Bab 6 micro ekonomi

12
Bab 6 Teori Biaya Produksi Dalam Ekonomi yang sudah modern, dimana peranan uang sangat penting, maka ukuran efisiensi yang paling baik adalah uang. Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara inansial dan ekonomi menguntungkan. Dalam pembahasan ini asumsi-asumsi yang digunakan adalah: 1. Perusahaan bergerak dipasar persaingan sempurna. Harga output ditentukan oleh pasar dan berapa pun yang diproduksi akan terjual habis. 2. Faktor produksi atau input yang digunakan adalah barang modal dan tenaga kerja. Dalam jangka pendek hanya tenaga kerja yang bersifat variable. 1.konsep Biaya Pengertian biaya dalam ilmu ekonomi adalah biaya kesempatan. Berkaitan dengan konsep tersebut, dikenal dengan biaya eksplisit (explicit cost ) dan biaya implisit (implicit cost ). Biaya eksplisit adalah biaya-biaya ang secara eksplisit terlihat terutama melalui keuangan. Biaya implisit adalah biaya kesempatan (opportunity cost ). a. Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan tenaga kerja perorang persatuan waktu. Harga tenaga kerja adalah upahnya(perjam atau perhari). Bagi ekonomi upah pekerja adalah biaya eksplisit, dengan asumsi upah yang dibayarkan adalah sama besar dengan upah yang diterima tenaga kerja bila bekerja ditempat yang lain. b. Biaya Barang Modal Ekonom melihat biaya barang modal sebagai biaya implisit. Biaya ekonomi penggunaan barang modal bukanlah berapa besar penggunaan uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya, melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada pengusaha lain. c. Biaya kewirauasahawanan Wirausahawan (pengusaha) adalah orang yang mengombinasikan berbagai factor produksi untuk ditranformasi menjadi output berupa barang dan jasa.atas keberanian menanggung risiko, pengusaha mendapat balas jasa berupa laba. Pengertian laba yang digunakan ekonom adalah laba ekonomi(economic profit ).

Transcript of Bab 6 micro ekonomi

Page 1: Bab 6 micro ekonomi

Bab 6

Teori Biaya Produksi

Dalam Ekonomi yang sudah modern, dimana peranan uang sangat penting, maka ukuran

efisiensi yang paling baik adalah uang. Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara inansial

dan ekonomi menguntungkan.

Dalam pembahasan ini asumsi-asumsi yang digunakan adalah:

1. Perusahaan bergerak dipasar persaingan sempurna. Harga output ditentukan oleh pasar dan

berapa pun yang diproduksi akan terjual habis.

2. Faktor produksi atau input yang digunakan adalah barang modal dan tenaga kerja. Dalam

jangka pendek hanya tenaga kerja yang bersifat variable.

1.konsep Biaya

Pengertian biaya dalam ilmu ekonomi adalah biaya kesempatan. Berkaitan dengan konsep

tersebut, dikenal dengan biaya eksplisit (explicit cost) dan biaya implisit (implicit cost). Biaya

eksplisit adalah biaya-biaya ang secara eksplisit terlihat terutama melalui keuangan. Biaya implisit

adalah biaya kesempatan (opportunity cost).

a. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan tenaga

kerja perorang persatuan waktu. Harga tenaga kerja adalah upahnya(perjam atau perhari).

Bagi ekonomi upah pekerja adalah biaya eksplisit, dengan asumsi upah yang dibayarkan

adalah sama besar dengan upah yang diterima tenaga kerja bila bekerja ditempat yang lain.

b. Biaya Barang Modal

Ekonom melihat biaya barang modal sebagai biaya implisit. Biaya ekonomi

penggunaan barang modal bukanlah berapa besar penggunaan uang yang harus dikeluarkan

untuk menggunakannya, melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin

disewakan kepada pengusaha lain.

c. Biaya kewirauasahawanan

Wirausahawan (pengusaha) adalah orang yang mengombinasikan berbagai factor

produksi untuk ditranformasi menjadi output berupa barang dan jasa.atas keberanian

menanggung risiko, pengusaha mendapat balas jasa berupa laba. Pengertian laba yang

digunakan ekonom adalah laba ekonomi(economic profit).

Page 2: Bab 6 micro ekonomi

2.Produksi, Produktivitas dan Biaya

Perilaku biaya juga berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka pendek ada

factor produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarya tidak

tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah

meningkatkan produktivitas dibanding dalam jangka pendek.

Pola pergerakan biaya rata-rata berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka panjang.

Untuk perusahaan yang berskala hasil menarik (increasing return to scale atau IRS), penambahan

tingkat produksi justru menurunkan biaya produksi.sebaliknya dengan perusahaan yang berskala hasi

menurun (decreasing return to scale atau DRS).

3.Biaya Produksi Jangka Pendek

a) Biaya Total, Biaya Tetap, dan Biaya Variable

Biaya total jangka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya variable.

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi,

cotohnya biaya barang modal, gaji pegawai bunga pinjaman dan sewa gedung kantor. Biaya

variable (variable cost) adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi,

contohnya upah buruh,biaya bahan baku.

TC=FC+VC Dimana : TC = biaya total jangka pendek

FC = Biaya tetap jangka pendek

VC = Biaya variable jangka pendek.

Kurva – kurva Biaya Total,Biaya Tetap dan Biaya Variable (diagram 6.1)

Biaya TC VC

FC

0 Kuantitas

Kurva FC mendatar menunjukan bahwa besarnya biaya tetap tidak tergantung pada jumlah produksi.

Kurva VC membentuk huruf S terbalik menunjukan hubugan terbalik antara tingkat produktivitas

Page 3: Bab 6 micro ekonomi

dengan besarnya biaya. Kurva TC sejajar dengan kurva VC menunjukan bahwa dalam jangka pendek,

perubahan biaya total semata-mata ditentukan oleh perubahan biaya variable.

b) Biaya Rata-rata

Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output.

Besarnya biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output.

AC = AFC + AVC

Atau

TC = FC + VC dimana AC = biaya rata-rata jangka pendek

Q Q Q AFC = biaya tetap rata-rata jangka pendek

AVC = biaya variable rata-rata jangka pendek

Kurva Biaya Rata-rata (Diagram 6.2)

Biaya

AC

AVC

AFC

0 Kuantitas

Kurva AFC terus menurun, menunjukan bahwa AFC makin menurun bila produksi ditambah. Tetapi

kurva AFC tidak pernah meyentuh sumbu horizontal. Artinya nilsi AFC tidak pernah negative.

Kurva AC mula-mula menurun lalu naik. Kurva AVC juga mula-mula menurun selanjutnya menaik

dan terus mendekati AC.

c) Biaya marjinal

Biaya marjinal (marjinal cost) adalah tambahan biaya karena menambah produksi

sebanyak satu unit output. Jika biaya marjinal jangka pendek dinotasikan MC dan perubahan

output adalah ∂Q maka

MC = ∂TC

∂Q

Dalam jangka pendek, perubahan biaya total disebabkan perubahan biaya variable.

MC = ∂VC

∂Q

Jika harga perunit tenaga kerj adalah P dan perubahan penggunaan tenaga kerja adalah ∂V,

maka ∂VC = P.∂V

Page 4: Bab 6 micro ekonomi

MC = P.(∂V/∂Q) karena MP adalah ∂Q/∂V, maka MC= P ( 1 )

MP

Kurva Biaya Marjinal

Diagram 6.3

TC

e MC

d

a b c

0 0

Qa Qb Qc Qd Qe kuantitas Qa Qb Qc Qd Qe Kuantitas

Diagram 6.3a menggambarkan bahwa garis singgung a,b,c dan seterusnya menunjukan besarnya MC.

Bila garis singgung makin mendatar, nilai MC akan mengecil, begitu sebaliknya. Diagram 6.3b menunjukan

kurva MC yang diturunkan dari diagram 6.3a.

4.Biaya produksi jangka panjang

Biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya variable,biaya rata-rata,

dan biaya marjinal. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variable dan biaya

marjinal. Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh

output dan semuanya bersifat variable.

LTC = LVC dimana : LTC = biaya total jangka panjang

LVC = biaya variable jangka panjang

Biaya marjinal adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit.

LMC = ∂LTC Dimana : LMC = biaya marjinal jangka pajang

∂Q ∂LTC= perubahan biaya total jangka panjang

∂Q = perubahan output

Biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output

LAC = LTC Dimana LAC = biaya rata-rata jangka panjang

∂Q Q = jumlah output

Page 5: Bab 6 micro ekonomi

a. Kurva Biaya Rata-rata Jangka Panjang

Teorema Amplop (Envelope Theorem)

Biaya

SAC1 SAC2 SAC3

C1

C2

0 X1 X2 X3 kuantitas

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kurva LAC adalah kurva yang menunjukan biaya

produksi perunit minimum pada berbagai tingkat produksi.

b. Kurva Biaya Marjinal jangka panjang

Biaya SMC1 Kurva Biaya Marjinal Jangka Panjang

SAC1 LMC

A SMC2 SAC2 LAC

X1 X2 X3 X4 kuantitas

c. Sekala Produksi ekonomis dan Tidak Ekonomis

Skala produksi ekonomis (economics of scale ) adalah interval tingkat produksi dimana

penambahan output akan menurunkan biaya produksi jangka panjang perunit. Sebaliknya skala produksi

tidak ekonomis adalah interval tingkat produksi dimana penambahan tingkat produksi justru menaikkan

biaya produksi jangka panjang perunit.

Page 6: Bab 6 micro ekonomi

Skala Produksi Ekonomis dan Tidak Ekonomis

LMC

Economies of scale LAC

A Diseconomies of scale

0

Kuantitas

Pada diagram diatas kurva LAC mencapai minimum dititik A kemudian naik lagi disebabkan efisiensi skala

produksi. Kurva LMC berada dibawah kurva LAC karena nilai MP (marginal produk) lebihbesar dari AP

(Average product) . besarnya nilai MP menyebabkan nilai LAC bergerak menurun.

Ada beberapa factor penyebab terjadinya efisiensi dan inefisiensi jangka panjang, yaitu:

Teknologi produksi

Managemen

Sumber daya manusia (SDM)

d. Sudut Kemiringan Kurva Biaya Rata-rata Jangka panjang (Kurva LAC)

LAC

LAC

0 0

X1 (a) Kuantitas (b) X1 kuantitas

Diagram a menunjukan sudut kemiringan LAC mengarah kekanan atas. Ini terjadi karena terlalu cepat

terjadinya hokum LDR ,sehingga setelah titik X1 perusahaan mengalami skala produksi tidak ekonomis.

Diagram b menunjukan sudut kemiringan LAC ke kiri bawah. Perusahaan mengalami inefisiensi sehingga

skala produksi tidak ekonomis lagi saat jumlah produksi sudah sangat besar (0X2).

Page 7: Bab 6 micro ekonomi

BAB 7

Memaksimumkan Laba

1. Pendekatan Totalitas

pendekatan Totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya Total (TC).

Pendapatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan dengan

harga output perunit. Jika harga jual perunit output adalah P maka TR – P.Q. biaya Variabel

adalah jumah unit output (Q) dikalikan dengan biaya variable perunit. Jika biaya variable

perunit adalah V, maka VC = V.Q. dengan demikian π = PQ – (FC + VQ)

Kurva TR dan TC (pendekatan totalitas)

RP

TR = PQ

TR=TC TC = FC + VC

Titik impas (BEP)

FC

0 Q* kuantitas

2. Pendekatan RataRata (Average Approach)

Dalam pendekatan ini, perhiungan laba perunit dilakukan dengan membandingkn antara

biaya produksi rata-rata (AC) dengan harg jual output (P) . laba total adalah laba per unit

dikalikan dengan jumlah output yang terjual.

π=(P-AC).Q

dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual perunit output lebih

tinggi dari biaya rata-rata (AC). Prusahaan hanya mencapai angka impas bila P=AC.

3. Pendekatan Marjinal (Marjinal Approach)

Dalam pendekatan marjinal, perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya

marjinal (MC) dan pendapatan marjinal (MR). laba maksimum akan tercapai pada saat

MR=MC. Kondisi tersebut bias dijelaskan secara matematis, grafis dan verbal.

Penjelasan secara matematis

π=TR-TC

laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi π (∂π/∂Q) = 0 dan nilainya

samadengan nilai turunan pertama TC (∂TC/∂Q atau MC).

Page 8: Bab 6 micro ekonomi

∂π = ∂TR - ∂TC = 0

∂Q ∂Q ∂Q

=MR – MC = 0

MR = MC π maksimum atau kerugian minimum.

Penjelasan secara grafis

Kurva TR, TC dan Laba (pendekatan marjinal)

TR-TC = π maks

c1 TC

b1

a1 TR

b2 c2

a2

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 kuantitas

Π

Pada diagram terlihat bahwa tingkat output yang memberikan laba adalah interval Q1-Q5 . jika

output dibawah jumlah Q1 perusahaan mengalami kerugian karena TR<TC. Dalam diagram terlihat

bahwa laba maksimum tercapai jika tingkat produksinya adalah Q3.

Pada pembuktian secara matematis telah diketahui bahwa nilai π (laba) akan maksimum bila

MR=MC. Dalam garis kondisi terbukti dengan membandingkan dua garis singgung b1 dan b2.

Penjelasan secara Verbal

1) Penambahan output sepanjang sub-interval

Ketika output ditambah dari Q1 ke Q2 kurva π bergerak naik yang artinya laba bertambah

besar

2) Pada saat jumlah output Q3

Pada saat jumlah output Q3, garis singgung b1 (MR) sejajar garis singgung b2 (MC).

3) Interval Q3-Q5.

Jika output ditambah dari Q3 ke Q4, terlihat bahwa sudut kemiringan garis singgung C1 (MR)

sudah lebih kecil dari sudut kemiringan garis singgung C2 (MC).

Page 9: Bab 6 micro ekonomi

Bab 8

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna

Semua perusahaan memproduksi barang yang homogeny (homogeneous product)

Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan /informasi sempurna.

Output sebuah perusahaan relative kecil dibanding output pasar.

Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar.

Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar.

a. Homogenitas produk (Homogeneous Product)

Adalah product yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa

perlu mengetahui siapa produsennya.

b. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)

Para pelaku ekonomi memiliki pengetahuan sempurna tentang haarga produk dan input

yang dijual.

c. Output Perusahaan Relatif Kecil (Small Relatively Output)

Semua perusahaan dalam industry (pasar) dianggap berproduksi efisien baikdalam jangka

pendek maupun jangka panjang.

d. Perusahaan Menerima Harga yang ditentukan Pasar (Price Taker)

Konsekuensi dari asumsi ketiga (butir C) adalah bahwa perusahaa menjual produknya

dengan berpatokan bahwa harga yang ditetapkan pasar (Price Taker)

e. Keleluasaan Masuk-keluar Pasar (Free Entry and Exit)

Adalah dalam pasar persaingan sempurna factor produksi mobilitasnya tidak terbatas dan

tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan factor produksi. Pengertian

mobilitas mencakup pengertian geografis dan antar pekerjaan.

Page 10: Bab 6 micro ekonomi

2. Permintaan dan Penerimaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna.

a. Permintaan

Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan

penawaran. Jika jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka

berapa pun yang dijual perusahaan harga relative tidak berubah. Karena itu kurva permintaan

yang dihadapi perusahaan secara indiviu berbentuk garis lurus horizontal

Kurva permintaan industry dan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna

Harga

D Perusahaan

Kuantitas

b. Penerimaan

Penerimaan total (total revenue) perusahaan sama dengan jumlah output (Q) dikali harga

jual (P). karena harga telah ditetapkan, penerimaan rata-rata (average revenue) dan

penerimaan marjinal (marginal revenue) adalah sama dengan harga.

Kurva Penerimaan dalam pasar persaingan sempurna

Rp

TR=P.Q

0 kuantitas

Page 11: Bab 6 micro ekonomi

3. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek

Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam keseimbangan.

a) Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi.

b) Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba

maksimum atau dalam kondisi buruk kerugiannya minimum.

Diagram Diagam

Keseimbangan jangka pendek Keseimbangan jangka panjang

perusahaan dalam kondisi perusahaan dalam persaingan

laba maksimum sempurna

Rp MC LMC

SMC

P E D= AR = MR = P LAC SAC E

A laba D=AR=MR=P

B

0 0

Q1 Q* Q2 kuantitas Q* kuantitas

4. Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna

a) Kurva Penaawaran Jangka Pendek

Rp

P4 D4 = MR4 = P4

P3 D3 = MR3 = P3

P2 D2 = MR2 = P2

P1 D1 = MR1 = P1

P0

0

Q0 Q1 Q2Q3Q4 kuantitas

Diagram diatas menunjukan jika harga dibawah P0 perusahaan tidak mau berproduksi karena harga masih lebih kecil dari biaya variable perunit yang paing

rendah. Jika harga naik ke P1 agar mencapai laba maksimum perusahaan berproduksi pada saat MR=MC atau MR=P, sehingga jumlah output adalah Q1.

Page 12: Bab 6 micro ekonomi