BAB I

37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) dengan jumlah pulau " 17.504 dan panjang garis pantai " 80.290 km serta 2/3 luas wilayah terdiri dari laut.Dengan luas wilayah yang besar ini membuat permasalahan yang dihadapi oleh negara kita ini begitu besar,tidak terkecuali dalam bidang HAK ASASI MANUSIA(HAM) dan SISTEM HUKUM yang menjasi tolok ukur keberhasilan pencapaian tujuan nasional secara menyeluruh.Pengaruh- pengaruh lingkungan secara global,regional dan nasional akan memberikan dampak terhadap berbagai aspek pola kehidupan di Indonesia bahkan di dunia terutama yang berkaitan dengan strategi pengembangan masyrakat yang menjunjung tinggi HAM dan sadar hukum. Hak asasi manusia merujuk pada hak yang dimiliki oleh semua insan. Konsep hak asasi manusia adalah berdasarkan memiliki suatu bentuk yang sama sebagaimana yang dimiliki oleh semua insan manusia. Yang tidak dipengaruhi oleh asal,ras,dan warga Negara. Oleh karena itusecara umum hak asasi manusia dapat diartikan sebagai hak-hak yang telah dimiliki seseorang sejak ia lahir dan merupakan pemberian tuhan. Ruang lingkup hak asasi manusia itu sendiri adalah : 1

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai negara kepulauan (Archipelagic

State) dengan jumlah pulau " 17.504 dan panjang garis pantai " 80.290 km serta 2/3 luas

wilayah terdiri dari laut.Dengan luas wilayah yang besar ini membuat permasalahan yang

dihadapi oleh negara kita ini begitu besar,tidak terkecuali dalam bidang HAK ASASI

MANUSIA(HAM) dan SISTEM HUKUM yang menjasi tolok ukur keberhasilan

pencapaian tujuan nasional secara menyeluruh.Pengaruh-pengaruh lingkungan secara

global,regional dan nasional akan memberikan dampak terhadap berbagai aspek pola

kehidupan di Indonesia bahkan di dunia terutama yang berkaitan dengan strategi

pengembangan masyrakat yang menjunjung tinggi HAM dan sadar hukum.

Hak asasi manusia merujuk pada hak yang dimiliki oleh semua insan. Konsep hak

asasi manusia adalah berdasarkan memiliki suatu bentuk yang sama sebagaimana yang

dimiliki oleh semua insan manusia. Yang tidak dipengaruhi oleh asal,ras,dan warga

Negara. Oleh karena itusecara umum hak asasi manusia dapat diartikan sebagai hak-hak

yang telah dimiliki seseorang sejak ia lahir dan merupakan pemberian tuhan. Ruang

lingkup hak asasi manusia itu sendiri adalah :

1) Hak untuk hidup

2) Hak untuk memperoleh pendidikan

3) Hak untuk hidup bersama – sama seperti orang lain

4) Hak untuk mendapat perlakuan yang sama

5) Hak untuk mendapat pekerjaan

Dari segi perundangan HAM diartikan sebagai seperangkat hak yang melekat

pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk tuhan yang maha Esa, dan

merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh

Negara hukum. Pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan

1

Page 2: BAB I

harkat dan martabat manusia. Dalam konteks nasional, tak dapat dipungkiri bahwa isi

dari adat istiadat dan budaya yang ada di Indonesia juga mengandung pengakuan hak

dasar dari seorang manuisa, apabila dilihat dari konteks ini maka sebenarnya bangsa

Indonesia sudah memiliki pola dasar dalam pengakuannya terdapat HAM. Dasar-dasar

HAM di Indonesia terletak pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30

ayat 1, pasal 31 ayat 1 UUD 1945. Dilihat dari segi moral, HAM merupakan suatu

tanggapan moral yang didukung oleh anggota masyarakat. Sehubungan dengan segi

ini anggota masyarakat akan mengalami wujud hak tertentu yang harus dimiliki oleh

setiap individu, yang di anggap sebagai sebagian dari sifat manusia, walaupun

mungkin tidak tercantum dalam undang-undang, jadi masyarakat pun mengakui secara

moral dan eksestensi hak asasi yang dimiliki oleh setiap manusia.

B. Permasalahan dan Identifikasi Masalah

Adapun permasalahan umumnya adalah sebagai berikut :

“ Bagaimanakah Pelaksanaan Dan Perkembangan HAM di Negara Indonesia “

1) Sejarah perkembangan gerakan HAM di internasioanal dan Indonesia.

2) Apa yang dimaksud denagn Deklarasi Universal HAM

3) Bagaimanakah unsur-unsur dan rumusan tentang Deklarasi Universal dan HAM

4) Bagaimanakah bentuk produk perundang-undangan tentang HAM di Indonesia

5) Apakah yang dimaksud dengan Negara hukum menurut undang-undang 1945

6) Bagaimanakah prinsip hukum Indonesia secara formal dan material

7) Bagaimanakah kesadaran masyarakat Indonesia tentang hukum.

C. Tujuan Diskusi Kelompok

Adapun yang menjadi tujuan dasar diskusi kelompok ini adalah untuk mengetahui

sejauh mana kemampuan pemahaman mengenai materi diskusi kelompok khususnya

pada kelompok yang membahas BAB VI tentang HAM dan Negara Hukum dan

memberikan solusi pemecahan masalah yang ada di materi ini.

2

Page 3: BAB I

D. Metode Diskusi Kelompok

Untuk mempertimbangkan supaya di dalam diskusi kelompok ini berjalan dengan

baik dalam arti untuk menghidupkan suasana diskusi agar pemateri dan audiensi tidak

pasif maka dalam hal ini kami mengambil metode:

-Bentuk pembelajaran dengan cara Tanya jawab.

Dengan metode Tanya jawab ini kami merasa sangat efektif dimana kami semua

bisa aktif dalam berdiskusi ada yang bertanya dan ada pula yang menjawab

pertanyaan. Metode Tanya jawab di maksudkan untuk menanyakan sejauh mana kita

mengetahui dan memahami materi yang kita bahas serta mengetahui tingkat-tingkat

proses pemikiran kita masing-masing.

3

Page 4: BAB I

BAB II

SEJARAH PERKEMBANGAN GERAKAN HAM DAN HUMANISASI PERANG

A. Sejarah Perkembangan Gerakan HAM

Dewasa ini hak asasi manusia (HAM) telah menglobal di samping paham

demokrasi dan lingkungan hidup, bahkan menjadi bahan untuk menekan suatu bangsa.

Indonesia sebagai Negara yang ikut dalam deklarasi HAM melalui amandemen UUD

1945,yaitu yang terdiri atas 10 pasal dan 26 ayat.

Sebelum amandemenpun, masalah hak dan kewajiban WNI telah diwadahi, pasal

26 (1,2,3), 27 (2,3), 28, 30 (1); sedangkan kewajiban tertera pada pasal 27 (1) dan 30

(1). Namun perkembangan global terhadap isu HAM memperkuat Indonesia untuk

mengamanatkan deklarasi universal HAM dan UUD 1945 yang telah di

amandemenkan.

Berangkat dari sifat kedaulatan Negara yaitu memaksa, monopoli kekuatan;

sering terjadi penyalahgunaan wewenang oleh penguasa Negara. Untuk itulah gagasan

menegakkan HAM, yang sama tuanya dengan peradaban manusia, bertujuan

menghilangkan perlakuan tidak manusiawi atas perbedaan suku, ras, peradaban, dan

sebagainya. Ide penegakkan HAM di mulai di inggris pada saat raja john of enggland

tahun 1215, para kesatria memaksa raja inggris untuk menanda tangani perjanjian

magna charta.

Magna charta berisi pembatasan hak-hak raja pada kaumaristokrat yang

menguasai wilayah dan berhak atas hasil pertanian dan menyerahkan sebagian kepada

raja (upeti); tetapi rakyat, petani, tukang, dan sebagainya tetap di jadikan sebagai

obyek penindasan. Upaya penegakan HAM di eropa ditandai dengan perjanjian

perdamaian Westphalia tahun 1648 model ini lebih bersifat multidimensional.

4

Page 5: BAB I

B. Humanisasi Perang

1. Asal-Usul Hukum Humaniter

Pelanggaran HAM tidak terlepas dari perang fisik (bersenjata). Awal

kesengsaraan manusia disebabkan oleh perbudakan, penjualan manusia, penyiksaan,

perkosaan, dan penghapus etnis (genocide). Peperangan menjadi semakin kejam,

terutama masa abad pertengahan (transisi menuju masyarakat beradab) sehingga

timbul upaya untuk menjinakan peperangan .

Pada jaman pencerahan renainsance di eropa melahairkan intelektual baru yang

mengubah peradaban ke modern. Mereka juga mendobrak dogma-dogma agama

Kristen (katolik). Pada waktu itu, aristocrat menyewa tentara bayaran untuk menjaga

wibawa sekaligus mendukung petualangannya, akibatnya penindasan tetap ada bahkan

berskala besar.

Sejak 1949 (setelah perang dunia II) Konvensi jenewa membahas secara rinci

masalah hukum perang baik didarat maupun dilaut; hasilnya terkenal dengan nama

Hukum Humaniter (Humanitarian Law of War).

2. Kejahatan perang

Perang Dunia I (PD I) diyakini, dipicu oleh terbunuhnya putra mahkota

kekaisaran Austria-hongaria oleh seorang Serbia. Austria-Hongaria dibantu rusia dan

jerman memerangi Serbia yang di bantu inggris, perancis, menyusul amerika serikat.

Dalam perang itu, pasukan jerman membunuhi tentara lawan dan penduduk sipil.

Pasca PD I, diadakan perjanjian perdamaian yang ditanda tangani oleh jerman, inggris

dan Negara sekutu lainnya. Dalam perjanjian itu ada satu pasal tentang pengadilan

khusus (special tribunal) untuk mengadili kaisar Wilhelm II dari jerman karena

tentaranya melakukan tindakan tidak bermoral.

5

Page 6: BAB I

Yang perlu dicermati, sejak perjanjian Versailles (1919) membawa hikmah seperti

berikut ini.

Perbuatan individu melanggar hukum dan kebiasaan perang dinyatakan sebagai

tindakan pidana kejahatan perang berdasarkan perjanjian internasional.

Individu anggota tentara jerman dapat diwajibkan member pertanggungjawaban

di depan pengadilan khusus.

PD II memakan korban 60 juta umat manusia (35% jumlah penduduk dunia saat

itu) dan kebanyakan korban meninggal karena senjata, dari konvensional sampai

nuklir. Korban tidak hanya militer tetapi juga warga sipil. Namun, sesuai dengan

hukum humaniter (konvensi jenewa) yang di adili hanya sebagian orang /tentara,

berdasarkan tuduhan yang di sepakati:

Kejahatan terhadap perdamaian, termasuk merencanakan dan menyiapkan

perang,

Kejahatan perang , yaitu tindak kekerasan yang menyebabkan penindasan dan

lain-lain,

Kejahatan terhadap kemanusiaan, yaitu pembunuhan, perbudakan,, tindakan tidak

berprikemanusiaan terhadap penduduk sipil, sebelum dan selama perang.

Proses peradilan militer ini membawa dampak positif bagi hukum internasional,

yaitu bahwa individu dapat dikenai hukum atas kejahatannya. Individu dapat dijadikan

subjek dan objek hukum, padahal perjanjian Westphalia (1648) masih

mempertahankan sebagai hukum antar Negara. Dampak lainnya ialah resolusi PBB,

11 desember 1945 yang menyetujui asas hukum yang di pakai dalam dua peradilan

mileter tersebut sebagai konsep HAM. Komisi Hukum Internasional PBB, yang

memberikan kontribusi tercapainya universal declaration of human ringht, 10

desember 1948.

C. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DU HAM)

1. Unsur Dasar DU HAM

6

Page 7: BAB I

Usai PD I muncul gerakan persamaan derajat manusia yang berlanjut ke gerakan

kebangsaan dan ingin membentuk bangsa yang merdeka dan memiliki negara. Dalam

upaya menentukan nasib sendiri, vladimir I Lenin, ingin menciptakan negara baru bagi

rakyat terjajah dan menata kembli negara yang ada, sesuai dengan kehendak dan

aspirasi rakyat. Woodrow, lebih moderat dan masih menghormati imperium penjajah.

Pasca PD I. Presiden Amerika mengusulkan batas wilayah baru dan memberikan

kesempatan kepada rakyat untuk memilih kedolatannya sendiri. Dua kedualatan besar

itu ialah Austria-Hungaria dan Turki (Otoman). Rakyat terjajah di kenakan sistem

mandat, yang sebenarnya adalah bentuk Neokolonialisme.

Dekade 40-an dunia seolah di bagi dua, yaitu blok barat (Sekutu) dan Blok

sosialis berhadapan dengan Blok poros (Acec) Jerman, Italia, dan Jepang.

Negara sekutu khawatir, hukum alam akan kembali sehingga muncul gagasan

memberi perlindungan pada kebebasan individu. Franklin D. Roosevelt

mengemukakan empat hak utama, yaitu kebebasan berbicara, kebebasan menyembah

tuhan, kebebasan dari kemiskinan, dan kebebasan dari rasa takut. Keempat kebebasan

ini di tuangakan dalam atlantic Charter, yang disepakati oleh tiga negarawan yaitu

josep stalin franlin D Roosevelt, dan Winston Churchill (1941).

Gagasan HAM didasarkan atas sejarah amerika serikat yang tidak mengenal

kelas, dan di prancis dengan revolusi borjuis. Revolusi prancis diilhami oleh revolusi

amerika, berubah menjadi revolusi rakyat menentang monarki absolut, gagasan ini

dikenal Gloriun Revolution.

Menurut Abdul hakim nusantara (1994) HAM Universal didirikan atas empat tonggak:

1 Hak-hak pribadi antara lain hak persaamaan hidup, kebebasan, dan keamanan,

2 Hak-hak milik individu dalam kelompok sosial,

3 Kebebasan-kebebasan sipil dan hak-hak politik untuk ikut serta dalam

pemerintahan,

4 Hak-hak yang berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.

7

Page 8: BAB I

Menanggapi deklarasi universal HAM, muncul dua kelompok; yaitu kelompok

universaldan kelompok komunitarian/partikularistik, sehingga terdapat perbedaan

presepsi. Dalam sidang PBB 1946-1948 perbedaan tersebut tercermin jelas.

HAM universal absolut, yang menentang HAM sebagai nilai seperti yang

dideklarasikanoleh PBB, bahwa HAM menghargai masalah sosial, budaya yang

melekat pada setiap bangsa dan negara.

HAM Universal relatif, yang memandang secara universal dengan beberapa

pengecualian demi satu alasan, misalnya karena membahayakan negara.

HAM komunitarian absolut, yang memandang HAM Sebagai persoalan masing-

masing bangsa tanpa memberikan alasan yang kuat.

2. Rumusan DU HAM

Dalam mukadimah daklarasi universal tentang HAM yang telah disetujui dan

diumumkan oleh Resolusi majelis umum PBB nomor 217 A (III) pada tanggal 10

desember 1948, terdapat pertimbangan-pertimbangan.

1 Menimbanag bahwa penggakuan atas martabat yang melekat dan hak-hak yang

sama dan tidak terasingkan dari semua anggota keluarga kemanusiaan, keadilan

dan perdamaian di dunia.

2 Menimbang bahwa mengabaikan dan memendang rendah pada HAM telah

mengakibatkan perbuatan bengis yang menimbulkan rasa kemarahan dan bahwa

pembentukan suatu dunia yang akan membuat manusia mengecap kenikmatan

bebas berbicara, bebas beragama serta bebas rasa takut dan bebas dari kekurangan

telah dinyatakan sebagai aspirasi tertinggi dari rakyat jelata.

3 Menimbang bahwa hak-hak manusia perlu dilindunggi oleh peraturan hukum

supaya orang tidak akan terpaksa memilih pembrontakan sebagai usaha yang

terakhir guna menentang kezaliman dan penjajahan.

4 Menimbang bahwa persahabatan antara negara-negara perlu dianjurkan.

8

Page 9: BAB I

5 Menimbang bahwa bangsa-bangsa dari anggota PBB dalam piagam telah

menyatakan hak dasar manusia, martabat serta penghargaan manusia dan hak

yang sama bagi laki-laki dan perempuan dan telah memutuskan akan

meningkatkan kemajuan sosial dan tingkat penghidupan yang lebih baik dalam

kemerdekaan yang lebih luas.

6 Menimbang bahwa negara-negara anggota telah berjanji akan mencapai perbaikan

penghargaan umum terhadap pelaksanaan hak-hak manusia dan kebebasan asas

dalamkerja sama PBB.

7 Menimbang bahwa pengertian umum terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasanini

adalah penting sekali untuk pelaksanaan janji ini secara benar.

8

9

Page 10: BAB I

BAB III

HAM DI INDONESIA

Sesuai dengan amanat UUD 1945, Indonesia telah membuat UU Nomor 39/1999

tentang HAM. Di dalamnya memuat hak dasar manusia, kewajiban dasar manusia,

kewajiban dan hak dasar pemerintah, hak dan kewajiban masyarakat, peradilan bagi

pelanggar HAM, serta pembentukan Komisi Nasional HAM. Komisi ini bertujuan

antara lain mengembangkan kondisi bagi pelaksanaan HAM serta meningkatkan

perlindungan dan penegakan HAM guna perkembangan pribadi manusia. UU ini

memuat pasal-pasal HAM : hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan

keturunan, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan pribadi, hak atas rasa

aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerintahan, hak wanita, hak

anak.

A. Hak Asasi Manusia di Negara Hukum

HAM dan negara hukum tidak dapat dipisahakan, karena hukum mengatur

keadilan dan ketertiban. Proses berubahnya absolutisme menuju negara hukum

berkembang dengan adanya gerakan reformasi /renaisance. Manusia di berikan

kebebasan menentukan jalannya sendiri. Yang menegaskan seperti di bawah ini.

Semua manusia itu lahir dan tetap bebas dan sama dalam hukum. Perbedaan

sosial hanya didasarkan pada kegunaan umum

Tujuan negara melindungi hak-hak alami dan tidak dapat di cabut. Hak alami

meliputi hak kebebasan, hak milik, hak keamanan, hak perlindungan.

10

Page 11: BAB I

Dari tinjauan di atas HAM dilandasi oleh tekad yang di benarkan, seperti di bawah

ini.

1 HAM berasal atau bersumber dari tuhan, sering disebut hukum alam yang

memiliki atau memberikan kepada semua orang perindividu tanpa

memperbedakan status orang per orang.

2 Hak asasi, mengarah/mengutamakan lebih dahulu kepuasan batin semua pihak

yang dapat memberikan kontribusi positif dan aktif pada kepuasan lahiriah.

3 Penjabaran/aplikasi HAM berkembang terus seirama dengan perkembangan

pikir budaya, cita-cita manusia dan iptek.

4 Manusia tidak bisa kehilangan hak asasinya kalau tidak ia akan tidak lagi

secara kodrati menjadi manusia.

5 HAM selalu melekat pada setiap orang untuk sepanjang hidupnya tanpa dapat

diambil atau dicabut, kecuali ada pelanggaran atas aturan hukum yang

berlaku,lewat keputusan hakiki yang adil dan benar.

6 Keberadaan negara, antara lain untuk menghormati dan memperkenalkan

HAM sesuai dengan kesepakatan bersama demi pengembangan martabat

manusia.

7 Kesadaran memiliki dan melaksanakan HAM harus dikaitkan pula dengan

kewajiban asasi dan tanggung jawab asasi.

B. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

Konsep HAM yang berlaku untuk semua manusia yang bersifat universal sesuai

dengan pancasila, yang pada pidato kenegaraan, Agustus 1990 ditandaskan bahwa

HAM sesuai dengan sila ke 2 ; kemanusian yang adil dan beradab, sila 4; kerakyatan

yang mencerminkan HAM, sila 5; keadilan social, mencerminkan dimensi ekonomi

dan HAM. Semua berakar dari tuhan yang maha esa.

C. Fasilitas DU HAM Dalam UUD 1945

11

Page 12: BAB I

Fasilitasi DU HAM dalam UUD 1945 terdiri dari pasal 28 A, 28 B ayat 1 dan 2,

28 C ayat 1 dan 2, 28 D ayat 1, 2, 3, dan 4, 28 E ayat 1,2 dan 3, 28 F, 28 G ayat 1dan

2, 28 H ayat 1,2,3 dan 4, 28 I ayat 1,2,3,4 dan 5, dan 29 J ayat 1.

D. Produk Perundang-Undangan Tentang HAM di Indonesia

Beberapa produk hokum Indonesia yang berhubungan dengan HAM antara lain.

Tap MPR-RI Nomor XVIII/1998 tentang HAM

Keputusan presiden RI Nomor 50 tahun 1993 tentang Komosi Nasional Hak

Asasi Manusia

Undang-Undang RI Nomor 5 tahun 1998 tentang pengesahan Konvensi

Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukum lain yang kejam, tidak

manusiawi atau merendahkan martabat manusia

Undang-undang RI Nomor 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan

pendapat di muka umum

Undang-undang RI Nomor 21 tahun 1999 tentang konvensi ILO Mengenai

diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan

Undang-undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Undang-undang RI Nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM

Undang-undang RI Nomor 13 tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan korban

Undang-undang RI Nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana

perdagangan orang

Peraturan pemerintah penganti undang-undang Nomor 1 tahun 1999 tentang

pengadilan Hak Asasi Manusia

Peraturan pemerintah penganti Nomor 1 tahun 2002 tentang pemberantasan

tindakan pidana terorisme

Keputusan presiden RI Nomor 181 tahun 1998 tentang komisi nasional anti

kekerasan terhadap perempuan

Keputusan presiden Nomor 40 tahun 2004 tentang rencana Aksi Nasional HAM

2004-2009.

12

Page 13: BAB I

BAB IV

NEGARA HUKUM

A. Pengertian Hukum Menurut UUD 1945

Penjelasan umum nomor IV Alinea II UUD 1945 berisi pandangan bangsa

Indonesia tentang hukum : maka telah cukup jikalau UUD hanya memuat aturan-

aturan pokok, hanya memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada Pemerintah

Pusat dan lain-lain penyelengaraan Negara untuk menyelengarakan kehidupan

Negara dan kesejahteraan social. Jadi hokum adalah alat menyelenggarakan

ketertiban dan kesejahteraan, hal ini dipertegas dalam penjelasan pasal 28, 29 ayat

1 dan 34 UUD 1945, yaitu pasal-pasal, baik yang hanya mengenai warga Negara

maupun yang mengenai seluruh hasyarat bangsa Indonesia untuk membangun

Negara yang bersifat demokratis dan hendak menyelenggarakan keadilan social dan

perikemanusiaan.

Jika kata pasal, diganti dengan kata hokum, maka hukum adalah

- Hasrat bangsa Indonesia untuk membentuk Negara yang demokratis.

- Pedoman untuk mewujudkan perikemanusiaan.

- Pedoman untuk mewujudkan keadilan social.

Jadi, Hukum ialah alat untuk menegakkan tata tertib dan untuk mendapatkan

kesejahteraan social, yang bersifat demokratis, adil, dan berperikemanusiaan.

B. Prinsip Hukum Indonesia Secara Formal dan Material

13

Page 14: BAB I

Prinsip hokum yang dimuat dalam UUD 1945

1). Penjelasan umum, nomor III UUD 1945 yang merupakan unsur pokok Negara

Hukum Indonesia, yaitu UUD menciptakan pokok-pokok pikiran yang

terkandung dalam “Pembukuan” dalam pasal-pasalnya. Pokok-pkok pikiran

tersebut meliputi suasana kebatinan dari UUD Negara Indonesia. Pokok-pokok

pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum (Reshtsidee) yang menguasai hukum

dasar Negara, baikhukum yan tertulis (UUD), maupun yang tidak tertulis.

2). Penjelasan UUD 1945 tetang system Pemerintaha Negara, butir I, yaitu

Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasarkan atas

kekuasaan belaka (Machtsstaat).

3). Penjelasan UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan, yaitu Pemerintahan

berdasarkan atas system konstitusi (Hukum Dasar), tidak bersifat absulutisme

(kekuasaan yang tidak terbatas).

4). Pasal 27 ayat 1 UUD 1945, yaitu Segala warga Negara bersamaan

kedudukannya di dalam hukum dan Pemerintahan dengan tidak ada

kecualinya.

5). Penjelasan pasal 24 dan 24 UUD 1945, yaitu Kekuasaan kehakiman ialah

kekuasaan yang merdeka artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah.

C. Penegakan Hukum di Indonesia

Dari penjelan tersebut , dapt disimpulkan bahwa Indonesia adala Negara

hukum yang demokratis, sehingga perlu di kembangkan sinegri bangsa untuk

mencapai masyarakat adil dan makmur bedasarkan Pancasila, seperti terdapat

pada tujuan Nasional. Yang dilaksanakan berdasarkan seperti dibawah ini.

1. Bahwa Hukum kita dibentuk sehingga ada pembentukan hukum.

2. Bahwa hukum itu diterapkan sehingga ada pelayanan hukum.

3. Bahwa hukum itu ditegakkan karena menghadapi hambatan dalam

14

Page 15: BAB I

4. Bahwa hukum itu dikembangkan sesuai dengan perkembangan masyarakat

dan ilmu, pengetahuan, tekhnologi, dan seni.

D. Kesadaran Masyarakat Hukum

Indonesian adalah Negara nasional (bukan kesukuan) yang mengatasi

segala paham golongan dan paham perseoranga, dalam kesatuan hukum yang

mengabadi pada kepentingan nasional. Kondisi ini terlihat pada kesatuan social

budaya.

1). Masyarakat Indonesia adalah satu dalam keanekaragaman suku agama, dan

kepercayaan yang dari padanya dituntut mewujudkan kemajuan masyarakat

yang merata dan seimbang, sesuai dengan kemajuan bangsa.

2). Ada satu kebudayaan nasional yang tumbuh dan berakar dalam puncak-

puncak kebudayaan daerah.

3). Ada kesatuan bahasa, lambing Negara, dan sostem pendidikan.

Sedang dilihat dari kesatuan ekonomi dan keadilan social :

1). Kekayaan Indonesia adalah milik bersama seluruh bangsa dan digunakan

untuk kemakmuran rakyat.

2). Pembangunan nasional dalam bidang ekonomi seluruh wilayah Indonesia

sehingga perlu pemerataan dan seirama dengan keunggulan/kreatif

local/daerah.

3). Kemajuan ekonomi sektoral daerah dapat dimanfaatkan daerah lain secara

timbale balik.

Pancasila adalan dasar Negara, untuk mengembangkan nilai-nilai

Pancasila diperlukan kesadaran hukum. Untuk menetapkan pertumbuhan

Demokrasi Pancasila dalam menampung aspirasi rakyat, membuka hubungan

timbale balik antara rakyat dengan lembaga perwakilan rakyat dan dengan

pemerintah.

15

Page 16: BAB I

Perwujudan nilai-nilai Pancasiladalam hidup bersama

1). Bermasyarakat

Tiadanya penjajahan ataupun eksploitasi antar manusia,

berprikemanusiaan, dan berkepribadian.

2). Berbangsa

Ke-Bhineka Tunggal Ika-an, Kemajuan adab, budaya, persatuan, serta

mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.

3). Bernegara

Bedasarkan kedaulatan rakyat, berdasarka atas hukum, Negara persatuan

yang mengatasi segala kepentingan golongan dan perseotangan, serta

berdasarkan musyawarah.

16

Page 17: BAB I

BAB V

KEADILAN DALAM HUKUM INDONESIA dan ETIKA KEHIDUPAN

BERBANGSA

A. Keadilan Dalam Hukum Indonesia

1.Kedudukan Hukum Pada Pemerintah Dan Masyarakat

Pancasila dalam NKRI mempunyai kedudukan sebagai yuridis,konstitusi,ideologi

negara yang harus mampu memberikan orientasi,wawasan,asas,pedoman normatif dalam

seluruh bidang kehidupan.

Lima sila pada pancasila menjadi landasan moral bagi seluruh warga negara

dalam tata hidupnya dan bagi negara dalam tatanegaranya. Sistem hukum dan konstitusi

sosial telah ambruk maka diperbaiki dengan dengan prinsip moral,yaitu alat ukur untuk

menilai baik atau buruk.

Pada hakikatnya hukum disusun untuk untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat keseluruhan yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

Tiga macam keadilan menurut Aristoteles dalam hubungan antar manusia di masyarakat:

1). Keadilan Distributif (Distributive Justice) terwujud jika hal yang sama diperlakukan

sama.Konkritnya adalah sikap adil negara terhadap seluruh warga negara atau negara

wajib memenuhi keadilah terhadap warganya.

2). Keadilan Legal (Legal Justice) Jika setiap anggota masyarakat melaksanakan

fungsinya dengan benar sesuai dengan kemampuannya.Konkritnya ketaatan warga negara

terhadap negaranya sesuai dengan hukum yang berlaku.

17

Page 18: BAB I

3). Keadilan Komunikatif (Communicative Justice) Berlangsung antara sesama warga

masyarakat dalam saling memenuhi keadilan sesuai dengan haknya masing-masing.

1.Keadilan Berdasarkan Pancasila

Analisis makna keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ceramah Bung

Karno 1960,keadilan sosial ialah suatu masyarakat,atau sifat masyarakat yang adil dan

makmur,berbahagia buat semua orang, tanpa penghinaan,tanpa penindasan,tanpa

penghisapan.Tidak ada exploitation de I’homme par I’homme(pemerasan,penghisapan

tenaga oleh manusia terhadap manusia yang lainnya).

Tatanan masyarakat yang berkeadilan terdpat dua kondisi dasar.

1). Masyarakat yang berkeadilan merujuk pada tata hidup untuk memenuhi kebutuhan

hidup,dalam bidang kejiwaan,rohani,mental,spiritual.

2). Masyarakat yang berkemakmuran merujuk pada tata hidup yang memenuhi kebutuhan

fisik material.

Keadilan berdasarkan pancasila,yaitu sistem hukum yang dikembangkan

berdasarkan nilai-nilai Pancasila dengan mewujudkan keadilan,menjaga dinamika

kehidupan bangsa,dan menjamin proses realisasi diri bagi warga negara Indonesia.

3. Permasalahn Dalam Penegakkan Keadilan

Permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, diantaranya kependudukan,

kemiskinan, kesenjangan sosial, ketergantungan, kelestarian lingkungan hidup.Tantangan

pembangunan Indonesia seperti:

1). Kependudukan tidak hanya sebatas mengurangi jumlah penduduk,tetapi cara

menyediakan sarana dan prasarana hidup yang dibutuhkan.

2). Budaya yang didukung oleh sikap konsumtif dan kurang dinamisnya masyarakat,baik

dalam bentuk ide yang tidak realistis,mistis,dan lemahnya kesadaran etis dan etos kerja.

18

Page 19: BAB I

3). Kesenjangan yang meliputi tingkat kehidupan baik pribadi,ekonomi maupun

kesempatan berkembang disebabkan kurangnya wujud keadilan sosial,khususnya

distributif dan legal.

4).Ketergantungan menyangkut seluruh kegiatan budaya yang harusnya

mandiri,bebas;namun pengaruh dunia barat dan iptek membuat masyarakat di negara

ketiga semakin semakin tergantung.

5). Kelestarian lingkungan,ada kearifan tradisional ”harmonis dengan alam”,namun sikap

individualisme materialisme membuat munculnya sikap serakah.

B.Etika Kehidupan Berbangsa

Etika kehidupan berbangsa merupakan rumusan yang bersumber dari ajaran

agama,dan nilai budaya bangsa yang tercermin dalam pancasila.Etika ini disusun untuk

membantu memberikan penyadaran tentang penting tegaknya etika dan moral dalam

kehidupan berbangsa.Etika berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan,

sportivitas, disiplin, etos kerja, kemandirian,sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab,

menjaga kehikmatan, serta martabat diri sebagai warga negara.

1). Etika Sosial Budaya

Bertolak dari rasa kemanusiaan yang dalam dan menampilkn sikap jujur,saling

peduli,memahami,menghargai,mencintai,saling menolong diantara sesama. Untuk itu

perlu ditumbuhkembangkan budaya malu; berbuat kesalahan, budaya keteladanan. Untuk

itu diperlukan penghayatan dan pengamalan agama yang benar,kemampuan

adaptasi,ketahanan dan kreativitas budaya masyarakat.

2). Etika Politik dan Pemerintahan

Bertujuan mewujudkan pemerintahan yang bersih,efisien,dan efektif serta

menumbuhkan suasana politik yang demokratis,yang bercirikan keterbukaan, rasa

tanggung jawab,tanggap akan aspirasi rakyat,menghargai perbedaan, jujur dalam

persaingan.ketersediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar,serta menjunjung

tinggi HAM dan keseimbangan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa.

19

Page 20: BAB I

3). Etika Ekonomi dan Bisnis

Bertujuan melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan

jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daa tahan ekonomi

dan kemampuan saing,dan memberdayakan ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil

melalui kebijakan yang berkesinambungan.

Etika ini mencegah terjadinya praktik monopoli,oligopoli,korupsi,kolusidan

nepotisme,diskriminasi yang berdampak negatif pada efisiensi,persaingan sehat dan

keadilan serta menghindari perilaku menghalalkan segala cara dalam memperoleh

keuntungan.

4). Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan

Bertujuan menumbuhkan kesadaran bahwa tertib sosial,ketenangan,dan

keteraturan hidup bersama, hanya dapay diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum

dan seluruh peraturan yang berpihak kepada keadilan.Keseluruhan aturan hukum

menjamin tegaknya supremasi dan kepastian hukum sejalan dengan upaya pemenuhan

rasa keadilan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.

5). Etika Keilmuan dan Lingkungan

Etika keilmuan bertujuan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan ilmu

pengetahuan dan teknologi (iptek) agar warga bangsa mampu menjaga harkat dan

martabatnya, berpihak pada kebenaran untuk mencapai kemashalatan dan kemajuan

sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya. Disamping itu, etika ini juga mendorong

tumbuhnya kemampuan menghadapi hambatan, rintangan, dan tantangan dalam

kehidupan,kreatif, dan pantang menyerah.

Sementara itu etika lingkungan menegaskan pentingnya kesadaran melestarikan

dan menghargai lingkungan hidup serta tata ruang secara berkelanjutan dan bertanggung

jawab.

20

Page 21: BAB I

BAB VI

PENUTUP

A.Kesimpulan

Setelah mengetahui dan menganalisa tujuan luhur dari Hak Asasi Manusia(HAM)

dan bagaimana cara menjunjung tinggi UUD 1945 dalam negara Indonesia yang

menganut sistem pemerintahan yang berdasarkan negara hukum.Maka daripada itu tujuan

utama penegakan HAM adalah supaya tidak adanya perlakuan yang tidak manusiawi

terhadap perbedaan suku,ras,budaya,dan lain sebagainya.Karena HAM adalah hak dan

kebebasan manusia secara lahiriah dan mendasar melekat dalam diri manusia itu yang

didasari oleh Hak yang bersifat karunia Tuhan Yang Maha Esa dan Hak yang terkait

dengan kelangsungan eksistensi manusia serta Hak yang bersifat universal.

Abdul hakim Nusantara(1994) menyatakan empat tonggak HAM universal

didirikan, yang mencakup hak pribadi antara lain persamaan hidup,kebebasan keamanan

dan hak milik individu dalam kelompok sosial serta kebebasan sipil dan hak-hak politik

untuk ikut serta dalam pemerintahan dan hak yang berkenaan dengan masalah ekonomi

dan sosial.Setiap kata hak ini identik dengan kata kewajiban.

Sesuai dengan amanat UUD 1945,Indonesia telah membuat UU NOMOR

39/1999 tentang HAM yang didalamnya memuat hak dasar manusia,kewajiban dan hak

dasar pemerintah,hak dan kewajiban masyarakat,peradilan bagi pelanggar HAM,serta

pembentukan Komisi Nasional HAM.

HAM dan negara hukum tidak dapat dipisahkan karena manusia itu lahir dan tetap

bebas dan sama didalam hukum.Negara wajib melindungi setiap warganya dari berbagai

ancaman apapun yang bertujuan untuk mengganggu kesejahteraan rakyatnya.

21

Page 22: BAB I

Seiring dengan semakin gencarnya roda reformasi di Indonesia maka HAM

dewasa ini sangat erat hubungannya dengan proses hukum,karena negara kita merupakan

negara yang berbasis hukum dan setiap warga negara diperlakukan sama dihadapan

hukum,terutama dibidang hukum dan perundang-undangan,pelanggaran HAM,yang

selama ini tidak kita ketahui telah banyak dibuka dan diperiksa atas pelanggarannya oleh

menteri yang menanganinya.

Hukum adalah alat untuk menyelenggarakan ketertiban dan kesejahteraan sosial

yang dipertegas dalam penjelasan pasal 28,29,ayat 1 dan 34 UUD 1945.Hukum di

Indonesia memiliki prinsip Formal dan Material yang menjelaskan bahwa pancsila

sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia dan negara Indonesia yang

berdasarkan atas hukum serta pemerintah berdasarkan konstitusi yang memiliki pola hak

dan kewajiban dengan kekuasaan kehakiman yang mandiri.

Sampai dengan saat ini penegakkan hukum di Indonesia tercermin dalam aspirasi

rakyat atau amanat rakyat dalam lembaga-lembaga perwakilan rakyat dan hasilnya adalah

kedaulatan rakyat.Jika pandangan hidup dimulai dari falsafah bangsa,ideologi

negara,tatacara berdemokrasi/berkelompok,sikap perilaku perorangan;maka kehidupan

nasional akan terjamin dalam kerangka identitas nasionalsehingga akan memunculkan

kepatuhan/disiplin nasional.

Keadilan hukum di Indonesia adalah keadilan yang berdasarkan pada

pancasila,yaitu sistem hukum yang dikembangkan berdasarkan nilai-nilai pancasila

dengan mewujudkan keadilan,menjaga dinamika kehidupan bangsa,dan menjamin proses

realisasi diri warga bangsa indonesia.

Hukum juga tidak bisa dilepaskan dari peran pentingnya etika kehidupan

berbangsa yang merupakan rumusan yang bersumber dari ajaran agama dan nilai budaya

bangsa yang tercermin dalam pancasila.

Etika berbangsa ini mengedepankan kejujuran,amanah,sportivitas,disiplin,etos

kerja,toleransi,kemandirian,rasa malu,tanggung jawab,menjaga kehikmatan,serta

martabat diri sebagai warga bangsa.Yang berpatokan pada beberapa etika seperti etika

sosial budaya,etika politik dan pemerintahan,etika ekonomi dan bisnis,etika penegakan

22

Page 23: BAB I

hukum yang berkeadilan,etika keilmuan,dan etika lingkungan.Yang tujuan dari

pelaksanan hal ini adalah terciptanya suatu tatanan masyarakat yang adil dalam

kemakmuran dan makmur dalam keadilan.

B.Saran

Guna mencapai sasaran yang diinginkan yang sesuai dengan cita-cita luhur

bangsa Indonesia yang tertuang dalam rumusan pancasila yang ingin menegakan

masyarakat yang menjunjung tinggi HAM dan tercapainya suatu kondisi hukum yang

adil bagi seluruh rakyat Indonesia maka harus disosialisasikan kepada semua lapisan

masyarakat agar bersama-sama menjaga tatanan hidup bangsa yang bermartabat dan

bermoral serta memiliki karakter terpuji.

Hal-hal yang sangat diperlukan dalam hal ini adalah dengan cara:

1.Membina masyarakat menjadi bangsa yang dewasa,bermutu,dan sadar akan kelestarian eksistensinya secara bertanggung jawab.

2.Membina masyarakat menjadi bangsa yang mandiri dalam semangat kerjasama yang produktif.

3.Meningkatkan kemkmuran dan kesejahteraan masyarakat.

4.Melaksanakan pemerataan dalam masyarakat untuk mengubah kehidupan yang semula feodal menjadi demokratis.

5.Meningkatkan pengelolaan sumber daya lam dam manusia yang ada.

Untuk mendukung tercapainya hal tersebut maka perlu adanya.

1).Penyusunan perundang-undangan yang mencerminkan keadilan yang melibatkan masyarakat melalui perwakilan.

2).Pelaksanan hukum secara objektif dan mandiri,jangan sampai ada ukuran rangakap.

3).Aparat hukum yang berkualitas dalam sikap etis,dan memiliki pengethuan dan pengalaman sehingga dapat berbut adil bagi seluruh warga negara yang ada.

Tidak ada cara yang paling baik untuk kita menegakan HAM dan hukum yang

adil selain dengan cara mengamalkan pancasila dan saling menghormati perbedaan yang

ada dan taat pada peraturan yang telah dibuat demi kemajuan bersama,karena HAM dan

23

Page 24: BAB I

hukum adalah supremasi yang berarti tidak ada warga negara kelas 1(satu) dalam

republik ini,yang kecil bersalah hukum ditegakan yang besar bersalah hukum juga

ditegakan.Hal inilah yang pada akhirnya akan menciptakan kondisi dinamis suatu bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Minto Rahayu.

Ermaya, Suradinata. 2001. Geopolitik dan Geostrategi dalam mewujudkan Integritas

Negara Kesatuan Indonesia. Jakarta:Lemhannas.

Lemhannas. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia.

Lemhannas.2000. Jati Diri Bangsa Menghadapi Tantangan Global. Jakarta.

Lemhannas.1999.Wawasan Kebangsaan Menuju Indonesia Baru.Jakarta:Grasindo.

Sugito,HAT.2003.Nasionalisme Indonesia.Jakarta:Depdiknas.

Yusra,Dhoni(ed).2006).Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan

Kewarganegaraan.Jakarta:Graha Ilmu.

Internet beserta Sumber-sumber bacaan Lain

24

Page 25: BAB I

LAMPIRAN

Pelanggaran HAM Yang Terjadi di Indonesia:

- Pelanggaran HAM :

Adalah segala tindakan yang melanggar hak asasi manusia yang telah dilakukan

anggota TNI ataupun Polri (sebelum terpisah dari ABRI). Pelanggaran umumnya terjadi

pada masa pemerintahan ORBA, saat ABRI (di kemudian hari berubah menjadi TNI dan

Polri) menjadi alat untuk menopang kekuasaan. Pelanggaran HAM oleh TNI mencapai

puncaknya pada akhir masa pemerintahan Orde Baru, di saat perlawanan rakyat semakin

keras.

Contoh foto:Tragedi Semanggi pelanggaran HAM terhadap Mahasiswa

-Pelanggaran Hukum:

PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA, KASUS KORUPSI DAN ANGKA 100

25

Page 26: BAB I

Penegakan hukum, bicara soal penegakan hukum di Indonesia, pikiran kita tentu

masih teringat sebuah sindiran  yang menjadi “guyonan” umum sehari-hari, bahwa 

koruptor kelas kakap yang korupsi milyaran bahkan trilyunan begitu gampangnya

dibebaskan dari dakwaan, masih bisa berkeliaran dengan bebas, rekreasi ke luar negeri,

masih bisa jalan-jalan di tempat hiburan, bahkan ada yang sudah di putus dengan

hukuman penjara pun masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan “enjoynya”.

Padahal mereka jelas-jelas mencuri uang Negara, pengkhianat amanah 200 juta penduduk

Indonesia, tapi kenapa seolah-olah hukum “sangat bersahabat” dan menjadi “kaki

tangan” mereka. Sementara pencuri ayam, pencuri semangka, pencuri jagung bisa terkena

dan terancam hukuman tiga bulan penjara  bahkan  lima tahun penjara padahal

mencurinya karena untuk mempertahankan hidupnya. (temporaktif.com 2009/12/08;

Prasaja.web.id).nya.

26