BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1...
Transcript of BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1...
74
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital
Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan
(NPL), BOPO, dan Net Interest Margin (NIM) terhadap kinerja bank yang diukur
dengan Return On Asset (ROA) pada Bank Kecil periode 2006-2011.
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda
dengan lima variabel independen (CAR, LDR, NPL, BOPO, NIM) dan satu
variabel dependen (ROA) menunjukkan bahwa :
1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non
Performing Loan (NPL), BOPO, Net Interest Margin (NIM) secara simultan
berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
2. Besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent yang
dapat diterangkan oleh model regresi adalah sebesar 85,2% dan sisanya
sebesar 14,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan
dalam model regresi.
3. Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Return On Asset (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar Capital
Adequacy Ratio (CAR) maka Return On Asset (ROA) yang diperoleh bank
akan semakin besar pula karena semakin besar Capital Adequacy Ratio
(CAR) maka bank dapat melakukan ekspansi usahanya dengan lebih aman
(lebih tahan terhadap risiko). Adanya ekspansi usaha diharapkan dapat
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
75
meningkatkan pendapatan bank (pendapatan bunga) yang pada akhirnya akan
meningkatkan kinerja keuangan (ROA) bank.
4. Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Return On Asset (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kredit
yang disalurkan bank kepada nasabah debitur (LDR semakin tinggi) maka
laba yang diperoleh bank akan meningkat dan ROA juga meningkat (dengan
asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif dan jumlah
kredit macetnya kecil atau nol). Namun demikian, mengingat rasio LDR juga
merupakan rasio untuk mengukur likuiditas bank dimana semakin tinggi
rasio LDR mengindikasikan rendahnya kemampuan likuiditas bank,
sehingga LDR perlu dijaga pada tingkat yang menguntungkan dari sisi
profitabilitas dan pada tingkat yang aman dari sisi likuiditas. Sesuai
ketentuan Bank Indonesia (PBI No.12/19/PBI/2010), rasio LDR yang
ditetapkan minimum 78% dan maksimum 100%.
5. Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan
terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar
rasio NPL akan menurunkan rasio ROA, namun penurunan rasio ROA yang
disebabkan oleh NPL tidak terlalu signifikan. Hal ini terlihat dari kecilnya
nilai Beta (koefisien) NPL pada persamaan regresi (Unstandardized
Coefficients) hanya sebesar 0,006 atau sebesar 0,004 pada Standardized
Coefficients. Tidak signifikannya pengaruh NPL terhadap ROA disebabkan
karena rata-rata NIM pada Bank Kecil tergolong besar dibanding rata-rata
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
76
NPLnya sehingga dapat menutupi biaya yang timbul dari macetnya kredit
(NPL).
6. BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
Hal ini menjunjukkan bahwa semakin besar rasio BOPO akan mengakibatkan
semakin kecil atau menurunnya kinerja keuangan (ROA) perbankan.
Demikian sebaliknya, jika rasio BOPO semakin kecil maka kinerja keuangan
(ROA) perbankan semakin membaik. Semakin kecil rasio BOPO berarti
semakin efisien operasional bank sehingga dapat menghasilkan profit yang
lebih besar dan menunjukkan kinerja bank semakin bagus yang ditunjukkan
dengan rasio ROA semakin besar.
7. Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Return On Asset (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar Net
Interest Margin (NIM) suatu bank dalam arti pendapatan bunga bersih
meningkat, maka semakin besar pula profitabilitas bank (ROA) yang
diperoleh bank tersebut, yang berarti kinerja keuangan bank semakin
membaik atau meningkat.
5.2 Keterbatasan
Dalam penelitian ini populasi dan sampel yang digunakan adalah data
rasio-rasio keuangan Bank Kecil (bank umum konvensional dengan total aset <
Rp10 triliun) dengan kriteria sampel yang sudah ditentukan sebagaimana
disebutkan dalam Bab III Metode Penelitian. Dengan demikian, hasil
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
77
(kesimpulan) penelitian ini tidak dapat sepenuhnya digeneralisasi untuk industri
perbankan secara nasional.
Periode pengamatan yang digunakan didalam penelitian ini relatif singkat
yakni hanya 6 (enam) tahun (tahun 2006 sampai dengan 2011) dan dengan kriteria
sampel yang telah ditentukan. Apabila periode pengamatan lebih lama dan/atau
kriteria pemilihan sampel yang berbeda dari penelitian ini, ada kemungkinan
menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan penelitian ini.
5.3 Implikasi
5.3.1 Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini mempertegas hasil penelitian sebelumnya, antara lain
sebagai berikut:
1) Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Return on Asset (ROA). Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Mahardian (2008), Ponco (2008), dan
Puspitasari (2009).
2) Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Return On Asset (ROA). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
yang dilakukan oleh Mahardian (2008), Ponco (2008), dan Puspitasari
(2009).
3) Non Performing Loan (NPL) tidak berpengaruh signifikan terhadap
Return On Asset (ROA). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
yang dilakukan oleh Mahardian (2008) dan Ponco (2008).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
78
4) BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset
(ROA). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Mawardi (2005), Prasnanugraha (2007), Mahardian (2008), Ponco
(2008), dan Puspitasari (2009).
5) Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Return on Asset (ROA). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
yang dilakukan oleh Mawardi (2005), Prasnanugraha (2007), Mahardian
(2008), Ponco (2008), dan Puspitasari (2009).
5.3.2 Implikasi Manajerial
Berdasarkan persamaan regresi linier berganda yang telah diuraikan pada
BAB IV yaitu ROA = 28,874 + 0,256 LnCAR + 0,975 LnLDR – 0,006 LnNPL –
7,477 LnBOPO + 0,710 LnNIM, dapat disimpulkan bahwa efisiensi operasional
yang diproksikan dengan rasio BOPO mempunyai nilai Beta unstandardized
coefficients yang paling besar terhadap return on asset (ROA) dengan nilai
koefisien sebesar –7,477. Nilai koefisien terbesar pada urutan kedua dan
seterusnya adalah Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan nilai +0,975, Net Interest
Margin (NIM) dengan nilai +0,710, Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan nilai
0,256, dan yang paling kecil serta tidak signifikan ialah Non Performing Loan
(NPL) dengan nilai –0,006.
Penggunaan Beta unstandardized coefficients untuk melihat/
menginterpretasi besarnya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen adalah karena hasil perhitungan/persamaan analisis regresi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
79
memperoleh nilai konstanta, yaitu nilai variabel dependen ketika semua variabel
independen tidak mengalami perubahan atau dianggap konstan. Alasan lainnya
adalah karena unit ukuran variabel independen adalah sama yaitu dalam bentuk
rasio-rasio (Ghozali, 2011).
Hasil penelitian ini juga menunjukkan hal-hal yang perlu diperhatikan,
baik oleh manajemen bank dalam pengelolaan bank, maupun investor dalam
menentukan strategi investasinya, serta pengawas/regulator perbankan di
Indonesia untuk mereview kembali kebijakan dan peraturan yang telah
dikeluarkan apakah berhasil memenuhi sasaran yang dikehendaki.
Implikasi manajerial yang dapat diintrepretasikan dari hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Efisiensi operasional suatu Bank (dalam penelitian ini adalah Bank Kecil)
merupakan faktor yang paling penting untuk diperhatikan dalam kaitannya
untuk meningkatkan ROA suatu Bank. Sesuai dengan fungsinya untuk
melaksanakan intermediasi, efisiensi operasional suatu bank sangat
berpengaruh terhadap besar kecilnya laba yang diperoleh bank. Semakin
efisien operasional bank, maka laba yang diperoleh bank tersebut akan semakin
besar. Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi operasi bank
adalah rasio BOPO yaitu perbandingan antara total biaya operasional dengan
total pendapatan operasional bank. Dalam penelitian ini, efisiensi operasional
mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap rasio perolehan laba
dibanding dengan variabel-variabel lain. Hal ini dapat disimpulkan dari nilai
koefisien BOPO adalah yang terbesar dibanding nilai koefisien varaibel
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
80
independen lainnya. Nilai koefisien BOPO sebesar –7,477 menunjukkan
adanya pengaruh negatif dan paling dominan terhadap return on asset (ROA).
Semakin besar rasio BOPO, maka semakin kecil rasio ROA. Dengan perkataan
lain, semakin besar rasio BOPO menunjukkan kinerja keuangan bank tersebut
menurun. Dengan demikian, bagi manajemen bank sangat penting untuk
memperhatikan/mengontrol pergerakan rasio BOPO agar bank selalu berada
pada tingkat efisiensi yang dapat menghasilkan laba yang optimal. Porsi
terbesar dari beban operasional adalah biaya dana (cost of fund) yang harus
dibayar bank kepada para deposan. Berarti cara yang paling efektif untuk
menurunkan rasio BOPO adalah dengan menurunkan cost of fund melalui
perolehan dana murah (umumnya dalam bentuk tabungan dan giro).
Selanjutnya, bagi investor perlu memperhatikan rasio BOPO (baik individual
bank maupun secara industri) sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam
menentukan strategi investasinya. Bila rasio BOPO suatu bank lebih kecil dari
rata-rata industri, maka hal ini dapat diinterpretasikan bahwa operasi bank
tersebut lebih efisien dan sebagai investor dapat berekspektasi bank akan
menghasilkan return yang lebih besar. Sementara dari pihak
pengawas/regulator (Bank Indonesia) juga sangat penting memperhatikan
perkembangan rasio BOPO secara industri dan mendorong manajemen bank
beroperasi secara efisein agar kinerja perbankan nasional semakin meningkat.
2. Setelah rasio BOPO, variabel berikutnya yang memiliki pengaruh besar
terhadap besar kecilnya Return On Asset (ROA) adalah Loan to Deposit Ratio
(LDR). Nilai koefisien LDR sebesar +0,975 menunjukkan adanya pengaruh
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
81
positif LDR terhadap return on asset (ROA). Jadi semakin tinggi rasio LDR
maka rasio ROA juga akan semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin besar kredit yang dapat disalurkan bank kepada para debiturnya maka
pendapatan bank juga akan meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan
rasio ROA. Hal ini dapat terjadi karena pendapatan bunga dari kredit
merupakan sumber pendapatan terbesar dari sebuah bank yang diperoleh
melalui spread antara bunga kredit yang dikenakan kepada debitur dengan
bunga simpanan (cost of fund) yang harus dibayarkan kepada deposan.
Bagi Manajemen Bank, sangat penting untuk menjaga rasio LDR pada tingkat
yang menguntungkan dari segi profitabilitas dan pada tingkat yang aman dari
segi likuiditas bank sesuai ketentuan Bank Indonesia yang menetapkan LDR
target berkisar antara 78% -100%. Bank yang memenuhi rasio LDR pada range
ini tidak dikenakan kewajiban GWM tambahan. Dengan optimalnya LDR
maka diharapkan bank akan memperoleh keuntungan yang memadai dan
likuid. Selanjutnya bagi pihak investor, LDR dapat digunakan sebagai acuan
dalam menentukan strategi investasinya dengan pertimbangan bahwa bank
yang menjaga tingkat LDRnya pada tingkat LDR yang profitable dan likuid
serta comply pada ketentuan regulator/pengawas bank (Bank Indonesia) maka
diharapkan bank dapat memberikan return yang memadai bagi investor atas
investasi yang ditanamkan pada bank tersebut. Sementara dari pihak regulator
(Bank Indonesia) merupakan salah satu faktor yang menentukan bahwa bank
tersebut sehat atau tidak, sehingga diharapkan BI selalu memantau LDR
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
82
perbankan agar kinerja keuangan yang dicapai bank-bank tersebut dapat
meningkat.
3. Variabel independen berikutnya yang memiliki pengaruh besar terhadap ROA
yaitu variabel Net Interest Margin (NIM). Hal ini terlihat dari nilai koefisien
rasio NIM sebesar +0,710. Nilai koefisien ini menunjukkan bahwa rasio NIM
mempunyai pengaruh positif terhadap terhadap besarnya nilai ROA. Semakin
tinggi rasio NIM akan menyebabkan semakin tingginya rasio ROA. Bagi pihak
manajemen bank, rasio NIM menunjukkan besarnya pendapatan bunga bersih
yang dapat diperoleh bank tersebut, mengingat pendapatan bunga merupakan
hasil dari kegiatan utama bank yaitu sebagai pihak penyalur dana kepada pihak
yang membutuhkan. Karena kegiatan usaha pokoknya tersebut, maka rasio
NIM ini merupakan faktor yang penting bagi kelangsungan hidup bank
tersebut. Sehingga sebaiknya pihak manajemn bank harus selalu menjaga agar
rasio NIM berada pada posisi yang tinggi, sehingga laba yang diperoleh juga
akan tinggi. Dengan tingginya laba yang diperoleh, maka kinerja keuangan
bank tersebut juga akan meningkat. Kemudian bagi pihak investor, rasio NIM
dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk menentukan strategi investasi.
Semakin tinggi rasio NIM maka semakin tinggi pula kemampuan bank tersebut
memperoleh pendapatan bunga bersihnya, sehingga banyak investor yang
tertarik berinvestasi ke bank tersebut. Sementara dari pihak regulator (Bank
Indonesia) diharapkan memacu bank-bank (khususnya Bank Kecil) untuk lebih
giat melakukan ekspansi kredit, sehingga pendapatan bunga bersih yang
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
83
diperoleh bank akan semakin tinggi. Dengan tingginya pendapatan bunga,
maka dapat dipastikan kinerja keuangan bank tersebut akan meningkat.
4. Pengaruh variabel independen Capital Adequacy Ratio (CAR) dalam penelitian
ini mempunyai pengaruh yang positif terhadap besarnya rasio ROA, namun
pengaruhnya tidak terlalu besar. Hal ini terlihat dari nilai koefisien rasio CAR
sebesar +0,256. Nilai koefisien ini menunjukkan bahwa rasio CAR mempunyai
pengaruh positif terhadap terhadap besarnya nilai ROA. Hal ini berarti semakin
tinggi rasio CAR akan menyebabkan semakin tingginya rasio ROA. Disamping
itu, semakin tinggi rasio CAR juga berarti bahwa semakin tinggi kemampuan
bank untuk menahan risiko kerugian yang mungkin dialami bank tersebut. Bagi
pihak manajemen bank, diharapkan selalu menjaga tingkat kecukupan
modalnya, sehingga pada akhirnya kinerja keuangan bank tersebut juga akan
meningkat. Kemudian bagi investor, rasio CAR dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan strategi investasinya. Karena semakin besar
rasio CAR suatu bank, diharapkan semakin tinggi juga ROA yang akan
diperoleh bank tersebut. Sementara bagi regulator (Bank Indonesia),
diharapkan selalu memantau tingkat kecukupan modal bank (khususnya pada
Bank Kecil). Dengan tingginya tingkat kecukupan modal, maka bank akan
lebih mampu mengembangkan usahanya terutama untuk pemberian pinjaman
kepada debitur yang berujung pada peningkatan kinerja perbankan. Di sisi lain,
dengan tingginya permodalan bank, maka hal ini menunjukkan bahwa
perbankan lebih mampu menahan gejolak dalam hal terjadi kerugian yang
menimpa bank misalnya akibat krisis ekonomi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
84
5. Pengaruh variabel Non Performing Loan (NPL) pada penelitian ini memiliki
pengaruh yang negatif terhadap ROA namun pengaruhnya tidak signifikan. Hal
ini terlihat dari nilai koefisien NPL yaitu – 0,006 dan tidak signifikan. Dapat
diinterpretasikan bahwa walaupun tingkat NPL meningkat namun tidak
membawa pengaruh yang serius terhadap ROA. Tidak signifikannya pengaruh
NPL terhadap ROA disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu a) manajemen bank
bertindak hati-hati dan membuat cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)
yang besar sehingga laba stabil (dapat dimanage), b) rata-rata NPL bank sangat
kecil (< 5%) sehingga tidak berpengaruh signifikan pada ROA. NPL bank yang
kurang dari 5% telah diperhitungkan dalam risiko bisnis, c) Return (laba)
dalam perhitungan ROA merupakan gabungan dari pendapatan yang
bersumber dari bunga (interest bearing income) dan pendapatan yang
bersumber dari non bunga (fee based income) sehingga besarnya NPL tidak
terlalu berpengaruh terhadap ROA, terutama bagi bank yang memiliki fee
based income yang sangat besar.
5.4 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat satu variabel independen yaitu
variabel Non Performing Loan (NPL) yang pengaruhnya negatif namun tidak
signifikan terhadap ROA. Hal ini tidak sesuai dengan teori/hiptotesa yang
menyatakan bahwa NPL memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
ROA, artinya semakin besar rasio NPL akan menurunkan rasio ROA. Pada
penelitian mendatang dapat dilakukan dengan kriteria pengambilan sampel yang
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
85
berbeda dari yang dilakukan dalam penelitian ini dan/atau dengan periode
pengamatan yang lebih lama atau lebih singkat dan dengan data yang lebih up to
date, mungkin dapat menghasilkan variabel NPL yang memiliki pengaruh negatif
dan signifikan terhadap ROA. Lebih lanjut, agar hasil penelitian berikutnya dapat
dipakai/digeneralisasi untuk industri perbankan secara nasional, maka peneliti
hendaknya menggunakan sampel yang mewakili semua kategori bank baik Bank
Kecil, Bank Sedang, maupun Bank Besar yang beroperasi di Indonesia dengan
data yang lebih up to date dan dengan kriteria pengambilan sampel yang tepat.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/