BAB I

download BAB I

of 7

description

ASIKDEH

Transcript of BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menyusui adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada ibu setelah melahirkan. Para ibu sebaiknya menyusui bayinya secara eksklusif yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa memberikan minum ataupun makanan pendamping kecuali obat dan vitamin selama 6 bulan. Ibu menyusui harus mengetahui tentang cara menyusui yang benar sehingga proses menyusui akan berhasil. Proses menyusui dikatakan berhasil apabila kebutuhan ASI bayi terpenuhi dan ibu merasa puas telah memenuhi kebutuhan bayinya. Keberhasilan seorang ibu dalam menyusui tidak lepas dari bagaimana sikap dan cara ia menyusui. Pada prakteknya, cara menyusui yang baik dan benar perlu dipelajari oleh setiap ibu menyusui karena menyusui bukanlah suatu hal yang dilakukan berdasarkan keinginan ataupun reaksi ibu terhadap bayinya tetapi menyusui merupakan suatu proses.Cara menyusui yang benar adalah proses menyusui yang dilakukan dengan benar, baik dari posisi menyusui maupun prosedur proses menyusui seperti ibu dianjurkan untuk mencuci tangan dahulu sebelum menyusui bayinya, membersihkan payudara, mengolesi putting dengan sedikit ASI, mengatur posisi sampai menyendawakan bayinya setelah bayi selesai menyusu. Ada tiga posisi dasar menyusui yang harus diketahui oleh ibu agar proses menyusui dapat berjalan lancar dan nyaman. Posisi tersebut yaitu posisi mulut bayi dan payudara ibu, posisi badan ibu dan posisi badan ibu dengan bayi. Ketika menyusui bayinya, ibu kadang tidak mengetahui cara menyusui yang benar. Ibu menganggap cara menyusui bayi sudah benar dan perlekatan bayi pun sudah sesuai prosedur. Namun, saat menyusui terjadi masalah yaitu perlekatan mulut bayi ke putting payudara yang terlepas, sehingga bayi menangis (Prasetyono, 2005 :147).Menyusui mempunyai banyak manfaat yaitu seperti mengurangi resiko bayi terkena alergi, diare, intolentasi susu hewan, infeksi saluran nafas, penyakit saluran cerna, radang paru-paru, infeksi telinga dan radang selaput otak, mengurangi peluang bayi terkena diabetes dan obesitas, serta membantu meningkatkan kecerdasan bayi.Ibu yang memberikan ASI secara dini lebih sedikit akan mengalami masalah dengan menyusui. Bimbingan yang tidak benar dan tidak teratur dari tenaga kesehatan merupakan kendala utama pemberian ASI (Prawiroharjo, 2008 : 362). Kendala terhadap cara menyusui yang benar mencakup faktor-faktor seperti kurangnya informasi, kurangnya perawatan tindakan lanjut pada periode pasca kelahiran dini, dan kurangnya dukungan dari masyarakat luas. Seorang ibu dapat mengalami berbagai masalah saat menyusui hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenaranya sangat sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan putting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu membutuhkan seseorang yang dapat membimbing ibu dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui (Suradi, 2004 : 6).Menurut data WHO tahun 2006 prevalensi ibu menyusui primipara di dunia saat ini mencapai 42%. Di Indonesia masalah menyusui mencapai 34,6% (Depkes : 2010). Menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami mastitis dan puting susu lecet. Di Jawa Tengah sendiri mencapai 28,65% kejadian masalah menyusui. Salah satu faktor penyebab terjadinya masalah-masalah menyusui tersebut adalah karena cara menyusui yang tidak benar. Masalah yang tersering dalam menyusui adalah putting susu nyeri / lecet, kebanyakan putting nyeri atau lecet disebabkan oleh kesalahan dalam teknik menyusui yaitu bayi tidak menyusu sampai areola payudara. Sering kali kegagalan menyusui disebabkan karena kesalahan memposisikan dan melekatkan bayi. Jika bayi tidak melekat dengan sempurna menyebabkan putting menjadi nyeri, jika putting terus-menerus tergesek oleh lidah atau langit-langit bayi putting dapat mengalami abrasi atau luka. Putting yang lecet sangat menyakitkan dan dapat menyebabkan perdarahan, jika putting yang lecet tidak segera diobati dapat menyebabkan mastitis dan abses di payudara (Kristiyansari, 2009 : 54).Disini pengetahuan dan sikap mempengaruhi bagaimana cara ibu dalam menyusui bayinya. Ibu yang telah mendapatkan informasi tentang cara menyusui yang benar akan cenderung berhasil dalam proses menyusuinya. Pengetahuan ibu tentang cara menyusui dapat diukur apakah baik, cukup atau kurang sedangkan sikap ibu tentang cara menyusui dapat diukur apakah mendukung atau tidak mendukung.BPS Eli Rohayati merupakan satu-satunya BPS di desa Keteleng dan desa Kalisari. Hampir seluruh masyarakat di Desa Keteleng dan Kalisari mencari pelayanan kesehatan di BPS tersebut. Berdasarkan hasil survei pendahuluan didapatkan jumlah ibu menyusui primipara sebanyak 34 orang. Dari 34 orang menyusui tersebut 20 orang (58,8%) pernah mengalami masalah menyusui diantaranya puting susu lecet 15 orang (44,1%), bendungan ASI 2 orang (5,8%) dan payudara bengkak ada 3 orang (8,8%). Berdasarkan hasil observasi terhadap sepuluh ibu menyusui yang berkunjung di BPS Eli Rohayati pada tanggal 29 januari 2012, diperoleh hasil enam orang (60%) posisi menyusui ibu tidur, areola tidak masuk penuh pada mulut bayi, bayi tampak gelisah ketika menyusu dan ibu merasa sakit pada putting susu saat menyusui bayinya. Sedangkan empat orang (40%) posisi menyusui duduk bersandar, menggunakan bantal untuk menyangga bayi, dan bayi tampak tenang saat menyusu.Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan pengetahuan dan Sikap Ibu Primipara dengan Cara Menyusui yang Benar di Kecamatan Blado Kabupaten BatangB. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis merumuskan permasalahan penelitian yaitu Adakah hubungan pengetahuan dan sikap ibu primipara dengan cara menyusui yang benar di Kecamatan Blado Kabupaten Batang?C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu primipara dengan cara menyusui yang benar di Kecamatan Blado Kabupaten Batang.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendeskripsikan pengetahuan tentang cara menyusui yang benarb. Untuk mendeskripsikan sikap tentang cara menyusui yang benarc. Untuk mendeskripsikan cara menyusui yang benar pada ibu menyusui d. Untuk menganalisa hubungan pengetahuan ibu primipara dengan cara menyusui yang benar e. Untuk menganalisa hubungan sikap ibu primipara dengan cara menyusui yang benar D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak disamping bagi peneliti, terutama di bidang kesehatan. Semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan kepada tenaga kesehatan terutama bidan di Kecamatan Blado Kabupaten Batang supaya ibu menyusui disana bisa mendapatkan banyak informasi terutama tentang cara menyusui yang benar sehingga dapat menurunkan masalah-masalah menyusui.E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Primipara dengan Cara Menyusui yang Benar pada ibu menyusui di Kecamatan Blado Kabupaten Batang setahu peneliti belum pernah dilakukan, tetapi penelitian terkait pernah dilakukan yaitu :Tabel 1.1 Keaslian penelitian

Peneliti/

TahunJudulMetodeVariableHasilPerbedaan

Dian Puji Astuti/2011

Retno kodaningrum/

2011Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu menyusui primipara dengan teknik menyusui yang benar di BPS Salamah Desa Rejosari Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan

Gambaran karakteristik, pengetahuan, dan cara menyusui pada ibu di Desa Wolo Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan

Corelasi Deskriptif Tingkat pengetahuan dan sikap ibu menyusui primiparaKarakteristik dan pengetahuanTerdapat hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu menyusui dengan cara menyusui yang benarHasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik dan pengetahuan ibu mempengaruhi cara menyusui ibuTempat penelitian berbedaSelain tempat penelitian yang berbeda, variable yang diteliti pada penelitian ini juga berbeda yaitu karakteristik.

Dengan demikian perbedaan penelitian pertama terdapat pada tempat penelitian. Sedangkan perbedaan dengan penelitian yang kedua adalah pada metode penelitian yaitu menggunakan metode deskriptif dan juga variable penelitian ada yang berbeda yaitu karakteristik.

PAGE 4