BAB I

31
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tugas pokok Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) adalah menegakkan kedaulatan Negara, mempertahanan keutuhan wilayah Negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar tahun 1945 (UUD ‘45), serta melindungi segenap bangsa Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara (TNIad.mil.id). Guna melaksanakan tugasnya, anggota TNI dituntut untuk mempunyai kondisi tubuh yang prima baik jasmani maupun rohani sesuai dengan peraturan kasad nomor 254 dan nomer 257 tahun 2007, bahwa setiap prajurit TNI khususnnya TNI AD diharuskan memiliki kondisi jasmani yang prima, terutama bagi prajurit yang disiapkan untuk melaksanakan tugas-tugas operasi militer Kondisi jasmani yang prima, terdiri dari beberapa faktor, baik fakrtor eksternal yaitu Gaya hidup. Serta faktor internal yaitu sebelas sistem tubuh utama yang berfungsi untuk menjaga kestabilan lingkungan dalam tubuh. Salah satu sistem tubuh yang berperan bagi kondisi jasmani adalah sistem pernafasan. Pernapasan adalah pergerakan masuknya oksigen dan keluarnya karbondioksida dariparu-aru (Sylvia, 1995), sistem pernafasan ini terdiri dari empat peristiwa fungsional utama yaitu: (1) Ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya gas O2 dan CO2 (2) Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah (3) Transfer O2 dan CO2 dalam darah dan cairan tubuh (4) Pengaturan pernafasan oleh pusat pernafasan (Guyton, 1996) Kestabilan fungsi dari sistem pernafasan ini dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu perilaku merokok. Perilaku merokok adalah perilaku yang membahayakan kesehatan baik bagi perokok sendiri maupun orang lain yang secara kebetulan menghisap asap rokok tersebut, tetapi sangat disayangkan dari kenyataannya dari hari ke hari semakin banyak orang yang merokok (komala sari dan helmi, 2000). Hal ini dapat disebabkan karena terdapat dua faktor yang mendorong perilaku merokok, yaitu, faktor sosial yang dibentuk oleh lingkungan sekitar baik keluarga, tetangga atau rekan sepergaulan dan faktor psikologis,

description

bab1

Transcript of BAB I

BAB I

BAB IPendahuluan

1.1 Latar BelakangTugas pokok Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) adalah menegakkan kedaulatan Negara, mempertahanan keutuhan wilayah Negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar tahun 1945 (UUD 45), serta melindungi segenap bangsa Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara (TNIad.mil.id).Guna melaksanakan tugasnya, anggota TNI dituntut untuk mempunyai kondisi tubuh yang prima baik jasmani maupun rohani sesuai dengan peraturan kasad nomor 254 dan nomer 257 tahun 2007, bahwa setiap prajurit TNI khususnnya TNI AD diharuskan memiliki kondisi jasmani yang prima, terutama bagi prajurit yang disiapkan untuk melaksanakan tugas-tugas operasi militerKondisi jasmani yang prima, terdiri dari beberapa faktor, baik fakrtor eksternal yaitu Gaya hidup. Serta faktor internal yaitu sebelas sistem tubuh utama yang berfungsi untuk menjaga kestabilan lingkungan dalam tubuh. Salah satu sistem tubuh yang berperan bagi kondisi jasmani adalah sistem pernafasan. Pernapasan adalah pergerakan masuknya oksigen dan keluarnya karbondioksida dariparu-aru (Sylvia, 1995), sistem pernafasan ini terdiri dari empat peristiwa fungsional utama yaitu: (1) Ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya gas O2 dan CO2 (2) Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah (3) Transfer O2 dan CO2 dalam darah dan cairan tubuh (4) Pengaturan pernafasan oleh pusat pernafasan (Guyton, 1996)Kestabilan fungsi dari sistem pernafasan ini dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu perilaku merokok. Perilaku merokok adalah perilaku yang membahayakan kesehatan baik bagi perokok sendiri maupun orang lain yang secara kebetulan menghisap asap rokok tersebut, tetapi sangat disayangkan dari kenyataannya dari hari ke hari semakin banyak orang yang merokok (komala sari dan helmi, 2000). Hal ini dapat disebabkan karena terdapat dua faktor yang mendorong perilaku merokok, yaitu, faktor sosial yang dibentuk oleh lingkungan sekitar baik keluarga, tetangga atau rekan sepergaulan dan faktor psikologis, yaitu relaksasi atau ketenangan serta mengurangi kecemasan atau ketegangan (Sarafino, 1994) yang biasa dialami oleh prajurit dalam menjalani tugasnya dilingkungan tempatnya beraktivitas.Pada perokok didapatkan penurunan hantaran udara pada saluran pernapasan, karena saat merokok berbagai bahan kimia(tar, nikotin, CO2) terserap masuk, bila terjadi dalam jangka waktu lama akan terjadi pengambatan kerja paru sehingga terjadi penurunan kemampuan darah untuk mengikat O2 dari paru. Hal ini terjadi karena sel darah merah memiliki afinitas yang lebih kuat terhadap CO dibandikan oksigen. Selain itu zat-zat yang terkandung didalam rokok dapat menimbulkan inflamasi atau peradangan, fibrosis, metaplasia sel goblet, hipertofi otot polos dan obstruksi jalan nafas yang akhirnya mengakibatkan tergangunya faal paru (GOLD, 2001)Terdapat beberapa indikator untuk menilai faal paru, diantaranya dengan mengukur arus puncak respirasi (APE), yaitu mengukur seberapa besar kekuatan seseorang mengeluarkan udara dengan ekspirasi maksimal dan VO2 max yaitu jumlah O2 yang dapat dimanfaatkan seorang individu selama beraktivitas fisik maksimal.Beberapa penelitian telah membuktikan , terdapat pengaruh antara perilaku merokok dan APE. Hal ini sejalan dengan peenlitian dari Slamet Satosa, Joko Purwito, Jahja Teguh Widjaja, Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha dengan judul Perbandingan nilai arus puncak ekspirasi antara perokok dan bukan perokok , dengan hasil , yaitu rokok mempengaruhi faal paru yang ditunjujkan dengan lebih kecilnya nilai APE perokok dibanding bukan perokok. Selain itu juga terdapat pengaruh perilaku merokok dan VO2 max, hal ini sejalan dengan hasil penelitian, Indra Prayoga dengan judul survey tingkat konsumsi rokok terhadap kebugaran jasmani pada siswa kelas IX SMAN 1 Simpang dimana 44% siswa memiliki tingkat kebugaran jasmani (VO2 maks) verry poor atau sangat buruk disebabkan oleh jenis rokok dan kandungan tar serta nikotin yang cukup tinggi. Prajurit adalah sebuah nama pangkat dijajaran TNI yang digolongkan dalam kesatuan tamtama. Tamtama ini berisi tiga tingkatan pangkat yaitu prajurit dua (PRADA), prajurit satu (PRATU) dan prajurit kepala (PAKA). Prajurit adalah insan prajurit yang: (1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, (3) bermoral dan tunduk pada hukum serta peraturan perundang-undangan, (4) berdisiplin serta taat kepada atasan dan (5) bertanggung jawab dan melaksanakan kewajibannya sebagai tentara (uu no. 34/2004).Agar dapat menjadi prajurit yang tangkas dalam melaksanakan tugasnya dengan baik, maka prajurit sebaiknya dapat melakukan pola hidup sehat dengan tidak mengkonsumsi rokok sehingga sistem pernapasan berfungsi optimal.Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik mengetahui Perbedaan nilai APE dan VO2 max antara prajurit perokok dan bukan perokok di RINDAM JAYA tahun 2013.1.2 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut dirumuskan permasalahan sebagai berikut:a. Apakah ada perbedaaan antara APE pada prajurit perokok dan bukan perokok?b. Apakah ada perbedaaan antara VO2 max pada prajurit perokok dan bukan perokok?

1.3 Tujuan PenelitianAdapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai APE dan VO2 max antara prajurit perokok dan bukan perokok di RINDAM JAYA tahun 2013. Sementara itu tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaaan antara APE pada prajurit perokok dan bukan perokok dan untuk mengetahui perbedaaan antara VO2 max pada prajurit perokok dan bukan perokok.

1.4 Manfaat penelitian 1. Bagi responden penelitiManfaat penelitian bagi responden penelitian agar responden mengetahui efek buruk dari merokok terhadap kondisi jasmaninya sehingga dapat menurunkan atau menghentikan perilaku merokok yang selama ini dijalani.

2. Bagi Instansi RINDAM JAYADiharapkan Instansi RINDAM JAYA dapat melakukan evaluasi serta pembenahan bagi kesehatan fisik baik jasmani maupun rohani prajurit di lingkungan RINDAM JAYA terhadap prilaku merokok pada prajurit.

3. Bagi FKUPN Jakarta Diharapkan penelitian ini dapat dibaca sebagai tambahan wawasan dan menjadi bahan pengembangan bagi peneliti lain, untuk meneliti hal lain yang belum terungkap dalam penelitian ini yang berkaitan dengan system pernapasan

4. Bagi Peneliti Diharapkan penelitian ini dapat menambah kemaknaan serta pengalaman dalam melakukan penelitian.

BAB II

Tinjauan PustakaII.1. Landasan teoriII.1.1 Tentara Nasional Indonesiaa. Jati diri Tentara Nasional IndonesiaTentara Nasional,yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi kepentingan negara diata kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan agama. (UU Nomor 34/2004 tentang TNI, jati diri TNI diatur dalam Bab II, Pasal 2)b. Peran Tentara Nasional IndonesiaTNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.

c. Fungsi Tentara Nasional Indonesia(1) TNI sebagai alat pertahanan negara, berfungsi sebagai;a) Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa;b) Penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a; danc) Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan.

(2) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), TNI merupakan komponen utama sistem pertahanan negara.

d. Tugas Tentara Nasional Indonesia

(1) Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:

a. operasi militer untuk perang; b. operasi militer selain perang, yaitu untuk:1) Mengatasi gerakan separatis bersenjata;2) Mengatasi pemberontakan bersenjata;3) Mengatasi aksi terorisme;4) Mengamankan wilayah perbatasan;5) Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis;6) Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri;7) Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya;8) Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta;9) Membantu tugas pemerintahan di daerah;10) Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang;11) Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia;12) Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan;13) Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue); serta14) Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara. (UU 34/2004 tentang TNI, Bab IV; Pasal 5, 6, 7, 8)e. Angkatan Darat bertugas1. Melaksanakan tugas TNI matra darat di bidang pertahanan2. Melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain3. Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra darat; dan4. Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat

II.1.2 Prajurit TNI AD

III.1.3 Sistem PernapasanSistem pernapasan dibentuk oleh beberapa struktur. Seluruh struktur tersebut terlibat dalam proses respirasi eksternal yaitu proses pertukaran oksigen (O2) antara atmosfer dan darah serta pertukaran karbondioksid (CO2) antara drah dan atmosfer.Respirasi eksternal adalah proses pertukaran gas antara darah dan atmosfer sedangkan respirasi internal adalah proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan. Respirasi internal (pernapasan selular) berlangsung diseluruh sistem tubuh.

1. Anatomi sistem pernapasanStruktur yang membentuk sistem pernapasan dapat dibedakan menjadi struktur utama dan struktur pelengkap.

Struktur utama sistem pernapasana. Saluran udara pernapasan bagian atas atau jalan napasTediri dari hidung, faring, laring. Sepertiga anterior ringga hidung dibaggi menjadi dua oleh septum nasi. Ostium nasalis interna merupakan bagian yang paling sempit di rongga hidung. Udara yang dihirup melalui ostium ini mendapat tahanan 50 % lebih tinggi dibandingkan jika dihirup melalui mulut . Palatum molle membagi faring menjadi dua bagian, yaitu regio nasofaring dan regio orofaring. Pada nasofaring, terdapat jaringan limfoid yang membentuk lingkaran, adenoid termasuk di dalamnya. Tonsil yang terletak antara tenggorok anterior dan posterior membatasi rongga mulut dengan orofaring. Laring terdiri atas kartilago, pita suara, otot dan ligamentum, semuanya menjaga agar jalan napas terbuka selama bernapas dan menutup ketika sedang menelan.

b. Saluran udara pernapasan bagian bawah atau saluran napasBatas saluran udara pernapasan bagian atas dan saluran udara pernapsan bagian bawah adalah pinggir bawah kartilago krikoidea. Saluran udara pernapasan bagian bawah dimulai dari ujung trakea (pinggir bawah kartilago krikoidea) sampai bronkiolus terminalis. Trakea, yang panjangnya antara 10-12 cm, dibentuk oleh sekitar 20 lapis kartilago yang berbentuk huruf C dan berakhir ketika bercabang dua di karina.Bagian yang tidak berkartilago disebut trakea membranosa dan berada di sebelah posterior. Pada ketinggian bvertebra torakalis ke-4 atau setinggi sambungananatara manubrium dengan iga kedua kanan, trakea bercabang da di karina menjadi bronkus utama kana dan bronkus utama kiri. Di atas tempat masuknya bronkus utama, kedua ujung kartilago bertemu membentuk cincin yang sempurna, tidak lagi berbentuk C, melaikan berbentuk huruf O. Bronkus utama kanan lebih pendek dibandingkan bronkus utama kiri. Sudut yang dibentuk bronkus utama kanan terhadap trakea lebih tajam dibandingkan dengan sudut yang dibentuk oleh bronkus utama kiri terhadap trakea.

c. Saluran napas bronkiSaluran napas bronki yang digolongkan sebagai conducting airways, adalah bagian dari saluran napas yang tidak memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Bagian ini sering pula disebut sebagai central airways. Sifat anatomik saluran napas bronki adalah: Dibentuk atau ditopang oleh cincin kartilago Dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia Mengandung otot polos Mendapat vaskularisasi dari arteria bronkialis Diameternya lebih dari 2mm Tidak ada alveoli pada dindingnya

d. Saluran napas intrapulmonalSaluran napas yang berkartilago disebut bronkus sedangkan yang tidak berkartilago disebut bronkiolus. Pada keadaan paru kolaps, bronkus besar masih tetap paten, sedangkan bronkus kecil, bronkuolus, dan alveolus, ikut kolaps. Bronkiolus paling ujung atau distal disebut bronkiollus terminalis. Tiga sampai lima bronkiolus terminalis membentuk lobulus. Bagian paru yang terletak di sebelah distal bronkiolus terminalis disebut asinus. Asinus dianggap sebagai satuan unit respirasi paru. Pada asinus, biasa ada 3-8 generasi bronkiolus respiratorius, suatu struktur bronkiolus yang pada dindingnya didapati stoma alveolus. Rongga antara asinus yang satu dan asinus yang lain atau antara lobulus yang satu dan lobulus yang lain dihubungkan oleh pori-pori Kohn.

e. ParuAda dua buah paru, yaitu paru kanan dan paru kiri. Paru kanan mempunyai tigas lobus sedangkan paru kiri mempunyai dua lobus. Lobus paru terbagi menjadi beberapa segmen paru. Paru kanan mempunyai sepuluh segmen paru sedangkan paru kiri mempunyai delapan segmen paru. 1. Paru kananBatas anterior paru kanan menuju ke bawah dimulai di belakangk sendi sternoklavikular dan mencapai linea mediana pada ketinggian angulus streni. Batas paru ini terus ke bawah melalui belakang sternum pada ketinggian sendi sternokondralis keenamm, di sini batas bawah melengkung ke lateral dan sedikit ke inferior, memotong iga keenam di linea medioklavikularis dan memotong iga kedelapan pada linea medioaksilaris. Batas kiri ini kemudian menuju ke posterior dan medial pada ketinggian prosesus spinosus vertebra torasik kesepuluh. Pada keadaan insiprasi, batas inferior kira-kira turun dua iga. Bagian inferior fisura oblikus paru kanan berakhir di batas bawah paru pada linea medioklavikularis. Lokasi fisura horisontal pada ketinggian kartilago iga keempat.2. Paru kiriBatas anterior paru kiri hampir sama dengan batas anterior paru kana, tetapi pada ketinggian kartilago iga keempat paru kiri berdeviasi ke lateral karena terdapat jantung. Batas bawah paru kiri lebih inferior dibandingkan paru kanan karena paru kanan terbatas oleh hepar. Fisura oblikua paru kiri serupa letaknya dengan paru kanan. Tidak seperti pleura, paru jarang meluas ke inferior. Pleura parietalis kostalis sering bertemu berdempetan dengan pleura parietalis diafragmatika membentuk sulkus kostofrenikus.Puting susu (niple) pada laki-laki biasanya berada pada sela iga keempat kira-kira pada linea medio klavikularis.

3. AlveolusPada paru terdapat lebih kurang 300 juta gelembung alveoli dengan diameter setiap gelembung lebihkurang 0,3 mm.Alveolus (airspace) dibentuk dan dibatasi oleh dinding alveolus yang dibentuk oleh dua macam sel. Yaitu:a. Sel alveolar tipe I atau pneumosit tipe I b. Sel alveolar tipe II atau pneumosit tipe II atau granular pneumocyteKedua macam sel ini saling berhubungan secara erat. Sel pneumosit skuamosa disebut tipe I, sedangkan pneumosit kuboid disebut tipe II, walau sebetulnya yang merupakan sel progenitor epitel alveoli adalah sel tipe II. Pertukaran gas menembus dinding pneumosit I. Tugas pneumosit II adalah menghasilkan surfaktan.

4. VaskularisasiParu mendapat darah dari dua sistem arteri, yaitu arteri pulmonalis dan arteri bronkialis. Arteri pulmonalis bercabang dua mengikuti bronkus utama kanan dan kiri untuk kemudian bercabang-cabang membentuk ramifikasi yang memasok darah ke interstitial paru. Darah yang dipasok oleh arteribronkialis sampai ke saluran pernapasan, septa interlobular, dan pleura. Sepertiga darah yang meninggalkan paru melalui vena azigos menuju vena cava sedangkan yang dua pertiga lagi melalui vena pulmonalis ke atrium kiri.

5. Sistem LimfeTerdapat 6 nodus limfa yang berperan dalam drainase cairan limfa paru, yaitu nodus limfa intrapulmonales, nodus limfa bronkopilmonales (hilar), nodus limfa trakeobronkiales, nodus limfa paratrakeales, nodus limfa skaleni dan nodus limfa di arkus aorta.Pembuluh limfe besar di sebelah kanan adalah trunkus limfatikus bronkomediastinalis, trunkus limfatikus jugularis, serta trunkus limfatikus subklavius, disebelah kiri terdapat duktus torasikus.

6. InervasiParu diinervasi oleh saraf parasimpatis nervus vagus dan saraf simpatis. Otot polos saluran napas diinervasi oleh nervus vagus aferen, nervus vagus eferen (kolinergik posganglionik). Pleura parietalis diinervasi oleh nervus interkostalis dan nervus frenikus, sedangkan pada pleura viseralis tidak terdapat inervasi.

Struktur pelengkap sistem pernapasan

1. Dinding dada atau dinding toraks Tulang Otot Kulit2. Tulang pembentuk rongga dada Tulang iga (12 buah) Vertebra torakalis (12 buah) Sternum (1 buah) Klavikula (2 buah) Skapula (2 buah)3. Otot pembatas rongga dadaTerdiri dari:Otot ekstremitas superior Muskulus pektoralis mayor Muskulus pektoralis minor Muskulus serratus anterior Muskulus subklavius

4. Otot anterolateral abdominal Muskulus abdominalblikus ekternus Muskulus rektus abdominis

5. Otot toraks intrinsik Muskulus interkostalis eksterna Muskulus interkostalis interna Muskulus sternalis Muskulus torakis transversus

Otot pernapasanSelain sebagai pembentuk dinding dada, otot skelet juga berfungsi sebagai otot pernapasan.Menurut kegunaanya, otot-otot pernapasan dibedakan menjadi otot untuk inspirasi, mencakup otot inspirasi utama dan tambahan serta untuk ekspirasi tambahan.

Otot inspirasi utama (principal), yakni Muskululus interkostalis eksterna Muskulus interkartilaginus parasternal Otot diafragmaOtot inspirasi tambahan (accsessory respiratory) atau otot bantu napas, yakniMuskulus sternokeidomasteideus Muskulus skalenus anterior Muskulus skalenus medius Muskulus skalenus posterior

Saat napas biasa (quiet breathing), untuk ekspiras tidak diperlukan kegiatan otot, cukup dengan daya elastis paru saja udara didalam paru akan keluar saat ekspirasi. Namun, ketika ada serangan asma sering diperluka kontribusi kerja otot-otot berikut. Muskulus interkostalis interna Muskulus interkartilaginus parasternal Muskulus rektus abdominis Muskulus oblikus abdominis eksterusOtot-otot untuk ekspirasi juga berperan untuk mengatur pernapasan saat berbicara, menyanyi, bersin, batuk, bersin, dan untuk mengedan saat buang air besar serta saat bersalin.

DiafragmaDiafragma adalah suatu septum berupa jaringan muskulotendius yang memisahkan rongga toraks dengan abdomen. Dengan demikian diafragma menjadi dasar dari rongga toraks.Ada tiga apertura pada diafragma, yaitu; Hiatus aortikus yang dilalui oleh aorta desenden, vena azigos dan duktus torakikus Hiatus esofagus yang dilalui oleh esofagus Apertura yang satu lagi dilalui oleh vena kava superior

PleuraPleura dibentuk oleh jaringan yang berasak dari mesodermal. Pembunngkus ini dapat dibedakan menjadi; Pleura viseralis yang melapisi paru dan Pleura parietalis yang melapisi dinding dalam hemitoraksDiantara kedua pleura tadi, terbentuk ruang yang disebut rongga pleura yang sebenarnya tidak berupa rongga tetapi merupakan ruang potensial. Pada keadaan normal, rongga pleura berisi cairan pleura dalam jumlah yang sangat sedikit(0,1-0,2 ml/kgbb) jadi hanya berupa lapisan cairan pleura (film) setebal 10-20 mikrometer yang menyelimuti kedua belah pleura. Meskipun sangat tipis, cairan ini telah dapat memisahka lapisan pleura viseralis dengan parietais agar tidak saling bersinggungan atau berlengketan.

2. Fisiologi PernapasanRespirasi adalah suatu proses pertukaran gas antara organisme dengan lingkungan, yaitu pengambilan oksigen dan eliminasi karbondioksida. Respirasi eksternal adalah proses pertukaran gas (O2 dan CO2) antara darah dan atmosfer sedangkan respirasi internal adalah proses pertukaran gas (O2 dan CO2) antara darah sirkulasi dan sel jaringan.Pertukaran gas memerlukan empat proses yang mempunyai ketergantungan satu sama lain: Proses yang berkaitan dengan volume udara napas dan distribusi ventilasi Proses yang berkaitan dengan volume darah di paru dan distribusi aliran darah Proses yang berkaitan dengan difusi O2 dan CO2 Proses yang berkaitan dengan regulasi pernapasan

Ada empat volume paru yang bila dijumlahkan sama dengan volume maksimal paru yang mengembang (Guyton). Empat volume tersebut adalah sebagai berikut (Sherwood):1) Volume tidal (VT) adalah volume yang masuk dan keluar paru selama ventilasi normal biasa. VT pada dewasa muda sehat berkisar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk perempuan.2) Volume cadangan inspirasi (VCI) adalah volume udara ekstra yang masuk ke paru dengan inspirasi maksimum diatas inspirasi tidal. VCI berkisar 3100 ml pada laki-laki dan 1200 ml pada perempuan3) Volume cadangan ekspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat dengan kuat dikeluarkan padaakhir respirasi tidal normal.VCE biasanya berkisar 1200 pada laki-laki dan 900 pada perempuan.4) Volume residual (VR) adalah volume udara sisa dalam paru setelah melakukan ekspirasi kuat. Voleme residual penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernapasan. Rata-rata volume ini sekitar 1200 ml pada laki-laki dan 1000 pada perempuan.Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam siklus paru, bisa dilakukan dengan menyatukan dua atau lebih volume diatas dan kombinasi seperti disebut kapasitas paru (guyton, 1997). Jenis kapasitas paruparu dapat diuraikan sebagai berikut (sherwood, 2001);

1) Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume residual (VR) dan volume cadangan ekspirasi (VCE). Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa dalam sistem respiratorik setelah ekspirasi normal. Nilai rata-rata adalah 2200 ml.2) Kapasitas Inspirasi (KI) adalah penambahan volume tidal (VT) dengan volume cadangan inspirasi (VCI). Nilai rata-ratanya adalah 3500 ml.3) Kapasitas vital (KV) adalah penambahan volume tidal, volume cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi. Merupakan jumlah udara maksimal yang dapat diukur dengan spirometer, kapasitas vital merupakan jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dengan kuat setelah inspirasi maksimum. Kapasitas vital dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti postur, ukuran rongga toraks, dan komplian paru dengan nilai rata-rata sekitar 4500 ml.4) Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total udara yanmg dapat ditampung dalam paru dan sama dengan kapasitas vital ditambah volume residual. Nilai rata-ratanya adalah 5700 ml.

III.1.4 Arus Puncak EkspirasiArus Puncak Ekspirasi, yaitu mengukur seberapa besar kekuatan seseorang mengeluarkan udara denngan ekspirasi maksimal. Ini adalah salah satu cara mengukur fungsi jalan udara yang umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya merokok (www.1.uphealth.com/health/peakekspiratoryflowratehtmdefinition). APE ini memiliki harga skala yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tinggi badan, umur dan jenis kelamin. Seseorang dikatakan masih dalam batas skala normal, jika nilai prediksi APE nya antara 80%-120%.

III.1.5 Vo2maxKonsumsi Oksigen Maksimal (VO2max)a. DefinisiVO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi kelelahan. Karena VO2max ini dapat membatasi kapasitas kardiovaskuler seseorang, maka VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik. VO2max merefleksikan keadaan paru, kardiovaskuler, dan hematologik dalam pengantaran oksigen, serta mekanisme oksidatif dari otot yang melakukan aktivitas. Selama menit-menit pertama latihan, konsumsi oksigen meningkat hingga akhirnya tercapai keadaan steady state di mana konsumsi oksigen sesuai dengan kebutuhan latihan. Konsumsi oksigen lalu turun secara bertahap bersamaan dengan penghentian latihan karena kebutuhan oksigen pun berkurang (Sukmaningtyas, Pudjonarko, Basjar, 2004). Secara teori, nilai VO2max dibatasi oleh cardiac output, kemampuan sistem respirasi untuk mengantarkan oksigen ke darah, atau kemampuan otot untuk menggunakan oksigen. Dengan begitu, VO2max pun menjadi batasan kemampuan aerobik, dan oleh sebab itu dianggap sebagai parameter terbaik untuk mengukur kemampuan aerobik (atau kardiorespirasi) seseorang. VO2max merupakan nilai tertinggi dimana seseorang dapat mengkonsumsi oksigen selama latihan, serta merupakan refleksi dari unsur kardiorespirasi dan hematologik dari pengantaran oksigen dan mekanisme oksidatif otot. Orang dengan tingkat kebugaran yang baik memiliki nilai VO2max lebih tinggi dan dapat melakukan aktivitas lebih kuat dibanding mereka yang tidak dalam kondisi baik (Vander, 2001).

b. SatuanVO2max dinyatakan sebagai volume total oksigen yang digunakan per menit (ml/menit). Semakin banyak massa otot seseorang, semakin banyak pula oksigen (ml/menit) yang digunakanselama latihan maksimal. Untuk menyesuaikan perbedaan ukuran tubuh dan massa otot, VO2max dapat dinyatakan sebagai jumlah maksimum oksigen dalam mililiter, yang dapat digunakan dalam satu menit per kilogram berat badan (ml/menit/kg). Satuan ini yang akan dipergunakan dalam pembahasan selanjutnya (Sherwood, 2001).

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai VO2maxBeberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai VO2max dapatdisebutkan sebagai berikut :1) Keturunan/genetikDari penelitian diketahui bahwa 93,4% VO2max ditentukan oleh faktor genetik. Hal ini dapat dirubah dengan melakukan latihan yang optimal (Yunus, 1997).2) UsiaPenelitian cross-sectional dan longitudinal nilai VO2max pada anak usia 8-16 tahun yang tidak dilatih menunjukkan kenaikan progresif dan linier dari puncak kemampuan aerobik, sehubungan dengan usia kronologis pada anak perempuan dan lakilaki. VO2max anak laki-laki menjadi lebih tinggi mulai usia 10 tahun, walau ada yang berpendapat latihan ketahanan tidak terpengaruh pada kemampuan aerobik sebelum usia 11 tahun. Puncak nilai VO2max dicapai kurang lebih pada usia 18-20 tahun pada kedua jenis kelamin Secara umum, kemampuan aerobik turun perlahan setelah usia 25 tahun. Penurunan rata-rata VO2max pertahun adalah 0,46 ml/menit/kg untuk pria (1,2%) dan 0,54 ml/menit/kg untuk wanita (1,7%). Penurunan ini terjadi karenabeberapa hal, termasuk reduksi denyut jantung maksimal dan isi sekuncup jantung maksimal. Kecuraman penurunan dapat dikurangi dengan melakukan olahraga aerobik secara teratur (Fox,2003).3) Jenis kelaminKemampuan aerobik wanita sekitar 20% lebih rendah dari pria pada usia yang sama. Hal ini dikarenakan perbedaan hormonal yang menyebabkan wanita memiliki konsentrasi hemoglobin lebih rendah dan lemak tubuh lebih besar. Wanita juga memiliki massa otot lebih kecil dari pada pria. Mulai usia 10 tahun, VO2max anak laki-laki menjadi lebih tinggi 12% dari anak perempuan. Pada usia 12 tahun, perbedaannya menjadi 20%, dan pada usia 16 tahun VO2max anak laki-laki 37% lebih tinggi dibanding anak perempuan (Armstrong, 2006).Sehubungan dengan jenis kelamin wanita, Lebrun et al dalam penelitiannya tahun 1995 pada 16 wanita yang mendapat latihan fisik sedang, melakukan pengukuran serum estradiol danprogesteron untuk memantau fase-fase menstruasi. Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa VO2max absolut meningkat selama fase folikuler dibanding dengan fase luteal.4) SuhuPada fase luteal menstruasi, kadar progesteron meningkat. Padahal progesteron memiliki efek termogenik, yaitu dapat meningkatkan suhu basal tubuh. Efek termogenik dari progesteron ini rupanya meningkatkan BMR 30, sehingga akan berpengaruh pada kerja kardiovaskuler dan akhirnya berpengaruh pula pada nilai VO2max. Sehingga, secara tidak langsung, perubahan suhuakan berpengaruh pada nilai VO2max (Uliyandari, 2009).5) Latihan Aktivitas FisikLatihan fisik dapat meningkatkan nilai VO2max. Namun begitu, VO2max ini tidak terpaku pada nilai tertentu, tetapi dapat berubah sesuai tingkat dan intensitas aktivitas fisik. Contohnya, bed-rest lama dapat menurunkan VO2max antara 15%-25% sementara latihan fisik intens yang teratur dapat menaikkan VO2max dengan nilai yang hampir serupa. Latihan fisik yang efektif bersifat endurance (ketahanan) dan meliputi durasi, frekuensi, dan intensitas tertentu. Sehingga dengan begitu dapat dikatakan bahwa kegiatan dan latar belakang latihan seseorang dapat mempengaruhi nilai VO2max nya (Vander, 2001). Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi otot, terutama otot pernapasan menyebabkan pernapasan lebih efisien pada saat istirahat. Ventilasi paru pada orang yang terlatih dan tidak terlatih relative sama besar, tetapi orang yang berlatih bernapas lebih lambat dan lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen yang diperlukan untuk kerja otot pada proses ventilasi berkurang, sehingga dengan jumlah oksigen sama, otot yang terlatih akan lebih efektif kerjanya (Yunus, 1997).

d. Faktor-Faktor yang Menentukan Nilai VO2max1) Fungsi paruPada saat melakukan aktivitas fisik yang intens, terjadi peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot yang sedang bekerja. Kebutuhan oksigen ini didapat dari ventilasi dan pertukaranoksigen dalam paru-paru. Ventilasi merupakan proses mekanik untuk memasukkan atau mengeluarkan udara dari dalam paru. Proses ini berlanjut dengan pertukaran oksigen dalam alveoli paru dengan cara difusi. Oksigen yang terdifusi masuk dalam kapiler paru untuk selanjutnya diedarkan melalui pembuluh darah keseluruh tubuh. Untuk dapat memasok kebutuhan oksigen yang adekuat, dibutuhkan paru-paru yang berfungsi dengan baik, termasuk juga kapiler dan pembuluh pulmonalnya (Uliyandari,2009).Pada seseorang yang terlatih dengan baik, konsumsi oksigen dan ventilasi paru total meningkat sekitar 20 kali pada saat ia melakukan latihan dengan intensitas maksimal. Dalam fungsi paru, dikenal juga istilah perbedaan oksigen arteri-vena (A-VO2diff). Selama aktivitas fisik yang intens, A-V O2 akan meningkat karena oksigen darah lebih banyak dilepas ke otot yang sedang bekerja, sehingga oksigen darah vena berkurang. Hal ini menyebabkan pengiriman oksigen ke jaringan naik hingga tiga kali lipat daripada kondisi biasa. Peningkatan A-VO2diff terjadi serentak dengan peningkatan cardiac output dan pertukaran udara sebagai respon terhadap olah raga berat (Uliyandari, 2009).

2) Fungsi kardiovaskulerRespon kardiovaskuler yang paling utama terhadap aktivitas fisik adalah peningkatan cardiac output. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan isi sekuncup jantung maupun heartrate yang dapat mencapai sekitar 95% dari tingkat maksimalnya. Karena pemakaian oksigen oleh tubuh tidak dapat lebih dari kecepatan sistem kardiovaskuler menghantarkan oksigen ke jaringan, maka dapat dikatakan bahwa sistem kardiovaskuler dapat membatasi nilai VO2max (Uliyandari, 2009).

3) Sel darah merah (Hemoglobin)Karena dalam darah oksigen berikatan dengan hemoglobin, maka kadar oksigen dalam darah juga ditentukan oleh kadar hemoglobin yang tersedia. Jika kadar hemoglobin berada di bawah normal, misalnya pada anemia, maka jumlah oksigen dalam darah juga lebih rendah. Sebaliknya, bila kadar hemoglobin lebih tinggi dari normal, seperti pada keadaan polisitemia, maka kadar oksigen dalam darah akan meningkat. Hal ini juga bisa terjadi sebagai respon adaptasi pada orang-orang yang hidup di tempat tinggi. Kadar hemoglobin rupanya juga dipengaruhi oleh hormon androgen melalui peningkatan pembentukan sel darah merah. Laki-laki memiliki kadar hemoglobin sekitar 1-2 gr per 100 ml lebih tinggi dibanding wanita (Fox, 2003).

4) Komposisi tubuhJaringan lemak menambah berat badan, tapi tidakmendukung kemampuan untuk secara langsung menggunakanoksigen selama olah raga berat. Maka, jika VO2max dinyatakanrelatif terhadap berat badan, berat lemak cenderung menaikkanangka penyebut tanpa menimbulkan akibat pada pembilang VO2;Jadi, kegemukan cenderung mengurangi VO2max (Uliyandari,2009).e. Pengukuran VO2maxUntuk mengukur VO2max, ada beberapa tes yang lazim digunakan. Tes-tes ini haruslah dapat diukur dan mudah dilaksanakan, serta tidak membutuhkan ketrampilan khusus untuk melakukannya. Tes ergometer sepeda dan treadmill adalah dua cara yang paling sering digunakan untuk menghasilkan beban kerja. Meskipun begitu, step test ataupun field test juga dapat dilakukan untuk kepentingan yang sama. Macam-macam penggunaan tes-tes faal untuk menilai peningkatan kemampuan atlet menurut Kartawa (2003) antara lain :1) Ergometer SepedaDilakukan dengan menggunakan sepeda statis yang dikayuh untuk mendapatkan beban kerja. Beban kerja dapat diberikan secara kontinyu atau intermiten. Ergometer sepeda ini dapat mekanik atau elektrik, serta dapat digunakan dalam posisi tegak lurus maupun supinasi. Dipasang EKG untuk merekam beban kerja, serta dilakukan pengukuran tekanan darah probandus pada permulaan dan akhir pembebanan. Nilai VO2max bisa didapat dengan menggunakan nomogram Astrand, khususnya menggunakan skala beban kerja. Beban kerja dapat dinyatakan dalam unit standar, sehingga hasil tes dapat dibandingkan satu sama lain.2) TreadmillBeberapa protokol yang dapat digunakan dalam pemeriksaan dengan treadmill adalah : (1) Metode Mitchell, Sproule, dan Chapman, (2) Metode Saltin-Astrand, dan (3) Metode OSU. Keuntungan menggunakan treadmill meliputi nilai beban kerja yang konstan, kemudahan mengatur beban kerja pada level yang diinginkan, serta mudah dilakukan karena hampir semua orang terbiasa dengan keahlian yang dibutuhkan (berjalan dan berlari). Meskipun demikian, karena alatnya mahal dan berat, tes ini tidak praktis dilakukan di tempat kerja.3) Field TestTes ini sangat mudah dilakukan, karena tidak membutuhkan alat khusus. Probandus diminta berlari berdasarkan jarak atau waktu tertentu. Beberapa variasi dari tes ini adalah : (1) 12 minute run, (2)1,5 mile run, dan (3) 2,4 km run test.4) Step TestBanyak variasi dari tes ini sehubungan dengan jumlah langkah per menit dan tinggi bangku yang digunakan untuk menghasilkan beban kerja. Probandus melakukan gerakan naik turun bangku bergantian kaki dengan irama yang sudah diatur dengan metronome. Walaupun mudah dilakukan dan tidak butuh biaya besar, beban kerja yang tepat sulit didapat dengan tes ini karena kelelahan yang mungkin timbul saat melakukan tes dapat mempengaruhi akurasi beban kerja dan titik gravitasi. Nilai VO2max bisa didapat dengan normogram Astrand berdasarkan denyut dan berat badan atau mengggunakan perhitungan rumus. Rumus yang tersedia pun bervariasi, dengan standar nilai VO2max yang bervariasi pula. Data yang dibutuhkan untuk menghitung VO2max adalah denyut jantung pemulihan. Beberapa variasi tersebut misalnya : (1) Harvard Step Test, (2) Queens College Step Test, (3) Tuttle Step Test, (4) Ohio Step Test, (5) YMCA Step test, dan (6) Tecumseh Step Test.

f. Cooper TestCooper test adalah tes kebugaran fisik. Tes Ini dirancang oleh Kenneth H. Cooper pada tahun 1968 untuk penggunaan militer AS. Dalam bentuk aslinya, tujuan dari tes ini adalah untuk berlari sejauh mungkin dalam 12 menit. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kondisi kebugaran seseorang oleh karena itu, seharusnya dijalankan dengan kecepatan tetap, bukan sprint dan berjalan cepat. Hasilnya didasarkan pada jarak orang berlari selama tes, usia dan jenis kelamin. Hasilnya dapat dikorelasikan dengan tabel VO2max (Wilmore, Costill, 2005). Tujuan dari cooper test adalah untuk menguji kebugaran aerobik (kemampuan tubuh untuk menggunakan oksigen ketika berlari). Peralatan yang dibutuhkan dalam tes in antara lain : lintasan lari, marking cones, lembar observasi, stop watch. Prosedur dari cooper test yang pertama dilakukan adalah menandai interval jarak sekitar trek untuk membantu dalam mengukur jarak saat selesai.Peserta berlari selama 12 menit, dan total jarak akhir dicatat. Berjalan diperbolehkan, meskipun peserta harus didorong untuk mendorong diri mereka sekeras yang mereka bisa.

Tes ini dapat dimodifikasi cocok untuk sebagian besar populasi. Bagi mereka yang tidak layak atau tidak dapat menjalankan, ada tes berlari atau berjalan serupa yang dapat dilakukan. Cooper (1968) melaporkan korelasi 0,90 antara VO2max dan jarak yang ditempuh dalam jangka 12 menit berlari. Keandalan dari tes ini akan tergantung pada praktek, membutuhkan strategi dan tingkat motivasi. Kelompok besar dapat diuji sekaligus, dan ini adalah tes yang sangat murah dan sederhana untuk dilakukan. Tes ini juga dapat dilakukan dengan berlari di treadmill selama 12 menit, diatur ke tingkat 1 (1 persen) yang cenderung untuk meniru berlari di luar. Ada banyak variasi dari tes berjalan / lari. Sebuah tes yang sangat mirip adalah Balke 15 minute run (Cooper, 1968)

4. GenderPerbedaan alami yang dikenal dengan perbedaan jenis kelamin sebenarnya hanyalah segala perbedaan biologis yang dibawa lahir antara perempuan dan laki-laki. Di luar semua itu adalah perbedaan yang dikenal dengan istilah gender. Perbedaan yang tidak alami atau perbedaan sosial mengacu pada perbedaan peranan dan fungsi yang dikhususkan untuk perempuan dan laki-laki. Perbedaan tersebut diperoleh melalui proses sosialisasi atau pendidikan di semua institusi (keluarga, pendidikan, agama, adat dan sebagainya). Gender penting untuk dipahami dan dianalisis untuk melihat apakah perbedaan yang bukan alami ini telah menimbulkan diskriminasi dalam arti perbedaan yang membawa kerugian dan penderitaan terhadap perempuan. Apakah gender telah memposisikan perempuan secara nyata menjadi tidak setara dan menjadi subordinat oleh pihak laki-laki (Zalbawi, Handayani, 2004). Gender adalah semua atribut sosial mengenai laki-laki dan perempuan, misalnya laki-laki digambarkan mempunyai sifat maskulin seperti keras, kuat, rasional, gagah. Sementara perempuan digambarkan memiliki sifat feminin seperti halus, lemah, perasa, sopan, penakut. Perbedaan tersebut dipelajari dari keluarga, teman, tokoh masyarakat, lembaga keagamaan dan kebudayaan, sekolah, tempat kerja, periklanan dan media. Gender berbeda dengan seks. Seks adalah jenis kelamin laki-laki dan perempuan dilihat secara biologis. Sedangkan gender adalah perbedaan laki-laki dan perempuan secara sosial; masalah atau isu yang berkaitan dengan peran, perilaku, tugas, hak dan fungsi yang dibebankan kepada perempuan dan laki-laki. Biasanya isu gender muncul sebagai akibat suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan gender. (Retno, 1995). Teori gender adalah teori yang membedakan peran antara perempuan dan laki-laki yang mengakibatkan perbedaan perlakuan antara perempuan dan laki-laki dalam masyarakat. Perbedaan ini tampaknya berawal dari adanya perbedaan faktor biologis antara perempuan dan lakilaki. Perempuan memang berbeda secara jasmaniah dari laki-laki, perempuan mengalami haid, dapat mengandung, melahirkan serta menyusui yang melahirkan mitos dalam masyarakat bahwa perempuan berhubungan dengan kodrat sebagai ibu. Banyak teori psikologi yangamendukung teori gender dan mereka mengembangkan pendapat bahwa perempuan dan laki-laki memang secara kodrat berbeda serta mempunyai ciri-ciri kepribadian yang berbeda. Perbedaan ciri-ciri kepribadian perempuan dan laki-laki terlihat sejak masa kanak-kanak (Gilligan, 1989).

a. Perbedaan Fisik Pria dan WanitaPria dan wanita dapat kita bedakan dari segi fisik, baik secara anatomis maupun secara fisiologis (fungsi tubuh). Perbedaan anatomi ini menyebabkan pria lebih mampu melakukan aktivitas jasmani dan olahraga yang memerlukan kekuatan dan dimensi lain yang lebih besar (Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006: 177). Secara fisik, pria dewasa rata-rata 7 10 % lebih besar dari pada wanita. Perbedaan ukuran itu sangat kecil terlihat pada anak-anak sampai usia pubertas. Akivitas jasmani pria yang lebih tinggi karena pengaruh hormon di dalam otak selama perkembangan janin (Sutresna, 1999). Pengaruh hormon testoteron mengakibatkan pria tumbuh lebih tinggi, gelang bahu yang lebih luas, panggul lebih sempit dan tungkai lebih panjang. Sedangkan pengaruh hormon estrogen mengkibatkan wanita berkembang dengan bahu yang lebih sempit, panggul yanglebih luas relatif terhadap tinggi badannya dan carrying angle yang lebih besar pada sendi siku. Pada wanita terjadi penimbunan lemak selama masa pubertas, sedangkan pada pria terjadi perkembangan otot. Sehingga wanita dewasa mempunyai lemak sekitar dua kali lebih besar dari pada pria. Pria mempunyai darah yang kurang lebih satu liter lebih banyak dari pada wanita. Selain itu dimensi jantung pada pria lebih besar sehingga volume sedenyut lebih besar, volume paruparu pria lebih besar 10 % dari pada wanita. Wanita mempunyai denyut nadi istirahat yang lebih sedikit tinggi dengan Denyut Nadi maksimal sesuai usia (Zalbawi, Handayani, 2004).Pria dan wanita yang melakukan olahraga sama akan memiliki kapasitas aerobik (VO2max) dengan perbedaan yang lebih kecil dari pada sesama jenis kelamin yang melakukan olahraga berbeda. Keikutsertaan wanita dalam aktivitas jasmani dan olahraga berdampak positif pada power aerobic mereka oleh meningkatnya VO2max, Pengambilan Oksigen dan Kapasitas ventilatori. Apalagi, wanita dapat memperoleh kekuatan maksimal melalui peningkatan aktivasi otot, fleksibilitas meningkat yang berkaitan dengan peningkatan luas gerakan dan barangkali peningkatan fungsi kekebalan. Sebetulnya pria mempunyai keuntungan sampai 50 % dalam hal masa tubuh, volume jantung dan darah, dan hemoglobin yang tinggi. Tetapi perbedaan itu sebesar 10 % apabila dinyatakan dalam satuan berat badan. Atlet wanita yang berlatih baik mempunyai kemampuan mentoleransi hipoxia, ketinggian dan stres yang sama dengan pria yang terlatih. Cedera olahraga pada wanita ditemukan sedikit, karena wanita lebih banyak terlibat pada aktivitas jasmani dan olahraga kontak yang tidak berat. Sehingga cedera lebih bersifat sport specific dari pada sex specific. Cedera pada wanita dalam olahraga sebenarnya lebih dikarenakan kekuatan dan kebugaran mereka yang rendah. Cedera atlet yang terlatih juga mempunyai derajat cedera yang sama (Zalbawi, Handayani, 2004).

II.I.5 RokokPengertian rokok menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus oleh daun nipah, kertas, dan sebagainya. Pengertian rokok dalam Pasal 1 PP No.19 2003 Tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, dapat diartikan sebagai hasil olahan tembakau terbungkus atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nicotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.Komponen utama dalam rokok adalah tembakau (Sitepoe, 2000). Tembakau adalah daun-daun kering yang diolah dari genus Nicotiana; daun-daun kering ini mengandung berbagai alkaloid, dengan yang utama adalah nikotin, memiliki sifat sedatif narkotik sekaligus emetik dan diuretik, serta merupakan depresan jantung dan antispasmodik. (Dorland, 2002)Merokok adalah memebakar tembakau yang kemudiaan diisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa (Sitepoe, 2000).Perokok menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu:Perokok aktif ialah orang yang merokok secara aktifPerokok pasif ialah orang yangg menerima asap rokok saja, bukan perokoknya sendiri.II.I.5.1 Zat Berbahaya dalam RokokTembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan setidaknya 200diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO. Selain itu, dalam sebatang tembakau juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya. Karbon monoksidaUnsur ini dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang/ karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang tembakau dapat mencapai 3% - 6%, dan gas ini dapat dihisap oleh siapa saja. seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian saja, yaitu arus tengah, sedangkan arus pinggir akan tetap berada di luar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan lagi keluar. Gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, lebih kuat dibandingkan oksigen, sehingga setiap ada asap tembakau, disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen karena yang diangkut adalah CO dan bukan oksigen. Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan mengalami spasme. Bila proses ini berlangsung terus menerus, maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis (penyempitan). Penyempitan pembuluh darah akan terjadi di mana-mana.NikotinNikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar 0.5 3 nanogram, dan semuanya diserap sehingga di dalam cairan darah ada sekitar 40 50 nanogram nikotin setiap 1 mlnya. Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik. Hasil pembusukan panas dari nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosaminelah yang bersifat karsinogenik. Pada paru-paru, nikotin akan menghambat aktivitas silia. Selain itu, nikotin juga memiliki efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal inilah yang menyebabkan mengapa sekali merokok susah untuk berhenti. Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormone kathelokamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin tinggi, yang mengakibatkan timbulnya hipertensi. Efek lain adalah merangsang agregasi trombosit. Trombosit akan menggumpal dan akan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat CO.TarTar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0.5 35 mg/ batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru paru.KadmiumKadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal.AmoniakAmoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.Asam sianida (HCN)HCN merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar, dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak saluran pernafasan.Nitrogen oksidaNitrogen oksida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan rasa sakit.

FormaldehidFormaldehid adalah sejenis gas dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. Zat ini juga sangat beracun terhadap semua organisme hidup.FenolFenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein sehingga menghalangi aktivitas enzim.AsetolAsetol adalah hasil pemanasan aldehid dan mudah menguap dengan alkohol.Asam SulfidaAsam sulfide adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim.PiridinPiridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.Metil kloridaMetil klorida adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu dengan hidrokarbon sebagai unsur utama. Zat ini adalah senyawa organik yang beracun.MetanolMetanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan bahkan kematian.Polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH)Senyawa hidrokarbon aromatik yang memiliki cincin dideskripsikan sebagai. Senyawa ini merupakan senyawa reaktif yang cenderung membentuk epoksida yang metabolitnya bersifat genotoksik. Senyawa tersebut merupakan penyebab tumor.N- nitrosaminaN - nitrosamina dibentuk oleh nirtrasasi amina. Asap tembakau mengandung dua jenis utama N- nitrosamina, yaitu Volatile N- Nitrosamina (VNA) dan Tobacco N-Nitrosamina. Hampir semua Volatile N- Nitrosamina ditahan oleh sistem pernafasan pada inhalasi asap tembakau. Jenis adap tembakau VNA diklasifikasikan sebagai karsinogen yang potensial.Radikal bebasMainstream smoke memiliki dua fase yaitu fase partikulat dan fase gas. Fase partikulat berasal dari tar dan mengandung radikal bebas yang stabil seperti semiquinon dan radikal bebas pusat karbon. Komponen lain pada tar rokok yang larut air adalah radikal superoksida, hidrogen perosida dak radikal hidroksil. Ukuran fase partikulat adalah 0,1-1 m sehingga dapat memasuki alveoli. Fase gas mengandung zat racun, komponen organik yang menguap dan radikal bebas radikal bebas pusat karbon masa hidup pendek dan radikal bebas pusat oksigen. Sidedtream smoke memiliki kandungan yang sama dengan mainstream smoke ditambah radikal bebas masa hidup pendak dan sangat reaktif (Valuanidis, Vlachogianni, dan Fiotakis, 2009). Radikal bebas bukan hanya berasal dari proses pembakaran tembakau, tetapi juga berasal dari reaksi sekundernya (Gosh dan Ionita, 2007).