BAB I

31
BAB I PENDAHULUAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pratikum Farmakoterapi. Dalam proses pembuatannya, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan terkait materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami menerima masukan, saran dan usul yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah ini. Farmakoterapi merupakan tata laksana terapi dengan menggunakan farmakon (obat). Tujuan Terapi dengan obat adalah untuk memperoleh tanggapan (respon) farmakologi yang khas bagi suatu penyakit, manfaat terapi yang sebesar-besarnya dengan risiko timbulnya efek merugikan yang sekecil mungkin. Makalah ini sendiri berisi tentang definisi, gejala, diagnosis, hasil terapi yang diinginkan, dan penanganan (terapi farmakologi dan terapi non-farmakologi). Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Transcript of BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk

memenuhi tugas dari mata kuliah Pratikum Farmakoterapi. Dalam proses pembuatannya, kami

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan terkait materi maupun cara

penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan

pengetahuan yang dimiliki sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu,

kami menerima masukan, saran dan usul yang bersifat membangun guna penyempurnaan

makalah ini.

Farmakoterapi merupakan tata laksana terapi dengan menggunakan farmakon (obat).

Tujuan Terapi dengan obat adalah untuk memperoleh tanggapan (respon) farmakologi yang khas

bagi suatu penyakit, manfaat terapi yang sebesar-besarnya dengan risiko timbulnya efek

merugikan yang sekecil mungkin.

Makalah ini sendiri berisi tentang definisi, gejala, diagnosis, hasil terapi yang diinginkan,

dan penanganan (terapi farmakologi dan terapi non-farmakologi). Kami berharap semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ulcerative Colitis

a. Definisi

Ulcerative colitis adalah penyakit peradangan usus yang menyebabkan perdangan

kronis pada saluran pencernaan. Penyakit ini ditandai dengan sakit perut dan diare.

Seperti penyakit yang menyerang usus dan pencernaan, ulcerative colitis terkadang

dapat menimbulkan komplikasi yang mengancam kehidupan penderita.

Ulcerative colitis biasanya hanya mempengaruhi lapisan terdalam usus besar

(kolon) dan rektum. Hal ini terjadi hanya melalui peregangan berkelanjutan di usus

besar. Berbeda dengan penyakit Chron yang terjadi di beberapa tempat di saluran

pencernaan dan sering menyebar lebih jauh.

Hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab dari penyakit ini. Diduga

penyebabnya adalah karena faktor keturunan dan sistem kekebalan tubuh.

b. Gejala

Penyakit Ulcerative Colitis akan menimbulkan gejala seperti dibawah ini:

Kembung dan peningkatan udara usus.

Perdarahan saat gerakan usus. Harus dibedakan dengan ambeien yang mengalami

perdarahan.

Tenesmus atau nyeri akibat peregangan pada pergerakan usus.

Nyeri perut bisa memberat dan berkurang. Nyeri bertambah saat diare dan

kemudian berkurang.

Nyeri bisa berlangsung terus menerus

Demam, menggigil dan tanda-tanda infeksi lain sesuai dengan penyebab kolitisnya.

c. Penyebab

Ulcerative Colitis dapat disebabkan oleh berbagai hal, baik Faktor Internal maupun

Eksternal tubuh, berikut beberapa penyebabnya:

Infeksi virus, bakteri atau parasit. Infeksi ini disebabkan makanan, minuman atau

tangan yang kotor. Bakteri penyebab yang umum adalah Shigella, E. Coli,

Salmonella dan Campylobacter. Selain itu Amuba juga dapat menyebabkan

kolitis. Bakteri tersebut dapat menyebabkan diare darah, demam dan dehidrasi.

Parasit misal Giardia bisa masuk ke tubuh dari air mentah seperti saat berenang di

sungai, danau atau kolam renang. Bakteri C. defficile bisa tumbuh di usus besar

pada pemakaian antibiotik. Kolitis ini disebut kolitis pseudomembranosa,

terutama pada anak-anak. Antibiotik yang sering menimbulkan adalah amoksisilin

dan klindamisin. Virus yang dapat menyebabkan colitis adalah Cytomegalovirus

(CMV).

Iskemik kolitis (aliran darah yang tidak adekuat), yaitu pada kasus

atherosklerosis, volvulus, hernia inkarserata dan Henoch-Schönlein purpura

(HSP). Biasanya kasus ini disertai demam, diare darah, anemia, dehidrasi dan

syok.

Reaksi autoimun. Reaksi ini biasa disebut dengan inflammatory bowel disease

(penyakit peradangan usus) meliputi kolitis ulseratif dan penyakit Crohn’s. Kolitis

ulseratif gejala nyeri perut lebih dominan, sedangkan penyakit Crohn’s

melibatkan saluran pencernaan yang lain, tidak hanya usus besar dan disertai skip

lession.

Kolitis mikroskopik. Penyakit yang tergolong disini adalah kolitis kolagenosa dan

kolitis limfositik. Dinding usus besar terisi oleh kolagen atau limfosit. Diare

sebagian besar seperti air dan tanpa darah. Penyakit ini banyak terjadi pada wanita

lansia. Penyebab belum diketahui, kemungkinan autoimun.

Bahan-bahan kimia. Bahan kimia keras yang merangsang usus besar, misal

enema, dapat menyebabkan kolitis.

Kolitis yang sering terjadi pada anak-anak: necrotizing enterocolitis (NEC),

kolitis alergi

Kolitis akibat radiasi pada usus besar.

d. Terapi Farmakologi

Obat pilihan berdasarkan algoritma diatas

Pada ulcer yang positif karena infeksi H. pylori harus dipilih terapi dengan

kombinasi yang paling efektif, aman, dan simple.

e. Terapi Non Farmakologi

Kurangi stress, rokok, dan penggunaan NSAID. Jika NSAID tidak dapat

dihindari, pakai dosis efektif minimum atau ganti dengan parasetamol jika

hanya untuk analgetik pada nyeri kepala dan Antipiretik. Atau ganti NSAID

yang selektif menghambat COX-2 seperti nabumeton dan etodolak atau yang

lebih selektif lagi seperti celecosib dan refecosib.

Menghindari makanan dan minuman yang menyebabkan dyspepsia dan

memperberat simtom ulcer seperti makanan pedas, asam, mengandung

alcohol, kafein, dan makanan yang merangsang sekresi asam seperti coca cola

dan beer.

B. DIARE

a. Definisi

Diare (BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana tinja

atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga

kali dalam 24 jam. Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling

umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.

b. Gejala

Beberapa gejala penyakit diare dapat langsung dikenali atau dirasakan oleh

penderita. Di antara gejala tersebut adalah:

Buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang

berkepanjangan

Tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari

Pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi

Mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh)

Diare yang disebabkan oleh virus dapat menimbulkan mual dan muntah-

muntah

Badan lesu atau lemah

Panas

Tidak nafsu makan

Darah dan lendir dalam kotoran

c. Penyebab

Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang

menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare,

yaitu:

1. Infeksi oleh bakteri, virus (sebagian besar diare pada bayi dan anak

disebabkan oleh infeksi rotavirus) atau parasit.

2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu terutama antibiotik.

3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak,

Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.

4. Pemanis buatan.

5. Pada bayi saat dikenalkam MPASI seringkali memiliki efeksamping diare

karena perut kaget dengan makanan dan minuman yang baru dikenal

lambungnya.

Diare selain disebabkan oleh beberapa infeksi virus dan juga akibat dari racun

bakteria, juga bisa disebabkan oleh faktor kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Lingkungan yang kumuh dan kotor menjadi tempat berkembang bakteri (E.coli),

virus dan parasit (jamur, cacing, protozoa), dan juga lalat yang turut berperan dalam

membantu penyebaran kuman penyakit diare.

d. Terapi Farmakologi

Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare

seperti antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon.

Racecordil

Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan

konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek

buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak

menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di

Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut.

Loperamide

Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara

memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan

longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga

diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor

tersebut. Efek samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di

bagian perut), sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali

terjadi.

Nifuroxazide

Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal

terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus,

Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal

pada saluran pencernaan. Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare

yang disebabkan oleh E. coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non

spesifik, baik digunakan untuk anak-anak maupun dewasa.

Dioctahedral smectite

Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik

berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier

mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite

mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan mukolisis yang

diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan integritas mukosa

usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio laktulose-manitol urin pada

anak dengan diare akut.

Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat

menghentikan diare dengan beberapa cara:

Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi

air dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin (difenoksilatdan

loperamida), antokolinergik (atropine, ekstrak belladonna)

Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin)

dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.

Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat

menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau

yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah

juga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya

dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang

terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth serta

alumunium.

Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali

mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium

e. Terapi Non Farmakologi

Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan upaya pencegahan yang dapat

dilakukan dengan menghindari pemicu diare. Contohnya bila tidak mampu

memetabolisme laktosa maka dapat mengonsumsi susu nabati atau dengan

mengurangi makanan pedas. Penanganan utama diare dapat dilakukan dengan cara

mengoreksi kehilangan cairan dan elektrolit tubuh (dehidrasi) dengan terapi rehidrasi,

yaitu menggantikan cairan dan elektrolit secepat mungkin. Bila masih memungkinkan

secara oral, maka larutan gula garam atau oralit buatan pabrik telah mencukupi

kebutuhan asalkan diberikan sesuai patokan (sesuai umur penderita dan berat

ringannya dehidrasi). Penyebab kematian terbesar pada kasus diare adalah terjadinya

dehidrasi, bukan karena bakteri atau penyebab lainnya.

C. RHEUMATOID ARTHRITIS

a. Definisi

Arthritis adalah istilah umum yang berarti peradangan pada sendi. Radang sendi

ditandai dengan kemerahan, rasa hangat, bengkak, dan nyeri di dalam sendi.

Rheumatoid arthritis adalah jenis peradangan sendi kronis yang biasanya terjadi pada

sendi di kedua sisi tubuh, seperti tangan, pergelangan tangan, atau lutut. Kesimetrian

ini membantu membedakan rheumatoid arthritis dari jenis arthritis yang lain. Selain

mempengaruhi sendi, rheumatoid arthritis sesekali dapat mempengaruhi kulit, mata,

paru-paru, jantung, darah, atau saraf

b. Gejala

Gejala-gejala dari rheumatoid arthritis meliputi:

Nyeri sendi dan bengkak

Kekakuan, terutama di pagi hari atau setelah duduk untuk waktu yanglama

Kelelahan

Rheumatoid arthritis ini berbeda-beda pengaruhnya pada masing-masing orang.

Pada beberapa orang, gejala sendi berkembang secara bertahap selama beberapa

tahun. Sedangkan pada beberapa yang lain, rheumatoid arthritis dapat berkembang

dengan cepat. serta ada juga yang mungkin memiliki rheumatoid arthritis untuk

jangka waktu tertentu dan kemudian memasuki masa remisi.

c. Penyebab

Penyebab pasti dari rheumatoid arthritis, belum diketahui pasti, tetapi diduga

penyakit ini disebabkan oleh kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, dan

hormonal. Pada rheumatoid arthritis, ada suatu hal yang memicu sistem kekebalan

tubuh untuk menyerang sendi dan kadang-kadang organ lainnya. Beberapa teori

menyarankan bahwa ada virus atau bakteri yang mungkin mengubah sistem

kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan sistem kekebalan tersebut menyerang sendi.

Teori lain menyarankan bahwa merokok dapat menyebabkan terkena rheumatoid

arthritis.

Penelitian belum sepenuhnya menentukan secara pasti apa peran genetika

bermain dalam rheumatoid arthritis. Namun, beberapa orang tampaknya memiliki

faktor genetik atau turunan yang meningkatkan kemungkinan mereka terkena

rheumatoid arthritis.

d. Terapi Farmakologi

Terdapat banyak obat-obatan rheumatoid arthritis yang tersedia untuk

mengurangi nyeri sendi, bengkak, dan peradangan. Beberapa obat tersebut untuk

mencegah atau meminimalkan perkembangan penyakit. Perlu diingat, obat-obat ini

ada yang memerlukan resep dokter. Jadi Anda perlu konsultasikan dahulu dengan

dokter Anda sebelum mengkonsumsinya demi efektivitas dan keamanan.

Obat-obatan yang membantu mengurangi gejala arthritis, seperti nyeri sendi,

kekakuan, dan pembengkakan, antara lain:

Obat anti-inflamasi penghilang rasa sakit, seperti aspirin, ibuprofen

Penghilang rasa sakit topikal (dioleskan langsung ke kulit)

Kortikosteroid, seperti prednison

Obat penghilang rasa sakit golongan narkotika

Ada juga obat keras yang disebut disease-modifying anti-rheumatic

drugs (DMARDs), yang bekerja dengan menghalangi atau menekan serangan sistem

kekebalan tubuh pada sendi. Obat-obat tersebut antara lain:

Plaquenil (awalnya digunakan untuk mengobati malaria)

Obat penekanan kekebalan tubuh, seperti methotrexate, Imuran, dan

Cytoxan

Pengobatan Biologis , seperti Enbrel, Humira, Remicade, Orencia,

Rituxan, dan Xeljanz

Obat-obat lain, seperti Azulfidine dan Arava

e. Terapi Non Farmakologi

Cukup istirahat pada sendi yang mengalami arthritis rematoid

Mengurangi BB jika gemuk dan obesitas

Fisioterapi (dilakukan beberapa pergerakan sendi secara sistematis)

Kompres dingin atau panas

Pembidaian untuk imobilisasi dan untuk mengistirahatkan satu atau

beberapa sendi

Pembedahan untuk memperbaiki deformitas

D. GOUT / HIPERURISEMIA

a. Definisi

Penyakit asam urat yang dalam istilah medis dikenal dengan gout

merupakan penyakit akibat dari adanya penumpukan asam urat di dalam tubuh

secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat ataupun dari makanan

yang mengandung purin berlebihan, dan ginjal tidak mampu mengeluarkannya

sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian.

b. Gejala

Serangan sering terjadi sangat mendadak dengan intensitas nyeri

maksimum tercapai dalam beberapa jam. Sendi terlibat menjadi sangat nyeri dan

seringkali bengkak, hangat dan merah. Perkembangan pesat nyeri sendi ini adalah

bentuk yang membedakannya dari sebagian besar bentuk artritis lainnya.

Sendi paling umum yang terkena adalah sendi pertama dari jempol kaki.

Sendi lainnya yang mungkin terkena adalah lutut, tumit, tangan, pergelangan

tangan dan sikut. Bahu, sendi pinggul dan tulang belakang sangat jarang terkena.

c. Penyebab

Gout disebabkan oleh penumpukan asam urat terlalu banyak dalam tubuh.

Asam urat berasal dari pemecahan zat yang disebut purin. Purin ditemukan di

semua jaringan tubuh Anda. Mereka juga di banyak makanan, seperti hati, kacang

kering dan kacang polong, dan ikan. Normalnya, asam urat larut dalam darah.

Melewati ginjal dan keluar dari tubuh dalam urin.

Sejumlah faktor risiko yang berhubungan dengan hyperuricemia dan asam

urat. Mereka termasuk:

genetika Dua puluh persen orang dengan gout memiliki riwayat keluarga

penyakit..

jenis kelamin dan usia. Hal ini lebih sering pada pria dibandingkan pada

wanita dan lebih umum pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak.

berat badan Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan

gout berkembang karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau

kerusakan, yang menyebabkan kelebihan asam urat produksi..

konsumsi alkohol. Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan

hiperurisemia, karena alkohol mengganggu dengan penghapusan asam urat

dari tubuh.

diet. Makan terlalu banyak makanan yang kaya purin dapat menyebabkan

atau memperburuk gout pada beberapa orang.

memimpin paparan. Dalam beberapa kasus, paparan untuk memimpin dalam

lingkungan dapat menyebabkan asam urat.

masalah kesehatan lainnya insufisiensi ginjal,. atau ketidakmampuan ginjal

untuk menghilangkan produk limbah, merupakan penyebab umum dari asam

urat pada orang tua. Masalah medis lainnya yang berkontribusi terhadap

tingkat darah tinggi asam urat termasuk:

tekanan darah tinggi

hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif)

kondisi yang menyebabkan omset terlalu cepat dari sel, seperti psoriasis,

anemia hemolitik, atau beberapa jenis kanker

Kelley-Seegmiller syndrome atau sindrom Lesch-Nyhan, dua kondisi

langka di mana enzim yang membantu kadar asam urat kontrol baik tidak

hadir atau ditemukan dalam jumlah cukup.

obat. Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk

mengembangkan hiperurisemia dan gout. Mereka termasuk:

diuretik, seperti furosemid (Lasix), hidroklorotiazid (Esidrix, Hydro-

klor), dan metolazone (Diulo, Zaroxolyn), yang diambil untuk

menghilangkan kelebihan cairan dari tubuh dalam kondisi seperti

hipertensi, edema, dan penyakit jantung, dan yang menurunkan jumlah

asam urat dalam urin melewati

salisilat yang mengandung obat, seperti aspirin

niasin, vitamin juga dikenal sebagai asam nikotinat

siklosporin (Sandimmune, Neoral), obat yang menekan sistem

kekebalan tubuh (sistem yang melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit).

Obat ini digunakan dalam pengobatan beberapa penyakit autoimun, dan

untuk mencegah penolakan tubuh organ transplantasi.

levodopa (Larodopa), obat yang digunakan untuk mendukung

komunikasi di sepanjang jalur saraf dalam pengobatan penyakit Parkinson.

d. Terapi Farmakologi

Pengobatan gout tergantung pada tahap penyakit. Untuk serangan akut,

langkah penting adalah untuk menyediakan penawar sakit dan memperpendek

jarak inflamasi. Tujuan pengelolaan gout adalah untuk mencegah terulang

kembali atau serangan gout di kemudian hari dengan tujuan utama mencegah

kerusakan sendi.

Pengobatan disesuaikan untuk setiap orang dan obat-obatan digunakan untuk:

1. Mengurangi nyeri dan bengkak semasa episode akut,

2. Mencegah episode yang akan datang,

3. Mencegah atau mengobati tophi, yang berupa nodul kristal asam urat

terbentuk di bawah kulit sehingga menjadi bengkak dan menyebabkan nyeri

semasa serangan gout.

Obat-obatan Untuk Masa Akut

Obat Non-steroid ant-inflamasi (NSAID) contohnya, Naproxen,

Mefenamic acid, Indomethacin, or Diclofenac sering digunakan untuk mengatasi

nyeri dan bengkak semasa episode gout akut. NSAID biasanya mulai bekerja

dalam 24 jam. Efek sampingnya termasuk sakit perut, gatal kulit, retensi cairan

atau masalah ginjal dan sariawan lambung. Mereka harus digunakan dengan hati-

hati pada pasien dengan kerusakan ginjal dan sariawan lambung. Obat-obatan

baru disebut COX-2 inhibitor mungkin lebih aman untuk lambung.

Kortikosteroid memberikan keringanan cepat ketika digunakan pada

serangan pertama. Efek samping umum termasuk keram perut atau diare. Dosis

rendah kolkisin dapat diminum setiap hari untuk mencegah serangan di kemudian

hari.

Obat-obatan Yang Mengendalikan Kadar Asam Urat

Manajemen jangka panjang untuk pasien dengan arthritis gout adalah

untuk menutunkan kadar asam urat dalam darah sehingga episode serangan gout

dimasa depan dapat dicegah. Ini dicapai dengan – obat-obatan seperti Allopurinol

atau agen urikosurik (contohnya obat-obatan yang mengakibatkan peningkatan

ekskresi urate dari ginjal). Obat-obatan ini tidak meringankan nyeri dan inflamasi

pada episode akut dan biasanya dimulai setelah episode akut gout diobati. Mereka

kadang-kadang menyebabkan Anda mengalami lebih banyak episode gout ketika

pertama mulai, lebih lanjut lagi Anda diberi resep kolsikin atau NSAID yang

diminum bersamaan.

Alopurinol menurunkan kadar asam urat dalam darah dan harus diminum

setiap hari. Itu juga dapat menurunkan ukuran tophi dan mencegah pembentukan

kumpulan kristal pada sendi dan jaringan lain. Efek samping paling umum adalah

ruam kulit dan harus dihentikan jika Anda mengalami gatal atau ruam. Alopurinol

biasanya diminum setiap hari dan bertahun-tahun. Itu tidak boleh dihentikan

selama episode gout akut.

Obat urikosurik seperti probenecid menurunkan kadar asam urat dalam

darah dengan meningkatkan ekskresinya dalam air seni. Mereka tidak seefektif

alopurinol dan tidak bekerja baik pada orang dengan kerusakan ginjal. Pasien

harus minum banyak air karena ekskresi asam urat dalam air seni mungkin

menyebabkan pembentukan batu dalam ginjal. Akhirnya, dokter akan

menyarankan Anda mengenai tipe obat-obatan yang Anda butuhkan dan

memantau efek sampingnya

e. Terap Non Farmakologi

Mengurangi makanan yang mempunyai kandungan purin tinggi

Menghindari konsumsi alcohol

Mengurangi stress

Mengurangi berat badan

Minum dalam jumlah cukup

Mengurangi komsumsi lemak

E. OSTEOARTHRITIS

a. Definisi

Osteoarthritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit sendi

degeneratif), adalah sekelompok penyakit dan kelainan mekanik melibatkan degradasi

sendi, termasuk tulang rawan artikular dan tulang subchondral sebelahnya. Manifestasi

klinis OA meliputi nyeri sendi, nyeri tekan, kekakuan, berderit, penguncian sendi, dan

kadang-kadang peradangan lokal. Pada OA, berbagai proses kekuatan-turun-temurun,

perkembangan, metabolisme, dan mekanis-dapat memulai potensial menyebabkan

hilangnya kartilago - matriks protein yang kuat yang melumasi dan bantal sendi.

Seperti tubuh perjuangan mengandung kerusakan yang sedang berlangsung, kekebalan

dan pertumbuhan kembali dapat mempercepat proses kerusakan. Ketika permukaan

tulang menjadi kurang baik dilindungi oleh tulang rawan, tulang subkondral mungkin

terpapar dan rusak, dengan pertumbuhan kembali mengarah ke proliferasi seperti

gading, tulang padat, reaktif di daerah pusat kehilangan tulang rawan, proses yang

disebut eburnation. Pasien mengalami rasa sakit semakin berat pada bantalan,

termasuk berjalan dan berdiri. Sebagai hasil dari gerakan menurun karena sakit, otot-

otot daerah dapat atrofi, dan ligamen dapat menjadi lebih longgar. OA adalah bentuk

paling umum dari radang sendi,

"Osteoartritis" berasal dari kata Yunani "osteo''''", yang berarti "tulang", "''arthro''",

yang berarti "bersama", dan "itis''''", yang berarti peradangan, meskipun yang "itis"

osteo arthritis adalah sedikit dari keliru - peradangan bukan merupakan fitur mencolok

dari penyakit. Osteoarthritis adalah tidak menjadi bingung dengan rheumatoid arthritis,

penyakit autoimun dengan peradangan sendi sebagai fitur utama. Kesalahpahaman

yang umum adalah bahwa OA adalah karena semata-mata untuk dan keausan, karena

OA biasanya tidak hadir pada orang muda. Namun, sementara usia berkorelasi dengan

kejadian OA, korelasi ini dapat menggambarkan bahwa OA merupakan suatu proses

yang membutuhkan waktu untuk mengembangkan - atau yang memperbaiki dan

regenerasi yang dapat mengimbangi dengan kerusakan pada sendi orang muda lakukan

lambat dengan usia. Biasanya ada penyebab yang mendasari untuk OA, dalam hal ini

digambarkan sebagai''''OA sekunder. Jika tidak ada penyebab dapat diidentifikasi,

digambarkan sebagai''''OA primer. "Artritis degeneratif" sering digunakan sebagai

sinonim untuk OA, tetapi yang terakhir melibatkan perubahan baik degeneratif dan

regeneratif.

b. Gejala

Gejala utama adalah nyeri akut, menyebabkan hilangnya kemampuan dan sering

kaku. "Pain" umumnya digambarkan sebagai sakit yang tajam, atau sensasi terbakar di

otot dan tendon asosiasi. OA dapat menyebabkan kebisingan berderak (disebut

"krepitus") ketika sendi yang terkena digerakkan atau disentuh, dan pasien mungkin

mengalami kejang otot dan kontraksi pada tendon. Kadang-kadang, sendi juga dapat

diisi dengan cairan. Cuaca lembab dan dingin meningkatkan rasa sakit pada banyak

pasien.

OA biasanya mempengaruhi tangan, kaki, tulang belakang, dan sendi bantalan

besar berat badan, seperti pinggul dan lutut, meskipun dalam teori, setiap sendi di

dalam tubuh dapat terpengaruh. Sebagai OA berlangsung, sendi yang terkena terlihat

lebih besar, kaku dan menyakitkan, dan biasanya merasa''''buruk, semakin mereka

digunakan sepanjang hari, sehingga membedakannya dari rheumatoid arthritis.

Pada sendi yang lebih kecil, seperti pada jari-jari, pembesaran tulang keras,

disebut node heberden (pada sendi interphalangeal distal) dan / atau node Bouchard

(pada sendi interphalangeal proksimal), dapat membentuk, dan meskipun mereka tidak

perlu menyakitkan, mereka lakukan membatasi pergerakan jari-jari secara signifikan.

OA pada jari-jari kaki mengarah pada pembentukan bunions, membuat mereka merah

atau bengkak. Beberapa orang menyadari perubahan fisik sebelum mereka mengalami

sakit. OA adalah penyebab paling umum dari efusi sendi, kadang-kadang disebut

air''pada''lutut dalam istilah awam, akumulasi kelebihan cairan di dalam atau di sekitar

sendi lutut

c. Penyebab

Meskipun biasanya timbul dari trauma, osteoarthritis sering mempengaruhi beberapa

anggota keluarga yang sama, menunjukkan bahwa ada turun-temurun kerentanan kondisi

ini. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa ada prevalensi yang lebih besar dari

penyakit antara saudara kandung dan terutama kembar identik, yang menunjukkan dasar

keturunan. Sampai dengan 60% dari kasus OA diperkirakan akibat dari faktor genetik.

Para peneliti juga menyelidiki kemungkinan alergi, infeksi, atau jamur sebagai penyebab.

Faktor-faktor yang mungkin menyebabkan itu meliputi:

Kelebihan berat badan

Semakin tua

Bersama cedera

Sendi yang tidak benar terbentuk

Sebuah cacat genetik pada tulang rawan sendi

Menekankan pada sendi dari pekerjaan tertentu dan olahraga bermain.

d. Terapi Farmakologi

AINS Topikal

AINS Topikal lebih disarankan dibanding AINS oral. Menurut hasil sebuah meta

analisis menunjukkan bahwa AINS Topikal terbukti efektif mengurangi nyeri dan

kekakuan sendi.4 Beberapa sediaan AINS Topikal seperti ibuprofen, Na.

Diklofenak, salisilamid dalam bentuk salep, krim, atau gel lebih dianjurkan

dibanding koyo karena berdasar penelitian yang ada menunjukkan hasil yang

tidak signifikan pada koyo dibandingkan plasebo untuk penyakit osteoartritis.

Paracetamol

Pedoman terapi menganjurkan penggunaan paracetamol sebagai pilihan utama

analgesik untuk pasien osteoartritis dengan pembatasan pemakaian 500 mg untuk

satu kali minum dan tidak lebih dari 4 g dalam sehari.

Kapsaisin

Penggunaan kapsaisin topikal dapat digunakan pada penderita osteoartritis lutut

atau tangan. Meskipun seringkali menimbulkan sensasi terbakar dan kemerahan

pada area yang dioleskan, namun tidak perlu penghentian terapi.

AINS Oral

Prinsip penggunaan AINS Oral adalah sebagai berikut :

- Jika AINS Topikal atau Paracetamol tidak cukup kuat mengatasi nyeri

- Penggunaan AINS Oral dimulai dari dosis efektif terkecil dan lama

pemberian sesingkat mungkin7

e. Terapi Non Farmakologi

Menganjurkan untuk mengurangi berat badan jika kegemukan

Istirahat yang cukup dan menghindari trauma pada persendian

Penggunaan alat bantu sendi dan alat bantu berjalan

Fisioterapi dan olahraga yang tepat

Kompres panas/dingin

Pemberian suplemen makanan yang mengandung glukosamin, kondroiti

BAB III

KESIMPULAN

Dalam makalah yang kami tulis ini membahas tentang kelainan penyakit mulai

dari kelainan atau penyakit pada gastrointestinal, gout (asam urat), osteo artritis,

rheumatoid artritis. Meliputi definisi, gejala, penyebab, terapi farmakologi dan terapi

non farmakologi dari masing-masing kelainan penyakit yang dibahasan dalam

pembahasan.

Untuk ulceratif terapi farmakologi obat pilihan berdasarkan diagnosa penyakit

yang diderita tetapi pada ulcer yang positif karena infeksi H. pylori harus dipilih

terapi dengan kombinasi yang paling efektif, aman, khasiatnya. Terapi non

farmakologi kurangi stress, rokok, dan penggunaan NSAID. Jika NSAID tidak dapat

dihindari, pakai dosis efektif minimum atau ganti dengan parasetamol jika hanya

untuk analgetik pada nyeri kepala dan Antipiretik. Atau ganti NSAID yang selektif

menghambat COX-2. Menghindari makanan dan minuman yang menyebabkan

dispepsia dan memperberat simtom ulcer seperti makanan pedas, asam, mengandung

alcohol, kafein, dan makanan yang merangsang sekresi asam seperti coca cola dan

beer.

Untuk diare dibedakan atas diare yg spesifik (infeksi oleh bakteri) dan non

spesifik. Untuk diare yang spesifik tentu pengobatan penyakit diare menggunakan

antidiare beserta antibiotik atau bila perlu dengan penambahan terapi suportif

(pendukung) jika keadaan pasien sudah mengalami dehidrasi berat akibat pup

berlebih. Untuk diare yang non spesifik sebaiknya hanya menggunakan anti diare dan

bila perlu menggunakan terapi suportif.

Untuk rheumatoid artritis terapi farmakologi terdapat banyak obat-obatan

rheumatoid arthritis yang tersedia untuk mengurangi nyeri sendi, bengkak, dan

peradangan. Beberapa obat tersebut untuk mencegah atau meminimalkan

perkembangan penyakit. Perlu diingat, obat-obat ini ada yang memerlukan resep

dokter. Jadi Anda perlu konsultasikan dahulu dengan dokter Anda sebelum

mengkonsumsinya demi efektivitas dan keamanan. Terapi Non Farmakologisnya

cukup istirahat pada sendi yang mengalami arthritis rematoid, mengurangi BB jika

gemuk atau obesitas, fisioterapi (dilakukan beberapa pergerakan sendi secara

sistematis), kompres dingin atau panas, pembidaian untuk imobilisasi dan untuk

mengistirahatkan satu atau beberapa sendi, pembedahan untuk memperbaiki

deformitas.

Untuk gout (asam urat) terapi farmakologinya pengobatan gout tergantung

pada tahap penyakit. Untuk serangan akut, langkah penting adalah untuk

menyediakan penawar sakit dan memperpendek jarak inflamasi. Tujuan pengelolaan

gout adalah untuk mencegah terulang kembali atau serangan gout di kemudian hari

dengan tujuan utama mencegah kerusakan sendi. Untuk pengobatannya hendaklah

memilih obat sesuai dengan diagosa. Seperti yang sering digunakan atau DOC (drug

of choice) allopurinol, probenesid, kolkisin. Terapi non farmakologinya menjaga

asupan makanan yang tidak mengandung purin, berlemak, alkohol, menurunkan BB

jika obesitas

DAFTAR PUSTAKA

1. http://dokterbetty.com/kolitis-sakit-apakah-itu/

2. http://id.wikipedia.org/wiki/Diare

3. http://id.wikipedia.org/wiki/Artritis_reumatoid

4. http://dokita.co/blog/apa-itu-rheumatoid-arthritis/

5. Priyanto. Farmakoterapi & Terminologi Medis. Jakarta: Leskonfi, 2008

6. Prof. Dr. Elin Yulinah Sukandar, Apt , dkk. Iso Farmakoterapi. Jakarta : PT. ISFI

Penerbitan, 2008