BAB I

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1576 seorang ahli botani asal Belanda bernama M. de L’Obel menemukan tanaman ini ditanam di halaman sebuah rumah di Pulau Jawa. Ada yang berpendapat, Rosella berasal dari India. Diduga tanaman ini dibawa oleh pedagang India saat datang ke Indonesia sekitar abad ke-14. Mungkin karena belum diketahui khasiatnya, dulu Rosella belum dikenal seperti sekarang. Benih tanaman bunga Rosella dibawa oleh para budak dari afrika dan kemudian tumbuh di berbagai belahan dunia, di antaranya Sudan, Mexico, Jamaica,Brazil, Panama, hingga beberapa negara bagian Amerika dan Australia. Menengok sekilas cerita beberapa abad yang lalu, keberadaan bunga Rosella saat ini bagaikan perantau yang pulang kembali ke kampung halaman. Nama Lain: Hibiscus Sabdariffa L., H. Sabdariffa varaltissima, Rozelle, Red Sorrel, Sour-sour, Lemon bush, Florida cranberry, Oseille rouge (Perancis), Quimbombo Chino (Sepanyol), Karkad (Afrika Utara), Bisap (Senegal). Namanya rosella tenar hampir di seluruh penjuru dunia. Belakangan, tanaman ini juga mulai populer di Indonesia. sejatinya tanaman rosella sudah 1

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada tahun 1576 seorang ahli botani asal Belanda bernama M. de L’Obel

menemukan tanaman ini ditanam di halaman sebuah rumah di Pulau Jawa.

Ada yang berpendapat, Rosella berasal dari India. Diduga tanaman ini dibawa

oleh pedagang India saat datang ke Indonesia sekitar abad ke-14.

Mungkin karena belum diketahui khasiatnya, dulu Rosella belum dikenal

seperti sekarang. Benih tanaman bunga Rosella dibawa oleh para budak dari

afrika dan kemudian tumbuh di berbagai belahan dunia, di antaranya Sudan,

Mexico, Jamaica,Brazil, Panama, hingga beberapa negara bagian Amerika dan

Australia.

Menengok sekilas cerita beberapa abad yang lalu, keberadaan bunga

Rosella saat ini bagaikan perantau yang pulang kembali ke kampung halaman.

Nama Lain: Hibiscus Sabdariffa L., H. Sabdariffa varaltissima, Rozelle, Red

Sorrel, Sour-sour, Lemon bush, Florida cranberry, Oseille rouge (Perancis),

Quimbombo Chino (Sepanyol), Karkad (Afrika Utara), Bisap (Senegal).

            Namanya rosella tenar hampir di seluruh penjuru dunia. Belakangan,

tanaman ini juga mulai populer di Indonesia. sejatinya tanaman rosella sudah lama

ada diIndonesia. Hanya saja, ia disebut dengan nama yang berbeda di setiap

daerah. memang banyak orang yang beranggapan berbeda tentang asal mula

rosella tersebut. Ada yang bilang bahwa rosella berasal dari afrika, namun ada

juga yang bilang rosella berasal dari india. Namun yang jelas bahwa

sesungguhnya rosella telah banyak ditemukan di indonesia sejak beberapa abad

yang lalu. Hanya saja masyarakat indonesia belum begitu mengenal manfaat atau

khasiat dari rosellatersebut. Barulah pada akhir-akhir ini diketahui bahwa teh

merah rosella memiliki manfaat yang banyak sekali, namun tidak mengakibatkan

efek samping seperti pada teh yang lainnya.

1

Page 2: BAB I

Pada tahun 1576 seorang ahli botani asal Belanda bernama M. de L’Obel

menemukan tanaman ini ditanam di halaman sebuah rumah di Pulau Jawa.Ada

yang berpendapat, Rosella berasal dari India. Diduga tanaman ini dibawa oleh

pedagang India saat datang ke Indonesia sekitar abad ke-14. Mungkin karena

belum diketahui khasiatnya, dulu Rosella belum dikenal seperti sekarang. Benih

tanamanbunga Rosella dibawa oleh para budak dari afrika dan kemudian tumbuh

di berbagai belahan dunia, di antaranya Sudan, Mexico, Jamaica, Brazil, Panama,

hingga beberapa negara bagian Amerika dan Australia.

2

Page 3: BAB I

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa itu tanaman rosella?

b. Bagaimana klasifikasi tanaman rosella?

c. Bagaimana morfologi tanaman rosella?

d. Dimana penyebaran tanaman rosella?

e. Apa saja isi atau kandungan tanaman rosella?

f. Apa manfaat dari tanaman rosella?

g. Bagaimana membudidayakan tanaman rosella?

1.3. Tujuan masalah

a. Untuk mengetahui tentang tanaman rosella

b. Untuk mengetahui klasifikasi tanaman rosella

c. Untuk mengetahui morfologi tanaman rosella

d. Untuk mengetahui dimana penyebaran tanaman rosella

e. Untuk mengetahui isi atau kandungan tanaman rosella

f. Untuk mengetahui manfaat dari tanaman rosella

g. Untuk mengetahui bagaimana membudidayakan tanaman rosella

3

Page 4: BAB I

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Singkat

Tanaman Rosella ( Hibiscus Sabdariffa Linn) memiliki lebih dari 300

spesies yang tumbuh dan tersebar di daerah tropis dan non tropis. Umumnya

tumbuhan ini ditanam sebagai tanaman hias dan beberapa diantaranya dipercaya

memiliki kasiat medis, salah satu diantaranya adalah Rosella Merah atau Rosella.

Setiap daerah mempunyai sebutan sendiri untuk tanaman ini. Misalnya di

Malaysia, Rosella disebut Asam Paya, Asam Kumbang atau Asam Susur.

Sedangkan di India Barat disebut dengan nama Jamaican Sorrel. Di Jepang di

sebut Kezeru, di Arab disebut Karkade, di Sudan, Rosella diproses menjadi

minuman tradisional yang dinamakan Karkadeh dan merupakan minuman

kebangsaan orang Sudan. Lain lagi di Afrika, biji Rosella dimakan karena

dipercaya mengandung minyak tertentu

Di Indonesia sendiri beragam sebutan untuk bunga Rosella ini. Ada yang

menyebutnya Teh Rosella, Hibiscus Tea, Teh Mekkah, Teh Yaman. Di Jawa

Tengah orang menyebutnya Merambos Hijau. Di Pagar Alam (Sumatera Selatan)

orang menyebutnya Kesew Jawe. Orang Padang menyebutnya Asam Jarot. Di

Muara Enim (Sumatera Selatan) masyarakat menyebutnya Asam Rejang.

Sekitar tahun 1576, M. de L’Obel , seorang ahli tumbuh-tumbuhan yang

berasal dari Belanda menemukan bunga Rosella ( Hibiscus Sabdariffa Linn)

ditanam di halaman sebuah rumah di Pulau Jawa. Beberapa orang berpendapat

kalau bunga Rosella berasal dari India Timur. Diduga tanaman ini dibawa oleh

pedagang India ketika mereka datang ke Indonesia sekitar abad ke-14. Saat itu

tanaman ini belum begitu dikenal seperti sekarang, mungkin karena belum

diketahui khasiatnya.

Informasi lain menyebutkan, para budak dari Afrika mempunyai andil

dalam menyebarkan pertumbuhan bunga Rosella ini ke berbagai negara di dunia

seperti Sudan, Mexico, Jamaica, Brazil, Panama, hingga beberapa negara bagian

4

Page 5: BAB I

Amerika dan Australia. Selanjutnya bunga Rosella ini namanya menjadi tenar

hampir ke seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia. Bunga Rosella ini juga

dikenal dengan sebutan Teh Merah.

Pada tahun 2006, dilakukan penelitian tentang manfaat medis dari Rosella

Merah dan diperoleh hasil terdapat 1,7 mm mol/prolox antioksidan. Jumlah itu

lebih banyak dibandingkan kumis kucing yang antioksidannya teruji klinis

meluruhkan batu ginjal. Rosella (Hibiscus sabdariffa, Linn)

2.2. Klasifikasi tanaman rosella

Tanaman rosella dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub-kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus sabdariffa L (Comojime, 2008).

2.3. Morfologi tanaman rosella

a. Batang

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai batang bulat, tegak,

berkayu dan berwarna merah.tumbuh dari biji dengan ketinggian bisa mencapai 3-

5 meter.

5

Page 6: BAB I

gambar 2.1 batang

b. Akar

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) adalah akar tunggang, dengan

bentuk akar adalah akar tunggang. Akar memiliki bagian-bagian yaitu: Pangkal

akar (collum), ujung akar (apex radicis), batang akar (corpus radicis), cabang akar

(radix lateralis) serabut akar (fibrilla radicis), bulu akar (pillus radicallis) dan

tudung akar (calyptra). Akar-akar ini berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara

didalam tanah serta menguatkan berdirinya batang tanaman.

c. Daun

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai daun tunggal berbentuk

bulat telur, bertulang menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal berlekuk,

Panjang daun 6-15 cm dan lebar 5- 8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau

dengan panjang 4-7 cm

gambar 2.2.

6

Page 7: BAB I

d. Bunga

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai bunga berwarna cerah,

Kelopak bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika

dibandingkan dengan bunga raya/sepatu.

Bunga rosella bertipe tunggal, artinya, hanya terdapat satu kuntum bunga

pada setiap tangkai bunga. Ukuran bunga cukup besar, diameter ketika sedang

mekar lebih dari 12,5 cm dan memiliki dasar bunga pendek. Bunga ini

mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, dengan panjang 1 cm, pangkal

saling berlekatan dan berwarna merah. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan

sebagai bahan makanan dan minuman. Mahkota rosela bewarna merah sampai

kuning dengan warna lebih gelap di bagian tengahnya, berbentuk corong, terdiri

dari lima helaian, dan panjang 3-5 cm. tangkai sari yang merupakan tempat

melekatnya kumpulan benang sari berukuran pendek dan tebal dengan panjang

Sekitar 5 cm Dan lebar 5 mm. Bunga Rosella bersifat hermaprodit (mempunyai

bunga jantan dan bunga betina), sehingga mampu menyerbuk sendiri.

gambar 2.3.

e. Biji

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai biji berbentuk seperti

ginjal hingga triangular dengan sudut runcing, berbulu, dengan panjang 5 mm dan

lebar 4 mm. Saat masih muda, biji berwarna putih dan setelah tua berubah

menjadi abu-abu.

7

Page 8: BAB I

gambar 2.4

f. Perkembang biakan tanaman rosella

Tanaman rosella berkembang biak secara generatif (dengan biji).

2.4. Penyebarannya

Rosella banyak tumbuh di Negara Amerika dan Australia. Di India orang

memanfaatkan serat Rosella untuk bahan pembuatan tekstil. Di Indonesia.

Tanaman Rosella banyak dibudidayakan di Jawa Barat, Jawa Tengah,

Yogyakarta, dan Jawa Timur.

2.5. Kandungan dan Khasiat Rosella

A.   Kandungan

Kandungan vitamin dalam bunga Rosella cukup lengkap, yaitu vitamin A,

C, D, B1, dan B2. Kelopak Rosella juga mengandung Flavonoid, Gossypetine,

Hibiscetine, Sabdaretine, Kalsium, Magnesium, Beta-karoten, Fosfor, Zat besi,

Asam organik, Asam amino, Essensial (lisin dan arginin), Polisakarida, dan

Omega-3.

No Jenis Kandungan Jumlah

1 Kalori 147,13 kcal

2 Lemak 0 gr

3 Lemak jenuh 0 gr

8

Page 9: BAB I

4 Kolesterol 0 gr

5 Sodium 21,89 mg

6 Karbohidrat 36,64 g

7 Gula 34,48 g

8 Serat 0 gr

Kandungan gizi daun dan Bunga Rosella :

Setiap 100 g, buah rosella mengandung 49 calories, 84.5% H2O, 1.9 g protein, 0.1

g fat, 12.3 g karbohidrat, 2.3 g serat, 1.2 g abu, 1.72 mg Ca,57 mg P, 2.9 mg Fe,

300 mg setara b-carotene, dan 14 mg asam ascorbic.

Kandungan gizi kelopak Rosella :

Setiap 100 g kelopak Rosella mengandung 44 Kalori, 86.2% H2O, 1.6 g

protein,O.l g lemak, 11.1 g karbohidrat, 2.5 g serat, 1.0 g abu, 160 mg Ca, 60 mg

P, 3.8 mg Fe, 285 mg setara beta carotene, 0.04 mg thiamine, 0.6 mg riboflavin,

0.5 mg niacin, dan 14 mg asam ascorbic 7.6% moisture, 24.0% protein, 22.3%

lemak, 15.3% serat, 23.8% N-free extract, 7.0% abu, 0.3% Ca, 0.6% P, dan 0.4%

S.

Pada tiap 100 g daun rosella mengandung :

43 Kalori, 85.6% H2O, 3.3 g protein, 0.3 g lemak, 9.2 g karbohidrat, 1.6 g serat,

1.6 g abu, 213 mg Ca, 93 mg P, 4.8 mg Fe, 4135 mg setara beta carotene, 0.17 mg

thiamine, 0.45 mg riboflavin, 1.2 mg niacin, and 54 mg asam ascorbic.

B. Khasiat

Kelopak Rosella mengandung antioksidan yang dapat menghambat

terakumulasinya radikal bebas penyebab penyakit kronis, seperti kerusakan ginjal,

diabetes, jantung koroner, dan kanker (darah). Zat aktif yang berperan dalam

kelopak bunga Rosella meliputi : Gossypetin, Antosianin, dan Glucoside hibiscin.

9

Page 10: BAB I

2.6. Manfaat bunga rosella

Berikut klasifikasi manfaat bunga rosella:

Dapat mengurangi kepekatan/kekentalan darah 

Membantu proses pencernaan 

Mencegah peradangan pada saluran kencing dan ginjal 

Penyaring racun pada tubuh 

Mencegah kekurangan Vitamin C 

Melancarkan peredaran darah 

Melancarkan buang air besar 

Menurunkan kadar penyerapan alkohol 

Penahan kekejangan

 Penyakit yang dapat diobati menggunakan bunga rosella:

Kanker 

Tekanan Darah Tinggi ( Hipertensi ) 

Batu Ginjal 

Batuk 

Lemah syahwat 

Lesu 

Demam 

Tekanan Perasaan 

Gusi berdarah 

Penyakit kulit 

Gigitan Serangga 

Luka 

Kurang darah

Selain itu manfaat pertama yaitu :

10

Page 11: BAB I

Meningkatkan Stamina dan daya tahan tubuh

Bunga rosella bersifat detoksifikasi (menetralkan racun)

Menurunkan tekanan darah, kadar gula darah, asam urat dan kolesterol

tubuh

Dengan meminum teh rosella dapat juga mengatasi batuk, sariawan dan

sakit tenggorokan.

Mampu mengurangi pusing migrane.

Rosella merah bisa menghaluskan kulit serta mengurangi keriputan.

Membuat langsing tubuh karena mampu menurunkan berat badan. Pasti

sangat bermanfaat bagi anda para wanita. Dan cukup minum teh ini saja.

Khusus untuk anak-anak karena bunga rosella mengandung OMEGA3,

maka dapat memacu pertumbuhan DHA.

Luar biasanya bunga rosella merah dapat juga membantu para pecandu.

Misal perokok dapat mengurangi dampak negatif nikotin. Atau bermanfaat

untuk  mengurangi ketergantungan akan narkoba.

2.7. Budidaya rosella

a. Persemaian

Sebelum disemaikan, biji direndam selama satu hari satu malam lalu dipilih

yang tenggelam dengan bentuk butiran – butiran yang baik. Biji dapat langsung

disemaikan pada lahan persemaian yang sudah diolah dan diairi. Setelah tumbuh

maka bisa langsung dipindah ke ke polybag ataupun menunggu cukup besar untuk

langsung dipindah ke lahan produksi..

b. Persiapan Lahan

Persiapan lahan dilakukan dengan pembajakan tanah secara membujur dan

melintang. Tanah dicampur pupuk dasar berupa pupuk kandang, lahan dilarik

dengan jarak antar larik 1,5 m.

c. Penanaman

Untuk lahan yang langsung dari biji makan penanaman dilakukan dengan

ditugal tiap lubang tanam diisi 2-3 biji. Sedangkan untuk penanaman bibit yang

telah disemaikan di polybag maka setiap lubang tanam diisi dengan 1-2 bibit.

11

Page 12: BAB I

d. Pemupukan

Pemupukan pada lahan sebelum tanam dengan pupuk kandang, sedangkan

pada umur 3 dan 7-8 minggu seteLah tanam dipupuk Urea sebanyak 30-40 gram

tiap tanaman.

e. Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit yang paling banyak menyerang roselle adalah hama kutu

daun dan penyakit Phytopthora. Penanganannya adalah dengan penyemprotan

obat anti kutu ataupun berbagai jenis pestisida yang dijual bebas di toko-toko

pertanian.

f. Pemeliharaan

Selama pertumbuhan tanaman perlu diwaspadi keberadaan gulma yang akan

berdampak negatif, oleh karena itu dilakukan penyiangan dengan frekuensi sesuai

kondisi lahan.

g. Panen

Tanaman roselle  mulai menghasilkan bunga pada umur 120 hari dan dapat

dipanen secara terus-menerus dalam jangka waktu 3 bulan sebelum akhirnya

diganti dengan bibit baru. Per batang tanaman roselle dapat menghasilkan 1,5 kg

bunga basah. Pemanenan menggunakan gunting untuk memotong tangkai bunga,

kemudian diLakukan pemisahan biji

2.8. Jurnal penelitian pendukung

ABSTRAKDaun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) merupakan bahan obat tradisional yang

telah digunakan oleh masyarakat diantaranya sebagai antibakteri, mengobati kaki

pecah-pecah, luka bakar ringan, dan penyakit kulit seperti bisul. Daun Rosella

mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak n-heksan, etil asetat dan

etanol 70 % dari daun Rosella yang paling efektif terhadap Staphylococcus aureus

ATCC 25923. Ekstraksi dimulai dari pelarut n-heksan, ampas dari n-heksan

diekstraksi kembali dengan etil asetat diekstraksi lagi dengan etanol 70 % masing-

masing ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan penangas air kemudian

digunakan untuk uji antibakteri menggunakan metode dilusi dan metode difusi.

12

Page 13: BAB I

Metode dilusi dengan pengenceran 12 tabung menggunakan media VJA.

Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 100 % (b/v); 50 % (b/v); 25 % (b/v);

12,5 % (b/v); 6,25 % (b/v); 3,13 % (b/v); 1,57 % (b/v); 0,79 % (b/v); 0,39 %

(b/v); 0,197 % (b/v), kontrol (-); kontrol (+), kemudian diinkubasi pada suhu

kamar selama 24 jam. Hasil pengenceran tiap-tiap tabung diinokulasi pada media

VJA dengan cara digores. Metode difusi dilakukan dengan cara dibuat sumuran

berdiameter 9 mm, kemudian ditetesi dengan ekstrak n-heksan, etil asetat dan

etanol 70 % dengan konsentrasi 25 %; 50 %; 75 %; 100 %; dan blanko masing-

masing sebanyak 50μl, kemudian diukur diameter hambatnya. Hasil percobaan uji

aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus esktrak etil asetat memiliki KBM 25

% (b/v); 50 % (b/v); 100 % (b/v), ekstrak etanol 70 % memiliki KBM 50% (b/v);

100% (b/v). Sedangkan ekstrak n-heksan tidak memberikan KBM. Hasil

penelitian metode difusi memberikan luas daerah hambatan rata-rata pada ekstrak

etil asetat 7,67 mm (25 %); 11,33 mm (50 %); 20,33 mm (75 %); 26,67 mm (100

%), ekstrak etanol 70 % memberikan luas daerah hambatan 8,33 mm (50 %); 11

mm (75 %); 16 mm (100 %). Sedangkan ekstrak n-heksan tidak memberikan

daerah hambatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat lebih

efektif sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dibanding dengan

ekstrak n-heksan dan etanol 70 %.

METODE PENELITIAN

Variabel utama pertama adalah ekstrak daun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)

yang diperoleh

dengan metode soxhletasi bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan

etanol 70 %.

Variabel utama kedua penelitian adalah bakteri uji yaitu Staphylococcus aureus

ATCC 25923.

Variabel bebas dalam penelitian adalah ekstrak daun Rosella (Hibiscus sabdariffa

L.) yang

diperoleh dari hasil soxhletasi bertingkat daun Rosella yang dibuat menggunakan

pelarut nheksan,

etil asetat dan etanol 70 % yang diberikan dalam beberapa konsentrasi.

13

Page 14: BAB I

Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi laboratorium meliputi

kondisi entkas,

alat, dan bahan yang digunakan harus steril dan media yang digunakan dalam

penelitian.

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah pertumbuhan Staphylococcus

aureus ATCC

25923 dipengaruhi oleh ekstrak soxhletasi yang dilihat dari kekeruhan media.

A. Bahan dan Alat

Bahan:

Bahan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Rosella (Hibiscus

sabdariffa L.) yang diambil dari daerah Tawangmangu, Karanganyar, jawa

tengah. Bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Staphylococcus

aureus ATCC 25923 yang diperoleh dari pembiakan sendiri. Medium yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Mueller Hinton Agar (MHA), Brain Heart

Infusion (BHI), Nutrien Agar (NA), Vogel Johnson agar (VJA). Bahan kimia yang

digunakan adalah pelarut n-heksan, etil asetat, dan etanol 70 %, xylen, serbuk Mg,

alkohol-asam klorida (1:1), amil alkohol, asam asetat, H2SO4 pekat, asam

klorida 2 N, Fehling A, dan Fehling B.

Alat:

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat timbang analisa yang

mempunyai ketelitian baca minimum 0,1 mg dan daya muat maksimum 100 gram,

entkas, boor prop, ose platina, piring petri, flakon, tabung reaksi, gelas ukur, pipet

tetes, neraca analitis, volume pipet (10 ml; 5 ml; 1ml; 0,5 ml), siring, pinset,

inkubator, kertas saring, kapas, corong kaca, autoclave, mikroskop, kaca obyek,

gelas, penangas air, seperangkat alat soxhlet, Sterling-Bidwell, pembakar spiritus,

kasa, kaki tiga, selang, corong kaca, dan alat destilasi.

B. Prosedur Penelitian

C.Determinasi tanaman

Determinasi tanaman dalam tahap penelitian ini adalah menetapkan kebenaran

sampel tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang berkaitan dengan ciri-ciri

makroskopis dan mencocokan morfologis yang ada dalam tanaman yang akan

14

Page 15: BAB I

diteliti dengan kunci determinasi pada buku FLORA Untuk Sekolah di Indonesia

By Dr. C.G.G.J Van Steenis, Determinasi dilakukan di Laboratorium Morfologi

Sistematik Tumbuhan Universitas Setia Budi Surakarta.

Pembuatan serbuk daun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)

Daun Rosella diambil dari B2P2TO2T Tawangmangu, Karanganyar, Jawa

tengah, dengan ciri-ciri seperti yang didapatkan dari hasil determinasi. Daun yang

dipetik adalah daun yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua yang masih segar

pada saat cuaca kering. Daun yang dipanen dicuci dengan air untuk

menghilangkan kotoran dan cemaran, dikeringkan dengan oven pada suhu 40°C.

Pembuatan serbuk menggunakan ayakan ukuran 20 Mesh. Hasil penyerbukan

yang berupa serbuk kering disimpan dalam wadah kering dan tertutup rapat yang

selanjutnya digunakan untuk penelitian.

Penetapan susut pengeringan

Penetapan susut pengeringan dilakukan yakni pada bentuk serbuk dan pada

bentuk ekstrak daun Rosella. Serbuk daun Rosella dilakukan dengan cara

menimbang serbuk daun Rosella sebanyak 2 gram, kemudian dikeringkan pada

oven dengan suhu 105°C selama 15 menit, setelah itu dimasukkan desikator

hingga suhu kamar selanjutnya ditimbang, lalu dikeringkan lagi di oven hingga

bobot konstan. Hasil susut pengeringan dihitung dalam satuan persen (%). Ekstrak

hasil soxhletasi ditimbang sebanyak 2 gram, kemudian dikeringkan di oven pada

suhu 105°C, setelah itu dimasukkan desikator hingga suhu kamar selanjutnya

ditimbang, lalu dikeringkan lagi di oven hingga bobot konstan. Hasil susut

pengeringan dihitung dalam satuan persen (%).

Identifikasi serbuk daun Rosella:

Organoleptis serbuk. Identifikasi serbuk daun Rosella secara organoleptis

bentuk, warna bau dan rasa dari serbuk daun Rosella.

Mikroskopis serbuk. Serbuk daun Rosella diletakkan diatas object glass

kemudian ditetesi dengan kloralhidrat dan dilakukan penelitian mikroskopis.

Makroskopis serbuk. Makroskopis daun rosellla dapat diperoleh dengan melihat

serbuk, dilihat warna, bentuk dan ukuran serbuk.

Identifikasi kandungan senyawa kimia serbuk daun Rosella

15

Page 16: BAB I

Identifikasi kandungan kimia dimaksudkan untuk menetapkan kebenaran

kandungan kimia yang terkandung dalam serbuk daun Rosella. Identifikasi

senyawa saponin, flavonoid dan polifenol dibuktikan di Laboratorium Fitokimia

Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta.

Pembuatan ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol 70 %

Serbuk daun Rosella ditimbang sebanyak 50,0 g kemudian dibungkus dengan

kertas saring dan kedua ujungnya diikat dengan benang. Sampel kemudian

dimasukkan dalam alat soxhletasi. Lalu diisi dengan pelarut n-heksan, etil asetat,

dan etanol 70 % sebanyak satu setengah sirkulasi. Ekstraksi dilakukan dengan

memanaskan labu dan dibiarkan sampai beberapa kali hingga larutan dalam

tabung soxhletasi berwarna jernih. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan

dalam penangas air.

Uji bebas etanol 70 % ekstrak soxhletasi daun Rosella

Ekstrak soxhletasi diuji bebas etanol 70 % dengan penambahan asam asetat dan

asam sulfat pekat dibantu dengan pemanasan. Ekstrak dinyatakan bebas etanol

bila tidak ada bau ester yang khas dari etanol (Praeparandi 1979).

Identifikasi bakteri uji

Suspensi bakteri uji Staphylococcus aureus ATCC 25923 diinokulasikan pada

medium VJA yang sudah ditambahkan tellurit 1 %. Kemudian diinkubasi selama

24 jam pada suhu 37°C. Hasil pengujian ditunjukkan dengan warna koloni hitam

dan warna medium disekitar koloni kuning. Hasil dari identifikasi Staphylococcus

aureus 25923 pada media VJA selanjutnya diberi perlakuan uji biokimia yaitu uji

koagulase dan uji katalase.

Pembuatan suspensi bakteri uji

Bakteri uji Staphylococcus aureus ATCC 25923 dari biakan murni pada media

Nutrien Agar (NA) diambil kurang lebih 2 ose dan dibuat suspensi dalam tabung

yang berisi media Brain Heart Infusion (BHI) yang kekeruhannya disesuaikan

dengan kekeruhan Standart Brown II yang

dianggap setara dengan 678 juta per ml bakteri Staphylococcus aureus. Kemudian

diinkubasi pada suhu 37 oC selama 2 – 5 jam (Bonang dan Koeswardono 1982).

Pengujian antibakteri

16

Page 17: BAB I

Ekstrak Soxhletasi yang terdiri dari ekstrak n-heksan, ekstrak etil asetat, dan

ekstrak etanol 70 % daun Rosella yang didapatkan diuji secara mikrobiologi

dengan bakteri uji Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan Metode dilusi dan

difusi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertama, pengujian dilusi dilakukan dengan pengulangan tiga kali percobaan.

Konsentrasi ekstrak soxhletasi daun Rosella yang digunakan yaitu: kontrol

negatif; 100 % (b/v); 50 % (b/v); 25 % (b/v); 12,5 % (b/v); 6,25 % (b/v); 3,13 %

(b/v); 1,57 % (b/v); 0,79 % (b/v); 0,39 % (b/v); 0,197 % (b/v); kontrol positif.

Aktivitas antibakteri ekstrak dapat terlihat setelah diinokulasi pada medium

agar. Konsentrasi Bunuh Minimum ditentukan pada medium VJA dengan

konsentrasi minimum yang tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri.

Dibawah ini adalah beberapa hasil penelitian tentang khasiat dan manfaat

bunga Rosella Merah (Hibiscus Sabdariffa) untuk kesehatan :

Menurut penelitian (Ir. Didah Nurfarida Msi, IPB, 2006), kandungan

antioksidan pada the rosella sebanyak 1,7 mmol/prolox, atau 3 kali lebih

banyak daripada anggur hitam, 9 kali lebih banyak daripada jeruk stirus, 10

kali daripada buah belimbing dan 2,5 kali daripada jambu biji.

Menurut penelitian dari Ballitas di Malang, bunga ini (Rosella), terutama

dari tanaman yang memiliki kelopak bunga tebal (juicy), Rosela Merah

berguna untuk mencegah penyakit Radang dan Kanker, melancarkan

peredaran darah, melancarkan buang air besar serta mengatur tekanan

darah.

Pada tahun 2006, juga telah dilakukan penelitian terhadap manfaat herbal

dari Hibiscus sabdariffa (rosela merah) dan membuahkan bukti bahwa

rosella merah mengandung antioksidan sebanyak 1,7 mmmol/prolox.

Setiap 100 gr rosella menurut DEP.KES.RI.No.SPP.1065/35.15/05

memiliki kandungan sebanyak 260-280 mg vitamin C, B1, B2,

serta vitamin D. Kandungan yang lainya dari rosella adalah kalsium

sebanyak 486 mg, beta karotin, Magnesium, omega 3, serta asam amino

17

Page 18: BAB I

esensial misalnya lysine dan agrinine. Selain itu, bunga rosella juga

memiliki serat yang tinggi dan bagus bagi kesehatan saluran pencernaan.

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Chau-Jong Wang yang

merupakan ilmuwan dari Medical University Chung San di Taiwan, rosela

dapat digunakan sebagai salah satu cara baru atau fress untuk

meminimalisir risiko serangan jantung dengan cara mengkonsumsinya.

Ir Didah Nurfaridah dari IPB yang juga merupakan seorang staf pengajar

di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi

Pertanian telah meneliti tentang aktivitas antioksidan serta komponen zat

gizi pada kelopak Rosella pada tahun 2005 yang lalu. Hasil dari

penelitiannya itu menunjukkan bahwa Zat aktif yang sangat berperan besar

dalam kelopak bunga Rosella antara lain adalah glucoside hibiscin,

gossypetin, dan antosianin. Antosianin ialah pigmen alami yang memiliki

sifat antioksidan dan yang memberikan warna merah di seduhan kelopak

bunga ini.

Seorang ilmuan bernama Yun Ching Chang membuktikan bahwa pigmen

yang alami dari kelopak kering bunga Rosella mempunyai khasiat efektif

untuk membantu menghambat serta sekaligus juga mematikan sel kanker

HL-60 (kanker darah dan leukemia). Pigmen ini juga memiliki peran

dalam proses bunuh diri (apoptosis) sel kanker.

18

Page 19: BAB I

BAB III

PENUTUP

19

Page 20: BAB I

3.1. Kesimpulan

Rosella (hibiscus sabdariffa L). termasuk dalam keluarga Malvaceae, yang

kaya akan manfaat, rosella digunakan dibanyak daerah sebagai obat tradisional

mempunyai efek yang ringan sebagai obat pencuci perut dan memperlancar

pembuangan air seni, rosella juga digunakan sebagai obbat pencuci perut dan

memperlancar pembuangan air seni, rosella rosella juga digunakan sebagai

penyegar, memberikan efek dingin ketubuh dicuaca yang panas, daun dan kelopak

rosella, dapat digunakan sebagai minuman kesehatan untuk memperbaiki fungsi

pencernaan pada ginjal.

Pembudidayan rosella juga mudah dan tidak terlalu lama untuk menunggu

masa panen karena tanaman rosella sudah menghasilkan bunga pada umur 120

hari dan dapat dipanen secara terus menerus dalam jangka waktu 3 bulan sebelum

akhirnya digenti dengan bibit yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

Budidaya Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober 2012

20

Page 21: BAB I

Jurnal Penelitian Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober

2012

Khasiat Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober 2012

Klasifikasi Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober 2012

Manfaat Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober 2012

Morfologi Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober 2012

Penyebaran Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober 2012

Sejarah Tanaman Rosella. http//www.google.com. Diakses 9 Oktober 2012

21