Bab - 5.DOC

6
survey pem etaan - perencanaan - pengaw asan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Secara Fisiografi lembar peta ini terletak pada 135 o 15’ BT ~ 136 o 00’ BT. dan 1 o 00‘ LU ~ 1 o 30’ LU. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan serta analisa peta topografi, maka morfologi daerah Pulau Supiori menunjukkan bentuk morfologi yang sangat kasar dengan beberapa puncak yang mencapai ketinggian beberapa ratus meter. Sedangkan aliran air sungai umumnya berarah baratdaya - timurlaut dengan pola saliran berbentuk paralel, khususnya untuk sungai Wabudori, Dari hasil kajian geologi regional, Lokasi pekerjaan SURVEY GEOLOGI PLTA WABUDORImasuk ke dalam peta geologi, Lembar Biak, Irian Jaya ( M. Masria, N. Ratman dan K. Suwitodirdjo, 1981) Batuan/tanah dasar yang berkembang adalah jenis batugamping hablur berbutir sedang sampai kasar, setempat dijumpai lensa konglomerat serta sisipan napal. Batugamping hablur ini berwarna putih susu, coklat muda dan jingga kecoklatan. Batuan ini termasuk kedalam V-1

Transcript of Bab - 5.DOC

Page 1: Bab - 5.DOC

survey pemetaan - perencanaan - pengawasan

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Secara Fisiografi lembar peta ini terletak pada 135 o 15’ BT ~ 136 o 00’ BT.

dan 1o 00‘ LU ~ 1o 30’ LU. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan serta

analisa peta topografi, maka morfologi daerah Pulau Supiori menunjukkan

bentuk morfologi yang sangat kasar dengan beberapa puncak yang mencapai

ketinggian beberapa ratus meter. Sedangkan aliran air sungai umumnya

berarah baratdaya - timurlaut dengan pola saliran berbentuk paralel,

khususnya untuk sungai Wabudori,

Dari hasil kajian geologi regional, Lokasi pekerjaan “SURVEY GEOLOGI

PLTA WABUDORI” masuk ke dalam peta geologi, Lembar Biak, Irian Jaya

( M. Masria, N. Ratman dan K. Suwitodirdjo, 1981)

Batuan/tanah dasar yang berkembang adalah jenis batugamping hablur

berbutir sedang sampai kasar, setempat dijumpai lensa konglomerat serta

sisipan napal. Batugamping hablur ini berwarna putih susu, coklat muda dan

jingga kecoklatan. Batuan ini termasuk kedalam Formasi Wainukendi (Tomw),

yang tersebar sangat luas di bagian tengah hingga selatan pulau Supiori.

Sedangkan pada bagian tengah hingga utara terdiri atas napal, sebagian

tufaan, bersisipan tipis batupasir dan batugamping hablur, berwarna kelabu

dan coklat. Batuan ini termasuk kedalam Formasi Wafordori (Tmw).

Aspek Struktur geologi yang berkembang disini adalah berkembangnya

patahan primeryang diikuti oleh patahan sekunder yang berarah baratlaut –

tenggara, patahan ini diperkirakan merupakan jalur pemisah antara pulau

Supiori utara dan selatan. Kegiatan gunungapi selama Eosen dan Oligosen

V-1

Page 2: Bab - 5.DOC

survey pemetaan - perencanaan - pengawasan

kemudian menghasilkan bahan yang diendapkan pada permukaan hasil

pengikisan tersebut. Setidaknya ada bagian daerah ini yang mengalami

pelekukan, sehingga di berbagai tempat tertentu menimbulkan keadaan yang

menguntungkan bagi pengendapan batuan karbonat, misalnya di bagian

selatan Pulau Supiori dan di bagian utara pulau Biak

Berdasarkan data hasil pemboran inti, maka lokasi pekerjaan sebagian besar

ditutupi oleh lempung lanauan mengandung pasir berwarna coklat keabuan

yang terendapkan pada permukaan tanah, sedangkan batuan dasar adalah

berupa batugamping berwarna putih kekuningan dan batupasir yang

berselingan dengan batulempung, berwarna abu-abu kekuningan .

Dari hasil perhitungan daya dukung pondasi untuk di lokasi pekerjaan

“SURVEY GEOLOGI PLTA WABUDORI” dapat disimpulkan bahwa :

Berdasarkan hasil analisa borlog dari pemboran inti, maka dalam menentuan

jenis pondasi yang akan diterapkan pada tubuh bendung dan disekitar lokasi

power house adalah dengan menggunakan pondasi Sumuran dengan

diameter 3,50 m dan kedalaman pondasi mencapai 5,00 meter dibawah

permukaan tanah.

Adapun hasil perhitungan daya dukung ijin pada lokasi Bendung dan Power

House adalah sebagai berikut :

Sample

Code

Depth

of

pile (m)

N’spt Ult. Friction

Capacity (ton)

Ult. End

Bearing

Capacity (ton)

Allowable

Capacity (ton)

Diameter 350 cm

BH. 01 - 5,00 60,00 129,20 1570,20 575,10

BH. 02 - 5,00 51,00 118,40 942,10 361,40

BH. 03 - 5,00 40,00 264,70 1059,9 459,20

BH. 04 - 5,00 34,00 118,40 942,10 361,40

BH. 05 - 5,00 55,00 125,6 942,10 364,30

BH. 09 - 5,00 60,00 240,10 3532,90 1273,70

BH. 10 - 5,00 60,00 118,40 2355,30 832,50

BH. 11 - 5,00 60,00 207,30 2060,80 769,90

Sedangkan untuk lokasi yang merupakan akses jalan masuk menuju lokasi

bendung dan Power House banyak terhambat oleh adanya alur sungai,

V-2

Page 3: Bab - 5.DOC

survey pemetaan - perencanaan - pengawasan

sehingga diperlukan perencanaan jembatan sebagai sarana akses jalan

masuk. Dari hasil pengujian pemboran inti terhadap beberapa titik lokasi

rencana jembatan menunjukkan bahwa pada umumnya tanah keras pada

lokasi ini mulai dari kedalaman – 6,00 atau – 7,00 meter sampai kedalaman

– 12,00 meter dibawah permukaan, sehingga jenis pondasi yang akan

digunakan disini berupa tiang pancang pipa baja dengan diameter 60 cm.

Adapun hasil perhitungang besarnya daya dukung ijin adalah sebagai

berikut :

Sample

Code

Depth

of

pile (m)

N’spt Ult. Friction

Capacity (ton)

Ult. End

Bearing

Capacity (ton)

Allowable

Capacity (ton)

Diameter 60 cm

BH. 06 - 11,00 60,00 71,10 199,00 94,80

BH. 07 - 11,00 60,00 82,30 190,30 96,40

BH. 08 - 12,00 60,00 77,70 207,60 100,30

Dari hasil kajian data hasil sondir dan hand borring, khususnya pada lokasi

Penstock, maka dapat disimpulkan bahwa tanah dasar dengan kedalaman

2,50 dapat dihitung daya dukung ijinnya dengan menggunakan formulasi dari

Terzaghi & Vesic, yaitu :

f c Df B qu

o kg/cm2 gr/cm3 cm cm kg/cm2 ton/m2

1 S.1/HB.01 1,50 - 2,00 12,85 0,105 1,90 250 100 3 2,7318 9,106

2 S.2/HB.02 3,00 - 3,50 4,25 0,115 1,53 250 100 3 1,3116 4,372

3 S.3/HB.03 2,50 - 3,00 4,50 0,110 1,64 250 100 3 1,3460 4,487

4 S.4/HB.04 2,00 - 2,50 6,20 0,230 1,57 250 100 3 2,3145 7,715

5 S.5/HB.05 2,00 - 2,50 13,60 0,135 1,79 250 100 3 3,1354 10,451

6 S.6/HB.06 2,50 - 3,00 7,75 0,270 1,46 250 100 3 2,8081 9,360

7 S.7/HB.07 2,00 - 2,40 5,15 0,070 1,58 250 100 3 1,1221 3,740

8 S.8/HB.08 3,00 - 3,50 6,35 0,105 1,63 250 100 3 1,5012 5,004

9 S.9/HB.09 3,00 - 3,50 9,11 0,085 1,87 250 100 3 1,8393 6,131

10 S.10/HB.10 2,50 - 3,00 6,00 0,055 1,50 250 100 3 1,0609 3,536

11 S.11/HB.11 1,50 - 2,00 6,00 0,465 1,64 250 100 3 4,7241 15,747

12 S.12/HB.12 2,50 - 3,00 3,95 0,035 1,46 250 100 3 0,7561 2,520

13 S.13/HB.13 2,50 - 3,00 3,20 0,110 1,62 250 100 3 1,2150 4,050

14 S.14/HB.14 3,00 - 3,50 3,50 0,120 1,51 250 100 3 1,2658 4,219

15 S.15/HB.15 2,00 - 2,50 2,35 0,135 1,82 250 100 3 1,3521 4,507

16 S.16/HB.16 1,50 - 2,00 3,25 0,135 1,60 250 100 3 1,3565 4,522

qallFs

gNo Lokasi Depth (m)

5.2. SARAN SARAN PERENCANAAN PONDASI

V-3

Page 4: Bab - 5.DOC

survey pemetaan - perencanaan - pengawasan

Adapun saran – saran yang dapat disampaikan dari hasil penyelidikan tanah ini

adalah :

1. Untuk lokasi rencana bangunan bendung, maka disarankan menggunakan

pondasi sumuran dengan diameter sumuran = 3,50 meter dan dalam t =

5,00 meter, dengan besar daya dukung ijin qall rata-rata minimum adalah =

361,40 t/m2 dan qall rata-rata maksimal adalah = 575,10 t/m2 . Langkah ini

diambil karena dalam pelaksanaan pengerjaannya lebih praktis dan

ekonomis, dapat dilaksanakan dengan metoda sederhana atau manual,

yaitu dengan penggalian biasa.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan apabila pondasi yang

digunakan merupakan pondasi sumuran, yaitu :

a. Elevasi dasar sungai sebaiknya harus dianggap telah mengalami

pengikisan atau erosi, sehingga elevasi yang ada diturunkan 1

meter.

b. Perlu diperhatikan juga stabilitas guling, geser dan normalnya

2. Untuk lokasi rencana bangunan struktur pada jembatan, maka disarankan

menggunakan pondasi tiang pancang pipa baja dengan diameter = 60 cm

dan dalam t = 12,00 meter, dengan besar daya dukung ijin (qall) rata-rata

adalah = 97,17 t/m2.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan apabila pondasi yang

digunakan merupakan pondasi Tiang Pancang baik pipa baja maupun

Tiang pancang beton, yaitu :

a. Disarankan agar melakukan test loading, untuk mengetahui

kemampuan tahanan ujung tiang.

b. Tinjauan terhadap lendutan atau goyangan horizontal

terhadap kelompok tiang.

c. Dalam pelaksanaan pemancangan syarat kelendering sebaiknya

terpenuhi.

d. Pada kedalaman - 0,00 sampai – 4,00 meter umumnya merupakan

tanah lunak, sehingga pada saat penempatan tiang harus berhati-

hati jangan sampai terjadi amblas.

V-4

Page 5: Bab - 5.DOC

survey pemetaan - perencanaan - pengawasan

e. Pemancangan tiang harus diselesaikan sampai tuntas sesuai

dengan syarat kalendering, tanpa ada penghentian sementara. Hal

ini diperlukan untuk menghindari terjadinya perkerasan tanah dasar

secara tiba-tiba yang bersifat semu.

.

V-5