BAB I

4
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Restorasi gigi memiliki tujuan untuk membuang jaringan karies dan mencegah karies kembali, tetapi juga untuk memperbaiki fungsi gigi tersebut. Untuk merestorasi struktur gigi yang hilang dapat digunakan bermacam-macam bahan restorasi. Bahan restorasi gigi mampu merekonsrtuksi jaringan keras gigi. Dan agar suatu tumpatan dapat bertahan lama, diharapkan bahan restorasi dapat beradaptasi dengan jaringan gigi secara optimal (Craig, 20012). Bahan restorasi gigi berkembang sangat pesat karena penggunaannya jangka panjang pada pasien dan keinginan pasien agar bahan restorasi menyerupai warna gigi. Berkaitan dengan restorasi gigi, perkembangan penelitian telah menghasilkan resin komposit yang dapat dipakai untuk restorasi gigi anterior maupun posterior serta memiliki nilai estetik yang tinggi, sehingga penggunaan bahan ini sangat meningkat dan menjadi semakin populer. Para peneliti telah membuktikan bahwa resin komposit mepunyai sifat fisik dan mekanik yang lebih baik jika dibandingkan dengan tumpatan sewarna gigi lain, yang ditemukan sebelumnya misalnya silikat ataupun resin akrilik Craig (2006). Kelebihan lain dari resin komposit yaitu pada tahap preparasi tidak membuang jaringan gigi terlalu banyak, oleh karena

Transcript of BAB I

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Restorasi gigi memiliki tujuan untuk membuang jaringan karies dan mencegah karies kembali, tetapi juga untuk memperbaiki fungsi gigi tersebut. Untuk merestorasi struktur gigi yang hilang dapat digunakan bermacam-macam bahan restorasi. Bahan restorasi gigi mampu merekonsrtuksi jaringan keras gigi. Dan agar suatu tumpatan dapat bertahan lama, diharapkan bahan restorasi dapat beradaptasi dengan jaringan gigi secara optimal (Craig, 20012).Bahan restorasi gigi berkembang sangat pesat karena penggunaannya jangka panjang pada pasien dan keinginan pasien agar bahan restorasi menyerupai warna gigi. Berkaitan dengan restorasi gigi, perkembangan penelitian telah menghasilkan resin komposit yang dapat dipakai untuk restorasi gigi anterior maupun posterior serta memiliki nilai estetik yang tinggi, sehingga penggunaan bahan ini sangat meningkat dan menjadi semakin populer. Para peneliti telah membuktikan bahwa resin komposit mepunyai sifat fisik dan mekanik yang lebih baik jika dibandingkan dengan tumpatan sewarna gigi lain, yang ditemukan sebelumnya misalnya silikat ataupun resin akrilik Craig (2006). Kelebihan lain dari resin komposit yaitu pada tahap preparasi tidak membuang jaringan gigi terlalu banyak, oleh karena perlekatannya secara adhesif dan mempunyai niali estetik yang baik (Baum dkk, 2002).Resin komposit dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya dan komposisi bahan pengisinya yang digunakan agar terbentuk kualitas adaptasi yang lebih baik, seperti resin komposit nanofiller dan nanohybrid. Kedua komposit tersebut memilki ukuran partikel yang lebih kecil dibanding komposit lainnya (Powers 2008). Komposit nanofiller memiliki ukuran partikel bahan pengisi 0,002-0,075 m dan volume dari inorganic filler sebesar 78,5%. Penggunaan resin komposit nanofiller yaitu pada tumpatan kelas I, II, III, IV dan kelas V (Sutrisno, 2008). Sedangkan resin komposit nanohybrid merupakan kombinasi dari nanofill partikel dengan sebagian dari mikrofill partikel. Nano hybrid resin komposit merupakan salah satu jenis hibrid resin komposit yang mengandung partikel bahan pengisi yang berukuran nano (0.005-0.01 mikron) pada matriks resinnya dan volume inorganik filler adalah 67,8%. Dengan ukuran partikel yang lebih kecil, nano hybrid resin komposit mempunyai hasil akhir yang lebih baik yang dinilai dari tekstur permukaan komposit dan kemungkinan biodegradasi material karena pemakaian dapat dikurangi. Ukuran partikel yang lebih kecil memastikan curing shrinkage yang lebih sedikit, menimbulkan defleksi dinding cusp yang lebih kecil dan mengurangi adanya mikrofisur pada tepi enamel yang dapat menyebabkan marginal leakage, perubahan warna dari tambalan, penetrasi bakteri dan mungkin post-operative sensitifitas. ( Panto, 2011). Penggunaan resin komposit nanohybrid yaitu pada restorasi direk anterior maupun posterior termasuk oklusal, core build-ups, splinting, indirek restorasi (inlay, onlay dan veneer).Beberapa masalah sering dijumpai pada resin komposit dalam penggunaannya, yaitu terjadinya kebocoran tepi pada tumpatan (irawan, 2005). Terjadinya kebocoran tepi terutama disebabkan oleh bagian tepi tumpatan yang tidak dapat menutup dengan sempurna. Kebocoran tepi pada tumpatan resin komposit terutama disebabkan terjadinya penyusutan pada saat polimerisasi (Purwitasari dan Gunawan, 2001). Perbedaan muai panas antara resin komposit dan enamel serta dentin dapat menyebabkan perbedaan muai panjang antaran resin dengan gigi pada waktu terjadi perubahan suhu (Hakiki, 2008). Akhirnya terjadi pula celah antara resin dengan gigi (Annusavuce, 2004). Dapat diasumsikan apabila pada resin komposit tersebut mendapat perlakuan suhu, maka hal ini akan dapat mempengaruhi adaptasi yang telah dibentuk (Hakiki, 2008). Moore. Watts, Hood dan Burrit (2000). Menyatakan bahwa perubahan suhu yang terjadi dalam rongga muut selama 24 jam berkisar antara 5o-58oC dan suhu yang relatif konstan yang paling lama adalah 35oC yang diperoleh pada waktu tidur. Beberapa ahli menyelidiki kebocoran tepi bahan tumpatan yang disebabkan karena pengaruh suhu pada umumnya menggubakan teknik thermocycling untuk menirukan perubahan suhu dalam rongga mulut dalam memeperlakukan spesimen. Menurut penilitian Khensima dkk (2004) menunjukkan penggunaan teknik thermoycling menyebabkan peningkatan kebocoran tepi tumpatan resin komposit. Penelitian Adioro dalam Hakiki (2008) menyatakan bahwa peningkatan suhu secara perlahan-lahan tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap penurunan tinkat kebocoran tepi.Kebocoran tepi resin komposit sangatlah penting untuk diperhatikan karena kebocoran tepi menyebabkan masuknya asam, enzim, ion dan produk bekteri melalui celah restorasi sehingga terjadi diskolorasi marginal, sensitivitas pasca perawatan, keries sekunder dan kerusakan pulpa. Perubahan suhu dapat meningkatkan tingkat kebocoran tepi.