BAB I
-
Upload
yantee-cahaya -
Category
Documents
-
view
248 -
download
1
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya. Secara klinis terdapat 2 macam diabetes, DM tipe 1 yaitu Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM) dan DM tipe 2 yaitu Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). DM tipe
1 adalah kekurangan insulin pankreas akibat destruksi autoimun sel B pankreas, berhubungan
dengan HLA tertentu pada suatu kromosom 6 dan beberapa autoimunitas serologik dan cell
mediated, DM yang berhubungan dengan malnutrisi dan berbagai penyebab lain yang
menyebabkan kerusakan primer sel beta sehingga membutuhkan insulin dari luar untuk
bertahan hidup. Infeksi virus pada atau dekat sebelum onset juga disebut-sebut berhubungan
dengan pathogenesis diabetes. Diabetes tipe 2 tidak mempunyai hubungan dengan HLA, virus
atau auto imunitas. Terjadi akibat resistensi insulin pada jaringan perifer yang diikuti produksi
insulin sel beta pankreas yang cukup. DM tipe 2 sering memerlukan insulin tetapi tidak
bergantung kepada insulin seumur hidup. Diagnosis DM didasarkan atas pemeriksaan kadar gula
darah. Ada perbedaan antara uji diagnostik DM dengan pemeriksaan penyaring. Uji diagnostik
DM dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala dan tanda DM, sedangkan pemeriksaan
penyaring bertujuan untuk mereka yang tidak bergejala, yang mempunyai risiko DM.
Pemeriksaan penyaring dikerjakan pada kelompok dengan salah satu risiko DM sebagai berikut:
1.) Usia . 45 tahun, 2.) Berat badan lebih: BBR >110% BB idaman atau IMT > 23 kg/m2, 3.)
Hipertensi >140/90 mmHg, 4.) Riwayat DM dalam garis keturunan, 5.) Riwayat abortus berulang,
melahirkan bayi cacat atau BB lahir bayi >4000 gram; 6.) Kolesterol HDL < 35 mg/dl dan atau
trigliserid > 250 mg/dl. Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas
berupa poliuria, polidipsi, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya. Keluhan lain yang mungkin dapat dikemukakan pasien adalah lemah, kesemutan,
gatal, mata kabur dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada pasien wanita. Jika
keluhan khas, pemeriksaan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan
diagnosis DM. Untuk kelompok tanpa keluhan khas DM, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah
yang baru satu kali saja abnormal belum cukup kuat untuk menegakkan diagnosis DM.
Diperlukan pemastian lebih lanjut dengan mendapat sekali lagi angka abnormal, baik kadar
glukosa darah puasa > 126 mg/dl atau glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl pada hari lain atau
dari hasil tes toleransi glukosa oral (TTGO) didapatkan kadar glukosa darah pasca pembebanan >
200 mg/dl.
Terapi Modalitas diartikan sebagai suatu metode atau tehnik terapi dengan
menggunakan pendekatan secara spesifik yang didasarkan pada bangunan teori. Terapi
modalitas terdiri dari terapi kognitif, terapi seni, terapi kerja, terapi kelompok dan terapi
lingkungan, dan terapi kognitif perilaku (CBT-Cognitive Behavioral Therapy). Untuk itu
kelompok mengambil jurnal yang membahas tentang terapi kognitif perilaku (CBT-
Cognitive Behavioral Therapy) dengan judul “Cognitive Behavioral Therapy Reduces
Suicidal Ideation In Schizophrenia : Result From a Randomized Controlled Trial”.
B. Rumusan Masalah
Apakah kegunaan menganalisis jurnal faktor-faktor risisko pasien diabetes
mellitus?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor risiko pasien diabetes melitus
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya kualitas dan aplikabilitas dari jurnal “faktor-faktor risiko
pasien diabetes melitus”.
b. Diketahuinya analisis metodologi penelitian dari jurnal “ faktor-faktor
risiko pasien diabetes mellitus”.
c. Untuk membandingkan teori dan praktek dilapangan terkait jurnal “faktor-
faktor risiko pasien diabetes melitus”.
d. Untuk membahas atau mengetahui tekhnik sampling : inklusi dan eksklusi.
e. Untuk mengetahui hasil dari jurnal peneltian termasuk metode analisis
yang digunakan dari jurnal “ faktor-faktor risiko pasien diabetes mellitus”.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
CA (Critical Appraissal) digunakan untuk mengkaji kualitas,” Applicability”, dan
pentingnya suatu bukti penelitian yang dapat diterapkan pada klien atau pasien. CA adalah
suatu proses secara teliti dan sistematis menganalisa kebenaran dan keaslian suatu
penelitian, nilai-nilai dan konteks-konteks penelitian yang relevan. CA Terapi adalah suatu
proses secara teliti dan sistematis menganalisa kebenaran dan keaslian suatu penelitian yang
berkaitan dengan suatu intervensi atau terapi serta nilai-nilai dan konteks-konteks penelitian
yang relevan.
B. Teori
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Secara klinis terdapat 2 macam diabetes, DM tipe 1 yaitu Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) dan DM tipe 2 yaitu Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM). DM tipe 1 adalah kekurangan insulin pankreas akibat destruksi autoimun sel B
pankreas, berhubungan dengan HLA tertentu pada suatu kromosom 6 dan beberapa
autoimunitas serologik dan cell mediated, DM yang berhubungan dengan malnutrisi dan
berbagai penyebab lain yang menyebabkan kerusakan primer sel beta sehingga
membutuhkan insulin dari luar untuk bertahan hidup. Infeksi virus pada atau dekat sebelum
onset juga disebut-sebut berhubungan dengan pathogenesis diabetes. Diabetes tipe 2 tidak
mempunyai hubungan dengan HLA, virus atau auto imunitas. Terjadi akibat resistensi insulin
pada jaringan perifer yang diikuti produksi insulin sel beta pankreas yang cukup. DM tipe 2
sering memerlukan insulin tetapi tidak bergantung kepada insulin seumur hidup.
Adapun etiologi dari diabetes adalah sebagai berikut :
Diabetes tipe I:
a. Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th
Prevalensi DM pada lanjut usia cenderung meningkat, hal ini dikarenakan DM pada
lanjut usia bersifat muktifaktorial yang dipengaruhi faktor intrinsik dan ekstrinsik.1 Umur
ternyata merupakan salah satu faktor yang bersifat mandiri dalam pengaruhnya terhadap
perubahan toleransi tubuh terhadap glukosa. Umumnya pasien diabetes dewasa 90%
termasuk diabetes tipe 2. Dari jumlah tersebut dikatakan 50% adalah pasien berumur > 60
tahun. Untuk menentukan diabetes usia lanjut baru timbul pada saat tua, pendekatan selalu
dimulai dari anamnesis, yaitu tidak adanya gejala klasik seperti poliuri, polidipsi atau
polifagi. Demikian pula gejala komplikasi seperti neuropati, retinopati dan sebagainya,
umumnya bias dengan perubahan fisik karena proses menua, oleh karena itu memerlukan
konfirasi pemeriksaan fisik, kalau perlu pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan fisik,
pasien diabetes yang timbul pada usia lanjut kebanyakan tidak ditemukan adanya kelainan-
kelainan yang sehubungan dengan diabetes seperti misalnya kaki diabetik, serta tumbuhnya
jamur pada tempat-tempat tertentu. Kriteria diagnosis DM dapat mengacu pada
rekomendasi ADA (American Diabetes Association) yang tidak menunjukkan adanya
pertimbangan spesifik umur. Diagnosis DM dibuat setelah dua kali pemeriksaan gula darah
puasa > 126 mg/dl (dengan sebelumnya puasa paling sedikit 8 jam). Pasien perlu dipastikan
tidak dalam kondisi infeksi aktif atau sakit akut dalam pemeriksaan ini. Atau gula darah acak
> 200 mg/dl dengan gejala-gejala diabetes. Pengukuran hemoglobin terglikosilasi (HbA1c )
tidak direkomendasikan sebagai alat diagnostik, tetapi dipakai secara luas untuk memantau
efektifitas pengobatan.
b. Obesitas
c. Riwayat keluargad. stress
BAB III
JURNAL PENELITIAN
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Analisis
1. Judul penelitian
Judul penelitian merupakan pencerminan dari tujuan penelitian. Oleh karena tujuan penelitian itu dirumuskan dari masalah penelitian, atau dengan kata lain, tujuan penelitian merupakanjawaban sementara dari pertanyaan-pertanyaan penelitian, maka judul penelitian itu mencerminkan masalah penelitian.
Secara umum, syarat judul yang baik adalah sebagai berikut :
a. Menarik minat peneliti
b. Mampu dilaksanakan oleh peneliti
c. Mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti
d. Tersedia cukup data
e. Hindari duplikasi dengan judul lain
f. Berisi variabel yang akan diteliti
g. Berupa kalimat pernyataan.
h. Jelas, singkat dan tepat
Judul dari jurnal ini adalah Faktor-faktor risiko pasien diabetes mellitus.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan rangkaian berfikir deduktif berdasarkan identifikasi
masalah yang telah dikumpulkan dari berbagai data empiris serta landasan teori yang
berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti sehingga akhirnya dapat disimpulkan
menjadi sebuah pusat masalah. Dalam menuliskan rumusan masalah hendaknya memiliki
konsekuensi terhadap relevansi maksud dan tujuan dari penelitian, kegunaan penelitian,
metode penelitian. Penulisan rumusan masalah dapat berupa pernyataan masalah atau
juga dapat berupa pertanyaan masalah. Pernyataan masalah pada umumnya adalah hasil
identifikasi masalah yang ada berupa asumsi dasar dan nilai yang ada dalam penelitian
“faktor-faktor apa sajakah yang dapat menimbulkan terjadinya diabetes melitus?”
3. Tujuan
Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah mana, atau data(informasi) apa yang akan dicari melalui penelitian ituTujuan Umum :
Diketahuinya faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kejaian diabetes melitus
Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hubungan antara faktor umur dengan kejadian diabetes
mellitus
b. Diketahuinya hubungan antara riwayat keluaraga dengan diabetes mellitus
dengan kejadian diabetes mellitus
c. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan tentang diabetes mellitus
dengan kejadian diabetes mellitus
d. Diketahuinya hubungan antara pola makan dengan kejadian diabetes
mellitus
e. Diketahuinya hubungan antara tipe kepribadian dengan kejadian diabetes
melitus
4. Jenis Penelitian
Jenis penelitian menjelaskan penelitian yang diusulkan tersebut ke dalam jenis
atau metode yag mana tentang penelitian yang diusulkan tersebut.Jenis penelitian dari
jurnal penelitian ini adalah jenis penelitian analitik observasional adalah penelitian yang
dilakukan dengan mengobservasi faktor-faktor risisko yang ingin diteliti kemudian
dianalisis hubungan dari faktor-faktor tersebut kaitannya dengan suatu variabel.
5. Desain Penelitian
Desain yang penelitian yan digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian kasus control yaitu penelitian analitik observasional untuk mempelajari
hubungan antara penyakit DM dengan beberapa faktor risiko. Metode penelitian yang
digunakan oleh peneliti dalam jurnal penelitian ini sudah tepat, sebab tujuan dari
penelitian ini hanya untuk mengetahui hubungan beebrapa faktor (umur, riwayat
keluarga, pengetahuan tentang DM, pola makan, dan tipe kepribadian) terhadap kejadian
DM.
6. Sample
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini. dari hasil perhitungan diperoleh hasil bahwa jumlah sampel minimal yang diperoleh berdasarkan perhitungan adalah 79 orang untuk kelompok kasus dan 75 orang untuk kelompok control.
7. Tehnik Sampling
Teknik sampling tekning dalam pengambilan sampel sehingga sampel tersebut
sedapat mungkin mewakili populasinya.
Dalam jurnal penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling purposive
sampling yaitu suatu teknik pengambilan sample dengan menyesuaikan criteria tertentu
(inclusion criteria) berdasarkan tujuan penelitian, dari hasil perhitungan diperoleh hasil
bahwa jumlah sampel minimal yang diperoleh berdasarkan perhitungan adalah 79 orang
untuk kelompok kasus dan 75 orang untuk kelompok control.
8. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampe.
Dalam penelitian ini kriteria inklusinya adalah :
1. Klien dengan diabetes mellitus
2. Berusia 21-79 tahun
3. Bersedia menjadi responden
4. Pasien bisa baca tulis
5. Pasien kelolaan
9. Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel.
Keriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :a. Menolak menjadi responden.
b. Pasien tidak bisa baca tulis
10. Hipotesis
Hiptesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian patokan uga,
atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Dalam penelitian ini hipotesis yang tepat adalah :
f. Adanya hubungan antara faktor umur dengan kejadian diabetes mellitus
g. Adanya hubungan antara riwayat keluaraga dengan diabetes mellitus
dengan kejadian diabetes mellitus
h. Adanya hubungan antara pengetahuan tentang diabetes mellitus dengan
kejadian diabetes mellitus
i. Adanya hubungan antara pola makan dengan kejadian diabetes mellitus
j. Adanya hubungan antara tipe kepribadian dengan kejadian diabetes
melitus
11. Analisis Data
Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan
mengubah data menjadi informasi. Dalam statistic, informasi yang diperoleh
dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis.
Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus di tempuh,
diantaranya:
1. Editing
Yang dimaksud dengan editing adalah mengkaji dan melihat data yang telah
terkumpul apakah sudah baik dan sudah dapat dipersiapkan untuk proses berikutnya.
Dalam hal ini adalah data terkumpul dan selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap
angket apakah ada penulisan yang kurang jelas sehingga dapat mengganggu dalam
pengolahan data, bila ada penulisan yang kurang jelas maka perlu dilakukan
konfirmasi pada responden.
2. Coding
Yang dimaksud dengan coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden,
dan memberikan code pada masing-masing jawaban
3. Data entry
Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master
table atau database computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau
dengan dengan membuat table kontingensi.
4. Melakukan teknik analisis
Analisis data terhadap data penelitian dilakukan dengan menggunakan ilmu statistic
terapan yang sesuai.
Dalam penelitian ini analisa data menggunakan uji korelasi spearman rho
untuk melihat hubungan antar variabel.
12. Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data.Dalam jurnal
penelitian ini peneliti menggunakan instrument kuesioner untuk mengukur usia, riwayat
keluarga dan pola makan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sudah tepat.
2. Analisa Hasil Penelitian
1. Analisis terhadap variabel usia, gambaran kisaran usia pada kelompok kasus adalah 54,95
tahun, sedangkan pada kelompok kasus adalah 45,35 tahun, dengan demikian sebagian
besar subjek penelitian sebagaian besar berada pada usia lebih dari 45 tahun dilihat dari
presentasinya bahwa pada kelompok kasus sebesar 88,61% dan kelompok control
54,67%, secara statistic dengan menggunakan rumus spearman’s rho terdapat hubungan
yang bermakna antara umur dengan kejadian DM (p = 0,000), adapun perhitungannya
odds rationya adalah sebagai berikut :
OR = AD = 70.34 = 6,45
BC 41.9
Sehingga probabilitas kejadian DM usia <45 tahun berbanding usia >45tahun adalah 1:6
Dari perhitungan population attributable risk (PAR) diperoleh hasil bahwa 84% kasus
DM dapat dicegah dengan memperhatikan faktor risiko umur.
2. analisis terhadap riwayat keluarga, secara statistic dengan menggunakan rumus
spearman’s rho terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga menderita DM
dengan kejadian DM (p = 0,001), adapun perhitungannya odds rationya adalah sebagai
berikut:
OR = AD = 31.64 = 1984 = 3,7
BC 11.48 528
Sehingga probabilitas kejadian DM pada orang yang tidak memiliki riwayat keluarga DM
berbanding dengan yang memiliki riwayat DM adalah 1 : 4, dan perhitungan population
attributable risk (PAR) diperoleh nilai sebesar 0,73 yang artinya sebesar 73% dapat
dicegah dengan memperhatikan faktor risiko adanya riwayat keluarga menderita DM
3. Analisis terhadap pengetahuan, secara statistic dengan menggunakan rumus spearman’s
rho diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan
kejadian DM (p = 0,000), adapun perhitungan odds rationya adalah sebagai berikut :
OR = AD = 4.51 = 204 = 0,13
BC 24.75 1800
Jadi probabilitas terjadinya DM pada orang dengan pengetahuan yang baik terhadap DM
dengan pengetahuan yang kurang adalah 0:1, sedangkan dari nilai population attributable
risk diperoleh hasil -6,7 yang berarti bahwa pengetahuan hanyalah sebagai faktor
protektif, didalam penelitian ini telah dijelaskan bahwa bias yang terjadi pada variabel ini
cukup tinggi sebab, pasien yang sudah mengalami DM biasanya akan jauh lebih paham
tentang penyakit DM karena mereka sudah mengalaminya sendiri.
4. Analisis terhadap pola makan
OR = AD = 68.11 = 748 = 1,06
BC 64.11 704
Jadi probabilitas untuk kejadian DM pada orang dengan pola makan tidak sehat
berbanding dengan pola makan sehat adalah sama 1:1, sehingga diketahui bahwa tidak
terdapat hubungan yang bermakna secara statistic antara pola makan dengan kejadian
DM (0,896).sedangkan diperoleh dari nilai population attributable risk (PAR) hasilnya
adalah 0,06 yang berarti sekitar 6% kasus DM dapat dicegah dengan menghilangkan
faktor risiko adanya pola makan yang sehat.
5. Analisis terhadap pola kepribadian, berdasarkan perhitungan secara statistic dengan
menggunakan spearman rho diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara pola kepribadian dengan kejadian DM (p=0,479), dari perhitungan odds ratio
diperoleh hasil sebagai berikut :
OR = AD = 32.74 = 2368 = 50,4
BC 47.1 47
Dapat disimpulkan bahwa probabilitas terjadinya DM pada orang dengan tipe
kepribadian A/B dan B dan A adalah 1:50, dari perhitungan PAR nya diperoleh hasil
0,98, yang berarti sekitar 98% kasus DM dapat dicegah dengan menghilangkan faktor
risisko adanya pola kepribadian tipe A.
Analisa PICO
P : Masyarakat yang menderita DM yang dirawat di RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sebesar 154 pasien yang
dirawat di rumah sakit umum daerah Arifin Achmad Provinsi Riau, dengan
kelompok kasus sebanyak 79 orang dan kelompok control sebanyak 74 orang.
I : Pada setiap sampel dari penelitian ini tidak dilakukan intervensi tertentu pada
kasus dan control karena penelitian ini merupakan penelitian analitik
observasional dimana hanya ingin mengetahui hubungan antara penyakit DM
dengan beberapa faktor risisko.
C : Membandingkan kekerapan paparan faktor risiko umur, riwayat keluarga,
pengetahuan, pola makan, dan pola kepribadian pada kelompok kasus dan
kelompok control.
O : hasil yang diperoleh dari penelitian pada jurnal adalah ada hubungan yeng
bermakna antara umur dengan kejadian DM,dengan nilai probabilitas lebih kurang
1:6 dengan asumsi kasus DM dapat dicegah sebesar 84% dengan memperhatikan
faktor umur.ada hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga menderita DM
dengan kejadian DM, dengan nilai probabilitas untuk terjadinya DM pada orang
dengan tidak ada riwayat keluarga menderita DM dan ada riwayat keluarga adalah
1:4, dengan asumsi 73% kasus DM dapat dicegah dengan memperhatikan faktor
risiko adanya riwayat keluarga menderita DM. adanya hubungan yang bermakana
antara pengetahuan tentang DM dengan kejadian DM, asumsi probabilitasnya
adalah terjadinya DM pada orang dengan pengetahuan DM baik dengan
pengetahuan kurang baik adalah 1:0, dengan nilai PAR -6,7(pengetahuan sebagai
faktor protektif). Tidak ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan
kejadian DM, dengan asumsi probabilitas adalah untuk kejadian DM pada orang
dengan pola makan sehat dan dengan orang pola makan tidak sehat adalah 1:1,
dan 6% kasus dapat dicegah dengan memperhatikan pola makan yang sehat.
Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pola kepribadian dengan kejadian
DM, asumsi probabilitas kejadian DM pada orang dengan tipe kepribadian A/b
dan B dan A adalah 1:50, 98% kejadian DM dapat dicegah dengan menghilangkan
faktor risiko adanya pola kepribadian tipe A
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari analisa yang telah dilakukan oleh kelompok maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Bahwa jurnal tentang judul ini “faktor-faktor risisko pasien diabetes melitus”. sudah
berkualitas.
2. Faktor-faktor risiko yang telah dikemukakan pada jurnal “faktor-faktor risiko pasien
diabetes mellitus” dapat digunakan untuk mencegah timbulnya kejadian diabetes
mellitus di Indonesia.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih memahami tentang analisis jurnal dengan
Critical Apraissal (CA), terutama tentang Critical Apraissal (CA) etiology .
2. Bagi Perawat
Diharapkan perawat terus mampu meningkatkan pengetahuannya melalui
jurnal dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan menerapkan hasil dari
jurnal-jurnal terbaru yang telah dianalisis dengan critical Apraissal (CA).
3. Bagi Dunia Keperawatan
Diharapkan jurnal ini dapat terus ditingkatkan kekurangannya sehingga
dapat menambah pengetahuan yang lebih baik bagi dunia keperawatan, serta dapat
diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi
DAFTAR PUSTAKA
Arjatmo,T. 2002. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
Gulo,W. 2010. Metodelogi Penelitian. Grasindo. Jakarta
Ikram, A. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga. FKUI. Jakarta
Smeltzer, Dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih
bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih. EGC. jakarta