BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/4266/5/BAB 4.pdfswamedikasi. b....
Transcript of BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/4266/5/BAB 4.pdfswamedikasi. b....
29
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Peneliti dalam penelitian ini tidak melakukan
intervensi atau perlakuan terhadap subjek penelitian tetapi hanya
memberikan kuisioner (self administered). Penelitian ini untuk mengetahui
hubungan sebab-akibat dari populasi dimana ada hubungan pemberian
informasi obat oleh apoteker terhadap kepuasan pasien pada pelayanan
swamedikasi di apotek Kota Malang.
4.2 Subjek Penelitian
4.2.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
yang datang di apotek Kota Malang untuk melakukan terapi swamedikasi.
4.2.2 Sampel
Sampel yang digunakan adalah pasien yang membeli obat tanpa
resep serta mendapatkan pemberian informasi obat oleh apoteker dan
termasuk dalam kriteria inklusi peneliti.
4.2.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu mencari sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Penarikan
sampel Apotek dilakukan dengan random sampling secara cluster
sampling yang mana dikelompokkan berdasarkan kecamatan di Kota
30
Malang lalu apotek yang memenuhi kriteria dipilih secara random
menggunakan sistem undian untuk setiap kecamatan.
4.2.4 Kriteria Inklusi
4.2.4.1 Pasien
a. Membeli obat tanpa resep dokter (obat bebas, obat bebas terbatas,
obat wajib apotek dan obat tradisional)
b. Menerima informasi obat oleh apoteker
c. Dapat diajak berkomunikasi secara lisan maupun non lisan
d. Berusia ≥ 17 tahun
e. Bersedia menjadi responden
4.2.5 Kriteria Eksklusi
4.2.5.1 Apotek
a. Apotek yang terdapat di rumah sakit, puskesmas, dan klinik
kecantikan.
4.2.5.2 Pasien
a. Membeli obat di apotek tetapi tidak tersedia di apotek tersebut
4.2.6 Besar Sampel
4.2.6.1 Jumlah Apotek
Berdasarkan aturan Gay dan Diehl bahwa sampel dapat diambil
sebanyak 10-20% dari perhitungan rumus slovin dari populasi untuk
meminimalisir terjadinya sampling error (Arikunto, 2006). Total
seluruhapotek di Kota Malang adalah 113 apotek. Perhitungan total
sampel Apotek Kota Malang menggunakan rumus Slovin:
31
Apotek
Pembagian sampel apotek di setiap kecamatan Kota Malang adalah
sebagai berikut:
a. Kecamatan Lowokwaru : 24 Apotek
≈ 19 Apotek
19 Apotek x 20% = 3,8 4 Apotek
b. Kecamatan Belimbing : 24 Apotek
≈ 19 Apotek
19 Apotek x 20% = 3,8 4 Apotek
c. Kecamatan Klojen : 25 Apotek
≈ 19 Apotek
19 Apotek x 20% = 3,8 4 Apotek
d. Kecamatan Kedung Kandang : 22 Apotek
≈ 17 Apotek
17 Apotek x 20% = 3,4 3 Apotek
e. Kecamatan Sukun :13 Apotek
≈ 10 Apotek
10 Apotek x 20% = 2 Apotek
32
4.2.6.2 Jumlah Responden
Besar sampel yang digunakan dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut (Juanda, 2014):
Keterangan :
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan
p = Proporsi kelompok kasus yang diteliti dalam populasi, dimana
penelitian ini sebesar 0,5 (50%) digunakan untuk proporsi yang
tidak diketahui).
q = Proporsi kelompok kontrol, dimana q = 1-p = 1-0,5= 0,5
Zα = interval kepercayaan, dimana pada penelitian ini digunakan
tingkat akurasi (1-α) sebesar 95% sehingga diperoleh nilai Zα=1.96
d = toleransi kesalahan 0,1
Pembagian sampel responden di setiap Kecamatan Kota Malang adalah
sebagai berikut:
a. Kecamatan Lowokwaru :
≈ 23 Responden
b. Kecamatan Belimbing :
≈ 23 Responden
c. Kecamatan Klojen :
≈ 23 Responden
d. Kecamatan Kedung Kandang :
≈ 17 Responden
e. Kecamatan Sukun :
≈ 11 Responden
33
4.3 Variabel Penelitian
Variable yang digunakan dalam penelitian ini berupa variabel bebas
(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable), yaitu :
a. Variabel bebas (independent) pada penelitian ini adalah pemberian
informasi obat yang diberikan oleh apoteker dalam terapi
swamedikasi.
b. Variabel tergantung (dependent) pada penelitian ini adalah kepuasan
pasien terhadap pemberian informasi obat dalam terapi swamedikasi.
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Apotek Kota Malang. Penelitian ini
dilakukan pada periode Juli 2017 - Agustus 2017 dan waktu dapat
disesuaikan sampai jumlah minimal sampel terpenuhi.
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kuisioner pemberian
informasi obat dan kepuasan pasien. Kuisioner tentang pemberian
informasi obat terdapat 1 - 10 pernyataan. Kuisioner tentang kepuasan
terdapat 1 - 15 pernyataan yang meliputi 5 dimensi kepuasan yaitu
tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya
tanggap), assurance (jaminan), dan empathy (empati).
34
4.6 Skala Pengukuran
Kedua kuisioner ini merupakan daftar pernyataan yang dibagikan
kepada responden dan diisi oleh responden di apotek yang membeli obat
tanpa resep dan mendapatkan informasi obat oleh apoteker. Skala likert
digunakan untuk interpretasi jawaban dari kuisioner. Skala likert
merupakan skala untuk mengukur sikap atau respon seseorang terhadap
suatu objek (Risnita, 2012). Kedua kuisioner ini di ukur menggunakan
skala likert untuk kuisioner tentang pemberian informasi obat terdapat
pilihan jawaban yang terdiri dari baik (B), cukup (C), dan kurang (K). Skor
penilaian untuk baik (B) bernilai 3, cukup (C) bernilai 2, dan kurang (K)
bernilai 1. Semakin tinggi jumlah skor yang didapatkan maka tingkat
pemberian informasi obat juga semakin meningkat. Sedangkan untuk
kuisioner tentang kepuasan pasien terdapat pilihan jawaban yang terdiri
dari tidak puas (TP), kurang puas (KP), puas (P), dan sangat puas (SP).
Skor penilaian untuk tidak puas (TP) bernilai 1, kurang puas (KP) bernilai
2, puas (P) bernilai 3, dan sangat puas (SP) bernilai 4. Semakin tinggi
jumlah skor yang didapatkan maka tingkat kepuasan pasien juga semakin
meningkat.
Tabel 4.1 Interpretasi Kuisioner Pemberian Informasi Obat
Berdasarkan Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Baik 3
Cukup 2
Kurang 1
35
Tabel 4.2 Interpretasi Kuisioner Kepuasan Pasien Berdasarkan
Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Sangat puas 4
Puas 3
Kurang puas 2
Tidak puas 1
4.6.1 Uji Validitas
Uji validitas pada penelitian ini dianalisis menggunakan teknik
korelasi product moment pada software SPSS IBM 20. Kuisioner
dinyatakan valid apabila nilai korelasi ≤ 5 taraf signifikan (α) yang
digunakan yaitu 0.05. Apabila nilai korelasi lebih besar dari 0.05 maka
kuisioner perlu direvisi dan dilakukan uji coba kembali pada
standardization group. Jumlah responden untuk uji validitas minimal 30
responden (Budi, 2005).
4.6.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
software SPSS IBM 20, untuk menentukan reliable atau tidak instrument
yang digunakan dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach.Kriteria
untuk uji relabilitas dengan nilai Alpha adalah sebagai berikut:
36
Tabel 4.3 Tingat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha (Triton, 2005)
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 s/d 0,2 Kurang Reliabel
>0,20 s/d 0,4 Agak Reliabel
>0,40 s/d 0,60 Cukup Reliabel
>0,60 s/d 0,80 Reliabe
>0,80 s/d 1,00 Sangat Reliabel
4.7 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini definisi operasional dari variabel yang digunakan
adalah:
1. Apotek
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh apoteker yang berada di Kota Malang yang
memberikan izin untuk digunakan sebagai lokasi penelitian dan yang
tidak terletak di rumah sakit, puskesmas, dan klinik kecantikan.
2. Apoteker
Apoteker yang dimaksud adalah apoteker yang memberikan
informasi obat swamedikasi ke pasien, apoteker penanggung jawab
atau apoteker pendamping di apotek Kota Malang dan apoteker yang
memberikan izin untuk digunakan sebagai lokasi penelitian.
3. Pasien
Pasien dalam penelitian ini adalah pasien yang membeli obat
tanpa menggunakan resep dokter (swamedikasi) dengan golongan
obat yang dapat dibeli adalah obat bebas, obat bebas terbatas, obat
37
wajib apotek dan obat tradisional serta pasien yang mendapatkan
informasi obat oleh apoteker.
4. Informasi Obat
Informasi obat yang diberikan oleh apoteker kepada pasien
meliputi nama obat, kegunaan obat, dosis obat, frekuensi pemakaian
obat, cara pemakaian, efek samping, cara penyimpanan,
kontraindikasi, kapan obat digunakan, makanan dan minuman yang
harus dihindari selama pengobatan.
5. Swamedikasi
Swamedikasi adalah suatu usaha pengobatan yang dilakukan
oleh pasien sendiri untuk mengatasi masalah kesehatannya dan
membeli obat tanpa menggunakan resep dokter dengan golongan
obat yang dapat dibeli adalah obat bebas, obat bebas terbatas, obat
wajib apotek dan obat tradisional.
6. Dimensi pengukuran kepuasan
a. Tangibles (bukti fisik)
Persepsi pasien terhadap tampilan fisik apotek dan
penampilan apoteker.
b. Reliability (reliabilitas)
Persepsi pasien terhadap kemampuan apoteker untuk
memberikan pelayanan secara teliti. Selain itu sikap apoteker
dalam memberikan pelayanan.
38
c. Responsiveness (daya tanggap)
Persepsi pasien mengenai daya tanggap apoteker terhadap
kebutuhan pasien dan memberikan pelayanan kepada pasien
dengan cepat dan tepat.
d. Assurance (jaminan)
Persepsi pasien mengenai jaminan terhadap pelayanan
apoteker. Selain itu kemampuan apoteker untuk membangun
kepercayaan dan kebenaran atas pelayanan yang diberikan.
e. Empathy (empati)
Persepsi pasien mengenai sikap peduli dan perhatian dalam
pelayanan.
4.8 Prosedur Penelitian/Pengumpulan Data
1. Peneliti mengajukan permohonan ke Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya untuk dibuatkan surat izin penelitian
2. Peneliti meminta izin kepada Apotek tempat penelitian untuk
melakukan penelitian
3. Peneliti melakukan skrining untuk memilih sampel yang sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian
4. Peneliti melakukan uji validitas dan realibilitas kuisioner
5. Pengumpulan data untuk pelaksanaan analisis data penelitian:
a. Peneliti membuat jadwal pengamatan untuk Apotek yang dijadikan
sebagai tempat penelitian
b. Peneliti datang ke Apotek sesuai dengan jadwal yang telah dibuat
39
c. Peneliti meminta ketersediaan pasien yang membeli obat tanpa
resep dan yang menerima informasi obat oleh apoteker untuk
bersedia mengisi kuisioner
d. Responden yang bersedia di minta untuk menandatangani lembar
persetujuan (informed consent).
e. Peneliti menjelaskan cara pengisian kuisioner
f. Pasien yang setuju mengisi form kuisioner
g. Pengelolahan data
h. Pembuatan laporan hasil penelitian dan pembahasan
i. Pengambilan kesimpulan dan saran
j. Penyelesaian laporan akhir penelitian
4.9 Analisis Data
4.9.1 Pengukuran Kategori Tingkat Pemberian Informasi Obat
Data kuisioner tingkat pemberian informasi obat diperoleh dengan
perhitungan skor jawaban.
Skor penilaian harapan adalah 30 yang didapatkan dari jumlah
pernyataan di kuisioner pemberian informasi obat, yaitu 10 pernyataan
dan 3 alternatif jawaban.
Dari hasil perhitungan yang didapat, tingkat pemberian informasi obat
dapat dikategorikan berdasarkan tabel berikut:
Tingkat pemberian informasi obat =
40
Tabel 4.4 Kategori Tingkat Pemberian Informasi Obat
(Arikunto, 2006)
Skor Kategori
76%-100% Baik
51%-75% Cukup
25 % -50% Kurang
4.9.2 Pengukuran Kategori Tingkat Kepuasan Pasien
Pada pengukuran kategori tingkat kepuasan, dilakukan perhitungan
persentase tingkat kepuasan. Pengukuran kategori tingkat kepuasan
dihitung dengan cara:
Skor penilaian harapan adalah 60 yang didapatkan dari jumlah
pernyataan di kuisioner kepuasan, yaitu 15 pernyataan dan 4 alternatif
jawaban.
Dari hasil perhitungan yang didapat, tingkat kepuasan dapat
dikategorikan berdasarkan tabel berikut:
Tabel 4.5 Kategori Tingkat Kepuasan (Anak Agung, 2015)
Kategori Skor (%)
Tidak Puas 25 – 43,75
Kurang Puas 43,76 – 62,50
Puas 62,51 – 81,25
Sangat Puas 81,26 – 100
Tingkat Kepuasan =
41
4.9.3 Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengukur apakah data kuisioner
memiliki distribusi normal atau tidak. Jika data yang telah didapatkan
memiliki distribusi normal dapat dilakukan uji statistik parametrik. Uji
normalitas yang digunakan adalah uji kolmogorov-smirnov. Hipotesis
yang digunakan dalam uji ini yaitu :
Ho : Data X berdistribusi normal
Ha : Data X tidak berdistribusi normal
Pengambilan keputusan :
Jika Sig.(p) > 0,05 maka Ho diterima
Jika Sig.(p) <0,05 maka Ho ditolak
4.9.4 Hubungan Pemberian Informasi Obat terhadap Kepuasan Pasien
4.9.4.1 Data berdistribusi normal
Pearson product moment merupakan uji analisa hubungan pemberian
informasi obat oleh apoteker terhadap kepuasan pasien. Nilai korelasi
pearson dilambangkan dengan r. Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil
adalah –1. r = +1 menunjukkan hubungan positif sempurna, sedangkan r
= -1 menunjukkan hubungan negatif sempurna. Tanda + atau - hanya
menunjukkan arah hubungan (Dahlan, 2012).
42
Tabel 4.6 Statistik Membuat Interval Kategorisasi Kekuatan
Hubungan Korelasi (Sarwono, 2009)
Koefisien Kekuatan Hubungan
0,00 Tidak ada hubungan
0,01 – 0,09 Hubungan yang kurang berarti
0,10 – 0,29 Hubungan lemah
0,30 – 0,49 Hubungan moderat
0,50 – 0,69 Hubungan kuat
0,70 – 0,89 Hubungan sangat kuat
> 0,90 Hubungan mendekati sempurna
4.9.4.2 Data berdistribusi tidak normal
Uji korelasi Somers’d digunakan apabila data berdistribusi tidak normal.
Korelasi Somers’d merupakan korelasi non parametrik yang tepat
digunakan untuk menganalisis suatu hubungan di antara dua variabel
yang memiliki skala data ordinal. Korelasi Somers’d terdiri dari dua
variabel yang dimisalkan dengan variabel X dan variabel Y. Pada
penelitian ini digunakan untuk mengetahui suatu hubungan pemberian
informasi obat oleh apoteker terhadap kepuasan pasien pada pelayanan
non resep. Apabila -Z score < -Z tabel atau +Z score > +Z tabel, maka
ada hubungan yang siginifikan.Untuk menentukan apakah terdapat
hubungan yang signifikan antara kedua variabel dengan melakukan
pengamatan terhadap nilai signifikansi(p) pada hasil analisa. Hipotesis
yang digunakan dalam uji ini yaitu :
43
H0 : Tidak terdapat hubungan pemberian informasi obat oleh apoteker
terhadap kepuasan pasien pada pelayanan swamedikasi.
H1 : Terdapat hubungan pemberian informasi obat oleh apoteker
terhadap kepuasan pasien pada pelayanan swamedikasi.
Pengambilan keputusan :
Jika Sig.(p) > 0,05 maka Ho diterima
Jika Sig.(p) <0,05 maka Ho ditolak