BAB I

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik (Amri Amir, 2007). Pembangunan ekonomi adalah sebuah usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang diukur melalui tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita 1

description

pdrb

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting

dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis

tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau

suatu daerah. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi

barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi

menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan

pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan

ekonomi suatu negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan

menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang

dengan baik (Amri Amir, 2007).

Pembangunan ekonomi adalah sebuah usaha untuk meningkatkan taraf

hidup suatu bangsa yang diukur melalui tinggi rendahnya pendapatan riil

perkapita (Suparmoko, 1992). Pembangunan ekonomi sebuah negara dapat dilihat

dari beberapa indikator, salah satunya adalah dari tingkat pengangguran. Melalui

tingkat pengangguran kita dapat melihat tingkat kesejahteraan masyarakat serta

tingkat distribusi pendapatan. Pengangguran terjadi sebagai akibat dari tingginya

tingkat angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan penyerapan tenaga kerja yang

disebabkan karena rendahnya pertumbuhan penciptaan lapangan kerja.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah

daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta

1

Page 2: BAB I

untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan

kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. Masalah

pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap

kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada karakteristik daerah

yang bersangkutan dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia,

kelembagaan, sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Setiap upaya pembangunan

ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis

peluang kerja untuk masyarakat daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah

beserta partisipasi masyarakat dan dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya

yang ada harus mampu menaksir potensi sumberdaya-sumberdaya yang

diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah (Lincolin

Arsyad, 1999).

Berdasarkan UU No.25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional, dijelaskan mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJM Nasional). Dalam pelaksanaan RPJM Nasional, dikenal adanya

strategi pokok pembangunan yang salah satunya memuat mengenai strategi

pembangunan Indonesia. Sasaran pokok dari strategi pembangunan Indonesia

adalah untuk pemenuhan hak dasar rakyat serta menciptakan landasan

pembangunan yang kokoh. Hak-hak dasar rakyat yang dimaksud adalah dalam

bentuk bebas dari kemiskinan, pengangguran, keterbelakangan, ketidakadilan,

penindasan, rasa takut, dan kebebasan mengemukakan pikiran dan pendapatnya

memperoleh prioritas untuk diwujudkan. Hak-hak dasar tersebut selama ini telah

terabaikan dan hanya menjadi tujuan sampingan dalam proses pembangunan yang

berjalan padahal hak-hak dasar tersebut secara jelas diamanatkan oleh konstitusi.

Tanpa permasalahan hak dasar akan sulit diharapkan partisipasi pada kebebasan

dan persamaan. Untuk itu diperlukan adanya agenda dalam melaksanakan rencana

program pembangunan tersebut yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai dari adanya program ini antara lain;

penciptaan lapangan kerja yang memadai untuk mengurangi pengangguran,

mengurangi kesenjangan pendapatan dan kesenjangan pembangunan antar

2

Page 3: BAB I

wilayah, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, perbaikan mutu

lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam, serta perbaikan

infrastruktur penunjang.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, pengelompokan

negara berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya, dimana salah satu

masalah di negara-negara berkembang termasuk Indonesia adalah masalah

pengangguran. Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena

mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berinteraksi

mengikuti pola yang tidak selalu mudah untuk dipahami. Apabila pengangguran

tersebut tidak segera di atasi maka dapat menimbulkan kerawanan sosial, dan

berpotensi mengakibatkan kemiskinan (Badan Pusat Statistika, 2007).

Pertumbuhan penduduk yang tinggi, menimbulkan kesulitan kepada

negara-negara berkembang untuk mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakat.

Perkembangan penduduk yang semakin cepat dan jumlah yang sangat besar dapat

menimbulkan beberapa masalah baru dan salah satu masalah tersebut adalah

pengangguran. Sedangkan pertambahan penduduk yang semakin pesat dan

semakin besar jumlahnya menyebabkan masalah pengangguran menjadi buruk

(Sadono Sukirno, 2005). Pengangguran merupakan salah satu masalah utama

dalam jangka pendek yang selalu dihadapi setiap daerah di Indonesia. Karena itu,

setiap perekonomian dan negara pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu

pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).

Berdasarkan tingkat pengangguran dapat dilihat kondisi suatu negara,

apakah perekonomiannya berkembang atau lambat dan atau bahkan mengalami

kemunduran. Selain itu dengan tingkat pengangguran, dapat dilihat pula

ketimpangan atau kesenjangan distribusi pendapatan yang diterima suatu

masyarakat negara tersebut. Pengangguran dapat terjadi sebagai akibat dari

tingginya tingkat perubahan angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan adanya

lapangan pekerjaan yang cukup luas serta penyerapan tenaga kerja yang

cenderung kecil persentasenya, Hal ini disebabkan rendahnya tingkat

pertumbuhan penciptaan lapangan kerja untuk menampung tenaga kerja yang siap

3

Page 4: BAB I

bekerja.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi

utama suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan

peningkatan kesejahteraan. Karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun yang

dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga betambah setiap tahun,

maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun. Selain dari sisi

permintaan (konsumsi), dari sisi penawaran, pertumbuhan penduduk juga

membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja (sumber pendapatan).

Pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan penambahan kesempatan

kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambahan

pendapatan tersebut (ceteris paribus), yang selanjutnya akan menciptakan suatu

pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan (Tulus T.H Tambunan,

2009). Pemenuhan kebutuhan konsumsi dan kesempatan kerja itu sendiri hanya

bisa dicapai dengan peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau GDP yang

terus menerus. Dalam pemahaman ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah

penambahan GDP (Gross Domestic Product), yang berarti peningkatan

pendapatan nasional. Atau untuk skala yang lebih kecil lingkupnya disebut

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yang berarti peningkatan pendapatan

daerah.

Menurut Todaro (1988) pembangunan ekonomi tidak dapat diukur semata-

mata dari tingkat pertumbuhan pendapatan atau pendapatan per kapita, namun

harus pula melihat bagaimana pendapatan tersebut didistribusikan kepada

penduduk dan mengetahui siapa yang mendapat manfaat dari pembangunan

tersebut. Permasalahan pengangguran memang sangat kompleks karena dapat

dikaitkan dengan beberapa indikator – indikator eko nomi yang

mempengaruhinya antara lain pertumbuhan ekonomi daerah yang bersangkutan,

tingkat inflasi, besaran upah yang berlaku di setiap daerah serta tingkat

beban/tanggungan penduduk yang bekerja.

Penduduk Kota Medan tahun 2003 tercatat sebanyak 1.941.702 jiwa dan

pada tahun 2004 naik menjadi 2.010.676 jiwa. Meskipun demikian jumlah

4

Page 5: BAB I

penduduk yang besar tidaklah otomatis merupakan modal pembangunan, bahkan

bisa menjadi beban atau tanggungan bagi suatu perintahan dan bahkan menjadi

permasalahan bagi pembangunan itu sendiri. Hal ini dimungkinkan jika jumlah

penduduk yang ada banyak yang tidak produktif.

Tabel 1.1

Perkembangan Penduduk Kota Medan Periode 2003-2013

Tahun Jumlah Pertumbuhan

2001 1.933.746 1,202002 1.972.248 1,992003 1.941.702 -1,132004 2.010.676 3.552005 2.036.185 1.272006 2.067.288 1.532007 2.083.156 0.772008 2.102.105 0.912009 2.121.053 0.92010 2.097.610 -1.102011 2.117.224 0.972012 2.122.804 0,262013 2.983.868 4,05

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah

penduduk dari tahun 2001 hingga tahun 2013 terjadi pertumbuhan rata-rata

0,26%. Setiap tahun keadaan penduduk mengalami penigkatan.

Tabel di atas juga menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk di kota

Medan rata-rata meningkat 0.26% setiap tahun. Hal ini mengisyaratkan bahwa

jumlah penduduk pencari kerja di kota Medan semakin besar. Salah satu masalah

yang muncul dari pertumbuhan penduduk pencari kerja seperti itu adalah masalah

produktivitas. Hal ini dikatakan karena penduduk yang telah bekerja belum tentu

memiliki produktivitas kerja sebagaimana diharapkan. Di sisi lain, pen

menimbulkan permasalahan lain. Persoalannya kemudian apakah pencari kerja

yang ada telah diimbangi dengan kemampuan berproduktivitas dalam bekerja dan

apakah penduduk pencari kerja yang produktif dapat terakomodasi dalam

lapangan kerja yang memadai? Masalah itu membutuhkan penelitian yang luas

5

Page 6: BAB I

dan mendalam.duduk yang produktif tanpa diimbangi dengan perluasan lapangan

kerja juga akan

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting

dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis

tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau

daerah. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan

jasa akan meningakat dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, pertumbuhan

ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat mengahsilkan

tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah yang terus menunjukkan suatu

peningkatan, menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah

berkembang dengan baik.

Menurut N. Gregory Mankiw (2006) Hukum Okun adalah relasi negatif

antara pengangguran dan GDP. Hukum okun merupakan pengingat bahwa faktor-

faktor yang menentukan siklus bisnis pada jangka pendek sangat berbeda dengan

faktor-faktor yang membentuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Hukum

Okun (Okun’s law) merupakan hubungan negatif antara pengangguran dan GDP

Riil, yang mengacu pada penurunan dalam pengangguran sebesar 1 persen

dikaitkan dengan pertumbuhan tambahan dalam GDP Riil yang mendekati 2

persen. Hal ini mengindikasikan bahwa tinggi/rendahnya tingkat pengangguran

suatu negara dapat dikaitkan dengan pertumbuhan GDP dalam negara tersebut.

Pada tabel 1.2 dapat diketahui mengenai laju PDRB Kota Medan yang dari

tahun 2003 sampai tahun 2013 menunjukan angka yang fluktuatif. Laju PDRB

yang tertinggi pada tahun 2004 yaitu sebesar 19,43persen dan angka terendah

pada tahun 2012 yaitu mencapai 9,03 persen.

Tabel 1.2Laju PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan 2000 dan Tingkat

Pengangguran Tahun 2003-2013

Tahun Laju PDRB (%) TPT (%)

6

Page 7: BAB I

2003 4,94 15,.232004 6,00 19,432005 6.98 12,462006 7.76 15,012007 7,78 14,492008 6.89 13,082009 6,55 14,272010 7,16 13,112011 7,69 9,972012 6,75 9,032013 6,91 10,01

Sumber : BPS Kota Medan 2003-2013

Upah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

pengangguran. Upah merupakan kompensasi yang diterima oleh satu unit tenaga

kerja yang berupa jumlah uang yang dibayarkan kepadanya (Gregory Mankiw,

2007).

Penetapan tingkat upah yang dilakukan pemerintah pada suatu wilayah

akan memberikan pengaruh terhadap besarnya tingkat pengangguran yang ada.

Semakin tinggi besarnya upah yang ditetapkan oleh pemerintah pada suatu

wilayah akan memberikan pengaruh terhadap besarnya tingkat pengangguran

yang ada. Semakin tinggi besarnya upah yang ditetapkan oleh pemerintah maka

hal tersebut akan berakibat pada penurunan jumlah orang yang bekerja pada

negara tersebut. Oleh karena itu semakin tinggi upah yang ditetapkan akan

membawa pengaruh pada tingginya tingkat pengangguran yang terjadi (Kauffman

dan Hochikiss, 2000). Hal ini bisa terjadi karena dengan semakin tinggi upah yang

ditetapkan maka akan berpengaruh pada peningkatan biaya output yang harus

dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Akibatnya suatu perusahaan akan melakukan

efisiensi terhadap produksi dengan cara mengurangi jumlah tenaga kerjanya.

Tabel 1.3 menunjukkan upah minimum yang diterima oleh penduduk di

Kota Medan dari tahun 2003 hingga tahun 2013 upah yang ditetapkan oleh

pemerintah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2003, upah

7

Page 8: BAB I

minimum yang ditetapkan adalah sebesar 505.000 rupiah per bulan, hingga tahun

2013 upah tersebut meningkat tanpa mengalami penurunan hingga mencapai

1.650.000 rupiah per bulan. Peningkatan upah tersebut diikuti pula dengan tingkat

pengangguran yang mengalami fluktuasi / nauk turun selama periode waktu

tersebut.

Tabel 1.3Upah Minimum Kota (UMK) dan Tingkat Pengangguran

Kota Medan 2003-2013

Tahun UMK(Rupiah) TPT (%)2003 505.000 15,.232004 537.000 19,432005 600.000 12,462006 750.000 15,012007 820.000 14,492008 918.000 13,082009 997.000 14,272010 1.100.000 13,112011 1.197.000 9,972012 1.285.000 9,032013 1.650.000 10,01

Inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

suatu perekonomian. Sedangakan tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga-

harga barang dalam periode waktu tertentu (Sadono Sukirno, 2005). Dengan

semakin tingginya tingkat inflasi yang terjadi maka akan berakibat pada tingkat

pertumbuhan ekonomi yang menurun sehingga akan terjadi peningkatan terhadap

angka pengangguran.

Tabel 1.4Tingkat Inflasi dan Tingkat Pengangguran

Kota Medan Tahun 2003-2013

Tahun Tingkat TPT (%)Inflasi

2003 4,46 15,.232004 6,64 19,432005 22,91 12,462006 5,97 15,01

8

Page 9: BAB I

2007 6,42 14,492008 10,63 13,082009 2,69 14,272010 7,65 13,112011 3,54 9,972012 4,22 9,032013 5,25 10,01

Sumber : BPS Kota Medan 2003-2013

Tabel 1.4 menggambarkan hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat

pengangguran Kota Medan periode waktu tahun 2003 sampai dengan tahun 2013.

Tingkat inflasi yang terjadi di Kota Medan fluktuatif, terutama di tahun 2005

tingkat inflasi yang terjadi menunjukkan angka yang paling tinggi dalam periode

waktu tersebut yaitu sebesar 22,91persen dan tingkat inflasi terendah terjadi pada

tahun 2009 yaitu sebesar 2,69persen. Sejalan dengan laju inflasi yang mengalami

fluktuasi, tingkat pengagguran juga mengalami fluktuasi. Tingkat pengangguran

yang paling tinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 19,43persen dan tingkat

pengangguran terendah terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 9,03persen.

Salah satu implikasi yang menonjol atas tingginya angka kelahiran di

negar-negara berkembang adalah hampir 40 persen penduduknya terdiri dari anak-

anak yang berumur kurang dari 15 tahun. Jadi angkatan kerja produktif di negara-

negara berkembang harus menanggung beban yang lebih banyak untuk

menghidupi anak-anak yang proporsional jumlahnya hampir dua kali lipat

dibandingkan dengan yang ada di negara-negara maju. Penduduk yang berusia

lanjut maupun yang masih anak-anak secara ekonomis disebut beban

ketergantungan (dependency burden). Artinya, mereka merupakan anggota

masyarakat yang tidak produktif sehingga menjadi beban angkatan kerja yang

produktif (berumur 15 sampai 64 tahun) (Michael P. Todaro, 2006).

1.2. Rumusan Masalah

Meningkatnya jumlah penduduk memicu meningkatnya jumlah angkatan

9

Page 10: BAB I

kerja, tetapi hal tersebut tidak diimbangi dengan jumlah kesempatan kerja yang

memadai sehingga berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran. Tingkat

pengangguran yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kekacauan politik,

keamanan dan sosial, sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan

ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GDP dan pendapatan per

kapita suatu wilayah.

Jumlah penganguran di Kota Medan tahun 2013 mencapai 298.685 jiwa,

dengan total angkatan kerja 2.983.868 jiwa. Angka ini memang terlihat kecil,

tetapi tingkat pengangguran ini tergolong cukup tinggi yaitu sebesar 10,01 persen.

Hal ini berarti pertumbuhan angkatan kerja di Kota Medan tidak diimbangi

dengan pertumbuhan lapangan kerja sehingga penyerapan tenaga kerja masih

kurang karena tingkat pengangguran masih cukup tinggi. Pengangguran itu sendiri

dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain adalah tingkat PDRB, tingkat inflasi dan

besarnya tingkat upah, tingkat beban/tanggungan penduduk. Oleh karena itu,

diperlukan analisis mengenai tingkat pengangguran dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya di Kota Medan.

Atas dasar permasalahan tersebut maka pertanyaan penelitian yang akan

dipecahkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh PDRB, tingkat inflasi, tingkat upah, dan tingkat

beban/tanggungan penduduk terhadap tingkat pengangguran?

2. Faktor apakah yang paling kuat pengaruhnya terhadap tingkat

pengangguran?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka

tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh tingkat PDRB, besaran upah, tingkat inflasi dan

10

Page 11: BAB I

tingkat beban/tanggungan penduduk terhadap tingkat pengangguran di

Kota Medan.

2. Menganalisis faktor yang paling kuat mempengaruhi tingkat pengangguran

di Kota Medan.

1.3.2. Kegunaan penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi pengambil kebijakan, penelitian ini diharapakan mampu memberikan

informasi yang berguna di dalam memahami faktor-faktor yang

mempengaruhi pengangguran sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi tingkat pengangguran Kota Medan.

2. Sebagai referensi bagi pihak-pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi,

serta bagi pihak-pihak yang ingin mengadakan penelitian di bidang yang

sama di kemudian hari.

3. Secara umum hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu

ekonomi khususnya ekonomi pembangunan. Manfaat khusus bagi ilmu

pengetahuan yakni dapat melengkapi kajian mengenai tingkat

pengangguran dengan mengungkap secara empiris faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah tingkat

pengangguaran yang terjadi di Kota Medan semakin terus meningkat, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

11

Page 12: BAB I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka menyajikan landasan teori tentang pengertian ketenaga

kerjaan, teori permintaan dan penawaran tenaga kerja, pengertian

pengangguran, pengertian PDRB, pengertian upah, pengertian kesempatan

kerja, hubungan antar variabel independen terhadap dependen yang terdiri atas

pengaruh tingkat upah terhadap tingkat pengangguran, pengaruh tingkat

PDRB, terhadap tingkat pengangguran, pengaruh kesempatan kerja terhadap

tingkat pengangguran. Di samping itu pada bab ini juga terdapat penelitian

terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis yang diambil.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi variabel penelitian dan definisi operasional, jenis dan

sumber data, serta metode analisis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dipaparkan deskripsi objek penelitian, analisis data dan

pembahasan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini disampaikan simpulan dan saran yang dapat diambil dari

penelitian yang dilakukan

12