BAB I
-
Upload
santo-pirade -
Category
Documents
-
view
31 -
download
2
Transcript of BAB I
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan mutu pelayanan energi listrik terus menerus merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari upaya PT. PLN (Persero) menuju perusahaan
yang modern, efisien dan mandiri dengan menciptakan pola pelayanan yang cepat,
mudah dan praktis. Salah satu cara untuk itu adalah pengoperasian jaringan
distribusi dengan mutu yang memadai. Operasi distribusi dimaksudkan untuk
memberikan tenaga listrik pada konsumen dengan setepat mungkin menjamin
kelangsungan penyalur atau pelayanan dengan tegangan dan frekwensi yang
stabil.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi di daerah papua
khususnya di Manokwari, maka permintaan akan kebutuhan energi listrik kepada
PT. PLN (Persero) Cabang Manokwari semakin meningkat. Hal tersebut
menjadikan PT. PLN Persero harus menyalurkan energi listrik dengan baik.
Akibat dari kondisi di atas, maka permintaan konsumen akan energi listrik
berdaya besar (minimum 50 KVA) semakin meningkat, terutama konsumen
seperti pemilik ruko-ruko, perhotelan, dan kantor-kantor. Namun dalam
pemintaan kebutuhan akan energi listrik ini konsumen mengalami kendala pada
PT. PLN karena pihak PT. PLN tidak akan menyalurkan energi listrik apabila
konsumen-konsumen tersebut tidak memiliki Gardu Trafo distribusi milik pribadi.
Agar kebutuhan akan energi listrik konsumen terpenuhi maka pihak PT. PLN
menganjurkan agar konsumen-konsumen tersebut memiliki Gardu Trafo penyalur
energi listrik pribadi, dan Gardu Trafo yang digunakan adalah Gardu Trafo
Distribusi Konstruksi Portal. Hal ini dilakukan agar konsumen pemakai energi
listrik berdaya besar tidak satu bagian mempergunakan energi listrik dengan
konsumen berdaya listrik kecil dalam gardu trafo distribusi yang sama, karena
akan menyebabkan terjadinya drop tegangan pada Gardu Trafo tersebut.
1
Gardu Tiang portal, yaitu gardu distribusi yang bangunan pelindungnya/
penyangganya terbuat dari tiang. Dalam hal ini trafo distribusi terletak di bagian
atas tiang. Karena trafo distribusi terletak pada bagian atas tiang, maka gardu
tiang hanya dapat melayani daya listrik terbatas, mengingat berat trafo yang relatif
tinggi, sehingga tidak mungkin menempatkan trafo berkapasitas besar di bagian
atas tiang (± 5 meter di atas tanah). Untuk gardu tiang dengan trafo satu fasa
kapasitas yang ada maksimum 50 KVA, sedang gardu tiang dengan trafo tiga fasa
kapasitas maksimum 160 KVA (200 KVA). Untuk itu dalam laporan kerja
praktek ini akan dijelaskan tentang pemasangan gardu trafo distribusi jenis
konstruksi portal 50 KVA.
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari Kerja Praktek (KP) pada CV. Sinar Teknik adalah :
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di peroleh di kampus
dalam dunia kerja (lapangan) secara professional.
2. Mahasiswa memperoleh pengetahuan bagaimana sistem bekerja dalam dunia
industri yang sebenarnya.
3. Mengetahui cara pemasangan Trafo Distribusi Konstruksi Portal pada
jaringan tegangan menengah.
1.3 Manfaat Kerja Praktek
Adapun manfaat dari pelaksanaan Kerja Praktek (KP) pada CV. Sinar
Teknik adalah :
1. Dapat menjadikan sumber referensi bagi perusahaan dalam melaksanakan
pemasangan Trafo Distribusi Konstruksi Portal selanjutnya.
2. Disiplin dalam bekerja membuat perusahaan menjadi bangga sehingga dapat
menerima peserta Kerja Praktek untuk tahun berikutnya.
2
1.4 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan mulai Tanggal 1 Pebruari 2011
sampai dengan Tanggal 1 April 2011. Adapun lokasi atau tempat pelaksanaan
kerja praktek yaitu di CV. Sinar Teknik (Kontraktor Dan Instalatur Listrik) Jl.
Esau Sesa Manokwari, ”Profinsi Papua Barat”.
1.5 Sejarah Perusahaan
Berdasarkan akta perusahaan, CV. Sinar Teknik merupakan kontraktor
listrik yang didirikan pada tanggal 13 November 2000 oleh Dodot Akwandi yang
pada saat itu masih menjadi tangan kanan kontraktor listrik dengan nama
perusahaan CV. Cahaya Baru. Banyaknya pengerjaan proyek listrik yang
ditangani oleh si pendiri ini yang melatarbelakangi berdirinya perusahaan CV.
Sinar Teknik. Semula kantor perusahaan ini terletak di jalan Reremi SPMA dan
hanya bergerak dibidang instalasi bangunan.
Saat ini perusahaan tersebut terletak di jalan Esau Sesa dan semakin berkembang
menjadi kontraktor pengadaan jaringan listrik bertegangan 20 KV yang biasa kita
sebut dengan saluran udara (overhead line) .
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Dan Pandangan Umum Tentang Sistem Distribusi
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga
listrik adalah:
1. Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan)
2. Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan
pelanggan, Karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani
langsung melalui jaringan distribusi.
Pada suatu pembangkit tenaga listrik, tegangan yang biasanya di
bangkitkan oleh generatoar adalah tegangan dari 11 kV sampai 24 kV yang
kemudian dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik
tegangan menjadi 70 kV, 154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui
saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian
daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah
sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I2.R). Dengan daya yang sama bila
nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga
kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan
lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan pada gardu induk
distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik
dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah
gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan
trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380Volt. Selanjutnya
disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen
4
Gambar 2.1. Sistem Penyaluran Energi Listrik
Keterangan:
G = Generator/Pembangkit Tenaga Listrik
GI = Gardu Induk
GH = Gardu Hubung
GD = Gardu Distribusi
TT = Jaringan Tegangan Tinggi
TM = Jaringan Tegangan Menengah
TR = Jaringan Tegangan Rendah
APP = Alat Pembatas/Pengukur
Pada umumnya sistem tenaga listrik terdiri atas kumpulan komponen-
komponen peralatan listrik atau mesin-mesin listrik seperti generator,
transformator, beban dan berikut alat-alat pengaman dan pengaturan yang saling
dihubungkan untuk membentuk suatu sistem yang digunakan untuk
membangkitkan, menyalurkan dan menggunakan energi. Di dalam sistem tenaga
listrik, komponen tersebut dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
5
1. Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik merupakan pusat pembangkit tenaga listrik. Biasanya
terletak jauh dari pusat beban, di mana energi listrik tersebut digunakan pada
pembangkit. Tenaga dibangkitkan oleh generator sinkron 3 fasa pada tegangan 6,6
kV, 11kV, dan bahkan ada yang 32 kV.
2. Saluran Transmisi
Energi listrik yang dibangkitkan dari pembangkit listrik di salurkan
melalui kawat-kawat atau saluran transmisi menuju ke pusat-pusat beban. Saluran
transmisi menurut penyalurannya ada dua macam, yaitu :
1. Saluran udara
Saluran udara adalah perangkat untuk penyaluran tenaga listrik melalui
kawat penghantar yang direntang pada tiang-tiang listrik dengan
perantaraan isolator.
2. Saluran bawah tanah
Saluran bawah tanah adalah saluran distribusi yang menggunakan
kabel tanah yang berisolasi yang ditanam dengan kedalaman tertentu
dibawah tanah. Setiap cara penyaluran diatas mempunyai kelebihan
dan kekurangannya masing-masing. Dibanding dengan saluran udara,
saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, taufan, hujan
angin, bahaya petir dan sebagainya. Lagi pula, saluran bawah tanah
lebih estetis karena tidak mengganggu pandangan. Karena alasan
terakhir ini, saluran bawah tanah lebih disukai, terutama untuk daerah
yang padat penduduknya dan kota-kota besar. Namun biaya
pembangunannya jauh lebih mahal dibandingkan dengan saluran
udara, dan perbaikannya lebih sukar bila terjadi gangguan hubung
singkat dan kesukaran-kesukaran lainnya.
6
3. Saluran Distribusi
Sistem saluran distribusi merupakan area yang seringkali terjadi kerusakan
dan gangguan. Saluran distribusi di bagi menjadi tiga bagian utama yaitu :
a) Gardu Induk Distribusi
Gardu induk distribusi merupakan gardu yang bertugas membagi
dalam beberapa penyulang (feeder) dari 150 kV menjadi 20 kV.
b) Distribusi Primer
Saluran keluaran (outgoing) penyulang, tenaga listrik yang di salurkan
melalui distribusi primer dengan tegangan sebesar 20 kV/6 kV menuju
ke pusat-pusat beban melalui SUTM (Saluran Udara Tegangan
Menengah) dan SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah).
c) Distribusi Sekunder
Distribusi sekunder terdiri dari dua jenis, yaitu Saluran Udara
Tegangan Rendah (SUTR) dan Saluran Kabel Tegangan Rendah
(SKTR). Tegangan yang berada pada saluran ini diturunkan dari
distribusi primer melalui transformator distribusi menjadi 380/220 V.
2.2 Klasifikasi Konstruksi Gardu Distribusi Berdasarkan Pemasangannya
1. Gardu trafo distribusi pada bangunan
Jenis ini trafo tenaga dan PHBTR-nya dipasang pada bangunan beton
bertulang. Sistem pendinginnya secara alami (air natural=AN) melalui lubang
angin (yalusi) yang ada dibagian atas atau bawah dari bangunan.
Bangunan ini diberi pintu yang selalu terkunci. Peralatan-peralatan berada
didalam bangunan. Jadi, termasuk pasangan dalam (in door). Ruangan terbagi
dua, yaitu ruangan sisi tegangan tinggi dan ruangan sisi tegangan rendah. Pada sisi
tegangan tinggi terdapat rel (bus bare), penghubung, pemutus dan trafo tenaga.
Pada sisi tegangan rendah terdapat PHBTR dan peralatan lainnya.
7
Adapun kelebihan dan kekurangan dari gardu trafo pada bangunan adalah :
a. Kelebihan
Semua peralatan / komponen terletak di dalam bangunan beton,
sehingga dapat terhindar dari gangguan external seperti ; gangguan
petir, gangguan angin, dll.
Sistem proteksi / pengaman yang baik, karena membagi 2 bagian
sisi tegangan tinggi dan tegangan rendah pada masing-masing
ruangan.
b. Kekurangan
Biaya pembangunan / pembuatan yang relatif mahal.
Tidak dapat dibangun / didirikan disembarangan tempat, terutama
daerah atau tempat yang berdekatan dengan pemukiman penduduk.
2. Gardu trafo distribusi pada bangunan besi ( kios )
Pada umumnya gardu jenis ini pemasangannya bersifat sementara.
Pemakaiannya antara lain :
a) Pergantian gardu trafo yang sedang mengalami perbaikan atau
penambahan kapasitas daya (trafo).
b) Penambahan diluar gardu trafo yang sudah ada karena adanya beban
yang sangat meningkat. Misalnya pada pelaksanaan suatu pekan raya.
Jenis gardu ini trafo daya yang terpasang mempunyai kapasitas kurang
lebih 100 KVA dengan tegangan kerja 6 kV pada sisi primernya.
Pemasangan semua peralatan berada dalam konstruksi besi yang
terkunci. Jenis-jenis gardu trafo ini juga termasuk pasangan dalam (in
door). Sistem pendinginnya juga secara alami (AN), melalui lubang-
lubang angin.
8
Untuk kelebihan dan kekurangan dari gardu trafo jenis ini adalah :
a. Kelebihan
Mudah dipindah-pindahkan, karena hanya bersifat sementara.
Dapat dioperasikan secara cepat, karena peralatan / komponen-
komponen yang telah terlebih dahulu dirangkai menjadi satu
bagian.
b. Kekurangan
Karena hanya bersifat sementara maka untuk kerugiannya
hanyalah pada proses pemindahan dari satu tempat ke tempat lain.
3. Gardu trafo distribusi tiang portal
Gardu jenis ini semua peralatannya terpasang diluar (out door). Sehingga
semua peralatan harus kedap air. Trafo tenaga ditumpu oleh dua tiang yang
dipasang kuat. PHBTR terpasang dibagian bawahnya. Instalasi listrik terlindung
dengan baik bila ada kemungkinan sambaran petir dan kemungkinan kebocoran
arus. Selain itu secara mekanik juga terlindung dengan baik.
Untuk kelebihan dan kekurangannya adalah sebagai berikut :
a. Kelebihan
Dapat di bangun pada daerah apapun, kecuali daerah perairan
seperti, daerah sungai, laut, dll.
Dapat langsung dikerjakan apabila terjadi gangguan.
b. Kekurangan
Mudah terkena gangguan external ( angin, petir, pohon tumbang,
dll )
Mempunyai batas kapasitas trafo yang dipasang, mengingat berat
trafo yang relatif tinggi.
9
4. Gardu trafo distribusi tiang tumpu ( trafo gantung )
Gardu jenis ini, seperti halnya gardu trafo distribusi tiang portal, semua
peralatan terpasang di luar (out door). Persyaratan kelistrikan dan lain-lainnya
juga sama. Trafo tenaganya ditumpu (digantung) pada satu tiang tumpu. Kapasitas
daya trafo relatif kecil, yaitu maksimum 25 KVA – 20 KVA.
Untuk kelebihan dan kekerangan dari trafo jenis ini hampir sama halnya dengan
gardu trafo jenis konstruksi portal.
2.3 Komponen-Komponen Utama Pemasangan Gardu Trafo Distribusi
Konstruksi Portal
2.3.1 Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang di gunakan untuk mengubah
tegangan energi listrik dari satu tempat ke tempat yang lain melalui suatu
gandengan magnet, yang bekerja berdasarkan prinsip induksi-elekromagnet
(Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronikaa Daya).
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik
maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga
memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap-tiap
keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik
jarak jauh.
Jenis - jenis Transformator
Berdasarkan pengelompokan transformator dibedakan atas beberapa jenis :
a) Transformator Daya
Transformator Daya berfungsi untuk menyalurkan daya/ tenaga dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan). Dalam
operasinya trafo daya ini ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan
untuk sistem pengamanan/proteksi. Sebagai contoh Trafo 150/70 kV ditanahkan
secara langsung pada sisi netral 70 kV dan trafo 70/20 kV ditanahkan dengan
tahanan disisi netral 20 kV.
10
b) Transformator Distribusi
Transformator distribusi digunakan untuk menurunkan tegangan distribusi
ke tegangan pemakai (konsumen). Transformator distribusi tersebut melayani
konsumen melalui jaringan sekunder yaitu terminal-terminal pelayanan KWH
(alat ukur).
c) Transformator Pengukuran
Untuk pemasangan alat-alat ukur dan proteksi pada jaringan tegangan
tinggi diperlukan trafo pengukuran. Trafo Pengukuran terdiri dari :
Trafo arus ( current transformer ) berfungsi untuk menurunkan
besarnya arus listrik pada tegangan tinggi menjadi arus listrik yang
kecil dan diperlukan untuk alat dan pengaman.
Trafo tegangan ( potensial transformer ) berfungsi untuk menurunkan
besarnya tegangan tinggi menjadi tegangan rendah yang di perlukan
untuk alat ukur dan pengaman / proteksi.
2.3.2 Jenis-jenis penopang saluran
Tiang penopang adalah komponen yang berfungsi untuk menopang semua
komponen pendukung saluran udara yang lain. Jenis utama penopang saluran
adalah:
a) Tiang kayu
Tiang kayu yang dirawat secara kimia digunakan untuk saluran-saluran
distribusi. Keuntungan dari penggunaan tiang kayu adalah karena murah
harganya, tetapi mudah untuk pengaruh oleh pembusukan.
b) Tiang baja bulat
Tiang bertingkat dibuat dari satu pipa, garis tengahnya diperkecil dengan
tingkat-tingkat yang sejajar dengan cara melewatkannya melalui beberapa cetakan
(dies). Oleh karena ringannya, kekuatan yang tinggi dibandingkan dengan
beratnya dan keawetannya, tiang ini mempunyai keuntungan-keutungan
dibandingkan dengan tiang jenis lain. Dengan menggunakan penutup di atas,
bungkus beton di tanah dan pengecetan ulang akan memperpanjang umurnya.
11
c) Tiang jenis kisi-kisi
Tiang ini dibuat dari struktur baja yang berbadan sempit. Tiang ini ringan
dan ekonomis dan dapat dirakit ditempat jika menggunakan konstruksi baut.
Bagian yang ditanam didalam tanah harus dilindungi dengan selimut beton
dan bagian atasnya dilindungi dengan pengecatan berkala, kecuali jika
menggunakan baja-baja yang galvanis.
Tiang listrik berdasarkan fungsinya :
1) Tiang awal/ tiang akhir adalah tiang yang dipasang pada permulaan dan
akhir penarikan kawat hantaran, yang gaya tarikan kawat bekerja terhadap
tiang dari satu arah.
2) Tiang penyangga adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik yang lurus
dan hanya berfungsi sebagai penyangga kawat penghantar. Gaya yang
diderita oleh tiang tersebut adalah gaya karena berat kawat.
3) Tiang sudut adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik, pada tiang
tersebut arah penghantar membelok dan arah gaya tarikan kawat adalah
horizontal.
4) Tiang penegang/tiang tarik adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik
yang lurus. Gaya tarik kawat bekerja terhadap tiang dari dua arah yang
berlawanan.
2.3.3 Isolator
Isolator adalah komponen yamg berfungsi untuk memisahkan atau
mengisolasi kawat konduktor dengan tiang agar arus konduktor tidak mengalir ke
tiang. Jenis-jenis isolator antara lain adalah isolator pasak, isolator gantung,
isolator piringan/tarik, isolator penahan, isolator pos. Bahan yang digunakan
untuk membuat isolator pada sistem distribusi adalah isolator gelas dan isolator
keramik. Isolator digunakan untuk menyangga kawat penghantar.
12
Secara fisik kedua jenis isolator tersebut dapat dibedakan dengan melihat
bentuk sirip dan warna isolatornya (putih dan coklat). Pada isolator tegangan
menengah mempunyai bentuk sirip dalam, lebar, dan banyak siripnya. Maksudnya
agar tidak terjadi loncatan listrik antara hantaran dengan tanah dan untuk menahan
air hujan atau debu agar tidak menempel pada seluruh permukaan sirip.
2.3.4 Lengan tiang (Travers)
Lengan tiang (travers) adalah bagian dari kelengkapan saluran SUTR atau
SUTM yang menggunakan kawat penghantar yang tidak terisolasi, yaitu BBC dan
ACSR. Pada travers terpasang isolator tempat kawat saluran diikat. Sesuai dengan
fungsinya travers dapat dibedakan menjadi travers penegang dan travers
penyangga. Konstruksi travers biasanya terbuat dari besi siku dan besi kanal.
Travers untuk saluran tegangan menengah selain menggunakan bahan dari
besi kanal ada juga yang menggunakan bahan dari kayu jati. Untuk
pemasangannya pada tiang listrik dilengkapi dengan sengkang sesuai ukuran tiang
dengan traversnya.
2.3.5 Kawat Penghantar
Fungsi kawat penghantar yaitu bahan yang dapat dipakai untuk
memindahkan tenaga listrik dari suatu tempat ke tempat lain yang pemasangannya
diatas tanah (di udara), pada tegangan rendah dan tegangan menengah .
Penghantar alumunium penuh (AAC) dan penghantar ACSR yang
biasanya di gunakan. Penghantar-penghantar ini adalah konstruksi standart dan
batas tegangan tarik dari smua penghantar didasarkan pada tegangan putus total.
Merupakan kawat tanpa isolator (kawat telanjang) yang padat (solid) berlilit atau
berongga.
13
Kawat penghantar alumunium terdiri dari :
a) AAC : All-Aluminium Conductor, yaitu kawat penghantar yang
seluruhnya terbuat dari alumunium.
b) AAAC : All-Aluminium-Alloy Conductor, yaitu kawat penghantar yang
seluruhanya terbuat dari campuran alumunium.
c) ACSR : Aluminium Conductor Stell-Reinforced, yaitu kawat
penghantar berinti kawat baja.
d) ACAR : Aluminium Conductor Alloy-Reinforced, yaitu kawat
penghantar alumunium yang di perkuat dengan logam campuran.
Gambar
2.2 Salah Satu Jenis Kawat Penghantar
Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan di bandingkan
dengan kawat penghantar alumunium karena konduktifitas kuat tariknya lebih
tinggi. Tetapi kelemahanya yaitu untuk besar tahanan yang sama, tembaga lebih
berat daripada alumunium dan juga lebih mahal. Oleh karena itu kawat
penghantar alumunium telah menggantikan kedudukan tembaga. Untuk
memperkuat kuat tarik dari kawat alumunium digunakan campuran alumunium
(Alloy-Aluminium).
14
2.3.6 Arrester ( Penangkal Petir )
Proteksi (pengaman) petir yang juga dinamakan proteksi surja biasanya
mempergunakan apa yang dinamakan arrester petir, yang berfungsi untuk
melindungi isolasi atau peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang diakibatkan
oleh sambaran petir atau tegangan yang tinggi dari suatu penyambungan atau
pemutus rangkaian ( sirkit ), dengan jalan mengalirkan arus denyut ( surge current
) ke tanah, serta membatasi berlangsungnya arus ikutan ( follow current ) serta
dapat mengembalikan keadaan semula tanpa menggangu sistem.
Gambar 2.3 Arrester 20 kV
2.3.7 Pengaman Lebur (Fuse Cut Out)
Pengaman lebur atau fuse cut out merupakan bagian pengaman dari
saluran dan peralatan dari adanya gangguan hubung singkat antar fasa. Fuse cut
out merupakan pengaman arus lebih yang cukup handal karena dapat bertahan
selam belasan maupun puluhan tahun tanpa perawatan.
Fungsi Pengaman lebur :
c) Tanggap terhadap arus lebih dari sistem/peralatan yang dilindunginya, yang
oleh karenanya melebur.
d) Memutus (memadamkan) arus lebih dan tahan terhadap perubahan tegangan
tegangan balik (transient recorvery voltage) yang timbul karena pemutusan
tersebut.
15
Gambar 2.4 Fuse Cut Out 20 kV
2.3.8 Panel / PHB / Casten
Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) dan kendali ialah suatu perlengkapan
atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, penghubung dan
pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik seperti :
pembangkit, gardu induk, gardu distribusi dan transformer ke saluran pelayanan
atau pelanggan. Jika komponen-komponen dari PHB terlihat dari luar tanpa
perlindungan selungkup tertutup, maka PHB itu dari jenis terbuka, pembuatan lain
adalah PHB tertutup. Menurut ukuran dan bentuknya PHB di sebut lemari kotak
atau meja hubung bagi.
Ciri-ciri dan fungsi PHB :
a) Ciri-ciri PHB antara lain :
Selungkup dan kerangka biasanya terbuat dari besi.
Dapat berdiri sendiri pada lantai, pada dinding atau di pasang dalam
dinding.
b) Fungsi PHB antara lain :
Mengendalikan sirkuit dilakukan oleh saklar utama.
Melindungi sirkuit dilakukan oleh fase / pelebur
Membagi sirkuit dilakukan oleh pembagian jurusan / kelompok.
16
Menurut tegangan sumbernya, PHB dibedakan menjadi / sesuai dengan
tingkat tegangan sistemnya yaitu :
PHB Tegangan Rendah (TR)
PHB Tegangan Menengah (TM)
PHB Tegangan Tinggi (TT)
Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB TR)
Yang di maksud dengan PHB TR adalah perlengkapan hubung bagi yang
dipasang pada sisi TR atau sisi sekunder trafo sebuah gardu distribusi, baik gardu
beton, gardu kios, gardu portal maupun gardu cantol. Adapun PHB TR yang
banyak kita jumpai adalah PHB TR yang ada pada Gardu Trafo Tiang (GTT).
PHB TR yang terpasang pada Gardu Trafo Tiang (GTT) berbentuk lemari
besi yang di dalamnya terdapat komponen-komponen antara lain :
Kerangka / Rak Tr
Sakelar Utama
NH Fuse Utama
Rel Tembaga
Nh Fuse Jurusan
Isolator Penumpu Rel
Sirkuit Pengukuran
Alat Ukur Ampere Metter Dan Volt Metter
Trafo Arus (CT)
System Pembumian
PHB TR berfungsi sebagai penghubung dan pembagi atau pendistribusian
tenaga listik dari output trafo sisi tegangan rendah (TR) ke rel pembagi dan
diteruskan ke jaringan tegangan rendah (JTR) melalui kabel jurusan (opstyg
cable) yang diamankan oleh NH Fuse jurusan masing-masing. Berdasarkan
konstruksinya PHB TR dibedakan atas dua jenis, yaitu :
Jenis konstruksi PHB TR 2 jurusan
Jenis konstruksi PHB TR 4 jurusan.
17
2.4 Sistem Pentanahan Pada Pemasangan Trafo Distribusi Konstruksi
Portal
Yang dimaksud dengan pentanahan adalah suatu usaha untuk mengadakan
hubungan dengan tanah (bumi) menggunakan penghantar dan elektroda tanah.
Gambar 2.5
Sistem Pentanahan
Keterangan Gambar
1. Arrester.
2. Proteksi cut out fused
3. Trafo Distribusi
4. Sakelar beban tegangan rendah
5. PHB tegangan rendah
6. Sirkit keluar dilengkapi pengaman lebur (NH. Fuse).
18
Fungsi pentanahan :
Dalam pelaksanaannya pentanahan mengandung dua fungsi, yaitu :
a) Pentanahan sistem, yaitu pengadaan hubungan dengan tanah untuk suatu titik
penghantar arus dari suatu sistem. Pada umumnya titik tersebut adalah titik
netral dari mesin-mesin listrik arus putar berupa generator, transformator
tegangan tinggi.
b) Pentanahan peralatan sistem, berupa pengadaan hubungan dengan tanah untuk
suatu bagian-bagian atau bagian yang tidak membawa arus dari sistem.
Bagian-bagian ini adalah semua logam (metal) yang dekat dengan sistem yang
membawa arus, misalnya pelindung mekanis kabel, kerangka mesin listrik,
kerangka/kotak sekring dan sebagainya. Pentanahan jenis ini berfungsi sebagai
pengaman terhadap kemungkinan kebocoran arus dari suatu sistem.
c) Selain berfungsi sebagai pengaman terhadap kemungkinan kebocoran arus
dari suatu sistem instalasi, pentanahan juga merupakan pengaman terhadap
kemungkinan adanya sambaran petir. Yang perlu diamankan terhadap
kemungkinan sambaran petir adalah bangunan bertingkat, menara baja,
bangunan sarana umum dan sebagainya
Gambar. 2.6. Elektroda Tancap Benam
19
III. MATERI KERJA PRAKTEK
3.1 Gardu Trafo Distribusi Konstruksi Portal
Gardu Tiang portal, yaitu gardu distribusi yang bangunan pelindungnya/
penyangganya terbuat dari tiang. Dalam hal ini trafo distribusi terletak di bagian
atas tiang. Karena trafo distribusi terletak pada bagian atas tiang, maka gardu
tiang hanya dapat melayani daya listrik terbatas. Mengingat berat trafo yang
relatif tinggi, maka tidak mungkin menempatkan trafo berkapasitas besar di
bagian atas tiang (± 5 meter di atas tanah). Untuk gardu tiang dengan trafo satu
fasa kapasitas yang ada maksimum 50 KVA, sedang gardu tiang dengan trafo tiga
fasa kapasitas maksimum 160 KVA (200 KVA).
Gambar 3.1 memperlihatkan sebuah rangkaian gardu distribusi tiang tipe portal
lengkap dengan perlengkapan proteksinya dan panel distribusi tegangan rendah
yang terletak di bagian bawah tiang (tengah).
Gardu portal adalah gardu listrik tipe terbuka (outdoor) yang memakai
konstruksi tiang/menara kedudukan transformator minimal 3 meter diatas
platform.Umumnya memakai tiang beton ukuran tinggi 9 meter.
Perlengkapan peralatan terdiri atas :
Fuse cut out
Arrester lighting
Transformer 50 Kva
Satu lemari PHB tegangan rendah maksimal 4 jurusan
20
Gambar.3.1.
Gardu
Perlengkapan Jaringan Distribusi
Lemari PHB TR dipasang minimal 80 cm diatas permukaan tanah atau 1
meter pada daerah yang sering terkena banjir. Pada beberapa tempat gardu portal
juga dipasang trafo arus untuk pengukuran alat ukur pelanggan-pelanggan
tegangan rendah.
3.2 Perencanaan
3.2.1 Survei Tempat / Lokasi Pemasangan
Yang dimaksud dengan survei tempat atau lokasi pemasangan adalah
peninjauan langsung ke lokasi untuk menentukan tempat dimana berdirinya trafo
tersebut. Kriteria suatu lokasi sebagai titik berdirinya trafo distribusi adalah tidak
terlalu jauh dari pinggir jalan yang artinya lokasi dekat dengan sumber tegangan
menengah 20 KV dan tempat tidak terlalu berbatuan agar dalam proses pembuatan
fondasinya mudah. Selain itu kondisi tanah juga perlu diperhatikan untuk sebuah
nilai pentanahan yang nantinya bernilai baik atau tidak.
21
3.2.2 Alat Dan Bahan
a. Alat
Alat penggali ( dodos, skop, linggis )
1 set kunci pas ring
Tangga
Katrol
Tali
Takel
Tang pres
Alat perkakas
Alat keselamatan kerja ( helm pelindung, sabuk pengaman, sarung
tangan karet )
b. Bahan
Trafo 50 kva
Panel distribusi 2 group
2 tiang ( panjang 9 meter )
Travers
6 buah isolator tarik dan isolator tumpu
3 buah arrester
3 buah cut off (co)
Kawat penghantar
6 buah tap konector
3.2.3 Aspek Penting Pemasangan Jaringan Listrik
Dalam pekerjaan sebuah jaringan listrik harus memperhatikan beberapa
aspek penting baik secara teknis maupun non teknis, antara lain :
22
a. Aspek teknis
Menguasai teknik dan prosedur pengerjaan pemasangan gardu
distribusi
Menguasai fungsi dan cara penggunaan alat yang akan digunakan
dalam pengerjaan gardu distribusi.
Professional dan kreatif dalam memecahkan sebuah masalah mengenai
kendala-kendala yang ditemui dalam waktu pengerjaan
b. Aspek non teknis
Mampu bekerja sama dalam tim kerja
Mampu menganalisa dan merencanakan pengembangan gardu
distribusi kedepannya.
3.3 Persiapan Awal
Persiapan awal sebelum melaksanakan pekerjaan pemasangan gardu
distribusi antara lain :
a. Periksa kembali semua peralatan dan bahan yang akan digunakan pada saat
bekerja agar kita dapat mengetahui apakah peralatan dan bahan itu masih
dapat digunakan sebagaimana fungsinya, hal ini dimaksudkan agar pada saat
bekerja nanti tidak ada kendala-kendala yang ditemui dalam kegagalan
peralatan kerja.
b. Dalam menentukan hasil pekerjaan yang ingin dicapai atau diselesaikan, perlu
diketahui tingkat kesulitan dalam pengerjaan ini. hal ini akan berpengaruh
pada efisiensi tenaga dan juga waktu. Efisiensi ini di butuhkan dalam
memenuhi tuntutan konsumen bahwa pengerjaan yang diberikan kepada
kontraktor harus cepat namun tetap memperhitungkan keamanan kerja dan
gardu distribusi yang dikerjakan.
c. Utamakan keselamatan kerja dan juga pastikan kondisi keadaan tubuh harus
dalam keadaan fit atau tidak dalam keadaan sakit.23
3.4 Pemasangan Komponen
3.4.1 Pembuatan Lubang Atau Fondasi Tiang Trafo
Buat 2 lubang sedalam 1,70 meter dengan jarak antar tiang kurang
lebih 2 meter untuk kedudukan tiang dengan menggunakan alat
penggali seperti dodos karena lapisan tanahnya agak bercampur
dengan batuan. Pada waktu menggali harus membuat sudut kemiringan
pada sisi dimana posisi tiang akan ditanam, hal ini dilakukan akan
mempermudah dalam memasukan tiang kedalam lubang yang akan
digali.
Setelah memasukan tiang dan posisi tiang berdiri kokoh, lalu timbun
kembali lubang yang telah digali dengan batuan dan tanah yang telah
di sediakan atau yang ada di sekitarnya. Pastikan tiang berdiri dengan
tegak lurus, karena apabila posisi tiang tidak tegak lurus maka akan
mempengaruhi pada saat pemasangan travers.
3.4.2 Pemasangan Travers Dan Siku
Gamba 3.2 Posisi Travers Dan Siku Pada Tiang
24
Gunakan tangga untuk memanjat tiang, sampai diatas pakailah sabuk
pengaman agar kita dapat bekerja dengan bebas.
Naikkan travers-travers yang digunakan dengan menggunakan tali dan
di bantu oleh rekan kerja yang lain.
Pasangkan travers seperti pada gambar 3.2, di mulai dari pemasangan
travers untuk isolator sampai travers yang akhir yakni travers untuk
panel.
Gunakan behel untuk menahan travers yang di pasang dari muka tiang
dan masukkan behel kedalam lubang travers yang sudah di lubangi,
kemudian pasang baut lalu di kencangkan dengan menggunakan kunci
pas ring yang sudah di sediakan.
Pemasangan besi siku pada tiang berfungsi untuk menopang travers
agar saat penarikan kawat penghantar tidak terjadi kemiringan pada
travers.
Pertama-tama besi siku dirakit terlebih dahulu dibawah agar mudah
untuk proses pemasannganya di atas tiang nanti, setelah dirakit besi
siku di angkat dengan menggunakan bantuan tali, lalu tempelkan
lubang ujung besi siku pada lubang travers yang sudah tersedia pada
travers tersebut lalu masukkan baut penguat untuk menahan besi siku
tersebut lalu kencangkan dengan menggunakan kunci pas / ring.
25
3.4.3 Pemasangan Isolator
Untuk pemasangan isolator tumpu, terdapat enam buah isolator tumpu
yang siap untuk di pasang pada travers.
Proses pemasangan isolator tumpu pertama-tama mengangkat isolator
tersebut satu persatu dengan bantuan tali, setelah isolator tersebut
sampai di atas masukkan pen penahan isolator yang terdapat pada
isolator ke dalam lubang travers yang telah tersedia, setelah ke enam
isolator terpasang kencangkan ring yang ada pada pen isolator tersebut
dengan menggunakan kunci pas / ring.
Isolator tarik digunakan / dipasang untuk menarik kawat penghantar
AAAC 70 mm dari sumber tegangan 20 KV. Perbedaannya dengan
isolator tumpu adalah pemasangan isolator tarik hanya dapat dipasang
menggunakan dua buah travers dan posisinya tergantung pada travers.
Proses pemasangan isolator tarik adalah pertama kita terlebih dahulu
merakitnya di bawah, mulai dari merakit isolator dengn cross arm.
Setelah selesai merakitnya lalu angkat isolator tariknya menggunakan
tali lalu pasangkan pada lubang travers yang saling menempel lalu
kancing baut pada pen isolator tersebut dengan kuat juga
menggunakan kunci pas /ring.
Gambar 3.3
Pemasangan Isolator26
3.4.4 Pemasangan Trafo Distribusi
Langkah pertama adalah siapkan travers untuk duduk trafo tersebut
diletakkan dan juga travers untuk tempat gantungan katrol.
Langkah kedua adalah siapkan trafo pas di bawah travers lalu
gantungkan katrol pada travers yang telah di siapkan. Selanjutnya
mengangkat trafo ke atas tiang dengan bantuan takel, lalu setelah trafo
sampai di atas letakkan pada travers yang telah tersedia. Pasangkan
travers pada bawah trafo ukuran sesuai lebar trafo untuk selanjutnya di
kancingkan dengan travers pada tiang agar trafo dapat duduk dengan
kokoh.
27
Gambar 3.4 Pemasangan Trafo Distribusi
3.4.5 Pemasangan Gardu Distribusi
Untuk pemasangan gardu distribusi tinggi maksimal dari permukaan
tanah adalah 80 cm dari permukaan tanah. Pemasangannya adalah
sebagai berikut.
Langkah yang pertama adalah pemasangan travers untuk
menggantungkan gardu tersebut, di sini terdapat dua buah travers yang
akan digunakan pemasangan dengan jarak yang sudah ditentukan
sesuai ukuranya.
Proses pemasangan traversnya pertama-tama traversnya diangakat ke
atas lalu ujung-ujung travers disandarkan pada tiang yang sudah
berdiri lalu masukkan behel sebagai penahan travers tersebut lalu
mengancingnya hingga kokoh. Proses pemasangan traversnya sama
baik antara travers atas maupun bawah.
Langkah yang kedua adalah pemasangan atau menggantungkan gardu,
pertama-tama gardu tersebut disandarkan pada travers yang sudah
terpasang lalu masukkan baut pengancing yang ada pada gardu
tersebut di lubang travers yang telah dilubangi sesuai dengan ukuran
lalu kancing hingga kokoh.
28
Gambar 3.5. Pemasangan Gardu Distribusi
3.4.6 Pemasangan Arrester
Langkah pertama dalam pemasangan arrester adalah pemasangan
travers tempat arrester, pemasangannya sesuai dengan travers lainnya.
Langkah kedua adalah sebelum arrester dipasang, arrester tersebut
harus dirakit terlebih dahulu. Setelah selesai merakitnya, arrester
tersebut diangkat ke atas dengan menggunakan tali, ketiga arrester
satu per satu lalu digantungkan pada travers yang sudah terpasang
terlebih dahulu. Langkah berikutnya adalah masukkan klem yang ada
pada arrester pada travers yang sudah terpasang terlebih dahulu lalu
kencangkan baut penahan hingga kokoh.
3.4.7 Pemasangan Cut Out
Proses pemasangan cut out sama dengan proses untuk pemasangan
arrester. Langkah-langkah kerjanya juga sama.
29
Gamabar 3.6. Pemasangan Cut Out
3.4.8 Pemasangan Kawat Penghantar Pada Income Trafo
Langkah pertama adalah pergunakan takel untuk menarik kawat
penghantar dan kawat pertama dipasang pada saluran S,R,T.
Setelah terpasang pada isolator tarik maupun isolator tumpu, untuk
isolator tarik kencangkan baut klem isolator dengan menggunakan
kunci pas ring, dan untuk mengikat isolator tumpu menggunakan
kawat agar tidak terjatuh dari atau keluar dari dudukan isolator.
Setelah kawat terhubung dengan kuat pada isolator, lalu lepaskan takel
yang terpasang. Ujung kawat penghantar disambungkan langsung pada
input arrester dan di pararel dengan input cut out.
Output terminal ketiga arrester terpasang paralel satu sama lain dan
langsung dibumikan ke tanah sedangkan output cut out di sambung
langsung dengan kabel tanah yang mengarah ke sisi primer Trafo
kapasitas 50 KVA.
30
Gambarn 3.7. Pemasangan Kawat Income Trafo
3.4.9 Pemasangan Kawat Pada Income Gardu
Untuk proses pemasangan adalah menggunakan pipa paralon ukuran 3
inchi.
Langkah kedua adalah penyambungan kabel saluran tegangan rendah
pada sisi sekunder trafo, di sini terdapat empat terminal kabel yaitu
kabel fasa R, S, T dan Netral. Prosesnya langsung di sambungkan ke
input terminal gardu / panel yang melewati dalam pipa yang telah
disediakan.
Untuk pemasangan kabel ke saluran tegangan rendah untuk
konsumen/pelanggan pada gardu adalah ke-empat kabel tersebut di
sambung langsung pada terminal pada output gardu. Untuk proses
pemasangan pipa sama seperti pada pemasangan income gardu.
31
Gambar 3.8. Pemasangan Kawat Income Gardu
3.4.10 Pemasangan Kawat Tanah ( Pengaman Jaringan Distribusi )
Untuk pemasangan kawat tanah bahan yang digunakan adalah pipa
besi 5/8 mm dan kawat penghantar tembaga. Langkah pertama untuk
pemasangan dengan membuat lubang di sekitar tiang listrik kurang
lebih 50 cm lalu tancapkan elektroda ke dalam tanah.
Langkah yang kedua adalah penyambungan pada line arrester, untuk
penyambungannya ketiga arrester tersebut dengan membuka baut
penahan yang ada pada line arrester tersebut lalu kawat tembaganya
masukan kawat tesebut pada ketiga arrester satu per satu kemudian
kancingkan baut penahan yang ada pada line arrester hingga kokoh,
pemyambungannya secara paralel. Setelah penyambungan di arrester
lalu ujung dari kawat tersebut diikatkan pada elekroda yang sudah di
tancapkan ke dalam tanah.
Untuk pemasangan pentanahan pada trafo, kawat pentanahannya diikat
pada bagian bodi trafo yang khusus untuk pemasangan pentanahan.
Kalau untuk pemasangan pentanahan pada trafo langkah-langkah
kerjanya sama dengan proses pemasangan pentanahan pada jaringan
distribusi.
32
Pastikan semua sambungan dan pemasangan komponen jaringan
tertata dengan baik dan rapi sehingga tidak terjadi perbaikan jaringan
akibat kelalaian dalam pemasangan
Pada umumnya pengerjaan jaringan telah selesai sehingga saluran
primer dari pembangkit dapat dihidupkan, pada kondisi ini pihak PLN
yang berwenang melakukan penyambungan sakelar CO dengan
menggunakan stick sambung hingga trafo berdengung sebagai tanda
ketiga saluran primer telah ON dan trafo dapat di fungsikan.
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pemasangan gardu distribusi portal ini di peruntukan bagi konsumen-
konsumen listrik berdaya besar sperti, hotel,supermarket maupun ruko-
ruko dan perkantoran. Ini di karenakan agar konsumen-konsumen
seperti ini tidak menggunakan trafo yang sama dengan konsumen-
konsumen listrik berdaya kecil karena akan mengakibatkan sering
terjadinya drop tegangan.
2. Pemasangan gardu trafo distribusi konstruksi portal terdiri dari
beberapa tahap yaitu persiapan awal, survei lapangan, dan pemasangan
perlengkapan / komponen.
3. Hal-hal penting dalam pemasangan perlengkapan gardu trafo distribusi
konstruksi portal adalah lubang untuk fondasi tiang 1,70 meter,
pemasangan travers dan isolator, penarikan kawat penghantar
AAC3x70 mm, pemasangan siku, pemasangan tupang tarik dan tupang
33
tekan, trafo distribusi, gardu distribusi, arrester, cut out, kawat tanah
(arde) dan pengaman jaringan distribusi, serta kabel saluran tegangan
rendah.
4.2 Saran
1. Keselamatan dan kesehatan pekerja, haruslah di perhatikan dalam
suatu perusahaan. Untuk itu perlu adanya sarana dan prasarana yang
menunjang keselamatan kerja pegawai perusahaan khususnya di ruang
lingkup CV. SINAR TEKNIK.
2. Komponen-komponen / peralatan gardu trafo distribusi sebaiknya
menggunakan bahan-bahan yang berkualitas agar dapat tahan lama
sehingga menjadi kepuasan bagi konsumen.
3. Kepada pihak CV harus memperhatikan kawat penghantar pada saat
penarikan, jangan sampai kawat penghantar tersebut terlingkar karena
kawat tersebut mudah pecah dan akan mudah putus apabila sudah
dialiri arus dan juga akan mengurangi keandalan dari sistem jaringan
distribusi itu sendiri.
34
35