BAB I

10
BAB I PENDAHULUAN A . Latar Belakang Karya seni rupa terapan adalah karya seni yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, atau tujuan fungsional yakni untuk memenuhi kebutuhan lahiriah/fisik maupun psikologis. Karya seni rupa terapan ditinjau dari ukurannya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu seni rupa terapan dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi. Karya seni rupa terapan dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar. Contoh karya untuk busana, sapu tangan, taplak meja, dan lain-lain. Sedangkan karya seni rupa terapan tiga dimensiyaitu karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi ( volume ). Contoh karya seni rupa terapan tiga dimensi antara lain : kursi, meja, guci, vas bunga dan lain-lain. Dalam proses penciptaan karya seni rupa terapan dua dan tiga dimensi, seorang kreator dalam menuangkan ide-idenya dapat melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah rancangan atas desain untuk menemukan suatu bentuk optimal. Tahapan yang kedua adalah penyelesaian dengan media yang disesuaikan. Keberhasilan karya dua dan tiga dimensi ditentukan oleh pengaturan atau penyusunan unsur seni rupa dalam sebuah kesatuan Apabila anda mengamati perkembangan bentuk seni rupa terapan zaman ke zaman, ternyata banyak sekali terdapat kesamaan fungsi meskipun terdapat perbedaan pada bentuknya. Dari hal yang paling mendasar misalnya, ternyata banyak kesamaan dalam naluri berkarya meskipun ada batas jarak tempat dan jarak waktu. Sedangkan bila ditinjau dari sisi ritual, bentuk-bentuk yang muncul kemudian memiliki kesamaan dalam aplikasi sekaligus unsur-unsur nilai sosial kemasyarakatannya. 1

description

Karya seni terapan

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN

A . Latar BelakangKarya seni rupa terapan adalah karya seni yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, atau tujuan fungsional yakni untuk memenuhi kebutuhan lahiriah/fisik maupun psikologis. Karya seni rupa terapan ditinjau dari ukurannya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu seni rupa terapan dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi. Karya seni rupa terapan dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar. Contoh karya untuk busana, sapu tangan, taplak meja, dan lain-lain. Sedangkan karya seni rupa terapan tiga dimensiyaitu karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi ( volume ). Contoh karya seni rupa terapan tiga dimensi antara lain : kursi, meja, guci, vas bunga dan lain-lain. Dalam proses penciptaan karya seni rupa terapan dua dan tiga dimensi, seorang kreator dalam menuangkan ide-idenya dapat melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah rancangan atas desain untuk menemukan suatu bentuk optimal. Tahapan yang kedua adalah penyelesaian dengan media yang disesuaikan. Keberhasilan karya dua dan tiga dimensi ditentukan oleh pengaturan atau penyusunan unsur seni rupa dalam sebuah kesatuanApabila anda mengamati perkembangan bentuk seni rupa terapan zaman ke zaman, ternyata banyak sekali terdapat kesamaan fungsi meskipun terdapat perbedaan pada bentuknya. Dari hal yang paling mendasar misalnya, ternyata banyak kesamaan dalam naluri berkarya meskipun ada batas jarak tempat dan jarak waktu. Sedangkan bila ditinjau dari sisi ritual, bentuk-bentuk yang muncul kemudian memiliki kesamaan dalam aplikasi sekaligus unsur-unsur nilai sosial kemasyarakatannya.Contoh analisis dari hal tersebut, antara lain apabila anda merenungi seberapa besar perbedaan kapak batu yang ditemukan pada zaman batu dengan kapak corong atau candra sayang ditemukan dalam kebudayaan logam. Dari evolusi bentuk tersebut, tampaknya pada zaman batu dan logam belum memiliki perubahan yang besar dengan bentuk kapak yang ada pada saat ini. Hal itu juga berlaku pada bentuk-bentuk peninggalan yang lain seperti sarkofagus (keranda). Dapat ditarik kesimpulan bahwa anda sebenarnya belum lama anda keluar dari zaman prasejarah. Dengan kata lain, ada kesamaan konsep penciptaan dan fungsi praktis dari aktivitas dalam karya seni terapan.Pada hakikatnya seni rupa terbagi menjadi dua, yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan. Karya seni rupa murni adalah karya seni rupa yang diciptakan untuk memenuhi kepuasan batin senimannya dan tidak memiliki tujuan praktis. Karya seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia. Namun dengan keanekaragaman suku dan budayanya banyak melahirkan bermacam-macam carak karya yang berupa seni murni ataupun seni pakai. Adapun daerah-daerah di wilayah Nusantara yang menghasilkan karya seni rupa terapan, antara lain :a. Batik terdapat di daerah perajin Solo, Yogya, Pekalongan, Madura.b. Keramik terdapatdi daerah perajin Kasongan, Yogyakarta.c. Anyaman terdapat di daerah perajin hampir di seluruh Nusantara.d. Tenun ikat terdapat di daerah perajin Sumba, Sumbawa, Flores, Jeparae. Ukir kayu terdapat di daerah perajin Jepara, Bali, Asmat (Papua)f. Perak terdapat di daerah perajin Kota Gede, Yogyakarta.g. Kuningan terdapat di daerah perajin Juwana, Jawa Tengah.h. Ukir batu terdapat di daerah perajin Muntilan, Magelang, dan Bali.i. Kulit terdapat di daerah perajin Cibaduyut, Tunggulangin, Surabaya.

B. Maksud dan Tujuan PenulisanDengan selesainya tugas ini, tujuan dari penulisan makalah yang penulis buat sederhana saja, antara lain:a. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Seni Budaya kelas X Akuntansi tahun pelajaran 2013-2014.b. Meningkatkan pengetahuan tentang ragam karya seni terapan daerah Madura.c. Dan untuk melatih diri dan bekal dewasa nanti.

BAB II PEMBAHASANMasyarakat Madura memiliki kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan masyarakat-masyarakat pada umumnya (masyarakat di luar Pulau Madura), meskipun Madura masih berada di wilayah Indonesia tapi karena factor letak membuat kebudayaan-kebudayaan di Indonesia berbeda-beda, dari satu daerah-ke daerah lain pasti memiliki perbedaan kebudayaan.Untuk kebudayaan masyarakat Madura sendiri berbeda dengan kebudayaan masyarakat lainnya, termasuk dengan kebudayaan Jawa Timur (Surabaya, Malang dll) meskipun Madura masih satu provinsi dengan mereka. Masyarakat Madura memiliki corak, karakter dan sifat yang berbeda dengan masyarakat Jawa. Masyarakatnya yang santun, membuat masyarakat Madura disegani, dihormati bahkan ditakuti oleh masyarakat yang lain.A. Kerajinan Batik Madurabatik Madura, ciri khas warnanya adalah menggunakan warna-warna yang berani atau ngejreng. Penggunaan warna dasar seperti warna Merah, Kuning, Hijau dan biru banyak digunakan pada motif batik tulis madura.Motif batik di daerah Pamekasan Madura cenderung lebih modern dengan warna-warna yang lebih berani, sedangkan di Tanjung Bumi warnanya cenderung lebih gelap walapun tetap ada sentuhan warna yang berani. Motifnya pun lebih miyayeni (bangsawan). Batik Tulis di Tanjung Bumi juga dipengaruhi oleh kualitas air yang digunakan untuk perendaman yang konon katanya jenis air di sana membuat batik Tanjung Bumi terlihat semakin bagusBatik madura memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan batik dari daerah lain, seperti batik Yogyakarta, batik solo, batik pekalongan dan batik cirebon. Batik madura memiliki ciri dengan motif batik yang menggunakan warna cerah dan berani, seperti warna merah, kuning dan hijau. Selain itu, motif batik madura banyak menggunakan motif bunga dan daun. Banyak juga motif batik madura memiliki kesamaan dengan motif batik Yogyakarta, karena ada hubungan darah antara raja mataram dengan para pembesar di madura pada dahulu kala. Batik madura juga dikenal dengan motif yang lebih bebas.Pulau madura dikenal sebagai pulau penghasil garam, mungkin itulah salah satu sebab mengapa batik Madura banyak bercorak dengan titiktitik berwarna putih, layaknya butiran garam yang dihasilkan di pulau Madura. Titik putih ini menjadi salah satu ciri utama dari batik Madura. Secara umum desain batik Madura terpengaruh oleh kepantaian pulau Madura. Warna merah, hijau, biru dan kuning menjadi simbol bagaimana batik madura menyesuaikan corak alam asli pulau Madura. Jika dilihat secara filosofi warnawarna tersebut mempunyai arti tertentu. Disinilah kita bisa memilih batik Madura mana yang sesuai dengan karakter dan keinginan kita.contoh gambar batik madura:

B. Celurit Maduramasyarakat Madura masih memandang celurit sebagai senjata yang tak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Tak heran bila pusat kerajinan senjata tajam itu banyak bertebaran di Pulau Madura. Misalnya, desa kecil bernama Peterongan, Kecamatan Galis, sekitar 40 kilometer dari Kabupaten Bangkalan. Di sana, sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya sebagai pandai besi pembuat arit dan celurit. Keahlian mereka adalah warisan leluhur sejak ratusan tahun lampau.Celurit dikerjakan seorang pandai besi. Padai besi biasanya berpuasa sebelum mengerjakan sebilah celurit. Bahkan setiap pada bulan Maulid, di bengkel pandai besi dilakukan ritual kecil. Ritual ini disertai sesajen berupa ayam panggang, nasi, dan air bunga. Sesajen itu kemudian didoakan di mushola. Baru setelah itu, air bunga disiramkan ke bantalan tempat menempa besi. Diyakini kalau ada yang melanggar (mengganggu), ia akan mendapatkan musibah sakit- sakitan. Orang-orang dilarang untuk melangkahi apalagi menduduki tombuk atau bantalan penempa besi.C. Keris MaduraKeris dianggap sebagai sebuah benda yang keramat oleh masyarakat Madura, memiliki karakter yang unik dan khas yang dapat menandakan corak perkembangan kehidupan masyarakat dari masa ke masa. Selain itu ciri khas dan unik yang terdapat pada keris juga dapat menjadi sistem pertanda tentang kehidupan sosial masyarakat Madura yang paternalistik.

Keris yang dianggap sebagai sebuah benda pusaka yang keramat tidak hanya memiliki kekuatan magis di dalamnya tetapi juga memiliki nilai historis, falsafah serta nilai-nilai seni yang ditampilkan pada seni bentuk dan senipamor.Keris juga digunakan sebagai aksesoris bagi busana yang digunakan kaum pria dan diyakini mampu memberikan perlindungan terhadap keselamatan orang yang memilikinya.Seiring dengan perjalanan sejarah persebaran keris, pada masing-masing daerah persebaran budaya yang berkaitan dengan benda pusaka ini memiliki karakteristik yang khas yang dapat menandakan corak kehidupah masyarakatnya. Keris Madura memiliki bentuk yang khas serta ricikan yang sangat sederhana. Umumnyaganjapada keris Madura berukuran lebih pendek bila dibandingkan denganganjapada keris Jawa, sehingga jika ditarik garis vertikal sampai ujungganjamembentuk sebuah pola yang agak kaku dan oleh masyarakat Madura disebut sebagai polanoron pjan.Nama ricikan keris Madura banyak memiliki persamaan dengan nama-nama ricikan keris Jawa. Penamaan pada ricikan keris Madura pada akhirnya menimbulkan kesan bahwa nama ricikan keris Madura berasal dari bahasa Jawa yang di Madura-kan, misalnya Gonjo Madura-nya ganca, peksi Madura-nya pakse pucuk Madura-nyapamocok greneng Madura-nyagarining.Sedangkan nama ricikan yang berasal dari bahasa Madura asli diantaranya:Keloran(sogokan),pejetan(papakang),koko macan(kembang kacang), bubung (ada-ada), batton (gusen). Selain itu, dikenal juga sebutan pang barat dalam (bilah bagian dalam) dan pang barat luar(bilah bagian luar).D. Pakaian Adat Masyarakat MaduraMasyarakat umum mengenal pakaian khas Madura, yaitu hitam serba longgar dengan kaos bergaris merah putih atau merah hitam, di dalamnya, lengkap dengan tutup kepala dan kain sarung. Sebenarnya, pakaian yang terdiri dari baju pesa`an dan celana gomboran ini merupakan pakaian pria untuk rakyat pada umumnya, baik sebagai busana sehari-hari maupun sebagai busana resmi. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh cara berpakaian pelaut dari Eropa, terutama kaos bergaris yang digunakan.Dalam penggunaannya, baju pesa`an, celana gomboran dan kaos oblong ini memiliki perbedaan fungsi bila dilihat dari cara memakainya. Kalangan pedagang kecil, seringkali mempergunakan baju pesa`an dan kaos oblong warna putih, dipadu dengan sarung motif kotak-kotak biasa. Sebaliknya para nelayan, umumnya hanya menggunkan celana gomboran dengan kaos oblong.Jaman dahulu, masyarakat mengenal baju pesa`an dalam dua warna, yaitu hitam dan putih. Baju pesa`an biasanya dipakai oleh guru agama atau molang. Pada masa sekarang, baju pesa`an warna hitamlah yang menjadi ciri khas. Warna hitam ini melambangkan keberanian. Sikap gagah dan pantang mundur ini merupakan salah satu etos budaya yang dimiliki masyarakat Madura. Garis-garis tegas merah, putih atau hitam yang terdapat pada kaos yang digunakan pun memperhatikan sikap tegas serta semangat juang yang sangat kuat, dalam menghadapi segala hal.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanDari uraian di atas penulis simpulkan bahwa Banyak hal yang belum terekspos secara maksimal di Madura. Bukan hanya kekayaan alamnya, tetapi juga kekayaan budaya yang memiliki nilai luhur tinggi. Jika tak terjaga dengan baik, bukan tidak mungkin keluhuran itu akan luntur digempur gelombang globalisasi. Adalah tanggung jawab semua pihak untuk menjadi penjaga nilai-nilai budaya yang memiliki kandungan filosofi itu. Berbagai bentuk kesenian adalah aset kekayaan budaya lokal yang akan mampu melindungi anak bangsa dari berbagai hantaman budaya global. Pengaruh budaya global memang saat ini demikian gencamya, mengalir dari berbagai pintu media massa, sehingga menyebabkan generasi muda kehilangan jati dirinya. Kekayaan seni budaya yang dimiliki oleh suku bangsa di Indonesia lambat laun akan punah, hal itu disebabkan oleh ketidakacuhan dari berbagai unsur, baik pihak pe merintah daerah, instansi pemerintah, tokoh formal maupun informal, masyarakat ataupun kaum generasi mudaB. SaranDari hal diatas dapat disimpulkan bahwa Madura memiliki kebudayaan yang komplek dan menakjubkan. Tinggal kita, sebagai generasi muda apakah dapat melestarikan kebudayaan-kebudayaan peninggalan nenek moyang kita atau kebudayaan itu akan hilang dengan sendirinya dan anak cucu kita nantinya tidak akan dapat mengetahui dan menikmati kebudayaan peninggalan nenek moyang mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Lukman, I. Batik Madura, [online], (http://ilukmana.blogspot.com/2013/06/batik- madurabatik-madura.html#, diakses tanggal 18 September 2013)

Kosmi, Kaze. Jenis Karya Seni Rupa Terapan, [online], (http://kosmi-kaze.blogspot. com/2013/01/jenis-karya-seni-rupa-terapan-daerah.html#, diakses tanggal 18 September 2013)7