BAB I
-
Upload
meuthia-ns -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
Transcript of BAB I
5/10/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfd7579f9d 1/6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kemajuan ekonomi di suatu bangsa dapat meningkatkan berbagai
teknologi dan fasilitas kesehatan yang menyebabkan meningkatnya angka
harapan hidup manusia. Indikator keberhasilan pembangunan salah satunya
adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan
demikian semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan
jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun. United
State Bureau of Census 1993 memperkirakan bahwa populasi usia lanjut di
Indonesia diproyeksikan antara tahun 1990-2023 akan naik 414%, ini
merupakan suatu angka tertinggi di seluruh dunia dan pada tahun 2020
Indonesia akan merupakan urutan keempat yang jumlah usia lanjut paling
banyak sesudah Cina,India dan Amerika Serikat. (Dinkes Sul-sel, 2010)
Kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA)
mencatat bahwa pada tahun 2006 jumlah lansia di Indonesia mencapai 19 juta
orang (8,90%) dan usia harapan hidup 66,2 tahun, pada tahun 2010 penduduk
lansia sebesar kurang lebih 23,9 juta (9,77 %) dan usia harapan hidup
meningkat sekitar 67,4 tahun, dan diperkirakan sepuluh tahun kemudian atau
pada 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau
11,34 % dengan usia harapan hidup mencapai sekitar 71,1 tahun. (Hamid,
2011)
5/10/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfd7579f9d 2/6
Meningkatnya populasi usia lanjut tentunya berdampak pada berbagai
aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena
dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin
menurun, baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Menurut U.S
Senate Committee on Aging 1991, tiga puluh juta lansia yang hidup dalam
komunitas 14,5% mengalami kesulitan beraktivitas sehari-hari seperti, mandi,
makan dan bergerak. Selain itu gangguan kesehatan mental pun terganggu,
gangguan mental yang sering dijumpai pada lansia yaitu insomnia, stres,
depresi, anxietas, dimensia, dan delirium. Diperkirakan 15% sampai 20%
orang berusia di atas 65 tahun mengalami gejala serius akibat gangguan
mental atau psikiatri. (Suzanne, 2001)
Proses menua manusia mengalami perubahan menuju ketergantungan
fisik dan mental. Keluhan yang menyertai proses menua menjadi tanda
adanya penyakit, biasanya disertai dengan perasaan cemas, depresi atau
mengingkari penyakitnya. Penelitian yang telah dilakukan oleh Eric J. Lenze,
MD, asisten profesor psikiatri di University of Pittsburgh School of Medicine,
menunjukkan bahwa gangguan kecemasan lebih umum pada orang tua,
kecemasan menunjukkan 7% terjadi pada usia lanjut. Selain itu Sebuah
penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Psychiatry (Beekman
dikutip dalam Warner, 2006) menemukan bahwa 10% orang dewasa yang
berusia 55-85 tahun memiliki kecemasan. Para peneliti mengatakan bahwa
kecemasan itu normal untuk lansia karena mereka cenderung mencemaskan
hal-hal seperti, penyakitnya, apalagi dengan lansia yang memiliki penyakit
5/10/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfd7579f9d 3/6
dengan stadium terminal, hal ini menyebabkan lansia mengalami kecemasan
terhadap kematiaan. Keadaan demikian cenderung berpotensi menimbulkan
masalah kesehatan secara umum pada lansia khususnya masalah kejiwaan.
(Warner, 2006)
Sebagian besar orang dari segala usia pernah mengalami masalah
kurang tidur, seperti: sulit untuk tidur, cepat terbangun dari tidur dan tidak
bisa tidur kembali, tidur dengan tidak nyaman atau gelisah. Gangguan tidur
dikenal dengan istilah insomnia, semakin bertambah usia, semakin besar
kemungkinan seseorang pernah mengalami insomnia, terutama pada lanjut
usia (diatas 65 tahun). Kebanyakan orang dewasa mengalami insomnia atau
sulit tidur pada satu waktu dalam kehidupan mereka. Diperkirakan 30% -50%
dari populasi umum menderita insomnia, dan 10% diataranya menderita
insomnia kronis. Sementara penyebab dan kondisi yang dapat memicu salah
satunya adalah kondisi psikologis seperti: gangguan kecemasan, stres,
schizophrenia, dan depresi. Gangguan tidur demikian membuat seseorang
tidak memiliki kualitas dan kuantitas (jumlah waktu) tidur yang baik
sehingga kebutuhan istirahatnya tidak mencukupi. Insomnia dapat berdampak
pada menurunnya totalitas / kualitas diri seseorang dalam beraktivitas dan
berfungsi (fisik, emosional, dan intelektual) dalam hidup sehari-hari.
Sehingga dapat memicu munculnya masalah kesehatan lainnya. (Nabili,
2009)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Texas (Taylor et al.,2004)
dan di Surakarta (Wahyu, 2009) menunjukkan bahwa terdapat hubungan
5/10/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfd7579f9d 4/6
antara kecemasan pada lansia dengan kejadian insomnia. Disamping itu hasil
studi pendahuluan peneliti menemukan bahwa sebagian besar lansia yang
tinggal di panti tersebut cenderung memiliki masalah gangguan
tidur/insomnia , menurut para lansia, hal ini disebabkan adanya rasa cemas
yang sering mereka alami.
Keberadaan lansia seringkali dipersepsikan negatif, dianggap sebagai
beban keluarga dan masyakat sekitarnya. Lanjut usia cendrung dipandang
masyarakat tidak lebih dari sekelompok orang yang sakit-sakitan dan tidak
berguna. Persepsi ini muncul karena memandang lanjut usia hanya dari kasus
lanjut usia yang sangat ketergantungan dan sakit-sakitan. Oleh karena itu
segelintir orang mengganggap panti jompo sebagai solusi untuk tempat
tinggal para lansia. Akan tetapi di satu sisi, kaum lansia memperoleh
kebahagiaan karena berada di lingkungan yang senasib dengan mereka.
(Maryam et al., 2008).
Hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan di Panti Sosial Tresna
Werdha Mappakasunggu Kota Parepare, jumlah lansia sebanyak 42 orang, 19
orang diantaranya laki-laki dan 23 orang perempuan. Mereka mengatakan
pernah mengalami kesulitan tidur, meskipun tingkat kesulitan tidur berbeda
pada masing-masing individu, mereka juga mengeluhkan sulit untuk masuk
tidur, sulit menahan tidur, tidur tidak tenang, dan sering terbangun lebih awal.
Selain itu pemilihan Panti Sosial Tresna Werdha Mappakasunggu Kota
Parepare dikarenakan jarangnya peneliti memilih panti ini sebagai tempat
penelitian.
5/10/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfd7579f9d 5/6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti merumuskan
permasalahan “Adakah Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan
Kejadian Insomnia pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Mappakasunggu Kota Parepare?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara
tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Mappakasunggu Kota Parepare .
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui tingkat kecemasan pada lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Mappakasunggu Kota Parepare
b) Mengetahui gangguan insomnia pada lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Mappakasunggu Kota Parepare.
c) Mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia
pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Mappakasunggu Kota
Parepare.
5/10/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfd7579f9d 6/6
D. Manfaat Penelitian
Dengan diketahuinya hubungan antara tingkat kecemasan dengan
kejadian insomnia pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Mappakasunggu
Kota Parepare, diharapkan dapat berguna bagi:
1. Bagi Profesi Keperawatan
a) Menambah khasanah pengetahuan tentang tingkat kecemasan dengan
kejadian insomnia pada lansia.
b) Memberikan sumbangan pemikiran mengenai gangguan kecemasan
yang terjadi pada usia lanjut.
c) Sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan profesionalisme
dan mutu pelayanan keperawatan, khususnya perawatan gerontik.
2. Bagi Panti Werda
a) Memberikan informasi tentang masalah kecemasan dan insomnia
pada lansia.
b) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kesadaran dan
kemampuan lansia dalam memelihara kesehatan diri sendiri
c) Sebagai bahan pertimbangan kepada petugas kesehatan maupun
petugas panti untuk meningkatkan pembinaan dan pelayanan
kesehatan lansia.