BAB-I

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 1.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) PT. Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang miyak dan gas bumi yang meliputi eksplorasi dan eksploitasi.Sejarah PT. Pertamina EP tidak bisa dilepaskan dari perjalanan panjang pencarian minyak di bumi nusantara yang dimulai sejak awal abad ke−19 yang waktu itu masih dalam pendudukan Belanda, Tepatnya pada tahun 1871 hingga 1885. Setelah pengeboran pertama pada tahun 1883 di Telaga Tiga, Pangkalan Brandan, Sumatera Utara dilakukan, pada tahun 1885 berdirilah Royal Dutch Company di Pangkalan Brandan. Pemerintah mendirikan sebuah maskapai minyak nasional pada 10 Desember 1957 dengan nama PT Perusahaan Minyak Nasional, disingkat Permina. Pada tahun 1961, perusahaan ini berganti nama menjadi PN. Pertamin berubah menjadi PN.Pertamina.Dengan bergulirnya Undang−undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi pertamina. 1

description

bb

Transcript of BAB-I

Page 1: BAB-I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

1.1.1.Sejarah dan Perkembangan PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi

(EP)

PT. Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan

usaha di sektor hulu bidang miyak dan gas bumi yang meliputi eksplorasi dan

eksploitasi.Sejarah PT. Pertamina EP tidak bisa dilepaskan dari perjalanan

panjang pencarian minyak di bumi nusantara yang dimulai sejak awal abad ke−19

yang waktu itu masih dalam pendudukan Belanda, Tepatnya pada tahun 1871

hingga 1885. Setelah pengeboran pertama pada tahun 1883 di Telaga Tiga,

Pangkalan Brandan, Sumatera Utara dilakukan, pada tahun 1885 berdirilah Royal

Dutch Company di Pangkalan Brandan.

Pemerintah mendirikan sebuah maskapai minyak nasional pada 10

Desember 1957 dengan nama PT Perusahaan Minyak Nasional, disingkat

Permina. Pada tahun 1961, perusahaan ini berganti nama menjadi PN. Pertamin

berubah menjadi PN.Pertamina.Dengan bergulirnya Undang−undang No. 8 Tahun

1971 sebutan perusahaan menjadi pertamina.

Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1971 juga, semua perusahaan minyak yang

hendak menjalankan usaha di Indonesia wajib bekerja sama dengan Pertamina.

Oleh karena itu, Pertamina bertindak sesuai regulator bagi mitra yang menjalin

kerja sama melalui mekanisme Kontrak Kerja Sama (KKS) di wilayah kerja (WK)

Pertamina. Disisi lain, Pertamina juga bertindak sebagai operator karena

menganggap sendiri sebagian wilayah kerjanya.

Sejalan dengan dinamika industri migas dunia, Pemerintah menerbitkan

Undang−undang No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Sebagai

konsekuensi penerapan UU tersebut, Pertamina beralih bentuk menjadi PT

Pertamina (Persero) dan hanya bertindak sebagai operator yang menjalin Kontrak

Kerja Sama (KKS) dengan pemerintah yang diwakili oleh Badan Pelaksana

1

Page 2: BAB-I

Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS). UU tersebut juga

mewajibkan PT Pertamina (Persero) untuk mendirikan anak perusahaan guna

mengelola usaha ekslorasi, eksploitasi dan produksi minyak dan gas sebagai

konsekuensi pemisahan usaha hulu dengan hilir.

Atas dasar itulah, PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) didirikan

pada tanggal 13 September 2005. Sejalan dengan pembentukan PT. Pertamina EP

maka pada tanggal 17 September 2005, PT. Pertamina (Persero) telah

melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS

yang berlaku sejak 17 September 2005 atas seluruh Wilayah Kuasa Pertambangan

Migas ang dilimpahkan melalui perundangan yang berlaku. Dengan demikian WK

PT. Pertamina EP adalah WK yang dahulu dikelola oleh PT. Pertamina (persero)

sendiri dan WK yang dikelola PT Pertamina (Persero) melalui TAC (Technical

Asistance Contract) dan JOB EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil

Recovery).

Sebagaimana layaknya perusahaan−perusahaan besar lainnya yang memilik

logo.Pertamina telah dua kali mengalami perubahan logo. Pada awalnya Logo

pertamina adalah bintang bersudut lima berwarna kuning emas diapit oleh dua

ekor kuda laut berwarna merah yang saling berhadapan, kedua ekornya

dihubungkan dengan pita kuning melengkung beruliskan Pertamina dalam warna

merah.

Dimana makna dari logo tersebut adalah Kuda laut merupakan lambang dari

fosil−fosil yang mengandung minyak dan memiliki daya hidup yang besar,

warnanya yang merah merupakan lukisan dari keuletan dan ketegasan dalam

menghadapi berbagai macam kesulitan.

Seiring dengan berjalannya waktu, pada tanggal 10 Desember 2005 tepatnya

pada HUT ke−48 Pertamina logo perusahaan ini berubah menjadi elemen logo

yang membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan representasi bentuk

panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang bergerak maju dan progresif,

sedangkan warna−warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil

2

Page 3: BAB-I

PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan

dinamis, dimana :

1.Biru mencerminkan : Handal, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab.

2.Hijau mencerminkan : Sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.

3.Merah mencerminkan : Keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam

menghadapi berbagai macam kesulitan.

Adapun bentuk Logo Pertamina dapat dilihat pada Gambar 1 :

(a) (b)

Gambar 1. Logo Pertamina (a) Logo lama, (b) Logo baru

1.1.2. Sejarah dan Perkembangan PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik field

PT. pertamina EP Asset 1 Field Lirik terdiri dari dua distrik produksi,

yaitu distrik satu dan distrik dua. Distrik satu terdiri dari lapangan sago, lirik

dan molek sedangkan distrik dua terdiri dari lapangan andan, ukui, south pulai

dan north pulai.

Lapangan ini pertama dikelola oleh SVPM (Standard Vaccum

Petroleum MIJ) yang berkantor di sungai Gerong, Palembang, Sumatra Selatan

dan berkantor pusat di 26th Broadway, New York City, NY, USA. Kegiatan

ekplorasi dimulai pada tahun 1925, pemboran ekplorasi pertama dilakukan pada

tahun 1936. Sumur pertama yang menghasilkan minyak adalah sumur LR-003.

Pada tanggal 31 maret 1941 dilakukan test awal pada sumur LS-10 dan

menghasilkan minyak 850 BOPD dengan kadar air 30%.

3

Page 4: BAB-I

Tahun 1959 SVPM berubah nama menjadi PT. Stanvack Indonesia.

Pada tanggal 28 November 1983 lapangan Lirik (Japura Block) dikembalikan

ke Pertamina, yang meliputi Struktur molek, Sago, Lirik, Belimbing, Andan,

Ukui, Pondok dan Pulai. Mulai tanggal 1 April 1994 Struktur Sago oleh

Pertamina telah diserahkan ke J.O.B. Pertamina-Lirik Petroleum (pada tahun

2006 diubah menjadi UBEP Lirik) dengan perjanjian kontrak Enhanced Oil

Recovery dengan masa kontrak yang berakhir pada bulan Maret tahun 2006.

Pada Oktober 2009 lapangan milik Pertamina EP field Lirik diserahkan

operasionalnya kepada UBEP Lirik sehingga Struktur yang dikelola meliputi

Struktur Sago, Lirik dan Molek Pada Distrik I serta Struktur Ukui, Andan,

South Pulai dan North Pulai pada Distrik II. Setelah itu UBEP Lirik berubah

namanya menjadi PT. PERTAMINA EP Asset 1 Lirik pada tahun 2013. Pada

tahun 2015,di Distrik I terdapat 15 sumur produksi yang menggunakan Sucker

Rod Pump (SRP), 56 sumur produksi yang menggunakan Electric Submersible

Pump (ESP), dan 1 sumur produksi yang menggunakan Otobail. Sedangkan

pada Distrik II terdapat 10 sumur produksi yang menggunakan Sucker Rod

Pump (SRP) dan 17 sumur produksi yang menggunakan Electric Submersible

Pump (ESP). Sehingga total sumur produksi yang dikelola oleh Unit Bisnis

Pertamina EP Lirik berjumlah 99 sumur produksi.

1.2 Visi dan Misi Perusahaan

1.2.1 VisiMenjadi perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi kelas

dunia.

1.2.2 Misi

Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan

penekanan pada aspek komersial dan operasi yang baik serta tumbuh dan

berkembang bersama lingkungan hidup.

4

Page 5: BAB-I

1.3 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

1.3.1 Letak Geografis

Lapangan yang dikelola oleh PT. Pertamina EP Lirik merupakan bagian

dari struktur anticlin yang disebut Lirik Trend dengan panjang dari barat laut

sampai tenggara 50 Km dan lebar 10 Km. Berlokasi di Provinsi Riau yang

berjarak ± 140 Km arah tenggara Pekanbaru dan 200 Km Barat Laut arah Jambi

yang secara geografis terletak pada 0017’ LS dan 102016’ BT. Wilayah kerja

perisahaan meliputi tiga kabupaten, yaitu Indragiri Hulu (InHu), Pelawan dan

Siak. Pada Kab. InHu beroperasi di kecamatan Lirik tepatnya di 7 Desa, yaitu

Desa Japura, Gudag Batu, Lirik Area, Seko Lubuk Tiga, Banjar Malam dan

Redang Seko. Pada Kab. Pelawan beroperasi di Desa Ukui, Pangkalan Lesung,

Dusun Tua, Merbau, Sorek, Dundangan, Teratang, Manuk, Palas, Kemang dan

Pangkalan Kerinci yang terletak di Kecamatan Ukui, Pangkalan Kuras dan Bunut.

Sedangkan pada Kab. Siak terdapat Terminal Buatan di Desa Buatan II

Kecamatan Koto Gasip.

Gambar 3.1 Peta Area Pertamina EP Field Lirik

Gambar 2. Peta area PT.Pertamina EP Asst 1 Lirik

5

Page 6: BAB-I

1.3.2 Keadaan Geologi

Daerah operasi PT. pertamina EP Asset 1 Field Lirik pada dasarnya

termasuk dalam Central Sumatra Basin (Cekungan Sumatra Tengah) yang

dibatasi oleh Asahan Arch (Tinggian Asahan) dan Tigapuluh Arch (Tinggian

Tigapuluh) seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Peta Central Sumatra Basin

1.3.1 Tatanan Geologi

Kerangka Geologi Cekungan Sumatra Tengah dimulai dengan fase rifting

yang memungkinkan untuk sedimentasi suatu lapisan formasi seperti terlihat di

gambar tatanan geologi berikut.

6

Page 7: BAB-I

Gambar 4. Tatanan Geologi Cekungan Sumatra Tengah

Proses sedimentasi batuan tersebut melalui proses transgresi pada Zaman

Tersier. Fasatransgresi dimulai dari Oligocene hingga Miocene yang

menghasilkan Formasi Kelesa, Lakat, Tualang dan Telisa, sedangkan fasa regresi

dimulai dari pertengahan Miocene sampai dengan Pleistosen yang menghasilkan

Formasi Nilo dan Kerinci. Lapangan Sago termasuk ke dalam Formasi Lakat dan

formasi Tualang.

1.3.2 Statigrafi Lithologi

Formasi batuan yang ditembus pada proses pengeboran lapangan yang

dikelola PT. pertamina EP Asset 1 Field Lirik dari formasi yang tertua ke muda

(lapisan bawah ke atas) sebagai berikut.

1. Formasi Lakat

Formasi Lakat dibagi menjadi dua, satuan atas dan satuan bawah.

Bagian bawah terletak tidak selaras di atas formasi Kelesa dan terkadang

menunjukkan overlaping kuat. Satuan ini terdiri dari batu pasir berbutir halus

hingga kasar, terdapat serpih abu-abu sebagai interbed. Ketebalan maksimum

didapatkan di pusat Graben dengan suplai sedimen dari Utara ke Selatan.

Bagian atas terdiri dari channel batu pasir dan dataran banjir menipis ke arah

barat.

2. Formasi Tualang

Formasi Tualang berumur Miosen Awal. Formasi ini terdiri dari serpih,

glauconit dan lanau yang diendapkan dari dataran pantai hingga lingkungan

marine. Sedimentasi menipis ke arah Barat dan Tenggara.

3. Formasi Telisa

7

Page 8: BAB-I

Seperti halnya di daerah lain di Cekungan Sumatra Tengah, formasi Telisa

terdiri dari serpih. Di daerah penelitian hampir seluruhnya dicirikan oleh serpih

Globigerina dengan bagian top ditandai dengan kemunculan batu gamping. Top

formasi ini terdapat pada kedalaman 220 m di bawah permukaan laut.

4. Formasi Binio

Formasi Binio terletak di bawah formasi Korontji, di daerah

penelitian formasi Binio dicirikan oleh lempung serpihan. Top formasi

Biniodiperkirakan sekitar 100 m di bawah permukaan laut.

1.4 Sejarah Produksi

Area operasi PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik berada di bagian selatan dan

tengah dari Cekungan Sumatra Tengah, kira-kira 140 Km arah tenggara

Pekanbaru dan 200 Km Barat Laut arah Jambi. Area ini merupakan bagian dari

struktur anticlin yang disebut Lirik Trend dengan panjang dari barat laut sampai

tenggara 50 Km dan lebar 10 Km.

Wilayah operasi PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik meliputi struktur Sago.

Lapisan penghasil minyak dari struktur ini adalah lapisan batu pasir dari Formasi

Tualang dan Formasi Lakat. Kedua Formasi tersebut berumur Miosen Tengah

dengan lingkungan pengendapan deltaic. Formasi Lakat lebih bersih lapisan

batupasirnya bila dibandingkan dengan Formasi Tualang. Mekanisme

pendorongan minyak di reservoir pada umumnya adalah water drive. Untuk

memproduksikan minyak digunakan Sucker Rod Pump dan Electric Submersible

Pump.

Area PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik mempunyai wilayah kerja sebagai

berikut; Struktur Sago, Struktur Molek, Struktur Lirik, Struktur Andan, Struktur

South Pulai, Struktur North Pulai, dan struktur Ukui. Lapisan penghasil minyak

dari struktur-struktur ini adalah lapisan batupasir dari Formasi Telisa, Formasi

Tualang, Formasi Lakat dan Formasi Kelesa yang terbentuk pada waktu miosen

tengah dan akhir miosen.

8

Page 9: BAB-I

Usaha mempertahankan tekanan reservoir dalam rangka EOR, telah

dilaksanakan dengan injeksi air pada Struktur Sago, Struktur Ukui, dan Struktur

North Pulai.

9