BAB I

download BAB I

of 7

description

low back pain

Transcript of BAB I

PROPOSAL

HUBUNGAN POSISI KERJA PADA PENYADAP KARET DENGAN KEJADIAN LOW BACK PAINT DI KECAMATAN KUANTAN HILIR KUANTAN SINGINGI

Disusun Oleh:

LUKMAN HAKIMNIM. 0811121376

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAUPEKANBARU2011A. Latar BelakangUpaya perlindungan pada tenaga kerja terhadap bahaya-bahaya yang timbul merupakan kebutuhan yang sifatnya mendasar. yang dinyatakan dalam UU No. 23 Tahun 1992tentang Kesehatan, bahwa kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja dengan sehat tanpa membahayakan masyarakat di sekelilingnya agar diperoleh produktivitas yang optimal. Dalam melakukan suatu pekerjaan di tempat kerja seseorang atau kelompok pekerja berisiko mendapatkan kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang timbul karena hubungan kerja atau yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Salah satu penyakit yang umumnya terjadi pada pekerja adalah Low Back Paint.Low back pain merupakan efek umum dari Pekerjaan mengangkat dan menurunkan meterial secara manual atau manual material handling (MMH) memerlukan stamina dan daya tahan tubuh. Hal ini disebab pekerjaan ini membutuhkan kekuatan otot dan kemampuan fisik. Pekerja yang memiliki beban berusaha untuk mempertahankan kecepatan dan beban yang diangkat, sehingga tubuh semakin lama semakin lelah. Dalam mengangkat beban yang tidak terlalu berat tapi terjadi dalam waktu yang lama tanpa istirahat akan cepat menurunkan kemampuan pekerja dalam mengangkat beban dan cenderung mudah lelah. Kelelahan ini jika terjadi dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan cedera serius pada sistem muskuloskeletal. Cedera ini nantinya bisa berkembang menjadi kondisi kronis dan dapat meningkatkan resiko kecelakaan (CCOHS, 2009).Menurut Smeltzer dan Barre (2001), low back pain atau nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah punggung bagian bawah, tepatnya pada bagian lumbosakral dan sakroiliaka (L4-L5 dan L5-S1). Daerah ini banyak mengalami stres mekanika berat akibat mekanika tubuh yang salah ketika beraktifitas dan masalah ergonomi dalam bekerja. Selain itu obesitas, stres dan depresi juga dapat mengakibatkan nyeri punggung.Low back pain merupakan fenomena yang sering di alami oleh masyarakat umum, baik di negara berkembang dan negara maju. Populasi yang mengalami nyeri punggung bawah di Amerika diperkirakan 85%. Kerusakan punggung dan tulang belakang, suatu masalah kesehatan berat, merupakan penyebab kecacatan ketiga pada orang usia kerja (Hillls, 2010).Nyeri punggung yang sangat berat pada seseorang dapat menyebabkan keterbatasan gerak. Keluhan nyeri punggung bawah merupakan kasus yang paling banyak kedua setelah penyakit saluran pernafasan atas. Hampir 80% penduduk negara industri pernah mengalami low back pain dan diperkirakan low back pain lebih umum ditemukan pada orang dengan pekerjaan kasar. Data dari Jawa Tengah diperoleh 40% penduduk yang berusia lebih dari 65 tahun pernah menderita low back pain. Berdasarkan prevalensi, bahwa pria (18,2%) lebih banyak mengalami low back pain dibanding dengan wanita (13,6%) (Smeltzer & Barre, 2001).Menurut Hadinoto dalam Adi Subiantoro (2005), prevalensi nyeri pinggang pada pekerja Indonesia, sampai saat ini belum pernah dilaporkan secara keseluruhan. Dari data mengenai pasien yang berobat ke klinik Neurologi Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta menunjukkan bahwa jumlah pasien diatas usia 40 tahun yang datang dengan Low Back Paint atau nyeri pinggang ternyata jumlahnya cukup banyak. Prevalensi nyeri pinggang penduduk laki-laki pada umumnya adalah 18,2% sedangkan pada penduduk wanita 13,6%.Pertanian dan perkebunan adalah sektor terpenting dalam pertumbuhan perekonomian negara agraris seperti Indonesia. Sebagian besar penduduk Indonesia berpencaharian di bidang pertanian dan perkebunan. Kabupaten Kuantan Singingi adalah kabupaten di Propinsi Riau, yang merupakan daerah pertanian dan perkebunan. Luas Wilayahnya mencapai 7.656,03 Km2, dengan penduduk sekitar 267.408 jiwa, dan meliputi 12 Kecamatan. Sekitar 50 persen daerahnya dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan. Sumbangan ekonomi terbesar bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalahMektor Pertanian 58,03 persen, sektor Industri Pengolahan 8,18 persen, dan sector Perdagangan, Hotel dan Restoran7,77persen. Sumbangan sektor pertanian paling menonjol adalah padi 41.755,96 ton, disusul sayur-sayuran 13.250,30 ton, dan buah-buahan terutama pisang 53.906,30 ton, jeruk 25.464,30 ton, dan rambutan 15.659,50 ton. Daerah yang subur untuk tanaman pangan terkonsentrasi di KecamatanKuantan Mudik, Singingi, Kuantan Hilir, dan Logas Tanah Darat (Pemkab Kuansing, 2009) Mereka pekerja sebagai penyadap karet tetapi tidak semua lahan karet adalah milik mereka secara pribadi, akan tetapi ada juga yang upahan dan dibayar setelah selesai menyadap selama satu sampai dua minggu dengan kata lain bagi hasil dengan pemilik lahan tersebut, itu pun jika penyadap mendapat kesempatan kerja, sehingga mereka cenderung untuk mengejar upah atau bagi hasil dengan cara menyadap karet sebanyak-banyaknya sekitar 500 sampai 1000 pohon karet setiap orang daripada memperhatikan faktor risiko nyeri pinggang. Para penyadap karet bekerja dengan cara yang salah mulai dari posisi kerja, seperti penyadap karet selalu membungkukkan badan ketika menyadap karet dan mengangkat hasil panen, tidak memakai alas kaki, tidak merapatkan kaki pada barang yang hendak diangkat, memutar pinggang ketika mengangkat barang yang berat, membawa barang melebihi kepala sehingga menimbulkan keluhan-keluhan subyektif pada pinggang pemyadap karet.Berdasarkan observasi dan wawancara awal penulis dengan penyadap karet di kecamatan kuantan hilir kabupaten kuantan singingi sekitar 75 persen penduduk adalah pekerja dengan mata pencaharian penyadap karet. Peneliti mendapatkan informasi bahwa delapan dari sepuluh pekerja sering mengalami nyeri punggung bawah. Mereka mengatakan nyeri sering dirasakan ketika membungkuk terutama ketika sedang posisi menyadap karet dan mengangkat karet hasil sadapannya. Salah satu dari mereka mengatakan untuk menghilangkan nyeri pada punggung bawah dengan cara pijat tradisional. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk meneliti hubungan posisi kerja pada penyadap karet dengan kejadian low back pain.

B. Rumusan MasalahLow Back Pain atau nyeri punggung adalah salah satu masalah kesehatan yang timbul akibat kerja. Peregangan dan penekanan yang terlalu lama dapat menyebabkan hal ini terjadi, contohnya pada posisi kerja penyadap karet. Menyadap karet adalah suatu pekerjaan dengan posisi sering membungkuk yang mengakibatkan peregangan pada bagian punggung. Banyak diantara mereka mengeluhkan hal ini, namun para pekerja tersebut cenderung tidak menganggap penting masalah ini. Padahal jika terus berlangsung hal ini akan menyebabkan permasalahan yang serius pada produktifitas kerjanya dan bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara posisi kerja pada penyadap karet terhadap terjadinya Low Back Pain.

C. Tujuan Penelitian1. Mengidentifikasi gambaran posisi kerja pada penyadap karet.2. Mengidentifikasi kejadian low back pain pada pekerja penyadap karet.3. Mengidentifikasi hubungan antara posisi kerja pada penyadap karet dengan kejadian Low Back Pain.

D. Manfaat Penelitian1. Bagi Institusi Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia kesehatan, khususnya hal-hal yang menyangkut masalah kesehatan akibat kerja di komunitas. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan masukkan bagi usaha promosi kesehatan di komunitas tentang upaya pencegahan Low Back Pain dan hubungannya dengan posisi kerja penyadap karet.

2. Bagi Institusi PendidikanHasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama tentang terjadinya Low Back Pain pada pekerja penyadap karet.3. Bagi Dinas Tenaga KerjaHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Dinas Tenaga Kerja tentang dampak posisi kerja yang tidak benar pada penyadap karet dan diharapkan Dinas Tenaga Kerja dapat memberikan perhatian khusus untuk mengidentifikasi kecelakaan yang mungkin akan muncul demi keselamatan kerja bagi pekerja penyadap karet.4. Bagi Penderita Low Back Pain dan MasyarakatHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi adanya hubungan posisi kerja pada pekerja penyadap karet terhadap terjadinya low back pain, sehingga masyarakat dapat mempergunakan posisi yang benar ketika menyadap.

5. Bagi Peneliti LainBagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagi data dan informasi dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut.