BAB I

download BAB I

of 2

Transcript of BAB I

BAB I

1.1 Latar Belakang

Industri manufaktur adalah industri yang memproduksi barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. PT. Dirgantara Indonesia ( PT. DI ) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur pesawat terbang. Dalam pembuatan sebuah pesawat terbang, PT. DI membuat sendiri bagian-bagian pesawat terbang tersebut dari bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi. Pada proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi atau bahan setengah jadi, digunakan berbagai macam jenis mesin yang jumlahnya mencapai ratusab jenis mesin dengan fungsi yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan kebutuhan proses produksi. Dengan terdapat begitu banyak jenis mesin yang digunakan, diperlukan perencanaan tata letak mesin yang didesain seefektif dan seefisien mungkin dengan tujuan untuk mempermudah alur proses bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi. PT. DI saat ini sedang melakukan pengembangan produksi pesawat terbang baik yang telah ada ataupun jenis yang baru. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin ketatnya persaingan produksi pesawat terbang di tingkat dunia. Dalam menghadapi persaingan tersebut, PT. DI melakukan inovasi-inovasi baik terhadap produk yang telah ada maupun yang sedang dirancang bangun yaitu N-219. Hal ini berimbas pada semakin banyaknya bahan pesawat yang harus dibuat setiap harinya. Untuk mengimbangi naiknya jumlah produksi tersebut, PT. DI melakukan kebijakan penambahan mesin baru. Dengan bertambahnya jumlah mesin, maka perencanaan ulang tataletak mesin harus dilakukan agar pada saat proses produksi berlangsung dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Salah satu perubahan yang dilakukan adalah yaitu perubahan furngsi gedung dan perubahan lokasi bengkel.

Bengkel tube bending yang merupakan satu-satunya bengkel di PT. DI yang mengerjakan proses pembengkokan pipa tidak luput dari perencanaan ulang tataletak gedung dan mesin dengan direlokasi ke gedung yang baru. Pada proses produksi di Bengkel Tube Bending dengan tataletak yang lama terdapat hambatan dalam pelaksanaan proses produksi yaitu jarak mesin ke meja kerja terlalu jauh, hal ini berakibat pada lamanya perpindahan material, selain itu tingkat keletihan operator menjadi tinggi. Maka perencanaan tataletak yang baru harus bisa mempercepat jarak tempuh material agar waktu produksi semakin cepat dan tingkat keletihan operator berkurang. Oleh karena itu, tataletak mesin yang baru pada bengkel Tube Bending dijadikan objek penelitian dengan kriteria waktu perpindahan material. 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan hal di atas, maka perumusan masalahnya adalah bagaimana merancang tata letak yang baru untuk bengkel Tube Bending yang dapat mempercepat proses perpindahan material.1.3 Tujuan PenelitianAdapun tujuan yang ingin di capai adalah dapat merancang tataletak bengkel Tube Bending untuk mendapatkan waktu perpindahan material yang cepat.1.4 Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya dilakukan di Bengkel Tube Bending Departemen Metal Forming and Heat Treathment Divisi Detai Part PT. DI.2. Perubahan yang dilakukan hanya pada tataletak mesin tanpa ada penambahan mesin baru

3. Waktu yang dihitung adalah waktu perpindahan barang dari proses ke proses dengan acuan jarak antar mesin.1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu dapat menghasilkan rancangan tataletak mesin yang dapat menghasilkan waktu produksi lebih cepat.