BAB I

download BAB I

of 6

Transcript of BAB I

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keberhasilan suatu bangsa dalam meningkatkan pendidikan berfungsi sebagai barometer untuk mengukur tingkat kemajuan Negara tersebut. Indonesia harus mengindahkan fakta ini karena kita masih tertinggal jauh di belakang Negaranegara lainnnya, bahkan dalam ASEAN. Keterbelakangan sektor pendidikan tercemin dalam laporan Human Development Index 2007 ( Indeks Pembangunan Manusia 2007). Peringkat Indonesia nomor 111 dengan skor 0, 734. Hal ini jauh di bawah Negara-negara tetangga : Singapura peringkat 23 dengan skor 0,944, Malaysia peringkat 66 dengan skor 0,829, Thailand peringkat 87 dengan skor 0,783 (Journal Human Development Report 2009 : 12). Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator yang dirancang untuk mengukur kualitas hidup bangsa, akses pendidikan yang layak, harapan hidup, dan standar hidup (Journal Human Development Report 2009 : 11). Hasil belajar siswa merupakan salah satu indikator kualitas pendidikan yang sering digunakan. Untuk mengenali keadaan kualitas ini diantaranya digunakan hasil ujian atau studi-studi tentang kemampuan siswa, baik secara nasional maupun internasional. Dilihat dari hasil ujian, kualitas pendidikan masih menghadapi masalah, yakni masih rendahnya kualitas hasil belajar yang ditandai oleh standar kelulusan yang ditetapkan, yaitu pada 4,25 dari skala 4,50 pada tahun 2008. Seorang siswa dinyatakan lulus meskipun hanya mampu menyerap mata pelajaran sebesar 4,25 %. Dengan standar kelulusan yang rendah pun masih banyak siswa yang tidak lulus Ujian Nasional 2007. Nilai kelulusan Ujian Nasional ini ternyata masih di bawah Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Kondisi ini menunjukkan peserta didik kurang dapat bersaing dengan Negara-negara tetangga. Walaupun

1

2

angka kelulusan ujian nasional setiap tahun mengalami kenaikan, tetapi masih di bawah Negara-negara Asia lain yang telah mematok angka di atas enam. Kulitas hasil belajar juga berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui Programme for International Student Assesment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvei, untuk IPA, Indonesia menempati peringkat ke-38, matematika dan kemampuan membaca menempati peringkat ke-39. Jika

dibandingkan dengan Korea Selatan yang menduduki peringkat ke-8 pada IPA, peringkat ke-7 pada membaca dan peringkat ke-3 pada matematika. Sehingga dapat disimpulkan dari peringkat penilaian tersebut kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperbaiki kurikulum yang ada. Dengan adanya standar nasional pendidikan, khususnya standar isi dan standar kompetensi lulusan, kurikulum dikembangkan pada tingkat satuan pendidikan (KTSP). Pada dasarnya dalam pengembangan kurikulum ini, sekolah diberi kewenangan untuk memilih, menyesuaikan dengan kebutuhan, dan mengembangkan secara kreatif kurikulum yang telah disusun secara nasional. Selain mengembangkan kurikulum untuk meningkatkan kulitas pendidikan juga pendayagunaan buku pelajaran yang merupakan sumber belajar utama bagi siswa. Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 maka bahan ajar yang beredar harus memenuhi Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Berdasarkan Permendiknas tersebut, pada sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/Mts) penyajian IPA secara terpadu Pembelajaran IPA terpadu akan memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran IPA terpadu siswa akan memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang sudah dipahami yang sesuai 2

3

dengan kebutuhan siswa. Sampai saat ini pembelajaran IPA di sekolah-sekolah masih disajikan terpisah, tidak dikaitkan dengan permasalahan yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari, jarang menciptakan suasana siswa aktif langsung dalam kegiatan pembelajaran atau masih berpusat pada guru, Namun kenyataan di lapangan, bahan ajar yang telah beredar di lapangan masih bervariasi ditinjau dari jenis maupun kualitasnya. Bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah yaitu IPA terpadu yang telah beredar di lapangan belum dikemas ke dalam topik/tema tertentu meskipun sudah berlabel IPA terpadu. Penyajian materi pada bahan ajar masih terpisah-pisah berdasarkan bidang-bidang kajiannya meskipun sudah disatukan dalam sebuah buku. Guru IPA di SMP masih kesulitan dalam menentukan bahan ajar IPA terpadu yang dipakai. Hal tersebut dikarenakan banyak bahan ajar yang berlabel IPA terpadu belum sesuai dengan konsep IPA terpadu. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan pengembangan bahan ajar IPA Terpadu untuk mendukung terlaksananya pembelajaran IPA Terpadu di SMP. Salah satu jenis bahan ajar yang bisa dikembangkan yakni berupa modul IPA Terpadu dengan tema Biomassa sebagai Energi Alternatif Terbarukan. Menurut Depdiknas (2006:36) bahan ajar berupa modul memiliki kelebihan dengan beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut modul dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri; program pembelajaran modul yang utuh dan sistematis; modul mengandung tujuan, bahan atau kegiatan dan evaluasi; modul misajikan secara komunikatif, dua arah; modul diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran pengajar; cakupan bahasan modul terfokus dan terukur; modul mementingkan aktifitas belajar pemakai. Bagi siswa modul IPA Terpadu membantu siswa berpikir secara utuh dan sistematis tentang IPA sehingga bisa dipelajari oleh siswa secara mandiri. Sedangkan bagi guru, akan mempermudah guru untuk merancang dan melakukan pembelajara IPA karena modul memuat tujuan pembelajaran, bahan dan kegiatan untuk mencapai tujuan serta evaluasi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran berkualitas yang memenuhi 3

4

standar kualitas mutu buku pelajaran yang ditetapkan oleh Pemerintah. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis merasa perlu untuk menulis skripsi yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis Sains-LingkunganTeknologi-Masyarakat (SALINGTEMAS) dengan Tema Biomassa sebagai Energi Alternatif Terbarukan

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah, yakni: 1. Literasi sains siswa-siswa Indonesia untuk kelas VIII masih rendah dibandingkan negara-negara di dunia 2. Kurikulum KTSP untuk SMP dengan subtansi IPA Terpadu belum diterapkan di lapangan. 3. Pembelajaran IPA di sekolah-sekolah kurang menarik, masih disajikan terpisah dan tidak dikaitkan dengan permasalahan yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. 4. Guru mengalami kesulitan untuk merancang pembelajaran terpadu berdasarkan standar isi untuk kurikulum IPA . 5. Bahan ajar IPA terpadu yang telah beredar di lapangan belum dikemas ke dalam topik atau tema dan penyajian materi masih terpisah-pisah berdasarkan bidang kajian meskipun sudah berlabel IPA terpadu. 6. Mutu bahan ajar yang ada tidak memenuhi standar mutu, terutama dalam kaitannya dengan konsep dan aplikasi konsep, maka yang terjadi adalah bahan ajar tersebut akan menjadi sumber yang salah. 7. Permasalahan tentang energi dimana pemerintah berusaha mencari sumber energialternatif agar kebutuhan bahan bakar dapat dipenuhi tanpa merusak lingkungan.

C. Pembatasan Masalah

4

5

Dari masalah-masalah yang diidentifikasikan di atas, yang akan dikaji dalam penelitian pengembangan ini dibatasi pada pengembangan bahan ajar IPA Terpadu berupa modul yang berbasis salingtemas dengan tema Biomassa sebagai Energi Alternatif Terbarukan untuk SMP kelas VIII

D. Rumusan Masalah Permasalahan penelitian pengembangan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: bagaimanakah mengembangkan bahan ajar IPA Terpadu berupa modul yang berbasis SALINGTEMAS dengan tema Biomassa sebagai Energi Alternatif Terbarukan yang memenuhi kriteria baik?

E. Tujuan Pengembangan Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar IPA Terpadu berupa modul yang berbasis SALINGTEMAS dengan tema Biomassa sebagai Energi Alternatif Terbarukan yang memenuhi kriteria baik. F. Spesifikasi Produk Beberapa Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut : 1. Materi yang disajikan dalam modul dengan masalah di sekitar kehidupan siswa yang berbasis salingtemas sehingga siswa termotivasi untuk mempelajari lebih dalam. 2. Materi ditujukan untuk kelas VIII SMP 3. Materi yang disajikan merupakan gabungan antara KD 2.1 Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. KD 2.2 Mendiskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau. KD 3.2 Menghubungkan konsep atom, ion, molekul dengan produk kimia sederhana. 5.3 Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 5

6

G. Manfaat Pengembangan Manfaat yang diharapkan dari pengembangan bahan ajar tersebut yakni sebagi berikut: 1. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai masukan dalam menyusun suatu bahan ajar yang mengacu pada KTSP. 2. Bagi siswa, memberikan kemudahan dalam belajar secara aktif dan mandiri. 3. Bagi peneliti lainnya, hasil pengembangan ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam pengembangan bahan ajar selanjutnya, baik untuk tema yang sama atau berbeda.

6