BAB I
-
Upload
nurul-komariah -
Category
Documents
-
view
218 -
download
4
description
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 POKOK BAHASAN
1.3 TUJUAN
A. Tujuan umum
B. Tujuan khusus
BAB II
KONSEP TEORI
A. DEFINISI
Purpura trombositopenia idiopatik (idiopathic thrombocytopenic purpura, ITP) merupakan defisiensi trombosit yang terjadi ketika sistem imun menghancurkan trombosit tubuh sendiri. ITP dapat bersifat akut seperti pada trombositopenia pascainfeksi virus atau kronis seperti pada trombositopenia esensial atau trombositopenia autoimun.
B. ETIOLOGI
Penyebab ITP meliputi:
Infeksi virus Imunisasi dengan vaksin virus hidupGangguan imunologi Reaksi obat
C. POTOFISIOLOGI
D. WOC
E. MANIFESTASI KLINIS
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. PENCEGAHAN
H. PRNGOBATAN
Purpura trombositopenik idipatis mempunyai prognosis yang sangat baik
walaupun tidak diberikan suatu pengobatan spesifik. 75% penderita sembuh dalam 3
bulan paling banyak dalam 8 minggu. Perdarahan hebat spontan dan pendarahan
intracranial biasanya terbatas pada fase awal penyakit, setelah besar fase akut
manifestasi spontan cenderung menghilang. 9-12 bulan setelah awitan, kira-kira 90%
anak yang terkena mencapai hitung trombosit normal dan relaps jarang.
Darah segar atau konsentrat trombosit tidak bermanfaat atau bermanfaat
sementara karena trombosit yang ditranfusikan hanya memiliki daya tahan singkat,
tetapi harus diberikan jika terjadi pendarahan yang mengancam jiwa. Pengobatan
kortikostiroid bermanfaat besar walaupun tidak mengurangi kasu kronis, tidak
menurunkan berat dan memperpendek fase awal.
Jika penyakit ringan dan perdarahan retina atau mukosa tidak ada pengobatan
spesifik tidak merupakan indikasi. Anak yang terkena harus dilindungi dari trauma
karena jatuh. Infeksi bakteri harus diobati dengan antibiotika yang sesuai. Vitamin k
dan c tidak mempunyai efek pengobatan walaupun infuse plasma dan akhir ini
gamaglobulin intravena telah dilaporkan,kadang-kadang diikuti oleh peningkatan
hitung trombosit.pada kasus yang lebih berat pengobatan dengan kortikostiroid seperti
prednisone dalam dosis 1-2 mg/kg atau Ekivalennya merupakan indikasi. Kebutuhan
pengobatan kortikostiroid pada kasus ringan masih diperdebatkan walaupun,dengan
pengobatan ini hitung trombosit lebih cepat kembali pada kadar hemostatik normal,
jika manifestasi perdarahan hebat atau diduga adanya perdarahan intracranial karena
adanya sakit kepala maningismus atau tanda neorologis lainnya, harus digunakan
dosis awal prednisone yang lebih besar (5-10 mg/kg). pengobatan diteruskan hingga
hitung trombosit normal atau selama 3 minggu mana yang lebih dulu. Pada saat ini
pengobatan steroid harus dihentikan walaupun hitung trombosit rendah. Pengobatan
kortikosteroid jangka panjang tidak dianjurkan karena akan menekan sumsum tulang ,
selain menimbulkan perubahan Chusing dan kegagalan pertumbuhan. Jika
trombositopenia bertahan selama 4-6 bulan pengobatan kortikosteroid ke 2 dapat
diberikan. Spelektomi hanya dicadangkan untuk kasus kronis yang ditandai dengan
trombositopenia menetap selama 1 tahun atau lebih dan utuk keadaan berat yang tidak
bereaksi terhadap kortikosteroid, perbaikan sedang dalam banyak hal dapat
diharapkan. Hanya kira-kira 2% kasus purpura trombositopenik idiopatis pada anak-
anak yang menjadi kronis dan refrakter. Pada kasus kronis dapat di coba pengobatan
dengan obat imunosupresif (azatioprin, vinkristin).
I. PERAN PERAWAT
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN