BAB I
-
Upload
firstyan-wahyu-aqpisco -
Category
Documents
-
view
58 -
download
0
Transcript of BAB I
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 1/21
BAB I
PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangKemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat telah menjadi
kebutuhan pokok dalam era informasi. Hal ini dapat dilihat dari derasnya arusinformasi dari segala penjuru dunia yang dapat diakses oleh siapapun tanpa batas
ruang dan waktu. Keberhasilan pembangunan teknologi informasi telah
mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia, seperti aspek pertambangan
khususnya. Seperti yang terlihat dari berbagai macam software komputasi
pendukung telah banyak dikembangkan untuk memudahkan analisa dalam metode
perhitungan.
Rancangan peledakan merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan
penambangan. Untuk memperoleh hasil pembongkaran batuan sesuai dengan yang di
inginkan, maka di butuhkan suatu perencanaan peledakan dengan memperhatikan
besaran – besaran geometri peledakan. Parameter rancangan peledakan seperti :
Burden, Stemming, Subdrilling, Spacing dan waktu penyalaan harus ditentukan
dengan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam efisiensi produk dan
pertimbangan faktor keamanan lingkungan. Dengan adanya tuntutan teknologi, serta
tersedianya berbagai macam bentuk informasi yang menuntut untuk melakukan
perubahan yang dapat menunjang efektifitas dan produktifitas maka dirasa sangatlah
perlu adanya program bantu komputasi guna mendapatkan hasil program perhitungan
rancangan peledakan secara mudah dan tepat. Dengan adanya program bantu
komputasi untuk menghitung rancangan ini akanlah sangat menghemat waktu,
tenaga, dan tentu saja tingkat ketelitian hasilnya akan lebih tinggi daripada
perhitungan manual
Untuk mendukung penggunaan program komputasi tersebut, dalam penelitian
ini diusulkan pembuatan program aplikasi guna perancangan peledakan dengan
bahasa pemrograman visual basic 6 .0.
peledakan jenjang
PELEDAKAN JENJANG
Landasan Teori
Ada 3 (tiga) metode peledakan jenjang yang biasa digunakan untuk tambang terbuka, dan
pemilihan salah satunya tergantung pada karakteristik batuan dan kemungkinan yang terjadi di
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 2/21
bawah kondisi seharusnya. Ketiga metode tersebut adalah line drilling, cushion blasting, dan
preslit . Faktor pemilihan teknik yang digunakan berdasarkan pada sifat batuan, kekuatan tanah
(ground strength), diameter lubang bor perimeter, spasi yang diperbolehkan, tipe bahan peledak
yang digunakan, dan jarak lubang bor buffer (penahan) yang tersedia.
Semua metode menggunakan pembuatan lubang bor pada batas pinggir
Penggalian dan itu dalam bentuk buffer zone (daerah penyangga) antara lubang bor
produksi terdekat dengan lubang bor batas pinggir (perimeter). Juga, membutuhkan
ketelitian penjajaran lubang bor. Ketika lubang bor produksi diledakkan, patahan-
patahan terjadi pada buffer zone sampai garis lubang bor perimeter tapi tidak pas
sampai garis.
Presplitting membutuhkan pengisian yang lebih sedikit (lightly loaded), lubang
bor ditempatkan dengan teliti, dan diledakkan sebelum lubang bor produksi. Tujuan
dari presplitting adalah, pertama, untuk membentuk lintasan bidang patahan dimana
radial cracks dari peledakan produksi tidak akan dapat melewatinya. Kedua, bidang
rekahan dibuat kemungkinan untuk memperbagus dinding dan memungkinkan
penggunaan lereng yang dalam/tinggi dengan perawatan minimal. Presplitting
sebaiknya digunakan untuk melindungi kedudukan final wall dari penyebab kerusakan
oleh peledakan produksi.
Trimblasting adalah salah satu teknik pengendalian, digunakan untuk mencukur
dinding akhir dengan rapi setelah peledakan produksi. Terlebih dahulu material hasil
peledakan produksi mengambil tempat atau dengan menggunakan delay (pada
peledakan yang sama) telah mengarahkan broken ore sehingga diperoleh bidang bebas
bagi lubang bor trimblasting untuk meledak. Barisan lubang bor trimblast sepanjang
perimeter yang diledakkan paling akhir selama peledakan produksi, sebenarnya tidak
akan dapat melindungi stabilitas jenjang akhir. Radial crack dari peledakan produksi
akan mencapai jenjang (dinding) akhir. Lapisan lumpur atau diskontinyu lainnya dapat
meneruskan gas-gas dari area peledakan produksi sampai ke dinding akhir. Satu-
satunya tujuan trimblasing adalah menghasilkan atau membuat dinding yang bagus
untuk batas akhir (perimeter) yang stabil.
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 3/21
Line drilling, adalah teknik pengendalian dinding jenjang mahal dapat digunakan
untuk menghasilkan dinding jenjang yang bagus, namun tergantung pada kondisi
geologi. Line drilling digunakan sebagai pelindung final contour dari radial crack yang
berfungsi sebagai konsentrator tegangan yang menyebabkan retakan antara lubang line
drilling, selama peledakan produksi berlangsung. Jika pengendalian dinding sangatlah
penting, sebaiknya tidak hanya menggunakan line drilling untuk keperluan perlindungan
dinding akhir. Line drilling lebih sering digunakan dalam menghubungkan salah satu
dari presplitting atau trimblasting.
PRINSIP PENGGUNAAN
Bahan peledak yang digunakan untuk presplitting dan trim blasting biasanya
berupa Amonium Nitrate. Pengalaman menunjukkan gas tertinggi peledakan produksi
menghasilkan retakan yang baik dan mengurangi kemungkinan hair line cracks pada
dinding lubang bor. Mengenai hal ini, tipe bahan peledak yang digunakan tidak terlalu
penting. Umumnya perhitungan kebutuhan bahan peledak menggunakan rumus
sederhana yang cepat dalam bentuk lb/ft bahan peledak untuk lubang bor. Rules of
thumb (menurut kebiasaan) juga mengindikasikan diameter isian dibawah setengah
diameter lubang. Dengan menggunakan isian diameter kecil pada lubang diameter
besar, tekanan gas menurun dengan cepat karena ekspansi dalam volume besar.
Prosedur ini disebut decoupling. Penurunan aliran tekanan disini adalah efek tekanan
yang dibawa bahan peledak pada batas range tertentu yang umumnya digunakan oleh
bahan peledak. Efek yang terjadi dibawah prosedur decoupling , dengan penggunaan
presplitting atau trimblasting, satu bahan peledak dengan yang lainnya menghasilkan
perbedaan tegangan dalam batuan rata-rata 10%. Sebagai contoh tegangan yang
diproduksi lubang bor 12 inchi diperlihatkan gambar 3.1. Rasio decoupling didefinisikan
sebagai diameter lubang bor dibagi diameter isian.
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 4/21
Konsep lama (teori sebelumnya) tentang kejadian/proses presplitting bahwa sama
sekali disebabkan oleh refleksi stress wave sebagaimana diperlihatkan gambar 3.2.Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa itu adalah magnitude dari resultan gaya
yang tidak cukup untuk menyebabkan splitting (pemecahan) guna menjadikan situasi
seperti peledakan sebenarnya. Jika hanya mengandalkan satu gelombang tekan untuk
menyebabkan terjadinya presplitting, spasi sebaiknya dikurangi menjadi 1/5 dari yang
biasanya digunakan. Bila lubang ledak dalam satu baris presplit benar-benar tidak
di;edakkan simultan (instantaneously), aksi pemecahan (splitting) dianggap tidak
mungkin berhasil, karena benturan stress wave tidak terjadi antara lubang bor. Iniadalah kebalikan dari kenyataan bahwa blaster menggunakan delay pada masing-
masing lubang bor dalam peledakan presplit dan tetap menghasilkan kondisi dinding
yang bagus. Ini memperlihatkan bahwa kondisi presplit dari pertumbuhan radial crack
dan bukan benturan stress wave.
Topik ini sangat penting karena, jika kita percaya konsep pemecahan dengan
gelombang tekan (stress wave breakage concept) sebagai mekanisme utama untuk
Pembentukan presplit, selanjutnya seluruh lubang ledak sepanjang perimeterPenggalian diledakkan secara simultan. Penggunaan presplit biasanya dekat dengan
pemukiman dan juga biasanya susah dibatasi jumlah lubang bor yang akan diledakkan,
ini akan menghasilkan getaran tingkat tinggi dari per lbs bahan peledak presplit yang
digunakan. Tingkat getaran tersebut akan lebih besar 5 kali lipat dari yang dihasilkan
peledakan produksi. Banyaknya libang bor yang diledakkan secara simultan akan
menyebabkab getaran tanah yang tinggi dan berlebihan. Itu kenyatan penting sehingga
peledakan presplit dapat didelay karena memberikan keleluasaan untuk meledakkantiap lubang bor dengan delay terpisah, jka perlu.
Pendekatan sederhana yang digunakan pada presplitting biasanya tidak
mempertimbangkan karakteristik kekuatan massa batuan. Walaupun ini kelihatannya
luar biasa, harus diingat range tensile strength batuan tidak lebih dari beberapa ratus
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 5/21
psi sampai beberapa ribu psi. Kekuatan hancur dengan tangan, biasanya berkisar
sekitar 10 ribu psi. Jika tekanan bahan peledak didalam lubang ledak dibawah kekuatan
hancur dan diatas tensile strength (kuat regang) batuan, pecahan akan terjadi tanpa
merusak massa batuan sekitar lubang bor. Umumnya dalam penggunaan presplit dan
trim blasting, tekanan diberikan antara 8 ribu-15 ribu psi dan sangat melampaui tensile
strength batuan manapun. Oleh karena itu, tensile strength tidak menjadi pertimbangan
utama.
Line Drilling
Line drilling menyediakan suatu bidang lemah untuk dimana batuan akan
hancur. Lubang bor line drilling membantu memantulkan shock wave, mengurangi efek
shattering (kehancuran) batuan diluar batas pinggir (perimeter).
Lubang bor line drilling, biasanya meningkatkan biaya pemboran, jangan
melebihi diameter 3 inchi (76 mm) dan diberi jarak spasi 1-4 kali diameter lubang.
Tergantung pada kondisi batuan. Formasi batuan dengan peristiwa patahan dan bidang
lemah yang besar membutuhkan jarak (spasi) lubang bor line drilling rapat. Padaformasi batuan homogen yang kuat (massive), lubang bor line drilling dapat dibuat
dengan spasi melebihi 4 kali diameter lubang bor.
Lubang bor line drilling tidak diisi bahan peledak, dan lubang bor bantalan
(buffer holes) dapat diisi bahan peledak agak kurang dan spasi lebih rapat daripada
lubang ledak yang lainnya. Lebar daerah bantalan (buffer zone) 0,5-0,75 kali jarak
burden lubang bor produksi. Spasi pada buffer zone kira-kira 0,75 kali burden normal,
dan hanya diisi setengah bahan peledak dari pengisian normal di dalam lubang bor.Dalam hal ini lubang bor pada baris buffer zone sebaiknya distribusi bahan peledak
seluruhnya diisi dengan teknik deck, dengan detonating cord.
Line drilling sangat membutuhkan banyak lubang bor dibandingkan metode
lainnya. Juga, metode line drilling sangat tidak efektif pada formasi batuan yang tidak
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 6/21
homogen. Pada formasi batuan tersebut banyak terdapat bidang perlapisan (bedding),
lipatan (jointing), dan seam; line drilling tidak efektif menghalangi/menahan bidang
lemah (alami) yang memenjang sampai ke dinding akhir.
Dengan tidak mengisi bahan peledak pada luang bor spasi rapat pada kondisi
geologi tertentu dapat bertindak sebagai konsentrator tegangan atau crack guides
untuk menyebabkan crack antara lubang bor. Line drilling yang tidak diisi bahan
peledak kadang-kadang digunakan pada sudut (corner) yang sulit untuk mengarahkan
crack dari presplit ke dlam bentuk sudut tertentu. Line drillng juga digunakan antara
presplit atau lubang tembak trimblasting untuk menolong mengarahkan crack antara
lubang bor yang diisi. Pada material geologi yang rumit, dilakukan dengan menjaga
konsentrasi fracture pada bidang lemah (alami) daripada bidang lemah yang terbentuk
akibat pemboran line drilling.
Line drilling akan lebih efektif bila sebagian besar lubang bor produksi sudah
diledakkan, mengurangi tumpukan material di depan bidang bebas untuk memberikan
ruang yang cukup untuk peledakan (penggunaan delay panjang pada baris terakhir).
Hal ini akan mengurangi tekanan balik (back pressure) dari ledakan, dengan cara
memantulkan gelombang tekan.
Trim (cushion) Blasting
Seperti line drilling, cushion blasting memerlukan satu baris lubang bor dengan
diameter 2 inch-3,5 inch (51 mm-89 mm). Tidak seperti line drilling, pengisian pada
luang bor cushion dilakukan dengan sedikit isian (light loaded), dengan Distribusi isian
yang baik. Lubang bor cushion segera ditimbun (stemmed) sampai penuh setelah isian,
tanpa celah udara, dan diledakkan setelah hasil peledakan produksi digali. Isian bahan
peledak sebaiknya ditempatkan berlawanan disebelah lubang produksi (berhadapan),
karena stemming bertindak sebagai cushion (bantal) untuk melindungi dinding akhir
dari goncangan/kejutan ketika isian diledakkan; lubang bor yang besar, membutuhkan
bantalan (cushion) yang kuat.
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 7/21
Untuk hasil akhir ledakan yang baik sebaiknya diledakkan secara simultan
(bersama-sama) untuk mencapai suatu efek pencukuran pada jajaran lubang bor
cushion. Akan tetapi, jika getaran menjadi masalah dapat digunakan delay yang
singkat.
Spasi, umumnya menggunakan angka diameter lubang bor satuan inchi ke
dalam feet, ditambah 1. Hal dimaksud adalah, sebuah lubang bor 2 inchi membutuhkan
spasi 3 feet (2 ditambah 1).
Untaian isian (string loaded) lubang bor, dengan menggunakan detonating cord
sebagai dasar isian (downline). Lubang bor ditimbun segera setelah isian untuk
memperthankan penyebaran (distribusi) isian; atau isian dapat dipadatkan pada
downline atau dimasukkan dalam spasing tubes yang siap digunakan untuk
mempertahankan penyebaran isian; ingat segera diberi timbunan (stemming) setelah
lubang bor diisi bahan peledak.
Distribusi isian adalah 1 dodol (cartridge) setiap 2 ft (0,6 m), dengan fungsi
ukuran cartridge sebagai ukuran lubang bor. Oleh karena itu, sebuah lubang bor 3 inchi
(76 mm) sebaiknya menggunakan isian cartridge dengan diameter 1,5 inchi (38 mm)
setiap 2 ft (0,6 m). Bagian dasar lubang bor sebaiknya diisi rata-rata 3 kali lebih banyak
untuk menggerakkan dasar jenjang (toe).
Nilai spasing antara lubang bor cushion sebaiknya dibawah nilai burden, lebih
baik 0,8 kali jarak burden.
Jika perimeter berbentuk kurva, jarak spasi sebaiknya dikurangi. Jika
memungkinkan pengisian antara masing-masing lubang bor cushion yang berdekatan
sebaiknya diselang-seling (staggered)
Cara mudah pengisian bahan peledak yaitu menggunakan bahan peledak
Premade (Primadet). Tersedia ukuran diameter 7/8 inch (22 mm) dan 1 inchi (25 mm).
Dengan peranngkai berbentuk pipa, dapat mengisi bahan peledak densitas rendah
secara terus menerus ke dalam lubang bor, sehingga menghasilkan Distribusi isian
yang merata.
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 8/21
Cushion blasting tidak digunakan untuk underground karena membutuhkan
stemming yang kuat. Dimana pada surface, dapat digunakan untuk lubang bor miring
dan vertical.
Penggunaan cushion blasting untuk mereduksi jumlah lubang bor yang
dibutuhkan oleh line drilling; namun cushion blasting tidak dapat digunakan pada
corner 90o. Cushion blasting juga memiliki kemampuan yang baik pada batuan non-
homogen dibandingkan line drilling. Penggalian yang lebih dalam mungkin dapat
dilakukan, karena dalam penggunaan diameter besar dapat mengurangi jumlah lubang
bor yang banyak untuk penggunaannya.
Peledakan trim diledakkan setelah peledakan produksi dilakukan didesain mirip
cara untuk peledakan presplit. Isian bahan peledak per ft lubang bor menggunakan
pendekatan seperti pada presplitting. Spasi biasanya lebih besar dari yang digunakan
pada presplit karena akan mengurai (relief) kearah mana lubang bor dapat pecah.
Pendekatan yang digunakan untuk menentukan spasi rata-rata untuk trimblasting
adalah :
S = 16 Dh
Dimana :
S = spasi, inchi
Dh = diameter lubang bor kosong, inchi
Berbeda kondisi kurungan antara timblasting dengan presplitting. Pada
presplitting, lubang produksi tidak diledakkan dan untuk seluruh tujuan praktisnya,
burden tidak terbatas. Pada trimblasting, burden biasanya dalam jarak yang layak
setelah peledakan produksi dilaksanakan. Burden harus ditentukan dalam desain
trimblasting. Peledakan harus desain dimana burden lebih besar dari spasi untuk
memastikan pecahan terbentuk antara lubang bor daripada pergerakan premature
buden. Pendekatan berikut dapat digunakan untuk penentuan burden :
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 9/21
B = 1,3 S
Dimana :
B = burden, inchi
S = spasi, inchi
Pertimbangan penimbunan pada collar lubang bor dan juga sekitar isian untuk
trimblasting akan sama pemilihannya untuk presplitting. Pada trimblasting, subdrilling
biasanya tidak begitu penting. Akan tetapi, konsentrasi isian pada dasar lubang akan
menyebabkan crack yang mengarah ke grade line (segaris dasar jenjang) yang
biasanya digunakan. Isian dasar (bottom load) dapat ditentukan dengan cara yang
sama seperti pada presplitting.
Trimblasting dengan Detonating Cord
Pada beberapa penggunaan dimana trim holes harus dibor dengan spasi yang
rapat, pengisian normal akan terlalu banyak dan mengakibatkan overbreak sekitar
lubang. Penggunaan spasi rapat, pada jarak tengah 12 inchi-24 inchi, mungkin penting
pada formasi geologi tertentu dan untuk menggerakkan beton pada Penggalian
tertentu. Pada kasus tertentu juga penting membuat lubang bor besar dari yang
biasanya digunakan, tetapi, spasi tetap pendek. Penambahan udara (airspace) sekitar
isian umumnya tidak mengganggu Pembentukan split. Akan tetapi, kita menggunakan
pendekatan dasar pada diameter lubang untuk menghitung isian, isian sebaiknya lebih
banyak untuk spasi tersebut. Untuk spasi rapat kita dapat menggunakan rumus
kebutuhan bahan peledak untuk mengatasi penggunaan spasi rapat.
dec = 7000 (S/85)2
Dimana :
dec = loading density, grain/ft
S = spasi, inchi
1 grain = 0,0648 gram
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 10/21
Presplit
Presplitting dilakukan dengan membuat bidang potong di sepanjang baris
batuan solid yang ingin digali sebelum peledakan produksi. Lunamg bor presplit dapat
diledakkan dengan delay singkat dibandingkan delay peledakan produksi, atau dapat
diledakkan sebelum lubang bor produksi diledakkan. Dengan pembuatan bidang potong
sebelum peledakan produksi, bukan hanya mereduksi overbreak tapi juga mengurai
getaran.
Hemphil 1981, membatasi ukuran lubang bor presplit dengan diameter 2 inchi-4
inchi (51 mm-101 mm) dengan penentuan spasi 1,5 kali burden produksi, seluruh
lubang bor presplit diisi bahan peledak, sama seperti peledakan cushion, menggunakan
trunk line, tapi dapat didelay. Kedalaman efektif maksimum rata-rata adalah 50 ft (15
m), karena penjajaran lubang bor, dan jika peledakan pada formasi batuan jelek
kemungkinan membutuhkan lubang bor pemandu (tidak diisi bahan peledak) antara
lubang bor presplit. Pada material yang dipengaruhi cuaca yang kuat, presplit dapat
digunakan dengan spasi yang lebih rapat dengan jumlah bahan peledak yang lebih
sedikit.
Isian bahan peledak per ft lubang bor yang tidak akan merusak dinding tapi
akan memberikan tekanan yang cukup sehingga terjadi splitting, pendekatan Konya
1990 untuk pengisian presplit adalah :
dec = Dh2/28
Dimana :
dec = isian bahan peledak, lb/ft
Dh = diameter lubang bor, inchi
deb = 3 dec
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 11/21
Dimana :
deb = bottom load, lb/ft
Jika isian bahan peledak telah dihitung, spasi antar lubang bor dalam peledakan
presplit, dapat ditentukan dengan :
S = 10 Dh
Dimana :
S = spasi, inchi
Dh = diameter lubang bor kosong, inchi
Konstanta 10 pada rumus diatas adalah kebiasan (konservatif). Itu digunakan
untuk memastikan jarak presplit tidak berlebihan dan split dapat terjadi. Pengalaman
mengindikasikan biasanya nilai konstanta tersebut dapat ditambah menjadi 12 atau
kadang-kadang 14.
Umumnya penggunaannya presplitting tidak menggunakan pemboran dibawah
grade (tanpa subdrilling), sehingga perlu konsentrasi isian (bottom load) yang mana
rata-rata 2-3 kali dec, ditempatkan pada bottom hole. Lubang tembak sebaiknya
diledakkan dengan simultan atau dengan delay singkat antara lubang bor. Sebagian
pelaksana (blaster) melaporkan hasil yang memuaskan dengan delay 50 ms, akan
tetapi tidak direkomendasikan penggunaan delay diatas 25 ms antara lubang bor.
Sebuah peledakan presplit menginginkan terjadinya pecahan dan mengangkat
tanah ke permukaan. Saat ini terjadi, stemming akan terlempar dan tidak ada yang
tinggal. Sehingga drill cutting aman digunakan sebagai stemming bila fungsinya untuk
mengurung sementara gas-gas dan mengurangi kebisingan. Biasanya lubang bor
ditimbun pada bagian atas 2-3 ft tergantung diameternya. Diameter bor besar,
membutuhkan lebih banyak stemming.
Masalah yang berkaitan dengan stemming antar isian (sistem deck) dalam
lubang bor, menghasilkan opini yang berbeda. Konya merekomendasikan, jika massa
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 12/21
batuan yang diledakkan secara alamiah berlapis-lapis dan banyak lapisan tipis/kecil dan
terpisah, dianjurkan menempatkan stemming antara isian (sistem deck). Pada kondisi
lain, jika massa batuan bagus (competent), walaupun berlapis (bedding), stemming
antara isian tidak diperlukan, terutama pada material yang sangat rendah crushing-
strength-nya seperti Serpih (weak shale). Menyisakan bantalan udara (air cushion)
sekitar isian dapat bermanfaat, karena dengan tanpa penimbunan sekitar isian,
diperoleh volume kosong yang besar berfungsi untuk ekspansi gas peledakan, sehingga
menurunkan tekanan gas dengan cepat. Tekanan per inchi2 rendah; akan tetapi,
sebagian inchi2 badan lubang bor mengalami stress, dapat menghasilkan fracture yang
bagus. Jika stemming digunakan antara isian pada batuan yang lemah, dinding dapat
menjadi bopeng (pock-market) ketika gas bertekanan tinggi dilepaskan pada lokasi
isian.
Bahan peledak untuk presplitting hadir dengan banyak tipe. Diantaranya
gulungan polyethylene yang dimasukkan (seperti ular) pada lubang bor yang
berdiameter dibawah 1 inchi. Tabung polyethylene berisi bahan peledak slurry. Tipe
lain adalah slender dynamite cartridges (dinamit selongsong kecil) yang mana beberapa
pasang isian dimasukkan bersama –sama kedalam lubang bor dalam bentuk untaian.
Metode lain penempatan tiap isian dengan mengisi penuh dari atas atau membagi isian
dynamit untuk detonating cord dan dipasang kebawah kedalam lubang ledak. Pemilihan
isian mana yang akan digunakan tergantung operator dan dipertimbangkan apakah
bisa digunakan pada area tersebut. Seberapa penting diameter isian dibawah setengah
diameter lubang tembak, karena lebih disukai/bagus isian yang tidak menyentuh
dinding lubang tembak.
Sebagian operator lebih suka mengurangi isian lubang bir produksi yang dekat
dengan jalur/garis presplit jika akan mengisi sisa lubang produksi. Baris pertama buffer
hole, biasanya diberi spasi yang rapat, dengan burden kecil dan isian sedikit pressure
kecil berada pada final wall.
Gambar 3.8
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 13/21
HASIL PELEDAKAN PADA JENJANG
Setelah proses peledakan terjadi, pada jenjang akan dijumpai bentuk yang
mempengaruhi kenampakan jenjang yaitu :
a. Overbreak, batuan yang hancur sehingga melebihi batas akhir dari jenjang
b. Overhang, tonjolan sisa batuan setelah dilakukan peledakan yang menggantung pada
dinding bagian atas dari jenjang
c. Toe, tonjolan batuan setelah dilakukan peledakan yang terdapat pada dasar lantai dari
jenjang.
0VERBREAK
Backbreak
Backbreak, kerusakan pada bagian belakang lubang bor baris terakhir. Banyak
penyebab backbreak. Ini dapat terjadi pada pemberian burden yang berlebihan
sehingga bahan peledak dapat mematahkan dan membentuk radial crack yang lebihlanjut dibelakang baris lubang bor terakhir (gambar 3.9 (a)). Penentuan delay yang tidak
tepat dari peledakan antar baris (row-to-row) dapat menyebabkan backbreak bila timing
terlalu pendek karena peningkatan kurungan pada baris terakhir saat diledakkan.
Pembuatan bench yang terlalu kaku (L/B<2) berakibat terlalu uplift dan backbreak dekat
collar dari lubang (gambar 3.9 (b)). Stemming yang panjang pada bench pendek juga
meningkatkan terjadinya overbreak. Jika menggunakan lubang bor pendek, harus
dengan L/B ratio rendah dengan menambah burden, solusi permasalahan dilakukan
mengganti penggunaan dengan lubang bor kecil berarti mengurangi burden dan
menambah stiffness ratio. Prosedur ini, bagaimanapun tidak dapat dilakukan pada
semua operasi peledakan. Oleh karena itu, harus digunakan cara lain untuk merapikan
shear holes pada bagian collarnya.
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 14/21
Lubang bor satelit (satellite holes) dapat digunakan antara lubang bor produksi
pada cap rock (bagian atas batuan) dalam area zone stemming yang dapat diisi dengan
sedikit isian (lightly loaded) dan diledakkan dengan delay akhir. Operator biasanya
member satellite holes (gambar 3.10 (a)) untuk membantu mengurangi permasalahan
pada cap rock dan mengurangi overbreak. Bila isian satellite digunakan dalam zona
stemming seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.10 (a), isian tersebut harus
diledakkan dengan delay singkat setelah isian utama diledakkan. Untuk menghindari
peledakan premature yang tidak terkendali pada isian utama dalam lubang bor dengan
tidak terlebih dahulu meledakkan isian satellite yang dapat menyebabkan stemming
terlempar.
Teknik lain yang mirip penggunaan satellite charges adalah melanjutkan isian utama
sampai zona stemming. Isian utama pada zone stemming ini, diameter isiannya
dikurangi. Isian diameter kecil dalam lubang yang agak besar menghasilkan pressure
yang cukup untuk menyebabkan crack mirip presplitting pada collar area (gambar 3.10
(b)).
Gambar 3.9
Endbreak
Endbreak, kerusakan yang melewati batas akhir dari peledakan. Biasanya
dihasilkan oleh satu dari du sebab (gambar 3.10 (c)). Struktur geologi local
meningkatkan perpanjangan crack akhir dari peledakan. Ini dapat dibantu dengan
memperpendek jarak spasi paa bagian akhir yang berdekatan dengan lubang produksi
dengan demikian akan menyebabkan perubahanreaksi (respon) dan fungsi lubang bor
dari biasanya.
Endbreak juga dapat disebabkan penggunaan timing yang tidak tepat pada
lubang bor perimeter.Jika timing terlalu cepat, kekuatan lubang tembak akan terasa
lebih besar ehigga seakantidak sesuai dengan ukuran normal burden mengakibatkan
letusan dan pengangkatan (uplift), atau cracking back ke dalam formasi batuan.
Masalah timing dapat dikoreksi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 15/21
backbreak, dimana waktu delay panjang dapat digunakan pada lubang baris akhir,
memberikan waktu yang cukup pada bagian tengah untuk meledak dan bergerak
pndah, sehingga memberikan penambahan ruang sebelum lubang bor baris akhir
meledak.
Gambar 3.10
GEOMETRI PELEDAKAN
Burden
Jarak burden didefinisikan sebagai jarak tegak lurus terdekat dari relief (bidang
bebas) saat lubang bor diledakkan. Jika burden terlalu kecil, batuan akan terlempar
jauh dari permukaan. Airblast tinggi dan fragmentasi jauh dari yang diharapkan. Jika
burden terlalu besar; terjadi backbreak yang hebat dibelakang barisan lubang bor
terakhir dan terjadi shattering pada dinding belakang. Burden yang terlalu besar juga
dapat menyebabkan lubang tembak glyser karena flyrock juga terjadi pecahan vertical
dan ledakan tinggi. Burden yang besar akan menyebabkan kurungan yang berlebihandalam lubang tembak, yang menghasilkan ground vibration tingkat tinggi dari per lbs
bahan peledak yang digunakan. Pecahan batuan bisa mencapai extremely coarse dan
juga menghasilkan masalah pada toe. Dari seluruh variable desain, dimensi burden
yang paling vital sehingga harus dengan kesalahan minimal.
Dalam menentukan burden, harus diingat bahwa density bahan peledak jarang
melebihi 1,6 atau kurang dari 0,8 gr/cm3, berat jenis batuan yang diledakkan jarang
melebihi 3,2 atau kurang dari 2,2 gr/cm3.
Untuk menentukan besarnya burden digunakan persamaan Konya 1990 berikut
:
B = 3,15 De (Sge/SGr)0,33
B = [(2 Sge/SGr) + 1,5] x De
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 16/21
B = 0,67 De (Stv/SGr)0,33
Dimana :
B = burden, feet
SGe = berat jenis bahan peledak
SGr = berat jenis batuan
De = diameter lubang bor, inchi
Stv = relative bulk strength (ANFO = 100)
Gambar 3. 11
Sedangkan untuk koreksi digunakan :
Bc = Kd x Ks x Kr x B
Dimana :
Kd = koreksi deposisi batuan
Ks = koreksi struktur geologi Kr = Koreksi jumlah baris
Bc = Burden terkoreksi (feet)
Tabel 3.1
Penyalaan
Inisiasi timing adalah salah satu yang paling mudah dikoreksi bila terjadi
kegagalan lubang tembak. Waktu inisiasi yang baik dapat menghasilkan :
1. peningkatan fragmentasi dengan tidak menambah bahan peledak
2. mengurangi getaran sampai 75%
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 17/21
3. mengurangi flyrock dan blowout
4. menambah stabilitas dinding dengan berkurangnya backbreak di bagian belakang.
5. Menghasilkan fragentasi yang lebih banyak dan ground vibration yang lebih terkendali.
Penyebab hasil ledakan yang berubah-ubah disalahkan pada kondisi batuan,
kondisi geologi, lubang bor basah, atau perubahan tipe bahan peledak. Meskipun
kondisi tersebut bertanggungjawab terhadap perubahan tertentu, hasil perubahan
terbesar disebabkan oleh ketidakakuratan inisiasi.
Kegagalan lubang ledak biasanya terjadi pada seluruh pekerjaan peledakan.
Kegagalan lubang ledak disebabkan oleh salah satu energi yang tidak lepas, pelepasan
yang tidak cukup, atau pelepasan energi pada waktu yang tidak tepat. Kegagalan
lubang ledak juga berpengaruh pada performa lubang bor yang berdekatan.
Menurut Konya 1990, pengaturan peledakan tunda tersebut dibagi menjadi dua
macam bentuk persamaan, yaitu :
a. Waktu tunda antara lubang ledak (th)
Untuk Menghitung besarnya waktu tunda antara lubang ledak dalam satu baris.
Tabel 3.2 akan menunjukkan waktu tetap untuk bermacam-macam tipe batuan.
Persamaan yang digunakan adalah :
th = Th x S
dimana :
Th = ketetapan waktu tunda antara lubang ledak (milidetik). Lihat tabel
3.2 (1 milidetik = 0,001 detik)
S = Spasi (meter)
Tabel 3.2
b. Waktu tunda antara baris (tr)
Untuk menentukan interval waktu tunda antar baris persamaan yang digunakan
adalah :
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 18/21
tr = Tr x B
dimana :
Tr = ketetapan waktu tunda antar baris (milidetik). Tabel 3.3
B = Burden (meter)
Tabel 3.3
Pola penyalaan ini sangat dipengaruhi oleh bidang bebas yang tersedia, hal
tersebut biasanya menjadi arah lemparan material hasil ledakan. Selain bidang bebas,
faktor lain yang mempengaruhi adalah bidang-bidang lemah yang ada, misalnya dalam
penyusunan pola peledakan atau penyalaan memanfaatkan bidang-bidang lemah
seperti rekahan-rekahan yang ada, sedemikian rupa sehingga arah peledakan dari
nomor waktu tunda yang sama terhadap arah rekahan memungkinkan terjadinya
pecahan yang baik, biasanya arah peledakan tegak lurus dari arah rekahan.
Spasi
Spasi adalah nilai yang dihitung berdasarkan burden, ukuran spasi yang terlalu
tinggi akan menyebabkan efek penghancuran yang berlebih pada batas kolom isian,
batas akhir jenjang, serta dapat pula menghasilkan blok yang besar di bagian depan
front peledakan dan dapat pula menyebabkan munculnya masalah berupa tonjolan-
tonjilan pada lantai-lantai jenjang.
Ukuran spasi yang terlalu besar antara lubang ledak dapat menyebabkan tidak
cukupnya energi untuk menghancurkan batuan antara lubang ledak, selain itu masalah
tonjolan pada lantai jenjang akan terus ada, permukaan dinding jenjang akan menjadi
tidak rata dengan batuan menggantung.
Gambar 3.12
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 19/21
Dari studi yang dilakukan terdapat 4 perbedaan ratio spasi tergantung pada
penentuan waktu peledakan dan stiffness. Untuk peledakan simulatan antara lubang
bor dalam satu baris, diperoleh hubungan curvalinier ketika L/B dibawah 4. Jika L/B
dibawah 4 diperoleh hubungan linier. Hubungan yang sama juga diperoleh dengan
penggunaan delay. (Konya, 1990)
Gambar 3.13
Tabel 3.4
Stemming
Stemming adalah jarak atau ukuran yang terletak pada bagian atas dari lubang
ledak ayang diisi material atau debu pemboran yang dimaksudkan untuk mengontrol
gas-gas, airblast dan batuan terbang dari proses peledakan.
Jika ukuran penyumbat terlalu panjang akan mengakibatkan pemecahan batuanpada lapisan bagian atas yang kurang baik dan akan menyebabkan overbreak. Pada
saat proses peledakan terjadi zona daerah penyumbat akan terangkat dan jatuh secara
lambat ke atas tumpukan material hasil peledakan setelah burden terbongkar.
Umumnya penyumbat yang digunakan pada peledakan memakai cutting
pemboran, hal ini biasanya mempermudah dan mengurangi ongkos dari peledakan,
tetapi hal tersebut juga mempunyai kekurangan, sebab debu pemboran mempunyai
tingkat saling mengikat yang lemah, sehingga sering terjadi adanya pelepasan energi
bahan peledak yang belum maksimal, berakibat hasil peledakan kurang baik.
Untuk memperoleh hasil ledakan yang baik, ukuran material penyusun pada
penyumbat dan angkat stemming ratio (Kt) menurut Konya, adalah sebagai berikut :
a. ukuran material penyusun :
5/17/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ae847662 20/21
Sz = 0,05 Dh
Dimana :
Sz = ukuran partikel (inchi)
Dh = ukuran diameter lubang ledak (inchi)
1 inchi = 0,0254 meter
b. Stemming ratio
Kt = 0,7 x B
Dimana :
Kt = Stemming Ratio
B = Burden (meter)