Bab I 2009fat

download Bab I 2009fat

of 12

description

dg

Transcript of Bab I 2009fat

  • I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Kegiatan industri diperlukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi,

    namun dilain pihak aktifitas industri juga dapat menjadi penyebab terjadinya

    kerusakan lingkungan hidup dan berdampak negatif bagi masyarakat sekitarnya.

    Sejak issu lingkungan global muncul dan adanya konsep pembangunan

    berkelanjutan (sustainable development), dunia industri juga dituntut untuk

    berkontribusi dalam pencapaian hubungan yang harmonis dan saling

    menguntungkan antara kegiatan industri dengan ekosistem pendukung di

    sekitarnya. Dengan demikian, lahirnya konsep kawasan ekologi industri (Eco

    Industrial Park), merupakan salah satu respon dunia industri terhadap perubahan

    lingkungan global.

    Eco-Industrial Park (EIP) merupakan sekumpulan industri (penghasil

    produk/jasa) yang berlokasi pada suatu tempat dimana para pelaku-pelaku

    didalamnya secara bersama mencoba meningkatkan performansi lingkungan,

    ekonomi, dan sosialnya. Tujuan dari EIP ini tidak lain adalah memperbaiki

    performansi ekonomi bagi industri-industri di dalamnya melalui minimalisasi

    dampak lingkungan. Dalam hal ini pendekatan-pendekatan yang dilakukan akan

    diarahkan pada: disain hijau (green design) infrastruktur, perencanaan dan

    penerapan konsep produk bersih, pencegahan polusi, efesiensi energi dan

    hubungan antar perusahan-perusahaan (inter-company partnering) (Lowe ,1996)

    Eco Industrial Park juga merupakan sebuah system industri yang dalam

    kegiatannya melakukan konservasi sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi,

    melakukan pengurangan biaya material dan energi dalam proses produksi, serta

    bertanggung jawab untuk memperbaiki effisiensi operasi, qualitas produk,

    kesehatan kerja dan citra dalam masyarakat, dan menyediakan peluang untuk

    membangkitkan pendapatan dari penggunaan dan penjualan materi limbah yang

    dihasilkan (Cote and Hall, 1995)

    Penempatan industri dalam suatu kawasan industri bertujuan untuk

    menciptakan lingkungan industri yang baik dan membantu industri yang

    bersangkutan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas proses produksi. Suatu

    pabrik yang berada dalam kawasan industri harus mempertimbangkan antara

    lain mencakup persiapan pembangunan seperti perijinan dan rekayasa

    keteknikan, pendirian bangunannya (konstruksi), proses produksi , pembuangan

    limbah pabrik, sampai dengan pengiriman hasil produksi kepada para

  • 2

    distributornya. Hal ini dimungkinkan karena dalam suatu kawasan industri telah

    tersedia prasarana infrastruktur lengkap bila dibandingkan dengan industri yang

    berada di luar kawasan industri. Pembangunan dan pengembangan kawasan industri di Indonesia secara umum diatur oleh kebijakan pemerintah melalui

    Keputusan Presiden yang ditindaklanjuti oleh Menteri Perindustrian serta

    Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional. Secara konsepsional,

    pembangunan kawasan industri di Indonesia merupakan proses pembangunan

    terpadu yang mempertimbangkan banyak aspek terkait. Pembangunan

    terpenting adalah aspek lokasional (pemilihan lokasi yang tepat dan memenuhi

    kriteria yang ditentukan). Aspek ini akan menentukan keberhasilan

    pembangunan secara ideal, yaitu mendorong peningkatan pendapatan

    masyarakat di satu sisi dan tetap menjaga kelestarian lingkungan di sisi yang

    lain. Kriteria pertimbangan pemilihan lokasi dalam pembangunan kawasan

    industri antara lain : jarak terhadap pemukiman 12 km, jaringan jalan, listrik dan

    telekomunikasi, prasarana angkutan seperti tersedia pelabuhan laut, topografi

    maksimal 0-150, jarak terhadap sungai maksimal 5 km dan terlayani, peruntukan

    lahan (non-pertanian, non pemukiman dan non-konservasi), ketersediaan lahan

    minimal 25 ha, orientasi lokasi terhadap pasar, bahan baku dan tenaga kerja.

    (Kimberly, 2007).

    Kota Cilegon adalah salah satu wilayah di propinsi Banten yang di

    dalamnya berkembang kawasan industri berat meliputi industri baja nasional PT.

    Krakatau Steel dan pusat kegiatan industri petrokimia, serta industri lainnya.

    Sesuai dengan pengembangan pola wilayah maka Kota Cilegon menjadi pusat

    kegiatan industri berat dan perdagangan di propinsi Banten yang merupakan

    sektor penyumbang PDRB propinsi Banten terbesar mencapai 54.62 %. Dari

    struktur investasi berupa pembentukan modal tetap bruto (PMTB) , pada tahun

    2005 PMTB Banten mencapai Rp 18.1 Trilyun, dengan rincian investasi pada

    komoditi industri kimia/petrokima, tekstil dan indutri logam, mesin-mesin dan

    peralatan berat mencapai Rp 10.56 Trilyun atau 58.36 % terhadap total investasi

    Banten (RENSTRA Propinsi Banten 2002-2006, 2007). Data ini menunjukkan

    bahwa pembangunan sektor industri memiliki peran strategis dan sangat penting

    bagi keberlangsungan proses pembangunan di propinsi Banten yang berimplikasi

    juga pada pembangunan sektor industri nasional. Hal ini juga mempertegas

    bahwa kawasan industri Cilegon di propinsi Banten yang di dalamnya terhimpun

    industri berat skala nasional bahkan internasional seperti industri baja nasional

  • 3

    PT. Krakatau Steel dan industri kimia/petrokimia terbesar di asia seperti PT.

    Chandra Asri PetroChemical dan industri berat lainnya, harus terus dijaga dan

    dikembangkan keberlangsungannya, mengingat peran strategis dan penting

    sektor industri untuk mewujudkan tujuan pembangunan, disamping juga harus

    menjadi perhatian bahwa sektor industri saat ini memiliki tantangan berupa

    benturan aktifitas industri dengan dampak yang berkaitan dengan isu-isu

    lingkungan dan kaitannya dengan proses pembangunan berkelanjutan. .

    Saat ini telah berkembang issu dan opini telah terjadinya degradasi

    lingkungan di sekitar kawasan industri Cilegon, terjadinya klaim dan konflik

    antara pihak industri dan masyarakat sekitar industri berkaitan dengan

    kesenjangan kesejahteraan serta potensi pencemaran lingkungan baik cair,

    gas/udara, padatan akibat aktifitas industri, serta permasalahan teknis berkaitan

    dengan keterbatasan sumber air baku proses, sumber energi pembangkitan dan

    pengendalian pengelolaan limbah industri yang berdampak terhadap proses

    keberlanjutan industri.

    Dengan latar belakang sebagaimana diuraikan di atas maka perlu

    dirumuskan suatu strategi dan pola kebijakan pengelolaan suatu kawasan

    industri untuk mewujudkan kawasan industri berwawasan lingkungan dan

    berkelanjutan ( Eco- Industrial Park).

    Dalam penelitian ini kajian dilakukan pada kawasan industri Cilegon di

    Propinsi Banten, yang hasilnya nanti dapat dijadikan rujukan dan model

    pengelolaan kawasan industri di daerah lainnya di Indonesia.

    Lingkup penilitian akan difokuskan pada wilayah Kota Cilegon, berkaitan

    dengan strategi pengelolaan kawasan industri Cilegon, dalam kerangka

    mewujudkan visi dan misi Kota Cilegon yaitu visi Kota Cilegon sebagai kota

    mandiri dan berwawasan lingkungan, dengan salah satu misinya yaitu

    mewujudkan keseimbangan dan keserasian tata ruang wilayah serta kelestarian

    lingkungan hidup, melalui salah satu prioritas pembangunan, pelaksanaan

    pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan

    memperhatikan pengelolaan lingkungan yang bernilai ekonomis.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan umum penelitian adalah merumuskan strategi dan menyusun

    skenario yang tepat untuk pengelolaan suatu kawasan industri menuju Eco

    Industrial Park, dimana pelaku-pelaku industri dalam suatu kawasan industri

  • 4

    dapat secara bersama-sama meningkatkan performansi lingkungan, ekonomi

    dan sosial, melalui minimalisasi dampak lingkungan dan juga memiliki

    kemampuan untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki keunggulan

    bersaing di pasaran, berdasarkan hasil kajian gap analisis kondisi eksisting

    dengan konsep ideal dan benchmarking Eco Industrial Park. Untuk mencapai

    tujuan tersebut di atas, ditetapkan beberapa tujuan khusus sebagai berikut :

    1. Menganalisis kondisi eksisting dan gap di kawasan industri Cilegon menuju

    Eco Industrial Park.

    2. Menganalisis kepentingan dan pengaruh stakeholders dalam pengelolaan

    kawasan industri Cilegon yang berkelanjutan.

    3. Menganalisis potensi dan kualitas limbah industri serta daya dukung

    lingkungan untuk mengetahui kualitas lingkungan kawasan dan rencana

    pengolahan limbah industri.

    4. Mengembangkan model strategi/skenario pengembangan kawasan industri

    eksisting menuju Eco Industrial Park.

    1.3. Kerangka Pemikiran Standardisasi nasional produk industri , pengembangan infrastruktur yang

    efisien dan sesuai dengan kebutuhan industri, serta peningkatan kompetensi

    tenaga kerja belum sepenuhnya berjalan optimal karena keterbatasan

    sumberdaya. Terpuruknya daya saing nasional, disebabkan karena

    membengkaknya biaya overhead produksi. Jika biaya produksi manufaktur diberi

    indeks 100, maka pada industri pengolahan, logam dasar dan mesin-mesin

    masih tinggi yaitu sebesar 85.8 (bandingkan dengan perusahaan di Jepang dan

    Cina 62, Filipina 77 dan Malaysia 79). Padahal merujuk ke arah kebijakan

    industri nasional saat ini telah memasuki periode pemulihan dan pengembangan

    (Renstra Departemen Perindustrian 2005-2009), dengan sasaran kualitatif yaitu:

    1. Tumbuhnya industri yang mampu menciptakan kesempatan kerja

    2. Terselesaikannya program revitalisasi , konsolidasi dan rekstrukturisasi

    industri

    3. Optimalisasi pasar dalam negeri dalam rangka pembangunan industri

    komponen lokal dan industri pengolah sumberdaya dalam negeri lainnya

    4. Meningkatnya daya saing industri berorientasi ekspor

    5. Tumbuhnya industri potensial yang menjadi motor pertumbuhan industri

    masa depan.

  • 5

    6. Meningkatnya pertumbuhan industri kecil menengah

    Strategi pokok untuk mencapai sasaran diatas adalah upaya peningkatan

    daya saing melalui: peningkatan nilai tambah, produktifitas, efisiensi dan

    pendalaman struktur industri; pengembangan industri kecil dan menengah; dan

    pembangunan industri berkelanjutan.

    Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan evaluasi dan

    reorientasi serta optimalisasi pemanfaatan kawasan industri untuk mendukung

    dan sejalan dengan arah kebijakan perkembangan industri nasional serta secara

    konsisten turut mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Perkembangan

    kawasan industri di Indonesia, yang sudah dimulai sejak awal tahun 1970

    mengemban dua misi. Pertama, merangsang tumbuhnya iklim industri. Kedua,

    menjadi sarana bagi pengaturan ruang, terutama untuk menghindari timbulnya

    kasus pencemaran lingkungan yang akan berakibat terhadap tuntutan biaya

    sosial yang tinggi .

    Dalam rangka melihat bagaimana pengembangan kawasan industri

    berwawasan lingkungan dan berkelanjutan ke depan yang relative kompleks,

    maka dilakukan penelitian berdasarkan pendekatan system dengan konsep

    pembangunan berkelanjutan, dimana lokasi yang dijadikan sebagai studi kasus

    yaitu di Kawasan Industri Cilegon.

    Pengembangan di Kawasan Industri Cilegon perlu dikelola agar mencapai

    tujuan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan kawasan industri dikatakan

    berwawasan lingkungan apabila secara ekonomis dinyatakan efisisen dan layak,

    secara ekologis dinyatakan lestari, dan secara sosial dinyatakan berkeadilan

    (WCED, 1987). Dalam konteks tujuan pembangunan berkelanjutan ini, terdapat

    keragaman kebutuhan baik dilihat dari sisi manajemen di Kawasan Industri

    Cilegon, pemerintah daerah, investor (pengusaha) dan masyarakat, yang tidak

    menutup kemungkinan terjadinya konflik kepentingan dan keterbatasan

    sumberdaya (limitation of resources). Salah satu alternatif adalah

    mengembangkan kawasan industri yang ada menjadi kawasan Eco Industrial

    Park (EIP), dimana suatu komunitas bisnis/industri dapat bekerja sama satu

    sama lain dan melibatkan masyarakat di sekitarnya untuk lebih mengefisiensikan

    pemanfaatan sumber daya (informasi, material, air, energi, infrastruktur, dan

    habitat alam) secara bersama-sama, meningkatkan kualitas ekonomi dan

    lingkungan, serta meningkatkan sumber daya manusia bagi kepentingan bisnis

  • 6

    dan juga masyarakat sekitarnya, sebagai upaya mempertahankan keberlanjutan

    industri dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.(Lowe, 2001).

    Menurut WCED (1987), pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana

    menyelenggarakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan umat manusia

    saat ini, tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi

    kebutuhannya. Didalamnya terkandung 2 gagasan penting: 1) gagasan

    kebutuhan yaitu kebutuhan esensial untuk memberlanjutkan kehidupan manusia,

    dan 2) gagasan keterbatasan yang bersumber pada kondisi teknologi dan

    organisasi sosial terhadap kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan

    kini dan hari depan. Dalam konsep pembangunan berkelanjutan terdapat

    perpaduan 2 kata yang kontradiktif yaitu pembangunan (development) yang

    menurut perubahan dan pemanfaatan sumber daya alam, dan berkelanjutan

    (sustainable) yang berarti tidak boleh mengubah (lestari) di dalam proses

    pembangunan yang berkelanjutan. Persekutuan antara kedua kepentingan ini

    (sustainable dan development) pada dasarnya mengembalikan ke alam

    lingkungannya sebagai dasar.

    Menurut Munasinghe (1993), pembangunan berkelanjutan digambarkan

    dalam segitiga sama sisi, dilambangkan dengan 3 dimensi, yaitu : ekonomi,

    ekologi, dan sosial. Pembangunan dikatakan berkelanjutan jika memenuhi ke

    tiga dimensi tersebut, yaitu: secara ekonomi layak dan efisien, secara ekologi

    lestari (ramah lingkungan) dan secara sosial berkeadilan. Makna dari

    pembangunan berkelanjutan dari dimensi ekologi memberikan penekanan pada

    pentingnya menjamin dan meneruskan kepada generasi mendatang sejumlah

    kuantitas modal alam (natural capital) yang dapat menyediakan suatu hasil

    berkelanjutan secara ekonomis dan jasa lingkungan termasuk keindahan alam.

    Untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, diperlukan analisis

    kondisi pengembangan di Kawasan Industri Cilegon saat ini, yang dapat

    direprenstasikan dengan: 1) analisis situasional (aspek ekonomi), 2) analisis

    perilaku penduduk (aspek social), dan 3) analisis potensi dan kualitas

    penanganan limbah industri serta daya dukung lingkungan dan tata ruang

    wilayah (aspek ekologi). Tujuan analisis perilaku penduduk adalah untuk

    mengetahui signifikansi hubungan antara tempat bekerja (di dalam dan di luar di

    Kawasan Industri Cilegon) dengan tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan

    tingkat kesejahteraan secara umum masyarakat sekitar. Tujuan analisis potensi

    dan kualitas limbah industri serta daya dukung lingkungan adalah untuk

  • 7

    mengetahui kualitas lingkungan kawasan serta analisis sustainability proses

    industri dan rencana pengolahan limbah industri, serta melalui analisis citra

    landsat kawasan industri Cilegon.

    Untuk pengembangan kawasan industri berwawasan lingkungan dan

    berkelanjutan melibatkan banyak stakeholders dengan kepentingan berbeda

    sehingga diperlukan analisis kebutuhan stakeholders dengan pendekatan sistem.

    Penelitian dengan pendekatan sistem pada prinsipnya dimulai dengan

    dilakukannya analisis terhadap adanya sejumlah kebutuhan sehingga dapat

    menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif. Analisis

    kebutuhan stakeholders dilakukan dengan menggunakan Analisis Prospektif

    menggambarkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan.

    Selanjutnya, adalah merumuskan strategi dan skenario pengelolaan

    kawasan industri berwawasan lingkungan yang optimal, yaitu dengan cara

    mensintesa berbagai data dan pertimbangan dari suatu persoalan yang

    kompleks yang tidak teratur, stratejik dan dinamis, menjadi bagian-bagian yang

    ditata secara hirarki, guna ditetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan

    berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut ( Marimin, 2005). Hasil

    prediksi kinerja sistem merupakan umpan balik informasi dalam rangka

    penyesuaian dan perbaikan scenario, sehingga system berdayaguna (efektif)

    sebagai bahan rekomendasi bagi stakeholders dalam pengembangan kawasan

    industri berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Secara skematis kerangka

    pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

  • 8

    Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

    I.4. Perumusan Masalah Kota Cilegon merupakan salah satu kota di Propinsi Banten yang

    dijadikan sebagai kawasan industri di Indonesia dimana di dalamnya terdapat

    berbagai jenis industri berat yang saling berinteraksi antara satu industri dengan

    jenis industri lainnya. Dalam rangka mewujudkan pembangunan industri yang

    berkelanjutan, maka dalam pengembangan kawasan ini menjadi kawasan

    pengembangan industri berat, maka salah satu aspek yang penting diperhatikan

    adalah bagaimana pengelolaan industri yang berada dalam kawasan tersebut

    dapat bersahabat dengan lingkungan. Dengan kata lain dalam pengelolaannya

    tidak menyebabkan terjadinya penurunan daya dukung lingkungan untuk

    mendukung kehidupan yang ada di sekitarnya.

    Berdasarkan hal tersebut sehingga muncul konsep untuk membentuk

    kawasan industri yang berbasis ekologi (Eco Industrial Park ), dimana konsep ini

    Analisis : Land use Cover Change,

    Sosekbud, Survey Eksisting Kawasan

    Industri Cilegon

    Analisis Kriteria Eco Industrial Park

    Analisis keberlanjutan kawasan industri

    Faktor Operasionalisasi

    Kelembagaan kawasan Industri

    Faktor dampak

    Faktor Proses

    Produksi

    Dimensi Ekologi

    Dimensi Sosial-

    Ekonomi

    Gap Analisis

    Konsep Pembangunan

    berlanjutan

    Bench- marking

    Eco Industrial Park di dunia

    Konsep ideal

    teoritik Eco

    Industrial Park

    Desain Eco Industrial

    Park

    Strategi penyelesaian

    gap

    Reconseptualisasi desain Eco Industrial Park

    Strategi Pengembangan Eco Industrial Park kawasan industri cilegon

  • 9

    dimaksudkan agar industri yang sedang beroperasi dapat bersahabat dengan

    lingkungan. Namun demikian, pengelolaan kawasan industri dalam rangka

    menuju Eco Industrial Park tidaklah sederhana, tetapi menimbulkan berbagai

    permasalahan yang begitu rumit dan relative kompleks sehingga memerlukan

    suatu pendekatan yang bersifat komprehensif agar konsep pembangungan

    berkelanjutan pada kawasan industri dapat diwujudkan.

    Sistem pengembangan kawasan Eco Industrial Park kawasan industri

    Cilegon akan efektif apabila kebutuhan diantara stakeholders dapat terpenuhi

    dan dapat menyelesaikan masalah yang timbul dalam memenuhi kebutuhan

    tersebut. Formulasi permasalahan disusun dengan cara mengevaluasi

    keterbatasan sumberdaya yang dimiliki dan atau adanya konflik kepentingan

    diantara stakeholders untuk mencapai tujuan system. Pengembangan kawasan

    industri Cilegon memiliki potensi terjadinya konflik kepentingan, jika tidak

    dikelola dan dimanfaatkan dengan bijaksana. Beberapa permasalahan dalam

    pengembangan kawasan industri Cilegon menuju Eco Industrial Park dapat

    diformulasikan sebagai berikut :

    1. Adanya kesenjangan informasi dan persepsi diantara stakeholders berkaitan

    dengan pemahaman tentang Eco Industrial Park dan dampak lingkungan

    akibat aktifitas industri

    2. Keterbatasan sumberdaya manusia dalam pengetahuan peralatan dan

    teknologi pengolahan limbah industri pengelola kawasan industri cilegon

    berdampak pada rendahnya inovasi dan kreatifitas pengolahan limbah

    industri.

    3. Keterbatasan kemampuan investor menerapkan teknologi berwawasan

    lingkungan untuk menjalankan produksi, sehingga tingkat pencemaran tinggi.

    4. Perencanaan bersifat sektoral dan parsial, belum mengakomodasikan

    kebutuhan stake holders, berakibat rendahnya kerjasama lintas sektoral.

    5. Tekanan penduduk, tuntutan perkembangan ekonomi daerah yang semakin

    dinamis, serta tingginya permintaan konsumsi barang, mengakibatkan

    permintaan terhadap lapangan kerja dan jumlah angkatan kerja.

    6. Hukum dan kelembagaan yang tidak operasional dan tidak konsisten dalam

    pelaksanaan (debirokratisasi).

    7. Keterbatasan akses informasi dan pemasaran dari pengelola kawasan

    industri cilegon, berdampak pada rendahnya pangsa pasar dan pendapatan.

  • 10

    8. Keterbatasan infrastruktur usaha seperti : energi listrik, perizinan, komunikasi,

    gas, perpajakan, retribusi berdampak kurang kondusif nya iklim usaha.

    9. Globalisasi ekonomi menuntut dihasilkannya produk yang berkualitas untuk

    bisa bersaing di pasar global.

    Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, perlu dilakukan

    pengkajian mengenai kondisi pengembangan kawasan industri saat ini,

    kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan stakeholders dalam pengembangan

    kawasan industri guna meminimalisasi konflik antar pihak terkait, model riset

    strategi pengembangan kawasan industri berwawasan lingkungan dan

    berkelanjutan, sehingga dihasilkan skenario dan strategi pengelolaan kawasan

    industri menuju Eco Industrial Park dalam kerangka pembangunan berkelanjutan,

    dalam bentuk redisain kawasan industri eksisting menuju Eco Industrial Park

    berdasarkan hasil analisis gap antara kondisi eksisting dengan konsep ideal

    teoritik dan benchmarking Eco Industrial Park. Dalam pengkajian tersebut,

    beberapa permasalahan yang perlu dipecahkan antara lain :

    1. Bagaimana kondisi eksisting serta adakah gap dalam pengelolaan industri di

    kawasan industri Cilegon ?

    2. Sejauhmana tingkat kepentingan dan pengaruh stakesholders dalam

    pengelolaan kawasan industri Cielgon yang berkelanjutan ?

    3. Bagaimana potensi dan kualitas limbah industri serta daya dukung

    lingkungan di kawasan industri Cilegon ?

    4. Bagaimana strategi/skenario pengembangan kawasan industri Cilegon dalam

    rangka menuju Eco Industrial Park ?

    Perumusan masalah pengembangan kawasan Cilegon secara skematis

    disajikan seperti pada Gambar 2.

  • 11

    Gambar 2. Skema perumusan masalah strategi pengembangan kawasan

    industri menuju Eco Industrial Park. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan manajemen Kawasan Industri Cilegon untuk

    mengelola kawasan industri menuju Eco Industrial Park.

    2. Sebagai bahan masukan pemerintah dan departemen terkait dalam

    merumuskan kebijakan pengembangan dan pengelolaan kawasan industri

    berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

    3. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat untuk pengembangan dan

    pengelolaan kawasan industri menuju Eco Industrial Park melalui pendekatan

    kajian gap analisis kondisi eksisting dengan kondisi ideal teoritik dan

    benchmarking Eco Industrial Park dalam rangka menerapkan konsep

    pembangunan berkelanjutan.

    4. Sumbangsih ilmu pengetahuan

    Kawasan Industri Cilegon

    Eco Industrial Park

    Pengembangan Industri yang Berkelanjutan

    4. Menurunnya kualitas lingkungan disekitar Kawasan Industri Cilegon

    5. Belum ada strategi pengembangan kawasan untuk menuju Eco Industrial Park di kawasan industri Cilegon

    Permasalahan

    1. Tingginya perubahan tata guna lahan dan kawasan terbangun disekitar kawasan industri

    2. Terdapat gap antara kondisi eksisting dengan kriteria kecukupan EIP

    3. Terjadinya konflik kepentingan antar stakeholder dalam pengembangan kawasan Pengkajian

    Kondisi eksisting dan potensi gap

    dengan EIP

    Kepentingan dan pengaruh

    stakeholders

    Potensi dan kualitas limbah industri

    model strategi/skenario pengembangan kawasan industri

    Kebijakan pengembangan kawasan industri

    menuju Eco Industrial Park.

  • 12

    I.6 Kebaruan (Novelty) Kebaruan dalam penelitian ini adalah dihasilkannya model konseptual

    pengembangan kawasan industri menuju Eco Industrial Park dengan

    mengintegrasikan metode GIS, Gap analysis,Stakeholders analysis,Analytical

    Hyrarchi Process (AHP) dan Prospektif Analysis .