BAB I

25

Click here to load reader

description

Bab 1. keperawatan medikal bedah

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGKeperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya.Sehingga dalam praktik keperawatannya perawat juga harus mengetahui tentang tanggung jawab perawat , tanggung gugat perawat, serta wewenang perawat dalam lingkup praktik keperawatan.Praktik keperawatan merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan mutunya melalui registrasi, seritifikasi, akreditasi, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan serta pemantauan terhadap tenaga keperawatan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Tenaga keperawatan sebagai salah satu komponen utama pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran penting karena terkait langsung dengan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi dan pendidikan yang dimilikinya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan rumuskan masalahnya sebagai berikut :

1. Apa pengertian praktik keperawatan professional ?2. Apa pengertian tanggung jawab perawat?3. Apa saja jenis tanggung jawab perawat professional?4. Bagaimana lingkup kewenangan dalam praktik keperawatan professional?5. Bagaimana hubungan tanggung jawab dengan kewenangan dalam praktik keperawatan?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini supaya para pembaca mampu untuk : 1. Apa pengertian praktik keperawatan professional ?2. Apa pengertian tanggung jawab perawat?3. Apa saja jenis tanggung jawab perawat professional?4. Bagaimana lingkup kewenangan dalam praktik keperawatan professional?5. Bagaimana hubungan tanggung jawab dengan kewenangan dalam praktik keperawatan?

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Praktik Keperawatan Profesional 2.1.1 Pengertian Praktik Keperawatan

Praktik keperawatan profesional adalah tindakan mandiri perawat profesional melelui kerjasama bersifat kolaborasi dengan pasien atau klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawab ( Nurse, Ferry.2012.Praktik Perawat Profesional)Praktik keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan sistem pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang-undangan keperawatan, dimanapun perawat itu bekerja (PPNI,2000). Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktik keperawatan membutuhkan penerapan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang kompleks sebagai upaya memenuhi kebutuhan objektife pasien/klien. Keunikan hubungan perawat dengan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan kontinuitasnya. 2.1.2 Fokus praktik keperawatan profesional Fokus praktik keperawatan adalah upaya kesehatan dunia dan nasional pada saat ini kesehatan masyarakat, masyarakat merupakan fokus utama dengan target populasi total, dengan tujuan sesuai yang dicanangkan WHO (1985):1. Pencegahan primer 2. Peningkatan kesehatan 3. Perawatan diri4. Peningkatan kepercayaan diriKeyakinan dasar (basic belief) yang menuntun praktik keperawatan, antara lain adalah 1. Pandangan holistic tentang manusia 2. Filsafat humanistic 3. Hak setiap orang untuk memperoleh asuhan keperawatan yang baik 4. Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan 5. Pasien adalah mitra yang efektif dalam asuhan keperawatan

2.2.1 Kompetensi berdasarkan kewenangan melakukan praktik keperawatan Kompetensi berdasarkan kewenangan melakukan praktik keperawatan dibagi dalam: 1. Kompetensi mandiri yaitu kemampuan perawat profesional melakukan praktik keperawatan profesional sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki.2. Kompetensi delegasi yaitu kemapuan perawat profesional untuk melakukan tindakan tertentu setelah yang bersangkutan mendapatkan pelatihan dan pengalaman khusus.

Kozier dan erb (1990) membagi 4 area terkait kesehatan yaitu sebagai brikut :1. Peningkatan kesehatan (health promotion )a. Pendidikan kesehatan b. Perundingan/kebijakan yang mendukung c. Hubungan interpersonal dengan klien secara langsung area yang melibatkan perawat : Mendorong latihan fisik secara periodik dan pemantauan penyakit Memimpin pelaksanaan pendidikan kesehatan pada masyarakat Mendukung UU untuk kesehatan Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja 2. Pencegahan penyakit Health education dirumah sakit meningkatkan gaya hidup sehat,memberi informasi, menyediakan keperawatan, membantu tumbuh kembang bayi dan balita, imunisasi, melakukan pemeriksaan untuk deteksi dini, konseling kesehatan, peran perawat : a. Bertindak sebagai model peran b. Mengajarkan klien strategi keperawatan untuk meningkatkan kesehatan c. Mempengaruhi klien untuk meningkatkan derajat kesehatan d. Menunjukkan pada klien cara pemecahan masalah e. Menguatkan perilaku peningkatan kesehatan 3. Pemeliharaan kesehatan (health maintenance)4. Pemulihan kesehatan(health restoration) dan perawatan menjalang ajal

2.2 Tanggung Jawab Perawatan Profesional

2.2.2 Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab (Reponsibility) merupakan ketentuan hukum (eksekusi) terhadap tugas-tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat, agar tetap kompeten dalam pengetahuan, sikap dan kerja sesuai kode etik.

Tanggung jawab menurut beberapa ahli : 1. Yosep, Tanggung jawab merupakan keharusan seseorang sebagai makhluk rasional dan bebas untuk tidak mengelak serta memberikan penjelasan mengenai perbuatanya, secara retrosfektif atau prosfektif. Tanggung jawab sebagai kesiapan memberikan jawaban atas tindakan-tindakan yang sudah di lakukan perawat pada masa lalu atau tindakan yang akan berakibat di masa yang akan datang. Misalnya bila perawat dengan sengaja memasang alat kontrasepsi tanpa persetujuan pasien maka akan berdampak pada masa depan pasien dimana akan berakibat pasien tidak akan punya keturunanpadahal punya keturunan adalah hak semua manusia. Perawat secara retropektif harus bias mempertanggung jawabkan meskipun tindakan perawat tersebut dianggap benar menurut pertimbangan medis.Berdasarkan Yosep, tanggung jawab perawat di indentifikasi menjadi 3 yaitu:a. Responsibility to God (tanggung jawab utama terhadap Tuhannya).b. Responsibility to Client and Society (tanggung jawab terhadap pasien dan masyarakat)c. Responsibility to Colleague and Supervisor (tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan atasan)

2. Koizier (1995),Tanggung jawab yaitu Reliablity and Trustworthiness ( keadaan yang dapat di percaya dan terpercaya). Sebutan ini menunjukan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati-hati, teliti dan kegiatan perawat di laporkan secara jujur. Pasien merasa yakin bahwa perawat bertanggung jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan dengan disiplin ilmunya. Tanggung jawab merupakan aspek penting dalam etika perawat. Tanggung jawab adalah kesediaan seseorang untuk menyiapkan diri dalam menghadapi resiko terburuk sekalipun, memberikan kompensasi atau informasi terhadap apa-apa yang sudah di lakukannya dalam melaksanakan tugas. Tanggung jawab sering kali bersifat retrosfektif, artinya selalu berorientasi pada perilaku perawat di masalah lalu atau sesuatu yang sudah di lakukan. Tanggung jawab perawat terhadap pasien berfokus pada apa-apa yang sudah di lakukan perawat terhadap pasiennya.Perawat di tuntut untuk bertanggung jawab dalam setiap tindakannya khususnnya selama melaksanakan tugas di rumah sakit, puskesmas, panti, klinik, atau masyarakat. Meskipun tidak dalam rangka tugas atau tidak sedang melaksanakan dinas, perawat di tuntut untuk bertanggung jawab dalam tugas-tugas yang melekat dalam diri perawat. Perawat memiliki peran dan fungsi yang sudah di sepakati. Perawat sudah berjanji dengan sumpah perawat bahwa ia akan senantiasa melaksanakan tugas-tugasnya. Contoh bentuk tanggung jawab perawat antara lain ; mengenal kondisi pasien, memberikan perawatan, tanggung jawab dalam mendokumetasikan, bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan pasien, jumlah pasien yang sesuai dengan catatan dan pengawasan, kadang-kadang ada pasien pulang paksa atau pulang tanpa pemberitahuan, bertanggung jawab bila ada pasien tiba-tiba tensinya drop tanpa sepengetahuan perawat.

2.4.1 Hal yang Berkaiatan dengan Tanggung Jawab Perawat dengan Teman Sejawat Tanggung jawab perawat erat kaitannya dengan tugas-tugas perawat. Tugas perawat secara umum adalah memenuhi kebutuhan dasar. Peran penting perawat adalah memberikan pelayanan perawatan (Care) atau memberikan perawatan (Caring). tugas perawat bukan untuk mengobati (cure). Dalam pelaksanaan tugas di lapangan ada kalanya perawat melakukan tugas dari profesi lain seperti dokter, farmasi, ahlli gizi, atau fisioterapi. Untuk tugas-tugas yang bukan tugas perawat seperti pemberian obat maka tanggung jawab tersebut sering kali di kaitan dengan siapa yang memberikan tugas tersebut atau dengan siapa ia berkolaborasi. Misal dalam kasus kesalahan pemberian obat maka perawat harus turut bertanggung jawab, meskipun tanggung jawab utama ada pada pemberi tugas atau atasan perawat, dalam istilah etika di kenal dengan respondeath superior. Istilah tersebut merujuk pada tanggung jawab atasan terhadap perilaku salah yang di buat bawahannya sebagai akibat dari kesalahan dalam pendelegasian. Sebelum melakukan pendelegasian seorang pimpinan atau ketua tim yang di tunjuk misalnya dokter harus melihat pendidikan, skil, loyalitas, pengalaman dan kompetensi perawat agar tidak melakukan kesalahan dan bisa bertanggung jawab bila salah melaksanakan pendelegasian.Ada beberapa hal yang berkaitan dengan tanggung jawab perawat terhadap rekan sejawat atau batasan. Di antarnya adalah sebagai beerikut:1. Membuat pencatatan yang lengkap (pendokumentasian) tentang kapan melakukan tindakan keperawatan, beberapa kali, dimana dengan cara apa dan siapa yang melakukan.2. Mengajarkan pengetahuan perawat terhadap perawat lain yang belum mampu atau belum mahir melakukannya.3. Memberikan teguran bila rekan sejawat melakukan kesalahan atau menyalahi standar.4. Memberikan kesaksian di pengadilan tentang suatu kasus yang di alami klien.Bila terjadi gugatan akibat kasus-kasus Mal praktek seperti arborsi, infeksi nosokomial, kesalahan diagnostic, kesalahan pemberian obat, klien terjatuh, overhidrasi, keracunan obat, overdosis. Perawat berkewajiban untuk menjadi saksi dengan menyertakan bukti-bukti yang memadai.

2.4.2 Jenis Tanggung Jawab dalam Pelayanan KesalahanTanggung jawab dalam pelayanan kesalahan dapat dibagi menjadi 3 yaitu tanggung jawab perdata, tanggung jawab pidana, dan tanggung jawab administratif.

1. Tanggung Jawab Perdata Dalam transaksi traupetik, posisi tenaga kesehatan dengan pasien adalah sederajat. Dengan posisi yang demikian ini hukum menempatkan keduanya memiliki tanggung gugat hukum. Gugatan untuk meminta pertanggung jawaban kepada tenaga kesehatan bersumber kepada dua dasar hukum yaitu: a. Wanprestasi (contractual laibiliti) di atur dalam pasal 1239 KUH Perdata.Wanprestasi dalam pelayanan kesehatan baru terjadi bila terpenuhinya usur-unsur beriku ini:1) Hubungan antara tenaga kesehatan dengan pasien terjadi berdasar kontrak teraupetik.2) Tenaga kesehatan telah memberikan pelayanan kesehatan yang tidak patut dan menyalahi tujuan kontrak teraupetik.3) Pasien menderita kerugian akibat tindakan tenaga kesehatan yang bersangkutan.b. Perbuatan melanggar hukum (Onrechmatigedad) sesuai dengan ketentuan pasal 1356 KUH Perdata.Kriteria perbuatan melanggar hukum yaitu:1) Perbuatan itu bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku, 2) Perbuatan itu melanggar hak orang lain, 3) Perbuatan itu melanggar kaidah tata susila, 4) Perbuatan itu bertentangan dengan asas kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati yang seharusnya di miliki seseorang dalam pergaulan dengan sesama warga masyarakat atau terhadap harta benda orang lainGugatan dapat diajukan jika terdapat fakta-fakta yang berwujud suatu perbuatan yang melanggar hukum walaupun di antara para pihak tidak terdapat suatu perjanjian. Untuk mengajukan gugatan berdasarkan perbuatan melawan hukum harus di penuhhi 4 syarat sebagaimana di atur dalam pasal 1365 KUH Perdata yaitu:1) Pasien harus mengalami suatu kerugian 2) Ada kesalahan3) Ada hubunga kausal antara kesalahan dengan kerugian4) Perbuatan itu melanggar hukum2. Tanggung Jawab PidanaHukum pidana menganut asas tiada pidana tanpa kesalahan. Dalam pasal 2 KUHP di sebutkan, Ketentuan pidana dalam perundang-undanngan Indonesia di terapkan bagi setiap orang yang melakukan suatu delik di Indonesia. Perumusan pasal ini menentukan bahwa setiap orang yang berada dalam wilayah hukum Indonesia dapat di mintakan pertanggungjawaban pidana atas kesalahan yang di buatnya. Sekalipun hukum pidana mengenal adanya penghapuan pidana dalam pelayanan kesehatan yaitu alasan pembenaran dan pemaaf sebagaimana yang terdapat di dalam yurisprudensi (diatur dalam pasal 75 dan 76 UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan.) namun tidak serta merta alasan pembenar dan pemaaf tersebut menghapus suatu tindakan pidana bagi tenaga kesehatan.Pada alasan pembenar yang di hapus adalah sifat melanggar hukum dari suatu perbuatan sehingga yang di lakukan oleh terdakwa menjadi patut dan benar. Pada alasan pemaaf yang di hapus adalah kesalahan terdakwa, perbuatan yang di lakukan oleh terdakwa, tetap di pandang sebagai perbuatan yang melanggar hukum akan tetapi tidak di pidana karena tidak ada kesalahan (Moeljanto.1982 dalam Nasution, 2005;75).

3. Tanggung Jawab AdministratifPada pasal 188 UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa Menteri dapat mengambil tindakan adminnistratif terhadap tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kessehatan yang melanggar ketentuan sesuai yang di atur dalam UU ini. Tindakan aministratif dapat berupa:1. Peringatan secara tertulis2. Pencabutan izin sementara atau izin tetap

Praptianingsih (2007), mengatakan bahwa berdasarkan KUHP, seseorang di pandang mampu bertanggung jawab atas perbuatan yang di lakukan apabila:1. Pada waktu melakukan perbuatan telah berumur 16 tahun (pasal 45 KUHP)2. Tidak terganggu atau cacat jiwanya (pasal 44KUHP)3. Tidak karena pengaruh daya paksa (overmach) (pasal 48 KUHP)Daya paksa adalah tiap daya, tiap dorongan, tiap paksaan yang tidak dapat di lawan. Daya paksa ini merupakan tekanan yang di alami perawat sehingga perawat melakukan perbuatan yang seharusnya tidak di lakukan. Oleh karena itu, perawat harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya apabila perbuatan itu di lakukan tidak di bawah tekanan atau paksaan.4. Bukan karena melakukan pembelaan terpaksa (pasal 49 KUHP)Pembelaan terpaksa di lakukan karena adanya serangan yang melanggar hukum terhadap diri sendiri maupun orang lain, terhadap kehormatan kesusilaan maupun harta benda. Oleh karena itu, tindakan yang di lakukan oleh perawat bukan karena adanya pembelaan terpaksa merupakan yang dapat di pertanggungjawabkan.5. Tidak untuk melaksanakan tetentuan Undang-Undang (paal 50 KUHP)Pasal 50 KUHP menentukan bahwa barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang tidak di pidana. Secara Acontrario, perawat harus bertanggung jawab hanya terhadap perbuatan yang di lakukan tidak dalam rangka melasanakan ketentuan Undang-Undang. Asuhan atau pelayanan keperawatan merupakan perbuatan yang di lakukan oleh perawat karena pekerjaan perawat sesuai dengan kewenangan yang di miliki berdasarkan keahlian dan keterampilan yang di buktikan dengan ijazahnya, pada prinsipnya adalah memberikan asuhan atau pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, Dalam asuhan keperawatan sudah seharusnya perawat memikul beban pertanggungjawaban manakala melakukan kelalaian atau kesalahan.6. Tidak karena perintah jabatan (pasal 51 KUHP)Pasal 51 ayat 1 KUHP menentukan bahwa seseorang yang melakukan perbuatan untuk melaksanaka perintah jabatan yang di berikan oleh penguasah yang berwenang tidak pidana. Berkait dengan tanggung jawab perawat, maka perawat tidak bertanggunng jawab terhadap akibat yang timbul dari perbuatannya apabila perbuatan di lakukan sesuai dengan perintah atasannya, dalam hal ini dokter. Demikian pula apabila yang di lakukan perawat tidak sesuai dengan perintah yang di terima atau perawat melakukan perbutan tanpa menerima perintah dari atasannya, perawat harus mepertanggungjawabkan setiap kesalahan berupa kesengajaan atau kelalaian yang di lakukan.

Berkait dengan fungsi perawat, maka perawat mempunyai kemampuan bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi yang mandiri dalam asuhan keperawatan, sementara dalam fungsi kolaborasi bertanggung jawab berada pada ketua tim kesehatan dan dalam fungsidependentanggung jawab berada pada dokter yang berwenang melakukan tindakan medis tertentu kepada pasien.

2.4.3 Tanggung Jawab perawat professional Dalam setiap tatanan, perawat professional harus mempunyai 6 tanggung jawab yang harus dilaksanakan (Chitty, 1997). Keenam tanggung jawab tersebut meliputi praktek keperawatan, peningkatan kualitas, riset, pendidikan (kompetensi), manajemen dan change agent. Setiap tanggung jawab tersebut mempunyai bobot yang sama untuk dikerjakan, tergantung jabatan yang diemban, misalnya sebagai staf perawat mempunyai tanggung jawab utama dalam lingkup pemberian asuhan keperawatan dan peningkatan kualitas. Mereka juga mempunyai tanggung jawab lainnya, misalnya memberikan masukan kepada manajer, terlibat dalam penelitian, desiminasi dan aplikasi hasil penelitian. Berikut keenam tanggung jawab professional (professional accountabilities).

1. Praktek keperawatan.Tanggung dalam praktek keperawatan professional adalah mendefinisikan standard asuhan ; standard praktek ; mendefinisikan standard penampilan (kerja/kejelasan posisi dan harapan) ; mengelola kolaborasi antar disiplin ilmu ; mendefinisikan kriteria pengembangan karier ; menyeleksi dan mengelola kerangka konsep tentang system pemberian asuhan keperawatan.2. Peningkatan kualitasTanggung jawab perawat professional dalam meningkatkan kualitas adalah mengembangkan instrument dan metode untuk aplikasi yaitu standard ; mengembangkan dan merencanakan peningkatan secara kontinu melalui kelompok atau individu untuk menyelesaikan masalah ; dan mengintegrasikan unit based kegiatan peningkatan kualitas.3. Penelitian Tanggung jawab perawat dalam penelitian adalah menyeleksi topik riset keperawatan terkini di lingkungan tempat kerja dan mendefinisikan kesempatan atau peluang riset keperawatan.4. Pendidikan (kompetensi).Tanggung jawab perawat professional dalam pendidikan (kompetensi) yaitu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran ; mengevaluasi kebutuhan dan pengembangan kompetensi program pendidikan ; mengukur hasil program pendidikan keperawatan ; mengelola hubungan baik antara institusi pendidikan dan pelayanan ; memonitor efektifitas komunikasi perawat dan mengembangkan intervensi untuk pengembangan yang diperlukan dan memahami masing-masing individu mempunyai tanggung jawab dalam meningkatkan kompetensinya.

5. Manajemen Tanggung jawab professional adalah mengkoordinir, mengalokasikan dan mengelola sumber daya manusia, fasilitas, keuangan, manajemen informasi system dalam memberikan asuhan keperawatan ; menciptakan situasi kerja yang kondusif.6. Change agent.Tanggung jawab utamanya adalah mempunyai inisiatif dan berani mengambil resiko yang diperlukan oleh entrepreneurship

2.3 Lingkup Kewenangan Praktik Perawat Profesioanal Kewenangan perawat adalah hak dan otonomi untuk melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan kemampuan, tingkat pendidikan, dan posisi yang dimiliki. Lingkup kewenangan perawat dalam praktek keperawatan profesional adalah pada kondisi sehat dan sakit, sepanjang daur kehidupan (dari konsepsi sampai meninggal dunia), mencakup :1. Asuhan keperawatan pada klien anak dari usia 28 hari sampai usia 18 tahun.2. Asuhan keperawatan maternitas, yaitu asuhan keperawatan klien wanita pada masa subur dan neonatus (bayi baru lahir sampai 28 hari)dalam keadaan sehat.3. Asuhan keperawatan medikal bedah, yaitu asuhan pada klien usia di atas 18 tahun sampai 60 tahun dengan gangguan fungsi tubuh baik oleh karena trauma atau kelainan fungsi tubuh.4. Asuhan keperawatan jiwa, yaitu asuhan keperawatan klien pada semua usia, yang mengalami berbagai masalah kesehatan jiwa.5. Asuhan keperawatan keluarga, yaitu asuhan keperawatan pada klien . Keluarga unit terkecil dalam masyarakat sebagai akibat pola penyesuaian keluarga yang tidak sehat, sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga.6. Asuhan keperawatan komunitas, yaitu asuhan keperawatan kepada klien masyarakat pada kelompok di wilayah tertentu pada semua usia sebagai akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.7. Asuhan keperawatan gerontik, yaitu asuhan keperawatan pada klien yang berusia 60 tahun ke atas yang mengalami proses penuaan dan permasalahannya.

Kewenangan perawat terkait lingkup di atas mencakup :

1. Melaksanakan pengkajian keperawatan terhadap status bio-psikososio-kultural dan spiritual klien.2. Menurunkan diagnosis keperawatan terkait dengan fenomena dan garapan utama yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan dasar klien.3. Menyusun rencana tindakan keperawatan.4. Melaksanakan tindakan keperawatan.5. Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.6. Mendokumentasikan hasil keperawatan yang dilaksanakan.7. Melakukan kegiatan konseling kesehatan kepada sistem klien.8. Melaksanakan tindakan medis sebagai pendelegasian berdasarkan kemampuannya9. Melakukan tindakan diluar kewenangan dalam kondisi darurat yang mengancam nyawa sesuai ketentuan yang berlaku (Standing Order) di sarana kesehatan10. Dalam kondisi tertentu, dimana tidak ada tenaga yang kompeten, perawat berwenang melaksanakan tindakan kesehatan diluar kewenangannya

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Praktik keperawatan profesional adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama bersifat kolaborasi dengan pasien atau klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawab (Nurse, Ferry.2012.Praktik Perawat Profesional). Pelaksanaan praktik keperawatan sesuai wewenang perawat menggunakan kompetensi mandiri dan kompetensi delegasi.

Tanggung jawab (Reponsibility) merupakan ketentuan hukum (eksekusi) terhadap tugas-tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat, agar tetap kompeten dalam pengetahuan, sikap dan kerja sesuai kode etik. Tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan dapat dibagi menjadi 3 yaitu tanggung jawab perdata, tanggung jawab pidana, dan tanggung jawab administratif. Sedangkan dalam setiap tatanan, perawat professional harus mempunyai 6 tanggung jawab yang harus dilaksanakan (Chitty, 1997). Keenam tanggung jawab tersebut meliputi praktek keperawatan, peningkatan kualitas, riset, pendidikan (kompetensi), manajemen dan change agent. Sedangkan kewenangan perawat adalah hak dan otonomi untuk melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan kemampuan, tingkat pendidikan, dan posisi yang dimiliki. Lingkup kewenangan perawat dalam praktek keperawatan profesional adalah pada kondisi sehat dan sakit, sepanjang daur kehidupan (dari konsepsi sampai meninggal dunia),

3.2 Saran 1. Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa keperawatan dapat mulai melatih diri tentang tanggung jawab yang harus dijalankannya baik untuk masa sekarang atau kedepannya. 2. Sebaiknya sebagai seorang perawat paham akan tanggung jawabnya, perawat di tuntut untuk bertanggung jawab dalam setiap tindakannya khususnya selama melaksanakan tugas di rumah sakit, puskesmas, panti, klinik, atau masyarakat, meskipun tidak dalam rangka tugas atau tidak sedang melaksanakan dinas. 3. Seorang perawat hendaknya paham betul tentang lingkup dan kewenangan yang dimilikinya dalam melaksanakan praktik keperawatan dan pemberian asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2005),Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta: EGC.

http://nerskholidrosyidimn.blogspot.com/2012/08/pengertian-perawat-dan-keperawatan.html

http://dayuannestiv.wordpress.com/2012/11/26/tanggungjawab-perawat-profesional/

Nurse, Ferry.2012.Praktik Perawat Profesional.Jakarta : EGC SK Dirjen Yan.Med.No.YM.03.2.6.956 tanggal 19 oktober 1998 (dlm buku Kode Etik Perawat Indonesia)

3