BAB 6

2
BAB 6 PENELITIAN TOKSISITAS KONVENSIONAL TINJAUAN UMUM Penelitian toksisitas konvensional pada hewan coba sering mengungkapkan serangkaian efek akibat pajanan toksikan dalam berbagai dosis untuk berbagai masa pajanan. Karenanya, penelitian ini merupakan sumber data utama bagi evaluasi toksikologi. Selain itu, penelitian ini juga amat berharga untuk menunjukkan organ sasaran (misalnya hati), sistem (misalnya sistem kardiovaskuler), atau toksisitas khusus (misalnya karsinogenesitas) yang membutuhkan penelitian lebih lanjut. Efek toksikan antara lain berhubungan dengan masa pajanan. Untuk meneliti berbagai efek yang berhubungan dengan masa pajanan, penelitian toksikologi biasanya dibagi menjadi tiga kategori : (1) uji toksisitas akut dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang di uji sebanyak satu kali, atau beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam; (2) uji toksisitas jangka pendek (juga dikenal sebagai penelitian subakut atau subkronik) dilakukan dengan memberikan bahan tersebut berulang-ulang, biasanya setiap hari atau lima kali seminggu, selama jangka waktu kurang lebih 10% dari masa hidup hewan, yaitu tiga bulan untuk tikus dan satu atau dua tahun untuk anjing. Meskipun demikian, beberapa peneliti menggunakan jangka waktu yang lebih pendek, misalnya pemberian zat selama 14 dan 28 hari. Uji toksisitas jangka panjang dilakukan dengan memberikan zat kimia berulang-ulang selama masa hidup hewan coba atau sekurang-kurangnya sebagian besar dari masa hidupnya, misalnya 18 bulan untuk mencit, 24 bulan untuk tikus dan 7-10 tahun untuk anjing dan monyet. UJI TOKSISITAS AKUT Sebagian besar penelitian semacam ini dirancang untuk menentukan dosis letal median (LD 50 ) toksikan. LD 50 disefinisikan sebagai dosis tunggal suatu zat yang secara statistik diharapkan akan membunuh 50% hewan coba. Pengujian ini juga dapat menunjukkan organ sasaran yang mungkin dirysak

description

bab 6

Transcript of BAB 6

Page 1: BAB 6

BAB 6

PENELITIAN TOKSISITAS KONVENSIONAL

TINJAUAN UMUM

Penelitian toksisitas konvensional pada hewan coba sering mengungkapkan serangkaian efek akibat pajanan toksikan dalam berbagai dosis untuk berbagai masa pajanan. Karenanya, penelitian ini merupakan sumber data utama bagi evaluasi toksikologi. Selain itu, penelitian ini juga amat berharga untuk menunjukkan organ sasaran (misalnya hati), sistem (misalnya sistem kardiovaskuler), atau toksisitas khusus (misalnya karsinogenesitas) yang membutuhkan penelitian lebih lanjut. Efek toksikan antara lain berhubungan dengan masa pajanan. Untuk meneliti berbagai efek yang berhubungan dengan masa pajanan, penelitian toksikologi biasanya dibagi menjadi tiga kategori : (1) uji toksisitas akut dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang di uji sebanyak satu kali, atau beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam; (2) uji toksisitas jangka pendek (juga dikenal sebagai penelitian subakut atau subkronik) dilakukan dengan memberikan bahan tersebut berulang-ulang, biasanya setiap hari atau lima kali seminggu, selama jangka waktu kurang lebih 10% dari masa hidup hewan, yaitu tiga bulan untuk tikus dan satu atau dua tahun untuk anjing. Meskipun demikian, beberapa peneliti menggunakan jangka waktu yang lebih pendek, misalnya pemberian zat selama 14 dan 28 hari. Uji toksisitas jangka panjang dilakukan dengan memberikan zat kimia berulang-ulang selama masa hidup hewan coba atau sekurang-kurangnya sebagian besar dari masa hidupnya, misalnya 18 bulan untuk mencit, 24 bulan untuk tikus dan 7-10 tahun untuk anjing dan monyet.

UJI TOKSISITAS AKUT

Sebagian besar penelitian semacam ini dirancang untuk menentukan dosis letal median (LD50) toksikan. LD50 disefinisikan sebagai dosis tunggal suatu zat yang secara statistik diharapkan akan membunuh 50% hewan coba. Pengujian ini juga dapat menunjukkan organ sasaran yang mungkin dirysak atau efek toksik spesifiknya, serta memberikan petunjuk tentang dosis yang sebaiknya digunakan dalam pengujian yang lebih lama. Akan tetapi dalam beberapa hal khususnya bila toksisitas