasil dan resiko (return & risk profile) yang berbeda. Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan modal, seperti saham, obligasi dan reksadana. Pasar modal berfungsi menghubungkan investor, perusahaan dan institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Seperti pilihan investasi yang lain, pilihan melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung resiko. Besar kecilnya resiko di pasar modal sangat di pengaruhi oleh keadaan negara khususnya di bidang ekonomi, politik dan sosial. 1.2. Tujuan Tujuan penulisan makalah adalah untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap

description

sads wdasdasdsa da

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Investasi adalah penanaman dana dalam jumlah tertentu yang ditentukan oleh

kemampuan dalam memprediksi masa depan. Kebutuhan untuk mempersiapkan

masa depan sedini mungkin melalui perencanaan kebutuhan mendorong manusia

untuk melakukan investasi. Dewasa ini banyak sekali pilihan untuk berinvestasi,

diantaranya dengan tabungan, deposito, maupun investasi melalui pasar modal.

Masing-masing pilihan investasi tentu memiliki profil hasil dan resiko (return &

risk profile) yang berbeda. Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungan

dengan perdagangan modal, seperti saham, obligasi dan reksadana. Pasar modal

berfungsi menghubungkan investor, perusahaan dan institusi pemerintah melalui

perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Seperti pilihan investasi yang

lain, pilihan melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung

resiko. Besar kecilnya resiko di pasar modal sangat di pengaruhi oleh keadaan

negara khususnya di bidang ekonomi, politik dan sosial.

1.2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah adalah untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang

berpengaruh terhadap penurunan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) di

Indonesia.

Page 2: BAB I

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Indeks Harga Saham Gabungan

Indeks Harga Saham Gabungan atau yang lebih dikenal dengan IHSG, tentu

menjadi sebuah istilah yang akrab di telinga sebagian masyarakat. Terlebih bagi

para investor pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks

yang mengukur harga saham yang dijual di bursa. Secara garis besar merupakan

suatu alat ukur/indikator dari pergerakkan harga-harga saham yang ditransaksikan

di suatu bursa efek dalam kurun waktu tertentu. Bagi investor, IHSG dapat

dijadikan suatu pedoman dalam mengambil keputusan berinvestasi namun ini

tidak mutlak harus diikuti karena dalam memutuskan untuk membeli atau menjual

saham hendaknya berdasarkan informasi yang tepat dan matang, tingkat

pertumbuhan yang diharapkan dan jangka waktu yang ditetapkan.

IHSG merupakan salah satu indikator penting bagi perekonomian suatu Negara.

Naik turunnya IHSG menunjukkan naik turunnya minat investasi, khususnya yang

dilakukan melalui lantai bursa. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk investasi

lain, investasi di lantai bursa memang lebih genuine dalam mengukur minat

publik dalam berinvestasi. IHSG bisa menunjukkan kemampuan lingkungan

ekonomi dalam menarik minat investor. Secara sederhana naiknya IHSG

menggambarkan bahwa lingkungan ekonomi tampak semakin menarik bagi

investor.

Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut

juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu

indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu

Bursa Efek Jakarta (BEJ)). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983,

sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup

pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI.

Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada

tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat

pada saat itu berjumlah 13 saham.[1] Posisi tertinggi yang pernah dicapai IHSG

Page 3: BAB I

adalah 3.357,032 poin yang tercatat pada 15 September 2010. 3.I Metode

perhitungan Pertama-tama akan dihadirkan metode-metode yang umumnya

digunakan untuk menyusun indeks saham. Secara umum, ada dua jenis rumusan

untuk membentuk indeks saham. Pertama rumus atau metode yang dikenal

dengan nama Weighted Average. Rumusnya adalah (Sigma)PxQ/Nd kemudian

dikali dengan 100. P adalah harga saham di pasar reguler. Q adalah bobot saham

(jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia). Nd adalah nilai dasar, yaitu

nilai yang dibentuk berdasarkan jumlah saham yang tercatat di BEI yang masuk

dalam daftar penghitungan indeks. Nilai dasar bisa berubah jika ada aksi korporasi

yang menyebabkan jumlah saham berkurang atau bertambah. Sederhananya,

setiap saham dihitung terlebih dahulu kapitalisasi pasar.

Kemudian dijumlahkan seluruh kapitalisasi pasar per saham atas sahamsaham

yang diperhitungkan dalam indeks, lalu dibagi dengan nilai dasar, kemudian

dikalikan dengan 100. Nah, kapitalisasi pasar per saham yang di total ini berbeda

dengan nilai kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI, karena ada sahamsaham

yang tidak perhitungkan dalam penghitungan indeks. Sahamsaham yang tidak

diperhitungkan ini menjadi rahasia BEI. Pihak BEI memiliki kriteria sendiri atas

sahamsaham yang bisa dimasukkan dalam penghitungan IHSG. Jadi boleh

dibilang, IHSG merupakan nilai representatif atas ratarata harga seluruh saham di

BEI berdasarkan jumlah saham tercatat. Itulah kenapa disebut sebagai

Weightened Average nilai harga ratarata terhadap bobot atau jumlah saham.

Rumus kedua adalah apa yang disebut sebagai Average. Penghitungannya mirip

dengan rumus pertama. Hanya saja, tidak memasukkan bobot atau jumlah saham

tercatat dalam penghitungan. Rumusnya adalah (Sigma)P/Nd dikali 100. IHSG =

{\sum p \over d} x 100 dimana p adalah Harga Penutupan di Pasar Reguler,x

adalah Jumlah Saham, dan d adalah Nilai Dasar.

Metode ini dipakai oleh indeks saham industri Dow Jones (Dow Jones Industrial

Average/DJIA). Alasan indeks ini tidak memasukkan bobot sebagai pengali harga

saham karena DJIA merupakan indeks 30 saham terpilih di bursa New York.

Sebanyak 30 saham yang masuk dalam DJIA diasumsikan telah memiliki bobot

yang setara, sehingga penghitungan bobot dianggap tidak perlu lagi. Sebagai

Page 4: BAB I

catatan, 30 saham ini boleh dibilang mewakili setiap industri di Amerika Serikat

(AS) dan memiliki likuiditas transaksi yang tinggi. Kalau boleh disamakan, indeks

LQ45 memiliki karakter yang mirip dengan DJIA, meskipun rumus penghitungan

yang dipakai tetap sama seperti rumus yang dipakai dalam menghitung IHSG.

Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham yang tercatat

pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total perkalian setiap

saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program

restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut. Formula perhitungannya

adalah sebagai berikut: Rata - Rata IHSG = {\ Jumlah IHSG periode harian

selama 1 bulan \over Jumlah periode waktu selama 1 bulan} Perhitungan Indeks

merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa yang terjadi melalui

sistem perdagangan lelang.

Nilai Dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten

atau terdapat faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan

dilakukan bila ada tambahan emiten baru, HMETD (right issue), partial/company

listing, waran dan obligasi konversi demikian juga delisting. Dalam hal terjadi

stock split, dividen saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan karena

Nilai Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung

IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang

terjadi berdasarkan sistem lelang. Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu

setelah penutupan perdagangan setiap harinya.

Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG dapat dilakukan beberapa kali

atau bahkan dalam beberapa menit, hal ini dapat dilakukan setelah sistem

perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik. 3.2 Gambaran Mengenai

Komponen-Komponen Pembentuk IHSG Serta Faktor-Faktor Apa Saja yang

Membuat IHSG Berubah-Ubah. Sekarang akan dibahas mengenai faktor-faktor

apa saja yang membuat level IHSG bergerak naik atau turun. Pertama tentunya

harga saham. Namun tidak hanya itu. Kenaikan atau penurunan tajam harga satu

saham memang berpengaruh terhadap pergerakan IHSG. Namun seberapa besar

kenaikan itu mempengaruhi IHSG tergantung pada bobot saham tersebut. Jadi

sederhananya, kenaikan atau penurunan IHSG sangat bergantung pada pergerakan

Page 5: BAB I

saham-saham berkapitalisasi besar. Berangkat dari sinilah kemudian muncul

beberapa saham yang disebutsebut sebagai motor penggerak IHSG. Sebut saja

saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Saham ini memiliki saham

tercatat mencapai 20,159 miliar saham. Dengan harga saat ini sebesar Rp 8.700,

maka kapitalisasi pasar TLKM mencapai Rp 175,383 triliun. Nilai itu mencapai

10% dari total nilai kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI yang masuk dalam

penghitungan IHSG. Kapitalisasi pasar BEI saat ini sekitar Rp 1.700 triliun.

Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu, kenaikan atau penurunan harga sebesar Rp

50 poin saja akan memberikan pengaruh pada level IHSG.

Saham TLKM memang tercatat sebagai saham dengan kapitalisasi terbesar di

BEI. Lain halnya dengan saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Saham

BNBR yang tercatat di BEI mencapai 93,721 miliar saham, jauh lebih besar dari

TLKM. Akan tetapi, harga saham BNBR saat ini sebesar Rp 127 yang berarti nilai

kapitalisasi pasar BNBR sebesar Rp 11,902 triliun. Angka tersebut tidak sampai

1% dari kapitalisasi pasar BEI. Jadi, meskipun BNBR mengalami kenaikan harga

atau penurunan harga sebesar 35% pun tidak akan memberi pengaruh besar

terhadap perubahan level IHSG.

Lain halnya jkalau suatu saat harga saham BNBR mencapai Rp 5.000, dapat

dipastikan kenaikan atau penurunan tipis harga saham BNBR akan memberi

pengaruh besar pada level IHSG. Oleh sebab itu, jika level IHSG naik tajam,

dapat dipastikan hal itu didorong oleh kenaikan hargaharga saham berkapitalisasi

besar atau yang lebih dikenal sebagai Huge Cap. Jadi wajar saja, kalau saham

TLKM naik tajam, level IHSG pun akan terkerek naik secara tajam pula.

Kelemahan penghitungan ini adalah karena rumus ini memasukkan sahamsaham

yang kurang aktif diperdagangkan serta memasukkan faktor bobot atau jumlah

saham secara keseluruhan dalam penghitungannya. Contohnya, saham TLKM

hanya ditransaksikan sebanyak 1 lot dan mengalami kenaikan sebesar Rp 300 hari

ini. Kapitalisasi pasar yang terbentuk mewakili seluruh 20,159 miliar saham

TLKM. Jadi level IHSG sudah pasti akan terangkat. Dan metode ini ikut

memasukkan sahamsaham yang kurang aktif diperdagangkan, malah terkadang

tergolong saham tidur. Ini akan memangkas representasi pasar IHSG secara riil,

Page 6: BAB I

karena sahamsaham yang tidak ditransaksikan ikut dimasukkan dalam

penghitungannya. Kendati demikian, BEI menganggap metode yang dipakai ini

sudah cukup mewakili pergerakan seluruh saham harian di lantai bursa.

2.2 Sejarah nilai IHSG

3.4 Komponen Indeks Harga Saham Gabungan Inilah komponen komponennya

yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Ada 9 sektor yang mencantumi komponen

komponennya yaitu Pertanian, Pertambangan, Industri. Dasar, Aneka Industri,

Industri Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan dan Perdagangan

dan sektor khusus, seperti KOMPAS 100, JII, LQ45, BISNIS 27, PEFINDO 25

dan SRI KEHATI. Semua emiten yang tercatat di BEI juga tercatat tergantung

dengan tipe usahanya dan likuidasinya sendiri. Pertanian 1. Tanaman Pangan 2.

BISI International Tbk 3. Perkebunan 4. Astra Agro Lestari Tbk 5. Gozco

Plantations Tbk 6. PP London Sumatra Tbk 7. Sampoerna Agro Tbk 8. SMART

Tbk 9. Tunas Baru Lampung Tbk 10. Bakrie Sumatra Plantations Tbk Peternakan

1. Cipendawa Tbk. 2. Multibreeder Adirama Ind. Tbk 3. Perikanan 4. Central

Proteinaprima Tbk 5. Dharma Samudera Fishing International Tbk 6. Inti Agri

Resources Tbk 7. Lainnya 8. Bumi Teknoultra Unggul Tbk Pertambangan 1.

Pertambangan Batubara 2. Adaro Energy Tbk 3. ATPK Resources Tbk 4. Bumi

Resources Tbk 5. Bayan Resources Tbk 6. Indo Tambangraya Megah Tbk 7.

Resource Alam Indonesia Tbk 8. Perdana Karya Perkasa Tbk 9. Tambang

Batubara Bukit Asam Tbk 10. Petrosea Tbk 11. Pertambanagn Minyak dan Gas

12. Apexindo Pratama Duta Tbk 13. Elnusa Tbk 14. Energi Mega Persada Tbk 15.

Medco Energi International Tbk 16. Radiant Utama Interinsco Tbk 17.

Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya 18. Aneka Tambang (Persero) Tbk

19. Cita Mineral Investindo Tbk 20. International Nickel Ind. Tbk 21. Timah Tbk

22. Pertambangan BatuBatuan 23. Central Korporindo Int'l Tbk 24. Citatah

Industri Marmer Tbk 25. Mitra Investindo Tbk Industri Dasar & Kimia 1. Semen

2. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 3. Holcim Indonesia Tbk 4. Semen Gresik

(Persero) Tbk 5. Keramik, Perselen dan Kaca 6. Asahimas Flat Glass Tbk 7.

Page 7: BAB I

Arwana Citramulia Tbk 8. Intikeramik Alamasri Inds. Tbk 9. Keramika Indonesia

Assosiasi Tbk 10. Mulia Industrindo Tbk 11. Surya Toto Indonesia Tbk 12.

Logam dan Sejenisnya 13. Alumindo Light Metal Inds. Tbk 14. Betonjaya

Manunggal Tbk 15. Citra Tubindo Tbk 16. Indal Aluminium Industry Tbk 17.

Itamaraya Gold Industri Tbk 18. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 19. Jaya Pari

Steel Tbk 20. Lion Metal Works Tbk 21. Lion Mesh P. Tbk 22. Pelangi Indah

Canindo Tbk 23. Tembaga Mulia Semanan Tbk Kimia 1. Budi Acid Jaya Tbk 2.

Duta Pertiwi Nusantara Tbk 3. Ekadharma International Tbk 4. Eterindo

Wahanatama Tbk 5. Intanwijaya Internasional Tbk 6. Sorini Agro Asia

Corporindo Tbk 7. Indo Acidatama Tbk 8. Tri Polyta Indonesia Tbk 9. Unggul

Indah Cahaya Tbk Plastik dan Kemasan 1. Aneka Kemasindo Utama Tbk 2.

Argha Karya Prima Inds. Tbk 3. Asiaplast Industries Tbk 4. Berlina Tbk 10.

Dynaplast Tbk 11. Titan Kimia Nusantara Tbk 12. Kageo Igar Jaya Tbk 13.

Leyand International Tbk 14. Sekawan Intipratama Tbk 15. Siwani Makmur Tbk

16. Tunas Alfin Tbk. (A) 17. Tunas Alfin Tbk. (B) 18. Trias Sentosa Tbk Pakan

Ternak 1. Japfa Tbk 2. Malindo Feedmill Tbk 3. Charoen Pokphand Indonesia

Tbk 4. Sierad Produce Tbk Kayu dan Pengolahannya 1. Barito Pacific Tbk 2.

Daya Sakti Unggul Tbk 3. Sumalindo Lestari Jaya Tbk 4. Tirta Mahakam

Resources Tbk Pulp dan Kertas 1. Fajar Surya Wisesa Tbk 2. Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk 3. Toba Pulp Lestari Tbk 4. Kertas Basuki Rachmat Ind. Tbk 5.

Surabaya Agung Industry P. Tbk 6. Suparma Tbk 7. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia

Tbk Otomotif dan Komponennya 1. Astra International Tbk 2. Astra Otoparts Tbk

3. Indo Kordsa Tbk 4. Goodyear Indonesia Tbk 5. Gajah Tunggal Tbk 6.

Indomobil Sukses Int'l Tbk 7. Indospring Tbk 8. Multi Prima Sejahtera Tbk 9.

Multistrada Arah Sarana Tbk 10. Nipress Tbk 11. Prima Alloy Steel Tbk 12.

Selamat Sempurna Tbk 13. Allbond Makmur Usaha Tbk 14. Sugi Samapersada

Tbk Tekstil & Garmen 1. Polychem Indonesia Tbk 2. Argo Pantes Tbk 3. Saham

Seri B (Centex) Tbk 4. Centex (Preferen) Tbk 5. Delta Dunia Petroindo Tbk 6.

Eratex Djaja Tbk 7. Ever Shine Textile Inds. Tbk 8. Panasia Indosyntec Tbk 9.

Indorama Syntetics Tbk 10. Karwell Indonesia Tbk 11. Hanson International Tbk

12. Saham Seri B Hanson Int'l Tbk 13. Apac Citra Centertex Tbk 14. Panasia

Filament Inti Tbk 15. Pan Brothers Tex Tbk 16. Polysindo Eka Perkasa Tbk 17.

Page 8: BAB I

Roda Vivatex Tbk 18. Ricky Putra Globalindo Tbk 19. Sunson Textile

Manufacture Tbk 20. Teijin Indonesia Fiber Tbk 21. Nusantara Inti Corpora Tbk

22. Unitex Tbk Alas Kaki 1. Primarindo Asia Infrastructure Tbk 2. Sepatu Bata

Tbk 3. Surya Intrindo Makmur Tbk Kabel 1. KMI Wire and Cable Tbk 2. Jembo

Cable Company Tbk 3. Kabelindo Murni Tbk 4. Supreme Cable Manufacturing

Company Tbk 5. Sumi Indo Kabel Tbk 6. Voksel Electric Tbk Elektronika 1. Sat

Nusapersada Tbk 2. Ratu Prabu Energi Tbk 3. Asia Natural Resources Tbk 4.

First Media Tbk 5. Myoh Technology Tbk Industri Barang Konsumsi 1. Ades

Waters Indonesia Tbk 2. Aqua Golden Mississippi Tbk 3. Cahaya Kalbar Tbk 4.

Davomas Abadi Tbk 5. Delta Djakarta Tbk 6. Indofood Sukses Makmur Tbk 7.

Mayora Indah Tbk 8. Multi Bintang Indonesia Tbk 9. Prasidha Aneka Niaga Tbk

10. Sekar Bumi Tbk 11. Sekar Laut Tbk 12. Siantar Top Tbk 13. Tiga Pilar

Sejahtera Tbk 14. Ultra Jaya Milk Tbk Rokok 1. BAT Indonesia Tbk 2. Bentoel

International Tbk 3. Gudang Garam Tbk 4. H M Sampoerna Tbk Farmasi 1.

Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga 2. Peralatan Rumah Tangga III.

IHSG Indonesia Terbaik di Asia Pasifik Tahun 2009 Guncangan politik beberapa

bulan terakhir yang seolah digambarkan oleh sebagian pengamat sebagai

“bencana berbahaya” ternyata tak banyak berdampak pada sector ekonomi. Itu

artinya, pelaku pasar tetap menaruh kepercayaan kepada pemerintah, khususnya

Presiden SBY, yang dinilai mampu mengendalikan keamanan yang dibutuhkan

investor. Pemerintah dalam lima tahun ke depan menargetkan pertumbuhan

ekonomi 7% dari saat ini 4%. Kemudian angka kemiskinan ditargetkan turun dari

14% menjadi 8 hingga 10% serta tingkat pengangguran dari 8% menjadi 5% atau

6%. Presiden menilai keberhasilan Indonesia menjadi salah satu dari sedikit

negara yang mencatat pertumbuhan ekonomi positif pada 2009 didukung

sejumlah faktor, antara lain kondisi politik yang relatif stabil, kohesi sosial yang

baik, dan keamanan yang terjaga. Faktor lainnya adalah penegakan hukum,

keberhasilan kampanye antikorupsi, desentralisasi yang tertata,serta kerja sama

luar negeri yang konkret. Setidaknya terdapat lima isu penting yang akan menjadi

fokus pemerintah di periode kedua ini. Kelima isu tersebut adalah investasi,

infrastruktur, pembiayaan, pasar domestik, dan kerja sama global. Selain itu

diharapkan peranan pasar modal dalam menggerakkan sektor riil semakin

Page 9: BAB I

meningkat tahun ini. Peningkatan peran ini diarahkan demi mengurangi angka

kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja. Menkeu optimistis pasar modal

dapat lebih berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Sejalan

dengan itu pemerintah akan sungguhsungguh menjaga stabilitas pertumbuhan

industri pada 2010. tahun 2009 lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

mencatatkan kenaikan terbaik di ASEAN. Pertumbuhan ini, tidak hanya

disebabkan sentimen positif dari dalam negeri, melainkan juga faktor fundamental

perusahaan. Pada akhir 2009, indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI

ditutup pada level 2.534,36, melambung 86,98% dibandingkan penutupan tahun

2008. Prestasi ini membuat kinerja pasar saham Indonesia menjadi yang terbaik di

ASEAN dan nomor dua di Asia Pasifik. Positifnya kinerja IHSG karena ditopang

oleh prestasi riil perusahaan terbuka dan stabilitas makroekonomi yang terjaga

sepanjang 2009. Total laba bersih seluruh emiten di BEI hingga kuartal III 2009

naik 48,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Para pelaku pasar

modal juga memberikan dukungan besar kepada pemerintah dan Bank Indonesia

agar secara konsisten meminimalkan dampak krisis keuangan global.

Sebagaimana kita tahu, tahun lalu terjadi puncak krisis keuangan global yang

meruntuhkan kepercayaan ekonomi dunia. Dalam kondisi seperti itu, pemerintah

kemudian merelaksasi berbagai kebijakan untuk mendorong perekonomian.

Pemerintah juga berupaya terus menjaga komunikasi dan kredibilitas di hadapan

para pelaku pasar. Selain itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu

mencatat pertumbuhan ekonomi positif pada 2009. Bahkan salah satu yang terbaik

di antara negaranegara G20. Untuk tahun ini sejumlah indicator ekonomi

menunjukkan situasi perekonomian global semakin membaik. Sejumlah kalangan

memberikan apresiasi positif atas prestasi IHSG ini. Peningkatan kontribusi pasar

modal terhadap perekonomian secara keseluruhan memang tidak mudah. Hal itu

sangat tergantung kondisi perekonomian. Dengan asumsi mengejar pertumbuhan

ekonomi 5,5%, dibutuhkan dana sebesar Rp. 2.100 triliun. Sementara itu total

nilai emisi saham, obligasi, dan right issue di pasar modal selama 2009 hanya

Rp38,86 triliun atau 1,85% dari total kebutuhan dana untuk menciptakan

pertumbuhan ekonomi 5,5%. V. kesimpulan Indeks harga saham gabungan

merupakan indikator utama yang menggambarkan harga saham di pasar modal.

Page 10: BAB I

Umumnya semua indeks harga saham gabungan (composite) diberbagai negara

menggunakan metode rata-rata tertimbang termasuk di Bursa Efek Indonesia.

Indeks Harga Saham Gabungan (composite) mempunyai beberapa fungsi atau

gambaran kinerja suatu bursa diantaranya, yaitu: · Sebagai indikator trend pasar. ·

Sebagai indikator tingkat keuntungan. · Sebagai Benchmark kinerja suatu

portofolio. · Memfasilitasi pembentukan portopolio dengan strategi pasif.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ