BAB I

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dimasa sekarang ini minat dan kepedulian generasi muda terhadap kebudayaan lokal semakin berkurang. Budaya-budaya lokal memiliki nilai yang sangat besar untuk bangsa ini dan seharusnya dilestarikan keberadaannya agar nantinya tetap dapat dinikmati oleh anak cucu bangsa Indonesia kelak. Namun, intervensi budaya asing akibat perkembangan teknolgi informasi dan komunikasi telah menyebabkan budaya lokal Indonesia terlupakan oleh generasi-generasi muda Indonesia. Budaya asing dapat masuk ke Indonesia melalui media film, game, lagu, dan internet.Dalammencarihiburan, media-media tersebut cendrung lebih disukai oleh generasi muda dibandingkan media tradisional seperti perwayangan atau tari-tarian. Film-film yang mengangkat budaya asing seperti Harry Potter, Twilight Saga, atau 1

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dimasa sekarang ini minat dan kepedulian generasi muda terhadap

kebudayaan lokal semakin berkurang. Budaya-budaya lokal memiliki nilai

yang sangat besar untuk bangsa ini dan seharusnya dilestarikan

keberadaannya agar nantinya tetap dapat dinikmati oleh anak cucu bangsa

Indonesia kelak. Namun, intervensi budaya asing akibat perkembangan

teknolgi informasi dan komunikasi telah menyebabkan budaya lokal

Indonesia terlupakan oleh generasi-generasi muda Indonesia.

Budaya asing dapat masuk ke Indonesia melalui media film, game,

lagu, dan internet.Dalammencarihiburan, media-media tersebut cendrung

lebih disukai oleh generasi muda dibandingkan media tradisional seperti

perwayangan atau tari-tarian. Film-film yang mengangkat budaya asing

seperti Harry Potter, Twilight Saga, atau Spiderman, maupun game, seperti

Final Fantasy dan Grand Theft Auto, telah menarik minat generasi muda

Indonesia kendati esensi film dan game tersebut tidak sesuai dengan adat

dan kebudayaan Indonesia, seperti seks, kekerasan, dan obat-obatan

terlarang

Salah satu cara mengatasi masuknya budaya asing yang terus-

menerus mengintervensi budaya Indonesia adalah dengan mengembangkan

budaya kita sendiri. Namun diperlukan suatu inovasi sehingga budaya

tradisional tersebut dapat lebih mudah diterima oleh generasi muda

Indonesia. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat film tentang

1

Page 2: BAB I

budaya dan sejarah Indonesia, membuat kartun animasi yang menceritakan

budaya Indonesia, ataupun membuat game yang bertemakan budaya

Indonesia. Dengan begitu, budaya tradisional Indonesia yang sebelumnya

dianggap membosankan dapat dinikmati dan dipelajari dalam bentuk

kemasan yang sesuai dengan minat generasi muda Indonesia.

Kemasan budaya dalam bentuk game merupakan salah satu upaya

yang efektif dalam penyediaan media pengenalan kebudayaan karena

mengingat banyak sekali generasi muda Indonesia yang gemar bermain

game. Genre game sangat bervariasi, mulai dari sport, action, adventure,

battle, strategy, role playing game (RPG), dan masih banyak lagi. RPG

merupakan salah satu genre game yang cukup efektif untuk dijadikan media

pengenalan budaya Indonesia karena memiliki latar cerita sehingga dapat

dibuat dengan mengangkat latar cerita Indonesia.

Role Playing Game (RPG) menjadi salah satu genre game yang

banyak diminati karena pada genre ini pemain dapat memerankan seorang

tokoh yang kemudian dapat berinteraksi dengan tokoh-tokoh lain di dalam

game tersebut. Kecerdasan verbal dan matematis dituntut dalam genre ini

untuk memecahkan teka-teki dalam game namun ketangkasan dalam

mengendalikan karakter tidak terlalu dibutuhkan.

RPG terbagi dalam beberapa klasifikasi, yaitu;

Berdasarkan Budaya

1. Jepangese RPG

Jepangese RPG (JRPG) merupakan klasifikasi RPG yang paling

diminati di kawasan Asia. JRPG tidak mengangkat budaya Jepang

2

Page 3: BAB I

dalam ceritanya tetapi menggunakan karakter yang bergaya anime

Jepang, walaupun terkadang bukan dibuat oleh pengembang asal

Jepang. Cerita dalam JRPG relatif lebih dalam dan memiliki

penceritaan latar belakang karakter yang lebih baik dibandingkan

western RPG.

Contoh JRPG adalah Suikoden Series, Final Fantasy Series, Wild

Arms Series, dan Harvest Moon Series.

2. Western RPG

RPG jenis ini dikembangkan oleh pengembang dari barat seperti

Eropa dan Amerika. Latar belakang cerita yang diangkat biasanya

berdasarkan mitologi-mitologi yang beredar di masyarakat daerah

barat. Western RPG lebih menekan kepada quest dan tidak terlalu

memfokuskan pada alur cerita. Penjelasan mengenai kehidupan

karakter juga tidak terlalu mendalam dan biasanya pemain hanya akan

mengendalikan satu karakter (avatar). Umumnya pemain diberi pilihan

untuk menjadi tokoh baik atau jahat.

Contoh western RPG adalah Dungeon And Dragon Series,

Dungeon Siege Series, Sacred Series, Fable Series, Dan Never Winter

Night Series.

Berdasarkan Sistem Battle

1. Action RPG

Action RPG merupakan RPG tang menekankan pada keahlian

pemain mengendalikan karakter dalam suatu pertarungan. Sebenarnya

action RPG sempat diperdebatkan dan digolongkan ke dalam game

3

Page 4: BAB I

action karena action RPG kurang memperhatikan alur cerita dan

interaksi antar-karakter.

Contoh action RPG adalah Legend of Zelda Series, Valkrya

Chronicles Series, dan Grand Theft Auto Series.

2. Tactical RPG

Pada RPG jenis ini pemain diajak untuk mengatur strategi seperti

layaknya game catur. Sama seperti action RPG, pada tactical RPG

biasanya hamper tidak ada interaksi antar-karakter dan NPC.

Contoh tactical RPG adalah Fire Emblem Series, Final Fantasy

Tactis, dan Disgaea Series.

Sumber : DiGRA, Wikipedia, dan beberapa artikel dan jurnal ilmiah yang

disebutkan di dalam pustaka.

Indonesia sebenarnya memiliki banyak cerita rakyat tentang perjuangan

dan kepahlawanan yang menarik untuk dijadikan latar belakang cerita sebuah

game, khususnya RPG. Selain menarik, cerita rakyat seperti Mahabrata,

Ramayana, dan Purnakawan juga memiliki pesan moral dan cerita yang baik.

Namun, kemasan hiburan dalam bentuk perwayangan dianggap kurang

menarik oleh sebagian besar generasi muda Indonesia. Inovasi yang dapat

dilakukan adalah mengemas cerita dan budaya Indonesia dalam bentuk game

sehingga menjadi lebih menarik dan sesuai perkembangan zaman. Maka dari

itu, penulis akan merancang suatu game yang bergenre RPG berdasarkan

cerita perwayangan yang berasal dari budaya Jawa. Tema yang akan diambil

adalah salah satu kisah yang sering ditampilkan dalam pertunjukan wayang

4

Page 5: BAB I

yaitu kisah Mahabrata. Dalam game ini, tokoh-tokoh perwayangan

ditampilkan dengan gambaran yang sesuai dengan cerita perwayangan Jawa

dalam tampilan kartun anime. Cerita akan berkembang seiring berjalannya

game namun latar belakangnya secara umum bertemakan budaya Jawa dan

cerita perwayangan.

Diharapkan natinya game ini dapat menjadi salah satu media

pengenalan kebudayaan Indonesia yang menarik agar budaya Indonesia dapat

teris terjaga kelestariannya dan dap[at dinikmarti oleh anak cucu bangsa

Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana membangun Role

Playing Game “Kesatria Astina” berdasarkan ceriat perwayangan Jawa

menggunakan RPG Maker VX Ace.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Game hanya ditujukan untuk computer berbasis Windows (Windows

XP, Windows Vista, dan Windows 7).

2. Game ini mengambil cerita dan tokoh dari perwayangan Jawa terutama

perwayangan Solo.

3. Game ini menggunakan grafis 2D.

5

Page 6: BAB I

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membangun Role Playing

Game “Kesatria Astina” berdasarkan cerita perwayangan Jawa menggunkan

RPG Maker VX Ace.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Pemain

a. Game ini dapat bermanfaat sebagai media hiburan.

b. Diharapkan game ini dapat menjadi media pembelajaran budaya yang

menarik.

c. Mengasah kemampuan otak dalam memecahkan teka-teki yang berupa

verbal maupun puzzle.

d. Diharapkan melalui game ini, pemain mendapatkan pesan moral

mengenai persatuan bangsa, kesetiakawanan social, serta sifat jujur

dan kesatria.

2. Bagi Peneliti

a. Peneliti dapat mengimplementasikan kemampuannya dalam mengolah

Game Development Engine RPG Maker VX Ace menjadi sebuah

game yang edukatif dan menghibur dengan mengaplikasikan scenario

dan cerita yang telah disusun kedalam script dan event handler RPG

Maker VX Ace.

b. Peneliti dapat menerapkan ilmu design grafiss dalam membuat tile sat

dan sprite yang akan digunakan dalam game.

6

Page 7: BAB I

c. Peneliti dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari semasa

perkuliahan.

7