BAB I

13
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Semakin majunya tingkat peradaban manusia menyebabkan semakin kompleksnya kebutuhan yang muncul di dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri, khususnya dalam bidang ekonomi, politik, social budaya dan teknologi. Dari berbagai bidang inilah lahir suatu momentum khusus untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tentunnya harus di dukung oleh sarana atau wadah yang dapat menampung seluruh kegiatan tersebut. Bertolak dari alasean tersebut serta kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, merangsang terjadinya penemuan baru di berbagai sektor kehidupan, yang tentunya semakin mempertajam persaingan di dunia usaha dalam merebut pangsa pasar masyarakat serta menarik perhatian para konsumen terhadap produk produk tersebut. Kecenderungan ini tentunya akan menyebabkan lahirnya suatu momentum khusus untuk dapat melaksanakan kiat-kiat usaha yang tentunya harus di dukung oleh sarana atau wadah yang dapat mengakomodasikan seluruh kegiatan – kegiatan tersebu. Kegiatan – kegiatan tersebut dapat berupa pertemuan, yakni kegiatan yang erat kaitannya dengan proses perbincangan atau pembicaraan yang mengikut sertakan sekelompok atau banyak orang dalam mengembangkan usaha dan bisnisnya masing – masing, pameran yakni gegiatan yang berkaitan dengan usaha mempromosikan produk – produk yang tentunya 1

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUANI.1. Latar Belakang Semakin majunya tingkat peradaban manusia menyebabkan semakin kompleksnya kebutuhan yang muncul di dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri, khususnya dalam bidang ekonomi, politik, social budaya dan teknologi. Dari berbagai bidang inilah lahir suatu momentum khusus untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tentunnya harus di dukung oleh sarana atau wadah yang dapat menampung seluruh kegiatan tersebut.Bertolak dari alasean tersebut serta kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, merangsang terjadinya penemuan baru di berbagai sektor kehidupan, yang tentunya semakin mempertajam persaingan di dunia usaha dalam merebut pangsa pasar masyarakat serta menarik perhatian para konsumen terhadap produk produk tersebut. Kecenderungan ini tentunya akan menyebabkan lahirnya suatu momentum khusus untuk dapat melaksanakan kiat-kiat usaha yang tentunya harus di dukung oleh sarana atau wadah yang dapat mengakomodasikan seluruh kegiatan kegiatan tersebu. Kegiatan kegiatan tersebut dapat berupa pertemuan, yakni kegiatan yang erat kaitannya dengan proses perbincangan atau pembicaraan yang mengikut sertakan sekelompok atau banyak orang dalam mengembangkan usaha dan bisnisnya masing masing, pameran yakni gegiatan yang berkaitan dengan usaha mempromosikan produk produk yang tentunya diharapkan dapat mendukung usaha dan bisnis dari para produsen.Potensi yang di miliki Indonesia serta upaya pemerintah dalam meningkatkan pariwisata untuk lebih memperkenalkan Indonesia di dunia internasional dalam kaitannya dengan potensi wisata konvensi di dukung oleh adanya ketetapan undang undang No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan dimana salah satupasalnya menyebutkan bidang usaha konvensi, perjalanan intensif dan pameran atau di sebut dengan MICE ( Meeting, Incentive, Convention, Congres, converence and Exibition.Pada dasarnya setiap tempat mempunyai potensi, baik itu potensi alam, keunikan budaya atau peninggalan sejarah maupun kombinasi dari ketiganya. Kota Tomohon yang bukan saja di kenal sebagai kota bunga tapi kota yang memiliki kerukunan antar umat beragama yang tinggi sehingga di kenal juga sebagai kota beriman, kebudayaan yang masi kental, serta keindahan dan kesejukan kota tersebut.Tomohon adalah sebuah kota dengan latar belakang gunung yang memiliki panorama yang indah. Tomohon menjadi tempat yang potensial untuk di kembangkan terutama bagi industry kepariwisataan yang merupakan sektor andalan apalagi di tunjang dengan kondisi keamanan yang terjamin dan kestabilan ekonominya.Kota Tomohon merupakan kota yang baru di kawasan Sulawesi Utara yang merupakan daerah berkembang. Sejak di sahkan pada tahun 2004 Kota Tomohon menjadi sorotan dalam hal pertumbuhan baik di sektor pariwisata dan ekonomi. Pertumbuhan di segala lini ini mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang akhirnya secara langsung membentuk citra bahwa daerah ini mampu berdiri sendiri dan di harapkan mampu menghasilkan suatu pembaharuan dalam mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan Kota Tomohon.Sebagai kota yang baru tentunya membutuhkan fasilitas penunjang dalam daerah sebagai imbas dari perkembangan itu sendiri. Untuk menunjang akan kegiatan kegiatan yang sering di selenggarakan di kota Tomohon baik itu kegiatan tahunan seperti TIFF, Pemilihan Putra putri bunga, Pameran, Chiristmas For All bahkan kegiatan yang sering di laksanakan seperti pertemuan atau rapat SKPD yang ada di kota tomohon. Dengan adanya fasilitas yang memadai dengan penataan lahan yang memberikan manfaat bagi pergerakan kehidupan pemerintahan. Fasilitas inilah yang nantinya di harapkan dapat menjadi Trade Mark kota Tomohon.

I.2. Identifikasi dan Perumusan MasalahI.2.1 Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang maka diambil identifikasi masalah sebagai berikut :a. Kota Tomohon merupakan kota yang baru dan sementara berkembangb. Perlunya wadah untuk menampung kebutuhan manusia secara terpusat dalam menyelenggarakan kegiatan dalam bidang ekonomi, politik, social budaya, pendidikan dan teknologi.c. Sebagai sebuah kota tentunya Kota Tomohon harus memiliki bangunan umum yang memiliki bentukan arsitektural yang baru dan dapat menjadi trade mark Kota Tomohon.Berdasarkan identifikasi masalah, dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan di pecahkan dalam perancangan.a. Bagaimana mencari bentukan perwadahan objek ini karena obyek ini baru menyangkut kompeleksitas fungsib. Bagaimana memfasilitasi program pemerintah yang adac. Bagaimana membuat obyek ini eksis, dalam pengertian berkegiatan seperti tempat tempat kegiatan ekonomi lainnya dalam hal : Waktu kegiatan, lokasi kegiatan, daya tarik kegiatan dan daya tarik perwadahan.d. Bagaiman menciptakan benefitas yang akan ditampilkan oleh citra obyek yang mewadahi kegiatan pelayanan jasa.e. Bagaimana memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas gedung umum dengan pelayanan jasa yang memuaskan mulai dari dalam gedung sampai tempat parkir yang di sediakan.f. Bagaimana obyek ini dapat menyediakan sarana yang menunjang kegiatan konvensi yang professional berskala nasional dan internasional.Bertitik tolak dari dasar di atas maka lahirlah suatu pemikiran/ide dalam memfasilitasi sekaligus mewadahi kegiatan yang ada dengan cara menghadirkan suatu objek rancangan yang sesuai fungsi secara lengkap dan terpusat dengan suasana yang mendukung.I.3. Maksud Dan Tujuan PerancanganA. Maksud PerancanganMewujudkan suatu komunikasi yang baik dan lancar antara anggota masyarakat atau kelompok masyarakat yang berwawasan luas, intelektual dan berbudaya di dalam menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapi.B. Tujuan Perancangana. Menyediakan fasilitas kegiatan konvensi dengan fasilitas penunjang yang dapat menampung kegiatan konvensi sebagai tempat bertemu, berkomunikasi dan bertukar pikiran, informasi dan pengetahuan serta saling menunjang dengan fungsi lain yang ada dalam kawasan perancangan sehingga dapat berfungsi secara optimal.b. Meningkatkan wawasan berpikir dan peran serta bagi ilmuwan, budayawan dan cendekiawan untuk mengolah berbagai masalah yang timbul.c. Menyediakan sarana yang dapat menunjang kegiatan kegiatan kota Tomohon baik itu Efen bersifat Tahunan dan sering di adakan atau Bulanan bahkan mingguanI.4. Lingkup Arsitektural, Skala Pelayanan, dan Batasan PerancanganI.4.1. Lingkup Arsitektural Pembahasan mengacu pada pemahaman tema Optimalisasi Form Follow Functio Oleh Louis Sillivan dalam transformasi bentuk dan ruang. Konsepsi objek ditekankan pada pola penataan ruang-ruang dalam dan ruang luar serta pengaturan tata massa. Dan bentukan fasade bangunan yang tentunya sesuai dengan tema objek rancanganI.4.2. Skala PelayananSkala pelayanan pengguna yang dicakup dari objek arsitektural ini adalah masyarakat pada umumnya yang membutuhkan sarana yang sesuai dengan objek rancangan gedung Konvensi. Skala pelayanan untuk tempat dari objek rancangan adalah menjangkau wilayah Sulawesi Utara khususnya di kota Tomohon.I.4.3. Batasan PerancanganPada perancangan proyek perlu adanya batasan perancangan agar tidak melenceng dari maksud dan tujuan. Batasan batasan ini meliputi : Proyek ini difokuskan pada perancangan dan pendekatan desain sesuai dengan tema perancangan Gedung Konvensi di kota Tomohon dan pendekatan desain sesuai dengan tema perancangan. Perancangan lebih ditekankan pada aspek building design dengan tetap memperhatikan pengolahan ruang luar berdasarkan konsep desain secara terpadu. Obyek yang direncanakan untuk mewadahi kegiatan kegiatan pertemuan bagi masyarakat luas, kegiatan jasa dan juga kegiatan pelengkap berupa kegiatan rekreasi. Lokasi Perancangan terletak di kota Tomohon Tidak mempermasalahkan biaya karena sebagai pemilik obyek dan pengelola Gedung Konvensi di Tomohon adalah pihak swasta.

I.5. Pendekatan Perancangan dan Kerangka PikirI.5.1. Pendekatan Perancangan Pendekatan TematikTema yang di ambil adalah Optimalisasi Form Follow Function Oleh Louis Sillivan dimana tema ini disesuaikan dengan objek rancangan. Pendekatan Tipologi ObjekPerancangan dengan pendekatan tipologis dibedakan atas dua tahap kegiatan yaitu pengidentifikasian tipe/tipologi dan tahap pengolahan tipe. Pendekatan Analisis Tapak dan LingkunganDalam pendekatan ini perlu dilakukan analisis tapak eksisting yang akan digunakan beserta lingkungan sekitar.I.5.2 Kerangka PikirDalam menjalankan suatu proses desain, terdapat kerangka pikir yang disusun. Dan hal pertama yang harus diketahui adalah isu-isu atau permasalahan desain yang melatarbelakangi mnculnya objek rancangan. Sehingga kehadiran objek memang benar-benar sedang dibutuhkan dan akan bermanfaat atau berguna. Dari situ akan muncul 3 aspek yaitu objek rancangan, tema perancangan, dan lokasi.Dari 3 aspek yang menjadi gagasan maka perlu pengembangan wawasan mengenai ketiga aspek tersebut dengan tahap-tahap seperti berikut : pertama adalah memahami dan mengkaji kedalaman dan pemaknaan dari objek ini lewat studi tipologi dan studi komparasi, kedua memahami dan mengkaji tema perancangan yang ada dengan relevansinya terhadap objek yang perlu didukung lewat studi literatur dan studi komparasi, ketiga melakukan kajian lokasi dan tapak yang didukung dengan analisis pemilihan lokasi dan tapak terpilih. Pada tahap ini ketiga aspek saling mendukung dan menjadi kontrol satu dengan yang lain. Dari tahap pengembangan pengetahuan tentang objek, tema, dan tapak didapat pengetahuan yang lebih dalam mengenai tipologi objek, tema perancangan dan tapak itu sendiri. Selanjutnya dilakukan analisa terhadap zonasi, gubahan bentuk dan ruang, struktur, dan utilitas. Kemudian dilanjutkan dengan Konsep umum perancangan yaitu implementasi teori-teori tema pada objek.Pada kerangka pikir ini, penulis memakai proses desain yang mengarah pada model desain generasi II yang dikembangkan oleh John Zeizel, dimana proses desain merupakan suatu proses yang berulang-ulang secara terus menerus (cyclical/spiral).Dalam menjalankan proses desain ini terdiri dari 2 tahap yaitu; Fase 1 Tahap Pengembangan Wawasan Komprehensif (Develop The Comrcehensive Knowledge of the Designer ), dan Fase 2 (Siklus Image-Present-Test). Pada fase 1 Tahap Pengembangan Wawasan Komperhensif di lakukan dengan mencari tahu hal-hal apa saja yang bisa melatar belakangi objek rancangan, seperti objek rancangan (judul), tema perancangan, dan lokasi. yang kemudian dikembangkan lebih luas wawasannya dengan cara: Memahami dan mendalami arti dan definisi dari objek rancangan lewat studi tipologi dan studi komparasi. Memahami dan mengkaji tema perancangan yang sesuai dengan objek perancangan yang diperkuat dengan studi literatur dan komparasi, sehingga mengetahui prinsip-prinsip konsep tematiknya. Melakukan kajian lokasi dan tapak yang didukung dengan analisis tapak eksisting.

Berdasarkan proses desain tersebut maka disusun kerangka pikir sebagai berikut :

FEED BACKLatar belakangIdentifikasi dan Rumusan masalahMaksud dan TujuanGedung Konvensi Di TomohonKajian tipologi, studi literatur dan studi komparasi Kajian lokasi makro dan mikro ( studi literatur ) Kajian tema (studi literatur dan studi kasus )Prisnsip prinsip tematik Analisis tapak ( observasi ) Konsep programatik Kajian lokasi makro dan mikro ( studi literatur ) Gagasan awal perancangan Transformasi / finalisasi HASIL Proses desai generasi II image present - test

Skema 1.1 Kerangka pikir

I.6 Sistematika PenulisanPenulisan Proposal Tugas Akhir ini terbagi atas : Bab I PendahuluanPendahuluan memuat uraian tentang latar belakang, perumusan masalahnya, maksud dan tujuan, lingkup arsitektural dan batasan perancangan yang akan dihadirkan, pendekatan perancangan dan kerangka pikir yang digunakan dalam proses perancangan objek rancangan serta sistematika penulisan.

Bab II Deskripsi ObjekDeskripsi Objek diawali dengan definisi objek rancangan, deskripsi objektif yang didalammya meliputi kedalaman pemaknaan objek rancangan, prospek dan fisibilitas objek, program dasar fungsional, serta penentuan lokasi dan tapak yang disesuaikan dengan objek rancangan, dilengkapi juga dengan studi komparasi / kasus dan studi pendukung.

Bab III Tema PerancanganBagian ini menguraikan tentang asosiasi logis antara tema rancangan dan kasus. Selain itu bagian ini menguraikan berbagai kajian tentang tema secara teoritis dan studi pendalaman tematik.

Bab IV Analisis PerancanganTahap ini menjelaskan tentang analisis program ruang dan fasilitas, analisis lokasi dan tapak yang sesuai dengan konteks proyek serta analisis gubahan bentuk dan ruang arsitektural, analisis struktur konstruksi dan utilitas serta kesimpulan analisis.

Bab V Konsep Umum PerancanganKonsep Umum Perancangan menguraikan tentang konsep-konsep rancangan yang diterapkan pada objek rancangan. Konsep-konsep tersebut antara lain, konsep aplikasi tematik, konsep perancangan tapak dan ruang luar serta konsep perancangan bangunan,

Bab VI Gagasan Awal PerancanganGagasan Awal Perancanganmenggambarkan deskripsi maupun image dari hasil rancangan terakhir dari objek yang merupakan hasil dari analisis dan konsep

8