BAB I
-
Upload
ozhyblanksuck -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Pratikum Farmakoterapi. Dalam proses pembuatannya, kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan terkait materi maupun cara
penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu,
kami menerima masukan, saran dan usul yang bersifat membangun guna penyempurnaan
makalah ini.
Farmakoterapi merupakan tata laksana terapi dengan menggunakan farmakon (obat).
Tujuan Terapi dengan obat adalah untuk memperoleh tanggapan (respon) farmakologi yang khas
bagi suatu penyakit, manfaat terapi yang sebesar-besarnya dengan risiko timbulnya efek
merugikan yang sekecil mungkin.
Makalah ini sendiri berisi tentang definisi, gejala, diagnosis, hasil terapi yang diinginkan,
dan penanganan (terapi farmakologi dan terapi non-farmakologi). Kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ulcerative Colitis
a. Definisi
Ulcerative colitis adalah penyakit peradangan usus yang menyebabkan perdangan
kronis pada saluran pencernaan. Penyakit ini ditandai dengan sakit perut dan diare.
Seperti penyakit yang menyerang usus dan pencernaan, ulcerative colitis terkadang
dapat menimbulkan komplikasi yang mengancam kehidupan penderita.
Ulcerative colitis biasanya hanya mempengaruhi lapisan terdalam usus besar
(kolon) dan rektum. Hal ini terjadi hanya melalui peregangan berkelanjutan di usus
besar. Berbeda dengan penyakit Chron yang terjadi di beberapa tempat di saluran
pencernaan dan sering menyebar lebih jauh.
Hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab dari penyakit ini. Diduga
penyebabnya adalah karena faktor keturunan dan sistem kekebalan tubuh.
b. Gejala
Penyakit Ulcerative Colitis akan menimbulkan gejala seperti dibawah ini:
Kembung dan peningkatan udara usus.
Perdarahan saat gerakan usus. Harus dibedakan dengan ambeien yang mengalami
perdarahan.
Tenesmus atau nyeri akibat peregangan pada pergerakan usus.
Nyeri perut bisa memberat dan berkurang. Nyeri bertambah saat diare dan
kemudian berkurang.
Nyeri bisa berlangsung terus menerus
Demam, menggigil dan tanda-tanda infeksi lain sesuai dengan penyebab kolitisnya.
c. Penyebab
Ulcerative Colitis dapat disebabkan oleh berbagai hal, baik Faktor Internal maupun
Eksternal tubuh, berikut beberapa penyebabnya:
Infeksi virus, bakteri atau parasit. Infeksi ini disebabkan makanan, minuman atau
tangan yang kotor. Bakteri penyebab yang umum adalah Shigella, E. Coli,
Salmonella dan Campylobacter. Selain itu Amuba juga dapat menyebabkan
kolitis. Bakteri tersebut dapat menyebabkan diare darah, demam dan dehidrasi.
Parasit misal Giardia bisa masuk ke tubuh dari air mentah seperti saat berenang di
sungai, danau atau kolam renang. Bakteri C. defficile bisa tumbuh di usus besar
pada pemakaian antibiotik. Kolitis ini disebut kolitis pseudomembranosa,
terutama pada anak-anak. Antibiotik yang sering menimbulkan adalah amoksisilin
dan klindamisin. Virus yang dapat menyebabkan colitis adalah Cytomegalovirus
(CMV).
Iskemik kolitis (aliran darah yang tidak adekuat), yaitu pada kasus
atherosklerosis, volvulus, hernia inkarserata dan Henoch-Schönlein purpura
(HSP). Biasanya kasus ini disertai demam, diare darah, anemia, dehidrasi dan
syok.
Reaksi autoimun. Reaksi ini biasa disebut dengan inflammatory bowel disease
(penyakit peradangan usus) meliputi kolitis ulseratif dan penyakit Crohn’s. Kolitis
ulseratif gejala nyeri perut lebih dominan, sedangkan penyakit Crohn’s
melibatkan saluran pencernaan yang lain, tidak hanya usus besar dan disertai skip
lession.
Kolitis mikroskopik. Penyakit yang tergolong disini adalah kolitis kolagenosa dan
kolitis limfositik. Dinding usus besar terisi oleh kolagen atau limfosit. Diare
sebagian besar seperti air dan tanpa darah. Penyakit ini banyak terjadi pada wanita
lansia. Penyebab belum diketahui, kemungkinan autoimun.
Bahan-bahan kimia. Bahan kimia keras yang merangsang usus besar, misal
enema, dapat menyebabkan kolitis.
Kolitis yang sering terjadi pada anak-anak: necrotizing enterocolitis (NEC),
kolitis alergi
Kolitis akibat radiasi pada usus besar.
d. Terapi Farmakologi
Obat pilihan berdasarkan algoritma diatas
Pada ulcer yang positif karena infeksi H. pylori harus dipilih terapi dengan
kombinasi yang paling efektif, aman, dan simple.
e. Terapi Non Farmakologi
Kurangi stress, rokok, dan penggunaan NSAID. Jika NSAID tidak dapat
dihindari, pakai dosis efektif minimum atau ganti dengan parasetamol jika
hanya untuk analgetik pada nyeri kepala dan Antipiretik. Atau ganti NSAID
yang selektif menghambat COX-2 seperti nabumeton dan etodolak atau yang
lebih selektif lagi seperti celecosib dan refecosib.
Menghindari makanan dan minuman yang menyebabkan dyspepsia dan
memperberat simtom ulcer seperti makanan pedas, asam, mengandung
alcohol, kafein, dan makanan yang merangsang sekresi asam seperti coca cola
dan beer.
B. DIARE
a. Definisi
Diare (BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana tinja
atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga
kali dalam 24 jam. Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling
umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
b. Gejala
Beberapa gejala penyakit diare dapat langsung dikenali atau dirasakan oleh
penderita. Di antara gejala tersebut adalah:
Buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang
berkepanjangan
Tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari
Pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi
Mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh)
Diare yang disebabkan oleh virus dapat menimbulkan mual dan muntah-
muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
Tidak nafsu makan
Darah dan lendir dalam kotoran
c. Penyebab
Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang
menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare,
yaitu:
1. Infeksi oleh bakteri, virus (sebagian besar diare pada bayi dan anak
disebabkan oleh infeksi rotavirus) atau parasit.
2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu terutama antibiotik.
3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak,
Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
4. Pemanis buatan.
5. Pada bayi saat dikenalkam MPASI seringkali memiliki efeksamping diare
karena perut kaget dengan makanan dan minuman yang baru dikenal
lambungnya.
Diare selain disebabkan oleh beberapa infeksi virus dan juga akibat dari racun
bakteria, juga bisa disebabkan oleh faktor kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Lingkungan yang kumuh dan kotor menjadi tempat berkembang bakteri (E.coli),
virus dan parasit (jamur, cacing, protozoa), dan juga lalat yang turut berperan dalam
membantu penyebaran kuman penyakit diare.
d. Terapi Farmakologi
Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare
seperti antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon.
Racecordil
Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan
konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek
buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak
menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di
Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut.
Loperamide
Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara
memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan
longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga
diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor
tersebut. Efek samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di
bagian perut), sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali
terjadi.
Nifuroxazide
Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal
terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus,
Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal
pada saluran pencernaan. Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare
yang disebabkan oleh E. coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non
spesifik, baik digunakan untuk anak-anak maupun dewasa.
Dioctahedral smectite
Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik
berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier
mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite
mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan mukolisis yang
diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan integritas mukosa
usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio laktulose-manitol urin pada
anak dengan diare akut.
Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat
menghentikan diare dengan beberapa cara:
Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi
air dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin (difenoksilatdan
loperamida), antokolinergik (atropine, ekstrak belladonna)
Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin)
dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.
Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat
menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau
yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah
juga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya
dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang
terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth serta
alumunium.
Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali
mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium
e. Terapi Non Farmakologi
Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan upaya pencegahan yang dapat
dilakukan dengan menghindari pemicu diare. Contohnya bila tidak mampu
memetabolisme laktosa maka dapat mengonsumsi susu nabati atau dengan
mengurangi makanan pedas. Penanganan utama diare dapat dilakukan dengan cara
mengoreksi kehilangan cairan dan elektrolit tubuh (dehidrasi) dengan terapi rehidrasi,
yaitu menggantikan cairan dan elektrolit secepat mungkin. Bila masih memungkinkan
secara oral, maka larutan gula garam atau oralit buatan pabrik telah mencukupi
kebutuhan asalkan diberikan sesuai patokan (sesuai umur penderita dan berat
ringannya dehidrasi). Penyebab kematian terbesar pada kasus diare adalah terjadinya
dehidrasi, bukan karena bakteri atau penyebab lainnya.
C. RHEUMATOID ARTHRITIS
a. Definisi
Arthritis adalah istilah umum yang berarti peradangan pada sendi. Radang sendi
ditandai dengan kemerahan, rasa hangat, bengkak, dan nyeri di dalam sendi.
Rheumatoid arthritis adalah jenis peradangan sendi kronis yang biasanya terjadi pada
sendi di kedua sisi tubuh, seperti tangan, pergelangan tangan, atau lutut. Kesimetrian
ini membantu membedakan rheumatoid arthritis dari jenis arthritis yang lain. Selain
mempengaruhi sendi, rheumatoid arthritis sesekali dapat mempengaruhi kulit, mata,
paru-paru, jantung, darah, atau saraf
b. Gejala
Gejala-gejala dari rheumatoid arthritis meliputi:
Nyeri sendi dan bengkak
Kekakuan, terutama di pagi hari atau setelah duduk untuk waktu yanglama
Kelelahan
Rheumatoid arthritis ini berbeda-beda pengaruhnya pada masing-masing orang.
Pada beberapa orang, gejala sendi berkembang secara bertahap selama beberapa
tahun. Sedangkan pada beberapa yang lain, rheumatoid arthritis dapat berkembang
dengan cepat. serta ada juga yang mungkin memiliki rheumatoid arthritis untuk
jangka waktu tertentu dan kemudian memasuki masa remisi.
c. Penyebab
Penyebab pasti dari rheumatoid arthritis, belum diketahui pasti, tetapi diduga
penyakit ini disebabkan oleh kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, dan
hormonal. Pada rheumatoid arthritis, ada suatu hal yang memicu sistem kekebalan
tubuh untuk menyerang sendi dan kadang-kadang organ lainnya. Beberapa teori
menyarankan bahwa ada virus atau bakteri yang mungkin mengubah sistem
kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan sistem kekebalan tersebut menyerang sendi.
Teori lain menyarankan bahwa merokok dapat menyebabkan terkena rheumatoid
arthritis.
Penelitian belum sepenuhnya menentukan secara pasti apa peran genetika
bermain dalam rheumatoid arthritis. Namun, beberapa orang tampaknya memiliki
faktor genetik atau turunan yang meningkatkan kemungkinan mereka terkena
rheumatoid arthritis.
d. Terapi Farmakologi
Terdapat banyak obat-obatan rheumatoid arthritis yang tersedia untuk
mengurangi nyeri sendi, bengkak, dan peradangan. Beberapa obat tersebut untuk
mencegah atau meminimalkan perkembangan penyakit. Perlu diingat, obat-obat ini
ada yang memerlukan resep dokter. Jadi Anda perlu konsultasikan dahulu dengan
dokter Anda sebelum mengkonsumsinya demi efektivitas dan keamanan.
Obat-obatan yang membantu mengurangi gejala arthritis, seperti nyeri sendi,
kekakuan, dan pembengkakan, antara lain:
Obat anti-inflamasi penghilang rasa sakit, seperti aspirin, ibuprofen
Penghilang rasa sakit topikal (dioleskan langsung ke kulit)
Kortikosteroid, seperti prednison
Obat penghilang rasa sakit golongan narkotika
Ada juga obat keras yang disebut disease-modifying anti-rheumatic
drugs (DMARDs), yang bekerja dengan menghalangi atau menekan serangan sistem
kekebalan tubuh pada sendi. Obat-obat tersebut antara lain:
Plaquenil (awalnya digunakan untuk mengobati malaria)
Obat penekanan kekebalan tubuh, seperti methotrexate, Imuran, dan
Cytoxan
Pengobatan Biologis , seperti Enbrel, Humira, Remicade, Orencia,
Rituxan, dan Xeljanz
Obat-obat lain, seperti Azulfidine dan Arava
e. Terapi Non Farmakologi
Cukup istirahat pada sendi yang mengalami arthritis rematoid
Mengurangi BB jika gemuk dan obesitas
Fisioterapi (dilakukan beberapa pergerakan sendi secara sistematis)
Kompres dingin atau panas
Pembidaian untuk imobilisasi dan untuk mengistirahatkan satu atau
beberapa sendi
Pembedahan untuk memperbaiki deformitas
D. GOUT / HIPERURISEMIA
a. Definisi
Penyakit asam urat yang dalam istilah medis dikenal dengan gout
merupakan penyakit akibat dari adanya penumpukan asam urat di dalam tubuh
secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat ataupun dari makanan
yang mengandung purin berlebihan, dan ginjal tidak mampu mengeluarkannya
sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian.
b. Gejala
Serangan sering terjadi sangat mendadak dengan intensitas nyeri
maksimum tercapai dalam beberapa jam. Sendi terlibat menjadi sangat nyeri dan
seringkali bengkak, hangat dan merah. Perkembangan pesat nyeri sendi ini adalah
bentuk yang membedakannya dari sebagian besar bentuk artritis lainnya.
Sendi paling umum yang terkena adalah sendi pertama dari jempol kaki.
Sendi lainnya yang mungkin terkena adalah lutut, tumit, tangan, pergelangan
tangan dan sikut. Bahu, sendi pinggul dan tulang belakang sangat jarang terkena.
c. Penyebab
Gout disebabkan oleh penumpukan asam urat terlalu banyak dalam tubuh.
Asam urat berasal dari pemecahan zat yang disebut purin. Purin ditemukan di
semua jaringan tubuh Anda. Mereka juga di banyak makanan, seperti hati, kacang
kering dan kacang polong, dan ikan. Normalnya, asam urat larut dalam darah.
Melewati ginjal dan keluar dari tubuh dalam urin.
Sejumlah faktor risiko yang berhubungan dengan hyperuricemia dan asam
urat. Mereka termasuk:
genetika Dua puluh persen orang dengan gout memiliki riwayat keluarga
penyakit..
jenis kelamin dan usia. Hal ini lebih sering pada pria dibandingkan pada
wanita dan lebih umum pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak.
berat badan Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan
gout berkembang karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau
kerusakan, yang menyebabkan kelebihan asam urat produksi..
konsumsi alkohol. Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan
hiperurisemia, karena alkohol mengganggu dengan penghapusan asam urat
dari tubuh.
diet. Makan terlalu banyak makanan yang kaya purin dapat menyebabkan
atau memperburuk gout pada beberapa orang.
memimpin paparan. Dalam beberapa kasus, paparan untuk memimpin dalam
lingkungan dapat menyebabkan asam urat.
masalah kesehatan lainnya insufisiensi ginjal,. atau ketidakmampuan ginjal
untuk menghilangkan produk limbah, merupakan penyebab umum dari asam
urat pada orang tua. Masalah medis lainnya yang berkontribusi terhadap
tingkat darah tinggi asam urat termasuk:
tekanan darah tinggi
hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif)
kondisi yang menyebabkan omset terlalu cepat dari sel, seperti psoriasis,
anemia hemolitik, atau beberapa jenis kanker
Kelley-Seegmiller syndrome atau sindrom Lesch-Nyhan, dua kondisi
langka di mana enzim yang membantu kadar asam urat kontrol baik tidak
hadir atau ditemukan dalam jumlah cukup.
obat. Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk
mengembangkan hiperurisemia dan gout. Mereka termasuk:
diuretik, seperti furosemid (Lasix), hidroklorotiazid (Esidrix, Hydro-
klor), dan metolazone (Diulo, Zaroxolyn), yang diambil untuk
menghilangkan kelebihan cairan dari tubuh dalam kondisi seperti
hipertensi, edema, dan penyakit jantung, dan yang menurunkan jumlah
asam urat dalam urin melewati
salisilat yang mengandung obat, seperti aspirin
niasin, vitamin juga dikenal sebagai asam nikotinat
siklosporin (Sandimmune, Neoral), obat yang menekan sistem
kekebalan tubuh (sistem yang melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit).
Obat ini digunakan dalam pengobatan beberapa penyakit autoimun, dan
untuk mencegah penolakan tubuh organ transplantasi.
levodopa (Larodopa), obat yang digunakan untuk mendukung
komunikasi di sepanjang jalur saraf dalam pengobatan penyakit Parkinson.
d. Terapi Farmakologi
Pengobatan gout tergantung pada tahap penyakit. Untuk serangan akut,
langkah penting adalah untuk menyediakan penawar sakit dan memperpendek
jarak inflamasi. Tujuan pengelolaan gout adalah untuk mencegah terulang
kembali atau serangan gout di kemudian hari dengan tujuan utama mencegah
kerusakan sendi.
Pengobatan disesuaikan untuk setiap orang dan obat-obatan digunakan untuk:
1. Mengurangi nyeri dan bengkak semasa episode akut,
2. Mencegah episode yang akan datang,
3. Mencegah atau mengobati tophi, yang berupa nodul kristal asam urat
terbentuk di bawah kulit sehingga menjadi bengkak dan menyebabkan nyeri
semasa serangan gout.
Obat-obatan Untuk Masa Akut
Obat Non-steroid ant-inflamasi (NSAID) contohnya, Naproxen,
Mefenamic acid, Indomethacin, or Diclofenac sering digunakan untuk mengatasi
nyeri dan bengkak semasa episode gout akut. NSAID biasanya mulai bekerja
dalam 24 jam. Efek sampingnya termasuk sakit perut, gatal kulit, retensi cairan
atau masalah ginjal dan sariawan lambung. Mereka harus digunakan dengan hati-
hati pada pasien dengan kerusakan ginjal dan sariawan lambung. Obat-obatan
baru disebut COX-2 inhibitor mungkin lebih aman untuk lambung.
Kortikosteroid memberikan keringanan cepat ketika digunakan pada
serangan pertama. Efek samping umum termasuk keram perut atau diare. Dosis
rendah kolkisin dapat diminum setiap hari untuk mencegah serangan di kemudian
hari.
Obat-obatan Yang Mengendalikan Kadar Asam Urat
Manajemen jangka panjang untuk pasien dengan arthritis gout adalah
untuk menutunkan kadar asam urat dalam darah sehingga episode serangan gout
dimasa depan dapat dicegah. Ini dicapai dengan – obat-obatan seperti Allopurinol
atau agen urikosurik (contohnya obat-obatan yang mengakibatkan peningkatan
ekskresi urate dari ginjal). Obat-obatan ini tidak meringankan nyeri dan inflamasi
pada episode akut dan biasanya dimulai setelah episode akut gout diobati. Mereka
kadang-kadang menyebabkan Anda mengalami lebih banyak episode gout ketika
pertama mulai, lebih lanjut lagi Anda diberi resep kolsikin atau NSAID yang
diminum bersamaan.
Alopurinol menurunkan kadar asam urat dalam darah dan harus diminum
setiap hari. Itu juga dapat menurunkan ukuran tophi dan mencegah pembentukan
kumpulan kristal pada sendi dan jaringan lain. Efek samping paling umum adalah
ruam kulit dan harus dihentikan jika Anda mengalami gatal atau ruam. Alopurinol
biasanya diminum setiap hari dan bertahun-tahun. Itu tidak boleh dihentikan
selama episode gout akut.
Obat urikosurik seperti probenecid menurunkan kadar asam urat dalam
darah dengan meningkatkan ekskresinya dalam air seni. Mereka tidak seefektif
alopurinol dan tidak bekerja baik pada orang dengan kerusakan ginjal. Pasien
harus minum banyak air karena ekskresi asam urat dalam air seni mungkin
menyebabkan pembentukan batu dalam ginjal. Akhirnya, dokter akan
menyarankan Anda mengenai tipe obat-obatan yang Anda butuhkan dan
memantau efek sampingnya
e. Terap Non Farmakologi
Mengurangi makanan yang mempunyai kandungan purin tinggi
Menghindari konsumsi alcohol
Mengurangi stress
Mengurangi berat badan
Minum dalam jumlah cukup
Mengurangi komsumsi lemak
E. OSTEOARTHRITIS
a. Definisi
Osteoarthritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit sendi
degeneratif), adalah sekelompok penyakit dan kelainan mekanik melibatkan degradasi
sendi, termasuk tulang rawan artikular dan tulang subchondral sebelahnya. Manifestasi
klinis OA meliputi nyeri sendi, nyeri tekan, kekakuan, berderit, penguncian sendi, dan
kadang-kadang peradangan lokal. Pada OA, berbagai proses kekuatan-turun-temurun,
perkembangan, metabolisme, dan mekanis-dapat memulai potensial menyebabkan
hilangnya kartilago - matriks protein yang kuat yang melumasi dan bantal sendi.
Seperti tubuh perjuangan mengandung kerusakan yang sedang berlangsung, kekebalan
dan pertumbuhan kembali dapat mempercepat proses kerusakan. Ketika permukaan
tulang menjadi kurang baik dilindungi oleh tulang rawan, tulang subkondral mungkin
terpapar dan rusak, dengan pertumbuhan kembali mengarah ke proliferasi seperti
gading, tulang padat, reaktif di daerah pusat kehilangan tulang rawan, proses yang
disebut eburnation. Pasien mengalami rasa sakit semakin berat pada bantalan,
termasuk berjalan dan berdiri. Sebagai hasil dari gerakan menurun karena sakit, otot-
otot daerah dapat atrofi, dan ligamen dapat menjadi lebih longgar. OA adalah bentuk
paling umum dari radang sendi,
"Osteoartritis" berasal dari kata Yunani "osteo''''", yang berarti "tulang", "''arthro''",
yang berarti "bersama", dan "itis''''", yang berarti peradangan, meskipun yang "itis"
osteo arthritis adalah sedikit dari keliru - peradangan bukan merupakan fitur mencolok
dari penyakit. Osteoarthritis adalah tidak menjadi bingung dengan rheumatoid arthritis,
penyakit autoimun dengan peradangan sendi sebagai fitur utama. Kesalahpahaman
yang umum adalah bahwa OA adalah karena semata-mata untuk dan keausan, karena
OA biasanya tidak hadir pada orang muda. Namun, sementara usia berkorelasi dengan
kejadian OA, korelasi ini dapat menggambarkan bahwa OA merupakan suatu proses
yang membutuhkan waktu untuk mengembangkan - atau yang memperbaiki dan
regenerasi yang dapat mengimbangi dengan kerusakan pada sendi orang muda lakukan
lambat dengan usia. Biasanya ada penyebab yang mendasari untuk OA, dalam hal ini
digambarkan sebagai''''OA sekunder. Jika tidak ada penyebab dapat diidentifikasi,
digambarkan sebagai''''OA primer. "Artritis degeneratif" sering digunakan sebagai
sinonim untuk OA, tetapi yang terakhir melibatkan perubahan baik degeneratif dan
regeneratif.
b. Gejala
Gejala utama adalah nyeri akut, menyebabkan hilangnya kemampuan dan sering
kaku. "Pain" umumnya digambarkan sebagai sakit yang tajam, atau sensasi terbakar di
otot dan tendon asosiasi. OA dapat menyebabkan kebisingan berderak (disebut
"krepitus") ketika sendi yang terkena digerakkan atau disentuh, dan pasien mungkin
mengalami kejang otot dan kontraksi pada tendon. Kadang-kadang, sendi juga dapat
diisi dengan cairan. Cuaca lembab dan dingin meningkatkan rasa sakit pada banyak
pasien.
OA biasanya mempengaruhi tangan, kaki, tulang belakang, dan sendi bantalan
besar berat badan, seperti pinggul dan lutut, meskipun dalam teori, setiap sendi di
dalam tubuh dapat terpengaruh. Sebagai OA berlangsung, sendi yang terkena terlihat
lebih besar, kaku dan menyakitkan, dan biasanya merasa''''buruk, semakin mereka
digunakan sepanjang hari, sehingga membedakannya dari rheumatoid arthritis.
Pada sendi yang lebih kecil, seperti pada jari-jari, pembesaran tulang keras,
disebut node heberden (pada sendi interphalangeal distal) dan / atau node Bouchard
(pada sendi interphalangeal proksimal), dapat membentuk, dan meskipun mereka tidak
perlu menyakitkan, mereka lakukan membatasi pergerakan jari-jari secara signifikan.
OA pada jari-jari kaki mengarah pada pembentukan bunions, membuat mereka merah
atau bengkak. Beberapa orang menyadari perubahan fisik sebelum mereka mengalami
sakit. OA adalah penyebab paling umum dari efusi sendi, kadang-kadang disebut
air''pada''lutut dalam istilah awam, akumulasi kelebihan cairan di dalam atau di sekitar
sendi lutut
c. Penyebab
Meskipun biasanya timbul dari trauma, osteoarthritis sering mempengaruhi beberapa
anggota keluarga yang sama, menunjukkan bahwa ada turun-temurun kerentanan kondisi
ini. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa ada prevalensi yang lebih besar dari
penyakit antara saudara kandung dan terutama kembar identik, yang menunjukkan dasar
keturunan. Sampai dengan 60% dari kasus OA diperkirakan akibat dari faktor genetik.
Para peneliti juga menyelidiki kemungkinan alergi, infeksi, atau jamur sebagai penyebab.
Faktor-faktor yang mungkin menyebabkan itu meliputi:
Kelebihan berat badan
Semakin tua
Bersama cedera
Sendi yang tidak benar terbentuk
Sebuah cacat genetik pada tulang rawan sendi
Menekankan pada sendi dari pekerjaan tertentu dan olahraga bermain.
d. Terapi Farmakologi
AINS Topikal
AINS Topikal lebih disarankan dibanding AINS oral. Menurut hasil sebuah meta
analisis menunjukkan bahwa AINS Topikal terbukti efektif mengurangi nyeri dan
kekakuan sendi.4 Beberapa sediaan AINS Topikal seperti ibuprofen, Na.
Diklofenak, salisilamid dalam bentuk salep, krim, atau gel lebih dianjurkan
dibanding koyo karena berdasar penelitian yang ada menunjukkan hasil yang
tidak signifikan pada koyo dibandingkan plasebo untuk penyakit osteoartritis.
Paracetamol
Pedoman terapi menganjurkan penggunaan paracetamol sebagai pilihan utama
analgesik untuk pasien osteoartritis dengan pembatasan pemakaian 500 mg untuk
satu kali minum dan tidak lebih dari 4 g dalam sehari.
Kapsaisin
Penggunaan kapsaisin topikal dapat digunakan pada penderita osteoartritis lutut
atau tangan. Meskipun seringkali menimbulkan sensasi terbakar dan kemerahan
pada area yang dioleskan, namun tidak perlu penghentian terapi.
AINS Oral
Prinsip penggunaan AINS Oral adalah sebagai berikut :
- Jika AINS Topikal atau Paracetamol tidak cukup kuat mengatasi nyeri
- Penggunaan AINS Oral dimulai dari dosis efektif terkecil dan lama
pemberian sesingkat mungkin7
e. Terapi Non Farmakologi
Menganjurkan untuk mengurangi berat badan jika kegemukan
Istirahat yang cukup dan menghindari trauma pada persendian
Penggunaan alat bantu sendi dan alat bantu berjalan
Fisioterapi dan olahraga yang tepat
Kompres panas/dingin
Pemberian suplemen makanan yang mengandung glukosamin, kondroiti
BAB III
KESIMPULAN
Dalam makalah yang kami tulis ini membahas tentang kelainan penyakit mulai
dari kelainan atau penyakit pada gastrointestinal, gout (asam urat), osteo artritis,
rheumatoid artritis. Meliputi definisi, gejala, penyebab, terapi farmakologi dan terapi
non farmakologi dari masing-masing kelainan penyakit yang dibahasan dalam
pembahasan.
Untuk ulceratif terapi farmakologi obat pilihan berdasarkan diagnosa penyakit
yang diderita tetapi pada ulcer yang positif karena infeksi H. pylori harus dipilih
terapi dengan kombinasi yang paling efektif, aman, khasiatnya. Terapi non
farmakologi kurangi stress, rokok, dan penggunaan NSAID. Jika NSAID tidak dapat
dihindari, pakai dosis efektif minimum atau ganti dengan parasetamol jika hanya
untuk analgetik pada nyeri kepala dan Antipiretik. Atau ganti NSAID yang selektif
menghambat COX-2. Menghindari makanan dan minuman yang menyebabkan
dispepsia dan memperberat simtom ulcer seperti makanan pedas, asam, mengandung
alcohol, kafein, dan makanan yang merangsang sekresi asam seperti coca cola dan
beer.
Untuk diare dibedakan atas diare yg spesifik (infeksi oleh bakteri) dan non
spesifik. Untuk diare yang spesifik tentu pengobatan penyakit diare menggunakan
antidiare beserta antibiotik atau bila perlu dengan penambahan terapi suportif
(pendukung) jika keadaan pasien sudah mengalami dehidrasi berat akibat pup
berlebih. Untuk diare yang non spesifik sebaiknya hanya menggunakan anti diare dan
bila perlu menggunakan terapi suportif.
Untuk rheumatoid artritis terapi farmakologi terdapat banyak obat-obatan
rheumatoid arthritis yang tersedia untuk mengurangi nyeri sendi, bengkak, dan
peradangan. Beberapa obat tersebut untuk mencegah atau meminimalkan
perkembangan penyakit. Perlu diingat, obat-obat ini ada yang memerlukan resep
dokter. Jadi Anda perlu konsultasikan dahulu dengan dokter Anda sebelum
mengkonsumsinya demi efektivitas dan keamanan. Terapi Non Farmakologisnya
cukup istirahat pada sendi yang mengalami arthritis rematoid, mengurangi BB jika
gemuk atau obesitas, fisioterapi (dilakukan beberapa pergerakan sendi secara
sistematis), kompres dingin atau panas, pembidaian untuk imobilisasi dan untuk
mengistirahatkan satu atau beberapa sendi, pembedahan untuk memperbaiki
deformitas.
Untuk gout (asam urat) terapi farmakologinya pengobatan gout tergantung
pada tahap penyakit. Untuk serangan akut, langkah penting adalah untuk
menyediakan penawar sakit dan memperpendek jarak inflamasi. Tujuan pengelolaan
gout adalah untuk mencegah terulang kembali atau serangan gout di kemudian hari
dengan tujuan utama mencegah kerusakan sendi. Untuk pengobatannya hendaklah
memilih obat sesuai dengan diagosa. Seperti yang sering digunakan atau DOC (drug
of choice) allopurinol, probenesid, kolkisin. Terapi non farmakologinya menjaga
asupan makanan yang tidak mengandung purin, berlemak, alkohol, menurunkan BB
jika obesitas
DAFTAR PUSTAKA
1. http://dokterbetty.com/kolitis-sakit-apakah-itu/
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Diare
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Artritis_reumatoid
4. http://dokita.co/blog/apa-itu-rheumatoid-arthritis/
5. Priyanto. Farmakoterapi & Terminologi Medis. Jakarta: Leskonfi, 2008
6. Prof. Dr. Elin Yulinah Sukandar, Apt , dkk. Iso Farmakoterapi. Jakarta : PT. ISFI
Penerbitan, 2008