BAB 5. SUMBER DAYA MANUSIA.doc
-
Upload
muhammadfhadil -
Category
Documents
-
view
56 -
download
8
Transcript of BAB 5. SUMBER DAYA MANUSIA.doc
BAB 5
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Keberhasilan pelaksanaan suatu proyek sangat ditentukan oleh keberadaan
sumber daya mansuai yang mengelola proyek. Pengelolaan sumber daya manusia
suatu proyek adalah suatu proses untuk mengorganisir dan mengatur tim proyek. Tim
proyek terdiri dari orang-orang yang memiliki peran dan tanggung jawab untuk
menyelesaikan suatu proyek. Setelah peran dan tanggung jawab masing-masing tim
ditetapkan, maka anggota-anggota tim seharusnya dilibatkan dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan. proyek Keterlibatan awal anggota tim akan dapat menambah
keahlian mereka selama proses perencanaan dan memperkuat komitmen terhadap
proyek. Kualifikasi dan jumlah anggota tim proyek sering kali berubah selama
pelaksanaan proyek, sesuai dengan volume pekerjaan proyek. Anggota-anggota tim
proyek dapat juga disebut sebagai staf proyek.
99
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat:
a. Menjelaskan komponen-komponen pengelolaan kegiatan sumber daya
manusia
b. Menjelaskan hal-hal yang dibutuhkan dalam perencanaan Sumber Daya
Manusia
c. Menjelaskan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan tim
kerja
d. Menjelaskan pengaruh kinerja tim terhadap keberhasilan proyek
e. Menjelaskan pertimbangan-pertimbangan dasar yang harus dilakukan dalam
memilih menejer proyek
f. Menjelaskan tanggung jawab seorang menejer proyek
g. Menjelaskan karakteristik personal menejer proyek
h. Menjelaskan pengetahuan dasar dan tanggung jawab yang harus dimiliki
seorang menejer proyek
i. Menjelaskan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih menejer
proyek
j. Menjelaskan tugas-tugas dan deskripsi pekerjaan menejer proyek
Tim manajemen proyek adalah sub-rangkaian dari tim proyek dan bertanggung
jawab terhadap aktivitas-aktivitas manajemen proyek seperti perencanaan, pengontrolan
dan penutupan. Kelompok ini dapat disebut sebagai tim inti, eksekutif, atau
kepemimpinan. Untuk proyek-proyek yang lebih kecil, tanggung jawab manajemen
proyek dapat dibagi oleh seluruh tim atau semata-mata dijalankan oleh menejer proyek.
Sponsor proyek bekerja sama dengan tim manajemen proyek, khususnya membantu
penyelesaian persoalan-persoalan seperti membiayai proyek, klasifikasi ruang lingkup,
dan mempengaruhi orang lain supaya bisa mendapatkan manfaat dari proyek itu.
Pada bab ini akandibahas beberapa topik yang terkjait dengan sumber daya manusia
antara lain (1) Perencanaan Sumber daya manusia (SDM(, (2) Mencari Tim Proyek,
(3) Membentuk tim proyek, (4) Mengelola tim proyek, (5) pengaruh kinerja tim
terhadap keberhasilan proyek, (6) memilih menejer proyek, (7) tugas-tugas rinci
menejer proyek konstruksi, (8) posisi dan tanggung jawab tim manajemen dalam
proyek
1. SUMBER DAYA MANUSIA
Kegiatan pengelolaan sumber daya manusia proyek mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a. Perencanaan Sumber daya manusia (SDM).
Mengidentifikasi dan mendokumentasikan peran, tanggung jawab proyek, dan
melaporkan hubungan serta menciptakan rencana manajemen penempatan staff.
b. Mencari Tim Proyek
Mendapatkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melengkapi poyek
c. Membentuk tim proyek.
Memperbaiki kompetensi dan interaksi anggota-anggota tim untuk mempertinggi
kinerja proyek itu.
d. Mengelola tim proyek.
Melacak kinerja anggota tim, menyediakan feedback, memecahkan isu-isu dan
mengkoordinasikan perubahan-perubahan untuk mempertinggi kinerja proyek itu.
PERENCANAAN SDM
Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses untuk menentukan peran,
tanggung jawab, sistem pelaporan dan menentukan staf manajemen perencana. Peran
proyek dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok yang baik dari dalam atau
dari luar struktur organisasi proyek. Seorang staf perencana manajemen dapat
100
menentukan berapa dan kapan anggota tim proyek dibutuhkan, menentukan kriteria
memberhentikan proyek, mengidentifikasi kebutuhan pelatihan bagi calon anggota
tim, rencana pemberian penghargaan/gaji, masalah keselamatan kerja, dan pengaruh
pembentukan staf terhadap organisasi
Hal Yang Dibutuhkan Dalam Perencanaan Sumber Daya Manusia
Pada dasarnya ada tiga hal yang perlu dibutuhkan sebagai masukan dalam peroses
perencanaan sumber daya manusia yaitu (l) Faktor-Faktor Lingkungan Usaha, (2)
proses aset organisasi, dan (3) rencana proyek manajemen
Faktor-Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang relevan yang meliputi kultur dan struktur
organisasional adalah:
o Organisasi. Organisasi atau departemen model apa yang akan dilibatkan dalam
proyek? Bagaimana susunan kerja di antara mereka, bagaimana hubungan
formal dan informal yang ada di antara mereka?
o Teknis. Disiplin-disiplin dan keahlian apa yang akan diperlukan untuk
menyelesaikan proyek ini? Pendekatan-pendekatan engineering, atau jenis
peralatan yang diperlukan? Bagainanakah bentuk transisi dari satu siklus hidup
ke siklus hidup berikutnya adalah tantangan yang unik?
o Interpersonal. Bagaimana bentuk tipe hubungan pelaporan formal dan informal
yang ada di antara orang-orang yang merupakan calon-calon anggota tim
proyek itu ? bagaimana deskripsi kerja calon itu? Bagaimana hubungan
supervisor-bawahannya? Bagaimana hubungan suplier-konsumennya? Apa ada
perbedaan kultural atau bahasa yang akan mempengaruhi hubungan kerja di
antara anggota-anggota tim? Bagaimana tingkat kepercayaan dan penghargaan
yang ada ?
o Logistik. Berapa banyak jarak yang ada yang memisahkan orang dan unit-unit
yang akan menjadi bagian dari proyek itu? Apakah ada orang-orang yang
bekerja dalam area, zona waktu, atau negara yang terpisah?
o Politik. Apa ada tujuan-tujuan dan agenda-agenda khusus dari stakeholder
proyek. Sipakah kelompok-kelompok dan orang-orang yang memiliki kekuatan
dan pengaruh informal bagi proyek? Bagaimanakah model aliansi-aliansi
informal yang ada?
101
Hasil Perencanaan SDM
Proses perencanaan sumber daya manusia diharapkan menghasilkan beberapa hal
yaitu:
(1). Peran Dan Tanggung Jawab Personel
o Peran: Yaitu label/nama yang mendeskripsikan bagian dari suatu proyek
dimana seseorang berpertanggung jawab. Misalnya peran insinyur bangunan
sipil, humas, analis bisnis dan tim koordinator. Kejelasan peran, otoritas,
tanggung jawab, dan batasan-batasannya adalah sangat penting bagi
keberhasilan suatu proyek.
o Otoritas: yaitu hak pada seseorang untuk menggunakan sumber daya proyek,
membuat keputusan, dan persetujuan tanda tangan Misalnya: keputusan yang
memerlukan otoritas yang jelas meliputi pemilihan suatu metode untuk
melengkapi suatu aktivitas, penerimaan/persetujuan kualitas pekerjaan.
Anggota tim akan dapat bekerja dengan baik bila antara tingkat otoritas yang
mereka miliki sesuai dengan dengan tanggung jawab yang dibebani.
o Tanggung Jawab: yaitu pekerjaan anggota tim proyek yang diharapkan untuk
melaksanakan aktivitas proyek.
o Kemampuan: yaitu ketrampilan dan kapasitas yang diperlukan untuk
menyelesaikan aktivitas proyek. Jika proyek anggota tim tidak menguasai
kemampuan yang diperlukan, maka kinerjanya dapat membahayakan proyek.
Jika ada ketidak sepadanan kemampuan, maka perlu ada tanggapan proaktif
seperti melakukan pelatihan, perekrutan dan perubahan jadwal, atau perubahan
lingkup
(2). Struktur Organisasi
Struktur organisasi proyek adalah suatu tampilan grafis anggota tim proyek dan
hubungan pelaporan. Hal ini dapat berupa formal atau informal, yang sangat
terperinci atau terbingkai luas sesuai dengan kebutuhan proyek.. Sebagai contoh,
struktur organisasi proyek untuk 3000 orang tim penanggulangan bencana akan
mempunyai detil yang lebih besar dibanding struktur organisasi proyek untuk
dua puluh orang.
(3). Rencana staff manajemen
Rencana staff manajemen, merupakan bagian rencana manajemen proyek.
Menerangkan tentang kapan & bagaimana kebutuhan dapat diselaraskan. Rencana
102
staff manajeman dapat berbentuk informal atau formal, mendetail atau secara
luas, didasari atas keperluan proyek, dan suatu rencana selalu diperbarui secara
berkelanjutan selama proyek berlangsung. Informasi yang diperlukan pada
pembuatan rencana staff manajemen sangat bervariasi tergantung tempat dan
ukuran proyek, tapi beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain:
Perencanaan/perekrutan staff
Beberapa pertanyaan timbul saat rencana penerimaan para pekerja proyek.
Misal: apakah sumber daya yang diperlukan berasal dari organisasi dalam atau
dari luar organisasi, atau sistem kontrak? Apakah para pekerja akan bekerja di
kantor pusat atau jauh dari kantor pusat? Berapakan gaji tiap kelompok
keahlian yang ada?
Pengaturan Waktu
Rencana staff manajemen menerangkan kerangka waktu yang dibutuhkan bagi
individu atau oleh kelompok Secara jelas hal ini mengatur jumlah jam
perorang, departemen atau seluruh tim proyek yang diperlukan tiap minggu,
bulan
Kriteria pemilihan
Menentukan metode dan waktu untuk pemilihan anggota tim yang bermanfaat
bagi proyek dan tim kerja..
Perlunya latihan
Jika tim yang dipilih tidak memiliki kompetensi seperti yang diharapkan, maka
perlu dilakukan latihan, sehingga dapat menghasilkan tim proyek yang baik.
Penghargaan dan hadiah
Kriteria yang jelas untuk mendapat/memberi penghargaan bagi tim dapat
digunakan untuk mempromosikan dan meningkatkan kemauan bekerja. Untuk
efektivnya, penghargaan harus didasari atas aktivitas dan performa tiap orang.
Penghargaan juga harus diberikan pada waktu yang tepat. Penghargaan
diberikan sesuai dengan terget yang dihasilkan tim proyek tim.
Keselamatan
Kebijakan dan prosedur yang melindungi anggota tim dalam bekerja juga
merupakan bagian penting dari rencana staff manajemen.
PEMBENTUKAN TIM KERJA PROYEK
Tim kerja diambil dari sumber daya yang tersedia baik dari dalam maupun
luar proyek/organisasi. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan
103
tim kerja adalah (1) ketersediaan: siapa yang menyediakan dan kapan mereka
disediakan?, (2) Kemampuan: Kemampuan kerja apa yang dimiliki?, (3) Pengalaman:
Apakah pekerja dapat bekerja atau kerjasama? Apakah mereka telah berpengalaman
dengan baik?, (4) Ketertarikan. Apakah pekerja tertarik bekerja dalam proyek ini? dan
(5) Gaji: Berapa gaji tiap anggota tim, terutama jika mereka dikontrak dari luar
organisasi ?
Adapun hasil yang diharapkan/dapat dicapai dalam tahap pembentukan tim
proyek adalah
(l) Penugasan Staf Proyek:
Menetapkan orang-orang yang menjadi anggota tim, sesuai dengan pekerjaan pada
proyek tersebut
(2) Ketersediaan Sumber daya:
Dokumen ketersediaan sumber daya pada setiap periode/siklus proyek yang dapat
bekerja pada proyek tersebut.
(3). Rencana Manajemen Susunan Kepegawaian (Update)
Rencana manajemen susunan kepegawaian yaitu peran dan tanggung-jawab orang-
orang dalam proyek tersebut. Rencana manajemen susunan kepegawaian mungkin
perlu diubah/diperbaharui karena orang yang langsung cocok/tidak dengan susunan
kepegawaian yang telah direncanakan. Alasan lain untuk mengubah rencana
manajemen susunan kepegawaian antara lain adanya promosi, pengunduran diri,
sakit, isu kelelahan, dan mengubah beban kerja.
PENGEMBANGAN TIM PROYEK
Pengembangan tim proyek dilakukan agar dapat meningkatkan kemampuan
dan interaksi antar anggota tim sehingga kinerja proyek meningkat. Kegiatan ini
meliputi:
o Meningkatkan ketrampilan anggota tim dalam rangka meningkatkan
kemampuan mereka untuk menyelesaikan aktivitas proyek.
o Meningkatkan kepercayaan dan keterpaduan antar anggota tim dalam rangka
menaikkan produktivitas melalui kerjasama kelompok yang lebih besar.
Adapun alat dan teknik yang digunakan dan diperlukan untuk mengembangkan tim
proyek adalah
(1). Ketrampilan Manajemen Umum
Ketrampilan melakukan hubungan antar individu, yang biasa disebut sebagai "soft
skills", sangat penting bagi tim pengembangan. Dengan memahami karakter
104
anggota tim proyek, mengantisipasi tindakan mereka, memberikan perhatian
kepada mereka, dan mengikuti isu tentang mereka, manajemen tim proyek dapat
mengurangi permasalahan dan meningkatkan kerjasama. Ketrampilan seperti sifat
empati, kreativitas, dan pemberian kemudahan kelompok merupakan asset
berharga ketika mengelola tim proyek tersebut.
(2). Pelatihan
Pelatihan meliputi semua aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan
kemampuan anggota tim proyek. Pelatihan bisa dalam bentuk formal ataupun
informal. Contoh metode pelatihan meliputi diskusi kelas, online, berbasis-
komputer, latihan di tempat kerja dari anggota tim proyek yang lain, dan
sebagainya. Jika ketrampilan teknis atau manajemen yang diperlukan tidak
dimiliki oleh anggota tim proyek, maka ketrampilan itu dapat dikembangkan pada
saat mengerjakan proyek (on job traibning)
(3). Aktivitas Pembentukan Tim
Strategi pembentukan tim sangat penting, terutama ketika antar aggota tim tidak
bisa mengadakan kontak langsung. Hal ini dapat dilakukan misalnya melalui
agenda pertemuan dari lima menit pada suatu off-site, untuk meningkatkan
hubungan antar individu.
(4). Peraturan Dasar
Peraturan dasar dirancang untuk menetapkan perilaku yang bisa diterima oleh
anggota tim proyek. Proses untuk mendiskusikan peraturan dasar memberikan
tanggung jawab kepada anggota tim untuk mematuhinya.
(5). Penempatan
Penempatan adalah penempatan banyak orang atau bahkan semua anggota tim
proyek yang paling aktif di dalam lokasi fisik yang sama untuk meningkatkan
kemampuan mereka bekerja sebagai tim. Penempatan bisa temporer, seperti pada
waktu tertentu sepanjang proyek, atau untuk waktu keseluruhan proyek itu.
Strategi co-penempatan meliputi suatu pertemuan di dalam ruang (a war room),
dengan alat komunikasi elektronik, memasang jadwal, dan cara-cara yang lain
untuk meningkatkan komunikasi anggota. Apabila penempatan dipertimbangkan
dengan strategi yang baik, akan mengurangi frekuensi penempatan anggota tim
pada tempat lain secara bersamaan.
(6). Pengenalan dan Penghargaan
Salah satu bagian dari proses pengembangan tim yaitu dengan memberi
penghargaan terhadap anggota yang berprestasi. Hargai keputusan yang telah
105
dibuat, secara formal ataupun secara informal, dengan mempertimbangkan
prestasi. Penghargaan hanya diberikan pada perilaku yang sesuai dengan yang
diinginkan saja. Sebagai contoh, kesediaan untuk bekerja lembur dalam rangka
meningkatkan jadwal kerja perlu dihargai; namun bekerja lembur yang
dikarenakan mengisi jadwal yang pernah kosong tidak perlu dihargai
Penghargaan perlu mempertimbangkan perbedaan budaya.
Strategi pengembangan tim yang efektif diharapkan dapat meningkatkan prestasi tim
itu, sehingga dapat meningkatkan kemungkinan untuk menemukan sasaran hasil proyek.
Penilaian terhadap suatu efektivitas tim meliputi indikator seperti: (l) Peningkatan
dalam hal ketrampilan seseorang untuk melaksanakan aktivitas yang ditugaskan secara
lebih efektif, (2) Peningkatan dalam hal kemampuan dan perasaan untuk membantu
timnya agar menjadi tim yang lebih baik, dan (3) Mengurangi tingkat perputaran
pegawai.
MENGELOLA./MENGATUR TIM PROYEK
Mengelola/mengatur tim proyek terkait dengan pengelolaaan anggota tim,
pemberian umpan balik, memecahkan isu, dan mengkoordinir perubahan untuk
meningkatkan capaian proyek. Manajemen tim proyek harus mengamati perilaku tim,
mengatur konflik, memecahkan isu, dan menilai kinerja anggota tim. Sebagai hasil
pengelolaan tim proyek adalah rencana susunan kepegawaian yang perlu diperbaharui,
permintaan perubahan, pemecahan isu/masalah dan lain-lain. Manajemen tim proyek
menjadi rumit ketika anggota tim bertangung jawab pada dua orang yaitu menejer
fungsional dan manager proyek di dalam suatu organisasi matriks.
2. PENGARUH KINERJA TIM TERHADAP KEBERHASILAN PROYEK
Keberhasilan suatu proyek tidak hanya ditentukan oleh struktur organisasi saja,
tetapi juga ada faktor lain yaitu sejauh mana ketrampilan individu atau pemimpin
dalam mengelola fungsi-fungsi kunci/utama suatu proyek. Manajemen proyek tidak
mungkin dijalankan oleh seorang saja, tetapi membutuhkan tim (sekelompok orang)
yang solid dan memiliki dedikasi tinggi untuk mencapai tujuan proyek. Pada umumnya
tim manajemen proyek meliputi: (l) Seorang Menejer proyek (pimpro), (2) Beberapa
asistem menejer proyek, (3) Seorang kepala kantor proyek, dan (4) Sebuah Tim proyek
Pada umumnya personel proyek yang bertugas di kantor pusat bekerja penuh
waktu mengerjakan kegiatan-kegiatan proyek. Sedangkan anggota tim proyek
106
mengerjakan kegiatan unit-unit fungsional dan mungkin bekerja part time (tidak
penuh waktu) pada proyek. Pada dasarnya personel kantor pusat, melaporkan
kegiatannya langsung pada menejer proyek, tetapi juga masih terkait dengan lini
fungsional hanya untuk masalah pengawasan administratif. Untuk proyek skala kecil
umumnya personel kantor pusat tidak dibutuhkan, kegiatan admisnitratif dapat
dikerjakan oleh seorang tim proyek.
Sebelum melakukan pengelolaan sumber daya manusia, ada lima pertanyaan
pokok yang harus dijawab (Kerzner, 1995):
a. Apakah yang dibutuhkan oleh seseorang agar menjadi menejer proyek yang
berhasil?
b. Siapakah yang harus menjadi anggota tim proyek?
c. Masalah apa saja yang dapat terjadi selama masa perekrutan personel?
d. Faktor utama apa yang dapat menyebabkan hengkang/keluarnya anggota tim
kunci/utama?
3. PROSES PENYUSUNAN PERSONEL (STAFFING)
Hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan personel proyek adalah
karakteristik manajemen proyek, meliputi (l) lingkungan proyek, (2) proses
manajemen proyek, dan (3) menejer proyek. Hal yang berhubungan dengan
lingkungan proyek yaitu: masalah unjuk kerja personel dan kebijakan personel.
Manajemen proyek akan berhasil jika menejer proyek dan tim proyek secara
penuh berdedikasi menyelesaikan kegiatan proyek. Hal ini tentu membutuhkan anggota
tim proyek yang memiliki pemahaman baik dan mendasar terhadap kebutuhan proyek
yaitu:
a. Hubungan dengan konsumen
b. Arah/misi/visi proyek
c. Perencanaan proyek
d. Pengawasan proyek
e. Evaluasi proyek
f. Pelaporan proyek
Setiap anggota tim proyek harus memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
proyek tersebut. Jika secara individual kebutuhan proyek tersebut tidak bisa dipenuhi,
maka secara bersama, tim proyek harus mampu mengerjakan. Konsep tim kerja
proyek merupakan hal yang sangat vital bagi keberhasilan suatu proyek.
107
Orang yang paling berpengaruh selama tahap penyusuan personel adalah menejer
proyek. Menejer proyek seharusnya orang yang mampu mengatasi permasahan,
mampu mengevaluasi risiko yang terjadi, dan secara umum karakteristik dasar seorang
menejer proyek adalah:
a. Memiliki integritas pribadi dan jujur
b. Memahami masalah personalia
c. Memahami masalah teknologi proyek
d. Memiliki kompetensi dalam manajemen bisnis (memahami prinsip-prinsip
manajemen, memahami masalah manajemen komunikasi)
e. Memiliki kesiapsiagaan dan ketangkasan
f. Memiliki berbagai kepandaian/ketrampilan
g. Energik dan tabah
h. Memiliki kemampuan mengambil keputusan.
Dalam penyusunan personalia proyek seorang menejer proyek harus memiliki tujuan
yang jelas. Tujuan menejer proyek selama penyusunan personalia proyek adalah:
a. Memperoleh aset terbaik yang tersedia dan berusaha meningkatkannya
b. Menyediakan lingkungan kerja yang baik bagi seluruh personel
c. Memberi keyakinan bahwa semua sumber daya yang digunakan secara efektif dan
efisien, sehingga segala hambatan yang muncul dapat diatasi.
4. MEMILIH MENEJER PROYEK
Sesuatu yang mungkin paling sulit bagi eksekutif tingkat atas dalam
pengelolaan sumber daya adalah memilih menejer proyek. Dalam pemilihan menejer
proyek ada lima pertanyaan dasar yang harus dipertimbangkan (Kerzner, 1995):
a. Bagaimanakah keadaan sumber daya internal dan eksternal?
b. Bagaimana cara memilih menejer proyek?
c. Bagaimana memberi pengembangan karir dalam manajemen proyek?
d. Bagaimana memperbaiki ketrampilan (unjuk kerja) manajemen proyek
e. Bagaimana mengevaluasi unjuk kerja manajemen proyek?
Manajemen proyek tidak akan berhasil, kecuali jika seorang menejer proyek selalu
berada dibawah pengawasan. Proses pemilihan menejer proyek berada pada level
manajemen atas, karena menejer proyek menerima otoritas dari menejer utama(Dirut)
108
untuk mengelola organisasi lini dalam usaha mencapai tujuan proyek secara berhasil.
Tanggung jawab utama menejer proyek adalah:
a. Menghasilkan produk akhir suatu proyek dengan sumberdaya tersedia dan dengan
keterbatasan waktu, anggaran dan mutu/teknologi
b. Mencapai sasaran keuntungan sesuai dengan kontrak
c. Membuat semua keputusan yang dibutuhkan .
d. Bertindak sebagai pengendali komunikasi antara konsumen (ekternal) dan
manajemen level atas dan manajemen fungsional
e. Melakukan perundingan dengan lini fungsional untuk menyelesaikan paket
pekerjaan penting dalam keterbatas waktu, anggaran dan mutu/teknologi
f. Jika mungkin, menyelesaikan semua konflik yang muncul.
Agar seorang menejer proyek dapat menjalankan tangungjawabnya secara berhasil ,
maka seorang menejer proyek harus mampu melaksanakan/menunjukkan
ketrampilannya dalam beberapa bidang seperti manajemen interface, manajemen
sumber daya, manajemen perencanaan dan pengawasan. Secara implisit tanggung jawab
seorang menejer proyek dapat digambar sebagai berikut:
109
MENEJER PROYEK
MANAJEMEN INTERFACE
MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANAJEMEN PERENCANAAN & PENGAWASAN
1. INTERFACE PRODUK Unjuk Kerja Bagian/Sub Seksi Hubugan fisik antar bagian/sub seksi2. INTERFACE PROYEK3. PELANGGAN4. MANAJEMEN (FUNGSIONAL/ LEVEL ATAS)5. PERUBAHAN TANGUNG JAWAB6. ALIRAN INFORMASI7. INTERFACE MATERIAL (PENGAWASAN INVENTORY)
1. WAKTU (PENJADUALAN)2. TENAGA KERJA3. UANG4. FASILITAS5. PERALATAN6. MATERIAL7. INFORMASI/TEKNOLOGI
1. PENINGKATAN PENGGUNAAN PERALATAN2. PENINGKATAN INJUK KERJA EFISIENSI3. MENGURANGI RISIKO4. MENGIDENTIFIKASI ALTERNATIF MASALAH 5. MENGIDENTIFIAKSI ALTERNATIF PEMECAHAN KONFLIK
Gambar 5.1. Tangung Jawab Menejer Proyek
Menemukan seorang yang memiliki kualifikasi baik sebagai menejer proyek adalah
bukan sesuatu hal yang gampang, karena memilih menejer proyek lebih terfokus pada
karakteristik personal dari pada deskripsi pekerjaan yang akan dilakukannya.
Menurut Russll Archibal (Kerzner, 1995) mendefinisikan karakteritik personal menejer
proyek yang diinginkan yaitu:
Gambar 5.2. Karakteristik Manajer Proyek
KARAKTERISTIK PERSONAL MENEJER
PROYEK
1. Memiliki Fleksibitas dan Kemampuan Berdaptasi2. Berinisiatif dan Berjiwa Kepemimpinan3. Agresif, Percaya Diri, Persuasif, Kemampuan Verbal yang Lancar4. Ambisius, Aktif, Mampu Melakukan Pemaksaan 5. Komunikator dan Integrator yang Efektif6. Memiliki Minat/Pengetahuan Pribadi yang Luas 7. Tenang, Antusias, Imajinasi, Spontan8. Memiliki Keseimbangan Pemecahan Masalah yang Terkait Dengan Waktu, Anggaran dan Faktor Manusia 9. Organisator yang Baik dan Disiplin10. Lebih Bersifat Generalis Dari Pada Spesialis11. Dapat dan Rela Mencurahkan Sebagian Besar Waktu Untuk Kegiatan Perencanaan dan Pengawasan12. Mampu Mengidentifikasi Permasalahan13. Mampu Membuat Keputusan14. Mampu Memelihara Keseimbangan dengan Baik Dalam Penggunaan Waktu
110
Gambar 5.3. Pengetahuan dasar dan tanggung jawab yang harus dimiliki Oleh seorang menejer Proyek (Sumber Kerzner, 1995)
111
KONSTRUKSI
MANAGERPROYEK
TEKNIK
KONTRAKTOR
KLIEN/KONSUMEN
ADMINISTRASI DAN KEUANGAN
PENGADAAN
MANAJEMEN
PERENCANAAN DAN PENJADUALAN
PENGENDALIAN BIAYA
KONSULTAN
ESTAMASI
PEMASOK
Gambar 5.4. Tangung Jawab Manajemen Proyek (Sumber Kerzner, 1995)
Disamping itu untuk melihat karakteristik personal seorang menejer proyek, ada
beberapa pertanyaan mendasar yang perlu dicermati antara lain:
1) Apakah perlu diadakan analisis kelayakan dan analisis ekonomi, apakah ada
kemampuan itu dalam calon menejer proyek?
2) Apakah dibutuhkan keahlian teknik yang komplek? Jika ya, apakah ada
kemampuan itu dalam calon menejer proyek?
3) Jika calon menejer kurang memiliki kemampuan tertentu, apakah ada yang
dapat menutupi kekurangan itu pada lini organisasi lain?
4) Apakah perusahaan/individu (calon menejer) baru pertama kali
mengerjakan tipe proyek/klien semacam ini? Jika ya, risiko-risiko apa yang
perlu dipertimbangkan?
5) Prioritas apa yang ada dalam peroyek ini, dan apa risikonya?
6) Dengan siapa menejer proyek akan berinterface, baik yang berasal dari
dalam maupun luar organisasi?
MANAJEMEN PROYEK
ISU-ISU BUDAYA
PELATIHAN ISU SOSIAL EKONOMI
MANAJ. SUMBERDAYA
DUKUNGANPUBLIK
HUBUNGAN PEMERINTAH
REKAYASA PENGADAAN KONSTRUKSI
STUDI KELAYAKAN
EKONOMI
PENGARUH LINGKUNGAN &
PENGAWASAN
KEUANGAN
112
Untuk memenuhi kebutuhan seorang menejer proyek bisa didapatkan dari luar
perusahan dan bisa juga diangkat dari dalam perusahaan sendiri. Sebenarnya banyak
keuntungan jika seorang menejer proyek diangkat dari dalam perusahaan sendiri, yitu:
a. Memahami organisasi, kebijakan, prosedur perusahaan dan orang-orang
kunci/penting di perusahaan.
b. Telah diketahui relam jejaknya (performance record), sehingga mampu diberi
tanggung jawab dan wewenang secara maksimal
c. Klien akan lebih menyukai managernya yang track recordnya telah terbukti pada
perusahaan.
Salah satu hal yang penting bagi seorang menejer proyek adalah disamping harus
memahami kemampuann dirinya, dia juga harus memahami keunggulan dan
kelemahan bawahannya (karyawannya), atau menejer harus memahami human
behavior. Setiap menejer harus memahami human behavior, agar mampu mengarahkan
tenaga kerja secara efisien:
1) Menejer harus tahu apa kira-kira yang harus dikerjakan, terutama terkait dengan
produk akhir proyek
2) Menejer harus memiliki pemahaman yang jelas tentang wewenangnya serta
keterbatasan-keterbatasannya
3) Menejer harus tahu bagaimana berhubungan dengan orang lain
4) Menejer harus tahu langkah-langkah dasar melakukan pekerjaan secara baik,
khususnya untuk mencapai hasil-hasil yang spesifik
5) Menejer harus tahu kapan dan bila mana dia mungkin tidak mampu menyelesaikan
suatu pekerjaan.
6) Menejer harus tahu/sadar tentang apa yang dapat dan harus dikerjakan untuk
membenarkan hasil/produk yang tidak memuaskan/salah.
7) Menejer harus merasa bahwa atasannya (bos) secara individual menaruh perhatian
padanya
8) Menejer harus merasa bahwa atasannya (bos) percaya padanya dan tertarik atas
kesuksesan dan kemajuan yang dibuatnya.
5. KETRAMPILAN YANG DIPERSYARATKAN BAGI MENEJER
Suatu proyek sering bersifat komplek dan multifaset (multi aspek).
Mengelola proyek yang demikian tentu merupakan suatu tantangan dan membutuhkan
ketrampilan dalam: pembentukan tim, kepemimpinan, mengatasi konflik, kemampuan
113
teknis, perencanaan, organisasi, kewirausahaan, administrasi, manajemen pendukung,
dan alokasi sumber daya.
Ketrampilan pembentukan Tim
Pembentukan tim kerja merupakan tanggung jawab utama menejer proyek.
Pembentukan tim kerja melibatkan seluruh spektrum dari ketrampilan manajemen
untuk mengidentifikasi, melaksanakan dan mengintegrasikan berbagai macam pekerjaan
kelompok dari organisasi fungsional ke dalam sistem program manajemen. Agar efektif,
menejer proyek harus mampu menyediakan atmosfir kerja yang kondusif bagi tim kerja.
Menejer proyek harus mampu menciptakan/memelihara karakteristik iklim kerja seperti
berikut:
a. Anggota tim berkomitmen melaksanakan proyek
b. Hubungan intrapersonal yang baik dan semangat tim
c. Tujuan umum dan khusus proyek didefinisikan dengan jelas
d. Keterlibatan dan dukungan manajemen atas
e. Kepemimpinan yang baik
f. Komunikasi terbuka antar anggota tim dan dukungan organisasi
g. Tingkat konflik interpersonal dan antar kelompok rendah
Ada tiga fakor yang perlu dipertimbangkan untuk membantu mengintegrasikan
berbagai disiplin ke dalam suatu tim yang efektif adalah
o Komunikasi yang efektif
o Minat yang tulus dalam pengembangan profesionalisme anggota tim
o Memiliki komitmen pada proyek
Ketrampilan Kepemimpinan
Ketrampilan prasyarat absolut dan penting untuk keberhasilan proyek adalah
kemampuan menejer untuk memimpin tim kerja dari lingkungan yang relatif tidak
terstruktur. Hal ini melibatkan efektivitas menejer dan dukungan personel lini
fungsional dengan sedikit atau tanpa wewenang formal. Hal ini juga melibatkan
ketrampilan pengelolaan informasi, kemampuan mengumpulkan dan menyaring data
yang valid untuk mengambil keputusan dalam lingkungan yang dinamis, kemampuan
mengintergrasikan permintaan individu, kebutuhan dan keterbatasan-keterbatasan, ke
114
dalam suatu keputusan yang berguna bagi keseluruhan proyek. Disamping itu juga
membutuhkan kemampuan menejer proyek menyelesaikan konflik antar kelompok..
Agar suatu proyek dapat berhasil dengan baik dalam mencapai sasarannya maka
dibutuhkan seorang menejer proyek yang unggul. Dalam manajemen yang efektif
karakteristik menejer proyek adalah sebagai berikut:
1) Memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu mengarahkan secara jelas
2) Membantu dalam memecahkan masalah
3) Membantu memudahkan integrasi anggota baru ke dalam tim kerja
4) Memiliki kemampuan menangani konflik interpersonal
5) Memudahkan mengambil keputusan secara kelompok
6) Memiliki kemampuan membuat perencanaan dan menumbuhkan/memiliki
komitmen
7) Memiliki kemampuan berkomunikasi secara jelas
8) Membawa tim kerja ke arah manajemen yang lebih baik
9) Berkemampuan menciptakan keseimbangan teknik pemecahan masalah antara
kepentingan ekonomi dan faktor manusia.
Ciri-ciri personal (orang) yang diinginkan dan sesuai dengan ketrampilan di atas
adalah:
1) Memiliki pengalaman dalam manajemen proyek
2) Memiliki fleksibilitas dan berorientasi pada perubahan
3) Berpikiran inovatif
4) Memiliki inisiatif dan antusias
5) Memiliki karisma dan persuasif
6) Disiplin dan organisator
Ketrampilan Memecahkan Konflik:
Konflik merupakan hal yang mendasar dalam tugas-tugas manajemen. Hal ini
dipengaruhi oleh sub organisasi dan organisasi induk serta berbagai komponen
organisasi yang memiliki berbagai fungsi. Untuk memahami penyebab timbulnya
konflik seorang menejer proyek harus mempunyai kemampuan mengelola konflik.
Konflik dapat menimbulkan efek negatif pada proyek, tetapi konflik juga bisa
menimbulkan keuntungan bila dapat meningkatkan keterlibatan, memunculkan
informasi baru dan meningkatkan jiwa kompetitif. Sejumlah saran yang berpijak pada
beberapa hasil penelitian dapat membantu meningkatkan kemampuan menejer program
115
dalam memecahkan konflik dan sekaligus dapat memperbaiki unjuk kerja program
secara keseluruhan. Oleh karena itu seorang menejer proyek harus:
1) Memahami interaksi organisasi dan elemen-elemen perilaku dalam rangka
membangun lingkungan proyek yang kondusif bagi tim kerja. Hal ini akan dapat
meningkatkan partisipasi aktif anggota dan mengurangi konflik yang tidak
produktif.
2) Komunikasi yang efektif dengan semua tingkatan organisasi terkait dengan tujuan
proyek dan keputusan-keputusan yang dibuat. Jadual pertemuan yang diadakan
secara teratur akan menjadi alat komunikasi yang penting.
3) Mengenali akar konflik dalam waktu siklus proyek. Perencanaan proyek yang
efektif, perencanaan kontigensi (hal-hal yang tidak menentu), pengamanan
komponen-komponen, dan pelibatan manajemen atas dapat membantu
menghindari atau mengurangi beberapa konflik sebelum menggangu kegiatan
proyek.
Apakah suatu konflik yang muncul akan bersifat positif atau negatif sangat tergantung
dari kemampuan menejer dalam meningkatkan efek positif konflik dan mengurangi
akibat risiko yang negatif. Seorang menejer membutuhkan indra ke enam (six sense)
untuk memahami tanda-randa bila suatu konflik diperlukan, jenis konflik yang
bagaimana yang akan paling berguna, berapa maksimal macam konflik yang
diperlukan dalam satu situasi. Pada akhirnya menejer bertanggung jawab secara
mandiri terhadap programnya dan bagaimana konflik yang muncul berkontribusi
pada keberhasilan atau kegagalan.
Ketrampilan Teknik
Menejer proyek jarang yang memiliki semua ketrampilan teknis, adminsitrasi, dan
keahlian pemasaran yang dibutuhkan secara langsung oleh proyek, meskipun hal
tersebut perlu dan dibutuhkan. Adalah sangat penting bagi menejer proyek untuk
memahami teknologi, pangsa pasar, lingkungan bisnis untuk berpartisipasi secara
efektif guna mencari pemecahan masalah yang terintegrasi dan melakukan inovasi-
inovasi teknologi. Keahlian teknis sangat penting bagi keberhasilan manajemen proyek
rekayasa. Oleh karena seorang menejer proyek harus memahami beberapa ketrampilan
teknis seperti:
1) Teknologi yang digunakan
2) Peralatan teknik dan cara penggunaannya
116
3) Pangsa pasar utama/spesifik, konsumennya dan kebutuhannya
4) Aplikasi produk
5) Tren teknologi dan evolusi-evolusinya
6) Keterkaitan antara teknologi pendukungnya
7) Orang-orang yang menjadi bagian dari komunitas teknis.
Ketrampilan Perencanaan
Ketrampilan perencanaan sangat membantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan
boleh dikatakan mutlak dibutuhkan, untuk mencapai keberhasilan manajemen pada
program-program besar yang cukup komplek. Rencana proyek adalah langkah-langkah
pokok (road map) yang mendefinisikan/menjelaskan bagaimana suatu proyek dimulai
dan mencapai hasil akhir. Perencanaan proyek adalah aktivitas yang terus berlangsung
pada seluruh tingkat organisasi. Mempersiapkan ringkasan rencana proyek, sebelum
proyek dimulai adalah tanggung jawab menejer proyek. Perencanaan proyek yang
efektif membutuhkan ketrampilan tertentu di luar masalah penulisan panjadualan dan
anggaran. Kegiatan ini membutuhkan ketrampilan komunikasi dan pengolahan
informasi untuk mendefinisikan/menentukan kebutuhan sumber daya aktual dan
keperluan dukungan administratif. Hal ini membutuhkan kemampuan menegoisasikan
kebutuhan sumber daya dan komitmen personel kunci/penting dari berbagai organisasi
pendukung dengan sedikit/tanpa wewenang formal. Perencanaan yang efektif
membutuhkan ketrampilan dalam bidang:
o Pengolahan informasi
o Komunikasi
o Negoisasi sumber daya
o Mempertahankan komitmen
o Incremental and modular planning (?)
o Assuring measurable milestones ( kepastian pengukuran milestone)
o Memudahkan keterlibatan manajemen puncak
Ketrampilan Organisasional
Seorang menejer proyek harus mampu menjadi seorang arsitek sosial, yang
memahami: bagaimana suatu organisasi bekerja dan bagaimana bekerja dalam
organisasi. Ketrampilan berorganisasi penting terutama selama pembentukan dan
memulai proyek, saat menejer proyek menetapkan program organisasi dengan
117
mengintegrasikan berbagai orang dari berbagai disiplin ke dalam tim kerja yang efektif.
Hal ini tidak hanya sekedar pembuatan bagan organisasi proyek yang sederhana, tetapi
lebih dari itu. Paling tidak hal ini memerlukan pendefinisian tentang jalur pelaporan,
tanggung jawab, pengawasan organisasi lini, dan kebutuhan informasi. Ketrampilan-
ketrampilan pendukung dalam bidang perencanaan, komunikasi, penyelesaian konflik,
sangat membantu sekali dalam aktivitas proyek. Rencana program proyek yang bagus
dan dengan menggunakan matrik tugas sangat berguna sebagai alat organisasi.
Demikian juga pembuatan tujuan organisasi yang jelas, saluran komunikasi yang
terbuka, program kepemimpinan yang baik, dan dukungan manajemen senior akan
mampu mempermudah pekerjaan.
Ketrampilan Kewirausahaan
Seorang menejer proyek juga membutuhkan perspektif manajemn umum.
Sebagai contoh: pertimbangan-pertimbangan ekonomi merupakan salah satu bidang
yang penting yang umumnya mempangaruhi unjuk kerja keuangan organisasi.
Kepuasan konsumen, pertumbuhan di masa mendatang, penanaman modal, aktivitas
pasar dan hambatan-hambatan kecil pada program yang lain, merupakan isu-isu penting
yang harus diperhatikan oleh menejer proyek. Ketrampilan kewirausahaan
dikembangkan melalui pengalaman nyata di lapangan pekerjaan. Beberapa model
pendidikan seperti training model MBA, seminar-seminar khusus, dan training
fungsional lintas program, dapat membantu mengembangkan jiwa kewirausahaan
yang dibutuhkan oleh menejer proyek.
Ketrampilan Administrasi
Ketrampilan administratif merupakan sesuatu yang amat penting. Seorang
menejer proyek harus memiliki pengalaman dalam bidang perencanaan,
staffing/personalia, anggaran, penjadualan dan teknik pengawasan. Pada program skala
besar, para menejer jarang memiliki seluruh ketrampilan administrasi yang
dibutuhkan, oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut (tugas-tugas
adminsitratif) didelegasikan pada kelompok pendukung lainnya atau mencari
adminstrator proyek lain yang dibayar oleh perusahaan. Beberapa macam alat yang
membantu bidang administrasi seorang menejer proyek antara lain (l) rapat/pertemuan,
(2) pelaporan, (3) review, dan (4) pengawasan anggaran dan jadual kerja. Seorang
menejer proyek harus familiar dengan alat bantu tersebut dan tahu cara penggunaan
secara efektif.
118
Ketrampilan Membangun Manajemen Pendukung
Menejer proyek dikelilingi oleh berbagai macam organisasi yang juga
mendukung dan mengawasi aktivitasnya. Untuk memahami interface (keterhubungan)
adalah sangat penting bagi menejer proyek untuk meningkatkan kemampuannya
untuk mambangun hubungan baik dengan manajemen seniornya. Dukungan manajemen
lain merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan untuk mengatasi interface kelompok
yang terjadi. Manajemen proyek merupakan sistem pembagian wewenang dengan
berbagai kepentingan. Kadang-kadang pembagian wewenang ini tidak seimbang,
sehingga memunculkan permasalahan. Hanya seorang pemimpin yang kuat yang
dibackup oleh manajemen senior mampu mencegah penyimpangan-penyimpangan
yang kurang baik.
Empat variabel kunci yang mempengaruhi kemampuan menejer proyek untuk
menciptakan hubungan yang baik dengan manajemen senior adalah (l) kridibilitas
seorang menejer, (2) kelayakan programnya, (3) prioritas programnya, dan (4)
kemampuan aksessibilitasnya.
Ketrampilan Mengalokasikan Sumber Daya
Program-program dalam organisasi memiliki banyak bos. Lini fungsional
sering digunakan sebagai perisai organisasi pendukung dalam pengawasan langsung
masalah keuangan oleh kantor proyek. Sesekali suatu tugas telah didelegasikan (diberi
hak pada orang lain), hal ini akhirnya tidak mungkin dilakukan pengawasan pada
pelaksana tugas, prioritas kerjanya, dan anggaran tenaga kerja tidak langsung.
Disamping itu pertanggungjawaban keuntungan sulit memiliki interpendensi
(ketergantungan) pada berbagai departemen pendukung dan sering mengalami
perubahan lingkup dan isi. Program perencanaan yang efektif dan detail mungkin dapat
mempermudah komitmen dan memperkuat pengendalian. Bagian dari suatu
perencanaan adalah merupakan “ pernyataan pekerjaan”, yang telah ditetapkan sebagai
dasar pengalokasian sumber daya. Adalah penting juga untuk membuat rencana
perjanjian yang spesifik dengan semua kontributor kunci dan atasannya untuk
melaksanakan hubungan (keterkaitan) anggaran dan jadual. Pengukuran terhadap
milestone tidak hanya penting untuk (sebagai) perangkat keras saja, tetapi juga untuk
sebagai komponen program yang tidak nampak seperti sistem tugas perangkat lunak.
119
Idealnya, komitmen terhadap pelaksanaan spesifikasi, jadual, dan anggaran seharusnya
dilaksanakan dengan melibatkan personel kunci, dalam tahap awal pembentukan
proyek. Ini adalah saat dimana kebutuhan -kebutuhan masih bersifat fleksibel, dan
memungkinkan terjadi pertukaran (trade-of) diantara unjuk kerja, dan anggaran.
6. PEMILIHAMAN MENEJER PROYEK YANG SALAH
Tingkat Kedewasaan
Kadang-kadang beberapa eksekutif memilih menejer di lihat dari faktor fisik sebagai
tingkat kematangan/kedewasaan seseorang. Tetapi hal itu bukan tipe kedewasaan yang
dibutuhkan oleh seorang menejer proyek. Kedewasaan dalam manajemen proyek
umumnya dapat dilihat dari jenis posisi apa yang akan diduduki dalam proyek
manajemen. Manajemen proyek yang berbeda akan memerlukan tipe menejer yang
berbeda pula. Kedewasaan dalam manajemen proyek berarti kedewasaan dalam
berhubungan dengan orang-orang.
Taktik Keras Kepala (hard-noses tactaics)
Penerapan taktik keras kepala pada bawahan dapat melemahkan semangat.
Seorang menejer proyek harus memberikan kebebasan yang cukup pada bawahan pada
saat bekerja, tanpa melakukan pengarahan dan pengawasan secara terus menerus. Jika
ada seorang karyawan yang diberi pekerjaan khusus oleh menejer lini misalnya, namun
tiba-tiba merasa diawasi terus menerus oleh menejer proyek, maka karyawan tersebut
jelas merasa tidak enak/nyaman Seorang karyawan harus dilatih untuk memahami
bahwa pengawasan perlu dilakukan pada waktu-waktu yang dianggap kritis, misalnya
perkerjaan yang harus selesai dalam 10 hari namun dalam 5 lima hari baru mampu
diselesaikan sekitar 25%, maka perlu dilakukan pengawasan dan pengarahan secara
kontinyu.
Ketersediaan
Seorang eksekutif perusahaan jangan menugaskan seseorang menjadi menejer proyek
karena faktor ketersediaan (yang ada hanya itu).
Keahlian Teknis
Eksekutif perusahaan sering mengangkat/mempromosikan seorang menejer lini
menjadi menejer proyek tanpa memilikirkan konsekuensinya. Seorang spesialis
(menejer lini), mungkin tidak bisa melepaskan diri dari kebiasaan yang bersifat teknis,
yang biasa menjadi pelaksana manajemen tahu-tahu manjadi menejer proyek yang
120
merupakan pekerjaan menejerial. Sebenarnya ada beberapa alasan untuk
mempromosikan seorang manajemen lini manjadi menajer proyek, jika orang tersebut
sering: (l) memiliki hubungan (pernah menjadi/terlibat) kegiatan penelitian yang
diadakan perusahaan, (2) dapat mencegah duplikasi usaha, (3) dapat membantu
perkembangan tim kerja, (4) memiliki prestasi kemajuan dalam pekerjaan teknis, (5)
memiliki pengetahuan dalam berbagai bidang teknis, (6) memahami philosofis
profitabilitas dan manajemen umum, (7) berminat dalam masalah pelatihan dan
pembelajaran, dan (8) mengerti bagaimana bekerja secara sempurna.
Orientasi Konsumen
Seorang eksekutif menunjuk seseorang manjadi menejer proyek karena diingini oleh
konsumen/pelanggan, mungkin karena orang tersebut mampu menjalin berhubungan
baik. Mampu berkomunikasi dengan baik dengan konsumen tidak menjadi jaminan
seseorang menjadi menejer proyek yang sukses.
7. METODE DAN TEKNIK PENGEMBANGAN DIRI MENEJER PROYEK
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk pengembangan diri seorang
manajer proyek. Berikut disajikan teknik-teknik yang umum digunakan dalam
pengembangan diri seorang manajer proyek.
Tabel 5.1. Pengembangan Diri manajer Proyek
NO KOMPONEN SUB KOMPONEN1 Melalui Pengalaman
Pelatihan/Pengalaman Kerja
Bekerja dengan menejer profesionalBekerja sebagai tim suatu proyekBekerja secara teratur dalam berbagai manajemen proyekRotasi pekerjaanPelatihan formalMemberi dukungan aktivitas multi fungsional Aktivitas hubungan dengan konsumen
2 Melalui Pelatihan Konseptual/Pendidikan Lembaga Pendidikan Formal
Kursus, seminar, lokakaryaSimulai, permainan, pemecahan kasusPekerjaan kelompokPemecahan masalah dengan menggunakan metode manajemen proyekPertemuan-pertemuan profesionalKonferensi, simposiumMembaca, buku-buku, jurnal, majalah profesional
3 Melalui Pengembangan Organisasi
Ditetapkan secara formal sebagai staf manajemen dan mengenal fungsi-fungsi manajemen proyekSesuai organisasi proyek Sistem pendukung proyek
121
Piagam/dokumen proyek (project charter)Pengarahan, kebijakan prosedur manajemen proyek
Menurut Kerzner (1995) berdasarkan hasil penelitian kemampuan dan ketrampilan
menejer proyek dapat diperoleh melalui berbagai kegiatan antara lain (l) pengalaman
belajar ditempat kerja (60%), (2) pendidikan formal dan pendidikan khusus (20%), (3)
aktivitas profesional, seminar (10%), dan (4) membaca buku-buku (10%).
o Seseorang jangan diangkat menjadi menejer proyek karena ia berada pada posisi
paling tinggi dalam golongan kepangkatan.
o Seorang menejer proyek harus diangkat berdasarkan kinerjanya, bukan berdasarkan
penilaian sejumlah orang
8. TUGAS-TUGAS DAN DESKRIPSI PEKERJAAN
Tabel 5.2. Tugas-tugas seorang menejer proyek dalam industri konstruksi
NO BIDANG DESKRIPSI TUGAS 1 PERENCANAAN Menyiapkan seluruh dokumen kontrak
Mengembangkan rencana induk pengawasan dan pelaksanaan proyekMenyiapkan langsung prosedur proyekMenyiapkan langsung anggaran proyekMenyiapkan langsung jadual proyekMenyiapkan langsung kriteria utama/dasar desain proyek dan spesifikasi umum Menyiapkan langsung rencana untuk pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan lapangan kegiatan konstruksiMereview kembali rencana dan prosedur secara periodik, dan melakukan perubahan bila perlu
2 Organising Mengembangkan bagan organisasi proyekMeriview diskripsi posisi proyek, tugas-tugas secara garis besar, tanggungjawab, dan pengawasanBerpartisipasi dalam pemilihan pengawas utama proyekMengembangkan kebutuhan tenaga kerjaSecara kontinyu meriview organisasi proyek dan memberi rekomendasi perubahan dalam struktur organisasi dan personel, bila perlu.
3 Pengarahan Terlibat langsung dalam pekerjaan proyek, dalam melaksanaan kontrak-kontrakMengembangkan dan mempertahankan sistem pengambilan keputusan dengan tim kerja Mempromosikan pengawas kunci ke tingkat yang lebih tinggiMenetapkan tujuan proyek bagi menejer proyek dan unjuk kerja bagi pengawasMengembangkan iklim kerja tim proyek
122
Membantu pemecahan terjadinya perbedaan atau masalah antara departemen atau kelompok dalam pelaksanaan proyekMengantisipasi dan menghindari atau meminimalkan masalah yang munculMengembangkan garis besar strategi pemecahan masalah secara jelas (khususnya untuk masalah-masalah besar, dengan mendefinisikan secara jelas sistem tanggungjawab dan pengendalian proyek)
4 Pengawasan Memonitor aktivitas proyek untuk memenuhi pencapaian tujuan proyek dan filosopi kebijakan perusahaanMenginterpretasikan, mengkomunikasikan, memenuhi keperluan kontrak, persetujuan rencana, prosedur proyek, dan mengarahkan klienMempertahankan/memelihara pengawasan personal terhadap kesetiaan/jaminan keabsahan kontrak.Melakukan pengawasan melekat terhadap aktivitas proyek sesuai lingkup/isi kontrak. Membuat prosedur catatan perubahan, untuk mengevaluasi dan mengkomunikasikan lingkup perubahan. Melihat rencana yang telah dibuat untuk pengawasan dan pelaporan efektivitas penggunaan anggaran, waktu dan mutu Memelihara efektivitas komunikasi dengan klien dan semua kelompok tim kerja proyek
Secara rinci tugas-tugas seorang mejer proyek konstruksi adalah sebagai berikut:
1) Mengarahkan pengembangan tahap awal proyek dan merevisi diskripsi tugas-
tugas dan memperkirakan keterkaitan dengan kebutuhan teknis, tenaga kerja,
anggaran dan jadual untuk level tugas-tugas devisi proyek.
2) Mengarahkan secara langsung integrasi regular tahap awal dan merevisi tugas-tugas
peramalan devisi teknis, tenaga kerja, anggaran dan laporan jadual serta siklus awal
pelaporan
3) Mereview konflik dalam/antar devisi dalam menjalan tugas yang direkomendasikan
/dilakukan, yang mungkin terjadi mulai awal pendeskripsian tugas/pekerjaan
sampai akhir pelaksanaan tugas.
4) Melakukan evaluasi perencanaan tambahan yang dilakukan devisi sumber daya
manusia.
5) Merevisi laporan devisi anggaran dan penjadualan.
6) Melakukan prioritas, penyesuaian, dan usaha langsung devisi sumber daya personel.
7) Memberi laporan secara reguler kepada level manajemen lebih tinggi tentang hasil
evaluasi dari devisi tenaga kerja, penjadualan dan anggaran
123
8) Melakukan pengembangan secara langsung terhadap isi dan tugas-tugas individual
dan melakukan integrasi laporan program proyek
9) Memberikan rekomendasi baru atau melakukan revisi strategi devisi, dan tujuan
untuk melakukan antisipasi kebutuhan tenaga kerja dan anggaran jangka panjang.
10) Melakukan supervisi langsung tenaga kerja terhadap penyiapan dan isu deskripsi
tugas individual dan kaitannya dengan peramalan, integrasi tenaga kerja, anggaran,
jadual tiap devisi/bagian.
11) Menetapkan kebutuhan dasar organisasi dan kualifikasi personel dalam tiap devisi
12) Menetapkan kebutuhan untuk pengembangan langsung dan persetujuan pengawasan
program untuk melakukan standarisasi metode yang digunakan untuk melakukan
pengawasan aktivitas proyek dan departemen devisi.
13) Menetapkan kebutuhan pengembangan dan persetujuan program administrasi serta
pelatihan teknis Devisi personel
14) Memberikan rekomendasi penempatan/pelayanan order material yang dilakukan
oleh devisi personel
15) Menciptakan hubungan yang harmonis antar devisi
16) Mengerjakan tugas-tugas lain yang terkait.
KUALIFIKASI MENEJER ROYEK
Dalam memilih manajer proyek harus juga memperhatikan beberapa hal.
Secara umum kualifikasi manajer proyek adalah:
1) Pendidikan sarjana Teknik atau Bisnis
2) Jika lulusan Teknik, harus memiliki pengalaman 10 tahun/lebih pada bidang
konstruksi termasuk 5 tahun pengalaman sebagai supervisor dan 2 tahun pada
bidang manajemen. Jika lulusan bisnis, memiliki pengalaman 10 tahun lebih pada
bidang manajemen, dan minimal 5 tahun pengalaman bidang supervisor pada
bidang manajemen teknik/konstruksi, 2 tahun sebagai asisten menejer
teknik/konstruksi proyek dan pengalaman 2 tahun bidang elektrikal.
3) Memiliki pengetahuan tentang peraturan-peraturan/undang-undang negara yang
terkait dengan proyek konstruksi
4) Menunjukkan kemampuan program pengawasan manajemen level atas
5) Memiliki pengalaman terkait dengan pengolahan anggaran dan jadual dengan
program komputer
6) Sebagai anggota profesi Insinyur atau profesi manajemen lainnya
7) Memiliki kemampuan berbicara secara efektif di muka umum.
124
9. POSISI DAN TANGGUNG JAWAB TIM MANAJEMEN DALAM PROYEK
Setiap jabatan dalam proyek memiliki wewenang dan tanggung jawab sesuai
bidangnya. Wewenang dan tanggung jawab jabatan-jabatan dalam proyek adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.3. Posisi Dan Tanggung Jawab Tim Manajemen Dalam Proyek
POSISI/JABATAN JENIS TANGGUNG JAWAB KETRAMPILAN YANG DIBUTUHKAN
Administrator ProyekKoordinator ProyekAsisten Teknis
Mengkordinasikan dan mengintegrasikan sub sistem tugas-tugas. Membantu masalah teknis seperti kebutuhan sumber daya manusia, penjadualan dan anggaran. Melakukan pengukuran dan analisis unjuk kerja proyek terkait dengan kemajuan masalah teknis, penjadualan dan anggaran
o Perencanaano Kordinasio Analisiso Pemahaman organisasi
Menejer Tugas (task)Insinyur ProyekAsisten Menejer Proyek
Sama seperti di atas, tetapi memiliki peran lebih besar dalam penetapan dan pemeliharaan kebutuhan-kebutuhan proyek. Melaksanakan penggantian/penukaran (trade-offs). Mengarahkan pelaksanaan pekerjaan teknis seperti penetapan jadual, dan anggaran
o Keahlian tekniso Penilaian trade-offso Implementasi
pengelolaan tugaso Memimpin tugas-tugas
khusus/spesialis
Menejer ProyekMenejer Program
Sama seperti di atas, tetapi memiliki peran lebih besar dalam perencanaan dan pengawasan proyek. Mengkoordinasikan dan menegoisasikan kebutuhan antara sponsor dan pelaksana organisasi. Mengembangkan proposal penawaran dan masalah harga (pembiayaan). Menetapkan organisasi dan staf proyek. Memimpin seluruh implementasi rencana proyek, perolehan keuntungan, dan mengembangkan bisnis baru.
o Kepemimpinan program
o Pembentukan timo Pemecahan konfliko Mengelola berbagai
macam disiplin tugas-tugas
o Perencanaan dan alokasi sumber daya
o Manajemen interfase dengan konsumen /sponsor
Menejer Program Mengelola keseluruhan o Kepemimpinan dalam
125
Eksekutif program kegiatan. Tanggung jawab sama seperti di atas. Lebih difokuskan pada pengarahan keseluruhan program khususnya yang berhubungan dengan hasil-hasil yang diinginkan. Hubungan dengan konsumen. Unjuk kerja keuntungan. Pengembangan organisasi
bisniso Pengelolaan seluruh
program bisniso Pembentukan program
organisasio Pengembangan
personelo Pengembangan bisnis
baru.
Direktur ProgramWakil Direktur Pengembangan Program
Bertanggung jawab pada pengelolaan bisnis multiprogram dalam berbagai macam organisasi proyek, dimana tiap-tiap proyek dipimpin oleh seorang menejer proyek. Lebih terfokus pada perencanaan dan pengembangan bisnis, unjuk kerja keuntungan; pengembangan teknologi, penetapan prosedur dan kebijakan, pengembangan petunjuk program manajemen, pengembangan personel; pengembangan organisasi
o Kepemimpinano Strategi perencanaano Mengarahkan dan
mengelola program bisnis
o Pembentukan organisasi
o Memilih dan membina personel kunci
o Melakukan identifikasi dan mengembangkan bisnis baru.
Seperti halnya seorang dokter, menejer proyek harus mahir dalam melakukan diagnose.
Manjaga proyek dari penyakit infeksi, mendeteksi simpton, mendiagnose penyebab
penyakit dan menjelaskan cara perawatan dari berbagai penyakit proyek.
PROSES PENYUSUNAN STAF
Penyusunan staf suatu organisasi merupakan sesuatu yang juga amat rumit
khususnya pada proyek rekayasa yang komplek. Ada tiga pertanyaan pokok yang harus
dijadikan acuan dalam penyusunan staf yaitu:
o Sumber daya manusia yang bagaimana yang dibutuhkan?
o Dari mana sumber daya manusia itu didapatkan?
o Jenis struktur organisasi proyek bagaimana yang terbaik?
Menentukan personel yang dibutuhkan, tipe individu (sesuai diskripsi tugas) harus
diputuskan, demikian juga berapa orang yang dibutuhkan tiap jenis pekerjaan dan bila
mana tenaga tersebut akan dibutuhkan. Terkait dengan pertimbangan tersebut, sebagai
126
menejer proyek akan menghadapi permasalahan, khususnya dengan menejer lini
(bawahannya). Ada tiga permasalahan:
o Menejer lini menjanjikan menyediakan personel terbaik sekarang juga tetapi tidak
membuat komitmen setelah itu.
o Menejer lini mungkin hanya tersedia personel yang memiliki kemampuan dibawah
rata-rata, tetapi menejer lini berjanji manjamin keberhasilannya. Dia akan
memberikan anda tenaga kerja yang dapat bekerja tetapi hanya memiliki
kemampuan rata-rata.
o Jika menerima personel dengan kemampuan rata-rata, menejer lini akan menjamin
bahwa personel itu akan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
Dalam pemilihan personel sering terjadi ketidak cocokan antara menejer proyek dan
menejer lini. Jika personel yang dipilih oleh menejer proyek, sesuai/cocok dengan
menejer lini, maka tidak ada masalah. Namun sebaliknya jika terjadi ketidak sesuaian,
maka akan muncul masalah.
Ada beberapa pertimbangan psikologis yang dapat digunakan menejer proyek dalam
pemilihan staf antara lain:
o Menejer lini sering kurang mau menerima staf yang dipilih oleh menejer proyek.
o Harus yakin melihat orang, apakah dapat memberi keuntungan pada proyek?
o Janji-janji (perjanjian) selama peroses perekrutan harus didokumentasikan.
Organisasi fungsional ingat akan janji setelah peroyek selesai. (misalnya
dijanjikan diberikan bonus setelah proyek selesai)
o Mungkin kelihatannya aneh, menejer proyek harus menciptakan konflik selama
proses perekrutan staf. Konflik ini harus dibawa kepermukaaan dan harus
diselesaikan. Lebih baik konflik diselesaikan pada tahap perencanaan dan
kemudian baru mengadakan konfrontasi.
PETUNJUK MEMILIH PERSONEL PROYEK
Dalam memilih personel proyek tidak boleh secara serampangan. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih personel proyek antara lain:
o Kebijakan pemilihan personel proyek sebisa mungkin sama seperti
pemilihan personel organisasi/perusahaan yang ditugaskan dalam
pekerjaan baru
o Setiap orang calon personel harus diberi penjelasan yang sama tentang seluk
beluk proyek.
127
o Setiap orang yang terpilih menjadi personel proyek harus diberi penjelasan
mengapa ia dipilih menjadi tim proyek.
10. BEBERAPA PERMASALAHAN PERSONEL POTENSIAL YANG SERING
MUNCUL PADA ORGANISASI PROYEK:
o Tenaga kerja yang berkerja diproyek lebih gelisah saat kehilangan pekerjaan (karena
proyek selesai) dibandingkan dengan pekerja yang menjadi bagian dari organisasi
fungsional perusahaan
o Tenaga kerja proyek yang ditugaskan dalam organisasi model matrik akan lebih
sering frustasi karena banyaknya otoritas dibandingkan dengan pekerja yang
menjadi bagian dari organisasi fungsional perusahaan
o Tenaga kerja proyek lebih sering frustasi akibat adanya pengurangan tenaga kerja
setahap demi setahap, dibandingkan dengan pekerja yang menjadi bagian dari
organisasi fungsional perusahaan
o Tenaga kerja proyek lebih sering frustasi akibat kurangnya prosedur formal dan
tidak jelasnya peran dalam proyek, dibandingkan dengan pekerja yang menjadi
bagian dari organisasi fungsional perusahaan
o Tenaga kerja proyek lebih sering ragu-ragu tentang peningkatan karirnya dalam
proyek, dibandingkan dengan pekerja yang menjadi bagian dari organisasi
fungsional perusahaan
o Tenaga kerja proyek, kesetiaan/loyalitasnya terhadap organisasi lebih kecil,
dibandingkan dengan pekerja yang menjadi bagian dari organisasi fungsional
perusahaan
o Tenaga kerja proyek, merasa tergilas karena pengembangan personalnya tidak ada
yang memperhatikan, dibandingkan dengan pekerja yang menjadi bagian dari
organisasi fungsional perusahaan
o Tim tetap proyek sering lebih merasa frustasi karena banyaknya tingkatan/jalur
manajemen proyek, dibandingkan dengan pekerja yang menjadi bagian dari
organisasi fungsional perusahaan
o Frustasi akibat konflik yang dialami pekerja proyek lebih serius, dibandingkan
frustasi pekerja yang menjadi bagian dari organisasi fungsional perusahaan
o Menejer proyek dan menejer fungsional lebih sering berkompetensi dari pada
bekerjasama antara keduanya.
o 11. Ada tim kerja yang pintar ngomong, tetapi kenyataannya tidak bisa bekerja
128
PEKERJA HARUS MENGAKHIRI PEKERJAAN PADA PROYEK KARENA
Dalam pelaksanaan proyek kadang-kadang ada personel proyek yang berhenti
bekerja pada saat proyek masih berjalan. Ada bebeapa alasan mengapa seorang personel
proyek berhenti bekerja:
o Tidak cocok dengan aturan, kebijakan dan prosedur proyek
o Tidak cocok dengan otoritas formal yang ada
o Memandang profesionalisme lebih penting dari pada loyalitas pada perusahaan
o Tidak kompeten pada bidangnya
Pemimpin perusahaan harus mampu mengatasi permasalahan ketenagakerjaan
yang terjadi dalam lingkungan proyek. Masalah umum yang sering muncul adalah:
o Level/jalur tingkatan kepegawaian dalam lingkungan proyek terdiri dari berbagai
level
o Evaluasi keberhasilan/unjuk kerja lebih komplek dan pada organisasi matrik
kesalahan lebih sering terjadi
o Sistem penggajian/upah sulit dalam organisasi matrik. Diskripsi kerja sering tidak
ada nilainya/gunanya.
o Pelatihan dan pengembangan personel lebih komplek
o Masalah yang muncul akibat moral pekerja lebih sering muncul dalam organisasi
matrik.
11. KANTOR PROYEK
Pada dasarnya tim proyek merupakan sebuah kombinasi antara kantor proyek
dan pekerja fungsional Kantor proyek berfungsi sebagai organisasi yang dibuat untuk
mendukung menejer proyek dalam melaksanakan kegiatannya.
129
Gambar 5.5.. Lingkup Organisasi Proyek
Personel yang berada pada kantor proyek harus memiliki dedikasi yang sama dengan
menejer proyek dan harus mempunyai hubungan kerja yang baik dengan menejer
proyek maupun menejer fungsional. Tanggung jawab kantor proyek adalah:
1) Pusat kendali informasi baik yang berhubungan dengan masalah internal kantor
dan yang berhubungan dengan konsumen
2) Melakukan pengawasan terhadap waktu, anggaran dan mutu sesuai perjanjian
kontrak yang telah disepakati
3) Memastikan bahwa semua keperluan pekerjaan telah terdokumentasikan dan
terdistribusikan pada semua personel kunci.
4) Memastikan bahwa semua pekerjaan yang dilakukan telah sesuai dengan perjanjian
kontrak yang disepakai
Tanggung jawab utama menejer proyek dan tim kerjanya adalah mengintegrasikan
semua pekerjaan pada semua lini fungsional organisasi, seperti lini teknik, lini
pengembangan dan riset, manufaktur dan sebagainya. Kurangnya integrasi ini akan
mengkibatkan kegagalan pada proyek. Dengan demikian tim kerja proyek harus
menunjukan dedikasi yang tinggi pada proyek, bukan pada tanggung jawab
fungsionalnya. Untuk mengatasi permasalahan integrasi proyek, sebaiknya semua
(sebagai besar) personel fungsional harus dimasukan sebagai tim kerja proyek secara
penuh, atau tidak semua tim kerja fungsional dimasukan sebagai tim tetap proyek, tetapi
ada perwakilannya.
Salah satu tantangan bagi menejer proyek adalah menetapkan jumlah personel
yang bekerja pada kantor proyek. Jumlah personel kantor proyek tergantung dari
beberap faktor seperti: ukuran besar kecilnya proyek, jenis proyek, tingkat kompetensi
Asisten Menejer Proyek
Menejer Proyek
Menejer Fungsional
Pekerja Fungsional
Kantor Proyek
Tim Proyek
130
teknis yang dibutuhkan dan dukungan konsumen. Pada proyek-proyek berskala besar,
dan mungkin juga pada beberapa proyek skala lebih kecil, adalah tidak mungkin untuk
mencapai keberhasilan proyek tanpa adanya penugasan secara permanen personel
(adanya pegawai tetap proyek). Pada dasarnya terdapat empat aktivitas (pekerjaan) pada
kantor proyek yang membutuhkan pekerja penuh waktu yaitu (l) pekerjaaan integrasi,
(2) aktivitas komunikasi internal dan eksternal, (3) aktivitas penjadualan dan (4)
aktivitas pengawasan yang efektif.
12. KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA
Keberadaan sumber daya manusia (SDM) dalam suatu kegiatan proyek sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan suatu proyek. Seperti diungkapkan Soeharto (2001)
bahwa kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang memenuhi syarat akan
menjadi faktor penentu keberhasilan suatu proyek. Salah satu faktor sumber daya
manusia yang sangat menentukan kinerja pelaksanaan proyek adalah efektifitas
kinerja SDM dalam kerja tim. Karena sifatnya yang spesifik, kegiatan proyek menuntut
adanya kerja sama tim SDM yang amat erat. Salah satu cara untuk mendorong
kerjasama tim adalah mendorong adanya komunikasi dan interaksi antara para anggota
serta pembinaan yang intesif, sehingga (l) masing-masing anggota mengetahui
perannya dalam tim, (2) setiap anggota merasa diperlukan, dan (3) anggota merasakan
bahwa kerjasama sebagai suatu tim akan memberikan hasil yang lebih besar dari pada
bekerja sendiri-sendiri secara terpisah.
Sedangkan efektifitas kinerja tim terkait dengan hubungan dengan tugas dan
hubungan antara anggota tim. Kedua komponen tersebut akan menentukan kualitas
dan efektifitas kinerja tim (Soeharto, 2001). Secara grafis hal tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
131
Hubungan Dengan Tugas:
1. Komitmen dengan proyek
2. Berorientasi terhadap tim kerja
3. Kreatif dan inovatif
4. Peduli terhadap kualitas produk
5. Tanggap terhadap perubahan
6. Mampu memperkirakan
kecenderungan (trend) yang
terjadi
Hubungan Antar Anggota
1. Terjalinnya komunikasi dengan
baik
2. Mampu memecahkan konflik
3. Adanya saling percaya
4. Berkeinginan mencapai sasaran
tim
5. Menjaga dan mengembangkan
semangat tim
6. Saling membantu meningkat -
kan kecakapan/kepandaian
Karakter Tim
Kualitas dan efektivitas tim
Gambar 5.6. Kinerja Sumber Daya Manusia
MENJADI MENEJER YANG EFEKTIF
Kunci utama untuk meningkatkan produktivitas terletak pada menejer proyek.
Salah satu tugas menejer proyek adalah memotivasi semua pihak (pekerja) yang terlibat
dalam proyek. Beberapa strategi yang harus dilakukan menejer proyek dalam
memotivasi bawahan antara lain:
1) Memberi keyakinan pada semua orang yang terlibat dalam proyek untuk
mengerti/paham terhadap sasaran proyek. Semua pihak yang terlibat dalam proyek
harus benar-benar paham pada sasaran proyek Jika orang-orang yang terlibat
dalam proyek tidak paham dengan sasaran proyek maka menejer proyek akan gagal
dalam melaksanakan tugasnya.
2) Memberi peluang/kesempatan pada setiap orang untuk terlibat aktif dalam tahap
manajemen dan perencanaan. Dalam hal ini harus ada pertimbangan akal sehat,
dimana tidak semua orang dapat berperan untuk setiap masalah.
3) Melakukan pengembangan sumber daya secara berkelanjutan. Pengembangan
sumber daya terkait dengan usaha mendorong karyawan untuk selalu melakukan
pembelajaran secara berkelanjutan untuk mencapai kesuksesan.
4) Melakukan komunikasi secara efektif. Komunikasi merupakan suatu yang amat
penting bagi seorang menejer proyek, sebab orang-orang yang terlibat dalam proyek
tidak bisa diharapkan untuk melaksanakan sesuatu jika mereka tidak memahami
apa yang harus dilakukan. Dalam berkomunikasi jangan mendikte pada bawahan
sebab bisa menurunkan motivasi mereka. Orang-orang yang terlibat dalam proyek
yakin bahwa komunikasi yang efektif merupakan unsur utama dalam kesuksesan
proyek, karena komunikasi yang baik berasal dari pemahaman dan kepercayaan.
5) Mendorong karyawan agar selalu kreatif. Kreativitas adalah syarat mutlak dalam
sebuah dunia yang penuh kompetisi. Kreativitas harus diwujudkan dalam suatu
tindakan yang penuh inovasi.
6) Melepaskan kesan berkuasa. Menejer proyek jangan sok berkuasa Berilah
karyawan untuk memecahkan masalah yang ada tanpa ijin dari pihak atasan.
7) Memberi kekuasaan/kepercayaan pada karyawan. Bawahan perlu diberi
kepercayaan. Untuk memberi kerpercayaan pada karyawan, menejer proyek terlebih
dahulu harus melakukan evaluasi pada karyawan terkait dengan pengetahuan,
ketrampilan dan keinginannya. Setelah itu baru seorang karyawan diberi
kepercayaan dimana mereka harus ditempatkan. Sekali seorang karyawan diberi
132
kepercayaan maka seorang menejer proyek harus mendukung mereka, memberi
dorongan jika terjadi permasalahan
8) Belajar untuk bersikap fleksibel. Bersikap fleksibel merupakan kunci keberhasilan
seorang menejer proyek. Sikap menejer proyek yang kaku atau adanya peraturan
yang kaku akan menekan perasaan karyawan.
9) Memperbaiki lingkungan pekerjaan. Menciptakan lingkungan dimana tiap karyawan
merasa senang dalam bekerja. Menejer proyek harus membantu karyawan
menikmati pekerjaan mereka. Biarkan karyawan tertawa ditempat kerja, hal itu
sesuatu yang amat baik
10) Menciptakan lingkungan yang bebas dari ketakutan. Bebas dari rasa takut
merupakan hal yang paling penting bagi tumbuhnya inovasi bagi karyawan. Jika
karyawan membuat kesalahan, menejer proyek harus mengijinkan mereka untuk
memperbaikinya. Hindari karyawan “merasa dihukum jika membuat kesalahan”.,
11) Membangun kepercayaan. Membangun kepercayaan adalah membangun
kepercayaan antara dua pihak, yaitu kepercayana menejer proyek pada karyawan
dan kepercayaan karyawan pada menejer proyek.
12) Berpandangan positif. Setiap orang (menejer proyek dan karyawan) harus memiliki
pandangan positif dalam menghadapi setiap permasalahan yang muncul. Adanya
pandangan positif dalam menyelesaikan setiap permasalahan akan memudahkan
dalam memecahkan masalah.
Perusahaan Caltran di California yang menggarap proyek-proyek jalan raya membagi
peran tim proyek sebagai berikut:
Tabel 5.4. Peran Manajer Pada Setiap Tahap Kegiatan
PERAN (ROLE)
TAHAP KEGIATAN (PROCESS GROUP)
TINDAKAN (ACTION)
Menejer Proyek
Inisiasi/Ide (Initiate)
Melakukan identifikasi keinginan, kebutuhan dan harapan-harapan dari sponsor proyek
Perencanaan (plan)
Memimpin tim proyek dalam mengembangkan perencanaan manajemen seperti perencanaan lingkup proyek, waktu/skedul, anggaran, sumber daya, risiko-risiko, dan manajemen komunikasi Memastikan bahwa perencanaan manajemen yang telah dibuat mencakup semua pekerjaan yang dibutuhkan dan hanya pekerjaan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan proyek.Membagi tugas kepada para bawahan seperti: Pertama, menugaskan menejer fungsional
133
untuk mengerjakan pekerjaan seperti yang telah tertuang dalam rincian pekerjaan (WBS) sesuai wilayah kerjanya
Kedua, membagi WBS pada menejer fungsional yang lain, jika menejer fungsional yang ditugasi tidak mampu
Ketiga, menggunakan konsultan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan, jika tim proyek tidak mampu menyelesaikannya
Melakukan modifikasi rencana kerja, jika diperlukan
Pengendalian (control)
Melakukan koordinasi dan membantu melakukan semua pekerjaan dalam keseluruhan siklus proyekMelakukan monitoring terhadap pekerjaan proyek dan melakukan tindakan perbaikan bila diperlukan. Melakukan komunikasi terhadap isu-isu sensitif yang adaMemberikan masukan pada tim evaluasi proyek, dan merekomendasikan perubahan pada tim proyek bila diperlukan. Memberikan layanan/bantuan sebagai penanggung jawab tunggal terhadap berbagai hal yang menyangkut masalah lingkup proyek, biaya dan skedul.Memecahkan masalah-masalah yang berpengaruh terhadap lingkup proyek, biaya dan skedul.Melakukan pengawasan terhadap perubahan pada lingkup proyek, biaya dan skedul. Selama siklus proyekMengelola interaksi antara menejer operasional (task managers) untuk memastikan bahwa mereka tahu siapa yang akan menerima dan menggunakan produk proyekMelakukan usaha kordinasi terhadap seluruh tim proyekMelakukan rapat-rapat tim proyekMelakukan pengawasan terhadap anggaran proyek
Penutupan (Close)
Bertanggung jawab penyelesaian proyek sesuai waktuMemastikan bahwa produk akhir proyek sesuai dengan keinginanan pelangganMelakukan diskusi dengan sponsor tentang produk akhir proyek untuk mengukur tingkat kepuasan Menyiapkan laporan akhir, serta rekomendasi-rekomendasi untuk pengembangan lanjutMenyiapkan umpan balik bagi tim dalam
134
bentuk lessons learnedMenejer fungsional (fungtional manager)
Perencanaan (plan)
Menyiapan dan mereview perkiraan sumber daya proyekMemberi tugas dan mengatur beban kerja bagi setiap pekerja Menugaskan tim proyek bila diminta oleh menejer proyekMelakukan modifikasi rencana kerja
Pelaksanaan (execute)
Memberi pengarahan pada tim proyek dalam melakukan penyerahan produk/hasilMelakukan supervisi pada unit-unit fungsionalSegera melakukan pengawasan pada semua staf yang berkerja pada proyekMemberi kesempatan pada anggota staf untuk meningkatkan ketrampilannyaMemberi kekuasaan pada staf untuk melaksanakan tugasnya dengan pengawasan seminim mungkin, sesuai dengan kemampuan individualnya Memberi pengarahan teknis dan prosedural pada semua staf dalam melaksanakan pekerjaanMemberi persetujuan terhadap masalah pembelajaan proyekMemberi jaminan bahwa telah dilakukan pengendalian dan jaminan mutu pada semua tahap pekerjaanMenyiapkan dokumen jaminan mutu pada setiap kontrak kerja
Pengawasan (control)
Melakukan monitoring dan memberikan umpan balik pada staf
Penutupan (close) Memberi jaminan bahwa produk antara (laporan-laporan, perkiraan-perkiraan, dokumen lingkungnan dsb) sesuai dengan kebutuhan pelanggan internal dan sesuai dengan standar , peraturan, serta kebijakan yang ada
Dokumen proyek yang memuat kesepakatan antara penyandang dana dan menejer
proyek merupakan elemen kunci suatu proyek. Dokumen proyek merupakan dokumen
yang berguna bagi menejer proyek dalam menggunakan atau mengelola tim proyek
selama siklus proyek, dan juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi tingkat
kepuasan konsumen.
13. HASIL PENELITIAN
Penelitian Alfianto. (2006) tentang “Pengaruh Keteramnpilan Terhadap
Kinerja manajer Proyek Pada Perusahaan Konstraktior Di Malang”, menyimpulkan
bahwa: (1) Kualifikasi perusahaan kontraktor di Kota Malang terbanyak kualifikasi K1
135
sebesar 61% (2) Perusahaan kontraktor menempatkan seorang manajer proyek pada
setiap proyek (3) Pada kontraktor kualifikasi B sebagian besar menggunakan penilaian
kinerja secara formal untuk menentukan manajer proyeknya sedangkan kontraktor
kualifikasi M dan K1 tidak menggunakan (4) Sebagian besar perusahaan mensyaratkan
berpendidikan sarjana strata 1 (S1) dan pengalaman kerja 3 sampai dengan 6 tahun
untuk posisi manajer proyek. Berdasarkan analisis statistik didapat model matematis
untuk penilaian kinerja manajer proyek konstruksi sebagai berikut.
Y = 7,659 + 0,153X1 + 0,260X2 + 0,433X3 + 0,380X6 (R2 = 0,826)
Dimana: Y = kinerja manajer proyek; X1 = ketrampilan communication; X2 =
ketrampilan organization; X3 = ketrampilan leadership; X6 = ketrampilan problem
solving, dan R2 = Koefisien determinasi
Penelitian Wena (2005) tentang “Pengelolaan Mutu Pada Perusahaan
Pengembangan di Kota Malang”, yang didalamnya juga mengkaji kualitas kinerja
sumber daya manusia (SDM) . Dalam penelitian ini Variabel kinerja tim SDM
diklasifikasikan menjadi 2 (dua) sub variabel yaitu (l) hubungan antar anggota dan (2)
hubungan dengan tugas.
(l) . Kualitas Hubungan Antar Anggota Secara Umum
Terdapat 6 (enam) indikator sub variabel kualitas hubungan antar anggota
perusahaan pengembang perumahan yang dijadikan kajian dalam penelitian ini yaitu:
X3.1 = Keterjalinan hubungan komunikasi antar anggota tim
X3.2 = Kemampuan anggota tim dalam memecahkan konflik yang terjadi
X3.3 = Rasa saling percaya antar anggota tim
X3.4 = Komitmen anggota dalam mencapai sasaran tim
X3.5 = Komitmen anggota dalam menjaga dan mengembangkan semangat tim
X3.6 = Komitmen untuk saling membantu meningkatkan keterampilan anggota
Berdasarkan hasil tabulasi data, gambaran skor frekuensi (f) dan prosentase (%)
penilaian responden terhadap variabel kinerja tim yang terkait dengan hubungan antar
anggota tim perusahaan pengembang perumahan disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.5. Hubungan Antar Anggota
Kualifikasi
Penilaian
Variabel Kinerja SDM: Kualitas Hubungan Antar AnggotaX3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6
f % f % f % F % f % f %Sangat baik 6 7.5 6 7.5 7 8.8 5 6.3 5 6.3 8 10.0Baik 25 31.3 16 20 13 16.3 31 38.8 24 30.0 15 18.8Cukup baik 35 43.8 37 46.3 31 38.8 31 38.8 34 42.5 37 46.3Kurang baik
14 17.5 21 26.3 29 36.3 13 16.3 17 21.3 20 25.0
136
Sangat kurang baik
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah80 100 80 100 80 100 80 100 80 100 80 100
Secara grafis data tentang variabel kinerja tim SDM yang terkait dengan hubungan
antar anggota disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
Gambar 5.7. Kinerja Tim SDM : Hubungan Antar Anggota
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing indikator variabel kinerja tim
SDM yang terkait dengan hubungan antar anggota perusahaan pengembang yang
paling banyak dipilih responden adalah klasifikasi “cukup baik” dengan rincian X3.1
= 43.8%, X3.2 = 46.3%, X3.3 = 38.8 %, X3.4 = 38.8 %, X3.5 = 42.5%, dan X3.6
= 46.3%
(2). Kualitas Hubungan Dengan Tugas Secara Umum
Terdapat 6 (enam) indikator sub variabel kualitas hubungan dengan tugas
perusahaan pengembang perumahan yang dijadikan kajian dalam penelitian ini yaitu:
X3.7 = Komitmen anggota tim terhadap kegiatan proyek
X3.8 = Orientasi anggota tim terhadap hasil kerja
X3.9 = Kreatifitas dan motif anggota tim terhadap pekerjaan proyek
X3.10 = Kepedulian anggota tim terhadap kualitas produk
X3.11 = Tanggapan anggota tim terhadap perubahan yang terjadi
137
X3.12 = Kemampuan anggota tim terhadap trend yang akan terjadi
Berdasarkan hasil tabulasi data, gambaran skor frekuensi (f) dan prosentase (%)
penilaian responden terhadap variabel kinerja tim yang terkait dengan hubungan
dengan tugas disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.6. Hubungan Dengan TugasKualifikasi Penilaian
Variabel Kinerja SDM: Kualitas Hubungan Dengan TugasX3.7 X3.8 X3.9 X3.10 X3.11 X3.12
f % f % f % f % f % F %Sangat baik 10 12.5 10 12.5 7 8.8 8 10.0 10 12.5 10 12.5Baik 27 33.8 26 32.5 24 30.0 23 28.8 22 27.5 17 21.3Cukup baik 28 35.0 25 31.3 34 42.5 27 33.8 30 37.5 41 51.3Kurang baik
15 18.8 19 23.8 15 18.8 22 27.5 18 22.5 12 15.0
Sangat kurang baik
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah80 100 80 100 80 100 80 100 80 100 80 100
Secara grafis data tentang variabel kinerja tim SDM yang terkait dengan hubungan
dengan tugas disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
Gambar 5.8. Kinerja Tim SDM Yang Terkait Dengan Hubungan Dengan Tugas
138
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing indikator variabel kinerja tim
SDM yang terkait dengan hubungan dengan tugas yang paling banyak dipilih
responden adalah klasifikasi “cukup baik” dengan rincian X3.7 = 35 %,
X3.9 = 42.5 %, X4.10 = 33.8%, X3.11 = 37.5 %, dan X3.12 = 51.3%, sedangkan
untuk indikator X3.8 = 32.5% dengan klasifikasi “baik”
Dari paparan data-data di atas dapat dismpulkan bahwa (l) kualitas hubungan antar
anggota secara umum masuk katergori cukup baik, dan (2) kualitas hubungan dengan
tugas secara umum temauk kualifiasi baik.
14. RANGKUMAN
Kegiatan pengelolaan sumber daya manusia proyek mencakup hal-hal sebagai
berikut: (1).Perencanaan Sumber daya manusia (SDM): Mengidentifikasi dan
mendokumentasikan peran, tanggung jawab proyek, dan melaporkan hubungan serta
menciptakan rencana manajemen penempatan staff, (2). Mencari Tim Proyek:
Mendapatkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melengkapi poyek, (3)
Membentuk tim proyek: Memperbaiki kompetensi dan interaksi anggota-anggota tim
untuk mempertinggi kinerja proyek itu, dan (4) Mengelola tim proyek: Melacak kinerja
anggota tim, menyediakan feedback, memecahkan isu-isu dan mengkoordinasikan
perubahan-perubahan untuk mempertinggi kinerja proyek itu. Pada umumnya tim
manajemen proyek meliputi: (l) Seorang Menejer proyek (pimpro), (2) Beberapa
asistem menejer proyek, (3) Seorang kepala kantor proyek, dan (4) Sebuah Tim proyek.
Sebelum melakukan pengelolaan sumber daya manusia, ada lima pertanyaan pokok
yang harus dijawab (l) Apakah yang dibutuhkan oleh seseorang agar menjadi menejer
proyek yang berhasil?, (2) Siapakah yang harus menjadi anggota tim proyek?, (3)
Masalah apa saja yang dapat terjadi selama masa perekrutan personel?, (4) Faktor
utama apa yang dapat menyebabkan hengkang/keluarnya anggota tim kunci/utama?
Hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan personel proyek adalah karakteristik
manajemen proyek, meliputi (l) lingkungan proyek, (2) proses manajemen proyek, dan
(3) menejer proyek. Hal yang berhubungan dengan lingkungan proyek yaitu: masalah
unjuk kerja personel dan kebijakan personel. Manajemen proyek akan berhasil jika
menejer proyek dan tim proyek secara penuh berdedikasi menyelesaikan kegiatan
proyek. Salah satu cara untuk mendorong kerjasama tim adalah mendorong adanya
komunikasi dan interaksi antara para anggota serta pembinaan yang intesif, sehingga
139
(l) masing-masing anggota mengetahui perannya dalam tim, (2) setiap anggota merasa
diperlukan, dan (3) anggota merasakan bahwa kerjasama sebagai suatu tim akan
memberikan hasil yang lebih besar dari pada bekerja sendiri-sendiri secara terpisah.
15. PERTANYAAN EVALUATIF
a. Jelaskan komponen-komponen pengelolaan kegiatan sumber daya manusia
b. Jelaskan hal-hal yang dibutuhkan dalam perencanaan Sumber Daya Manusia
c. Jelaskan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan tim kerja
d. Jelaskan pengaruh kinerja tim terhadap keberhasilan proyek
e. Jelaskan pertimbangan-pertimbangan dasar yang harus dilakukan dalam memilih
menejer proyek
f. Jelaskan tanggung jawab seorang menejer proyek
g. Jelaskan karakteristik personal menejer proyek
h. Jelaskan pengetahuan dasar dan tanggung jawab yang harus dimiliki seorang
menejer proyek
i. Jelaskan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih menejer proyek
j. Jelaskan tugas-tugas dan deskripsi pekerjaan menejer proyek
140