Bab 7 Morfofonemik

11
BAB 7 MORFOFONEMIK Pada bagian ini, akan ditemukan paparan tentang: 1) pengertian morfofonemik; 2) penghilangan bunyi: 3) penambahan bunyi; 4) perubahan bunyi; 5) perubahan dan penambahan bunyi: 6) perubahan dan penghilangan bunyi; 7) peloncatan bunyi; serta 8) asimilasi dan desimilasi. A. Apakah Morfofonemik Itu? Morfofonemik adalah cabang linguistic yang mempelajari perubahan bunyi yang diakibatkanoleh adanya pengelompokkan morfem. Nelson Francis (1958) mengatakan bahwa morfofonemik mempelajari variasi-variasi yang tampak pada struktur fonemik alomorf-alomorf sebagai akibatpengelompokkan menjadi kata (Ahmadslamet, 1982:69). Penegertian lain dilontarkan oleh Samsuri (1982:201) bahwa morfofonemik merupakan studi tentang perubahan-perubahan fonem yang disebabkan hubungan dua morfematau lebih serta pemberian tanda-tandanya. Prawirasumantri (1986:37) memberikan contoh untuk memperjelas bidang garapan morfofonemik yakni dengan pertemuan morfem ber- dengan morfem ajar menghasilkan bentuk belajar. Pada proses morfologis ini terjadi perubahan /r/ menjadi /l/. pertemuan morfem meN- dengan lihat menjadi melihat. Disini tampak bunyi /N/ hilang menjadi me-. Perubahan-perubahan bunyi akibat pertemuan dua morfem atau lebih disebut morfofonemis, sedangkan tanda huruf besar pada meN- yang pada ralitas fonemis bisa berupa beberapa macam bunyi/fonem disebut morfofonem, dan ilmu yang mempelajarinya disebut morfofonemik. Morfofonernis bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi enam macam yaitu: (1) penghilangan bunyi; (2) penambahan bunyi; (3) perubahan bunyi; (4) perubahan dan pe nambahan bunyi; (5) perubahan dan penghilangan bunyi; dan (6) peloncatan bunyi.

Transcript of Bab 7 Morfofonemik

Page 1: Bab 7 Morfofonemik

BAB 7 MORFOFONEMIK Pada bagian ini, akan ditemukan paparan tentang:1) pengertian morfofonemik;2) penghilangan bunyi:3) penambahan bunyi;4) perubahan bunyi;5) perubahan dan penambahan bunyi:6) perubahan dan penghilangan bunyi;7) peloncatan bunyi; serta8) asimilasi dan desimilasi. A.        Apakah Morfofonemik Itu?             Morfofonemik adalah cabang linguistic yang mempelajari perubahan bunyi yang diakibatkanoleh adanya pengelompokkan morfem. Nelson Francis (1958) mengatakan bahwa morfofonemik mempelajari variasi-variasi yang tampak pada struktur fonemik alomorf-alomorf sebagai akibatpengelompokkan menjadi kata (Ahmadslamet, 1982:69). Penegertian lain dilontarkan oleh Samsuri (1982:201) bahwa morfofonemik merupakan studi tentang perubahan-perubahan fonem yang disebabkan hubungan dua morfematau lebih serta pemberian tanda-tandanya.            Prawirasumantri (1986:37) memberikan contoh untuk memperjelas bidang garapan morfofonemik yakni dengan pertemuan morfem ber- dengan morfem ajar menghasilkan bentuk belajar. Pada proses morfologis ini terjadi perubahan /r/ menjadi /l/. pertemuan morfem meN- dengan lihat menjadi melihat. Disini tampak bunyi /N/ hilang menjadi me-. Perubahan-perubahan bunyi akibat pertemuan dua morfem atau lebih disebut morfofonemis, sedangkan tanda huruf besar pada meN- yang pada ralitas fonemis bisa berupa beberapa macam bunyi/fonem disebut morfofonem, dan ilmu yang mempelajarinya disebut morfofonemik.            Morfofonernis bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi enam macam yaitu: (1) penghilangan bunyi; (2) penambahan bunyi; (3) perubahan bunyi; (4) perubahan dan pe nambahan bunyi; (5) perubahan dan penghilangan bunyi; dan (6) peloncatan bunyi. B.        Penghilangan Bunyi             Proses penghilangan bunyi dapat terjadi atas:            1) Bunyi /N/ pada meN- dan peN- yang hilang karena pertemuan kedua morfem                 tersebut dengan bentuk dasar yang berbunyi atau berfonem awal /r, l, y, w/ dan                 nasal.Misalnya:

meN- + ramumeN- + lucumeN- + yakini (?)meN- + wangimeN- + nyanyimeN- + minyakmeN- + ngeongmeN- + nanti

→→→→→→→→

meramumelucumeyakinimewangimenyanyimeminyakmengeongmenanti

Page 2: Bab 7 Morfofonemik

 

peN- + rusakpeN- + lacakpeN- + yakinpeN- + wajibpeN- + nyalapeN- + mabukpeN- + nanti

 →→→→→→→

 perusakpelacakpeyakinpewajibpenyalapemabukpenanti

 1)      Fonem /r/ pada morfern ber-, ter-, dan per- hilang bila yang berbunyi atau      berfonem awal  /r/ atau yang suku pertamanya berakhir dengan bunyi /r/.misalnya:

ber- + rambutber- + sertaber- + kerja

 

ter- + rasater- + pedayater- + rayu

 

ter- + ramalter- + ramaiter- + serta

→→→ →→→ →→→

berambutbesertabekerja terasaterpedayaterayu peramalperamaipeserta

C.        Penambahan Bunyi             Proses penambahan bunyi terjadi pada:1) Pertemuan antara morfem -an, ke-an, per-an, menyebabkan timbulnya    fonem atau bunyi /?/ bila bentuk dasar itu berakhir dengan vokal /a/.Misalnya:

-an + sapake-an + samaper-an + kata

→→→

sapaankesamaanperkataan

Catatan             Jika peN-an dipertemukan dengan bentuk dasar yang diawali bunyi /p, t, k, dan s/ dan diakhiri oleh vocal maka morfofonemis yang terjadi berupa perubahan, penghilangan dan penambahan bunyi.Contoh:

peN-an + tandapeN-an + padu

→→

penandaanpemaduan

Page 3: Bab 7 Morfofonemik

peN-an + kajipeN-an + sampai

→→

pengajianpenyampaian

 2) Pertemuan antara morfem -an, ke-an, per-an dengan bentuk dasar yang    berakhir dengan bunyi /i/ akan menyebabkan timbulnya bunyi /y/.Misalnya:

-an + harike-an + serasiper-an + api

→→→

hariankeserasianperapian

3) Pertemuan antara morfem , ke-an, per-an dengan bentuk dasar yang    berkhir dengan fonem /u, o/ akan menyebabkan timbulnya fonem /w/.Misalnya:

-an + jamuke-an + lucuper-an + sekutu

 

-an + kiloke-an + loyoper-an + toko

→→→ →→→

jamuankelucuanpersekutuan kiloankeloyoanpertokoan

 D.        Perubahan Bunyi Perubahan bunyi akan terjadi pada:1) Pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang dimulai    oleh fonem atau bunyi /d/ dan bunyi /s/ khusus pada bentuk dasar yang    berasal dari bahasa asing akan terjadi perubahan bunyi /N/ menjadi /n/.

meN- + datangmeN- + survai

 

peN- + damarpeN- + supply

→→ →→

mendatangmensurvei pedamarpensupply

 2) Pertemuan morfem meN- dan peN- pada bentuk dasar yang berawal    dengan bunyi atau fonem /b, f/ akan terjadi perubahan bunyi /N/    menjadi /m/.Misalnya:

meN- + burumeN- + fitnah

 

peN- + buangpeN- + fitnah

→→ →→

memburumemfitnah pembuangpemfitnah

Page 4: Bab 7 Morfofonemik

 3) Pertemuan morfem meN- den peN- dengan bentuk dasar yang berawal    dengan fonem /c, j/, maka fonem /N/ akan berubeh menadi /n/Misalnya:

meN- + cakarmeN- + jajal

 

peN- + ceramahpeN- + jamu

→→ →→

mencakarmenjajal penceramahpenjamu

 4) Pertemuan morfem meN- dan peN- dengan. bentuk dasar yang berbunyi    awal /g, h, x/ dan voka1 , maka fonem /N/ akan berubah menjadi /η/.Misalnya:

meN- + garapmeN- + hasutmeN- + khayalmeN- + ambilmeN- + intipmeN- + ukurmeN- + ekormeN- + orbit

 

peN- + garispeN- + harumpeN- + khianatpeN- + angkatpeN- + isappeN- + umpatpeN- + olah

→→→→→→→→ →→→→→→→

menggarapmenghasutmengkhayalmengambilmengintipmengukurmengekormengorbit penggarispengharumpengkhianatpengangkatpengisappengumpatpengolah

  5) Pertemuan morfem ber- dan per— pada bentuk dasar ajar    mengakibatkan perubahan bunyi /r/ men jadi /1/. Peristiwa ini    sebenarnya merupakan peristiwa unik, sebab hanyac terjadi pada bentuk    dasar ajar sehingga ada yang mengatakan suatu “kekecualian”.Perhatikanlah:

ber- + ajarper- + ajar

→→

belajarpelajar

 6) Pertemuan morfem ke-an dan -i dengan bentuk dasar berfonem akhir /?/ menyebabkan fonem tersebut berubah menjadi /k/.Misalnya:

Page 5: Bab 7 Morfofonemik

duduk /dudu?/ + ke-anbedak /beda?/ + -i

→→

kedudukanbedaki

                                                                E.        Perubahan dan Penambahan Bunyi             Proses perubahan dan penambahan fonem doat terjadi pads:1) Pertemuan morfem meN- dan peN- pada bentuk dasar yang terdiri atas    satu suku kata menyebabkan perubahan bunyi /N/ menjadi /η/ dan    penambahan bunyi /∂/.Misalnya:

meN- + belmeN- + catmeN- + tik

→→→

mengebelmengecatmengetik

 2) Pertenuan morfem peN-an pada bentuk dasar berfonem awal /d, c, j/ dan berfonem akhir /a, i, u, dan o/ menyebabkan perubahan /N/ menjadi /n/ dan bertambahnya /?, y, w/.Contonnya:

peN-an + datapeN-an + dahulupeN-an + cahayapeN-an + caripeN-an + calopeN-an + jagapeN-an + juri

→→→→→→→

pendataanpendahuluanpencahayaanpencarianpencaloanpenjagaanpenjurian

 3) Pertemuan morfem peN-an pada bentuk dasar yang berfonem awal /b, f/ dan berfonem akhir vokal /a, i, u, dan o/ menyebabkan perubahan /N/ menjadi /m/ dan bertambahnya bunyi /?, y, w/.Contohnya:

peN-an + bukapeN-an + beripeN-an + bukupeN-an + blangkopeN-an + faktapeN-an + foto

→→→→→→

pembukaanpemberianpembukuanpemblangkoanfaktafoto

 4) Pertemuan morfem peN-an pada bentuk dasar yang berfonem awal /g, h, kh/ dan berfonem akhir vocal /a, i, u, o/ menyebabkan perubahan /N/ menjadi /m / dan bertaoibahnya bunyi /?, Y, w/.Contohnya:

peN-an + gunapeN-an + galipeN-an + gadaipeN-an + ganggupeN-an + hargapeN-an + hijau

→→→→→→

penggunaanpenggalianpenggadaianpenggangguanpenghargaanpenghijauan

 

Page 6: Bab 7 Morfofonemik

5) Pertemuan morfem peN-an pada bentuk dasar yang dimulai oleh vokal dan diakhiri oleh vokal /a, i, u, o/ menyebabkan perubahan /N/ menjadi / / dan bertambahnya bunyi /?, y, w/. Contohnya:

peN-an + adapeN-an + adupeN-an + andaipeN-an + utamapeN-an + uraipeN-an + intaipeN-an + operasi

→→→→→→→

pengadaanpengaduanpengandaianpengutamaanpenguraianpengintaianpengoprasian

  F.         Perubahan dan Penghilangan Bunyi             Proses perubahan dan penghilangan bunyi terjadi pandai:1) Pertemuan peN- dan meN- pada bentuk dasar yang dimulai oleh fonem /p/ akan perubahan /N/ menjadi /m/ dan fonem awal bentuk dasar hilang.Contohnya:

peN- + perasmeN- + paksa

→→

pemerasmemaksa

 2) Pertemuan morfem peN- dan meN- pada bentuk dasar yang dimulai oleh fonem /t/ akan mengakibatkan perubahan /N/ menjadi /n/ dan hilangnya fonem awal bentuk dasar.Contohnya:

peN- + tarimeN- + tendang

→→

penarimenendang

 3) Pertemuan morfem peN- dan meN- pada bentuk dasar yang diawali fonem /k/ akan mengakibatkan perubahan fonem /N/ menjadi /η/ dan hilangnya fonem awal bentuk dasar.Contohnya:

peN- + karangmeN- + kurung

→→

pengarangmengurung

 4) Pertemuan morfem peN— dan meN— pada bentuk dasar yang diawali fonem /s/ akan mengakibatkan perubahan fonem /N/ menjadi /η/ dan hilangnya fonem awal bentuk dasar yang bersangkutan.Contohnya:

peN- + sayangmeN- + saring

→→

penyayangmenyaring

 G.        Peloncatan Bunyi             Prawirasumantri (1986:40) menambahkan satu lagi bentuk morfofonemik bahasa Indonesia yaitu peloncatan burnyi. Peloncatan fonem ini terjadi apabi1a dua atau 1ebih bertukar tempat akibat petemuan morfem-morfem dalam bahasa Indonesia ditemukan

Page 7: Bab 7 Morfofonemik

sebuah gejala ini, yakni peloncatan fonem /a/ dan /m/ pada kata padma dalam merah padam. H.        Mengapa Asimilasi dan Disimilasi?            Setelah kita memaparkan masalah morofonemik yang dalam bahasa Indonesia, kita mengetahui bahwa apabila dua morfem berkombinasi sering terjadi perubanan fonem, fonem yang berdampingan akan menjadi sama atau lebih bersaingan. Yang dimaksud dengan bersamaan di sini ialah bersamaan dalam ciri-ciri artikulatisnya. Kalau /N/ berubah menjadi /m/ karena morfem awal bentuk dasar yang dilekatinya ialah /p/ maka terjadilah persamaan ciri-ciri artikumatoris yakni sama-sama bunyi bilabial. Proses yang menyebabkan dua fonem yang berbeda itu menjadi sama atau bersamaan disebut (Ahmadslamet, 1982:74). Asimilasi dapat dibagi berdasarkan beberapa segi, yaitu berdasarkan tempat fonem yang dihasilkan , dan sifat asimilasi itu sendiri (Keraf, 1982:37).            1) Penggolongan asimilasi berdasarkan tempat fonem yang diasimilasikan.            Berdasarkan tempat fonem yang diasimilasikan, asimilasi dapat dibedakan menjadi asimilasi progresif dan asimilasi regresif. Berikut ini penjelasannya.              a. Asimilasi progresif            Suatu asimilasi dikatakan asimilasi progresif apabila bunyi yang diasimilasikan terletak sesudah bunyi yang mengasimilasikan.Contohnya:        colnis (latin kuno) → collis (latin)                           peN- + sabar          → penyabar                           meN- + pugar        → memugarb. Asimilasi regresif            Suatu asimilasi dikategorikan asimilasi regresif apabila bunyi yang diasimilasikan mendahului bunyi yang mengasimilasikan.Contohnya:        in- + possible       → impossible                           en- + power         → empower                           peN- + bela          → pembela                           meN- + dengar    → mendengar            2) Penggolongan asimilasi berdasarkan sifat asimilasi itu sendiri.            Berdasarkan sifat asimilasi itu sendiri, asimilasi dapat dibedakan menjadi asimilasi total dan parsial.            a. Asimilasi Total            Yang dimaksud dengan asimilasi total yaitu penyamaan fonem yang diasimilasi benar-benar serupa, atau degnan perkataan lain dua buah fonem yang disamakan tersebut, dijadikan serupa betul.Contohnya:

Proses Asimilasi Hasil AsimilasiDalam Bahasa Indonesia

ad + salam (Arab)in + moral (Ingg.)ad + similatino (Lat)meN- + periksa (Ind)

assalamimmoralassimilasimemeriksa

asalamimoralasimilasimemeriksa

Page 8: Bab 7 Morfofonemik

             b. Asimilasi Parsial            Suatu asimilasi dikategorikan asimilasi parsial bila kedua fonem yang disarnakan itu tidak persis melainkan hanya sejenis secara artikulatoris.Contohnya:                 in- + possible               → impossible                                    meN- + bawa              → membawa                                    en + bitter                    → embitter                                    peN- + dengar             → pendengar            Kebalikan dan asimilasi adalah disimilasi yakni prosa dua fonem yang sama atau bersamaan menjadi tidak sama.Contohnya:                                    in + noble                    →  ignoble                                    saj + jana (skt)             →  sarjana                                    sayur + sayur               → sayur mayor