BAB 5 Etika bisnis

16
ETIKA BISNIS ETIKA DAN LINGKUNGAN The OK Tedi Copper Mine Angelina Corahta Br. Sinulingga Irvan Bravely Krisnhoe Sukma Danuta Muhammad Ramadhan Slamet Sari Hendriastuti

description

makalah etika bisnis

Transcript of BAB 5 Etika bisnis

Page 1: BAB 5 Etika bisnis

Etika bisnis

ETIKA DAN LINGKUNGAN

The OK Tedi Copper Mine

Angelina Corahta Br. Sinulingga

Irvan Bravely

Krisnhoe Sukma Danuta

Muhammad Ramadhan Slamet

Sari Hendriastuti

Page 2: BAB 5 Etika bisnis

2 | E t i k a d a n L i n g k u n g a n

BAB 5

ETIKA DAN LINGKUNGAN

A. DIMENSI POLUSI DAN PENYUSUTAN SUMBER DAYA

Ancaman lingkungan berasal dari dua sumber: polusi dan penyusutan sumber daya.

Polusi mengacu pada kontaminasi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan oleh

pembutan atau penggunaan komoditas. Penyusutan sumber daya mengacu pada konsumsi

sumber daya yang terbatas atau langka.

1. Polusi Udara, Air, dan Tanah

Polusi udara bermula sejak terjadinya revolusi industri dunia, dan semakin

meningkat secara besar-besaran saat industri mulai meluas.Isu lingkungan yang

terkait dengan polusi udara diantaranya pemanasan global, penyusutan ozon, hujan

asam, racun udara, dan kualitas udara.

Bahan pencemar air saat ini sangat beragam dan tidak hanya terdiri dari

sampah organik, namun juga garam, logam, bahan-bahan radioaktif, bakteri, virus

serta endapan. Semua jenis kontaminasi ini dapat merusak bahkan menghancurkan

kehidupan air, mengancam kesehatan manusia serta mencemari air.

Tanah saat ini juga telah tercemar dengan zat-zat beracun, limbah padat serta

limbah nuklir. Zat beracun dapat memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan dan

lingkungan. Jumlah sampah atau limbah padat yang dihasilkan manusia naik setiap

tahun, namun fasilitas untuk menanganinya justru semakin sedikit. Reaktor nuklir

mengandung bahan-bahan radioaktif yang diketahui bersifat karsinogen. Radiasi

tingkat tinggi dapat menyebabkan kematian, sedangkan dosis lebih rendah dapat

menyebabkan kanker dan kerusakan genetika pada generasi selanjutnya.

2. Penyusutan Spesies dan Habitat, Bahan Bakar Fosil, dan Mineral

Manusia menyebabkan punahnya ribuan spesies binatang dan tumbuhan

begitu pula dengan semakin sedikitnya jumlah habitat hutan yang hilang karena

digunduli oleh industri kayu, dan dijadikan permukiman. Disamping itu penggunaan

bahan bakar fosil dan mineral meningkat terus sedangkan ketersediaannya semakin

menipis.Ketersediaan bahan-bahan pengganti bahan bakar fosil dan mineral pun

Page 3: BAB 5 Etika bisnis

3 | E t i k a d a n L i n g k u n g a n

terbatas, sehingga hanya dapat menunda sebentar habisnya ketersediaan bahan bakar

fosil dan mineral.

B. ETIKA PENGENDALIAN POLUSI

Tidak adanya upaya pengeendalian polusi dikarenakan para pelaku bisnis

menganggap udara dan air itu barang gratis, dan melihat lingkungan sebagai barang tak

terbatas.

1. Etika Ekologi

Etika ekologi adalah sebuah etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari

bagian-bagian non-manusia di bumi ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan

bahwa, karena adanya nilai intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk

menghargai dan mempertahankannya. Etika ekologi didasarkan pada gagasan bahwa

bagian-bagian lingkungan yang bukan manusia perlu dijaga demi bagian-bagian itu

sendiri, tidak masalah apakah itu menguntungkan manusia atau tidak.Namun hingga

kini untuk memperluas hak-hak moral terhadap hal-hal non-manusia masih sangat

kontroversial. Untuk hal tersebut dibutuhkan pendekatan lagi dalam menghadapi

masalah lingkungan yang berdasarkan hak-hak asasi manusia maupun pertimbangan

utilitarian.

2. Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak

William T. Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan atas lingkungan yang

nyaman tidak hanya sangat diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia.

Masalah utama dari pandangan Blackstone adalah pandangan ini gagal memberikan

petunjuk tentang sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai lingkungan.

3. Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial

Utilitarianisme memberikan suatu cara guna menjawab pertanyaan yang tidak

dapat dijawab teori hak-hak lingkungan Blackstone. Pendekatan utilitarian

menyatakan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari polusi karena dia juga tidak

ingin merugikan kesejahteraan masyarakat.

Page 4: BAB 5 Etika bisnis

4 | E t i k a d a n L i n g k u n g a n

Biaya Pribadi dan Biaya Sosial

Ketika suatu perusahaan mencemari lingkungan maka biaya pribadi selalu

lebih kecil dibanding dengan biaya sosialtotalnya(biaya pribadi ditambah biaya

eksternal). Polusi selalu melibatkan biaya eksternal, yaitu biaya yang tidak perlu

dibayar oleh pihak yang memproduksi polusi tersebut. Saat biaya pribadi untuk

menghasilkan suatu produk berbeda dari biaya sosial yang terkait dengan proses

produksinya, maka pasar tidak lagi memberikan harga yang tepat atas komoditas

yang dihasilkan.

Penyelesaian: Tugas-Tugas Perusahaan

Penyelesaian untuk masalah biaya eksternal, jika menurut utilitarian yang

dapat dilakukan dengan memasukkan biaya polusi atau pencemaran ke dalam

perhitungan,sehingga biaya-biaya ini ditanggung oleh produsen dan

diperhitungkan untuk menentukan harga komoditas mereka. Ada beberapa cara

untuk menginternalisasi biaya eksternal polusi, yaitu meminta pihak yang

menyebabkan polusi untuk membayar ganti rugi secara suka rela atau secara

hukum kepada pihak-pihak yang dirugikan, serta mewajibkan perusahaan yang

menjadi sumber polusi untuk menghentikan polusi dengan memasang alat

indicator pengendali polusi.

Keadilan

Cara utilitarian menangani polusi (dengan menginternalisasikan biaya)

tampak konsisten dengan persyaratan keadilan distributif sejauh keadilan

distributif tersebut mendukung kesamaan hak. Internalisasi biaya eksternal juga

terlihat konsiten dengan persyaratan keadilan retributif dan kompensatif. Dengan

adanya pandangan keadilan retributif dan keadilan kompensatif, maka muncul

biaya pengendalian polusi harus ditanggung oleh pihak yang menyebabkan polusi

dan yang memperoleh keuntungan darinya, serta keuntungan pengendalian polusi

wajib diberikan kepada pihak-pihak yang menanggung biaya eksternal polusi.

Biaya dan Keuntungan

Page 5: BAB 5 Etika bisnis

5 | E t i k a d a n L i n g k u n g a n

Thomas Klein memberikan ringkasan prosedur analisis biaya-keuntungan

dengan mengidentifikasi biaya dan keuntungan, mengevaluasi biaya dan

keuntungan, dan menambahkan biaya dan keuntungan

Ekologi Sosial, Ekofeminisme, dan Kewajiban untuk Memelihara

Ekologi sosial menyatakan bahwa apabila pola-pola hierarki dan dominasi

sosial belum berubah , maka kita tidak akan bisa menghadapi krisis lingkungan.

Jadi kerusakan lingkungan yang terjadi secara luas tidak bisa dihentikan sampai

masyarakat kita menjadi tidak terlalu hierarkis, tidak terlalu mendominasi dan

tidak terlalu menindas.

Ekofeminisme digambarkan dengan adanya beberapa hubungan penting

(historis, eksperensial, simbolis,teoritis)antara dominasi atas kaum perempuan dan

dominasi atas alam, sebuah pemahaman yang sangat penting baik bagi etika

feminism ataupun etika lingkungan.Kaum ekofeminis meyakini bahwa meskipun

konsep utilitarianisme, hak, dan keadilan memiliki peran terbatas dalam etika

lingkungan, namun etika lingkungan yang baik harus memperhitungkan

perspektif-perspektif etika memberi perhatian.

C. ETIKA KONSERVASI SUMBER DAYA YANG BISA HABIS

Konservasi sebagian besar mengacu pada masa depan: kebutuhan untuk

membatasi konsumsi saat ini agar cukup untuk besok. Konservasi lebih tepat diterapkan

pada masalah-masalah penyusutan sumber daya dibandingkan polusi.

1. Hak Generasi Mendatang

Tindakan menghabiskan sumber daya berarti mengambil apa yang sebenarnya

menjadi milik generasi mendatang dan melanggar hak-hak mereka atas sumber daya

tersebut, namun sejumlah penulis menyatakan bahwa salah bila kita berpikir generasi

mendatang juga punya hak. Jadi salah apabila kita membatasi diri untuk mengonsumsi

sumber daya alam, karena khawatir mengambil hak generasi mendatang.

2. Keadilan bagi Generasi Mendatang

Page 6: BAB 5 Etika bisnis

6 | E t i k a d a n L i n g k u n g a n

Keadilan mewajibkan kita untuk menyerahkan dunia ini pada generasi

mendatang dalam kondisi yang tidak lebih buruk dibandingkan dengan yang kita

terima dari generasi sebelumnya.

3. Pertumbuhan Ekonomi

Sejumlah penulis menyatakan bahwa jika kita menghemat sumber daya alam

yang langka agar generasi mendatang bisa memperoleh kualitas kehidupan yang

memuaskan, maka kita perlu mengubah sistem perekonomian secara substansial,

khususnya dengan menekan usaha-usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

THE OK TEDI COPPER MINE

Latar Belakang Perusahaan

BHP (berubah nama menjadi BHP Billiton sejak 2001 setelah merger dengan

BillIton PLC) didirikan di Australia pada tahun 1885 sebagai perusahaan yang bergerak

dalam penemuan, pengembangan, produksi sumber daya, pemasaran biji besi, baja, batu

bara, tembaga, gas dan minyak, berlian, perak, emas, timah, seng, dan beberapa sumber

daya alam lainnya. Pada abad 20, perusahaan menjadi pemimpin pasar global dalam tiga

bidang operasi bisnis: mineral, minyak, dan baja. Pada 1967, Papua Nugini menunjuk

BHP untuk mengembangkan tambang guna mengeksplotasi simpanan tembaga terbesar

yang ditemukan pada tahun 1963 di dataran tinggi bagian barat Papua Nugini. Pemerintah

kemudian secara resmi memberikan izin untuk pembentukan kelompok Ok Tedi Mining

Company Limited (OTML), sebuah perusahaan patungan yang didirikan untuk

mengembangkan tambang Ok Tedi. Tambang ini dimiliki oleh BHP sebanyak 52 persen,

pemerintah Papua Nugini memiliki 30 persen, dan Inmet Mining Corporation, perusahaan

Kanada, memiliki 18 persen.

Permasalahan yang Terjadi

Tambang ini akan menggunakan teknik tambang terbuka konvensional untuk

mengekstrak sekitar 30 juta ton bijih tembaga dan 55 juta ton limbah batuan setiap tahun.

UU Pertambangan tahun 1976 mengharuskan kontrol lingkungan konvensional digunakan

oleh OTML untuk meminimalkan kerusakan lingkungan, termasuk fasilitas penyimpanan

besar di belakang bendungan yang akan digunakan untuk menyimpan sekitar 80 persen

Page 7: BAB 5 Etika bisnis

7 | E t i k a d a n L i n g k u n g a n

tailing dan limbah yang dihasilkan oleh tambang. Pembangunan fasilitas penampungan

limbah tailing dimulai pada 1983, setahun sebelum tambang dijadwalkan beroperasi.

Namun pada tahun 1984 tanah longsor menghancurkan fondasi bendungan penampungan

limbah tersebut. OTML meminta kepada pemerintah untuk mengijinkan tambang

dibangun tanpa fasilitas pembuangan limbah, atau pembukaan tambang tidak sesuai

dengan waktu yang dijadwalkan. Pemerintah Papua Nugini kemudian mengijinkan

tambang beroperasi tanpa fasilitas penampungan limbah.

Efek dari pembuangan limbah ini mulai terlihat pada hutan hujan sekitar sungai

Ok Tedi dan Fly pada 1980-an ketika tingkat sedimen dari sungai meningkat lebih dari

empat kali lipat, dari level alami sebelumnya 100 bagian per juta menjadi 450-500 bagian

per juta. Di banyak tempat, sedimen dan batu menaikkan tingkat dasar sungai sampai

dengan 5-6 meter, meningkatkan frekuensi banjir dan luapan air. Sedimen di hutan yang

terendam air mengurangi tingkat oksigen dalam tanah, akar pohon dan vegetasi

mengalami kekurangan oksigen, dan secara bertahap membunuh mereka (efek yang

disebut dieback).Wilayah hutan yang mati terus bertambah dari 18 km2 di tahun 1992

menjadi 480 km2 pada tahun 2000 dan diperkirakan pada akhirnya meningkat menjadi

antara 1.278 km2 dan 2,725 km2. Limbah juga mengakibatkan menurunnya jumlah ikan di

sungai hingga 90%.

Kejadian-kejadian ini tidak serta merta membuat pemerintah Papua Nugini

menutup tambang OTML. Hal ini dikarenakan Pemerintah Papua Nugini dan sebagian

masyarakat Papua Nugini telah bergantung secara ekonomi pada tambang ini.

Keberadaan tambang ini telah membawa perubahan, sejak mulai beroperasi tambang

telah menyumbang sekitar $ 155.000.000 per tahun berupa royalti dan pajak kepada

pemerintah.Selain itu, tambang mempekerjakan sekitar 2.000 pekerja langsung dan 1.000

lain yang bekerja untuk kontraktor yang disewa untuk menyediakan layanan dukungan ke

tambang, ditambah beberapa ribu orang yang memberikan barang dan jasa untuk para

penambang dan keluarga mereka.Tambang ini juga telah mendirikan Fly River

Development Trust untuk memastikan bahwa warga hilir di sepanjang Sungai Fly

menerima beberapa manfaat ekonomi dari tambang perusahaan.Kontribusi sekitar $

3.000.000 pertahun diberikan kepada yayasan, yang digunakan untuk mengembangkan

daerah dengan membangun 133 balai desa, 40 kelas, 2 perpustakaan sekolah, 400 lampu

dan pompa tenaga matahari, 600 tangki air, 23 klub perempuan, dan 15 klinik. Karena

ketergantungan inilah mereka tidak ingin tambang tutup meskipun tambang tetap

Page 8: BAB 5 Etika bisnis

8 | E t i k a d a n L i n g k u n g a n

melanjutkan membuang 200.000 limbah setiap harinya ke sungai Ok Tedi dan malapetaka

lingkungan tetap berlanjut.. Pada September 1999 BHP telah mendiskusikan beberapa

pilihan bersama pemerintah Papua Nugini, tetapi pada Januari 2000 perusahaan belum

bisa memutuskan apa yang harus dilakukan terhadap bencana yang terus bertambah.

ANALISIS KASUS BERDASAR TEORI ETIKA DAN LINGKUNGAN

Kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh Ok Tedi Copper Mine memberi dampak

yang tidaklah kecil terhadap alam Papua Nugini. Di antaranya adalah :

1. Pencemaran Air

OTML sebagai kelompok penambangan yang ditunjuk untuk melakukan proyek

eksplorasi bahan tambang di Papua Nugini, memberikan dampak negatif pada air di

sungai Fly yang mengalir ke bagian timur dan berakhir di Lautan. Terjadinya sedimentasi

di dasar sungai dan adanya kandungan dari sisa tembaga yang diekstraksi sebanyak 0.02

miligram per liter, mengakibatkan menurunnya jumlah ikan di sungai sebesar 90 persen

yang mempengaruhi pada berkurangnya pasokan makanan bagi masyarakat, dan juga

menghilangnya beberapa spesies ikan dan organism dari perairan. Selain itu,

Pendangkalan yang terjadi berakibat pada sulitnya kano (merupakan alat transportasi

yang digunakan masyarakat) untuk digunakan. Pada saat terjadinya curah hujan yang

tinggi, bisa terjadi banjir karena tidak mampunya lagi sungai untuk menampung jumlah

air.

2. Pencemaran Tanah

Sebagai lanjutan dari polusi air, pencemaran tanah terjadi akibat dari banjir yang

membawa serta kandungan bahan kimia ke atas tanah dan merusak tanaman kebun desa,

terutama yang berada di sekitar sungai. Sedimen yang terbawa ke hutan sekitar sungai

membuat kadar oksigen dalam tanah berkurang, sehingga akar pohon dan vegetasi

lainnya kekurangan oksigen dan dapat mengakibatkan kepunahan dari hutan itu sendiri.

3. Penyusutan Spesies dan Habitat

Dari kedua pencemaran tersebut, dapat dilihat bahwa apa yang dilakukan oleh OTML

mengakibatkan terjadinya penyusutan spesies dan habitat di Papua Nugini. Berkurangnya

Page 9: BAB 5 Etika bisnis

9 | E t i k a d a n L i n g k u n g a n

ikan dan tanaman yang merupakan komoditas ekonomi sederhana masyarakat (dan

merupakan budaya masyarakat), digamtikan dengan ekonomi yang lebih modern

(merubah gaya hidup masyarakat).

Dalam kasus ini, OTML telah melakukan pelanggaran etika seperti yang dijelaskan di

bawah ini:

1. Etika Ekologi

Etika ekologi adalah sebuah etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari

bagian-bagian non-manusia di bumi ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan

bahwa, karena adanya nilai intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk

menghargai dan mempertahankannya. Dalam kasus ini perusahaan tambang OTML

serta Pemerintah Papua Nugini jelas telah mengabaikan etika ekologi. Lingkungan

merupakan bagian dari sistem ekologi yang harus dihargai dan dipertahankan.

Perusahaan OTML justru membuang limbah sisa penambangannya ke sungai Ok Tedi

dan Pemerintah Papua Nugini menyetujuinya, hal ini tentunya menimbulkan

pencemaran lingkungan.

Selama hampir dua dekade terakhir, setiap harinya tambang telah membuang

limbah tambang sebesar 80.000 ton dan 120.000 ton limbah bebatuan ke sungai Ok

Tedi, yang mana mengalir ke sungai Fly, kemudian mengalir ke bagian timur Papua

Nugini dan kemudian berakhir di lautan. Penumpukan limbah yang berkelanjutan

telah merusak ekologi hutan hujan tropis dan rawa yang dialiri oleh sungai dan telah

menghancurkan desa yang berada di tepi sungai, dimana 50.000 penduduk

memanfaatkan sungai untuk bercocok tanam dan memancing ikan.

2. Etika Hak Lingkungan Blackstone

Menurut Blackstone, lingkungan yang nyaman bukanlah sesuatu yang kita

semua ingin miliki: tapi sesuatu dimana yang lain berkewajiban untuk memungkinkan

kita memilikinya. Pada kasus ini OTML memiliki kewajiban untuk memastikan

bahwa masyarakat disekitar tambang memiliki lingkungan yang nyaman. OTML telah

melakukan sebagian kewajibannya dengan membangun sarana dan prasarana sosial

bagi masyarakat di sekitar tambang. Diantaranya mereka telah membangun fasilitas

kesehatan yang menurukan tingkat kematian bayi di daerah sekitar tambang dari 27%

menjadi sekitar 2%, dan angka harapan hidup sekitar 30 tahun menjadi lebih dari 50

Page 10: BAB 5 Etika bisnis

10 | E t i k a d a n L i n g k u n g a n

tahun. Tidak hanya itu, kejadian malaria pada anak-anak di daerah sekitar menurun

dari 70% menjadi kurang dari 15%, dan pada orang dewasa menurun dari 35%

menjadi kurang dari 6%. Namun, OTML juga berkewajiban menyediakan lingkungan

yang nyaman yang bebas dari pencemaran limbah sisa penambangan, yang sayangnya

tidak dipenuhi oleh OTML, karena pencemaran lingkungan yang terjadi akibat dari

proses produksi.

3. Etika Utilitarian Terhadap Pengendalian Polusi

Dalam salah satu teori pendukung utilitarian yaitu biaya pribadi dan biaya

sosial, salah satu kelemahan teori ini menyebutkan bahwa sejauh tidak wajib

membayar biaya eksternal, perusahaan tidak akan tertarik untuk menggunakan

teknologi yang mampu mengurangi atau menghapuskan biaya tersebut. Inilah yang

terjadi pada kasus OTML, perusahaan merasa tidak wajib membayar biaya yang

timbul dari pembuangan limbah ke sungai Ok Tedi yang mengakibatkan kerusakan

lingkungan jangka panjang. Studi menemukan meskipun tambang harus ditutup tetapi

sedimen yang sudah ada di sungai akan terus dapat membunuh hutan disekitar sungai

untuk masa 40 tahun. Perusahaan tidak memikirkan bahwa jika ada biaya eksternal

yang harus dibayar, berapa biaya yang harus dibayar untuk memperbaiki kerusakan

hutan di sekitar sungai selama 40 tahun. Perusahaan lebih memilih tidak membangun

tempat membuangan limbah, dengan alasan lokasi tempat pembuangan limbah rawan

longsor, sehingga akan membuat perusahaan mengeluarkan banyak biaya jika harus

membangun kembali penampungan limbah setiap kali terjadi longsor.

4. Penyelesaian : tugas-tugas Perusahaan

a. Meminta pihak yang menyebabkan polusi untuk mengganti rugi.

Dalam hal ini, OTML sudah melakukan kewajibanmnya untuk mengganti rugi

tuntutan atas pencemaran yang telah dilakukan, sebesar $500 juta, dimana

$90juta dibayar tunai kepada 30.000 orang yang tinggal di sepanjang sungai

Ok Tedi dan Fly, $35 juta dibayarkan kepada penduduk desa yang tinggal di

sepanjang sungai Ok Tedy, dan $375 juta (10% kepemilikan saham di

tambang, akan digunakan oleh pemerintah Papua Nugini. Selain itu OTML

Page 11: BAB 5 Etika bisnis

11 | E t i k a d a n L i n g k u n g a n

akan menerapkan rencana bendungan tailing dalam rangka memenuhi

kewajiban untuk memasang alat-alat pengendali polusi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada akhirnya, keputusan BHP (sebagai pemilik mayoritas) untuk tidak

memperpanjang kontrak dan memutuskan untuk berhenti melakukan penambangan adalah

kebijakan yang paling tepat. Sekalipun timbul masalah lain berupa pukulan ekonomi dan

sosial kepada masyarakat nasional, provinsi, dan lokal terutama bagi masyarakat yang telah

bermigrasi ke daerah tambang, pemerintah dapat mengalokasikab tenaga kerja mereka ke

sector pertanian dan peternakan yang merupakan budaya awal mereka. Sehingga tidak akan

terjadi lagi kekurangan pasokan pangan dan naiknya harga pangan.

Kasus ini merupakan contoh dari pelanggaran atas etika yang berhuhubungan dengan

alam. Dengan harapan, kasus ini menjadi contoh agar negara-negara lainnya terutama negara

berkembang tidak mudah memberikan perijinan menyangkut tambang yang bisa merusak

lingkungan, walaupun memberikan hasil yang menjanjikan, karena harus dipikirkan dampak

ke depannya, terutama bagi generasi selanjutnya.