BAB I

2
BAB I PENDAHULUAN Thiazide dan beta bloker termasuk obat yang direkomendasikan sebagai terapi hipertensi. 1 Thiazide adalah obat golongan diuretik yang paling sering digunakan dan efeknya berhubungan dengan diuresis natrium, deplesi volume, dan pengurangan resistensi vaskuler perifer. 1 Thiazide bekerja menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada daerah awal tubulus distal ginjal, meningkatkan ekskresi natrium dan volume urin. 2 Thiazide digunakan dalam program terapeutik yang dibentuk untuk menurunkan tekanan darah arteri dan biasanya efektif dalam 3 sampai 4 hari. Pada uji klinis jangka panjang, thiazide dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas Peningkatan ekskresi urin oleh diuretik tiazid dapat mengakibatkan hipokalemia, hiponatriemi, dan hipomagnesemi. 1 Hipokalemia yang diinduksi diuretik menjadi salah satu penyebab peningkatan glukosa, akibat terganggunya sekresi insulin pada sel beta pankreas, yang mengakibatkan peningkatan resiko diabetes mellitus tipe 2. 1,2 In the Antihypertensive and Lipid-Lowering Treatment to Prevent Heart Attack Trial (ALLHAT), 10% of all patients developed new-onset diabetes throughout the 4- to 5-year duration of the study.8 However, this percentage was between 18% and 40% higher in patients in the chlorthalidone arm than in those in the amlodipine and lisinopril arms, respectively. 9 In the Antihypertensive Treatment and Lipid Profile in a North of Sweden Efficacy Evaluation (ALPINE) study,10

description

referat unfixed

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN

Thiazide dan beta bloker termasuk obat yang direkomendasikan sebagai terapi hipertensi.1 Thiazide adalah obat golongan diuretik yang paling sering digunakan dan efeknya berhubungan dengan diuresis natrium, deplesi volume, dan pengurangan resistensi vaskuler perifer.1 Thiazide bekerja menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada daerah awal tubulus distal ginjal, meningkatkan ekskresi natrium dan volume urin.2 Thiazide digunakan dalam program terapeutik yang dibentuk untuk menurunkan tekanan darah arteri dan biasanya efektif dalam 3 sampai 4 hari. Pada uji klinis jangka panjang, thiazide dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas Peningkatan ekskresi urin oleh diuretik tiazid dapat mengakibatkan hipokalemia, hiponatriemi, dan hipomagnesemi.1 Hipokalemia yang diinduksi diuretik menjadi salah satu penyebab peningkatan glukosa, akibat terganggunya sekresi insulin pada sel beta pankreas, yang mengakibatkan peningkatan resiko diabetes mellitus tipe 2.1,2In the Antihypertensive and Lipid-Lowering Treatment to Prevent Heart Attack Trial (ALLHAT), 10% of all patients developed new-onset diabetes throughout the 4- to 5-year duration of the study.8 However, this percentage was between 18% and 40% higher in patients in the chlorthalidone arm than in those in the amlodipine and lisinopril arms, respectively. 9 In the Antihypertensive Treatment and Lipid Profile in a North of Sweden Efficacy Evaluation (ALPINE) study,10 hypertensive patients who had never been treated before were randomized to either candesartan-based therapy (plus amlodipine if needed) or thiazide-based therapy (plus atenolol if needed). After only 1 year, 18 patients in the diuretic group fulfilled criteria of the metabolic syndrome, and 9 had developed new-onset diabetes... Beta bloker merupakan.. Kelebihan thiazide dan beta bloker.. Efek samping dari penggunaan jangka panjang thiazide dan beta bloker berupa.. Salah satunya menginduksi dmPrevalensi dan angka kejadian dm yang diinduksi thiazide dan beta blokerMekanisme singkat thiazide menginduksi dmMekanisme singkat beta bloker menginduksi dmAlasan pembuatan referat, penggunaan thiazide dan beta bloker yang luas dan jangka panjang dapat menimbulkan efek samping, salah satunya menginduksi dm. Walaupun angka kejadian tidak terlalu tinggi, tetap penting mengetahui bagaimana cara mencegahnya. Tujuan pembuatan referat ini