BAB I
-
Upload
deta-meila-putri -
Category
Documents
-
view
145 -
download
0
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahun 1576 seorang ahli botani asal Belanda bernama M. de L’Obel
menemukan tanaman ini ditanam di halaman sebuah rumah di Pulau Jawa.
Ada yang berpendapat, Rosella berasal dari India. Diduga tanaman ini dibawa
oleh pedagang India saat datang ke Indonesia sekitar abad ke-14.
Mungkin karena belum diketahui khasiatnya, dulu Rosella belum dikenal
seperti sekarang. Benih tanaman bunga Rosella dibawa oleh para budak dari
afrika dan kemudian tumbuh di berbagai belahan dunia, di antaranya Sudan,
Mexico, Jamaica,Brazil, Panama, hingga beberapa negara bagian Amerika dan
Australia.
Menengok sekilas cerita beberapa abad yang lalu, keberadaan bunga
Rosella saat ini bagaikan perantau yang pulang kembali ke kampung halaman.
Nama Lain: Hibiscus Sabdariffa L., H. Sabdariffa varaltissima, Rozelle, Red
Sorrel, Sour-sour, Lemon bush, Florida cranberry, Oseille rouge (Perancis),
Quimbombo Chino (Sepanyol), Karkad (Afrika Utara), Bisap (Senegal).
Namanya rosella tenar hampir di seluruh penjuru dunia. Belakangan,
tanaman ini juga mulai populer di Indonesia. sejatinya tanaman rosella sudah lama
ada diIndonesia. Hanya saja, ia disebut dengan nama yang berbeda di setiap
daerah. memang banyak orang yang beranggapan berbeda tentang asal mula
rosella tersebut. Ada yang bilang bahwa rosella berasal dari afrika, namun ada
juga yang bilang rosella berasal dari india. Namun yang jelas bahwa
sesungguhnya rosella telah banyak ditemukan di indonesia sejak beberapa abad
yang lalu. Hanya saja masyarakat indonesia belum begitu mengenal manfaat atau
khasiat dari rosellatersebut. Barulah pada akhir-akhir ini diketahui bahwa teh
merah rosella memiliki manfaat yang banyak sekali, namun tidak mengakibatkan
efek samping seperti pada teh yang lainnya.
1
Pada tahun 1576 seorang ahli botani asal Belanda bernama M. de L’Obel
menemukan tanaman ini ditanam di halaman sebuah rumah di Pulau Jawa.Ada
yang berpendapat, Rosella berasal dari India. Diduga tanaman ini dibawa oleh
pedagang India saat datang ke Indonesia sekitar abad ke-14. Mungkin karena
belum diketahui khasiatnya, dulu Rosella belum dikenal seperti sekarang. Benih
tanamanbunga Rosella dibawa oleh para budak dari afrika dan kemudian tumbuh
di berbagai belahan dunia, di antaranya Sudan, Mexico, Jamaica, Brazil, Panama,
hingga beberapa negara bagian Amerika dan Australia.
2
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa itu tanaman rosella?
b. Bagaimana klasifikasi tanaman rosella?
c. Bagaimana morfologi tanaman rosella?
d. Dimana penyebaran tanaman rosella?
e. Apa saja isi atau kandungan tanaman rosella?
f. Apa manfaat dari tanaman rosella?
g. Bagaimana membudidayakan tanaman rosella?
1.3. Tujuan masalah
a. Untuk mengetahui tentang tanaman rosella
b. Untuk mengetahui klasifikasi tanaman rosella
c. Untuk mengetahui morfologi tanaman rosella
d. Untuk mengetahui dimana penyebaran tanaman rosella
e. Untuk mengetahui isi atau kandungan tanaman rosella
f. Untuk mengetahui manfaat dari tanaman rosella
g. Untuk mengetahui bagaimana membudidayakan tanaman rosella
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Singkat
Tanaman Rosella ( Hibiscus Sabdariffa Linn) memiliki lebih dari 300
spesies yang tumbuh dan tersebar di daerah tropis dan non tropis. Umumnya
tumbuhan ini ditanam sebagai tanaman hias dan beberapa diantaranya dipercaya
memiliki kasiat medis, salah satu diantaranya adalah Rosella Merah atau Rosella.
Setiap daerah mempunyai sebutan sendiri untuk tanaman ini. Misalnya di
Malaysia, Rosella disebut Asam Paya, Asam Kumbang atau Asam Susur.
Sedangkan di India Barat disebut dengan nama Jamaican Sorrel. Di Jepang di
sebut Kezeru, di Arab disebut Karkade, di Sudan, Rosella diproses menjadi
minuman tradisional yang dinamakan Karkadeh dan merupakan minuman
kebangsaan orang Sudan. Lain lagi di Afrika, biji Rosella dimakan karena
dipercaya mengandung minyak tertentu
Di Indonesia sendiri beragam sebutan untuk bunga Rosella ini. Ada yang
menyebutnya Teh Rosella, Hibiscus Tea, Teh Mekkah, Teh Yaman. Di Jawa
Tengah orang menyebutnya Merambos Hijau. Di Pagar Alam (Sumatera Selatan)
orang menyebutnya Kesew Jawe. Orang Padang menyebutnya Asam Jarot. Di
Muara Enim (Sumatera Selatan) masyarakat menyebutnya Asam Rejang.
Sekitar tahun 1576, M. de L’Obel , seorang ahli tumbuh-tumbuhan yang
berasal dari Belanda menemukan bunga Rosella ( Hibiscus Sabdariffa Linn)
ditanam di halaman sebuah rumah di Pulau Jawa. Beberapa orang berpendapat
kalau bunga Rosella berasal dari India Timur. Diduga tanaman ini dibawa oleh
pedagang India ketika mereka datang ke Indonesia sekitar abad ke-14. Saat itu
tanaman ini belum begitu dikenal seperti sekarang, mungkin karena belum
diketahui khasiatnya.
Informasi lain menyebutkan, para budak dari Afrika mempunyai andil
dalam menyebarkan pertumbuhan bunga Rosella ini ke berbagai negara di dunia
seperti Sudan, Mexico, Jamaica, Brazil, Panama, hingga beberapa negara bagian
4
Amerika dan Australia. Selanjutnya bunga Rosella ini namanya menjadi tenar
hampir ke seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia. Bunga Rosella ini juga
dikenal dengan sebutan Teh Merah.
Pada tahun 2006, dilakukan penelitian tentang manfaat medis dari Rosella
Merah dan diperoleh hasil terdapat 1,7 mm mol/prolox antioksidan. Jumlah itu
lebih banyak dibandingkan kumis kucing yang antioksidannya teruji klinis
meluruhkan batu ginjal. Rosella (Hibiscus sabdariffa, Linn)
2.2. Klasifikasi tanaman rosella
Tanaman rosella dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L (Comojime, 2008).
2.3. Morfologi tanaman rosella
a. Batang
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai batang bulat, tegak,
berkayu dan berwarna merah.tumbuh dari biji dengan ketinggian bisa mencapai 3-
5 meter.
5
gambar 2.1 batang
b. Akar
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) adalah akar tunggang, dengan
bentuk akar adalah akar tunggang. Akar memiliki bagian-bagian yaitu: Pangkal
akar (collum), ujung akar (apex radicis), batang akar (corpus radicis), cabang akar
(radix lateralis) serabut akar (fibrilla radicis), bulu akar (pillus radicallis) dan
tudung akar (calyptra). Akar-akar ini berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara
didalam tanah serta menguatkan berdirinya batang tanaman.
c. Daun
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai daun tunggal berbentuk
bulat telur, bertulang menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal berlekuk,
Panjang daun 6-15 cm dan lebar 5- 8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau
dengan panjang 4-7 cm
gambar 2.2.
6
d. Bunga
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai bunga berwarna cerah,
Kelopak bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika
dibandingkan dengan bunga raya/sepatu.
Bunga rosella bertipe tunggal, artinya, hanya terdapat satu kuntum bunga
pada setiap tangkai bunga. Ukuran bunga cukup besar, diameter ketika sedang
mekar lebih dari 12,5 cm dan memiliki dasar bunga pendek. Bunga ini
mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, dengan panjang 1 cm, pangkal
saling berlekatan dan berwarna merah. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan
sebagai bahan makanan dan minuman. Mahkota rosela bewarna merah sampai
kuning dengan warna lebih gelap di bagian tengahnya, berbentuk corong, terdiri
dari lima helaian, dan panjang 3-5 cm. tangkai sari yang merupakan tempat
melekatnya kumpulan benang sari berukuran pendek dan tebal dengan panjang
Sekitar 5 cm Dan lebar 5 mm. Bunga Rosella bersifat hermaprodit (mempunyai
bunga jantan dan bunga betina), sehingga mampu menyerbuk sendiri.
gambar 2.3.
e. Biji
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai biji berbentuk seperti
ginjal hingga triangular dengan sudut runcing, berbulu, dengan panjang 5 mm dan
lebar 4 mm. Saat masih muda, biji berwarna putih dan setelah tua berubah
menjadi abu-abu.
7
gambar 2.4
f. Perkembang biakan tanaman rosella
Tanaman rosella berkembang biak secara generatif (dengan biji).
2.4. Penyebarannya
Rosella banyak tumbuh di Negara Amerika dan Australia. Di India orang
memanfaatkan serat Rosella untuk bahan pembuatan tekstil. Di Indonesia.
Tanaman Rosella banyak dibudidayakan di Jawa Barat, Jawa Tengah,
Yogyakarta, dan Jawa Timur.
2.5. Kandungan dan Khasiat Rosella
A. Kandungan
Kandungan vitamin dalam bunga Rosella cukup lengkap, yaitu vitamin A,
C, D, B1, dan B2. Kelopak Rosella juga mengandung Flavonoid, Gossypetine,
Hibiscetine, Sabdaretine, Kalsium, Magnesium, Beta-karoten, Fosfor, Zat besi,
Asam organik, Asam amino, Essensial (lisin dan arginin), Polisakarida, dan
Omega-3.
No Jenis Kandungan Jumlah
1 Kalori 147,13 kcal
2 Lemak 0 gr
3 Lemak jenuh 0 gr
8
4 Kolesterol 0 gr
5 Sodium 21,89 mg
6 Karbohidrat 36,64 g
7 Gula 34,48 g
8 Serat 0 gr
Kandungan gizi daun dan Bunga Rosella :
Setiap 100 g, buah rosella mengandung 49 calories, 84.5% H2O, 1.9 g protein, 0.1
g fat, 12.3 g karbohidrat, 2.3 g serat, 1.2 g abu, 1.72 mg Ca,57 mg P, 2.9 mg Fe,
300 mg setara b-carotene, dan 14 mg asam ascorbic.
Kandungan gizi kelopak Rosella :
Setiap 100 g kelopak Rosella mengandung 44 Kalori, 86.2% H2O, 1.6 g
protein,O.l g lemak, 11.1 g karbohidrat, 2.5 g serat, 1.0 g abu, 160 mg Ca, 60 mg
P, 3.8 mg Fe, 285 mg setara beta carotene, 0.04 mg thiamine, 0.6 mg riboflavin,
0.5 mg niacin, dan 14 mg asam ascorbic 7.6% moisture, 24.0% protein, 22.3%
lemak, 15.3% serat, 23.8% N-free extract, 7.0% abu, 0.3% Ca, 0.6% P, dan 0.4%
S.
Pada tiap 100 g daun rosella mengandung :
43 Kalori, 85.6% H2O, 3.3 g protein, 0.3 g lemak, 9.2 g karbohidrat, 1.6 g serat,
1.6 g abu, 213 mg Ca, 93 mg P, 4.8 mg Fe, 4135 mg setara beta carotene, 0.17 mg
thiamine, 0.45 mg riboflavin, 1.2 mg niacin, and 54 mg asam ascorbic.
B. Khasiat
Kelopak Rosella mengandung antioksidan yang dapat menghambat
terakumulasinya radikal bebas penyebab penyakit kronis, seperti kerusakan ginjal,
diabetes, jantung koroner, dan kanker (darah). Zat aktif yang berperan dalam
kelopak bunga Rosella meliputi : Gossypetin, Antosianin, dan Glucoside hibiscin.
9
2.6. Manfaat bunga rosella
Berikut klasifikasi manfaat bunga rosella:
Dapat mengurangi kepekatan/kekentalan darah
Membantu proses pencernaan
Mencegah peradangan pada saluran kencing dan ginjal
Penyaring racun pada tubuh
Mencegah kekurangan Vitamin C
Melancarkan peredaran darah
Melancarkan buang air besar
Menurunkan kadar penyerapan alkohol
Penahan kekejangan
Penyakit yang dapat diobati menggunakan bunga rosella:
Kanker
Tekanan Darah Tinggi ( Hipertensi )
Batu Ginjal
Batuk
Lemah syahwat
Lesu
Demam
Tekanan Perasaan
Gusi berdarah
Penyakit kulit
Gigitan Serangga
Luka
Kurang darah
Selain itu manfaat pertama yaitu :
10
Meningkatkan Stamina dan daya tahan tubuh
Bunga rosella bersifat detoksifikasi (menetralkan racun)
Menurunkan tekanan darah, kadar gula darah, asam urat dan kolesterol
tubuh
Dengan meminum teh rosella dapat juga mengatasi batuk, sariawan dan
sakit tenggorokan.
Mampu mengurangi pusing migrane.
Rosella merah bisa menghaluskan kulit serta mengurangi keriputan.
Membuat langsing tubuh karena mampu menurunkan berat badan. Pasti
sangat bermanfaat bagi anda para wanita. Dan cukup minum teh ini saja.
Khusus untuk anak-anak karena bunga rosella mengandung OMEGA3,
maka dapat memacu pertumbuhan DHA.
Luar biasanya bunga rosella merah dapat juga membantu para pecandu.
Misal perokok dapat mengurangi dampak negatif nikotin. Atau bermanfaat
untuk mengurangi ketergantungan akan narkoba.
2.7. Budidaya rosella
a. Persemaian
Sebelum disemaikan, biji direndam selama satu hari satu malam lalu dipilih
yang tenggelam dengan bentuk butiran – butiran yang baik. Biji dapat langsung
disemaikan pada lahan persemaian yang sudah diolah dan diairi. Setelah tumbuh
maka bisa langsung dipindah ke ke polybag ataupun menunggu cukup besar untuk
langsung dipindah ke lahan produksi..
b. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan dengan pembajakan tanah secara membujur dan
melintang. Tanah dicampur pupuk dasar berupa pupuk kandang, lahan dilarik
dengan jarak antar larik 1,5 m.
c. Penanaman
Untuk lahan yang langsung dari biji makan penanaman dilakukan dengan
ditugal tiap lubang tanam diisi 2-3 biji. Sedangkan untuk penanaman bibit yang
telah disemaikan di polybag maka setiap lubang tanam diisi dengan 1-2 bibit.
11
d. Pemupukan
Pemupukan pada lahan sebelum tanam dengan pupuk kandang, sedangkan
pada umur 3 dan 7-8 minggu seteLah tanam dipupuk Urea sebanyak 30-40 gram
tiap tanaman.
e. Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang paling banyak menyerang roselle adalah hama kutu
daun dan penyakit Phytopthora. Penanganannya adalah dengan penyemprotan
obat anti kutu ataupun berbagai jenis pestisida yang dijual bebas di toko-toko
pertanian.
f. Pemeliharaan
Selama pertumbuhan tanaman perlu diwaspadi keberadaan gulma yang akan
berdampak negatif, oleh karena itu dilakukan penyiangan dengan frekuensi sesuai
kondisi lahan.
g. Panen
Tanaman roselle mulai menghasilkan bunga pada umur 120 hari dan dapat
dipanen secara terus-menerus dalam jangka waktu 3 bulan sebelum akhirnya
diganti dengan bibit baru. Per batang tanaman roselle dapat menghasilkan 1,5 kg
bunga basah. Pemanenan menggunakan gunting untuk memotong tangkai bunga,
kemudian diLakukan pemisahan biji
2.8. Jurnal penelitian pendukung
ABSTRAKDaun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) merupakan bahan obat tradisional yang
telah digunakan oleh masyarakat diantaranya sebagai antibakteri, mengobati kaki
pecah-pecah, luka bakar ringan, dan penyakit kulit seperti bisul. Daun Rosella
mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak n-heksan, etil asetat dan
etanol 70 % dari daun Rosella yang paling efektif terhadap Staphylococcus aureus
ATCC 25923. Ekstraksi dimulai dari pelarut n-heksan, ampas dari n-heksan
diekstraksi kembali dengan etil asetat diekstraksi lagi dengan etanol 70 % masing-
masing ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan penangas air kemudian
digunakan untuk uji antibakteri menggunakan metode dilusi dan metode difusi.
12
Metode dilusi dengan pengenceran 12 tabung menggunakan media VJA.
Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 100 % (b/v); 50 % (b/v); 25 % (b/v);
12,5 % (b/v); 6,25 % (b/v); 3,13 % (b/v); 1,57 % (b/v); 0,79 % (b/v); 0,39 %
(b/v); 0,197 % (b/v), kontrol (-); kontrol (+), kemudian diinkubasi pada suhu
kamar selama 24 jam. Hasil pengenceran tiap-tiap tabung diinokulasi pada media
VJA dengan cara digores. Metode difusi dilakukan dengan cara dibuat sumuran
berdiameter 9 mm, kemudian ditetesi dengan ekstrak n-heksan, etil asetat dan
etanol 70 % dengan konsentrasi 25 %; 50 %; 75 %; 100 %; dan blanko masing-
masing sebanyak 50μl, kemudian diukur diameter hambatnya. Hasil percobaan uji
aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus esktrak etil asetat memiliki KBM 25
% (b/v); 50 % (b/v); 100 % (b/v), ekstrak etanol 70 % memiliki KBM 50% (b/v);
100% (b/v). Sedangkan ekstrak n-heksan tidak memberikan KBM. Hasil
penelitian metode difusi memberikan luas daerah hambatan rata-rata pada ekstrak
etil asetat 7,67 mm (25 %); 11,33 mm (50 %); 20,33 mm (75 %); 26,67 mm (100
%), ekstrak etanol 70 % memberikan luas daerah hambatan 8,33 mm (50 %); 11
mm (75 %); 16 mm (100 %). Sedangkan ekstrak n-heksan tidak memberikan
daerah hambatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat lebih
efektif sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dibanding dengan
ekstrak n-heksan dan etanol 70 %.
METODE PENELITIAN
Variabel utama pertama adalah ekstrak daun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
yang diperoleh
dengan metode soxhletasi bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan
etanol 70 %.
Variabel utama kedua penelitian adalah bakteri uji yaitu Staphylococcus aureus
ATCC 25923.
Variabel bebas dalam penelitian adalah ekstrak daun Rosella (Hibiscus sabdariffa
L.) yang
diperoleh dari hasil soxhletasi bertingkat daun Rosella yang dibuat menggunakan
pelarut nheksan,
etil asetat dan etanol 70 % yang diberikan dalam beberapa konsentrasi.
13
Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi laboratorium meliputi
kondisi entkas,
alat, dan bahan yang digunakan harus steril dan media yang digunakan dalam
penelitian.
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah pertumbuhan Staphylococcus
aureus ATCC
25923 dipengaruhi oleh ekstrak soxhletasi yang dilihat dari kekeruhan media.
A. Bahan dan Alat
Bahan:
Bahan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Rosella (Hibiscus
sabdariffa L.) yang diambil dari daerah Tawangmangu, Karanganyar, jawa
tengah. Bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Staphylococcus
aureus ATCC 25923 yang diperoleh dari pembiakan sendiri. Medium yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Mueller Hinton Agar (MHA), Brain Heart
Infusion (BHI), Nutrien Agar (NA), Vogel Johnson agar (VJA). Bahan kimia yang
digunakan adalah pelarut n-heksan, etil asetat, dan etanol 70 %, xylen, serbuk Mg,
alkohol-asam klorida (1:1), amil alkohol, asam asetat, H2SO4 pekat, asam
klorida 2 N, Fehling A, dan Fehling B.
Alat:
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat timbang analisa yang
mempunyai ketelitian baca minimum 0,1 mg dan daya muat maksimum 100 gram,
entkas, boor prop, ose platina, piring petri, flakon, tabung reaksi, gelas ukur, pipet
tetes, neraca analitis, volume pipet (10 ml; 5 ml; 1ml; 0,5 ml), siring, pinset,
inkubator, kertas saring, kapas, corong kaca, autoclave, mikroskop, kaca obyek,
gelas, penangas air, seperangkat alat soxhlet, Sterling-Bidwell, pembakar spiritus,
kasa, kaki tiga, selang, corong kaca, dan alat destilasi.
B. Prosedur Penelitian
C.Determinasi tanaman
Determinasi tanaman dalam tahap penelitian ini adalah menetapkan kebenaran
sampel tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang berkaitan dengan ciri-ciri
makroskopis dan mencocokan morfologis yang ada dalam tanaman yang akan
14
diteliti dengan kunci determinasi pada buku FLORA Untuk Sekolah di Indonesia
By Dr. C.G.G.J Van Steenis, Determinasi dilakukan di Laboratorium Morfologi
Sistematik Tumbuhan Universitas Setia Budi Surakarta.
Pembuatan serbuk daun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
Daun Rosella diambil dari B2P2TO2T Tawangmangu, Karanganyar, Jawa
tengah, dengan ciri-ciri seperti yang didapatkan dari hasil determinasi. Daun yang
dipetik adalah daun yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua yang masih segar
pada saat cuaca kering. Daun yang dipanen dicuci dengan air untuk
menghilangkan kotoran dan cemaran, dikeringkan dengan oven pada suhu 40°C.
Pembuatan serbuk menggunakan ayakan ukuran 20 Mesh. Hasil penyerbukan
yang berupa serbuk kering disimpan dalam wadah kering dan tertutup rapat yang
selanjutnya digunakan untuk penelitian.
Penetapan susut pengeringan
Penetapan susut pengeringan dilakukan yakni pada bentuk serbuk dan pada
bentuk ekstrak daun Rosella. Serbuk daun Rosella dilakukan dengan cara
menimbang serbuk daun Rosella sebanyak 2 gram, kemudian dikeringkan pada
oven dengan suhu 105°C selama 15 menit, setelah itu dimasukkan desikator
hingga suhu kamar selanjutnya ditimbang, lalu dikeringkan lagi di oven hingga
bobot konstan. Hasil susut pengeringan dihitung dalam satuan persen (%). Ekstrak
hasil soxhletasi ditimbang sebanyak 2 gram, kemudian dikeringkan di oven pada
suhu 105°C, setelah itu dimasukkan desikator hingga suhu kamar selanjutnya
ditimbang, lalu dikeringkan lagi di oven hingga bobot konstan. Hasil susut
pengeringan dihitung dalam satuan persen (%).
Identifikasi serbuk daun Rosella:
Organoleptis serbuk. Identifikasi serbuk daun Rosella secara organoleptis
bentuk, warna bau dan rasa dari serbuk daun Rosella.
Mikroskopis serbuk. Serbuk daun Rosella diletakkan diatas object glass
kemudian ditetesi dengan kloralhidrat dan dilakukan penelitian mikroskopis.
Makroskopis serbuk. Makroskopis daun rosellla dapat diperoleh dengan melihat
serbuk, dilihat warna, bentuk dan ukuran serbuk.
Identifikasi kandungan senyawa kimia serbuk daun Rosella
15
Identifikasi kandungan kimia dimaksudkan untuk menetapkan kebenaran
kandungan kimia yang terkandung dalam serbuk daun Rosella. Identifikasi
senyawa saponin, flavonoid dan polifenol dibuktikan di Laboratorium Fitokimia
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta.
Pembuatan ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol 70 %
Serbuk daun Rosella ditimbang sebanyak 50,0 g kemudian dibungkus dengan
kertas saring dan kedua ujungnya diikat dengan benang. Sampel kemudian
dimasukkan dalam alat soxhletasi. Lalu diisi dengan pelarut n-heksan, etil asetat,
dan etanol 70 % sebanyak satu setengah sirkulasi. Ekstraksi dilakukan dengan
memanaskan labu dan dibiarkan sampai beberapa kali hingga larutan dalam
tabung soxhletasi berwarna jernih. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan
dalam penangas air.
Uji bebas etanol 70 % ekstrak soxhletasi daun Rosella
Ekstrak soxhletasi diuji bebas etanol 70 % dengan penambahan asam asetat dan
asam sulfat pekat dibantu dengan pemanasan. Ekstrak dinyatakan bebas etanol
bila tidak ada bau ester yang khas dari etanol (Praeparandi 1979).
Identifikasi bakteri uji
Suspensi bakteri uji Staphylococcus aureus ATCC 25923 diinokulasikan pada
medium VJA yang sudah ditambahkan tellurit 1 %. Kemudian diinkubasi selama
24 jam pada suhu 37°C. Hasil pengujian ditunjukkan dengan warna koloni hitam
dan warna medium disekitar koloni kuning. Hasil dari identifikasi Staphylococcus
aureus 25923 pada media VJA selanjutnya diberi perlakuan uji biokimia yaitu uji
koagulase dan uji katalase.
Pembuatan suspensi bakteri uji
Bakteri uji Staphylococcus aureus ATCC 25923 dari biakan murni pada media
Nutrien Agar (NA) diambil kurang lebih 2 ose dan dibuat suspensi dalam tabung
yang berisi media Brain Heart Infusion (BHI) yang kekeruhannya disesuaikan
dengan kekeruhan Standart Brown II yang
dianggap setara dengan 678 juta per ml bakteri Staphylococcus aureus. Kemudian
diinkubasi pada suhu 37 oC selama 2 – 5 jam (Bonang dan Koeswardono 1982).
Pengujian antibakteri
16
Ekstrak Soxhletasi yang terdiri dari ekstrak n-heksan, ekstrak etil asetat, dan
ekstrak etanol 70 % daun Rosella yang didapatkan diuji secara mikrobiologi
dengan bakteri uji Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan Metode dilusi dan
difusi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertama, pengujian dilusi dilakukan dengan pengulangan tiga kali percobaan.
Konsentrasi ekstrak soxhletasi daun Rosella yang digunakan yaitu: kontrol
negatif; 100 % (b/v); 50 % (b/v); 25 % (b/v); 12,5 % (b/v); 6,25 % (b/v); 3,13 %
(b/v); 1,57 % (b/v); 0,79 % (b/v); 0,39 % (b/v); 0,197 % (b/v); kontrol positif.
Aktivitas antibakteri ekstrak dapat terlihat setelah diinokulasi pada medium
agar. Konsentrasi Bunuh Minimum ditentukan pada medium VJA dengan
konsentrasi minimum yang tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri.
Dibawah ini adalah beberapa hasil penelitian tentang khasiat dan manfaat
bunga Rosella Merah (Hibiscus Sabdariffa) untuk kesehatan :
Menurut penelitian (Ir. Didah Nurfarida Msi, IPB, 2006), kandungan
antioksidan pada the rosella sebanyak 1,7 mmol/prolox, atau 3 kali lebih
banyak daripada anggur hitam, 9 kali lebih banyak daripada jeruk stirus, 10
kali daripada buah belimbing dan 2,5 kali daripada jambu biji.
Menurut penelitian dari Ballitas di Malang, bunga ini (Rosella), terutama
dari tanaman yang memiliki kelopak bunga tebal (juicy), Rosela Merah
berguna untuk mencegah penyakit Radang dan Kanker, melancarkan
peredaran darah, melancarkan buang air besar serta mengatur tekanan
darah.
Pada tahun 2006, juga telah dilakukan penelitian terhadap manfaat herbal
dari Hibiscus sabdariffa (rosela merah) dan membuahkan bukti bahwa
rosella merah mengandung antioksidan sebanyak 1,7 mmmol/prolox.
Setiap 100 gr rosella menurut DEP.KES.RI.No.SPP.1065/35.15/05
memiliki kandungan sebanyak 260-280 mg vitamin C, B1, B2,
serta vitamin D. Kandungan yang lainya dari rosella adalah kalsium
sebanyak 486 mg, beta karotin, Magnesium, omega 3, serta asam amino
17
esensial misalnya lysine dan agrinine. Selain itu, bunga rosella juga
memiliki serat yang tinggi dan bagus bagi kesehatan saluran pencernaan.
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Chau-Jong Wang yang
merupakan ilmuwan dari Medical University Chung San di Taiwan, rosela
dapat digunakan sebagai salah satu cara baru atau fress untuk
meminimalisir risiko serangan jantung dengan cara mengkonsumsinya.
Ir Didah Nurfaridah dari IPB yang juga merupakan seorang staf pengajar
di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi
Pertanian telah meneliti tentang aktivitas antioksidan serta komponen zat
gizi pada kelopak Rosella pada tahun 2005 yang lalu. Hasil dari
penelitiannya itu menunjukkan bahwa Zat aktif yang sangat berperan besar
dalam kelopak bunga Rosella antara lain adalah glucoside hibiscin,
gossypetin, dan antosianin. Antosianin ialah pigmen alami yang memiliki
sifat antioksidan dan yang memberikan warna merah di seduhan kelopak
bunga ini.
Seorang ilmuan bernama Yun Ching Chang membuktikan bahwa pigmen
yang alami dari kelopak kering bunga Rosella mempunyai khasiat efektif
untuk membantu menghambat serta sekaligus juga mematikan sel kanker
HL-60 (kanker darah dan leukemia). Pigmen ini juga memiliki peran
dalam proses bunuh diri (apoptosis) sel kanker.
18
BAB III
PENUTUP
19
3.1. Kesimpulan
Rosella (hibiscus sabdariffa L). termasuk dalam keluarga Malvaceae, yang
kaya akan manfaat, rosella digunakan dibanyak daerah sebagai obat tradisional
mempunyai efek yang ringan sebagai obat pencuci perut dan memperlancar
pembuangan air seni, rosella juga digunakan sebagai obbat pencuci perut dan
memperlancar pembuangan air seni, rosella rosella juga digunakan sebagai
penyegar, memberikan efek dingin ketubuh dicuaca yang panas, daun dan kelopak
rosella, dapat digunakan sebagai minuman kesehatan untuk memperbaiki fungsi
pencernaan pada ginjal.
Pembudidayan rosella juga mudah dan tidak terlalu lama untuk menunggu
masa panen karena tanaman rosella sudah menghasilkan bunga pada umur 120
hari dan dapat dipanen secara terus menerus dalam jangka waktu 3 bulan sebelum
akhirnya digenti dengan bibit yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Budidaya Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober 2012
20
Jurnal Penelitian Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober
2012
Khasiat Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober 2012
Klasifikasi Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober 2012
Manfaat Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober 2012
Morfologi Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober 2012
Penyebaran Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober 2012
Sejarah Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober 2012
21