BAB I

download BAB I

of 79

description

BAB I

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahDalam kegiatan suatu negara pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.[1]Indonesia dewasa ini dihadapkan pada ragam persoalan yang ditimbulkan oleh berbagai macam perubahan dan perkembangan perekonomian, sosial, politik dan budaya. Pada ranah pendidikanpun demikian segala kerumitan menghiasi hampir disetiap celah, sungguh perubahan dituntut dan menjadi kebutuhan. Hal itu dikarenakan sudah tidak mampu bertahan di tengah arus perkembangan dan tuntutan perbaikan nasib manusia. Oleh karena itu bangsa ini menuntut sumber daya manusia yang berkualitas, berkompeten dan berkinerja baik agar tidak hanya jadi penonton dalam dinamika perubahan dan perkembangan di berbagai sektor kehidupan.[2]Menurut data United Nations Development Programe (UNDP) 1996. kualitas SDM kita berada pada posisi yang memprihatinkan. Laporan UNDP itu memuat angka indeks kualitas sumber daya manusia (Human Development index, HDI) dari 174 negara di dunia hasil laporan itu sangat mengejutkan dan memprihatinkan, yaitu Indonesia berada pada peringkat ke-102. padahal beberapa Negara tetangga Indonesia sudah melampaui jauh; Singapura berada di peringkat 34, Brunei Darussalam pada peringkat 36, Thailand pada peringkat 52 dan Malaysia pada peringkat 53.[3]Di era globalisasi dan derasnya arus informasi yang mana pendidikan sebagai agent of change mengalami perubahan yang sangat besar sekali dalam mengembangkan semua potensi daya manusia menuju arah kedewasaan sehingga mampu hidup mandiri dan mampu pula mengembangkan semua tata kehidupan bersama yang lebih baik, sesuai dengan tuntutan zaman.[4]Dalam era globalisasi dan pasar bebas manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan yang tidak menentu. Ibarat nelayan dilautan lepas yang dapat menyesatkan jika tidak memiliki kompas sebagai pedoman untuk bertindak dan mengarunginya. Hal ini berlaku pula pada pendidikan dalam rangka mengembangkan potensi yang terpendam dan tersembunyi pada diri manusia.[5]Sehingga dalam pelaksanaannya membutuhkan sebuah kurikulum sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah, guna mencaGeografi tujuan pendidikan tertentu dan menghasilkan out put yang berkualitas dan siap pakai.Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran, yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan yang sesuai dengan tuntutan jaman dan tuntutan reformasi, guna menjawab tantangan arus globalisasi, berkonstribusi pada pembangunan masyarakat dan kesejahteraan sosial, lentur dan adaptif terhadap berbagai perubahan. Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran diharapkan mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan mempersiapkan peserta didik, melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil guna.Demikian juga proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita umumnya belum menerapkan pembelajaran samGeografi anak menguasai materi pembelajaran secara tuntas. Akibatnya, tidak aneh bila banyak siswa-siswi yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah. Tidak heran pula kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah. Sistem persekolahan yang tidak memberikan pembelajaran samGeografi tuntas ini telah menyebabkan pemborosan anggaran pendidikan.Upaya-upaya dalam rangka perbaikan dan pengembangan kurikulum menuju Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) meliputi kewenangan, pengembangan, pendekatan pembelajaran, penataan isi/ konten, serta model sosialisasi, yang baik disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi serta era yang terjadi saat ini. Upaya perbaikan dan pengembangan kurikulum tersebut berlangsung secara bertahap dan terus menerus, yang mengarah pada terwujudnya azas keluwesan dalam isi kurikulum dan pengelolaan proses belajar mengajar dalam rangka pengembangan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Pendekatan pembelajaran dalam KTSP diarahkan pada upaya mengembangkan kemampuan siswa dalam mengelola perolehan belajarkompetensiyang paling sesuai dengan kondisi masing-masing. Dengan demikian proses belajar lebih mengacu kepada bagaimana siswa belajar dan bukan lagi pada apa yang dipelajari.Sementara itu proses pembelajaran GEOGRAFI di sekolah selama ini masih sebatas proses penyamGeografian pengetahuan agama Islam, proses internalisasi nilai-nilai ajaran agama siswa masih sangat sedikit, siswa mempelajari fakta-fakta dan gagasan-gagasan tetapi belum tepat menggunakan secara efektif.[6]Hal ini berarti bahwa para siswa hanya menerima materi GEOGRAFI saja tanpa ada usaha untuk menginternalisasikan nilai yang terkandung di dalamnya. Siswa mungkin memahami materi-materi yang diajarkan tetapi pemahaman itu belum bisa terealisasi dalam sikap dan perilaku siswa sehari-hari. Hal ini tentu berakibat negatif terhadap pencaGeografian tujuan pembelajaran GEOGRAFI dan tidak bisa membekali peserta didik dalam memecahkan persoalan kehidupan jangka panjang.Yang harus kita pikirkan sekarang ini adalah bagaimana caranya agar implementasi pendidikan agama Islam itu bisa seiring dan sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.Sesuai dengan cita-cita dan harapan dari tujuan pendidikan nasional, guru perlu memiliki beberapa prinsip mengajar yang mengacu pada kemampuan pembelajaran. Karena itu bila kita berbicara tentang rendahnya daya serap atau prestasi belajar, atau belum terwujudnya keterampilan proses dan pembelajaran yang menekankan pada peran aktif siswa, maka sebenarnya inti persoalannya adalah pada masalah "ketuntasan belajar" yakni pencaGeografian taraf penguasaaan minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi atau unit bahan ajaran secara perorangan.Masalah ketuntatasan belajar merupakan masalah yang penting, sebab menyangkut masa depan siswa, lebih-lebih bagi mereka yang mengalami kesulitan belajar. Strategi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah salah satu usaha dalam pendidikan yang bertujuan untuk memotivasi siswa mencaGeografi penguasaan terhadap kompetensi tertentu. Dengan menempatkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka berarti KTSP ini merupakan sesuatu yang harus dipahami dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh warga sekolah karena pada kenyataannya masih banyak sekolah yang masih melaksanakan pembelajaran secara konvensional, dan yang melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) masih sangat sedikit sekali.Hal ini berarti bahwa sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sudah seharusnya memiliki seperangkat alat fundamental dalam menunjang proses pembelajaran GEOGRAFI. Artinya dalam seperangkat alat fundamental tersebut merupakan pegangan pembelajaran yang dapat mencaGeografi tujuan pendidikan. Dalam hal ini adalah kurikulum yang menempatkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai salah satu prinsip utama dalam mendukung kurikulum tersebut.Sejalan dengan uraian diatas, dan dalam rangka mengantisipasi perubahan-perubahan global pada persaingan pasar bebas, serta tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin hari semakin canggih, maka SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO dicanangkan sekolah yang memiliki prestasi dalam bidang akademik, keterampilan komputer, memiliki jiwa kewirausahaan dan memiliki kemampaun dasar humaniora untuk mengembangkan sikap dan nilai hidup bersama berdasarkan ajaran Islam.SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO, merupakan SMA IT yang ada di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah. SMA IT Nur Hidayah Sukoharjo saat ini mengemban visi dan misi baru sebagai sekolah modern yang Islami. Sebagai sekolah yang mempunyai sikap peduli terhadap pengembangan dan potensi anak didik, SMA IT Nur Hidayah Sukoharjo bertujuan mewujudkan sekolah unggul yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi iman dan taqwa serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan melakukan hubungan timbal balik balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam pendidikan tinggi dan dunia kerja.Dengan pendekatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diatas, diharapkan GEOGRAFI di SMA IT khususnya di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO bisa mencaGeografi keberhasilan sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara.Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO menerapkan strategi pembelajaran sebagaimana telah menjadi karakteristik KTSP. Pada saat ini SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO sudah dalam tahap uji coba implementasi. Akan tetapi walaupun SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO sudah dalam tahap uji coba, bukan berarti tidak mengalami hambatan-hambatan yang serius, apalagi dalam proses pembelajaran GEOGRAFI. Dimana selama ini, pembelajaran GEOGRAFI ditingkat SMA IT dianggap masih jauh dari target yang diharapkan walaupun sudah diterapkan KTSP.Berangkat dari latar belakang diatas penulis tergerak hati untuk mengadakan penelitian tentang implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada proses pembelajaran GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO..Hal ini untuk mengetahui implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada proses pembelajaran GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO, dan jika memang sudah di implementasikan maka bagaimanakah implementasinya

B. RUMUSAN MASALAHDari uraian permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang secara logika dan dipandang sebagai suatu masalah dan harus dicari jawabannya melalui penelitian sebagai berikut:1. Bagaimana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada proses pembelajaran GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO?2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO?3. Bagaimana upaya untuk mengatasi faktor penghambat implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA ITWaru III?

C. TUJUAN PENELITIANAdapun tujuan penelitian ini adalah:1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada proses pembelajaran GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO.2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada proses pembelajaran GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO.3. Untuk mendiskripsikan upaya-upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi hambatan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada proses pembelajaran GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO .

D. KEGUNAAN PENELITIANHasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai bekal teoritis dan praktis dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di lapangan.2. Bagi lembaga pendidikan yang diteliti, dapat dijadikan sebagai bahan dalam mengevaluasi dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran GEOGRAFI khususnya dan pelaksanaan bidang studi lainnya.3. Bagi para praktisi pendidikan dan pendidikan pada umumnya, diharapkan dapat memberikan pemahaman ilmu pendidikan, pemecahan masalah dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta dapat memberikan konstribusi penilaian bagi dunia pendidikan pada umumnya.E. DEFINISI OPERASIONALDefinisi operasional ini dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas kata-kata atau istilah kunci yang berkaitan dengan judul penelitian, agar lebih mudah memahami maka peneliti menyusun sebagai berikut:1.Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)Implementasi adalah pelaksanaan.[7]Proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis yang memberikan efek dan dampak.[8]Sedangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah Kurikulum yang dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencaGeografi tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaiandengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.[9]Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencaGeografian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.Dalam Laporan Penelitain ini Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan proses penerapan ide konsep dan kebijakan dalam suatu aktifitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu.2.Proses pembelajaran GEOGRAFIIstilah proses berarti tahapan-tahapan dalam suatu peristiwa pembentukan.[10]Secara sederhana pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa untuk belajar.[11]Selanjutnya, menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun melalui unsur-unsur manusiawi, material, fasilias, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencaGeografi tujuan pembelajaran.[12]Jadi Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam proses pembelajaran GEOGRAFI menggambarkan suatu proses penerapan ide, konsep, program dalam suatu aktivitas pembelajaran. Sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu dalam upaya mengembangkan diri berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam pada siswa di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO.

BAB IILANDASAN TEORI

A.Tinjauan Tentang (KTSP)Cita-cita dan upaya peningkatan kualitas Pendidikan dasar telah dicoba dan dikonsepsikan dan berbagai praktisi pendidikan, perubahan haluan politik orde baru ke oder reformasi telah mendorong lahirnya adopsi metode pendidikan yang partisipatif dan menekankan pada semangat humanisme sosial.Hal ini disebabkan karena kurikulum pendidikan nasional selama ini tidak sesuai dengan konsep pendidikan holistik yaitu konsep pendidikan yang melibatkan dan mengembangkan seluruh aspek dan potensi yang melibatkan dan mengembangkan seluruh aspek dan potensi manusia secara holistik, konsep pendidikan yang mampu membentuk manusia yang utuh dan cakap dalam menghadapi dunia yang penuh tantangan, cepat berubah dan mempunyai kesadaran spiritual bahwa dirinya adalah bagian dari keseluruhan.Bila kita melihat pendidikan nasional pada masa lalu hanya mengutamakan aspek kognitif saja, sehingga berhasil mencetak peserta didik yang pintar, akan tetapi kurang memberi ruang bagi perkembangan aspek afektif dan psikomotorik peserta didik sehingga yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah hanya pencaGeografian target materi pelajaran bukan pencaGeografian kompetensi peserta didik.[13]Dalam keadaan demikian pengetahuan peserta didik memang dapat dibanggakan namun belum cukup cerdas dan cakap dalam memahami dan menyikapi berbagai realitas kehidupan disekitarnya.Faktor-faktor lain yang dapat menghambat kemajuan pendidikan adalah adanya pekerjaan administrasi sekolah yang selalu diawasi dan dituntut mulai dari membuat prota, prosem, satpel, kisi-kisi soal, mengoreksi soal dan masih banyak lagi pekerjaan yang berakibat akan merepotkan guru dengan kesibukan-kesibukan tersebut.[14]Adanya sistem sentralisasi pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah orde baru mengakibatkan semua kebijakan pendidikan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan samGeografi dengan kriteria kelulusan siswa dikendalikan oleh pusat, sehingga kebijakan tersebut telah mengeliminasi potensi yang sebenarnya telah dimiliki oleh lembaga pendidikan daerah.Kebijakan dalam hal penyeragaman kurikulum (materi pendidikan) tidak hanya secara fisik tetapi samGeografi pada pola pikir, sikap dan cara bertindak setiap siswa. Misalnya: materi kurikulum pendidikan nasional mulai dari TK-PT dari pendidikan yang berada dari Sabang samGeografi Merauke semuanya sama padahal setiap daerah berbeda dalam banyak hal kebudayaannya, Geografinya, kehidupan sosial, SDM dan lain-lain. Dari penyeragaman kurikulum tersebut maka diikuti penyeragaman metode pengajaran.[15]Dengan adanya penyeragaman materi pendidikan tersebut maka akan membawa dampak yang kurang baik bagi daerah yang mempunyai potensi untuk maju akan dirugikan karena terhambat oleh materi yang ada. Sedang bagi daerah yang potensinya rendah akan terbagi dengan materi tersebut.Merosotnya kualitas pendidikan juga disebabkan karena sistem yang kurang tepat. Sistem klasikal dinilai belum mampu mengembangkan kemampuan anak didik karena telah membatasi perkembangan mereka. Sekalipun ada yang mempunyai kemampuan lebih, apalagi guru sudah menyusun program satuan pelajaran maupun rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru semuanya serba seragam.[16]Masalah lain dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu didominasi oleh peran guru. Guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan berfikir holistik, kreatif, objektif serta kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara individual.Proses pendidikan di sistem persekolahan Indonesia, umumnya belum menerapkan pembelajaran samGeografi anak menguasai materi pembelajaran secara tuntas, akibatnya tidak aneh bila masih banyak siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran secara tuntas.[17]Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) adalah salah satu filsafat yang mengatakan bahwa dengan sistem pengajaran yang tepat, semua siswa dapat belajar dengan hasil yang baik dari hampir seluruh materi pelajaran yang diajarkan di sekolah.Pandangan ini jelas menolak pandangan yang mengatakan bahwa tingkat keberhasilan siswa di sekolah sangat ditentukan oleh tingkat kecerdasan bawaannya atau IQ-nya.[18]Bahan pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan suatu sistem pengajaran sehingga semua siswa diharapkan dapat menguasai tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa unit. Setiap unit terdiri dari bahan-bahan pelajaran yang diurutkan secara singkat sistematis dari bahan yang mudah ke bahan yang sukar. Setiap siswa diharuskan menguasai satu unit pelajaran sebelum diperbolehkan untuk mempelajari unit pelajaran berikutnya. Bagi siswa yang gagal menguasai satu unit tertentu harus diberikan perbaikan (remedi).Dipandang dari sudut pendidikan, memang cara belajar mengajar dengan menggunakan prinsip Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) sangatlah menguntungkan siswa, karena hanya dengan cara tersebut setiap siswa dapat dikembangkan semaksimal mungkin.1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP)Di dalam buku Pedoman Pembelajaran tuntas menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) adalah pendekatan pembelajaran yang mempersyaratkan siswa agar menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu.[19]Menurut Oemar Hamalik Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) adalah suatu strategi pengajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompokgroup-based approach.[20]Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) siswa harus menguasai setiap standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu secara tuntas. Dengan sistem pengajaran yang tepat, semua siswa dapat belajar dengan hasil yang baik dari hampir seluruh materi pelajaran di sekolah.2. Ide Lahirnya Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP)Konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) sebenarnya bukanlah menjadi barang baru dalam bidang pendidikan, karena telah dikembangkan oleh Carleton Wasburne dan teman-temannya pada tahun 1920 dan oleh Prof. Henry C. Morrison di Laboratory School Universitas Chicago tahun 1926 kemudian model Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) ini dikembangkan oleh Bloom dan Carrol pada tahun 1963 berdasarkan penemuannya mengenai model belajar yaitu "Model School Learning".[21]Dalam model yang paling sederhana, Carrol mengemukakan bahwa jika setiap siswa diberikan waktu sesuai dengan yang diperlukan untuk mencaGeografi suatu tingkat penguasaan, dan jika dia menghabiskan waktu yang diperlukan, maka besar kemungkinan siswa akan mencaGeografi tingkat penguasaan kompetensi. Tetapi jika siswa tidak diberi cukup waktu atau dia tidak dapat menggunakan waktu yang diperlukan secara penuh maka tingkat penguasaan kompetensi ditentukan oleh seberapa banyak waktu yang benar-benar digunakan untuk belajar dibagi dengan waktu yang diperlukan untuk menguasai kompetensi tertentu. Hal ini oleh Block dinyatakan sebagai berikut:Degree of learning = f[22]Dalam hal ini bakat bukan diartikan sebagai kapasitas belajar tetapi sebagai kecepatan belajar atau laju belajar.Ini berarti bahwa siswa yang berbakat tinggi akan dapat menguasai bahan dengan cepat sedangkan siswa yang berbakat rendah akan menguasai bahan dengan lambat. Jadi apabila siswa memerlukan 10 jam untuk menguasai dengan tuntas bahan pelajaran, tetapi ia hanya menggunakan 8 jam untuk belajar, maka pada dasarnya ia hanya akan mencaGeografi 80% penguasaan terhadap bahan yang dipelajarinya.Makin lama siswa menggunakan waktu secara sungguh-sungguh untuk belajar, makin tinggi tingkat penguasaan terhadap bahan yang dipelajarinya.Model dari Carrol yang masih bersifat konseptual ini akhirnya diubah oleh Benyamin S. Bloom menjadi model operasional. Menurut Bloom apabila bakat siswa terdistribusi secara normal dan kepada mereka diberikan cara penyajian dengan kualitas yang sama dan waktu belajar yang sama, maka hasil belajar yang dicaGeografi akan terdistribusikan secara normal pula. Disini korelasi antara bakat dan hasil belajar sangat tinggi.Tetapi apabila bakat siswa terdistribusi secara normal dan setiap siswa atau individu diberikan cara penyajian yang optimal dan waktu belajar sesuai dengan yang dibutuhkan siswa maka sebagian besar siswa dapat diharapkan akan mencaGeografi tingkat penguasaan bahan yang tinggi. Dalam hal ini korelasi antara bakat dan hasil belajar dapat dikatakan tidak ada.Kemudian perkembangan yang pesat dalam dunia pendidikan pada abad ke-20 ini membawa kita untuk mempertimbangkan suatu pandangan tentang kemampuan siswa yang dapat ditingkatkan semaksimal mungkin dengan usaha yang efektif dan efisien, yaitu dengan strategi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP).Di Indonesia strategi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) ini dipopulerkan oleh Badan Pengembangan Penelitian Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang dikaitkan dengan pembaharuan kurikulum di berbagai jenis lembaga pendidikan.[23]3. Ciri-Ciri Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP)Ciri-ciri belajar mengajar dengan prinsip Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) antara lain:a.Pengajaran didasarkan atas tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditentukan terlebih dahuluIni berarti bahwa tujuan dari strategi belajar mengajar adalah hampir semua siswa atau semua siswa dapat mencaGeografi tingkat penguasan tugas pendidikan. Jadi baik cara belajar mengajar maupun alat evaluasi yang digunakan untuk mengatur keberhasilan siswa harus berhubungan erat dengan tujuan-tujuan pendidikan yang akan dicaGeografi.b.Para siswa dapat belajar dengan baik dalam kondisi pengajaran yang tepat sesuai dengan harapan pengajar.c.Memperhatikan perbedaan individuYang dimaksud dengan perbedaan disini adalah perbedaan siswa dalam hal menerima rangsangan dari luar dan dari dalam dirinya serta laju belajarnya.d.Evaluasi dilakukan secara kontinu dan didasarkan atas kriteriaEvaluasi dilakukan secara kontinu pada awal selama dan pada akhir proses belajar mengajar berlangsung. Evaluasi berdasarkan kriteria ada dua macam yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.e.Menggunakan program perbaikan dan program pengayaanProgram perbaikan ditujukan kepada mereka yang belum menguasai kompetensi dasar suatu mata pelajaran tertentu, sedangkan program pengayaan diberikan kepada mereka yang telah menguasai unit pelajaran yang diberikan.[24]f.Tingkat hasil belajar bergantung pada waktu yang digunakan secara nyata oleh siswa untuk mempelajari sesuatu dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya.g.Jika siswa diberi kesempatan yang seragam dan kualitas pengajaran yang seragam pula, hanya sedikit siswa yang dapat mencaGeografi tingkatan mastery (menguasai). Sebaliknya, jika setiap siswa memperoleh kesempatan belajar yang berdeferensiasi dan kualitas pengajaran yang berdeferensiasai pula, maka mayoritas siswa dapat mencaGeografi tingkatan mastery.h.Menggunakan prinsip siswa belajar aktif yang memungkinkan siswa mendapatkan pengetahuan berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya sendiri.i.Menggunakan satuan pelajaran yang kecil yang disusun secara berurutan dari yang mudah samGeografi ke yang sukar.4. Indikator Guru Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP)a.Metode PembelajaranKurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) dilakukan dengan pendekatan diagnostik. Strategi ini menganut pendekatan individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok siswa (kelas), tetapi juga mengakui dan memberikan layanan sesuai dengan perbedaa-perbedaan individual siswa sedemikian rupa, sehingga pembelajaran memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal.[25]Guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila tidak, maka strategi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) yang menuntut penguasaan penuh kepada anak didik tidak akan pernah menjadi kenyataan. Paling tidak, dengan pendekatan individual dapat diharapkan kepada anak didik dengan tingkat penguasaan optimal.[26]Selain pendekatan individual, metode pembelajaran yang sangat ditekankan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) adalah pembelajaran dengan teman sejawat dan bekerja dalam kelompok kecil. Berbagai jenis metodemulti metodepembelajaran harus digunakan untuk kelas atau kelompok.b.Peran guruStrategi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) menekankan pada peran atau tanggung jawab guru dalam mendorong keberhasilan siswa secara individual. Pendekatan yang digunakan adalah seperti yang dikembangkan oleh Keller yang lebih menekankan pada interaksi antara siswa dengan materi/objek belajar. Objek belajar bisa berupa konsep dan realita hidup dan kehidupan. Dengan kata lain peserta didik adalah mitra pendidik dalam pembelajaran. Pembelajaran adalah proses belajar bersama antar siswa atau antara siswa dengan pendidik dalam suatu lingkungan yang kompleks.[27]Peran guru harus intensif dalam hal-hal berikut:1. Menjabarkan/memecah KD (kompetensi dasar) ke dalam satuan-satuan (unit-unit) yang lebih kecil.2. Menataindikator berdasarkan cakupan serta urutan unit3. Menggunakan metode yang bervariasi dalam menyamGeografikan materi4. Memonitor seluruh pekerjaan siswa5. Menilai perkembangan siswa dalam pencaGeografian kompetensi (Kognitif, Psikomotor, dan afektif)6. Menggunakan teknik diagnostik7. Menyediakan sejumlah alternatif strategi pembelajaran bagi siswa yang mengalami kesulitan.c.Peran siswaPada hakikatnya pendidikan merupakan upaya kerjasama subjek pendidik dengan subjek peserta didik untuk mencaGeografi suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama, dengan berbagai alat yang diperlukan dan dalam suatu lingkungan yang selalu mempengaruhinya.Kurikulum tingkat satuan pendidikansangat menjunjung tinggi dan menempatkan peran siswa sebagai subjek didik. Fokus program sekolah bukan pada guru dan yang akan dikerjakannya melainkan pada siswa dan yang akan dikerjakannya. Siswa lebih leluasa dalam menentukan jumlah waktu belajar yang diperlukan. Artinya siswa diberikan kebebasan dalam menentukan kecepatan pencaGeografian kompetensi. Kemajuan siswa sangat tertumpu pada usaha serta ketekunan siswa secara individual.d.EvaluasiPenting untuk dicatat bahwa ketuntasan belajar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) ditetapkan dengan penilaian acuan patokan (criterion referenced) pada setiap kompetensi dan tidak ditetapkan berdasarkan norma (norm referenced). Dalam hal ini batas ketuntasan belajar harus ditetapkan oleh guru, misalnya apakah siswa harus mencaGeografi nilai 75,65,55, atau samGeografi nilai berapa seseorang siswa dinyatakan mencaGeografi ketuntasan belajar.[28]Tujuan penilaian acuan patokan/ kriteria adalah untuk mengetahuikemampuan seseorang menurut kriteria tertentu. Jika penilaian yang dimaksud adalah penilaian formatif, maka penilaian acuan kriteria diterapkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan yang ditargetkan dapat dikuasai oleh siswa. Dengan demikian, syarat pertama yang harus dipenuhi adalah bahwa butir soal yang digunakan harus mencerminkan indikator kemampuan yang ditargetkan.[29]Asumsi dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) adalah:1. Semua orang bisa belajar apa saja, hanya waktu yang diperlukan berbeda.2. Standar harus ditetapkan terlebih dahulu, dan hasil evaluasi tersebut adalah lulus dan tidak lulus.Sedangkan sistem evaluasinya menggunakan ujian berkelanjutan, yang ciri-cirinya adalah:1.Ujian dengan sistem blok (kesatuan KD)2.Tiap blok terdiri dari satu atau lebih kompetensi dasar (KD)3.Hasil ujian dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedial, program pengayaan dan program percepatan.4.Ujian mencakup aspek kognitif dan psikomotor5.Aspek afektif diukur melalui kegiatan inventori afektif seperti pengamatan, kuesioner dan sebagainya.

B.Tinjauan Tentang Pembelajaran GEOGRAFIBelajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Dimana perubahan tingkah laku itu meliputi: perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman dan apresiasi.Sedangkan pengertian mengajar merupakan: suatu proses membimbing, mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa. Sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar.[30]Dari rumusan belajar dan mengajar tersebut, dapat dikatakan bahwa belajar dan mengajar merupakan 2 (dua) konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjukkan pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjukkan pada apa yang harus dilakukan guru sebagai pengajar.Kedua konsep itu akan menjadi terpadu dalam satu kegiatan manakala terjadi interaksi guru-siswa, siswa-siswa pada saat pengajaran itu berlangsung, hal inilah yang dinamakan belajar dan mengajar sebagai suatu proses untuk mencaGeografi tujuan pembelajaran.[31]Hasil proses belajar menghasilkan perubahan pada diri seseorang baik tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan lain-lain. Melalui pengalaman belajar yang diperolehnya.Hal ini juga sesuai dengan konsep belajar mengajar yang mana keduanya dipandang sebagai yang ditandai dengan tumbuhnya kegiatan siswa untuk belajar. Keterpaduan kedua konsep tersebut yakni konsep belajar dan konsep mengajar melahirkan konsep yang disebut dengan "proses belajar mengajar" dengan kata lain proses pembelajaran.1. Pengertian Pembelajaran GEOGRAFIPembelajaran GEOGRAFI terdiri dari dua unsur yaitu pembelajaran dan GEOGRAFI (Pendidikan Agama Islam)Istilah pembelajaran menurut Gagne dan Brigs adalah suatu rangkian event (kejadian, peristiwa, kondisi dan lain-lain) yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi siswa sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah.[32]Adapun menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi: unsur-unsur manusiawi material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencaGeografi tujuan pembelajaran.Tujuan pembelajaran disini adalah mengarahkan guru agar berhasil dalam membelajarkan siswa dan dalam rangka tercaGeografinya tujuan belajar. Dahulu pembelajaran hanya sekedar penyamGeografian ilmu pengetahuan yang tak terkait dengan belajar, karena jika guru telah menyamGeografikan ilmu pengetahuan maka tercaGeografilah maksud dan tujuan pembelajaran akan tetapi pada masa sekarang ini, pembelajaran dicoba dikaitkan dengan belajar sehingga dalam merancang aktivitas pembelajaran guru harus belajar dan siswa harus dijadikan titik tolak dalam merancang pembelajaran.[33]Sedangkan menurut Dr. Muhaimin MA, dkk yang dimaksud pembelajaran adalah suatu upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Dalam kegiatan ini akan mengakibatkan siswa mempelajari mata pelajaran atau sesuatu dengan cara yang lebih efektif dan efisien untuk menunjang keberhasilannya kelak.Dari definisi diatas, maka penulis mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses/ strategi pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan yang didalamnya meliputi metode-metode dan teknik-teknik pembelajaran.Pengertian pendidikan agama Islam menurut Abd. Rahman Saleh adalah usaha yang berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik supaya kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami ajaran-ajaran agama Islam serta menjadikannyaway of life(jalan keluar).[34]Sedangkan menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Toumi Al-Syaibani bahwa pendidikan agama Islam adalah proses pengubahan tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi sebagai profesi diantara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.[35]Pendidikan Islam menurut GBPP 1994 berbunyi "Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati serta mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain adalah hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.[36]Pengertian tersebut kemudian disempurnakan menurut kurikulum 2004, bahwasannya pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur'an dan al-hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman, dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya denagn kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.[37]Dari beberapa pengertian tentang GEOGRAFI diatas, dapatlah penulis simpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan kegiatan mengalihkan pengalaman, pengetahuan dan kecakapannya oleh pendidikan terhadap peserta didik untuk mengarahkan menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang utuh yang mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dan juga akan mengarahkan manusia dalam kehidupan yang lebih baik yang nantinya akan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.2. Komponen-Komponen Dalam Pembelajaran GEOGRAFISuatu proses belajar mengajar dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar saling mendukung dalam rangka mencaGeografi tujuan pembelajaran.Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan belajar mengajar khususnya GEOGRAFI mendukung sejumlah komponen, yang mana komponen itu saling interaksi dan berpengaruh terhadap proses pembelajaran GEOGRAFI. Itu meliputi:[38]a.TujuanTujuan merupakan komponen yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran akan mewarnao cara anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosialnyab.Bahan PelajaranBahan pelajaran merupakan substansi yang akan disamGeografikan dalam proses belajar mengajar atas dasar tujuan instruksional dan sebagai sumber belajar bagi anak didik, hal ini dapat berwujud benda dan isi pendidikan yang berupa pengetahuan, perilaku, nilia, sikap dan metode pemerolehannya.[39]c.Kegiatan belajar mengajarKegiatan belajar mengajar ini akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicaGeografi. Dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator dan motivator, sehingga guru harus dapat memahami dan memperhatikan aspek individual anak didik baik dalam aspek biologis, intelektual dan psikologisd.MetodeMetode merupakan cara yang digunakan untuk mencaGeografi tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar. Kombinasi dalam penggunaan dari berbagai metode mengajar merupakan keharusan dalam praktek mengajar.

e.AlatAlat merupakan segala sesuatu cara yang dapat digunakan dalam rangka mencaGeografi tujuan pengajaran, memperjelas bahan pengajaran yang diberikan guru atau yang dipelajari siswa.f.Sumber belajarSumber belajar merupakan bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar.[40]g.EvaluasiMerupakan proses menentukan nilai suatu obyek tertentu berdasarkan kriteria tertentu, dalam pembelajaran berfungsi untuk mengetahui tercaGeografi tidaknya tujuan pengajaran instruksional dan sebagai bahan dalam memperbaiki proses belajar mengajar.Ketujuh komponen adalah saling berhubungan satu sama lain, tidak ada satupun komponen yang dapat dilepaskan satu sama lainnya karena dapat mengakibatkan tersendatnya proses belajar mengajar pendidikan agama Islam.Dalam proses belajar mengajar GEOGRAFI selalu ditekankan pada interaksi antara guru dan murid yang harus diikuti oleh tujuan pendidikan agama. Usaha guru dalam membantu murid untuk mencaGeografi tujuan adalah guru harus memilih bahan yang sesuai kemudian memilih dalam menetapkan metode dan sarana yang paling tepat dan sesuai dalam penyamGeografian bahan dengan mempertimbangkan faktor-faktor situasional kemudian melaksanakan evaluasi sehingga dapat memperlancar GEOGRAFI.[41]Dari sini dapat dikatakan bahwa peran guru dalam pembelajaran: membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar/membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran, sedangkan peran siswa adalah bertindak belajar yaitu mengalami proses belajar, mencaGeografi hasil belajar yang digolongkan sebagai dampak pengiring, dengan belajar, maka kemampuan mental siswa akan meningkat.[42]Pembelajaran dikatakan sebagai proses apabila terdapat interaksi antara guru sebagai pengajar dengan siswa sebagai pelajar. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar (pembelajaran) merupakan interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencaGeografi tujuannya.[43]Sedangkan pengajaran sebagai hasil/produk menekankan kepada tingkat penguasaan tujuan oleh siswa baik dari segi kualitas/kuantitas keduanya merupakan hubungan sebab akibat, dengan demikian mengajar tidak semata-mataout put orientedtetapi juga prosesoriented.[44]Belajar mengajar sebagai suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencaGeografi tujuan tertentu. Hal ini bukan hanya penyamGeografian pesan berupa materi pelajaran saja, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar juga diutamakan.[45]Dalam proses pembelajaran terjadinya perilaku belajar pada pihak siswa dan perilaku mengajar pada pihak guru tidak berlangsung satu arah, melainkan terjadinya secara timbal balik (interaktif, two ways trafict system dan multi arah) dimana hubungan kedua pihak tersebut berperan aktif, selain adanya hubungan komunikasi guru dengan murid terdapat juga hubungan komunikasi siswa dengan siswa lainnya dalam suatu kerangka kerja dengan menggunakan cara dan kerangka berfikir yang difahami dan disepakati bersama dalam rangka menggalakkan student active learning.[46]Sedangkan pengertian pendidikan agama Islam dalam upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur'an dan hadits melalui kegiatan bimbingan pelajaran, pengajaran latihan serta penggunaan pengalaman yang telah ditetapkan untuk mencaGeografi tujuan yang ditetapkan dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.Untuk mencaGeografi tujuan dan kemampuan-kemampuan tersebut maka ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi: keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan makhluk lain dan lingkungan.[47]Sejalan dengan pengertian dan tujuan GEOGRAFI tersebut, maka Bunyamins Bloom dalam bukunya The Taxonomy of Educational Objective Cognitive Demand menyatakan: Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran GEOGRAFI akan diperoleh 3 aspek kemampuan yaitu aspek pengetahuan (cognitive), aspek sikap (affective) dan aspek keterampilan (psikomotorik).[48]Dalam proses pembelajaran terjadinya perubahan pada ketiga aspek tersebut (aspek kognitif, psikomotorik dan afektif) sangat diharapkan yang akhirnya akan berpengaruh pada tingkah laku murid, sehingga cara berfikir, cara merasa dan cara seorang murid akan melakukan sesuatu hal akan menjadi relatif menetap dan membentuk kebiasaan bertingkah laku pada dirinya.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar GEOGRAFI merupakan suatu proses interaksi antara siswa dan guru yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencaGeografi tujuan pendidikan agam Islam yang mengakibatkan beberapa perubahan yang relatif tetap dalam tingkah laku seseorang baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta sifat perubahan.[49]3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran GEOGRAFIDengan melalui proses belajar mengajar GEOGRAFI yang diharapkan terjadinya perubahan dalam diri anak baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik akan berpengaruh pada tingkah laku anak didik, di mana pada akhirnya cara berfikir, merasa dan melakukan sesuatu itu akan menjadi relatif menetap dan membentuk kebiasaan bertingkah laku yang baik pada dirinya.Agar perubahan-perubahan dalam diri anak didik sebagai hasil dari suatu proses belajar mengajar samGeografi pada tujuan yang diharapkan, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.Dimana dalam proses belajar mengajar ikut berfungsi pula sejumlah faktor yang dengan sengaja direncanakan dan dimanipulasikan guru menuju tercaGeografinya out put yang dikehendaki dalam hal ini: kurikulum, guru yang mengajar, sarana dan fasilitas serta instrumental in put merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam pencaGeografian hasil/out put yang dikehendaki karena instrumental in put inilah yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu akan terjadi dalam diri si pelajar.[50]Sejalan dengan proses belajar mengajar tersebut, maka faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar itu dikelompokkan menjadi 2 faktor.[51]Yaitu faktor intern dan faktor eksterna.Faktor ekstern (faktor yang ada di luar individu)a.1. LingkunganFaktor lingkungan dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu:Lingkungan alami seperti suhu, kelembaban udara sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.Lingkungan sosial baik yang berbentuk manusia ataupun yang berwujud lainnya, seperti: suara mesin pabrik, hiruk pikuk lalu lintas.Sedangkan menurut Rastijah dalam bukunya masalah-masalah keguruan di lingkungan itu dibagi 3Lingkungan sekolah (interaksi guru murid, metode pengajaran, hubungan antar murid, media pendidikan, kurikulum dan lain-lain.Keluarga, meliputi cara mendidik orang tua kepada anak, keadaan sosial ekonomi keluarga, suasana dalam keluarga, pengertian orang tua terhadap anak, latar belakang kebudayaan dan pendidikan.Lingkungan masyarakat, meliputi media massa, teman bergaul, cara hidup lingkungan dan kegiatan-kegiatan lain.a.2. InstrumentalFaktor ini dapat berwujud faktor-faktor keras (hard ware) seperti: gedung, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum dan sebagainya, dapat juga berwujud faktor-faktor lemah (soft ware) seperti: Kurikulum, pedoman belajar, guru, metode, media dan lain-lain.b.Faktor Intern (faktor yang berasal dari dalam individu sendiri)Dalam faktor ini mencakup faktor fisiologi dan psikologib.1. Kondisi fisiologisKondisi ini meliputi: kondisi fisik (kesehatan) dan faktor-faktor tubuh, disamping itu kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengarannya sangat mempengaruhi proses belajar mengajar karena sebagaian besar yang dipelajari manusia dipelajarinya dengan menggunakan penglihatan dan pendengaran.

b.2. Kondisi psikologisa.Minatb.Kecerdasan (intelegensi)c.Bakatd.Motivasie.Kultural.[52]Sedangkan menurut Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi pendidikan, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar.[53]Meliputi: karakteristik siswa, karakteristik guru, interaksi dan metode, fasilitas, mata pelajaran dan lingkungan.Menurut Muhaimin dalam bukunya Paradigma Pendidikan Islam, proses pembelajaran GEOGRAFI dipengaruhi oleh tiga faktor.[54]yaitu:a.Kondisi pembelajaran GEOGRAFIKondisi ini dapat mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran GEOGRAFI. Kondisi ini dipengaruhi oleh tujuan dan karakteristik GEOGRAFI, kedudukan sumber belajar dan karakteristik bidang studi GEOGRAFI, karakteristik peserta didikb.Metode Pembelajaran GEOGRAFIMetode pembelajaran GEOGRAFI merupakan cara-cara tertentu yang paling cocok untuk digunakan dalam mencaGeografi hasil-hasil pembelajaran GEOGRAFI yang berada dalam kondisi pembelajaran tertentu.c.Hasil Pembelajaran GEOGRAFIHasil pembelajaran GEOGRAFI mencakup semua akibat yang dapat dijadikan indikator tentang nilai-nilai dari penggunan metode pembelajaran GEOGRAFI di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Hal ini dapat berupa keefektifan, efisiensi dan daya tarik. Klasifikasi dan hubungan antara komponen yang mempengaruhi proses pembelajaran GEOGRAFI tersebut digambarkan oleh Muhaimin sebagai berikut:

4. Fungsi Tujuan dalam Proses Pembelajaran GEOGRAFIBelajar mengajar merupakan suatu kegiatan bertujuan, dengan pengertian kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa terikat oleh tujuan, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk pencaGeografian tujuan. Dengan demikian merumuskan tujuan yang akan dicaGeografi adalah aspek terpenting dalam mengajar.Taraf pencaGeografian tujuan pembelajaran pada hakekatnya merupakan petunjuk praktis tentang sejauh manakah proses pembelajaran itu harus dibawa untuk mencaGeografi tujuan akhir. Dengan tujuan yang jelas akan memberikan petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan bahan pelajaran, penetapan metode mengajar dan alat bantu pengajaran serta memberikan petunjuk terhadap penilaian.Lazimnya tujuan pendidikan itu ditetapkan sebagai peraturan perundang-undangan dari peraturan perundang-undangan itu diperinci ketentuan. Ketentuan bagi tujuan lembaga tertentu, hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum tentang kualitas manusia yang dicita-citakan, sehingga terbentuk sebagai hasil pengalaman pendidikan pada lembaga pengajaran di lembaga tersebut. Misalnya di Indonesia telah ditetapkan dasar, tujuan dan sistem pendidikan yaitu sistem pendidikan nasional.Agar tujuan itu mendapat bentuk yang nyata (operasional) maka diperlukan suatu cara kerja yang efisien yang berupa sistem penilaian/evaluasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat pencaGeografian tujuan baik dari pihak murid/guru, disamping itu diperlukan juga rumusan tujuan secara lebih kongkrit, khusus dan lebih jelas yang dipusatkan pada perubahan tingkah laku anak didik dan realistic bagi kebutuhan perkembangan murid.[55]C.Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) Pada Proses Pembelajaran GEOGRAFIDalam pembelajaran GEOGRAFI yang menjadi tujuan utamanya adalah bagaimana nilai-nilai ajaran Islam yang diajarkan dapat tertanam dalam diri siswa sehingga terjadi perubahan-perubahan tingkah laku yang dilandasi dengan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan pribadinya maupun sosialnya.Proses pembelajaran GEOGRAFI disekolah masih terbatas sebagai proses penyamGeografian pengetahuan agama Islam. Proses internalisasi nilai-nilai ajaran Islam pada siswa masih sangat sedikit. Hal ini disebabkan oleh paradigma tentang pendidikan yang masih dominan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal.[56]Ini berarti bahwa siswa menerima materi GEOGRAFI tanpa ada usaha menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Siswa mungkin memahami materi-materi yang diajarkan tetapi pemahaman itu belum mampu terealisasi dalam sikap dan perilaku mereka sehari-hari. Hal ini tentu berakibat negatif terhadap pencaGeografian tujuan pembelajaran GEOGRAFI padahal pada pembelajaran GEOGRAFI akan dihadapkan pada permasalahan yang kompleks selain menyangkut masalah transformasi ajaran dan nilai dan perlu diperhatikan pula masalah siswa dengan berbagai latar belakangnya, kondisi dan situasi bagaimana yang akan diajarkan, sarana apa yang diperlukan bagaimana cara untuk pendekatan apa yang digunakan memotivasi siswa dalam belajar.Sesuai dengan perannya yang sangat penting itu, para guru mempunyai tugas-tugas pokok dalam mengelolah, merencanakan, mengevaluasi, dan membimbing kegiatan belajar mengajar dengan sebaik-baiknya disamping memahami siswa dengan segala karakteristiknya, mengetahui tujuan apa yang harus dicaGeografi setelah adanya proses pembelajaran sehingga terjadi proses pengalaman belajar yang baik.Guru GEOGRAFI juga perlu memiliki beberapa prinsip mengajar yang mengacu pada peningkatan kemampuan internal siswa di dalam merangsang strategi pembelajaran ataupun melaksanakan pembelajaran. Peningkatan potensi internal itu salah satunya dengan menerapkan jenis-jenis strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa mampu mencaGeografi kompetensi secara penuh utuh dan kontekstual strategi pembelajaran tersebut dikenal dengan strategi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP).Strategi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) dapat diterapkan secara tuntas sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan, terutama dalam level mikro yaitu mengembangkan individu dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini tidak menuntut perubahan besar-besaran baik dalam kurikulum maupun pembelajaran, tetapi yang penting adalah merubah strategi guru terutama berhubungan dengan waktu. Perhatian guru terhadap waktu bukan waktu yang dibutuhkan untuk mengajar melainkan waktu yang digunakan peserta didik untuk belajar samGeografi taraf penguasan bahan sepenuhnya (Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP)).[57]1. Perencanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP)Perencanaan program Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) didasarkan pada asumsi bahwa sebagian besar siswa dapat belajar dengan baik, dan guru mampu mengajar dengan baik, dengan demikian, para siswa akan belajar dengan baik. Perencanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) disusun dengan langkah-langkah:a.Merumuskan tujuan bidang pengajaranb.Mempersiapkan alat evaluasi, yang hasilnya nanti akan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.c.Menjabarkan atau memecahkan bahan pelajaran menjadi suatu urutan unit-unit pelajaran yang kecil. Dalam arti memecah kompetensi dasar kedalam satuan unit-unit yang lebih kecild.Mengembangkan prosedur koreksi dan umpan balik bagi setiap unit pelajaran.e.Menyusun tes diagnostik kemampuan belajar.f.Mengembangkan suatu himpunan materi pengajaran alternatif atau learning corrective sebagai alat untuk mengoreksi hasil belajar, yang bersumber pada setiap pokok uji satuan tes.g.Setiap siswa harus menemukan kesulitannya sendiri dalam mempelajari bahan pengajaran. Siswa harus bisa menemukan cara belajar alternatif mengenai bahan yang belum dikuasainya, kemudian memilih cara belajarnya sendiri.2. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) pada proses pembelajaran GEOGRAFIPelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:[58]a.Kegiatan orientasiKegiatan ini mengorientasikan siswa terhadap strategi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) yang berkenaan dengan orientasi tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dalam jangka waktu satu semester dan cara belajar yang harus dilakukan oleh siswa. Guru GEOGRAFI menjelaskan keseluruhan bahan yang telah dirancang dalam tabel spesifikasi, lalu dilanjutkan dengan pra test yang isinya sama dengan isi tes sumatif (pasca test)Guru GEOGRAFI menjelaskan kepada siswa tentang cara belajar yang baru, pelaksanaan test sumatif untuk mengontrol keberhasilan belajar, standar yang dipergunakan (standar mutlak) yang ditandai dengan derajat keberhasilan tertentu, kerjasama dalam belajar, bantuan belajar, diagnostic progress, kegiatan korektif berdasarkan pilihan sendiri.2. Kegiatan belajar mengajar GEOGRAFIb.1.Guru memperkenalkan kompetensi dasar pada satuan pelajaran GEOGRAFI yang akan dipelajari dengan cara:Memperkenalkan tabel spesifikasi tentang arti dan cara mempergunakannya untuk kepentingan bimbingan belajar.Mengajukan pertanyaan yang menonjolkan isi bahan yang akan disajikan sambil menunjukkan apa yang harus dikerjakan oleh siswa secara intelektual.Mengajukan topik umum, atau konsep umum yang akan dipelajari atau menyajikan ringkasan materi pelajaran terdahulu.b.2.Penyajian rencana kegiatan belajar mengajar berdasarkan standar kelompok. Tujuannya adalah untuk menjelaskan apa yang hendaknya dilakukan oleh siswa dalam kegiatan kelompok. Dengan cara ini mereka terhindar dari kebingungan dan menumbuhkan gagasan tentang strategi belajar yang perlu dilakukan sendiri (misalnya membuat catatan, ikhtisar, cara mengingat pelajaran sehubungan dengan strategi mengajar yang ditetapkan guru.b.3.Penyajian pelajaran dalam situasi kelompok satuan pelajaran guru menyamGeografikan bahan sambil memberikan peringatan secara periodik untuk perhatian siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang pengalaman atau masalah-masalah yang dapat dijawab mereka dan melibatkan mereka secara aktif dalam kegiatan belajar dengan teknik tertentu.b.4.Melaksanakan diagnostic progress test, test ini dilaksanakan setiap kali selesai mempelajari satu unit pelajaran atas dasar ini dapat di ketahui siswa yang sudah mencaGeografi taraf penguasaan sesuai dengan patokan, dan siswa mana yang perlu mendapat penaganan karena belum mencaGeografi taraf itu.b.5.Mengidentifikasi kemajuan belajar GEOGRAFI yang telah memuaskan dan yang belum memuaskan. Untuk mengetahui apakah hasil belajar GEOGRAFI siswa telah memuaskan atau belum, para siswa diminta mencocokkan hasil test mereka masing-masing dengan persentase pokok uji yang harus di jawab (misalnya 80%-90%= telah memuaskan; kurang dari 80% berarti memerlukan perbaikan cara belajar).b.6.Menetapkan siswa yang hasil belajar GEOGRAFI nya telah memuaskanb.7.Memberikan kegiatan korektif kepada siswa yang hasil belajar GEOGRAFI nya bekum memuaskan.b.8.Memonitor keefektifan kegiatan korektif.b.9.Menetapkan siswa yang hasil belajar GEOGRAFI nya memuaskan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan para siswa yang benar-benar siap mengikuti tes akhir satuan pelajaran, sedangkan siswa yang belum mencaGeografi tingkat memuaskan dapat juga mengikuti tes dengan pengaturan tertentu.3. Penentuan tingkat penguasaan bahanSetelah suatu satuan pelajaran selesai diajarkan, lalu diadakan tes sumatif. Lembaran jawaban yang telah di isi diperiksa oleh temannya sendiri berdasarkan petunjuk guru, tetapi penjumlahannya dihitung oleh masing-masing siswa. Mereka sendiri pula yang menentukan tingkat penguasaan bahan berdasarkan kriteria penguasaan yang telah ditetapkan.4. Memberitahukan atau melaporkan kembali tingkat penguasaan GEOGRAFI setiap siswaKegiatan ini bertujuan agar mengetahui tingkat penguasaan mereka. Setiap siswa diberi tabel spesifikasi. Bahan yang sudah dikuasai diberi tanda M (Mastery) sedangkan yang belum dikuasai di beri tanda NM (non Mastery)5. Pengecekankeefektifan keseluruhan programKeefektifan strategi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) ditandai berdasarkan hasil yang dicaGeografi oleh siswa, yakni berapa persen siswa yang mampu mencaGeografi tingkat Mastery.3. Pelaksanaan remedial, pengayaan dan percepatan dalam pembelajaran GEOGRAFIBerdasarkan teori Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), maka seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencaGeografi tujuan pembelajaran minimal 65 % dari seluruh tujuan pembelajaran GEOGRAFI. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencaGeografi minimal 65% sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.Sekolah perlu memberikan perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mendapat kesulitan belajar melalui kegiatan remedial. Peserta didik yang cemerlang diberikan kesempatan untuk tetap mempertahankan kecepatan belajarnya melalui kegiatan pengayaan. Kedua program ini dilakukan oleh sekolah karena lebih mengetahui dan memahami kemajuan belajar setiap peserta didik.[59]Apabila kurikulum tingkat satuan pelajaran (KTSP) sudah dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan konsepnya, makamasing-masing siswa akan berpacu atau berkompetisi dalam menyelesaikan kompetisi-kompetisi dasar yang ada menurut kecepatan masing-masing secara alami. Mengingat kecepatan tiap siswa dalam pencaGeografian kompetensi dasar mungkin saja tidak sama, maka dalam pembelajaran, mungkin sekali terjadi perbedan kecepatan belajar antara siswa yang sangat pandai, pandai dengan yang kurang pandai dalam pencaGeografian kompetensi.a.Pelaksanaan program remedialDilihat dari arti katanya, remedial berarti bersifat menyembuhkan, membetulkan ataupun membuat menjadi baik. Dengan demikian, pengajaran remedial (remedial teaching) adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau pengajaran yang membuat menjadi baik.Menurut pengertian pada umumnya, proses pengajaran bertujuan agar siswa dapat mencaGeografi hasil belajar yang sebaik-baiknya. Jika ternyata hasil yang dicaGeografi tidak memuaskan, ini berarti siswa masih dipandang belum mencaGeografi hasil belajar yang diharapkan.Tujuan umum pengajaran remedial tidaklah berbeda dengan tujuan pengajaran pada umumnya yaitu agar setiap siswa dapat mencaGeografi Prestasi belajar sesuai dengan kompetensi dasar yang diharapkan. Namun, tujuan khusus pengajaran remedial ini adalah agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencaGeografi Prestasi belajar yang diharapkan melalui penyembuhan atau perbaikan proses belajar mengajar.[60]Masalah pertama yang akan timbul dalam pelaksanan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) adalah "bagaimana guru menangani siswa-siswa yang lamban atau mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi dasar tertentu. Ada dua cara yang dapat ditempuh yaitu:1.Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi siswa yang belum atau mengalami kesulitan dalam penguasan kompetensi dasar tertentu.2.Pemberian tugas-tugas atau perlakuan (treatment) secara khusus.b.Pelaksanaan program pengayaanKondisi sebaliknya dari program remedial, dalam kelas yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) akan selalu ada siswa-siswa yang lebih cepat-cepat menguasai kompetensi yang ditetapkan, mereka perlu mendapatkan tambahan pengetahuan maupun keterampilan sesuai dengan kapasitasnya, melalui program pengayaan.Pengayaan adalah kegiatan tambahan yang diberikan kepada siswa yang telah mencaGeografi ketuntasan dalam belajar yang dimaksud untuk menambah wawasan atau memperluas pengetahuannya dalam materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Pengayaan dapat bersifat vertikal maupun horizontal.Pengayaan yang bersifat vertikal dimaksudkan untuk membuat pengayaan kepada siswa agar mereka lebih mantap dan lebih menyakini materi yang telah dipelajarinya, materi yang diberikan dalam pengayaan ini difatnya lebih tinggi dari materi yang telah dipelajarinya.Pengayaan yang bersifat horizontal dimaksudkan untuk memberikan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan konsep atau prinsip dalam materi yang telah dipelajarinya.Tujuan program pengayaan selain untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan terhadap materi yang sedang atau telah dipelajari agar siswa dapat belajar secara optimal baik dalam hal pendayagunaaan kemampuan maupun perolehan dari hasil belajar.[61]Adapun cara yang dapat ditempuh adalah:1.Pemberian bacaaan tambahan atau berdiskusi yang bertujuan memperluas wawasan bagi kompetensi dasar tertentu.2.Pemberian tugas.3.Memberikan soal-soal latihan tambahan yang bersifat pengayaan.4.Memnbantu guru membimbing teman-temannya yang belum mencaGeografi ketuntasan.c.Pelaksanaan program percepatan (akselerasi belajar)Akselerasi belajar dimungkinkan untuk diterapkan sehingga peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata dapat menyelesaikan materi pembelajaran lebih cepat dari masa belajar yang ditentukan. Akselerasi belajar dapat dilakukan dengan bantuan modul atau lembar kerja yang disediakan oleh sekolah. Melalui akselerasi belajar, peserta didik yang berkemampuan tinggi dapat mempelajari seluruh bahan ajar dengan melampaui atau lebih cepat dari peserta didik yang lain. Waktu yang tersisa dari peserta didik yang mengikuti akselerasi belajar dapat digunakan untuk kegiatan tutorial sebaya.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian1.Jenis Penelitian dan Tahap-tahap PenelitianPenelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran.[62]a.Jenis PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.[63]Adapun bentuk penelitiannya adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan suatu obyek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa mempersoalkan hubungan antar variabel penelitian.[64]Penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang apa dan bagaimana suatu kejadian dan melaporkan hasil sebagaimana adanya. Melalui penelitian kualitatif ini, diharapkan terangkat gambaran mengenai aktualitas, realitas sosial dan persepsi sasaran peneliti tanpa tercemar ukuran formal.Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kasus karena penulis bertujuan ingin mempelajari secara intensif tentang latar belakang seseorang, kelompok atau lembaga, terinci dan mendalam terhadap organisasi, lembaga atau gejala tertentu.[65]b.Tahap-Tahap PenelitianTahap-tahap penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu1.Menentukan masalah penelitian, dalam tahap ini peneliti mengadakan studi pendahuluan.2.Pengumpulan data, pada tahap ini peneliti mulai dengan menentukan sumber data, yaitu buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan dari segenap individu yang berkompeten di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO. Pada tahap ini diakhiri dengan pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.3.Analisis dan penyajian data, yaitu menganalisis data dan akhirnya ditarik suatu kesimpulan.2. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian disini dimaksudkan sebagai alat mengumpulkan data.[66]Peneliti merupakan alat pengumpul data utama atau instrument karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, analisis penafsiran data dan pada akhirnya menjadi pelaporan hasil penelitian.[67]a.Informan dan Subyek PenelitianInforman adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.[68]Dalam hal ini adalah kepala sekolah, waka kurikulum, waka sarana dan prasarana, waka pengembangan program, kepala perpustakaan, kepala TU, guru-guru GEOGRAFI khususnya di kelas VI, yang mana subyeknya adalah kelas VI SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO. Informan utamaa dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, waka kurikulum dan para guru GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO.3. Sumber DataSumber data penelitian yang diambil adalah:a.Sumber Data LitererYaitu sumber data yang diperoleh peneliti dari buku karangan para ahli yang sesuai dengan masalah yang diteliti, termasuk dalam hal ini karya ilmiah, makalah serta terbutan-terbitan yang berkaitan dengan KTSP. Termasuk dalam hal ini adalah dokumen-dokumen tentang keadaan lembaga pendidikan dan catatan lain yang mendukung dalam KTSP.b.Sumber Data LapanganYaitu sumber data yang diproses dari lapangan penelitian, yaitu sumber data manusia, yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, waka kurikulum, waka sarana dan prasarana, kepala program pengembangan KTSP, para guru GEOGRAFI dan siswa - siswi SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO.b.Metode Pengumpulan dataUntuk mendapatkan data-data yang akurat dalam penelitian maka dalam hal ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:Metode observasiObservasi diartikan sebagai pengamatan atau pencatatatn dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.[69]Metode ini diterapkan dalam rangka mengamati fenomena yang ada dalam kelas selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar pendidikan agama Islam di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO.Metode Interview/ wawancaraYaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai.[70]Metode ini diterapkan dalam upaya memperoleh informasi dari yang diwawancarai tentang implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO.Interview ini menggunakan wawancara terstruktur yaitu pedoman dengan instrument wawancara yang disusun secara terperinci dengan beberapa pertanyaan terbuka.Metode DokumentasiYaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal yang berupa benda-benda tertulis, buku-buku, majalah, dokumentasi, peraturan, catatan harian.[71]Metode ini diterapkan untuk mencari data yang berkaitan dengan obyek penelitian tentang berbagai teori Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan implementasinya serta untuk mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan lokasi yang diteliti yaitu letak Geografis, keadaan guru, struktur organisasi SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO4. Teknik Analisis DataMenganalisis data merupakan kegiatan inti yang terpenting dan paling menentukan dalam penelitian. Analisis data adalah proses mengatur urutan data. Mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.[72]Analisis data ini dilakukan dalam suatu proses yang pelaksanaannya mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan.Dalam penelitian ini, peneliti memberikan gambaran secara menyeluruh tentang implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO. Gambaran hasil penelitian tersebut kemudian di telaah, dikaji, dan disimpulkan sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian. Dalam memperoleh suatu kecermatan, ketelitian dan kebenaran maka peneliti menggunakan 2 cara penalaran1.Cara berfikir induktifPenalaran ini penulis tekankan, karena umumya penelitian kualitatif bersifat induktif, kita berangkat dari kasus-kasus yang bersifat khusus berdasarkan pengalaman nyata (ucapan, perilaku subyek penelitian dan situasi lapangan penelitian) kemudian dirumuskan menjadi model, konsep, teori yang bersifat umum.[73]Fakta-fakta tersebut adalah mata pelajaran GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO. Dari fakta-fakta tersebut kemudian dipakai sebagai sampel dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk diteliti yang dapat diharapkan menjadi barometer sejauhmana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam meningkatkan mutu pendidikan.2.Cara berfikir deduktifCara berfikir ini digunakan untuk mencari data dalam menemukan kebenaran, bila fakta-fakta atau data-data yang ada dianggap sama dengan teori yang ada.3.Reflektif thinkingDalam teknik ini peneliti mengkombinasikan 2 cara sebelumnya yakni peneliti berjalan hilir mudik antara induksi-deduksi. Peneliti mula-mula bergerak dari fakta khusus menuju statemen umum yang menerangkan fakta-fakta itu dan dari statemen yang bersifat umum tersebut peneliti menyelidiki lagi fakta umum untuk mengecek statemen itu.Peneliti melakukan hal itu samGeografi diperolehnya pernyataan-pernyataan yang memberi keyakinan kepadanya tentang obyek persoalannya. Peneliti hilir mudik diantara deduksi dan induksi samGeografi pada suatu pemecahan yang konklusif dipecahkan.[74]Dalam hal ini untuk menghubungkan antara idealitas dengan fakta lapangan itu tidak terdapat jarak.

BAB IVLAPORAN HASIL PENELITIAN

A.PENYAJIAN DATA1.Bentuk Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) dalam Proses Pembelajaran GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO.Kurikulum berbasis kompetensi yang memiliki karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) yang telah dicanangkan oleh Mendiknaspada tahun 2002 lalu, rencananya akan diberlakukan pada tahun 2004, ternyata sudah lebih dulu diimplementasikanoleh SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO. Langkah ini diambil sebagai tahapan uji coba (Pilot Project) di salah satu lembaga pendidikanSMA ITyang telah dianggap oleh Diknas memenuhi syarat untuk menerapkan (KTSP)[75].Dalam pembahasan karya ilmiah ini, penulis memfokuskanpembahasanpada penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) pada prosespembelajaranGEOGRAFIUntuk memperoleh hasil belajar secara maksimal. Pembelajaran harus dilaksanakan dengan sistematis, kesistematisan akan tercermin dari strategi pembelajaran yang dilaksanakan, terutamadalam mengorganisir tujuan dan bahan pelajaran, melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik yanggagal mencaGeografitujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran harus diorganisir secara spesifik untuk memudahkanpengecekanhasil belajar, bahan perludijabarkanmenjadi satuan-satuanbelajar tertentudan penguasaanbahan yang lengkap untuk semua tujuan setiap satuan belajar dituntut dari para peserta didik sebelum proses belajar melangkah pada tahap berikutnya[76].Sejak diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO yang menuntut terjadinya perubahan terutama pada peran guru. Guru harus mau merubah komitmen dengan kuat terhadap tugas dan tanggung jawab. Guru lebih dituntut untuk berkreasi dan berinovasi dalam proses pembelajaran.Selain perubahan pada guru, siswapun dituntut berubah dalam proses pembelajaran, agar lebih aktif danAdapun bentuk implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO yaitu :a.Perencanaan Kurikulum Tingkat kreatif. Satuan Pelajaran (KTSP) pada proses pembelajaran GEOGRAFIPerencanaan pengajaran GEOGRAFI berdasarkan konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP)di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO yaitu :b.1.Merumuskan tujuan bidang pengajaran yang bisa dilihat dari skenario pembelajaran.b.2.Menyiapkanalat evaluasi yang akan digunakan untuk menilai pada akhir pelajaran mengenai bahan tertentu.b.3.Memecah standar kompetensi menjadi kompetensi dasar, kompetensi dasar menjadi indikator dan indikator menjadi materi pokok.b.4.Menyusun tes diagnostik kemampuan belajar yang akan dilakukan setiap kali selesai dipelajari sejumlah standar kompetensi.b.5.Mempersiapkan pengajaran alternatif jika dirasa hasil tes yang telah dilakukan kurang memuaskan[77].b.Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP)Berdasarkan perencanaan yang telah dipersiapkan, guru mulai melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) di kelasnya. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) yang terdiri atas langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :b.1.Kegiatan OrientasiBerdasarkan observasi yang penulis laksanakan, penulis memperoleh data yang berhubungan dengan orientasi tentang apa yang akan dipelajarioleh siswa dalam jangka waktu satu semester dan cara belajar yang harus dilakukan oleh siswa. Kegiatan tersebut akan lebih dijabarkan dalam silabus dan sistem penilaian sebagai berikut :Setelah guru GEOGRAFI melaksanakan orientasi, kemudian dilanjutkan dengan pra tes.b.2.Kegiatan belajar mengajarStrategi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) yang digunkan dalam proses pembelajaran GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO menggunakan pendekatan kelompok yaitu seluruh kelas. Strategi ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :b.2.1.Menentukan unit pelajaran dan merumuskan tujuan pengajaran menjadi kompetensi dasar dan indikator. Hal ini bisa dilihat pada tabel berikut[78]:TABEL 6STANDARKOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN MATERI POKOKKELAS: 1SEMESTER:2ASPEK AL-QURANStandar Kompetensi : 1. Mendiskripsikan ayat-ayat Al-Quran serta mengemalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.KOMPETENSI DASARINDIKATORMATERI POKOK

1.3Membaca dengan fasih dan mengartikan surah al-Fatihah Dan al-IkhlasMembaca surat al-Fatihah dan al- Ikhlas dengan fasihMengartikan surat al-Fatihah dan al-IkhlasMenerapkan makna surat al-Fatihah dan al-Ikhlas dalam kehidupan.Menerapkan bacaan surat al-Fatihah dan al-Ikhlas dalam sholatMengartiakan surah al-Fatihah dan al-Ikhlas.

ASPEK AQIDAHStandar Kompetensi : 2. Menerapkan aqidah Islam dalam kehidupan sehari-hari

KOMPETENSI DASARINDIKATORMATERI POKOK

2.2Mendiskripsikan fungsi keimanan kepada malaikat untuk kepentingan hidup sehari-hari.Mengindentifikasi fungsi malaikat sesuai dengan al-Quran dan al-HaditsIman kepada malaikat

ASPEK SYARIAHStandar Kompetensi : 3. Melaksanakan syariah Islam dalam kehidupan sehari-hari

KOMPETENSI DASARINDIKATORMATERI POKOK

3.4Mendiskripsikan tentang zakat dan hikmahnya serta menerapkannya dalam perilaku sehari-hari.Mengindentifikasi himah zakat dan pajakMembiasakan diri untuk memberi kepada orang yang tidak mampuZakat dan pajak

3.5 Mendiskripsikan tentang haji/umrah dan himahnya serta menerapkannya dalam perilaku sehari-hariMengidentifikasi hikmah haji dan umrahMenunjukkan perilaku yang sesuai dengan himah haji dan umrah (persamaan, kebersamaan dan persatuan)Haji dan Umrah

ASPEK AKHLAKStandar Kompetensi : 4. Menerapkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari

KOMPETENSI DASARINDIKATORMATERI POKOK

4.2Membiasakan bertata krama dalam kehidupan sehari-hari

Mengindentifikasi hikmah dan fungsi pakaian sesuai dengan ajaran IslamMembiasakan diri berpakaian sesuai dengan ajaran IslamMembiasakan diri bertamu dan menerima tamu sesuai dengan agama IslamAdab berpakaian dan berhiasAdab bertamu dan menerima tamu

4.3 Membiasakan menghindari perilaku tercela dalam kehidupan sehari-hariMengidentifikasi akibat buruk dari hasud, riya dan aniayaMenghindari perbuatan hasud, ria dan aniayaHasud, riya, dan aniaya

ASPEK TARIKHStandar Kompetensi : 5. Mendiskripsikan perkembangan tarikh Islam dan hikmahnya untuk kepentingan hidup sehari-hari

KOMPETENSI DASARINDIKATORMATERI POKOK

5.2Menganalisis perkembangan Islam pada masa Abbasiyah dan mengambil manfaatnya untuk kepentingan hidup sehari-hariMenguraikan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaanMengidentifikasi manfaat yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam pada masa AbbasiyahIslam pada masa Abbasiyah

b.2.2.Menentukan standar mastery (penguasaan)Karena strategi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) yang digunakan pada proses pembelajaran GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO menggunakan pendekatan kelompok yaitu seluruh kelas. Dimana siswa baru boleh pindah dari standar kompetensisetelah 85% populasi kelas mencaGeografi standar ketuntasan minimal[79].Penentuan standar ketuntasan minimal yang digunakan di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO bervariasi, tergantung pada esensial tidaknya suatu kompetensi dasar dan indikatornya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut :

TABEL 7PENENTUAN STANDAR KETUNTASAN MINIMAL PER KD DAN INDIKATOR SERTA PENCAGEOGRAFIAN STANDAR KETUNTASAN MATA PELAJARAN AGAMA ISLAM

KELAS : XASPEK AL-QURANStandar Kompetensi : 1. Mendiskripsikan ayat-ayat Al-Quran serta mengemalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar/IndikatorStandar ketuntasan minimal

Penentuan standar ketuntasanALASAN KRITERIA KETUNTASAN

1.3Membaca dan mendiskripsikan ayat-ayat tentang demokrasi serta menerapkannya dalam prilaku sehari-hari. Membaca dan mengidentifikasikan tajwid surat al-Fatihah dan al Ikhlas Menyimpulkan kandungan surat al-Fatihah dan al Ikhlas Membiasakan diri untuk selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan persoalan Menyimpulkan kandungan surat al-Asr tentang budi pekerti Membiasakan diri untuk selalu menggunakan cara yang baik dalam bergaul dengan masyarakat70

60

75

65

75

65Esensial, bermakna bagi siswa, bermanfaat untuk KD yang lain. Tapi tkt kemampuan siswa rendahEsensial, bermanfaat pencaGeografian indikator lainnya, tapi sukar.Bermakna bagi siswa, tingkat kemampuan siswa sedang.Bermakna bagi siswa, tingkat kemampuan siswa rendah.Bermakna bagi siswa, tingkat kemampuan siswa sedang.

Bermakna bagi siswa, tingkat kemampuan siswa rendah.

ASPEK AQIDAHStandar Kompetensi : 2. Menerapkan aqidah Islam dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar/IndikatorStandar ketuntasan minimal

Penentuan standar ketuntasanALASAN KRITERIA KETUNTASAN

2.2Mendiskripsikan fungsi keimanan kepada malaikat untuk kepentingan hidup sehari-hari. Mengindentifikasi fungsi malaikat sesuai dengan al-Quran dan al-Hadits70

70Kompleksitas tinggi, sukar menilai iman yang sebenarnya.Tingkat kemampuan siswa rendah. Kompleksitas cukup tinggi karena keterbatasan SDM

ASPEK SYARIAHStandar Kompetensi : 3. Melaksanakan syariah Islam dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar/IndikatorStandar ketuntasan minimal

Penentuan standar ketuntasanALASAN KRITERIA KETUNTASAN

3.4Mendiskripsikan tentang zakat dan hikmahnya serta menerapkannya dalam perilaku sehari-hari. Mengindentifikasi himah zakat dan pajak

Membiasakan diri untuk memberi kepada orang yang tidak mampu70

75

65Esensial, bermakna bagi siswa. Tapi keterbatasan SDM

Bermakna bagi siswa, sedangkan pajak kurang esensial.Keterbatasan SDM siswa

3.5 Mendiskripsikan tentang haji/umrah dan himahnya serta menerapkannya dalam perilaku sehari-hariMengidentifikasi hikmah haji dan umrahMenunjukkan perilaku yang sesuai dengan himah haji dan umrah (persamaan, kebersamaan dan persatuan)70

75

65Esensial, bermakna bagi siswa. Tapi keterbatasan SDM

Bermakna bagi siswa

Sumberdaya pendukung yang dimiliki sekolah terbatas

3.6 Mendiskripsikan tentang wakaf serta hikmahnya dalam kehidupan umat IslamMengidentifikasi hikmah wakafMembiasakan diri untuk memberikan infaq dan bersadaqah70

75

65Esensial, bermakna bagi siswa. Tapi keterbatasan SDMTkt kesulitam mudah

Kompleksitas tinggi

ASPEK AKHLAKStandar Kompetensi : 4. Menerapkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar/IndikatorStandar ketuntasan minimal

Penentuan standar ketuntasanALASAN KRITERIA KETUNTASAN

4.2Membiasakan bertata krama dalam kehidupan sehari-hari Mengindentifikasi hikmah dan fungsi pakaian sesuai dengan ajaran Islam Membiasakan diri berpakaian sesuai dengan ajaran Islam

Membiasakan diri bertamu dan menerima tamu sesuai dengan agama Islam70

75

65

70Esensial, tapi kompleksitas tinggiEsensial, bermakna bagi siswa

Kompleksitas, karena budaya masyarakat yang kompleksBermakna bagi siswa

4.3 Membiasakan menghindari perilaku tercela dalam kehidupan sehari-hari Mengidentifikasi akibat buruk dari hasud, riya dan aniaya

Menghindari perbuatan hasud, ria dan aniaya70

70

70Esensial,karena bermakna bagi siswa, tapi kompleksitas tinggiEsensial,karena bermakna bagi siswa, tapi kompleksitas tinggiEsensial,karena bermakna bagi siswa, tapi kompleksitas tinggi

ASPEK TARIKH

Standar Kompetensi : 5. Mendiskripsikan perkembangan tarikh Islam dan hikmahnya untuk kepentingan hidup sehari-hari

Kompetensi Dasar/IndikatorStandar ketuntasan minimal

Penentuan standar ketuntasanALASAN KRITERIA KETUNTASAN

5.2Menganalisis perkembangan Islam pada masa Abbasiyah dan mengambil manfaatnya untuk kepentingan hidup sehari-hari Menguraikan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan

Mengidentifikasi manfaat yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam pada masa Abbasiyah65

65

65Pendukung, tingkat esensial rendah dan tingkat kesukaran cukup tinggi.Pendukung, tingkat esensial rendah dan tingkat kesukaran cukup tinggi.Tingkat kemampuan siswa rendah

b.2.3.Menyusun Diagnostik Progres TestMenurut Bapak Sulaiman bahwa agar siswa dapat mencaGeografi penguasaan penuh tanpa terkecuali, maka pengajaran harus dilakukan secara sistematis. Kesistematisan pengajaran tercermin dari strategi belajar mengajar yang ditempuh. Terutama dalam penggunaan tes formatif dan cara memberikan bantuan kepada siswa yang gagal mencaGeografi standar kompetansi dan kompetensi dasar suatu mata pelajaran.Penyusunan diagnostic progress test ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui siapa saja diantara siswa yang perlu memperoleh bantuan dalam mencaGeografi standar kompetensi.Diagnostic progress test inidilakukan setiap kali selesai dipelajari sejumlah standar kompetensi[80].b.2.4.Mempersiapkan Tugas Untuk DipelajariOleh karena pengajaran yang dilakukan di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO maka tugas yang harus dipelajari siswa diberikan dengan pengajaran biasa. Tugas itu merupakan bahan yang harus dipelajari siswa.b.2.5.Mengembangkan seperangkat Pengajaran KorektifSeorang guru dapat mengetahui siswa mana yang dianggap mempunyai kelemahan dan dimanaletak kelemahannya berdasarkan hasil test yang dilakukan. Misalnya dalam satu kelas rata-rata memperoleh nilai 60 pada Bab Sholat. Kemudian guru GEOGRAFI tersebut memberikan pengajaran alternatif atau pengajaran korektif yaitu dengan metode demonstrasi atau praktek langsung di musholla.Kegiatan korektif dapat dilakukan di kelas atau diluar kelas. Ada 3 teknik yang dapat dikembangkan yaitu :a.Denganbantuan tutor teman sekelasb.Guru mengajarkan kembali bahan yang berhubungan dengan pokok uji apabila sebagian besar siswa belum memuaskan.c.Siswa yang bersangkutan memilih sendiri daftar korektif yang telah disediakan.b.2.6.Evaluatif SumatifBila seluruh standar kompetensi telah selesai, pada akhir program pelajaran dilaksanakan evaluasi sumatif. Evaluasi ini berfungsi untuk menentukan tingkat kemampuan siswa dengan skor angka yang dicaGeografi.c.Pelaksanaan Tesc.1. Tes kognitif dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya yaitu:Pertanyaan lisanPertanyaan lisan dilakukan jika diperlukan untuk menguji penguasaan kompetensi dalam aspek kognitif pada taraf berfikir atau jenjang kognitif tingkat rendah. Contoh soal : Sebutkan beberapa arti kata Al-din ?KuisPertanyaan kuis berbentuk tes uraian singkat untuk menanyakanhal-hal yang prinsip. Kuis ini dilakukan pada saat akan memulai topik pembahasan yang baru dengan tujuanuntuk mengetahui penguasaan pembelajaran yang lalu secara singkat. Misalnya pada pertemuan yang lalu guru menjelaskan tentang ibadah dan muamalah, contohkuisnya bisa dibuat seperti: Apa perbedaan antara ibadah dan muamalah ?Bentuk Soal pilihan gandaTes ini dipakai untuk menguji penguasaan kompetensi pada tingkat berpikir rendah samGeografi pada tingkat berpikir tinggi. Contoh soal :Seseorang dikatakan muslim apabila telah :a.Melaksanakan sholatb.Memenuhi rukun Islam yang limac.Qonaahd.Melaksanakan hajie.Mengucapkan dua kalimah syahadatUraian ObjektifTes ini lebih tepat digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar dan kemampuan membuat generalisasi. Uraian objektif ini biasanya dilaksanakan pada saat ulangan harian, UTS, dan UAS. seperti : simpulkan, tafsirkan dan sebagainya.Uraian bebasDalam uraian bebas siswa diminta untuk menyamGeografikan, memilih, menyusun dan sebagainya. Contoh soal : Mengapa agama Islam mengharamkan minuman keras ?Jawaban singkatContoh soal : Pada tahun .. Nabi Muhammad dilahirkan oleh seorang Ibu bernama .. dan ayahnya bernama

PortofolioYaitu kumpulan hasil karya, tugas atau pekerjaan siswa yang disusun berdasarkan urutan kategori kegiatan.Portofolio ini dilaksanakan pada setiap akhir pertemuan/ jam pelajaran yang nantinya akan diminta sebelum ujian tengah semester dan ujian akhirsemester.Contoh soal : laporan kegiatan keagamaan yang diikuti siswa, pengalaman keagamaan seorang siswa, menulis artikel keagamaan dan lain-lain.Dari berbagai cara yang dapat dilakukan dalam melaksanakan tes kognitif, yang dilaksanakan oleh SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO pada mata pelajaran GEOGRAFI adalah pertanyaan lisan, kuis, pilihan ganda, uraian objektif dan bebas serta portofolio.c.2.Tes Psikomotor / Performans / Unjuk KerjaTes psikomotor dalam GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO berupa praktek ibadah.Contoh : praktek wudlu, sholat berjamaah dan lain-lain.TABEL 8TES PSIKOMOTORNoURAIANALTERNATIF

YaTidak

1.2.3.4.5.Membasuh telapak tangan dengan sempurnaBerkumur-kumurMenyerap air ke dalam hidungMembasuh mukaMembasuh tangan samGeografi siku-siku dan seterusnya.

c.3.Tes AfektifJenis soal ranah afektif ini salah satunya adalah berbentuk angket. Contoh :

TABEL 9TES AFEKTIFNoURAIANALTERNATIF

SLKTPTT

1.2.3.4.5.Saya senang mengikuti pelajaran iniSaya merasa rugi bila tidak mengikuti pelajaran iniSaya merasa pelajaran ini bermanfaatSaya berusaha menyerahkan tugas tepat waktuSaya berusaha memahami pelajaran ini dan seterusnya.

Keterangan :SL:selaluK:kadang-kadangTP:Tidak pernahTT:Tidak tahuc.4. PenilaianUntuk menentukan keberhasilan siswa dalam sistem pengujian ini dilakukan penskoran. Sistem pengujiandi SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO menggunakan prinsip Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran dimana siswa dikatakan berhasil jika telah mencaGeografi penguasaan penuh65%.Sistem penilaian di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO menekankan pada pencaGeografian kompetensi dasar GEOGRAFI dimana guru membuat soal-soal ujian yang sesuai dengan materi dan pencaGeografian kompetensidasar tertentu yang ada dalam silabus.Bentuk penilaianGEOGRAFI tersebut mengacu pada 3 ranah yaitu ranah afektif, kognitif dan psikomotor.Mengenai standar ketuntasan belajar minimal GEOGRAFIyang digunakan di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO tergantung kompleksitas materi,tingkat kesulitan dan daya dukung kemampuansiswa sehingga kemungkinan besar tiap kelas berbeda-beda. Untuk mata pelajaran GEOGRAFI, standarketuntasan belajar minimalnya adalah 65. Apabila siswa belum mencaGeografi nilai 65, maka dia diberi remidi[81].c.5 Pelaksanaan Remidial, Pengayaan dalam pembelajaran GEOGRAFIDi SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO memberikanperakuan khusus kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui kegiatan remidial.Dan peserta didi yang cemerlang diberi kesempatan untuk mempertahankan kecepatan belajarnya melalui kegiatan pengajaran[82].Program remidial pada mata pelajaranGEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJOSidoarjo dilakukan untuk menangani siswa yang lamban atau mengalami kesulitan dalam menguasai KD tertentu. Cara yang digunakan untuk menangani hal tersebut antara lain: menyederhanakan isi materi, menyederhanakan cara penyajian (misalnya dengan menggunakn VCD), menyedehanakan soal dan pemberian bimbingan secara khusus bagi siswa yang belum menguasai KD tertentu dan bisa juga dengan penjelasankembali oleh guru atau siswa yang sudah tuntas.Setelah dilakukan tes/ujian KD dan diketahui siswa mana yang memerlukan remidial, maka siswa tersebut diberi waktu remidi, setelah itu siswa diberi waktu untuk melaksanakan remidial.Hal ini dapat dilihat dalam format kartu remidi sebagai berikut :

KARTU REMIDI SEMESTER GASAL TAPEL 2004 / 2005SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJONama : Adhi Abdurrahman HakimKelas : XI IPA 3NoMata PelajaranNilai AsalNilai RemidiT. TANGAN GURU MAPEL

KognitifPsikomotorKognitifPsikomotor

1Al Islam556073801

22

33

44

55

66

77

88

99

1010

Sidoarjo, 19 januari 2005

Selain ada siswa yang lamban dalam mencaGeografi kompetensi yang ditetapkan ada juga yang lebih cepat menguasai kompetensi. Siswa yang seperti ini di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO diberikan pengayaan.Program pengayaan yang dilakukan di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO adalah siswa yang sudah mencaGeografi ketuntasan belajar bisa membantu guru membimbing teman-temannya yang belum mencaGeografi ketuntasan belajar, memberikansoal-soal tambahan yang bersifat pengayaan.2.Faktor Faktor Penghambat Dan Pendukung Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP).Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, maka dapat diidentifikasi berbagai hambatan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) dalam proses pembelajaran GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO, yaitu[83]:

a.Terbatasnya waktuUntuk mata pelajaran GEOGRAFI di SMA IT NUR HIDAYAH SUKOHARJO memiliki alokasi waktu 2 jam pelajaran setiap minggu. Tiap jam pelajaran terdiri dari 45 menit. Jadi dalam satu minggu GEOGRAFI diajarkanhanya 90 menit. Mengingat mata pelajaran GEOGRAFI tidak hanya pengetahuankognitif saja, akan tetapi juga afektif dan psikomotor. Hal tersebut dirasa kurang oleh guru-guru GEOGRAFI jika harus mengembangkan ketiga ranah tersebut.Guru umumnya masih mengalami kesulitan dalam membuat pere