Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

14
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan BUDGET BIAYA OVERHEAD PABRIK Kompetensi dasar Memahami dan menyusun budget biaya overhead pabrik Indikator 1. Menjelaskan pengertian budget biaya overhead pabrik 2. Menjelaskan departemen produksi dan departemen pembantu 3. Menjelaskan metode alokasi biaya 4. Menjelaskan satuan-satuan kegiatan yang umum dipakai pada bagian produksi dan bagian jasa/pembantu 5. Menjelaskan alokasi BOP A.Pengertian Budget Biaya Overhead Pabrik Budget yang merencanakan secara lebih terinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung dan waktu (kapan) biaya pabrik tidak langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat (departemen) di mana pabrik tidak langsung tersebut terjadi. Biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. B.Biaya Pabrik Tidak Langsung Semua biaya yang terdapat serta terjadi di dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan 71

Transcript of Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

Page 1: Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan

BUDGET BIAYA OVERHEAD PABRIK

Kompetensi dasar

Memahami dan menyusun budget biaya overhead pabrik

Indikator

1. Menjelaskan pengertian budget biaya overhead pabrik

2. Menjelaskan departemen produksi dan departemen pembantu

3. Menjelaskan metode alokasi biaya

4. Menjelaskan satuan-satuan kegiatan yang umum dipakai pada

bagian produksi dan bagian jasa/pembantu

5. Menjelaskan alokasi BOP

A.Pengertian Budget Biaya Overhead Pabrik

Budget yang merencanakan secara lebih terinci tentang beban biaya

pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang di

dalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak langsung,

jumlah biaya pabrik tidak langsung dan waktu (kapan) biaya pabrik tidak

langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan

tempat (departemen) di mana pabrik tidak langsung tersebut terjadi.

Biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka

proses produksi, kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga

kerja langsung.

B.Biaya Pabrik Tidak Langsung

Semua biaya yang terdapat serta terjadi di dalam lingkungan pabrik,

tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses

produksi, yaitu proses mengubah bahan mentah menjadi barang lain

yang nantinya akan dijual.

C.Bagian Produksi Suatu Perusahaan

1. Departemen Produksi

71

Page 2: Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan

Bagian (departemen) yang menjalankan kegiatan produksi, yaitu

kegiatan mengubah bahan mentah untuk dijadikan barang lain yang

nantinya akan dijual.

2. Departemen Pembantu

Bagian (departemen) yang tidak menjalankan kegiatan produksi,

melainkan menjalankan kegiatan-kegiatan yang sifatnya membantu

kelancaran jalannya proses produksi, misalnya:

a. Bagian administrasi pabrik

b. Bagian reparasi dan pemeliharaan

c. Bagian tenaga pembangkit

D.Metode Alokasi Biaya

1. Metode yang mendasarkan pada perbandingan dari masing-masing

bagian (departemen) yang menggunakan watt yang besar akan

meperoleh bagian biaya yang besar pula. Misalnya untuk biaya listrik.

2. Metode yang mendasarkan pada perbandingan luas lantai dari masing-

masing bagian (departemen) di dalam perusahaan. Misalnya untuk

biaya pemeliharaan ruangan.

3. Metode yang mendasarkan pada perbandingan jumlah karyawan dari

masing-masing departemen. Misalnya untuk biaya antar jemput

karyawan.

4. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan nilai kekayaan dari

masing-masing departemen perusahaan. Misalnya untuk upah penjaga

malam.

E. Satuan-Satuan Kegiatan Yang Umum Dipakai Pada Bagian

Produksi Dan Bagian Jasa/Pembantu

1. Bagian Produksi

a. Unit barang yang dihasilkan

b. Jam buruh langsung (DLH)

c. Jam mesin langsung (DMH)

d. Biaya bahan mentah

72

Page 3: Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan

e. Biaya tenaga kerja langsung

2. Bagian jasa/pembantu

a. Jam reparasi langsung (DRH)

b. Kilowatt hour untuk bagian pembangkit tenaga listrik

c. Nilai pembelian bahan mentah untuk bagian pembelian

d. Jam buruh langsung dan jumlah tenaga kerja untuk bagian umum

dan administrasi pabrik.

F. Pembebanan Biaya-Biaya Departermen Produksi

1. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan yang dihasilkan dari

masing-masing jenis produk. Metode ini mengakibatkan beban biaya

per unit dari semua jenis produk adalah sama besar sehingga

pengaruhnya terhadap kalkulasi HPP dari semua produk sama besar.

Metode ini cocok untuk produk yang harga jualnya relatif sama.

2. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan harga jual per unit

dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini untuk

harga jual yang jauh berbeda.

3. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan bahan

mentah rata-rata per unit dari masing-masing jenis produk yang

dihasilkan. Metode ini cocok untuk perusahaan yang besar kecilnya

BOP lebih banyak dipengaruhi oleh besar kecilnya penggunaan bahan

mentah.

4. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan JKTKL

rata-rata per unit dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan.

Metode ini cocok untuk perusahaan yang besar kecilnya BOP lebih

banyak dipengruhi oleh besar kecilnya JKTKL.

G.Permasalahan BOP

Pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu kepada bagian produksi

H.Distribusi Biaya Overhead Pabrik

Pembagian overhead pabrik tak langsung departemen kepada

departemen yang menikmatinya.

73

Page 4: Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan

I. Alokasi Biaya Overhead Pabrik

Pembagian BOP Departemen Pembantu ke Departemen Produksi atau

dari Departemen Pembantu ke Departemen Pembantu yang lain dan

Departemen Produksi.

J. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik

Pembagian BOP kepada produk

K.Alokasi BOP

Kemungkinan alokasi tidaklangsung dilakukan karena pada dasarnya

biaya yang dikeluarkan bagian pembantu nantinya akan

dipertangungjawabkan oleh bagian produksi, karena fungsi bagian jasa

adalah membantu jalannya proses produksi. Kemungkinan alokasi jasa

departemen pembantu adalah sebagai berikut:

1. Jasa departemen pembantu hanya digunakan oleh bagian produksi

Dalam contoh ini misalnya jasa bagian listrik (X), bagaian reparasi(Y)

dan bagian pemeliharaan mesin(Z) digunakan hanya oleh bagian

produksi yaitu bagian produksi I(A), produksi II(B) dan produksi III(C).

Contoh

PT PERMAI dalam memproduksi barang menggunakan 3 departemen

produksi dan 3 departemen jasa

Biaya yang terjadi didepartemen sebagai berikut:

Produksi A Rp 10.000.000

Produksi B Rp 8.500.000

Produksi C Rp 9.200.000

Jasa X Rp 5.000.000

Jasa Y Rp 4.000.000

Jasa Z Rp 3.000.000

Alokasi BOP dari departemen jasa ke departemen produksi sebagai berikut:

Dept. pemberi Departemen penerima jasa

74

Page 5: Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan

jasa A B C X Y Z

Jasa X 30% 50% 20% - 0 0Jasa Y 25% 45% 30% 0 - 0Jasa Z 40% 15% 45% 0 0 -

Output departemen A = 5000, departemen B 6000 departemen C 5500,

atas dasar diatas hitunglah:

BOP masing-masing departemen produksi

setelah memperoleh alokasi biaya dari departemen jasa

BOP per unit di masing-masing departemen

produksi

Jawab:

Biaya Overhead Pabrik

BOP Dept. Produksi A Dept. Produksi B Dept. Produksi C

Langsung 10.000.000 8.500.000 9.200.000Tidak langsung (alokasi)

Jasa X (5 jt)(0,3x5.000.000) =1,5

jt(0,5x5.000.000) =

2,5 jt(0,2x5.000.000) = 1 jt

Jasa Y(4 jt)(0,25x4.000.000) =1

jt(0,45x4.000.000) =

1,8 jt(0,3x4.000.000) = 1,2 jt

Jasa Z(3 jt)(0,4x3.000.000) =1,2

jt

(0,15x3.000.000)=0,45

jt

(0,45x3.000.000) = 1,35jt

BOP departemen 13,7 jt 13,25 jt 12,75 jtOutput 5000 6000 5500BOP per unit 2740 2208,3 2318,2

2. Jasa departemen pembantu digunakan oleh departemen produksi dan

departemen pembantu yang lain. Misalnya departemen jasa listrik (X)

digunakan jasanya oleh departemen produksi dan departemen jasa

reparasi (Y). Sedangkan departemen jasa Y jasanya hanya digunakan

oleh departemen produksi.

Contoh

PT RAHAYU menjalankan produksinya dengan dua departemen produksi

dan 3 departemen jasa

Biaya yang terjadi sebagai berikut:

Produksi I 1.000.000Produksi II 800.000

75

Page 6: Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan

Jasa X 400.000Jasa Y 200.000

Penggunaan jasa dari departemen jasa

Produksi I Produksi II Jasa X Jasa Y

Jasa X 40% 50% 10%Jasa Y 50% 50%

Hitunglah biaya di departemen produksi I dan II

Pemberi jasa Penerima jasa

Produksi I Produksi II Jasa X Jasa Y

Langsung 1.000.000

800.000 400.000 200.000

Tidak langsung

Jasa X (400.000) 160.000 200.000 (400.000)

40.000

Jasa Y (240.000) 120.000 120.000 (240.000)

1.280.000

1.120.000 0 0

3. Jasa departemen pembantu digunakan oleh bagian produksi dan

bagian pembantu lain dan antar departemen pembantu saling

mengunakan jasanya. Misalnya bagian listrik menggunakan jasa

bagian reparasi, bagian reparasi menggunakan jasa bagian listrik.

Kalau terjadi seperti ini maka untuk mengalokasikan biaya overhead

bagian jasa/pembantu dengan metode aljabar. Dalam metode ini biaya

yang timbul pada masing-masing bagian/jasa pembantu dinyatakan

dalam bentuk persamaan alajabar.

X = a1 + b1 Y

Y= a2 + b2 X

di mana

Xadalah biaya overhead bagian jasa X setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa Y

Yadalah jumlah biaya overhead bagian jasa Y setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa X

a1 adalah biaya overhead bagian jasa X sebelum alokasia2 adalah biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasib1 adalah prosentase penggunaan jasa bagian Y oleh bagoan Xb2 adalah prosentase penggunaan jasa bagian X oleh bagian Y

76

Page 7: Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan

Data yang diketahui dari PT MAJU adalah:

a. Rencana biaya Overheead Pabrik setahun

Bagian BiayaProduksi I 2 jutaProduksi II 1,5 jutaJasa A 500.000Jasa B 400.000

b. Penggunaan jasa dari bagian jasa

Pemberi jasa

Penerima jasa

Produksi I Produksi II Jasa A Jasa BJasa A 50% 40% - 10%Jasa B 40% 40% 20%

c. Luas kegiatan yang direncanakan

Produksi I = 50.000 DMH setahun

Produksi II = 25.000 DLH setahun

Dengan data di atas, diminta untuk:

1. Menentukan besarnya BOP masing-masing bagian jasa setelah saling

menerima dan memberi jasa masing-masing

2. Menentukan besarnya BOP masing-masing produksi setelah

menyerap BOP dari bagian jasa

3. Menentukan tarif BOP masing-masing bagian produksi untuk setiap

satuan jam sesuai tingkat kegiatan masing-masing

Besarnya BOP netto masing-masing bagian jasa , menggunakan

persamaan aljabar yang berlaku adalah:

X = a1 + b1 Y

Y = a2 + b2 X

Sehingga X = 500.000 + 0,2 Y

Y = 400.000 + 0,1 X

Maka X = 500.000 + 0,2 (400.000 + 0,1X)

X = 500.000 + 80.000 + 0,02X

X- 0,02X = 580.000

0,98X = 580.000

X = 591.836,7

Untuk mencari Y , masukkan nilai X dalam persamaan

77

Page 8: Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan

X = 500.000 + 0,2Y

591.836,7 = 500.000 + 0,2 Y

91.836,7 = 0,2 Y

Y = 459.183,7

Dept jasa Budget Menerima Memberi BOP nettoJasa X 500.000 91.836,7 59.183,7 532.653Jasa Y 400.000 59.183,7 91.836,7 367.347

BOP keseluruhan masing-masing bagian produksi:

Bag. Produksi I Bag. Produksi IIBudget BOP 2.000.000 1.500.000Alokasi BOPJasa X 50/90x532.653=295.91

8,340/90x532.653=236.734,7

Jasa Y 40/80x367.347=183.673,5

40/80x367.347=183.673,5

BOP keseluruhan 2.479.591,8 1.920.408,2

Tarif BOP masing-masing bagian produksi:

Tarif BOP bagian produksi I persatuan DMH

Rp 2.479.591,8 : 50.000 = 49,6

Tarif BOP bagian produksi II satuan DLH

Rp 1.920.408,2 : 25.000 = 76,8

LATIHAN

Soal 1

Sebuah gedung dipakai bersama oleh barang pabrik, bagian administrasi

umum dan bagian administrasi penjualan. Luas gedung 1000 m 2 yang

penggunaannya dibagi sebagai berikut:

Pabrik 600 m 2 Administrasi 100 m 2 Penjualan 300 m 2

1000 m 2 Biaya depresiasi gedung per tahun sebesar Rp 5 juta. Berapa besarnya

BOP yang berasal dari biaya depresiasi?

Soal 2

78

Page 9: Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan

Perencanaan biaya produksi PT NUSA INDAH tiap departemen sebagai

berikut:

Produksi I 3.000.000Produksi II 2.000.000Produksi III 1.000.000Jasa x 800.000Jasa y 400.000

Penggunaan jasa dari bagian jasa

Pemberi jasa

Penerima jasa

Produksi I Produksi II Jasa A Jasa BJasa A 40% 40% - 10%Jasa B 40% 50% 10%

Berapakah BOP netto departemen masing-masing departemen jasa

Berapakah BOP di departemen produksi setelah alokasi dari departemen

jasa

Soal 3

PT ABC menentukan tarif BOP untuk memperhitungkan HPP. Adapun data

perencanaan yang tersedia sebagai berikut:

a. BOP dalam setahun

Departemen Kegiatan Jumlah biayaProduksi I Prosessing 8.000.000Produksi II Finishing 6.000.000Jasa X Diesel 5.000.000Jasa Y Bengkel 4.000.000

Penggunaan jasa dari departtemen jasa teknik

Pemberi jasa

Departemen pemakai jasa

Prod I Prod II Jasa X Jasa YJasa teknik X

40% 50% - 10%

Jasa teknik Y

40% 40% 20% -

Volume kegiatan masing-masing departemen

Departemen produksi I 8000 jam, 60 % untuk produk A dan 40% untuk

produk B

79

Page 10: Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan

Depet prod II 6000 jam, 50% untuk produk A dan 50% untuk produl B

Rencana produksi dan penjualan

10000 satuan produk A akan dijual denga harga 600o/unit

ddan 8000 satuan/unit produk B dengan harga jual 5000/unit

Biaya produksi dan penjualan

Produk A Produk BBiaya bahan baku 20 juta 15 jutaBiaya TKL 9 juta 6 jutaBiaya penjualan 5 jutaBiaya umum dan administrasi 4 juta

Berdasarkan data diatas diminta:

Menentukan BOP netto departemen jasa

Biaya di departemen produksi

Tarif perjam untuk depet produksi

Anggaran Harga Pokok produksi untuk barang A dan barang B

Soal 4

Tarip BOP ditentukan berdasarkan rencana kegiatan produksi tahunan

yang dasarnya adalah jumlah DMH menurut anggaran. Penggunaannya

dari bulan ke bulan digunakan jumlah DMH riil bulan yang bersangkutan.

Data yang tersedia sebagai berikut:

Departemen Biaya Jumlah DMHProduksi I 4.000.000 500.000Produksi 2 3.000.000 300.000Jasa 1 1.000.000 100.000Jasa 2 800.000 100.000

Pemakaian jasa yang dihasilkan departemen jasa menurut jumlah DMH

Pemberi jasa

Penerima jasa

Produksi I (DMH)

Produksi II(DMH)

Jasa 1(DMH) Jasa2(DMH)

Dept. Jasa 1 40.000 50.000 - 10.000Dept. Jasa 2 40.000 40.000 20.000 -

80.000 90.000 20.000 10.000

Untuk bulan Januari 2007

80

Page 11: Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan

- Dept produksi 1 akan bekerja selama 45.000 DMH

- Dept produksi 2 akan bekerja selama 25.000 DMH

Pertanyaaan:

1. Tentukan besarnya tarif BOP per DMH untuk setiap departemen

produksi

2. Tentukan besarnya anggaran biaya overhead pabrik untuk kedua

departemen produksi khusus selama bulan Januari 2007

Rangkuman

Pengertian budget BOP yaitu budget yang merencanakan secara

lebih terinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode

yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya

pabrik tidak langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung dan waktu

(kapan) biaya pabrik tidak langsung tersebut dibebankan, yang masing-

masing dikaitkan dengan tempat (departemen) di mana pabrik tidak

langsung tersebut terjadi.

Bagian Produksi Suatu Perusahaan terdiri dari departemen produksi

dan departemen pembantu/jasa. Departemen produksi yaitu depatemen

yang aktivitasnya memproses bahan baku menjadi barang jadi

sedangkan departemen pembantu atau jasa yaitu departemen yang

membantu kelancaran departemen produksi. Alokasi BOP yaitu

pembagian BOP departemen pembantu ke departemen produksi atau dari

departemen pembantu ke departemen pembantu yang lain dan

departemen produksi.

Daftar Pustaka

Any Agus Kana, 1990, Anggaran Perusahaan, AK Group. Yogyakarta

Gunawan Adisapupro, 1997, Marwan Asri, Anggaran Perusahaan , buku 1, BPFE Yogyakarta

81

Page 12: Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan

Indriyo G, Mohamad N, 2003, Anggaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta

M Munandar, 2001, Budgeting, BPFE, Yogyakarta

82