BAB I

download BAB I

of 6

Transcript of BAB I

Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Waduk Jatigede Sungai Cimanuk termasuk sungai besar di Jawa Barat. Hulu sungai ini terletak di kaki Gunung Papandayan sekitar 180 km. Tak Kabupaten Garut pada ketinggian +2.622 m, panjangnya

hanya melewati Kabupaten Garut namun juga tiga kabupaten

lainnya di Jawa Barat yaitu Kabupaten Sumedang, Majalengka, Indramayu, Kuningan, dan Cirebon. Besar debit Sungai Cimanuk yang terukur di Bendung Rentang adalah Qmax=1.004 m /det dan Qmin= 4 m3/det dengan ratio= 251. Potensi air Sungai Cimanuk sebesar 4,3 milyar m3 dan hanya dapat dimanfaatkan 28%-nya saja. Tentu saja potensi debit yang ada belumlah terpakai secara optimal. Dalam rangka mengembangkan sumber daya DAS Sungai Cimanuk, telah dibangun beberapa infrastruktur bangunan keairan seperti Bendung Rentang yang mampu mengairi 90.000 ha sawah. Sayangnya, keberadaan air di Bendung Rentang ini sangat bergantung pada kondisi debit Sungai Cimanuk sehingga apabila musim kemarau datang, debit air yang ada selalu defisit untuk kebutuhan irigasi. Untuk itulah keberadaan Bendungan Jatigede diharapkan mampu memberikan layanan pasokan air untuk irigasi. Beberapa alasan lain pembangunan Bendungan Jatigede yaitu di daerah hilir Sungai Cimanuk tepatnya di daerah Pantura Ciayu Indramayu pada musim kemarau sering mengalami krisis kekurangan air baku. Hal inilah yang coba dipecahkan dengan adanya mega tampungan air untuk menjamin ketersediaan air yang dapat diolah menjadi air baku. Berbeda pada musim hujan, air yang mengalir di daerah hilir Sungai Cimanuk sangat banyak. Air yang akan menuju Laut Jawa ini sering meluap sehingga menyebabkan banjir di daerah Indramayu dan sekitarnya. Bendungan Jatigede inilah yang akan difungsikan sebagai pengendali banjir untuk daerah tersebut. Dengan daya tampung air sebesar 1.063 juta m3 (pada kondisi muka air banjir) dapat menyuplai tenaga listrik sebesar 110 Mega Watt. Pasokan listrik ini merupakan pasokan listrik tambahan untuk Pulau Jawa. Selama ini pasokan utama listrik Pulau Jawa disuplai oleh Bendungan Cirata, Saguling dan Bendungan Jatiluhur. Bendungan Jatigede direncanakan menjadi bendungan terbesar ke-dua di Indonesia setelah Bendungan Jatiluhur. Laporan Kerja Praktik Pembangunan Fisik Bendungan Jati Gede | I-13

Universitas Pendidikan Indonesia

Keunggulan lain adanya waduk, dilihat dari segi perekonomian dapat dijadikan tempat rekreasi pariwisata. Pariwisata dapat mendatangkan pemasukan kas pemerintah daerah. Kesempatan ini dapat digunakan dengan baik oleh masyarakat untuk membuka lapangan usaha di sekitar waduk sehingga dapat menjamin kesejahteraan masyarakat sekitar.

1.2 Lokasi Bendungan Jatigede Bendungan Jatigede terletak di Desa Cijeungjing, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat. Bendungan Jatigede membendung aliran Sungai Cimanuk. Pada bagian hulu daerah aliran sungai (DAS) Bendungan Jatigede dibatasi oleh gunung-gunung antara lain Gunung Guntur, Gunung Kendang, Gunung Papandayan, Gunung Kasang, Gunung Cikuray dan Gunung Putri. Sungai Cimanuk memiliki beberapa anak sungai antara lain Sungai Cimanuk Hulu, Sungai Cibodas, Sungai Cikamiri, Sungai Ciojar, Sungai Cipancar, Sungai Cialing, Sungai Cicacaban dan Sungai Cinambo.

BENDUNGAN JATIGEDE

Gambar 1.1 Lokasi Bendungan Jatigede Sumber mata air Sungai Cimanuk berasal dari Gunung Papandayan yang terletak di wilayah Kabupaten Garut. Sungai tersebut mengalir ke arah utara melewati Kabupaten Garut, Sumedang, Majalengka, Cirebon, Indramayu dan berakhir di Laut Jawa. Sungai Cimanuk memiliki panjang sungai lebih kurang 130 km dengan catcment area sebesar

Laporan Kerja Praktik Pembangunan Fisik Bendungan Jati Gede

| I-2

Universitas Pendidikan Indonesia

3.600 km2. Curah hujan tahunan DAS Cimanuk berkisar diantara 1900 mm hingga 4200 mm dengan curah hujan rerata sebesar 2400 mm.

1.3 Tujuan Pembangunan Proyek Bendungan Jatigede Bendungan Jatigede dibangun dalam rangka memanfaatkan sumber daya air yang berasal dari aliran Sungai Cimanuk. Pada musim hujan air yang mengalir di Sungai Cimanuk cukup banyak, sebagian besar air sungai terbuang ke Laut Jawa dan seringkali mengakibatkan banjir di area Indramayu dan sekitarnya. Sedangkan pada musim kemarau air permukaan sangat terbatas sehingga tidak mencukupi keperluan irigasi 90.000 ha lahan pertanian. Pada bagian hilir lokasi pembangunan Bendungan Jatigede terdapat Bendung Gerak Rentang yang juga berfungsi sebagai pengatur distribusi air. Namun kapasitas operasinya hanya mampu mengairi 30.000 ha lahan pertanian. Selain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi, pembangunan Waduk Jatigede juga bertujuan sebagai sumber pembangkit listrik tenaga air (PLTA) 110 MW, sumber air baku dengan rencana produksi 3.500 liter/detik dan sebagai daerah pariwisata.

1.4 Ruang Lingkup Proyek Jatigede Kegiatan proyek pembangunan bendungan ini meliputi civil work dan hydromechanical work. Civil work meliputi 10 pekerjaan utama, antara lain: 1. Preparatory and General Works 2. Diversion Tunnel 3. Grouting Gallery 4. Access Gallery 5. Coffer Dam Embankment 6. Main Dam 7. Spillway 8. Irrigation Outlet 9. Service Road 10. First Stage of Headrace and Gate Shaft Sedangkan hyrdro-mechanical work meliputi 5 pekerjaan utama, antara lain: 1. Preparatory and General Work 2. Diversion Gates Laporan Kerja Praktik Pembangunan Fisik Bendungan Jati Gede | I-3

Universitas Pendidikan Indonesia

3. Spillway Gates 4. Irrigation Outlet 5. Power Gates Area lokasi proyek melingkupi Dam Area, Disposal Area, Building Facilities Area, Borrow Area dan Quarry Area. Dam area adalah area untuk pembangunan tubuh bendungan dan bangunan kelengkapannya. Disposal area adalah area pembuangan material galian. Building facilities area adalah area untuk bangunan-bangunan pendukung seperti kantor, mess, mesjid, batching plant, sement plant dan lain-lain. Borrow area adalah area lokasi sebagai sumber bahan material tanah dan Quarry Area adalah area lokasi sebagai sumber bahan material batuan.

Gambar 1.2 Area Proyek Bendungan Jatigede 1.5 Ruang Lingkup Kerja Praktik Pembangunan Waduk Jatigede terdiri dari beberapa bangunan pokok seperti terowongan pengelak (diversion tunnel), bangunan pelimpah (splilway), terwongan inspeksi (grouting gallery, bendungan utama (main dam), bendungan pengelak (primary cofferdam), dan lain sebagainya. Adapun pekerjaan yang kami tinjau adalah pekerjaan terowongan pembangkit listrik (Power Waterway) dan bangunan pelimpah (Spillway). Selama praktik industri berlangsung, penulis melaksanakan kegiatan yang berupa : 1. Kunjungan ke lokasi proyek yang didampingi konsultan pengawas dan inspector lapangan Laporan Kerja Praktik Pembangunan Fisik Bendungan Jati Gede | I-4

Universitas Pendidikan Indonesia

2. Mendokumentasikan proses pelaksanaan proyek pada saat kunjungan ke lapangan 3. Studi pustaka dari literature 4. Studi dan kajian data-data proyek yang meliputi pembacaan gambar construction drawing dan detail drawing serta mendiskusikannya dengan tenaga ahli yang ada di konsultan. 5. Bertanya langsung kepada tenaga ahli di konsultan 6. Pengumpulan data-data yang dibutuhkan dalam laporan 7. Penyusunan laporan penulisan

1.6 Data Teknis Bendungan Jatigede Data teknis bendungan merupakan data-data perencanaan dalam membuat desain bendungan. 1.6.1 Data Hidrologi: Luas DAS Volume aliran air tahunan 1.6.2 Data Waduk: Muka air banjir maksimum Muka air operasi maksimum (FSL) Muka air operasi minimum (MOL) Luas permukaan waduk (El. +262) Volume total (gross) (El. +260) Volume efektif (antara El. +221 dan El. +260) 1.6.3 Data Bendungan: Tipe Elevasi mercu bendungan Panjang bendungan Lebar mercu bendungan Tinggi bendungan maksimum Volume timbunan : Urugan batu, inti tegak : El. +265 : 1715 m : 12 m : 110 m : 6,7 x 106 m3 : El. +262 : El. +260 : El. +230 : 41,22 km2 : 980 x 106 m3 : 877 x 106 m3 : 1462 km2 : 2,5 x 109 m3

Laporan Kerja Praktik Pembangunan Fisik Bendungan Jati Gede

| I-5

Universitas Pendidikan Indonesia

1.6.4

Data Bangunan Pelimpah (Spillway) Lokasi Tipe Lebar puncak Dimensi radial gates QPMF : Di tubuh bendungan : Tipe chute dengan 4 pintu radial : 52 m (4 x 13,0 m), El. +247 : 4 bh (W=13,0 m ; H=14,5 m) : 11000 m3/detik

1.6.5

Data Intake Irigasi: Lokasi Elevasi lantai depan Tipe bangunan Dimensi conduit : Di bawah spillway : El. +221 : conduit, beton bertulang : b = 3,9m; h = 4,1m;L = 400m

1.6.6

Data Terowongan Pengelak (Diversion Tunnel) Lokasi Elevasi inlet Tipe Debit rencana (Q100) Dimensi terowongan : Di bawah spillway : El. +164 : circular, beton bertulang : 3200 m3/detik : D = 10m; L = 546m

1.6.7

Data PLTA: Lokasi Lantai inlet Terowongan penyalur air Tinggi terjun Tipe turbin Kapasitas terpasang Produksi rata-rata : Sebelah kanan bendungan utama : El. +221 : D = 4,5m; L = 3095m : 170m : Francis : 2 x 55 MW = 110 MW : 690 GWH/tahun

Laporan Kerja Praktik Pembangunan Fisik Bendungan Jati Gede

| I-6