BAB I
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai negara kepulauan (Archipelagic
State) dengan jumlah pulau " 17.504 dan panjang garis pantai " 80.290 km serta 2/3 luas
wilayah terdiri dari laut.Dengan luas wilayah yang besar ini membuat permasalahan yang
dihadapi oleh negara kita ini begitu besar,tidak terkecuali dalam bidang HAK ASASI
MANUSIA(HAM) dan SISTEM HUKUM yang menjasi tolok ukur keberhasilan
pencapaian tujuan nasional secara menyeluruh.Pengaruh-pengaruh lingkungan secara
global,regional dan nasional akan memberikan dampak terhadap berbagai aspek pola
kehidupan di Indonesia bahkan di dunia terutama yang berkaitan dengan strategi
pengembangan masyrakat yang menjunjung tinggi HAM dan sadar hukum.
Hak asasi manusia merujuk pada hak yang dimiliki oleh semua insan. Konsep hak
asasi manusia adalah berdasarkan memiliki suatu bentuk yang sama sebagaimana yang
dimiliki oleh semua insan manusia. Yang tidak dipengaruhi oleh asal,ras,dan warga
Negara. Oleh karena itusecara umum hak asasi manusia dapat diartikan sebagai hak-hak
yang telah dimiliki seseorang sejak ia lahir dan merupakan pemberian tuhan. Ruang
lingkup hak asasi manusia itu sendiri adalah :
1) Hak untuk hidup
2) Hak untuk memperoleh pendidikan
3) Hak untuk hidup bersama – sama seperti orang lain
4) Hak untuk mendapat perlakuan yang sama
5) Hak untuk mendapat pekerjaan
Dari segi perundangan HAM diartikan sebagai seperangkat hak yang melekat
pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk tuhan yang maha Esa, dan
merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
Negara hukum. Pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
1
harkat dan martabat manusia. Dalam konteks nasional, tak dapat dipungkiri bahwa isi
dari adat istiadat dan budaya yang ada di Indonesia juga mengandung pengakuan hak
dasar dari seorang manuisa, apabila dilihat dari konteks ini maka sebenarnya bangsa
Indonesia sudah memiliki pola dasar dalam pengakuannya terdapat HAM. Dasar-dasar
HAM di Indonesia terletak pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30
ayat 1, pasal 31 ayat 1 UUD 1945. Dilihat dari segi moral, HAM merupakan suatu
tanggapan moral yang didukung oleh anggota masyarakat. Sehubungan dengan segi
ini anggota masyarakat akan mengalami wujud hak tertentu yang harus dimiliki oleh
setiap individu, yang di anggap sebagai sebagian dari sifat manusia, walaupun
mungkin tidak tercantum dalam undang-undang, jadi masyarakat pun mengakui secara
moral dan eksestensi hak asasi yang dimiliki oleh setiap manusia.
B. Permasalahan dan Identifikasi Masalah
Adapun permasalahan umumnya adalah sebagai berikut :
“ Bagaimanakah Pelaksanaan Dan Perkembangan HAM di Negara Indonesia “
1) Sejarah perkembangan gerakan HAM di internasioanal dan Indonesia.
2) Apa yang dimaksud denagn Deklarasi Universal HAM
3) Bagaimanakah unsur-unsur dan rumusan tentang Deklarasi Universal dan HAM
4) Bagaimanakah bentuk produk perundang-undangan tentang HAM di Indonesia
5) Apakah yang dimaksud dengan Negara hukum menurut undang-undang 1945
6) Bagaimanakah prinsip hukum Indonesia secara formal dan material
7) Bagaimanakah kesadaran masyarakat Indonesia tentang hukum.
C. Tujuan Diskusi Kelompok
Adapun yang menjadi tujuan dasar diskusi kelompok ini adalah untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan pemahaman mengenai materi diskusi kelompok khususnya
pada kelompok yang membahas BAB VI tentang HAM dan Negara Hukum dan
memberikan solusi pemecahan masalah yang ada di materi ini.
2
D. Metode Diskusi Kelompok
Untuk mempertimbangkan supaya di dalam diskusi kelompok ini berjalan dengan
baik dalam arti untuk menghidupkan suasana diskusi agar pemateri dan audiensi tidak
pasif maka dalam hal ini kami mengambil metode:
-Bentuk pembelajaran dengan cara Tanya jawab.
Dengan metode Tanya jawab ini kami merasa sangat efektif dimana kami semua
bisa aktif dalam berdiskusi ada yang bertanya dan ada pula yang menjawab
pertanyaan. Metode Tanya jawab di maksudkan untuk menanyakan sejauh mana kita
mengetahui dan memahami materi yang kita bahas serta mengetahui tingkat-tingkat
proses pemikiran kita masing-masing.
3
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN GERAKAN HAM DAN HUMANISASI PERANG
A. Sejarah Perkembangan Gerakan HAM
Dewasa ini hak asasi manusia (HAM) telah menglobal di samping paham
demokrasi dan lingkungan hidup, bahkan menjadi bahan untuk menekan suatu bangsa.
Indonesia sebagai Negara yang ikut dalam deklarasi HAM melalui amandemen UUD
1945,yaitu yang terdiri atas 10 pasal dan 26 ayat.
Sebelum amandemenpun, masalah hak dan kewajiban WNI telah diwadahi, pasal
26 (1,2,3), 27 (2,3), 28, 30 (1); sedangkan kewajiban tertera pada pasal 27 (1) dan 30
(1). Namun perkembangan global terhadap isu HAM memperkuat Indonesia untuk
mengamanatkan deklarasi universal HAM dan UUD 1945 yang telah di
amandemenkan.
Berangkat dari sifat kedaulatan Negara yaitu memaksa, monopoli kekuatan;
sering terjadi penyalahgunaan wewenang oleh penguasa Negara. Untuk itulah gagasan
menegakkan HAM, yang sama tuanya dengan peradaban manusia, bertujuan
menghilangkan perlakuan tidak manusiawi atas perbedaan suku, ras, peradaban, dan
sebagainya. Ide penegakkan HAM di mulai di inggris pada saat raja john of enggland
tahun 1215, para kesatria memaksa raja inggris untuk menanda tangani perjanjian
magna charta.
Magna charta berisi pembatasan hak-hak raja pada kaumaristokrat yang
menguasai wilayah dan berhak atas hasil pertanian dan menyerahkan sebagian kepada
raja (upeti); tetapi rakyat, petani, tukang, dan sebagainya tetap di jadikan sebagai
obyek penindasan. Upaya penegakan HAM di eropa ditandai dengan perjanjian
perdamaian Westphalia tahun 1648 model ini lebih bersifat multidimensional.
4
B. Humanisasi Perang
1. Asal-Usul Hukum Humaniter
Pelanggaran HAM tidak terlepas dari perang fisik (bersenjata). Awal
kesengsaraan manusia disebabkan oleh perbudakan, penjualan manusia, penyiksaan,
perkosaan, dan penghapus etnis (genocide). Peperangan menjadi semakin kejam,
terutama masa abad pertengahan (transisi menuju masyarakat beradab) sehingga
timbul upaya untuk menjinakan peperangan .
Pada jaman pencerahan renainsance di eropa melahairkan intelektual baru yang
mengubah peradaban ke modern. Mereka juga mendobrak dogma-dogma agama
Kristen (katolik). Pada waktu itu, aristocrat menyewa tentara bayaran untuk menjaga
wibawa sekaligus mendukung petualangannya, akibatnya penindasan tetap ada bahkan
berskala besar.
Sejak 1949 (setelah perang dunia II) Konvensi jenewa membahas secara rinci
masalah hukum perang baik didarat maupun dilaut; hasilnya terkenal dengan nama
Hukum Humaniter (Humanitarian Law of War).
2. Kejahatan perang
Perang Dunia I (PD I) diyakini, dipicu oleh terbunuhnya putra mahkota
kekaisaran Austria-hongaria oleh seorang Serbia. Austria-Hongaria dibantu rusia dan
jerman memerangi Serbia yang di bantu inggris, perancis, menyusul amerika serikat.
Dalam perang itu, pasukan jerman membunuhi tentara lawan dan penduduk sipil.
Pasca PD I, diadakan perjanjian perdamaian yang ditanda tangani oleh jerman, inggris
dan Negara sekutu lainnya. Dalam perjanjian itu ada satu pasal tentang pengadilan
khusus (special tribunal) untuk mengadili kaisar Wilhelm II dari jerman karena
tentaranya melakukan tindakan tidak bermoral.
5
Yang perlu dicermati, sejak perjanjian Versailles (1919) membawa hikmah seperti
berikut ini.
Perbuatan individu melanggar hukum dan kebiasaan perang dinyatakan sebagai
tindakan pidana kejahatan perang berdasarkan perjanjian internasional.
Individu anggota tentara jerman dapat diwajibkan member pertanggungjawaban
di depan pengadilan khusus.
PD II memakan korban 60 juta umat manusia (35% jumlah penduduk dunia saat
itu) dan kebanyakan korban meninggal karena senjata, dari konvensional sampai
nuklir. Korban tidak hanya militer tetapi juga warga sipil. Namun, sesuai dengan
hukum humaniter (konvensi jenewa) yang di adili hanya sebagian orang /tentara,
berdasarkan tuduhan yang di sepakati:
Kejahatan terhadap perdamaian, termasuk merencanakan dan menyiapkan
perang,
Kejahatan perang , yaitu tindak kekerasan yang menyebabkan penindasan dan
lain-lain,
Kejahatan terhadap kemanusiaan, yaitu pembunuhan, perbudakan,, tindakan tidak
berprikemanusiaan terhadap penduduk sipil, sebelum dan selama perang.
Proses peradilan militer ini membawa dampak positif bagi hukum internasional,
yaitu bahwa individu dapat dikenai hukum atas kejahatannya. Individu dapat dijadikan
subjek dan objek hukum, padahal perjanjian Westphalia (1648) masih
mempertahankan sebagai hukum antar Negara. Dampak lainnya ialah resolusi PBB,
11 desember 1945 yang menyetujui asas hukum yang di pakai dalam dua peradilan
mileter tersebut sebagai konsep HAM. Komisi Hukum Internasional PBB, yang
memberikan kontribusi tercapainya universal declaration of human ringht, 10
desember 1948.
C. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DU HAM)
1. Unsur Dasar DU HAM
6
Usai PD I muncul gerakan persamaan derajat manusia yang berlanjut ke gerakan
kebangsaan dan ingin membentuk bangsa yang merdeka dan memiliki negara. Dalam
upaya menentukan nasib sendiri, vladimir I Lenin, ingin menciptakan negara baru bagi
rakyat terjajah dan menata kembli negara yang ada, sesuai dengan kehendak dan
aspirasi rakyat. Woodrow, lebih moderat dan masih menghormati imperium penjajah.
Pasca PD I. Presiden Amerika mengusulkan batas wilayah baru dan memberikan
kesempatan kepada rakyat untuk memilih kedolatannya sendiri. Dua kedualatan besar
itu ialah Austria-Hungaria dan Turki (Otoman). Rakyat terjajah di kenakan sistem
mandat, yang sebenarnya adalah bentuk Neokolonialisme.
Dekade 40-an dunia seolah di bagi dua, yaitu blok barat (Sekutu) dan Blok
sosialis berhadapan dengan Blok poros (Acec) Jerman, Italia, dan Jepang.
Negara sekutu khawatir, hukum alam akan kembali sehingga muncul gagasan
memberi perlindungan pada kebebasan individu. Franklin D. Roosevelt
mengemukakan empat hak utama, yaitu kebebasan berbicara, kebebasan menyembah
tuhan, kebebasan dari kemiskinan, dan kebebasan dari rasa takut. Keempat kebebasan
ini di tuangakan dalam atlantic Charter, yang disepakati oleh tiga negarawan yaitu
josep stalin franlin D Roosevelt, dan Winston Churchill (1941).
Gagasan HAM didasarkan atas sejarah amerika serikat yang tidak mengenal
kelas, dan di prancis dengan revolusi borjuis. Revolusi prancis diilhami oleh revolusi
amerika, berubah menjadi revolusi rakyat menentang monarki absolut, gagasan ini
dikenal Gloriun Revolution.
Menurut Abdul hakim nusantara (1994) HAM Universal didirikan atas empat tonggak:
1 Hak-hak pribadi antara lain hak persaamaan hidup, kebebasan, dan keamanan,
2 Hak-hak milik individu dalam kelompok sosial,
3 Kebebasan-kebebasan sipil dan hak-hak politik untuk ikut serta dalam
pemerintahan,
4 Hak-hak yang berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.
7
Menanggapi deklarasi universal HAM, muncul dua kelompok; yaitu kelompok
universaldan kelompok komunitarian/partikularistik, sehingga terdapat perbedaan
presepsi. Dalam sidang PBB 1946-1948 perbedaan tersebut tercermin jelas.
HAM universal absolut, yang menentang HAM sebagai nilai seperti yang
dideklarasikanoleh PBB, bahwa HAM menghargai masalah sosial, budaya yang
melekat pada setiap bangsa dan negara.
HAM Universal relatif, yang memandang secara universal dengan beberapa
pengecualian demi satu alasan, misalnya karena membahayakan negara.
HAM komunitarian absolut, yang memandang HAM Sebagai persoalan masing-
masing bangsa tanpa memberikan alasan yang kuat.
2. Rumusan DU HAM
Dalam mukadimah daklarasi universal tentang HAM yang telah disetujui dan
diumumkan oleh Resolusi majelis umum PBB nomor 217 A (III) pada tanggal 10
desember 1948, terdapat pertimbangan-pertimbangan.
1 Menimbanag bahwa penggakuan atas martabat yang melekat dan hak-hak yang
sama dan tidak terasingkan dari semua anggota keluarga kemanusiaan, keadilan
dan perdamaian di dunia.
2 Menimbang bahwa mengabaikan dan memendang rendah pada HAM telah
mengakibatkan perbuatan bengis yang menimbulkan rasa kemarahan dan bahwa
pembentukan suatu dunia yang akan membuat manusia mengecap kenikmatan
bebas berbicara, bebas beragama serta bebas rasa takut dan bebas dari kekurangan
telah dinyatakan sebagai aspirasi tertinggi dari rakyat jelata.
3 Menimbang bahwa hak-hak manusia perlu dilindunggi oleh peraturan hukum
supaya orang tidak akan terpaksa memilih pembrontakan sebagai usaha yang
terakhir guna menentang kezaliman dan penjajahan.
4 Menimbang bahwa persahabatan antara negara-negara perlu dianjurkan.
8
5 Menimbang bahwa bangsa-bangsa dari anggota PBB dalam piagam telah
menyatakan hak dasar manusia, martabat serta penghargaan manusia dan hak
yang sama bagi laki-laki dan perempuan dan telah memutuskan akan
meningkatkan kemajuan sosial dan tingkat penghidupan yang lebih baik dalam
kemerdekaan yang lebih luas.
6 Menimbang bahwa negara-negara anggota telah berjanji akan mencapai perbaikan
penghargaan umum terhadap pelaksanaan hak-hak manusia dan kebebasan asas
dalamkerja sama PBB.
7 Menimbang bahwa pengertian umum terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasanini
adalah penting sekali untuk pelaksanaan janji ini secara benar.
8
9
BAB III
HAM DI INDONESIA
Sesuai dengan amanat UUD 1945, Indonesia telah membuat UU Nomor 39/1999
tentang HAM. Di dalamnya memuat hak dasar manusia, kewajiban dasar manusia,
kewajiban dan hak dasar pemerintah, hak dan kewajiban masyarakat, peradilan bagi
pelanggar HAM, serta pembentukan Komisi Nasional HAM. Komisi ini bertujuan
antara lain mengembangkan kondisi bagi pelaksanaan HAM serta meningkatkan
perlindungan dan penegakan HAM guna perkembangan pribadi manusia. UU ini
memuat pasal-pasal HAM : hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan
keturunan, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan pribadi, hak atas rasa
aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerintahan, hak wanita, hak
anak.
A. Hak Asasi Manusia di Negara Hukum
HAM dan negara hukum tidak dapat dipisahakan, karena hukum mengatur
keadilan dan ketertiban. Proses berubahnya absolutisme menuju negara hukum
berkembang dengan adanya gerakan reformasi /renaisance. Manusia di berikan
kebebasan menentukan jalannya sendiri. Yang menegaskan seperti di bawah ini.
Semua manusia itu lahir dan tetap bebas dan sama dalam hukum. Perbedaan
sosial hanya didasarkan pada kegunaan umum
Tujuan negara melindungi hak-hak alami dan tidak dapat di cabut. Hak alami
meliputi hak kebebasan, hak milik, hak keamanan, hak perlindungan.
10
Dari tinjauan di atas HAM dilandasi oleh tekad yang di benarkan, seperti di bawah
ini.
1 HAM berasal atau bersumber dari tuhan, sering disebut hukum alam yang
memiliki atau memberikan kepada semua orang perindividu tanpa
memperbedakan status orang per orang.
2 Hak asasi, mengarah/mengutamakan lebih dahulu kepuasan batin semua pihak
yang dapat memberikan kontribusi positif dan aktif pada kepuasan lahiriah.
3 Penjabaran/aplikasi HAM berkembang terus seirama dengan perkembangan
pikir budaya, cita-cita manusia dan iptek.
4 Manusia tidak bisa kehilangan hak asasinya kalau tidak ia akan tidak lagi
secara kodrati menjadi manusia.
5 HAM selalu melekat pada setiap orang untuk sepanjang hidupnya tanpa dapat
diambil atau dicabut, kecuali ada pelanggaran atas aturan hukum yang
berlaku,lewat keputusan hakiki yang adil dan benar.
6 Keberadaan negara, antara lain untuk menghormati dan memperkenalkan
HAM sesuai dengan kesepakatan bersama demi pengembangan martabat
manusia.
7 Kesadaran memiliki dan melaksanakan HAM harus dikaitkan pula dengan
kewajiban asasi dan tanggung jawab asasi.
B. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Konsep HAM yang berlaku untuk semua manusia yang bersifat universal sesuai
dengan pancasila, yang pada pidato kenegaraan, Agustus 1990 ditandaskan bahwa
HAM sesuai dengan sila ke 2 ; kemanusian yang adil dan beradab, sila 4; kerakyatan
yang mencerminkan HAM, sila 5; keadilan social, mencerminkan dimensi ekonomi
dan HAM. Semua berakar dari tuhan yang maha esa.
C. Fasilitas DU HAM Dalam UUD 1945
11
Fasilitasi DU HAM dalam UUD 1945 terdiri dari pasal 28 A, 28 B ayat 1 dan 2,
28 C ayat 1 dan 2, 28 D ayat 1, 2, 3, dan 4, 28 E ayat 1,2 dan 3, 28 F, 28 G ayat 1dan
2, 28 H ayat 1,2,3 dan 4, 28 I ayat 1,2,3,4 dan 5, dan 29 J ayat 1.
D. Produk Perundang-Undangan Tentang HAM di Indonesia
Beberapa produk hokum Indonesia yang berhubungan dengan HAM antara lain.
Tap MPR-RI Nomor XVIII/1998 tentang HAM
Keputusan presiden RI Nomor 50 tahun 1993 tentang Komosi Nasional Hak
Asasi Manusia
Undang-Undang RI Nomor 5 tahun 1998 tentang pengesahan Konvensi
Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukum lain yang kejam, tidak
manusiawi atau merendahkan martabat manusia
Undang-undang RI Nomor 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan
pendapat di muka umum
Undang-undang RI Nomor 21 tahun 1999 tentang konvensi ILO Mengenai
diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan
Undang-undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Undang-undang RI Nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM
Undang-undang RI Nomor 13 tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan korban
Undang-undang RI Nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana
perdagangan orang
Peraturan pemerintah penganti undang-undang Nomor 1 tahun 1999 tentang
pengadilan Hak Asasi Manusia
Peraturan pemerintah penganti Nomor 1 tahun 2002 tentang pemberantasan
tindakan pidana terorisme
Keputusan presiden RI Nomor 181 tahun 1998 tentang komisi nasional anti
kekerasan terhadap perempuan
Keputusan presiden Nomor 40 tahun 2004 tentang rencana Aksi Nasional HAM
2004-2009.
12
BAB IV
NEGARA HUKUM
A. Pengertian Hukum Menurut UUD 1945
Penjelasan umum nomor IV Alinea II UUD 1945 berisi pandangan bangsa
Indonesia tentang hukum : maka telah cukup jikalau UUD hanya memuat aturan-
aturan pokok, hanya memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada Pemerintah
Pusat dan lain-lain penyelengaraan Negara untuk menyelengarakan kehidupan
Negara dan kesejahteraan social. Jadi hokum adalah alat menyelenggarakan
ketertiban dan kesejahteraan, hal ini dipertegas dalam penjelasan pasal 28, 29 ayat
1 dan 34 UUD 1945, yaitu pasal-pasal, baik yang hanya mengenai warga Negara
maupun yang mengenai seluruh hasyarat bangsa Indonesia untuk membangun
Negara yang bersifat demokratis dan hendak menyelenggarakan keadilan social dan
perikemanusiaan.
Jika kata pasal, diganti dengan kata hokum, maka hukum adalah
- Hasrat bangsa Indonesia untuk membentuk Negara yang demokratis.
- Pedoman untuk mewujudkan perikemanusiaan.
- Pedoman untuk mewujudkan keadilan social.
Jadi, Hukum ialah alat untuk menegakkan tata tertib dan untuk mendapatkan
kesejahteraan social, yang bersifat demokratis, adil, dan berperikemanusiaan.
B. Prinsip Hukum Indonesia Secara Formal dan Material
13
Prinsip hokum yang dimuat dalam UUD 1945
1). Penjelasan umum, nomor III UUD 1945 yang merupakan unsur pokok Negara
Hukum Indonesia, yaitu UUD menciptakan pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam “Pembukuan” dalam pasal-pasalnya. Pokok-pkok pikiran
tersebut meliputi suasana kebatinan dari UUD Negara Indonesia. Pokok-pokok
pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum (Reshtsidee) yang menguasai hukum
dasar Negara, baikhukum yan tertulis (UUD), maupun yang tidak tertulis.
2). Penjelasan UUD 1945 tetang system Pemerintaha Negara, butir I, yaitu
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka (Machtsstaat).
3). Penjelasan UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan, yaitu Pemerintahan
berdasarkan atas system konstitusi (Hukum Dasar), tidak bersifat absulutisme
(kekuasaan yang tidak terbatas).
4). Pasal 27 ayat 1 UUD 1945, yaitu Segala warga Negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan Pemerintahan dengan tidak ada
kecualinya.
5). Penjelasan pasal 24 dan 24 UUD 1945, yaitu Kekuasaan kehakiman ialah
kekuasaan yang merdeka artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah.
C. Penegakan Hukum di Indonesia
Dari penjelan tersebut , dapt disimpulkan bahwa Indonesia adala Negara
hukum yang demokratis, sehingga perlu di kembangkan sinegri bangsa untuk
mencapai masyarakat adil dan makmur bedasarkan Pancasila, seperti terdapat
pada tujuan Nasional. Yang dilaksanakan berdasarkan seperti dibawah ini.
1. Bahwa Hukum kita dibentuk sehingga ada pembentukan hukum.
2. Bahwa hukum itu diterapkan sehingga ada pelayanan hukum.
3. Bahwa hukum itu ditegakkan karena menghadapi hambatan dalam
14
4. Bahwa hukum itu dikembangkan sesuai dengan perkembangan masyarakat
dan ilmu, pengetahuan, tekhnologi, dan seni.
D. Kesadaran Masyarakat Hukum
Indonesian adalah Negara nasional (bukan kesukuan) yang mengatasi
segala paham golongan dan paham perseoranga, dalam kesatuan hukum yang
mengabadi pada kepentingan nasional. Kondisi ini terlihat pada kesatuan social
budaya.
1). Masyarakat Indonesia adalah satu dalam keanekaragaman suku agama, dan
kepercayaan yang dari padanya dituntut mewujudkan kemajuan masyarakat
yang merata dan seimbang, sesuai dengan kemajuan bangsa.
2). Ada satu kebudayaan nasional yang tumbuh dan berakar dalam puncak-
puncak kebudayaan daerah.
3). Ada kesatuan bahasa, lambing Negara, dan sostem pendidikan.
Sedang dilihat dari kesatuan ekonomi dan keadilan social :
1). Kekayaan Indonesia adalah milik bersama seluruh bangsa dan digunakan
untuk kemakmuran rakyat.
2). Pembangunan nasional dalam bidang ekonomi seluruh wilayah Indonesia
sehingga perlu pemerataan dan seirama dengan keunggulan/kreatif
local/daerah.
3). Kemajuan ekonomi sektoral daerah dapat dimanfaatkan daerah lain secara
timbale balik.
Pancasila adalan dasar Negara, untuk mengembangkan nilai-nilai
Pancasila diperlukan kesadaran hukum. Untuk menetapkan pertumbuhan
Demokrasi Pancasila dalam menampung aspirasi rakyat, membuka hubungan
timbale balik antara rakyat dengan lembaga perwakilan rakyat dan dengan
pemerintah.
15
Perwujudan nilai-nilai Pancasiladalam hidup bersama
1). Bermasyarakat
Tiadanya penjajahan ataupun eksploitasi antar manusia,
berprikemanusiaan, dan berkepribadian.
2). Berbangsa
Ke-Bhineka Tunggal Ika-an, Kemajuan adab, budaya, persatuan, serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
3). Bernegara
Bedasarkan kedaulatan rakyat, berdasarka atas hukum, Negara persatuan
yang mengatasi segala kepentingan golongan dan perseotangan, serta
berdasarkan musyawarah.
16
BAB V
KEADILAN DALAM HUKUM INDONESIA dan ETIKA KEHIDUPAN
BERBANGSA
A. Keadilan Dalam Hukum Indonesia
1.Kedudukan Hukum Pada Pemerintah Dan Masyarakat
Pancasila dalam NKRI mempunyai kedudukan sebagai yuridis,konstitusi,ideologi
negara yang harus mampu memberikan orientasi,wawasan,asas,pedoman normatif dalam
seluruh bidang kehidupan.
Lima sila pada pancasila menjadi landasan moral bagi seluruh warga negara
dalam tata hidupnya dan bagi negara dalam tatanegaranya. Sistem hukum dan konstitusi
sosial telah ambruk maka diperbaiki dengan dengan prinsip moral,yaitu alat ukur untuk
menilai baik atau buruk.
Pada hakikatnya hukum disusun untuk untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat keseluruhan yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
Tiga macam keadilan menurut Aristoteles dalam hubungan antar manusia di masyarakat:
1). Keadilan Distributif (Distributive Justice) terwujud jika hal yang sama diperlakukan
sama.Konkritnya adalah sikap adil negara terhadap seluruh warga negara atau negara
wajib memenuhi keadilah terhadap warganya.
2). Keadilan Legal (Legal Justice) Jika setiap anggota masyarakat melaksanakan
fungsinya dengan benar sesuai dengan kemampuannya.Konkritnya ketaatan warga negara
terhadap negaranya sesuai dengan hukum yang berlaku.
17
3). Keadilan Komunikatif (Communicative Justice) Berlangsung antara sesama warga
masyarakat dalam saling memenuhi keadilan sesuai dengan haknya masing-masing.
1.Keadilan Berdasarkan Pancasila
Analisis makna keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ceramah Bung
Karno 1960,keadilan sosial ialah suatu masyarakat,atau sifat masyarakat yang adil dan
makmur,berbahagia buat semua orang, tanpa penghinaan,tanpa penindasan,tanpa
penghisapan.Tidak ada exploitation de I’homme par I’homme(pemerasan,penghisapan
tenaga oleh manusia terhadap manusia yang lainnya).
Tatanan masyarakat yang berkeadilan terdpat dua kondisi dasar.
1). Masyarakat yang berkeadilan merujuk pada tata hidup untuk memenuhi kebutuhan
hidup,dalam bidang kejiwaan,rohani,mental,spiritual.
2). Masyarakat yang berkemakmuran merujuk pada tata hidup yang memenuhi kebutuhan
fisik material.
Keadilan berdasarkan pancasila,yaitu sistem hukum yang dikembangkan
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dengan mewujudkan keadilan,menjaga dinamika
kehidupan bangsa,dan menjamin proses realisasi diri bagi warga negara Indonesia.
3. Permasalahn Dalam Penegakkan Keadilan
Permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, diantaranya kependudukan,
kemiskinan, kesenjangan sosial, ketergantungan, kelestarian lingkungan hidup.Tantangan
pembangunan Indonesia seperti:
1). Kependudukan tidak hanya sebatas mengurangi jumlah penduduk,tetapi cara
menyediakan sarana dan prasarana hidup yang dibutuhkan.
2). Budaya yang didukung oleh sikap konsumtif dan kurang dinamisnya masyarakat,baik
dalam bentuk ide yang tidak realistis,mistis,dan lemahnya kesadaran etis dan etos kerja.
18
3). Kesenjangan yang meliputi tingkat kehidupan baik pribadi,ekonomi maupun
kesempatan berkembang disebabkan kurangnya wujud keadilan sosial,khususnya
distributif dan legal.
4).Ketergantungan menyangkut seluruh kegiatan budaya yang harusnya
mandiri,bebas;namun pengaruh dunia barat dan iptek membuat masyarakat di negara
ketiga semakin semakin tergantung.
5). Kelestarian lingkungan,ada kearifan tradisional ”harmonis dengan alam”,namun sikap
individualisme materialisme membuat munculnya sikap serakah.
B.Etika Kehidupan Berbangsa
Etika kehidupan berbangsa merupakan rumusan yang bersumber dari ajaran
agama,dan nilai budaya bangsa yang tercermin dalam pancasila.Etika ini disusun untuk
membantu memberikan penyadaran tentang penting tegaknya etika dan moral dalam
kehidupan berbangsa.Etika berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan,
sportivitas, disiplin, etos kerja, kemandirian,sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab,
menjaga kehikmatan, serta martabat diri sebagai warga negara.
1). Etika Sosial Budaya
Bertolak dari rasa kemanusiaan yang dalam dan menampilkn sikap jujur,saling
peduli,memahami,menghargai,mencintai,saling menolong diantara sesama. Untuk itu
perlu ditumbuhkembangkan budaya malu; berbuat kesalahan, budaya keteladanan. Untuk
itu diperlukan penghayatan dan pengamalan agama yang benar,kemampuan
adaptasi,ketahanan dan kreativitas budaya masyarakat.
2). Etika Politik dan Pemerintahan
Bertujuan mewujudkan pemerintahan yang bersih,efisien,dan efektif serta
menumbuhkan suasana politik yang demokratis,yang bercirikan keterbukaan, rasa
tanggung jawab,tanggap akan aspirasi rakyat,menghargai perbedaan, jujur dalam
persaingan.ketersediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar,serta menjunjung
tinggi HAM dan keseimbangan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa.
19
3). Etika Ekonomi dan Bisnis
Bertujuan melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan
jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daa tahan ekonomi
dan kemampuan saing,dan memberdayakan ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil
melalui kebijakan yang berkesinambungan.
Etika ini mencegah terjadinya praktik monopoli,oligopoli,korupsi,kolusidan
nepotisme,diskriminasi yang berdampak negatif pada efisiensi,persaingan sehat dan
keadilan serta menghindari perilaku menghalalkan segala cara dalam memperoleh
keuntungan.
4). Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan
Bertujuan menumbuhkan kesadaran bahwa tertib sosial,ketenangan,dan
keteraturan hidup bersama, hanya dapay diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum
dan seluruh peraturan yang berpihak kepada keadilan.Keseluruhan aturan hukum
menjamin tegaknya supremasi dan kepastian hukum sejalan dengan upaya pemenuhan
rasa keadilan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.
5). Etika Keilmuan dan Lingkungan
Etika keilmuan bertujuan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) agar warga bangsa mampu menjaga harkat dan
martabatnya, berpihak pada kebenaran untuk mencapai kemashalatan dan kemajuan
sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya. Disamping itu, etika ini juga mendorong
tumbuhnya kemampuan menghadapi hambatan, rintangan, dan tantangan dalam
kehidupan,kreatif, dan pantang menyerah.
Sementara itu etika lingkungan menegaskan pentingnya kesadaran melestarikan
dan menghargai lingkungan hidup serta tata ruang secara berkelanjutan dan bertanggung
jawab.
20
BAB VI
PENUTUP
A.Kesimpulan
Setelah mengetahui dan menganalisa tujuan luhur dari Hak Asasi Manusia(HAM)
dan bagaimana cara menjunjung tinggi UUD 1945 dalam negara Indonesia yang
menganut sistem pemerintahan yang berdasarkan negara hukum.Maka daripada itu tujuan
utama penegakan HAM adalah supaya tidak adanya perlakuan yang tidak manusiawi
terhadap perbedaan suku,ras,budaya,dan lain sebagainya.Karena HAM adalah hak dan
kebebasan manusia secara lahiriah dan mendasar melekat dalam diri manusia itu yang
didasari oleh Hak yang bersifat karunia Tuhan Yang Maha Esa dan Hak yang terkait
dengan kelangsungan eksistensi manusia serta Hak yang bersifat universal.
Abdul hakim Nusantara(1994) menyatakan empat tonggak HAM universal
didirikan, yang mencakup hak pribadi antara lain persamaan hidup,kebebasan keamanan
dan hak milik individu dalam kelompok sosial serta kebebasan sipil dan hak-hak politik
untuk ikut serta dalam pemerintahan dan hak yang berkenaan dengan masalah ekonomi
dan sosial.Setiap kata hak ini identik dengan kata kewajiban.
Sesuai dengan amanat UUD 1945,Indonesia telah membuat UU NOMOR
39/1999 tentang HAM yang didalamnya memuat hak dasar manusia,kewajiban dan hak
dasar pemerintah,hak dan kewajiban masyarakat,peradilan bagi pelanggar HAM,serta
pembentukan Komisi Nasional HAM.
HAM dan negara hukum tidak dapat dipisahkan karena manusia itu lahir dan tetap
bebas dan sama didalam hukum.Negara wajib melindungi setiap warganya dari berbagai
ancaman apapun yang bertujuan untuk mengganggu kesejahteraan rakyatnya.
21
Seiring dengan semakin gencarnya roda reformasi di Indonesia maka HAM
dewasa ini sangat erat hubungannya dengan proses hukum,karena negara kita merupakan
negara yang berbasis hukum dan setiap warga negara diperlakukan sama dihadapan
hukum,terutama dibidang hukum dan perundang-undangan,pelanggaran HAM,yang
selama ini tidak kita ketahui telah banyak dibuka dan diperiksa atas pelanggarannya oleh
menteri yang menanganinya.
Hukum adalah alat untuk menyelenggarakan ketertiban dan kesejahteraan sosial
yang dipertegas dalam penjelasan pasal 28,29,ayat 1 dan 34 UUD 1945.Hukum di
Indonesia memiliki prinsip Formal dan Material yang menjelaskan bahwa pancsila
sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia dan negara Indonesia yang
berdasarkan atas hukum serta pemerintah berdasarkan konstitusi yang memiliki pola hak
dan kewajiban dengan kekuasaan kehakiman yang mandiri.
Sampai dengan saat ini penegakkan hukum di Indonesia tercermin dalam aspirasi
rakyat atau amanat rakyat dalam lembaga-lembaga perwakilan rakyat dan hasilnya adalah
kedaulatan rakyat.Jika pandangan hidup dimulai dari falsafah bangsa,ideologi
negara,tatacara berdemokrasi/berkelompok,sikap perilaku perorangan;maka kehidupan
nasional akan terjamin dalam kerangka identitas nasionalsehingga akan memunculkan
kepatuhan/disiplin nasional.
Keadilan hukum di Indonesia adalah keadilan yang berdasarkan pada
pancasila,yaitu sistem hukum yang dikembangkan berdasarkan nilai-nilai pancasila
dengan mewujudkan keadilan,menjaga dinamika kehidupan bangsa,dan menjamin proses
realisasi diri warga bangsa indonesia.
Hukum juga tidak bisa dilepaskan dari peran pentingnya etika kehidupan
berbangsa yang merupakan rumusan yang bersumber dari ajaran agama dan nilai budaya
bangsa yang tercermin dalam pancasila.
Etika berbangsa ini mengedepankan kejujuran,amanah,sportivitas,disiplin,etos
kerja,toleransi,kemandirian,rasa malu,tanggung jawab,menjaga kehikmatan,serta
martabat diri sebagai warga bangsa.Yang berpatokan pada beberapa etika seperti etika
sosial budaya,etika politik dan pemerintahan,etika ekonomi dan bisnis,etika penegakan
22
hukum yang berkeadilan,etika keilmuan,dan etika lingkungan.Yang tujuan dari
pelaksanan hal ini adalah terciptanya suatu tatanan masyarakat yang adil dalam
kemakmuran dan makmur dalam keadilan.
B.Saran
Guna mencapai sasaran yang diinginkan yang sesuai dengan cita-cita luhur
bangsa Indonesia yang tertuang dalam rumusan pancasila yang ingin menegakan
masyarakat yang menjunjung tinggi HAM dan tercapainya suatu kondisi hukum yang
adil bagi seluruh rakyat Indonesia maka harus disosialisasikan kepada semua lapisan
masyarakat agar bersama-sama menjaga tatanan hidup bangsa yang bermartabat dan
bermoral serta memiliki karakter terpuji.
Hal-hal yang sangat diperlukan dalam hal ini adalah dengan cara:
1.Membina masyarakat menjadi bangsa yang dewasa,bermutu,dan sadar akan kelestarian eksistensinya secara bertanggung jawab.
2.Membina masyarakat menjadi bangsa yang mandiri dalam semangat kerjasama yang produktif.
3.Meningkatkan kemkmuran dan kesejahteraan masyarakat.
4.Melaksanakan pemerataan dalam masyarakat untuk mengubah kehidupan yang semula feodal menjadi demokratis.
5.Meningkatkan pengelolaan sumber daya lam dam manusia yang ada.
Untuk mendukung tercapainya hal tersebut maka perlu adanya.
1).Penyusunan perundang-undangan yang mencerminkan keadilan yang melibatkan masyarakat melalui perwakilan.
2).Pelaksanan hukum secara objektif dan mandiri,jangan sampai ada ukuran rangakap.
3).Aparat hukum yang berkualitas dalam sikap etis,dan memiliki pengethuan dan pengalaman sehingga dapat berbut adil bagi seluruh warga negara yang ada.
Tidak ada cara yang paling baik untuk kita menegakan HAM dan hukum yang
adil selain dengan cara mengamalkan pancasila dan saling menghormati perbedaan yang
ada dan taat pada peraturan yang telah dibuat demi kemajuan bersama,karena HAM dan
23
hukum adalah supremasi yang berarti tidak ada warga negara kelas 1(satu) dalam
republik ini,yang kecil bersalah hukum ditegakan yang besar bersalah hukum juga
ditegakan.Hal inilah yang pada akhirnya akan menciptakan kondisi dinamis suatu bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Minto Rahayu.
Ermaya, Suradinata. 2001. Geopolitik dan Geostrategi dalam mewujudkan Integritas
Negara Kesatuan Indonesia. Jakarta:Lemhannas.
Lemhannas. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia.
Lemhannas.2000. Jati Diri Bangsa Menghadapi Tantangan Global. Jakarta.
Lemhannas.1999.Wawasan Kebangsaan Menuju Indonesia Baru.Jakarta:Grasindo.
Sugito,HAT.2003.Nasionalisme Indonesia.Jakarta:Depdiknas.
Yusra,Dhoni(ed).2006).Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan.Jakarta:Graha Ilmu.
Internet beserta Sumber-sumber bacaan Lain
24
LAMPIRAN
Pelanggaran HAM Yang Terjadi di Indonesia:
- Pelanggaran HAM :
Adalah segala tindakan yang melanggar hak asasi manusia yang telah dilakukan
anggota TNI ataupun Polri (sebelum terpisah dari ABRI). Pelanggaran umumnya terjadi
pada masa pemerintahan ORBA, saat ABRI (di kemudian hari berubah menjadi TNI dan
Polri) menjadi alat untuk menopang kekuasaan. Pelanggaran HAM oleh TNI mencapai
puncaknya pada akhir masa pemerintahan Orde Baru, di saat perlawanan rakyat semakin
keras.
Contoh foto:Tragedi Semanggi pelanggaran HAM terhadap Mahasiswa
-Pelanggaran Hukum:
PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA, KASUS KORUPSI DAN ANGKA 100
25
Penegakan hukum, bicara soal penegakan hukum di Indonesia, pikiran kita tentu
masih teringat sebuah sindiran yang menjadi “guyonan” umum sehari-hari, bahwa
koruptor kelas kakap yang korupsi milyaran bahkan trilyunan begitu gampangnya
dibebaskan dari dakwaan, masih bisa berkeliaran dengan bebas, rekreasi ke luar negeri,
masih bisa jalan-jalan di tempat hiburan, bahkan ada yang sudah di putus dengan
hukuman penjara pun masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan “enjoynya”.
Padahal mereka jelas-jelas mencuri uang Negara, pengkhianat amanah 200 juta penduduk
Indonesia, tapi kenapa seolah-olah hukum “sangat bersahabat” dan menjadi “kaki
tangan” mereka. Sementara pencuri ayam, pencuri semangka, pencuri jagung bisa terkena
dan terancam hukuman tiga bulan penjara bahkan lima tahun penjara padahal
mencurinya karena untuk mempertahankan hidupnya. (temporaktif.com 2009/12/08;
Prasaja.web.id).nya.
26